Anda di halaman 1dari 39

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

PETUNJUK TEKNIS
PENYELENGGARAAN PELATIHAN DASAR
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

PUSAT PEMBINAAN PROGRAM DAN KEBIJAKAN


PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

Jalan Veteran Nomor 10, Jakarta Pusat, 10110


Telp. (021)386 8201-5, 345 5021; Fax. (021) 3523317, Website: www.sipka.lan.go.id

1
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

PENDAHULUAN

Lembaga Administrasi Negara sesuai amanat Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Pemerintah No 11 tahun 2017 tentang Manajemen PNS
terkait dengan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
selama satu (satu) tahun masa percobaan, telah menetapkan Peraturan Kepala Lembaga
Administrasi Negara Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon PNS. Pelatihan ini
memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat Pelatihan dan di tempat kerja, yang
memungkinkan peserta mampu untuk menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan,
merasakan manfaatnya serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), sehingga terpatri
dalam dirinya sebagai karakter PNS yang professional.

Demi terjaganya kualitas input, proses, dan keluaran Pelatihan secara berkesinambungan
di masa depan, maka Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan Kompetensi
Aparatur Sipil Negara LAN berinisiatif menyusun Petunjuk Teknis (Juknis) Pelatihan Dasar
Calon PNS ini yang dapat menjadi acuan umum bagi pimpinan lembaga penyelenggara
pelatihan terakreditasi dalam menyelenggarakan Pelatihan Dasar CPNS.

Kami sangat menyadari bahwa Petunjuk Teknis ini jauh dari sempurna. Dengan segala
kekurangan yang ada, kami mohon kesediaan pembaca untuk dapat memberikan masukan yang
konstruktif guna penyempurnaan selanjutnya.

Jakarta, Februari 2019

Pusat Pembinaan Program Dan Kebijakan


Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara
Lembaga Administrasi Negara

2
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

DAFTAR JUKNIS

KODE JUKNIS

001 Perencanaan Penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS


002 Pembekalan Mentor
003 Pembukaan Pelatihan
004 Pola Pendampingan Latsar CPNS
005 Pembimbingan Rancangan Aktualisasi
006 Seminar Rancangan Aktualisasi
007 Aktualisasi Di Tempat Kerja
008 Seminar Pelaksanaan Aktualisasi
009 Evaluasi Akademik
010 Panduan Penerbitan Kode Registrasi Alumni
011 Penutupan Pelatihan
012 Evaluasi Sikap Perilaku
013 Penyusunan Kurikulum Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas
014 Pelaksanaan Kurikulum Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas
015 Penilaian Kurikulum Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas
016 Penyusunan Soal Evaluasi Akademik Tipe A Dan Tipe B
017 Pembelajaran Agenda Sikap Perilaku Bela Negara
018 Tempat Penyelenggaraan Latsar CPNS
019 Desain Seragam Khas Pembelajaran Agenda Sikap Perilaku Bela Negara

3
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

PERENCANAAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN DASAR CPNS


(KODE 001)

Tahap kegiatan perencanaan penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS yang dilaksanakan oleh
Lembaga Pelatihan Pemerintah Pusat dan Daerah Terakreditasi adalah sebagai berikut;
1. Pendataan dan Verifikasi Peserta
Pimpinan Lembaga Penyelenggaran Pelatihan Dasar CPNS terakreditasi melakukan
pendataan jumlah CPNS yang diusulkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Instansi
(Pusat/Daerah) untuk diikutsertakan dalam proses penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS
dan verifikasi persyaratan administratif lainnya. Hasil verifikasi dan pendataan tersebut
dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam membuat perencanaan penyelenggaraan
Pelatihan Dasar CPNS.
a. Bagi Lembaga penyelenggara pelatihan terakreditasi Pusat (kementerian/lembaga) yang
menerima usulan calon peserta dari lingkup pemerintah daerah, instansi pengusul wajib
membawa surat rekomendasi pengiriman calon peserta dari Lembaga penyelenggara
pelatihan terakreditasi Provinsi asal peserta.
b. Bagi Lembaga penyelenggara pelatihan terakreditasi Daerah (Provinsi/Kab/kota) yang
menerima usulan calon peserta dari lingkup pemerintah daerah di luar lingkup provinsinya,
instansi pengusul wajib membawa surat rekomendasi pengiriman calon peserta dari
Lembaga penyelenggara pelatihan terakreditasi Provinsi asal peserta.
c. Bagi Lembaga penyelenggara pelatihan terakreditasi Daerah (Kab/kota) yang menerima
usulan calon peserta dari lingkup pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah di dalam
atau di luar lingkup Kab/Kota/provinsinya, wajib melakukan koordinasi dengan Lembaga
penyelenggara pelatihan terakreditasi Provinsinya.

2. Mekanisme Penyelenggaraan Pelatihan


Mekanisme penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu :
a. menyelenggarakan secara mandiri (swakelola) dengan sumber biaya dari internal
penyelenggara pelatihan (Rupiah Murni/DPA) atau sumber biaya penerimaan (PNBP/
Kontribusi/ sebutan lainnya yang berlaku);
b. Fasilitasi penjaminan mutu penyelenggaraan dengan sumber biaya internal (Rupiah
Murni/DPA) dari instansi pengusul dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.

4
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

Lembaga penyelengggara pelatihan terakreditasi yang akan memfasilitasi penjaminan mutu


penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS, melakukan langkah-langkah sebagai berikut;
a. Mengevaluasi tempat penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS yang diusulkan oleh
instansi pengusul dengan memperhatikan pedoman penyelenggaraan Pelatihan Dasar
CPNS. Apabila hasil evaluasi menyatakan adanya ketidaksesuaian dengan pedoman,
maka wajib untuk tidak memfasilitasi sebagai pejamin mutu dan melakukan koordinasi
dengan menyampaikan laporan ke Deputi Bidang Diklat Aparatur LAN;
b. Menugaskan tenaga pengajar yang telah memiliki kualifikasi dan kompetensi sebagai
pengajar pada pelatihan dasar CPNS;
c. Menugaskan tenaga pelatihan lainnya untuk mendukung proses penyelenggaraan
Pelatihan Dasar CPNS.

Dalam kondisi tertentu, Lembaga Pelatihan Provinsi dapat membuat surat rekomendasi
pengiriman calon peserta asal dari provinsinya kepada lembaga penyelenggara pelatihan
lainnya (Pusat/Daerah), jika tidak bisa memfasilitasi penyelenggaraan pelatihan dasar CPNS
berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan melibatkan pihak-pihak terkait.

3. Pemberitahuan Kesiapan Menyelenggarakan Kepada LAN


Pimpinan Lembaga Pelatihan Pemerintah Terakreditasi Pemberitahuan menyampaikan
kesiapan penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS melalui surat pemberitahuan rencana
penyelenggaraan Pelatihan kepada Kepala LAN melalui Deputi Diklat Aparatur selambat-
lambatnya 3 (tiga) minggu sebelum Pelatihan dilaksanakan sebagai dasar untuk
pemanggilan calon peserta dan menyelenggarakan pelatihan sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan. Substansi surat sekurang-kurangnya menjelaskan tentang:
a) intansi asal CPNS, jumlah peserta/angkatan, system seleksi CPNS, golongan CPNS,
jadwal pelaksanaan, dan tempat penyelenggaraan ;
b) kesiapan tenaga pengajar yang telah memenuhi kompetensi dan kualifikasi untuk
mengajar pada Pelatihan Dasar CPNS;

5
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

PEMBEKALAN MENTOR
(KODE 002)

Pembekalan mentor adalah kegiatan yang ditujukan untuk memberikan bekal pemahaman terkait
dengan tugas dan peran mentor di dalam penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS. Kegiatan
pembekalan mentor dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut;
1. Mentor adalah atasan langsung peserta atau pegawai ASN lainnya yang dianggap memiliki
kompetensi melakukan mentoring untuk mendukung proses pembelajaran agenda habituasi
pada pelatihan dasar CPNS dan ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian instansi.
2. Lembaga Penyelenggara Pelatihan mengundang mentor melalui surat yang ditujukan
kepada Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat di lingkungan Unit Kerja/SKPD tempat
mentor berasal.
3. Pembekalan mentor dapat disampaikan oleh pimpinan lembaga penyelenggara pelatihan
pemerintah terakreditasi.
4. Isi pembekalan mentor mencakup paparan umum:
a. Kebijakan umum pelatihan dasar CPNS
b. Agenda pembelajaran habituasi dan pembelajaran aktualisasi
c. Dukungan tugas dan peran mentor sebagai pembimbing, role model, pengawas, dan
inspirator bagi peserta dalam menyusun rancangan aktualisasi; seminar rancangan
aktualisasi, melaksanakan aktualisasi, dan seminar laporan hasil aktualisasi;

6
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

PEMBUKAAN PELATIHAN
(KODE 003)

