Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PENENTUAN STANDAR LINGKUNGAN RAMAH ANAK PADA LEMBAGA


PEMBINAAN KHUSUS ANAK (LPKA): STUDI KASUS LPKA SALEMBA
DAN LPKA TANGERANG

BIDANG KEGIATAN:

PKM PENELITIAN SOSIAL HUMANIORA

Diusulkan Oleh:

Nanda Alfiyandi 1606924606 2016


Andhika Akbar Nurrochmat 1606925110 2016
Guilliano Tristan Anthony Stevenson 1706053015 2017

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2018

i
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ iv
BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3.Tujuan Penelitian................................................................................................. 3
1.4.Luaran yang Diharapkan ..................................................................................... 3
1.5.Manfaat Penelitian ............................................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 4
2.1.Child-Friendly City (CFC) .................................................................................. 4
2.2.Lingkungaan Ramah Anak .................................................................................. 4
2.3.Anak Yang Berhadapan dengan Hukum ............................................................. 5
BAB 3. METODE PENELITIAN ................................................................................ 6
3.1.Metode Penelitian ................................................................................................ 6
3.2.Populasi dan Sample ........................................................................................... 6
3.3.Tahapan Penelitian .............................................................................................. 6
3.4.Teknik Analisis Data ........................................................................................... 7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ............................................................ 8
4.1.Anggaran Biaya ................................................................................................... 8
4.2.Jadwal Kegiatan .................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 10
LAMPIRAN ................................................................................................................ 11
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing ................................. 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan................................................................ 17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ....................... 19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan ........................................................... 20

iii
DAFTAR TABLE

PERENCANAAN BIAYA ........................................................................................... 6


JADWAL KEGIATAN ................................................................................................ 7

iv
1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masa Perang Dunia pertama, banyak anak-anak yang menjadi korban,
korban kekerasan yang setiap hari merasakan kesengsaraan serta hak hak anak
terabaikan. bahkan setelah berakhirnya perang dunia, masih belum adanya
pemenuhan hak-hak anak di negara-negara di dunia. bukan hanya di negara yang
sedang berperang tetapi juga di negara-negara berkembang dan negara-negara maju
(UNICEF Annual Report,1996:33). Permasalahan bagi anak banyak terjadi sepeti
seperti perdagangan anak, pekerja anak, anak anak jalanan, dan prostitusi anak.
Mengatasi permasalahan yang ada, Majelis Umum Persatuan Bangsa-Bangsa
(PBB) pada tanggal 20 November 1989 mengesahkan Konvensi Hak Anak
(Convention on The Rights of The Child). Konvensi hak anak merupakan perjanjian
internasional tentang hak asasi manusia yang dijadikan sebagai prinsip universal dan
norma hukum mengenai kedudukan anak. Konvensi hak anak memiliki 45 (empat
puluh lima) pasal yang ditiap pasal mengandung masing masing hak yang dimiliki
anak. Pada pasal 40 (empat puluh) Konvensi hak anak, dijelaskan bahwa negara
harus mengakui hak-hak anak yang dinyatakan sebagai tertuduh atau diakui sebagai
telah melanggar hukum. Kemudian konvensi hak anak diratifikasi di Indonesia
menjadi UU Nomor 23 Tahun 2002, yang didalamnya juga diatur Mengenai
pemenuhan hak anak-anak yang berhadapan dengan hukum. Pemerintah dan
masyarakat wajib memberikan perlindungan khusus, salah satunya pemenuhan sarana
dan prasarana serta penyediaan lingkungan ramah anak.
Penerapan lingkungan ramah anak bagi anak-anak yang berhadapan dengan
hukum diimplementasikan dengan dibentuknya Lembaga Pembinaan Khusus Anak
(LPKA) menggantikan LAPAS Anak pada tahun 2015. Konsep child friendly
environment harus diterapkan di LPKA seluruh Indonesia sesuai dengan hal yang
tercantum dalam UU Nomor 23 Tahun 2002 terdapat pasal yang berbunyi anak-anak
berhak mendapatkan sarana bermain yang memenuhi syarat kesehatan dan
keselamatan. Konsep Child Friendly environment diharapkan pemerintah di suatu
kota mampu memberikan suatu jaminan terhadap hak-hak anak, seperti: kesehatan,
perlindungan, perawatan, pendidikan, tidak menjadi korban diskriminasi, mengenal
lingkungan dan budayanya dalam arti yang luas, berpartisipasi dalam merencanakan
kota tempat tinggalnya, memiliki kebebasan bermain, dan memperoleh lingkungan
yang bebas dari polusi (Widiyanto, 2012: 214)
Seluruh Lembaga Pembinaan Khusus Anak sudah menerapkan konsep
lingkungan ramah anak, bagi dari segi perlindungan, kesehatan, pendidikan dan
lainnya. Tetapi masih ada beberapa LPKA yang masih menumpang dengan Lembaga
Permasyarakatan (LAPAS) orang dewasa, salah satunya LPKA Salemba di Jakarta.
2