Pada awal pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS sangat disarankan untuk melaksanakan kegiatan
pembukaan pelatihan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan pembukaan
pelatihan sebagai berikut :
1. Beberapa hari sebelum pelaksanaan, penyelenggara menyampaikan surat undangan
pembukaan Pelatihan yang ditujukan kepada pihak-pihak terkait.
2. Menyiapkan petugas teknis untuk menunjang kelancaran kegiatan pembukaan.
3. Menyiapkan Sarana dan Prasarana yang menunjang kegiatan pembukaan, seperti: Lay out
ruangan, Nomenklatur penulisan pada back drop, Penomoran kursi peserta, Sound system,
Konsumsi, Daftar hadir peserta, dll.
4. Run down acara kegiatan pembukaan
a. Pengantar dari MC dan sekaligus penyampaian tata cara evakuasi jika terjadi force
majeur di tempat kegiatan pembukaan Pelatihan.
b. Menyanyikan lagu Kebangsaan (Indonesia Raya)
c. Pembacaan Do’a
d. Laporan penyelenggaraan oleh penanggung jawab program
e. Sambutan dan Pembukaan oleh pimpinan lembaga diklat.
5. Menyiapkan draft sambutan pembukaan dan laporan penyelenggaraan

7
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

Lay out acara Pembukaan Pelatihan Dasar CPNS (dapat disesuaikan dengan kondisi ruangan)

BACKDROP

TAMAN

PODIUM

MC

PESERTA

8
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

POLA PENDAMPINGAN LATSAR CPNS


(KODE 004)

1. Pendampingan dalam Pelatihan Dasar CPNS adalah kegiatan pembinaan dan pengawasan
terhadap sikap perilaku peserta sehari-hari selama pelatihan dengan mengembangkan
aspek jasmani, rohani dan spiritual
2. Tujuan pendampingan dalam Pelatihan Dasar CPNS adalah untuk meningkatkan
kedisiplinan, menumbuhkan jiwa kepemimpinan, memupuk kerjasama antar peserta, dan
meningkatkan kemampuan menyampaikan gagasan atau ide secara kritis.
3. Pendampingan dilaksanakan selama 18 hari yaitu pada saat On Campus I, dimana
pelaksanaan pendampingan sudah dimulai pada saat peserta melakukan registrasi.
4. Persyaratan pendamping :
a. Warga Negara Indonesia
b. Sehat jasmani dan rohani
c. Pendidikan diutamakan minimal D3
d. Memiliki kemampuan keteladanan dan jiwa kepemimpinan
e. Menguasai metode pendampingan
f. Memiliki kemampuan teknis dalam melakukan tugas-tugas pendampingan
g. SDM pendamping dapat berasal dari : TNI, POLRI, atau Lembaga Penyelenggara
h. Ditugaskan oleh Pimpinan Lembaga Penyelenggara Pelatihan terakreditasi.
5. Tugas pendamping:
a. Membuat perencanaan tugas kegiatan pendampingan sesuai dengan tujuan
pendampingan
b. Melakukan pengawasan secara ketat dan membimbing peserta untuk menyesuaikan
dengan perubahan pola hidup dan melaksanakan kewajibannya di asrama
c. Membangun kesadaran peserta untuk menghormati hak azasi manusia, tidak melakukan
pembedaan berdasarkan SARA dan mematuhi semua ketentuan yang berlaku di dalam
kampus
d. Mencatat prestasi dan pelanggaran yang dilakukan peserta
e. Melaporkan, berkoordinasi dengan unit-unit terkait serta mengambil tindakan-tindakan
sesuai dengan prosedur mengenai kondisi peserta
f. Mencatat sikap perilaku peserta sehari-hari dan memberikan data dan informasi penting
kepada penyelenggara pelatihan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

9
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

6. Wewenang pendamping
a. Menentukan kebijakan/petunjuk umum tentang aktivitas dan materi pendampingan
b. Memberikan teguran kepada peserta yang terbukti melakukan pelanggaran
c. Menjatuhkan sanksi kepada peserta yang melanggar disiplin
d. Memberikan masukan, saran, pertimbangan kepada lembaga pelatihan tentang berbagai
hal yang perlu dan tidak perlu dilakukan dalam rangka pendampingan
7. Kode etik pendamping:
a. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Bertanggungjawab terhadap keselamatan peserta didik
c. Senantiasa berusaha menjadi panutan
d. Menegakkan tata tertib dan disiplin dalam melaksanakan tugas
e. Bersikap santun, adil, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
f. Tidak menerima pemberian dalam bentuk dan tujuan apapun
g. Tidak melakukan tindak kekerasan dan mengarah kepada intimidasi
h. Saling menghormati dan menghargai antar sesama pendamping
8. Sanksi diberikan kepada peserta yang melanggar ketentua bertujuan untuk membentuk
kepribadian yang berdisiplin tinggi, menjaga ketertiban dan keamanan di lingkungan kampus,
mendidik tanggungjawab, menumbuhkan rasa empati, dan menciptakan suasana kondusif,
serta tidak diperkenankan memberikan sanksi yang bersifat fisik.
9. Pemberian sanksi berdasarkan jenis pelanggarannya dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu:
a. Pelanggaran ringan: teguran lisan, pemberian tugas dan pembinaan secara professional,
educatif dan humanistik
b. Pelanggaran sedang: teguran tertulis, pemberian tugas khusus yang mendidik.
c. Pelanggaran berat: Sanksi pelanggaran berat perlu koordinasi dan keputusan bersama
antara pendamping dan penyelenggara
10. Hal-hal teknis lainnya:
a. Pendampingan dilakukan oleh 2 orang petugas pendamping setiap hari
b. Petugas pendamping mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pendampingannya
kepada Pimpinan Lembaga Pelatihan Pemerintah Terakreditasi
c. Petugas pendamping dalam melaksanakan tugas pendampingan bisa dalam bentuk team
teaching atau shift
d. Dalam pelaksanaan tugasnya pendamping diberikan honorarium penyelenggara dan
transport selama kegiatan pendampingan sesuai dengan peraturan dan perundang
undangan.

10
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

PEMBIMBINGAN RANCANGAN AKTUALISASI


(KODE 005)

Penjelasan teknis terkait dengan pembelajaran aktualisasi pada agenda habituasi, diuraikan
sebagai berikut:
1. Penyusunan rancangan aktualisasi dilakukan dengan mengacu pada modul aktualisasi.
2. Satu coach membimbing kelompok pembimbingan maksimal 10 peserta.
3. Coach memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk membimbing pembelajaran aktualisasi yang
ditugaskan oleh pimpinan lembaga penyelenggara pelatihan dasar CPNS terakreditasi.
4. Selain coach, peserta juga dibimbing oleh mentor yang ditugaskan oleh PPK Instansi;
5. Pembimbingan penyusunan rancangan aktualisasi yang dilakukan oleh Coach yaitu untuk
memfasilitasi peserta:
a. mensintesakan substansi mata pelatihan agenda III kedudukan dan peran PNS dalam
NKRI sebagai aktualisasi untuk mengidentifikasi isu sesuai dengan lingkup pemenuhan
kebutuhan pelaksanaan tugas dan jabatan peserta dan memilih satu (core) isu yang
dinilai aktual dan berdampak, serta mengusulkan gagasan dan kegiatan dalam rangka
pemecahan isu beserta tahapan kegiatan yang terukur dan mengandung unsur kreatif;
b. mensintesakan substansi mata pelatihan agenda II nilai-nilai dasar PNS sebagai
aktualisasi selama melaksanakan setiap kegiatan atau tahapan kegiatan dalam rangka
pemecahan isu,
c. mensintesakan penyelesaian gagasan pemecahan isu keterkaitan dengan pencapaian
visi, misi, dan tujuan organisasi, serta penguatan terhadap nilai-nilai organisasi.
6. Pembimbingan penyusunan rancangan aktualisasi yang dilakukan oleh Mentor yaitu untuk
memberikan dukungan, penguatan, dan validasi atas list isu dan core isu, gagasan
penyelesaian isu, kegiatan untuk mewujudkan gagasan penyelesaian isu yang mengandung
unsur kreatif yang diusulkan oleh peserta di dalam rancangan aktualisasinya;
7. Pelaksanaan pembimbingan penyusunan rancangan aktualisasi di tempat pelatihan
difasilitasi oleh penyelenggara pelatihan;
8. Disamping membahas tentang substansi rancangan kegiatan aktualisasi, peserta dan coach
membangun kesepakatan bersama tentang waktu, media, dan jadwal bimbingan selama
aktualisasi di tempat kerja (off campus);
9. Rancangan aktualisasi yang telah mendapat dukungan dari mentor dan coach disampaikan
kepada penyelenggara pelatihan sebagai bahan presentasi pada kegiatan pembelajaran
seminar rancangan aktualisasi dihadapan penguji, coach, dan mentor.

11
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI


(KODE 006)

Seminar rancangan aktualisasi dilakukan dalam rangka memvalidasi dan memberikan penguatan
terhadap kesiapan peserta dalam melakukan habituasi melalui kegiatan aktualisasi di tempat
kerja dan kesesuaiannya dengan substansi mata pelatihan yang akan telah dipelajari. Penjelasan
teknis terkait dengan Seminar Rancangan Aktualisasi diuraikan sebagai berikut :
1. Kertas kerja Rancangan Aktualisasi (RA) yang telah mendapatkan dukungan mentor dan
coach dan bahan paparan sebagai resume-nya disampaikan kepada penyelenggara, masing-
masing sebanyak 3 eksemplar untuk disampaikan kepada tim evaluator yang terdiri dari
penguji, coach, dan mentor

2. Bahan yang akan dipaparkan sudah disimpan pada satu media persentasi sebelum seminar
rancangan dimulai.
3. Sebelum kegiatan seminar dimulai, minimal 30 menit sebelum seminar dilaksanakan,
penanggung jawab program pelatihan melakukan penyamaan persepsi kepada penguji terkait
dengan tugas dan peran penguji, alokasi waktu, substansi tanya jawab, penggunaan
instrument evaluasi, dan standarisasi penilaian.
4. Selama kegiatan seminar rancangan berlangsung, seluruh peserta berada di ruang seminar,
dan secara bergiliran mempresentasikan rancangan aktualisasinya dipandu oleh coach.
5. Peran dan tugas coach memberikan masukan dan penguatan tambahan terhadap rancangan
aktualisasi berdasarkan masukan dari mentor dan penguji, serta memberikan penilaian
menggunakan instrumen penilaian yang sudah disiapkan.
6. Peran dan tugas mentor memberikan dukungan, validasi, dan penguatan terhadap rancangan
aktualisasi berdasarkan masukan dari coach dan penguji, serta memberikan penilaian
menggunakan instrumen penilaian yang sudah disiapkan.
7. Peran dan tugas penguji menggali kemampuan peserta dalam menyusun rancangan
aktualisasi (validator, memberi masukan dan penguatan) dan komitmen peserta
melaksanakan rancangan aktualisasi di tempat kerja, serta memberikan penilaian
menggunakan instrumen penilaian yang sudah disiapkan
8. Alokasi waktu seminar untuk setiap peserta adalah 45 menit, dengan rincian:
Presentasi peserta : 10 menit
Testimony Mentor : 5 menit
Masukan Penguji : 15 menit
Masukan Coach : 5 menit
Tanggapan peserta : 10 menit

12
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

9. Pokok pembahasan yang dilakukan oleh tim evaluator adalah menilai kualitas penetapan isu,
jumlah rencana kegiatan, kualitas rencana kegiatan, relevansi rencana kegiatan dengan
aktualisasi, dan teknik komunikasi. Sifat pembahasan terhadap rancangan aktualisasi berupa
masukan dan penguatan dalam rangka perbaikan/penyempurnaan rancangan aktualisasi.
Masukan dari tim penguji yang disampaikan kepada peserta penyaji menjadi bahan masukan
bagi peserta lainnya.
10. Setelah melaksanakan seminar, peserta pelatihan wajib melakukan perbaikan terhadap
masukan-masukan dari Tim Evaluator. Hasil perbaikan rancangan aktualisasi dikonsultasikan
kepada coach dan digunakan sebagai pedoman melaksanakan aktualisasi di tempat kerja.

Gambar: Lay Out ruang seminar Rancangan Aktualisasi :


(dapat disesuaikan dengan kondisi ruangan)

Layar

Penyaji
LCD

lainnya
Peserta
Peserta
lainnya

Mentor Penguji Coach

13
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

AKTUALISASI DI TEMPAT KERJA


(KODE 007)

Tahap aktualisasi di tempat kerja, yaitu pembelajaran aktualisasi yang dilaksanakan di tempat
kerja selama masa off campus untuk melaksanakan setiap kegiatan dalam rangka pemecahan
isu yang telah disusun dalam rancangan aktualisasi. Penjelasan teknis terkait dengan
pembelajaran aktualisasi di tempat kerja, diuraikan sebagai berikut:
1. Pada pembelajaran aktualisasi di tempat kerja, peserta melakukan pendalaman terhadap;
core issue yang dipilih (apabila ada rencana perubahan/penambahan), dukungan konsep
pokok mata pelatihan yang melandasi pemilihan core issue dan penetapan inisiatif
pemecahan core issue yang dipilih, melakukan penerapan terhadap: usulan-usulan inisiatif
baik berupa pikiran konseptual dan/atau aktivitas-aktivitas dalam rangka memecahkan core
issue tersebut, menjaga proses dan kualitas mengelola dan menjalankan inisitaif, dan
melakukan analisis terhadap: dampak kemanfaatan hasil inisiatif yang terjadi baik pada
level individu, unit, atau organisasi), dan menjaga keberlangsungan inisiatif yang telah
dilakukan.
2. Selama aktualisasi ditempat kerja, peserta dibimbing oleh coach dan mentor untuk
melaksanakan kegiatan dan melakukan aktualisasi, serta mengumpulkan bukti-bukti
pembelajaran sesuai dengan rancangan aktualisasinya, serta menyusun laporan capaian
kegiatan hasil aktualisasi;
3. Peran dan tugas Coach selama pembelajaran aktualisasi di tempat kerja adalah
membimbing dan mengendalikan jalannya pelaksanaan kegiatan dan aktualisasi dalam
rangka pemecahan isu dengan memberikan dukungan dan layanan konsultasi
menggunakan berbagai media komunikasi yang disepakati dengan peserta;
4. Peran dan tugas Mentor selama pembelajaran aktualisasi ditempat kerja adalah
membimbing dan mengendalikan jalannya pelaksanaan kegiatan dalam rangka pemecahan
isu dengan memberikan dukungan dan layanan konsultasi langsung dengan peserta;
disamping itu mentor juga berperan membimbing peserta untuk melakukan penguatan
kompetensi teknis bidang tugas di bawah bimbingan coach yang ditunjuk di tempat kerja;
5. Keaktifan peserta selama proses pembimbingan akan menjadi indikator keberhasilan
pembelajaran aktualisasi ditempat kerja.
6. Dalam hal terjadi kebuntuan komunikasi atau pembimbingan antara peserta dengan mentor,
coach melakukan konseling dan sebagai perantara komunikasi dengan mentor.
7. Jika selama masa off campus peserta mampu melaksanakan seluruh kegiatan untuk
memecahkan isu dan masih memiliki waktu yang cukup pada masa off campus, peserta

14
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

dapat ditantang untuk memaanfaatkan waktu dengan menetapkan isu atau core isu lainnya
dengan persetujuan mentor, maka peserta membuat rancangan aktualisasi kedua di bawah
bimbingan coach dapat tanpa harus diseminarkan. Hal tersebut akan menjadi pertimbangan
positif terhadap penilaian aktualisasi pada saat seminar hasil pelaksanaan aktualisasi.
8. Selama pembelajaran aktualisasi di tempat kerja, peserta menyusun laporan hasil aktualisasi
yang didukung dengan buki-bukti belajar yang relevan untuk menggambarkan pelaksanaan
kegiatan dan aktualisasinya hingga akhir masa pembelajaran aktualisasi di tempat kerja
sebagai bahan pembimbingan akhir sebelum dipresentasikan pada kegiatan seminar
aktualisasi.

15
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

SEMINAR PELAKSANAAN AKTUALISASI


(KODE 008)

Seminar pelaksanaan aktualisasi ditujukan untuk melihat hasil pelaksanaan kegiatan untuk
pemecahan isu atau core isu dan dampak manfaat yang dihasilkan selama melakukan aktualisasi
di tempat kerja dengan berpedoman pada rancangan aktualisasi. Penjelasan teknis terkait
dengan Seminar Pelaksanaan Aktualisasi diuraikan sebagai berikut :
1. Kertas kerja Laporan Aktualisasi (LA) yang telah mendapatkan dukungan mentor dan coach
dan bahan paparan sebagai resume-nya disampaikan kepada penyelenggara, masing-
masing sebanyak 3 eksemplar untuk disampaikan kepada tim evaluator yang terdiri dari
penguji, coach, dan mentor.
2. Komposisi tim evaluator pada seminar aktualisasi diharapkan sama dengan pada saat
seminar rancangan aktualisasi, jika dalam kondisi tertentu terdapat perbedaan komposisi tim
evaluator, maka penyelenggara wajib menyertakan hasil penilaian seminar rancangan
kepada tim evaluator sebagai bahan pertimbangan penilaian.
3. Bahan yang akan dipaparkan peserta dalam satu kelompok bimbingan sudah disimpan pada
satu media persentasi sebelum seminar rancangan dimulai.
4. Sebelum kegiatan seminar dimulai minimal 30 menit sebelum seminar dilaksanakan,
penanggung jawab program pelatihan melakukan penyamaan persepsi kepada penguji terkait
dengan tugas dan peran penguji, alokasi waktu, substansi tanya jawab, penggunaan
instrument evaluasi, dan standarisasi penilaian.
5. Selama kegiatan seminar rancangan berlangsung, seluruh peserta berada di ruang seminar
dan secara bergiliran mempresentasikan rancangan aktualisasinya dipandu oleh coach.
6. Peran dan tugas coach memberikan masukan dan penguatan tambahan terhadap rancangan
aktualisasi berdasarkan masukan dari mentor dan penguji, serta memberikan penilaian
menggunakan instrumen penilaian yang sudah disiapkan.
7. Peran dan tugas mentor memberikan dukungan, validasi, dan penguatan terhadap rancangan
aktualisasi berdasarkan masukan dari coach dan penguji, serta memberikan penilaian
menggunakan instrumen penilaian yang sudah disiapkan.
8. Peran dan tugas penguji menggali kemampuan peserta dalam menyusun rancangan
aktualisasi (validator, memberi masukan dan penguatan) dan komitmen peserta
melaksanakan rancangan aktualisasi di tempat kerja, serta memberikan penilaian
menggunakan instrumen penilaian yang sudah disiapkan
9. Alokasi waktu seminar untuk setiap peserta adalah 45 menit, dengan rincian:

16
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

Presentasi peserta : 10 menit


Testimony Mentor : 5 menit
Masukan Penguji : 15 menit
Masukan Coach : 5 menit
Tanggapan peserta : 10 menit

10. Pokok pembahasan yang dilakukan oleh tim evaluator adalah menilai kualitas pelaksanaan
kegiatan, kualitas aktualisasi, dan teknik komunikasi. Sifat pembahasan terhadap hasil
aktualisasi berupa masukan dan penguatan dalam rangka perbaikan/penyempurnaan tindak
lanjut aktualisasi. Masukan dari tim penguji yang disampaikan kepada peserta penyaji
menjadi masukan bagi peserta lainnya.
11. Hal-hal lainnya yang dapat digali dalam seminar pelaksanaan aktualisasi diantaranya:
a. dukungan bukti-bukti pembelajaran aktualisasi;
b. solusi terhadap permasalahan yang dihadapi peserta selama aktualisasi di tempat kerja;
c. keaktifan peserta dalam melakukan proses bimbingan dengan mentor dan coach sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan;
d. sikap dan perilaku peserta selama off campus, berdasarkan hasil penilaian mentor.
12. Setelah melaksanakan seminar, peserta pelatihan wajib melakukan perbaikan terhadap
masukan-masukan dari Tim Penguji. Hasil perbaikan rancangan aktualisasi dikonsultasikan
kepada coach dan digunakan sebagai pedoman melaksanakan aktualisasi di tempat kerja
pasca pelatihan serta bahan referensi.