LPKA Salemba sudah memiliki sistem ramah anak tetapi sayangnya bangunan untuk
LPKA dengan LAPAS masih dalam satu bangunan yang sama sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi antara anak-anak di LPKA dan penghuni LAPAS
dewasa.
Sedangkan idealnya adalah LPKA dan LAPAS orang dewasa seharusnya
dipisah sehingga anak-anak yang menghuni LPKA tidak harus berinteraksi dengan
penghuni LAPAS. Seperti contoh Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) yang
sudah menerapkan Lingkungan ramah anak dan memiliki wilayah yang terpisah
dengan LAPAS adalah LPKA Tangerang.
Dengan latar belakang yang sudah disebutkan itulah, penelitian ini akan
mencoba menggali kembali dampak-dampak apa saja yang dialami oleh penghuni
LPKA yang masih satu lokasi dengan penghuni LAPAS dewasa. Selain itu, dengan
mengacu kepada kedua LPKA tersebut yaitu LPKA Salemba dan LPKA Tangerang,
bagaimana standar lingkungan ramah anak yang seharusnya diterapkan di seluruh
LPKA di Inonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Mengacu pada kedua Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Salemba
dan LPKA Tangerang yang akan kami teliti mengenai penerapan Lingkungan ramah
anak. Maka dari itu perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah dampak-dampak yang dialami oleh penghuni LPKA yang masih
berada dalam satu lingkungan dengan penghuni LAPAS?
2. Bagaimana standar Lingkungan Ramah Anak yang seharusnya diterapkan
di LPKA di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengeksplor dampak apa saja yang ditimbulkan dari lokasi LPKA
yang masih berlokasi sama dengan LAPAS.
2. Untuk menentukan bagaimana standar lingkungan ramah anak yang
seharusnya diterapkan oleh LPKA di Indonesia

1.4 Luaran yang Diharpakan


Adapun luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Penyusunan artikel atau karya tulis ilmiah yang dipublikasikan kepada
masyarakat dan dimasukkan dalam jurnal nasional terakreditasi
2. Mampu menciptakan rekomendasi berupa modul yang diajukan sebagai
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) bagi akademisi dan praktisi dalam
3

mengembangkan konsep lingkungan ramah anak di Lembaga Pembinaan


Khusus Anak (LPKA)

1.5 Manfaat Penelitian


Berikut manfaat yang kami harapkan menjadi hasil dari penelitian ini :
1. Bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan adalah untuk mengembangkan
kajian-kajian mengenai Child Friendly environment bagi anak yang
berhadapan dengan hukum, yang hingga saat ini masih belum banyak
ilmuan yang membahas tentang hal ini.
2. Untuk membuat standardisasi bagi pemerintah dan praktisi dalam
menyelenggarakan konsep lingkungan ramah anak di LPKA diseluruh
Indonesia.
4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Child-Friendly City (CFC)