Gambar Lay Out ruang seminar Aktualisasi :


(dapat disesuaikan dengan kondisi ruangan)

Layar

Penyaji
LCD
lainnya
Peserta
Peserta
lainnya

Mentor Penguji Coach

17
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

EVALUASI AKADEMIK
(KODE 009)

Penilaian akademik diberikan kepada peserta untuk menilai pemahaman peserta pada mata
Pelatihan agenda nilai-nilai dasar PNS dan agenda kedudukan dan peran PNS dalam NKRI yang
diberikan oleh penguji evaluasi akademik dengan bobot 20%. Penyelenggaraan evaluasi
akademik dilaksanakan oleh Lembaga Diklat Pemerintah Terakreditasi, dan dalam hal tertentu
Insansi Pembina melalui Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan Kompetensi
ASN LAN dapat memfasilitasi penilaian akademik untuk mengukur standarisasi hasil pelatihan
secara nasional.
Tahapan evaluasi akademik adalah sebagai berikut;
1. Penguji evaluasi akademik ditetapkan oleh pimpinan lembaga penyelenggara pelatihan
terakreditasi dengan tugas menyiapkan set soal, mengawasi jalannya ujian, dan memberikan
penilaian, serta melaporkan pelaksanaan dan hasil ujian kepada penyelenggara pelatihan.
2. Penilaian akademik dilakukan secara terintegrasi setelah seluruh mata Pelatihan pada
agenda nilai-nilai dasar PNS dan agenda kedudukan dan peran PNS dalam NKRI dipelajari
melalui ujian tulis sebanyak 5 JP pada sesi pembelajaran Evaluasi Akademik.
3. Evaluasi akademik dilakukan melalui ujian tertulis yang terdiri dari dua tipe soal. Jenis soal
pada ujian tulis Tipe A dapat berbentuk pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, jawaban
singkat, essai, atau kombinasi diantaranya dengan bobot 10% dan tipe B berbentuk kasus
dengan bobot 10%.
4. Soal disusun oleh Tim pengajar atau tim khusus yang memiliki kompetensi. soal disusun
memenuhi persyaratan soal yang baik untuk mengukur kemampuan akademik peserta
pelatihan dasar CPNS yaitu memliki tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi. Soal yang
telah disusun kemudian digunakan sebagai bank soal.
5. Alokasi waktu Evaluasi Akademik kepada CPNS Golongan III dengan komposisi 2 JP untuk
menyelesaikan soal Tipe A dan 3 JP untuk menyelesaikan soal Tipe B, sedangkan Evaluasi
Akademik yang diberikan kepada CPNS Golongan II dengan komposisi 3 JP untuk
menyelesaikan soal Tipe A dan 2 JP untuk menyelesaikan soal Tipe B.
6. Karakteristik materi soal yang ditanyakan pada tipe A digunakan untuk mengukur
kemampuan peserta dalam memahami dan menganalisis bila dimungkinkan sampai pada
mengevaluasi keterkaitan substansi mata pelatihan dengan aplikasinya pada kondisi nyata
di tempat kerja (pemerintahan/instansi) berdasarkan persfektif tuntutan masing-masing mata
pelatihan, serta menerapkan kaidah-kaidah atau teknik penyusunan evaluasi pembelajaran.

18
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

7. Penyelesaian soal kasus bagi CPNS Golongan III diukur melalui kualitas analisis pemecahan
masalah yang ditunjukan melalui jawaban peserta dengan menggunakan indikator penilaian
di bawah ini:

NO ASPEK dan BOBOT


1. mendeskripsikan rumusan kasus dan/atau masalah pokok, aktor yang terlibat
2%
dan peran setiap aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus.
2. melakukan analisis terhadap:
a. bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan
pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI oleh setiap
aktor yang terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus. 2%
b. dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang
kedudukan dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi
kasus.
3. mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan
3%
konteks deskripsi kasus.
4. Mendeskripsikan konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan
3%
pemecahan masalah berdasarkan konteks deskripsi kasus.

8. Penyelesaian soal kasus bagi CPNS Golongan II diukur melalui kualitas analisis pemecahan
masalah yang ditunjukan melalui jawaban peserta dengan menggunakan indikator penilaian
di bawah ini:

NO ASPEK dan BOBOT


1. mendeskripsikan rumusan kasus dan/atau masalah pokok, aktor yang terlibat
3%
dan peran setiap aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus.
2. melakukan analisis terhadap:
c. bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan
pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI oleh setiap
aktor yang terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus. 3%
d. dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang
kedudukan dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi
kasus.
3. mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan
4%
konteks deskripsi kasus.

9. Rentang skala penilaian adalah nilai 0-100. Proporsi jumlah soal terhadap mata-mata
pelatihan disesuaikan dengan prinsip keterwakilan baik dari segi jumlah ataupun
pembobotannya. Hasil penilaian evaluasi akademik direkapitulasi pada formulir yang sudah
disiapkan dan akan dijadikan dasar untuk rapat evaluasi kelulusan peserta Pelatihan Dasar
CPNS.

19
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

PANDUAN PENERBITAN KODE REGISTRASI ALUMNI


(KODE 010)

Penerbitan kode registrasi alumni (KRA) merupakan kegiatan akhir dari penyelenggara pelatihan
dasar CPNS. Kode registrasi alumni diberikan oleh Instansi Pembina Diklat melalui Pusat
Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN LAN atas permohonan
dari lembaga penyelengggara pelatihan yang didalamnya menegaskan bahwa peserta Pelatihan
Dasar CPNS telah dinyatakan lulus mengikuti Pelatihan berdasarkan hasil rapat evaluasi akhir.
Tahapan penerbitan KRA adalah sebagai berikut;
1. Penanggung jawab program melalui Person In Charge (PIC) SIPKA memasukkan data calon
alumni pada Sistem Informasi Pengembangan Kompetensi Aparatur dengan alamat
http://sipka.lan.go.id dan bertanggungjawab terhadap keabsahan data calon alumni yang
sudah diunggah;
2. Pimpinan Lembaga Penyelenggara Pelatihan terakreditasi menyampaikan surat
permohonan KRA kepada Deputi Bidang Diklat Aparatur Cq. Kepala Pusat Pembinaan
Program dan Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN LAN, selambat-lambatnya 6
(enam) hari kerja sebelum program Pelatihan berakhir;
3. Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN LAN
memberikan KRA sesuai daftar yang sah/diajukan setelah dilakukan verifikasi persyaratan
penerbitan KRA melalui laman www.sipka.lan.go.id;
4. Persyaratan yang digunakan untuk penerbitan KRA adalah adanya: surat permohonan,
kesesuaian data peserta/alumni yang diunggah, surat dukungan penyelenggaraan dari LAN,
dan untuk kondisi tertentu terdapat surat rekomendasi pengiriman peserta.
5. Apabila berdasarkan rapat evaluasi akhir terdapat peserta yang dinyatakan tidak lulus, maka
KRA harus dikembalikan ke LAN dengan menyampaikan surat kepada Kepala Pusat
Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN LAN.

20
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

PENUTUPAN PELATIHAN
(KODE 011)

Pada akhir pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS dilaksanakan kegiatan penutupan


pelatihan atau pelepasan alumni oleh pimpinan lembaga penyelenggara pelatihan. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan penutupan/pelepasan sebagai berikut :
1. Beberapa hari sebelum pelaksanaan, penyelenggara menyampaikan surat undangan
penutupan Pelatihan yang ditujukan kepada pihak-pihak terkait.
2. Menyiapkan petugas teknis untuk menunjang kelancaran kegiatan pembukaan.
3. Menyiapkan Sarana dan Prasarana yang menunjang kegiatan pembukaan, seperti: Lay out
ruangan, Nomenklatur penulisan pada back drop, Penomoran kursi peserta, Sound system,
Konsumsi, Daftar hadir peserta, dll.
4. Run down acara kegiatan penutupan/pelepasan
a. Pengantar dari MC dan sekaligus penyampaian tata cara evakuasi jika terjadi force
majeur di tempat kegiatan penutupan/pelepasan.
b. Menyanyikan lagu Kebangsaan (Indonesia Raya)
c. Pembacaan Do’a
d. Laporan penyelenggaraan sekaligus pengumuman kelulusan peserta
e. Pemberian pengargaan kepada 3 peserta terbaik
f. Sambutan dan penutupan/pelepasan oleh pimpinan lembaga diklat
g. Menyanyikan lagu Padamu Negeri
5. Menyiapkan draft sambutan pembukaan dan laporan penyelenggaraan

21
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

Lay out acara Penutupan Pelatihan Dasar CPNS


(Dapat disesuaikan dengan kondisi ruangan)

BACKDROP

TAMAN

PODIUM

M
C

PESERTA

22
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

EVALUASI SIKAP PERILAKU


(KODE 012)

Evaluasi sikap perilaku pada Pelatihan Dasar CPNS memiliki peran dan posisi yang
strategis, dimana evaluasi sikap perilaku diberikan sebagai kontrol pembentukan sikap perilaku
sehari-hari yang harus ditunjukan peserta sesuai dengan tuntutan sikap perilaku yang diharapkan
muncul di tempat kerja sebagai wujud nyata bela negara. Proses pembiasaan sikap perilaku
tersebut yang menjadi dasar dari evaluasi sikap perilaku selama berada ditempat pelatihan juga
selama peserta melakukan agenda pembelajaran habituasi ditempat kerja.. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan evaluasi sikap perilaku sebagai berikut :
1. Evaluasi sikap perilaku dimulai setelah peserta menyelesaikan pembelajaran agenda sikap
perilaku Bela Negara yang dilakukan oleh Tim Pendamping dengan melakukan pemantauan
terhadap sikap dan perilaku yang ditunjukan peserta selama Pelatihan di tempat pelatihan
dengan empat aspek penilaian yaitu: Kedisiplinan, Kepemimpinan, Kerjasama, dan Prakarsa
dengan bobot 5 (lima) persen.
2. Aspek kedisiplinan sekurang-kurangnya memuat sub aspek: jumah kehadiran dalam setiap
sesi pembelajaran, menjaga etika dan kesopanan, dan kepatuhan terhadap tata tertib baik
yang tertulis maupun yang tidak tertulis guna menjaga kelancaran penyelenggaraan
pelatihan.
3. Aspek kepemimpinan sekurang-kurangnya memuat sub aspek: obyektif dan tegas dalam
memberi instruksi dan/atau mengambil keputusan baik dalam posisi sebagai pengurus
kelas/kelompok atau sebagai bagian dari anggota kelas/kelompok untuk ikut serta
berkontsribusi demi kepentingan bersama, keinginan dan kemampuan membela
kepentingan bersama dan menunjukan rasa bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, dan memberikan contoh keteladanan seperti konsisten, adil, jujur, tekun, dan
rasional dalam setiap bidang kehidupan sebagai CPNS.
4. Aspek kerjasama sekurang-kurangnya memuat sub aspek: menujukan motif berperilaku
positif dalam menyelesaikan tugas bersama secara kooperatif, menujukan sikap berperilaku
menerima pendapat orang lain dalam melahirkan gagasan bersama secara kritis, dan
menunjukan sikap dan perilaku dalam membina keutuhan dan kekompakan kelompok
sebagai bentuk dukungan terhadap kelancaran penyelenggaraan pelatihan dasar CPNS
5. Aspek prakarsa sekurang-kurangnya memuat sub aspek: menunjukan kemampuan
mengajukan pertanyaan yang relevan, terarah, dan terukur kepada pengajar dan
penyelenggara atau kepada sesama peserta pada saat pembelajaran, kemampuan
menyampaikan gagasan atau ide secara kritis, konstruktif dan bermanfaat terkait dengan

23
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

tuntutan pembelajaran ataupun dalam rangka aktualisasi ditempat kerja, dan kemampuan
mengendalikan diri, waktu, situasi dan lingkungan sebagai bentuk dukungan terhadap
kelancaran penyelenggaraan pelatihan dasar CPNS
6. Sub-sub aspek yang terdapat dalam 4 (empat) aspek penilaian sikap perilaku tersebut dapat
dikembangkan oleh pimpinan lembaga penyelenggara pelatihan terakreditasi guna
menambah kelancaran penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS. Penambahan tersebut
dengan memperhatikan kode sikap perilaku yang telah diatur dan berbagai ketentuan yang
mengatur tentang sikap perilaku PNS.
7. Penilaian sikap perilaku dilakukan setiap hari dengan menggunakan formulir atau catatan
penilaian yang telah ditetapkan, setiap pelanggaran dan kepatuhan yang ditunjukan peserta
mendapatkan perhatian khusus dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.
8. Dalam rangka menjaga keberlanjutan penilaian sikap perilaku di tempat pelatihan, maka
pada saat off campus pembelajaran agenda habituasi, tim penilai sikap perilaku
penyelenggara pelatihan melakukan koordinasi dengan unit pengirim peserta untuk
melakukan penilaian sikap perilaku di tempat kerja dengan bobot 5 (lima) persen.
9. Penilaian sikap perilaku di tempat kerja dilakukan oleh tim penilain sikap perilaku instansi
atau mentor, dibawah koordinasi unit yang membidangi pengelolaan SDM Aparatur Instansi
dengan menggunakan instrumen yang telah disusun di lembaga penyelenggara pelatihan
dasar CPNS atau dapat dikembangkan sendiri berdasarkan kebutuhan unit organisasi.
10. Disamping penilaian sikap perilaku terhadap empat aspek penilaian sikap perilaku dan sub-
sub aspeknya, tim pendamping juga melakukan penegakan kode sikap perilaku yang telah
ditetapkan LAN dengan mewajibkan peserta pelatihan melakukan sikap perilaku yang wajib
ditunjukan dan melarang sikap perilaku yang tidak boleh ditunjukan di tempat pelatihan,
beserta sanksi yang telah ditetapkan oleh LAN.

24
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

PENYUSUNAN KURIKULUM
PENGUATAN KOMPETENSI TEKNIS BIDANG TUGAS
(KODE 013)

Penyusunan kebutuhan kurikulum penguatan kompetensi teknis bidang tugas dilakukan


oleh pimpinan unit yang membidangi pengembangan sumber daya manusia aparatur instansi
(unit SDM/Kepegawaian) bekerjasama dengan unit yang membidangi pengembangan SDM
Aparatur (BPSDM/Lemdik), jika dalam kondisi tertentu diperlukan pendalaman dan penguatan
tentang substansi kompetensi dapat dilakukan konsultasi dengan instansi Pembina jabatan
fungsional dan/atau instansi teknis dan dikoordinasikan dengan Instansi Pembina Diklat. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kurikulum penguatan kompetensi teknis bidang tugas
adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan kurikulum penguatan kompetensi teknis bidang tugas yang perlu dikonsultasikan
ke instansi Pembina jabatan fungsional dan/atau instansi teknis, jika kompetensi teknis yang
dibutuhkan tersebut telah diatur secara spesifik (rigid) oleh instansi Pembina jabatan
fungsional dan/atau instansi teknis agar terstandar.
2. Penyusunan kurikulum penguatan kompetensi teknis bidang tugas memperhatikan standar
kompetensi jabatan CPNS berdasarkan jabatan yang diampu peserta di unit kerja yang dapat
diperoleh dari pimpinan unit organisasi atau unit yang membidangi pengelolaan SDM
Aparatur instansi.
3. Jika dalam kondisi tertentu tidak terdapat dokumen formal tentang standar jabatan CPNS di
unit kerjanya, maka unit yang membidangi pengelolaan SDM Aparatur Instansi melalui
kepala unit organisasi tempat CPNS bekerja dapat menyusun standar kompetensi jabatan
dimaksud.
4. Standar kompetensi jabatan yang diampu CPNS dijadikan sebagai dasar untuk melakukan
pemetaan jenis kompetensi teknis yang harus dikuasai CPNS dalam satu tahun masa
percobaan. Jenis kompetensi teknis tersebut terbagi kedalam dua bagian, yaitu kompetensi
teknis administratif/umum dan kompetensi teknis substantif.
5. Kompetensi teknis administratif/umum adalah kompetensi teknis yang dibutuhkan semua
jabatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang bersifat
umum/administratif dan diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tugas.
Contoh:
a. memahami tentang pelaksanaan tugas dan fungsi, serta budaya kerja organisasi
b. memahami pengaturan dan pelaksanaan pola karir dan jabatan ASN, dan
pengembangan kompetensi di organisasi

25
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

c. Memahami tuntutan pelaksanaan tugas jabatan


d. Membuat tata naskah dinas atau tata persuratan dinas
e. Membuat perencanaan dan pelaporan kinerja
f. dst
6. Kompetensi teknis substantif adalah kompetensi teknis yang dibutuhkan jabatan tertentu
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang bersifat spesifik (substantif
dan/atau bidang) yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tugas jabatannya.
Contoh:
a. Memahami operasi Sistim Informasi Diklat Aparatur (bagi PIC SIPKA)
b. Mampu mengoperasikan untuk menerbitkan Kode Registrasi Alumni Pelatihan Teknis
(bagi PIC SIPKA)
c. Mampu menyusun Master Jadwal dan Jadwal Mingguan (bagi Penyelenggara Pelatihan)
d. Mampu membuat perencanaan pengajaran (bagi guru atau tenaga pendidik lainnya)
e. Mampu melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya Narkoba dan zat-zat
adiktif lainnya (bagi penyuluh kesehatan)
f. Mampu melakukan kalibrasi alat uji tarik logam (bagi laboran)
g. dst
7. Penguasaan kompetensi teknis bidang baik untuk kompetensi teknis administratif maupun
kompetensi teknis substantif perlu dijabarkan mata pelatihan/materi pokoknya, jumlah
JP/hari yang dibutuhkan, dan jenis kegiatannya baik melalui jenis pelatihan klasikal maupun
nonklasikal.
8. Jenis pelatihan klasikal adalah suatu proses pemenuhan kompetensi yang dilakukan melalui
proses pembelajaran tatap muka di dalam kelas, paling kurang melalui pelatihan, seminar,
kursus, dan penataran.
Contoh
a. Agar CPNS dalam jabatan sebagai PIC SIPKA mampu memahami dan mengoperasikan
operasi Sistim Informasi Diklat Aparatur untuk menerbitkan Kode Registrasi Alumni
diberikan dalam bentuk kursus.
b. Agar CPNS dalam jabatan sebagai (calon) penyuluh kesehatan mampu melakukan
penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya Narkoba dan zat-zat adiktif lainnya
diberikan pelatihan penyuluhan narkoba.
c. dst
9. Jenis pelatihan nonklasikal adalah suatu proses pemenuhan kompetensi yang dilakukan
paling kurang melalui coaching, mentoring, penugasan mandiri, e-learning, bimbingan di

26
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

tempat kerja, pelatihan jarak jauh, magang kerja, dan pertukaran antara PNS dengan
pegawai swasta.
Contoh
a. Agar CPNS dalam jabatan sebagai guru mampu membuat perencanaan pengajaran
diberikan bimbingan di tempat kerja.
b. Agar CPNS dalam jabatan sebagai PIC SIPKA mampu memahami dan mengoperasikan
operasi Sistim Informasi Diklat Aparatur untuk menerbitkan Kode Registrasi Alumni
diberikan bimbingan di tempat kerja.
c. dst
10. Setiap metode atau strategi pemenuhan kompetensi teknis yang telah ditetapkan dijadikan
dasar untuk menetapkan subtansi pemenuhan kompetensi yang didalamnya memuat
rumusan deskripsi singkat, hasil belajar, indikator hasil belajar, materi pokok, metode
pembelajaran, pengalaman belajar, media pembelajaran dan alokasi waktu.
11. Keseluruhan proses menyusun kurikulum penguatan kompetensi teknis bidang tugas bagi
setiap CPNS instansi, ditandatangani oleh pejabat yang berwenang, dan didokumentasikan
oleh pejabat yang berwenang, kemudian diserahkan kepada pimpinan penyelenggara
pelatihan dasar CPNS.

27
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

PELAKSANAAN KURIKULUM
PENGUATAN KOMPETENSI TEKNIS BIDANG TUGAS
(KODE 014)

Pelaksanaan kurikulum penguatan kompetensi teknis bidang tugas yang akan diberikan
kepada setiap CPNS, baik secara individual, sebahagian, atau keseluruhan CPNS dalam satu
unit/organisasi dilakukan oleh unit yang membidangi pengembangan SDM aparatur di bawah
koordinasi unit yang membidangi pengelolaan SDM aparatur instansi Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan kurikulum penguatan kompetensi teknis bidang tugas, adalah
sebagai berikut :
1. Dokumen kurikulum penguatan kompetensi teknis bidang tugas bagi setiap CPNS instansi,
ditandatangani oleh pejabat yang berwenang, dan didokumentasikan oleh pejabat yang
berwenang, kemudian diserahkan kepada pimpinan penyelenggara pelatihan dasar CPNS
dijadikan dasar dalam pelaksanaanya.
2. Pelaksanaan pemenuhan kompetensi teknis bidang tugas yang dilakukan dengan pelatihan
klasikal dikoordinasikan dengan unit yang membidangi pengembangan SDM Aparatur agar
mendapatkan pengakuan hak pemenuhan kompetensi bagi CPNS.
3. Pelaksanaan pemenuhan kompetensi teknis bidang tugas yang dilakukan dengan pelatihan
nonklasikal dikoordinasikan dengan pejabat yang berwenang unit kerja, dan dilaporkan
kepada unit yang membidangi pengembangan SDM Aparatur agar mendapatkan pengakuan
hak pemenuhan kompetensi bagi CPNS.
4. Pelaksanaan pemenuhan kompetensi teknis bidang tugas yang diberikan, baik melalui
pelatihan klasikal mapun nonklasikal selama masa percobaan CPNS, dapat dilakukan
dengan periode waktu pelaksanaan:
a. Sebelum CPNS dikirim ke tempat pelatihan untuk mengikuti pelatihan dasar CPNS;
b. Saat CPNS sebagai peserta pelatihan dasar CPNS off campus untuk melaksanakan
agenda pembelajaran habituasi; atau
c. Kombinasi antara huruf (a) dan huruf (b)
5. Biaya yang diperlukan untuk pemenuhan kompetensi teknis bidang tugas merupakan
tanggung jawab instansi asal CPNS.
6. Dalam rangka memudahkan proses pelaksanaan penguatan kompetensi teknis bidang tugas
Instansi bagi CPNS dapat ditunjuk coach di tempat kerja oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
Instansi CPNS. Tugas Coach ditempat kerja adalah memfasilitasi CPNS untuk mendapatkan
pemenuhan penguatan kompetensi teknis bidang tugas selama masa percobaan CPNS, dan
memberikan atau mengkoordinasikan penilaian terhadap capaian penguasaan kompetensi

28
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

teknis bidang tugas yang akan dilaporkan kepada unit yang membidangi pengelolaan SDM
Aparatur instansi.
7. Penilaian capaian penguasaan kompetensi teknis bidang tugas oleh CPNS dilaporkan
kepada unit yang membidangi pengelolaan SDM Aparatur instansi menggunakan formulir
penilaian yang telah disiapkan.

29
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

PENILAIAN KURIKULUM
PENGUATAN KOMPETENSI TEKNIS BIDANG TUGAS
(KODE 015)

Pada akhir pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS pimpinan unit yang membidangi
pengalolaan SDM Aparatur Instansi wajib menyerahkan rekapitulasi penilaian kurikulum
penguatan kompetensi teknis bidang tugas setiap CPNS kepada pimpinan penyelenggara
pelatihan dasar CPNS terakreditasi tempat dilaksanakannya pelatihan bagi CPNS. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam penilaian, adalah sebagai berikut :
1. Penilaian penguatan kompetensi teknis bidang tugas dilakukan setelah CPNS
menyelesaikan pembelajaran pada kurikulum penguatan kompetensi teknis bidang tugas.
Penyelenggaraan evaluas, baik melalui pelatihan klasikal maupun nonklasikal dari pihak
yang memberikan penguatan kompetensi teknis bidang tugas, kemudian direkapitulasi
perolehan nilainya oleh unit yang mengelola SDM Aparatur Instansi diberikan bobot 20%.
2. Pengisian nilai pembelajaran pada kurikulum penguatan kompetensi teknis bidang tugas
didasarkan atas prinsip:
a. akuntabilitas adalah bahwa penilaian kegiatan pembelajaran atas dasar keahlian yang
telah diperoleh CPNS dan dapat dipertanggungjawabkan.
b. proporsionalitas adalah penilai memperhatikan kesempatan yang diperoleh CPNS untuk
mengikuti pelatihan teknis dengan hak yang harus diperoleh selama masa percobaan.
c. netralitas adalah bahwa setiap penilai tidak berpihak dari segala bentuk pengaruh
manapun dan tidak memihak kepada kepentingan siapapun.
d. nondiskriminatif adalah bahwa dalam pemberian penilaian tidak membedakan perlakuan
berdasarkan jender, suku, agama, ras, dan golongan.
3. Penilaian capaian penguasaan kompetensi teknis bidang tugas menggunakan formulir
penilaian yang telah disiapkan.
4. Jika dalam kondisi tertentu penilaian kurikulum penguatan kompetensi teknis bidang tugas
dari pimpinan unit yang membidangi pengelolaan SDM Aparatur instansi asal peserta belum
diterima oleh pimpinan penyelenggara pelatihan dasar CPNS, maka rapat penentuan nilai
akhir peserta pelatihan dasar CPNS tetap berjalan dengan menunda sementara
penghitungan pembobotan nilai tersebut. Dan pelaksanaan kegiatan pelepasan (penutupan)
pelatihan oleh pimpinaan penyelenggaraa pelatihan tetap dilaksanakan, dengan
menyampaikan penundaan pengumuman kelulusan peserta dikarenakan satu komponen
penilaian yang belum dibahas.

30
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

PENYUSUNAN SOAL EVALUASI AKADEMIK


TIPE A DAN TIPE B
(KODE 016)

Dalam rangka mendukung pelaksanaan evaluasi akademik yang berkualitas pada


pelatihan dasar CPNS yang diberikan pada akhir pembelajaraan di tempat pelatihan, maka
instrument evaluasi harus dipersiapkan dengan baik. Tenaga pengajar wajib membuat soal
evaluasi akademik sesuai dengan kaidah evaluasi pemmbelajaran dan Pimpinan penyelenggara
pelatihan menugaskan penguji evaluasi akademik untuk memfasilitasi penyelenggaraan evaluasi
akademik untuk agenda pembelajaran nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan dan peran PNS
dalam NKRI mulai dari menyiapkan soal, setting soal, menggandakan, mengawasi jalannya ujian,
melakukan koreksi, dan membuat rekapitulasi nilai.
Terdapat dua jenis tipe soal yaitu tipe A dan Tipe B. Soal ujian tulis Tipe A disusun
berdasarkan kebutuhan setiap mata pelatihan, jenis soalnya dapat berbentuk:
1. Pilihan ganda, adalah jenis soal pilihan yang diberikan dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan peserta dalam memilih kebenaran konsep/prinsip pada satu materi pokok yang
telah dipelajarinya.
2. Benar-salah, adalah jenis soal yang diberikan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan
peserta dalam meyakini pilihan sebuah konsep/prinsip pada satu materi pokok yang telah
dipelajarinya.
3. Menjodohkan, adalah jenis soal yang diberikan dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan peserta dalam menunjukan keterkaitan antar konsep/prinsip dan/atau antara
konsep/prinsip dengan penerapannya.
4. Jawaban singkat, adalah jenis soal yang diberikan dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan peserta dalam menjelaskan konsep/prinsip pada satu materi pokok yang telah
dipelajarinya.
5. Essai, adalah jenis soal yang diberikan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan
peserta dalam menjelaskan keterkaitan konsep /prinsip pada beberapa materi pokok yang
telah dipelajarinya.
6. Dari setiap bentuk ujian tulis type A dapat dipilih salah satu bentuk atau kombinasi di
antaranya dengan jumlah soal menyesuaikan dengan tuntutan JP evaluasi akademik type A,
bobot setiap mata pelatihan berdasarkan JP, dan total bobot nilai 0 sd 100.
7. Jumlah JP evaluasi akademik type A bagi golongan III diberikan selama 2 JP dan bagi
golongan II diberikan selama 3 JP.

31
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

Penyusunan Soal Tipe B (Soal kasus) diberikan dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan peserta dalam menunjukan kemampuan berpikir ilmiah, kritis, logis dan sistematis,
dan kreatif yang didasari atas mata pelatihan yang telah dipelajari. Kemampuan berpikir tersebut
akan mencerminkan penguasaan kompetensi environmental scanning, problem solving, dan
ctrical thingking. Jumlah JP evaluasi akademik type B bagi golongan III diberikan selama 3 JP
dan bagi golongan II diberikan selama 2 JP.
Teknik penulisan kasus dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Kasus yang disusun untuk mengetahui kemampuan peserta mengusai materi pada satu
pembelajaran agenda pembelajaran disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Substansi kasus disusun berdasarkan fakta ril yang terkait dengan penyelenggaraan
pemerintahan khususnya dalam pelayanan publik.
b. Teks kasus ditulis dan dikembangkan oleh penyusun soal kasus dengan memperhatikan
penggunaan bahasa Indonesia baku dan teknik penulisan kasus yang baik.
c. Dimensi dan cakupan kasus yang akan diangkat memenuhi kebutuhan substansi
pembelajaran agenda II dan agenda III sehingga kasus dapat dipecahkan berdasarkan
cakupan materi yang terdapat pada kedua agenda pembelajaran tersebut.
d. Ruang lingkup penulisan kasus memuat aktor dan peran aktor baik yang bersifat
protagonist ataupun protagonist secara tersamar, isu yang diangkat dalam kasus
sebaiknya tidak tunggal namun diharapkan yang dapat memunculkan suatu “dilemma”.
e. Jumlah soal kasus yang disajikan dibuat dalam dua fokus yaitu kasus yang memuat
dilemma aktualisasi nilai-nilai dasar dalam pelaksanaan tugas pemerintahan khususnya
dalam bidang pelayanan publik dan dilemma pelaksanaan kedudukan dan peran PNS
dalam konteks NKRI selama melaksanakan tugas pemerintahan khususnya dalam
bidang pelayanan publik
f. Metode pemecahan kasus menggunakan panduan yang telah ditetapkan.
2. Kasus yang ditulis untuk mengetahui kemampuan peserta mengusai materi pada dua
agenda pembelajaran disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Substansi kasus disusun berdasarkan fakta ril yang terkait dengan penyelenggaraan
pemerintahan khususnya dalam pelayanan publik.
b. Teks kasus ditulis dan dikembangkan oleh penyusun soal kasus dengan memperhatikan
kaidah atau teknik penulisan kasus.
c. Dimensi dan cakupan kasus yang akan diangkat memenuhi kebutuhan substansi pada
dua agenda pembelajaran sekaligus sehingga kasus dapat dipecahkan berdasarkan
cakupan materi yang terdapat pada agenda pembelajaran tersebut.

32
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

d. Ruang lingkup penulisan kasus memuat aktor dan peran aktor baik yang bersifat
protagonist ataupun protagonist secara tersamar, isu yang diangkat dalam kasus
sebaiknya tidak tunggal namun diharapkan yang dapat memunculkan suatu “dilemma”.
e. Jumlah soal kasus yang disajikan dibuat dalam satu fokus yaitu kasus yang memuat
dilemma pelaksanaan kedudukan dan peran PNS dalam konteks NKRI selama
melaksanakan tugas pemerintahan khususnya dalam bidang pelayanan publik dengan
aktualisasi nilai-nilai dasar dalam pelaksanaan tugas jabatannya.
f. Metode pemecahan kasus menggunakan panduan yang telah ditetapkan

33
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

PEMBELAJARAN AGENDA SIKAP PERILAKU BELA NEGARA


(KODE 017)

Pengalamana belajar Agenda Sikap dan Perilaku Bela Negara diperoleh melalui
serangkaian pengalaman belajar di dalam kelas maupun di luar kelas. pengalaman belajar di
dalam kelas dilaksanakan mulai dari membaca materi Pelatihan, mendengar dan berdiskusi serta
simulasi dan menonton film pendek. Sedangkan pengalaman belajar di luar kelas dilaksanakan
melalui kegiatan yang terkait substansi Mata Pelatihan. Selanjutnya dilakukan pula refleksi
terhadap pengalaman tersebut yang di penghujung pembelajaran peserta menunjukan sikap dan
perilaku bela negara selama penyelenggaraan Pelatihan Dasar, baik tempat pelatihan ataupun
pada saat pelaksanaan aktualisasi di tempat kerja pada agenda habituasi.
Pembelajaran agenda sikap perilaku bela Negara perlu ditunjang dari hasil pembelajaran
Dinamika Kelompok (DK). Pembelajaran DK memberikan dukungan teknis dalam pembentukan
kelompok dan membangun komitmen bersama yang sejala dengan tuntutan proses
pembelajaran agenda sikap perilaku bela Negara.
Terdapat tiga mata pelatihan dalam agenda sikap perilaku bela Negara yaitu: Wawasan
Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara, Analisis Isu Kontemporer, dan Kesiapsiagaan Bela
Negara. Ketiga mata pelatihan tersebut dirancang dan disampaikan secara terintegrasi, hal ini
ditandai dengan deskripsi ketiga mata pelatihan tersebut yang dideskripsikan dalam satu
deskripsi singkat, yaitu : Mata Pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan memahami
wawasan kebangsaan melalui pemaknaan terhadap nilai-nilai bela negara, sehingga peserta
memiliki kemampuan untuk menunjukan sikap perilaku bela negara dalam suatu kesiapsiagaan
yang mencerminkan sehat jasmani dan mental menghadapi isu kontemporer dalam menjalankan
tugas jabatan sebagai PNS profesional pelayan masyarakat melalui pembelajaran yang
menitikberatkan pada pembelajaran praktik.
Penjelasan diatas digambarkan dalam skema sebagai berikut:

34
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

Dalam menyusun desain pembelajaran agenda sikap perilaku bela Negara, terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Pembelajaran diampu oleh 2 (dua) orang pengampu materi (pengajar), mekanisme
pengampuan mata pelatiihan dapat dirancang pada setiap JP mata pelatihan diampu oleh 2
(dua) pengajar atau pada JP tertentu hanya diampu oleh 1 (satu) pengajar selain itu diampu
oleh lebih dari 1 (satu) pengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kualifikasi pengajar
disesuaikan dengan tuntutan materi pokok yang akan diberikan.
2. Pembelajaran di dalam kelas terdiri dari mata pelatihan Wawasan Kebangsaan dan Nilai-
Nilai Bela Negara dan Analisis Isu Kontemporer. Khusus mata pelatihan Kesiapsiagaan Bela
Negara dilakukan di luar kelas. Pembelajaran di dalam kelas dilakukan secara klasikal
dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran yang interaktif. Pembelajaran di luar
kelas mengandung pengertian dilakukan di luar kelas pelatihan (outdor learning activity)
dan/atau jika satu dan lain hal dapat dilakukan di dalam ruangan (kelas/ auditorium/ aula/
GOR/ Hall/ sebutan lainnya) untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan
berbagai metode pembelajaran praktik atau permainan, untuk mendukung pembelajaran,
peserta latsar dapat menggunakan seragam khusus yang telah didesain oleh LAN.
3. Desain pembelajaran mata pelatihan :
a. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara memberikan pengalaman belajar
untuk dapat memahami dan menghayati cara pandang peserta pelatihan terhadap
bangsa dan negaranya dalam persfektif tugas dan fungsinya sebagai ASN yang
dilandasi oleh Nilai-Nilai Bela Negara;
b. Analisis Isu Kontemporer memberikan pengalaman belajar untuk dapat memahami dan
menghayati cara pandang peserta pelatihan terhadap makna perubahan, perubahan
lingkungan strategis, mengenali isu-isu kontemporer ( 7 kejahatan dunia) dan keterkaitan
dari masaing masing isu yang memberikan dampak pada perubahan lingkungan
strategis bangsa dan negara, serta strategi mendeteksi, menganalisis, dan menghadapi
isu-isu dalam persfektif tugas dan fungsinya sebagai ASN; dan
c. Kesiapsiagaan Bela Negara memberikan pengalaman belajar untuk dapat menghayati,
dan memaknai dengan melakukan berbagai aktivitas pembelajaran praktik atau
permainan-permainan yang memberikan penguatan pentingnya sikap perilaku bela
Negara yang ditunjukkan sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai ASN.
4. Terdapat beberapa kegiatan pembelajaran praktik yang sangat disarankan untuk diberikan
kepada peserta, yaitu:
a. PBB dan Tata Upacara;

35
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

b. Keprotokolan;
c. Kewaspadaan Dini (Bapulket/Pulbaket/Analisis Sosial);
d. Caraka Malam atau Jurit Malam yang diakhiri ASBN; dan
e. Permainan-permainan yang menarik dan menyenangkan di alam terbuka (luar kelas)
untuk melatih ketangkasan fisik, penguatan mental, dan daya tahan dengan penekanan
pada aspek kedisiplinan, kepemimpinan, kerjasama, dan prakarsa.
5. Desain pembelajaran dapat disusun sesuai dengan urutan materi pokok berdasarkan urutan
pada mata pelatihan atau dikombinasikan antara pembelajaran di dalam kelas dan di luar
kelas secara terintegrasi. Untuk kebutuhan pembelajaran tertentu yang membutuhkan waktu
sampai dengan malam hari dapat dilakukan dengan memperhatikan aspke kelelahan
peserta. Contoh-contoh skema desain pembelajaran tersebut, antara lain
Contoh Skema Pembelajaran 1:
Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga Hari Keempat Hari Kelima
Modul 1 (3 JP) Modul 2 (3 JP) Modul 3 (3 JP) Modul 3 (3 JP) Modul 3 (3 JP)
Modul 1 (3 JP) Modul 2 (3 JP) Modul 3 (3 JP) Modul 3 (3 JP) Modul 3 (3 JP)
Modul 2 (3 JP) Modul 3 (3 JP) Modul 3 (3 JP) Modul 3 (3 JP) Modul 3 (3 JP)
Contoh Skema Pembelajaran 2:
Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga Hari Keempat Hari Kelima
Modul 1 (3 JP) Modul 2 (3 JP) Modul 3 (3 JP) Modul 3 (3 JP) Modul 3 (3 JP)
Modul 1 (3 JP) Modul 2 (3 JP) Modul 3 (3 JP) Modul 3 (3 JP) Modul 3 (3 JP)
Modul 3 (3 JP) Modul 2 (3 JP) Modul 3 (3 JP) Modul 3 (3 JP) Modul 3 (3 JP)
Contoh Skema Pembelajaran 3:
Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga Hari Keempat Hari Kelima
Modul 1 (3 JP) Modul 2 (3 JP) Modul 3 (3 JP) Modul 3 (3 JP) -
Modul 1 (3 JP) Modul 2 (3 JP) Modul 3 (3 JP) Modul 3 (3 JP) Modul 3 (3 JP)
Modul 3 (3 JP) Modul 2 (3 JP) Modul 3 (3 JP) Modul 3 (3 JP) -
- - - Modul 3 (3 JP) -
- - - Modul 3 (3 JP) -

6. Peserta dikondisikan untuk melakukan pengucapan janji (ikrar) bela Negara sesuai dengan
tugas fungsinya sebagai ASN dalam suatu situasi yang khidmat dan terpimpin (misalnya
pada kegiatan apel Api Semangat Bela Negara (ASBN) yang diterangi oleh Api Unggun pada
malam hari) dengan mencium bendera merah putih sebagai simbol kebanggaan dan
kepatuhan terhadap NKRI.
7. Pada akhir pembelajaran bela Negara ditandai dengan kesiapan seluruh peserta untuk
menunjukan sikap perilaku bela Negara khususnya selama mengikuti Latsar CPNS, yang
selanjutnya akan digunakan sebagai dasar penilaian sikap perilaku oleh Tim Pendamping.

36
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

TEMPAT PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS


(KODE 018)

Tempat penyelenggaraan Latsar CPNS menggunakan fasilitas pelatihan pada lembaga


penyelenggara Latsar CPNS dan apabila tidak memungkinkan, maka penyelenggaraan Latsar
CPNS dapat menggunakan fasilitas lain dengan ketentuan sebagai berikut:
1. gedung dengan ruang kelas, aula dan penginapan milik pemerintah (seperti wisma
pemerintah daerah, asrama haji/islamic center).
2. gedung/fasilitas penyelenggara pendidikan tinggi (seperti universitas, sekolah tinggi,
akademi) yang memiliki fasilitas penginapan/asrama mahasiswa;
3. fasilitas militer atau kepolisian dengan ruang kelas yang memiliki sarana pembelajaran yang
memadai (seperti barak/Rindam/Sekolah Polisi Negara);
4. hotel dengan persyaratan sebagai berikut:
a) penginapan untuk peserta terpisah dari tamu lain selama masa pembelajaran on campus
I; dan
b) memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk kegiatan pembelajaran (seperti
sarana olahraga, ruang kelas, ruang ibadah, ruang aula, dan lapangan untuk kegiatan
outdoor,).

Hal-hal yang perlu menjadi pertimbangan apabila akan menggunakan fasilitas lain
sebagaimana dimaksud di atas, antara lain:
1. Lembaga Penyelenggara Latsar Terakreditasi sudah melebihi ketersediaan kapasitas atau
daya tampung untuk menyelenggarakan Latsar CPNS;
2. Lembaga Penyelenggara Latsar Terakreditasi bertanggung jawab sebagai penjamin mutu
penyelenggaraan Latsar pada penggunaan fasilitas lain; dan
3. Mekanisme kerjasama atau penggunaan fasilitas lain memperhatikan peraturan dan
perundang undangan.

37
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

DESAIN SERAGAM KHAS


PEMBELAJARAN AGENDA SIKAP PERILAKU BELA NEGARA
(KODE 019)

Dalam rangka mendukung proses pembelajaran agenda sikap perilaku bela Negara dan
menjaga kekhasan pembelajaran bela Negara di dalam Latsar CPNS, Lembaga Administrasi
Negara membuat desain seragam sebagai acuan alternatif yang dapat digunakan oleh Lembaga
Penyelenggara Latsar CPNS, dengan memperhatikan hal hal sebagai berikut:
1. Desain seragam disusun memperhatikan kebutuhan pembelajaran baik di dalam kelas
maupun di luar kelas, khususnya pada pembelajaran agenda sikap perilaku bela Negara;
2. Jenis seragam terdiri dari model kemeja dan kaos lengan panjang, celana panjang model
lapangan, dan di lengkapi dg penutup kepala (topi). Khusus untuk model kemeja, pada
lengan kemeja didesain dapat digulung rapi setengah lengan;
3. Warna seragam menggunakan pola warna gelap dengan memperhatikan stelan atasan dan
bawahan yang selaras;
4. Atribut yang dapat digunakan, antara lain:
a. Logo Instansi Penyelenggara Latsar CPNS atau Penyelenggara Latsar CPNS;
b. Logo Khas agenda pembelajaran bela Negara;
c. Tulisan Pelatihan Dasar CPNS yang dapat ditulis dalam bentuk singkatan, dan warna
tulisan menyesuaikan dengan warna dasar seragam sehingga dapat terlihat dan terbaca
dengan jelas dan terang;
d. Dimensi atribut menyesuaikan dengan tempat pemasangannya; dan
e. Lembaga Penyelenggara Latsar CPNS dapat menambahkan atribut lainnya seperti:
nama peserta, angkatan, tahun, dsb apabila diperlukan;
5. Penempatan atribut dapat melihat contoh desain dan apabila ada penambahan atribut dapat
menyesuaikan pada tempat (posisi) yang memperhatikan aspek kelayakan dan kepatutan;
6. Pimpinan Lembaga Penyelenggara Latsar CPNS dapat melakukan penyesuaian desain
seragam termasuk warna yang tidak terlalu jauh dari contoh desain yang telah disusun oleh
LAN;
7. Hal-hal teknis dalam pemasangan atribut seragam diserahkan sepenuhnya kepada
Lembaga Penyelenggara Latsar CPNS dengan memperhatikan aspek kelayakan dan
kepatutan;
8. Mekanisme pengadaan seragam memperhatikan peraturan dan perundang undangan;
9. LAN tidak menyediakan jasa pembuatan atau pengadaan seragam.

38
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LATSAR CPNS

Contoh desain seragam bela Negara adalah sebagai berikut:


Keterangan:
1. Bahan yang digunakan diupayakan yang
nyaman dan mudah menyerap keringat;
2. Jenis seragam terdiri dari model kemeja dan
kaos lengan panjang, serta celana lapangan
yang di lengkapi dg penutup kepala (topi);
3. Lengan pada kemeja dapat digulung rapi
setengah lengan;
4. Kaos dapat dibuat berkerah atau tidak berkerah
atau model lainnya;
5. Warna yang digunakan selaras atau serasi;
6. Besarnya ukuran atribut menyesuaikan dengan
tempat pemasangannya;
7. Bentuk dan dimensi logo instansi
menyesuaikan;
8. Detail desain dan pola jahitan dapat
menyesuaikan;
9. Ukuran seragam menggunakan standar umum
ukuran seragam;

39

Anda mungkin juga menyukai