Menurut Lynch dalam Widiyanto (2012: 211) konsep Child-Friendly City
(CFC) atau yang selanjutnya disebut Kota Layak Anak (KLA) sebenarnya berawal
dari proyek yang diinisiasi oleh UNESCO dengan program Growing Up City.
Kegiatan ini sendiri diujicobakan di empat negara terpilih, yaitu Argentina, Australia,
Mexico dan Polandia. Tujuan dari program ini adalah mengetahui bagaimanakah
sekelompok anak-anak usia belasan tahun menggunakan dan menilai lingkungan
keruangan (spatial space) sekitarnya. Selanjutnya, konsep Child-Friendly City (KLA)
diperkenalkan oleh UNICEF dengan tujuan menciptakan suatu kondisi yang
mengaspirasi hak-hak anak melalui tujuan, kebijakan, program-program dan struktur
pemerintahan lokal (Widiyanto, 2012: 214).
Konsep Child Friendly City diharapkan pemerintah di suatu kota mampu
memberikan suatu jaminan terhadap hak-hak anak, seperti: kesehatan, perlindungan,
perawatan, pendidikan, tidak menjadi korban diskriminasi, mengenal lingkungan dan
budayanya dalam arti yang luas, berpartisipasi dalam merencanakan kota tempat
tinggalnya, memiliki kebebasan bermain, dan memperoleh lingkungan yang bebas
dari polusi (Widiyanto, 2012: 214).

2.2 Lingkungan Ramah Anak


Lingkungan ramah anak adalah lingkungan sosial bagi perkembangan anak.
Menurut Urin Bonfrenbrenner, seorang pakar perkembangan mengatakan bahwa,
anak anak berkembang dipengaruhi oleh konteks sosial dalam kehidupan anak-anak.
Lingkungan atau ruang publik menurut teori ekologi ditempatkan sebagai
mesosistem, yakni ruang kolektif dimana anak-anak melaksanakan tugas-tugas
perkembangannya di luar rumah. Ruang kolektif ini sangat menentukan kualitas
perkembangan anak, sehingga ruang publik adalah bagian penting dari pembentukan
kualitas sosial perkembangan anak di luar rumah. Ruang publik berupa taman
bermain adalah suatu lingkungan yang penting bagi anak-anak untuk bermain dan
bergaul dengan teman sebaya mereka.
Aktivitas anak-anak pada taman bermain akan lebih hidup jika pada taman
bermain dilengkapi dengan fasilitas bermain yang aman dan nyaman sehingga anak-
anak merasa senang dan menikmati waktu mereka. Meskipun aman dan nyaman,
pengawasan orang tua tetap dibutuhkan untuk memastikan bahwa anak-anak tersebut
dijaga sehingga aman. Mengawasi anak secara langsung atau bahkan bermain dengan
anak adalah suatu kesempatan bagi orang tua untuk mengakrabkan diri sekaligus
menjalankan kewajiban orang tua untuk mendidik anak. Pengawasan orang tua
menjadi hal yang penting dan merupakan salah satu persyaratan ruang publik anak.
5

2.3 Anak yang Berhadapan dengan Hukum


Anak yang berhadapan dengan hukum adalah seorang anak yang sedang
terlibat dengan masalah hukum atau sebagai pelaku tindak pidana, sementara anak
tersebut belum dianggap mampu untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya,
menginggat usianya yang belum dewasa dan sedang bertumbuh berkembang,
sehingga berhak untuk dilindungi sesuai dengan undang-undang.
Menurut hal ini adalah anak yang telah mencapai umur 8 tahun dan belum
mencapai 18 tahun atau belum menikah. Faktor penyebab anak berhadapan dengan
hukum di kelompokan menjadi 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal,
yang pertama faktor internal anak berhadapan dengan hukum mencakup: keterbatasan
ekonomi keluarga; keluarga tidak harmonis (Broken Home); tidak ada perhatian dari
orang tua, baik karena orang tua sibuk bekerja ataupun bekerja di luar negeri sebagai
TKI; lemahnya iman dan takwa pada anak maupun orang tua. Sedangkan untuk
faktor eksternal ialah kemajuan globalisasi dan kemajuan tekhnologi tanpa diimbangi
kesiapan mental oleh anak; lingkungan pergaulan anak dengan teman-temanya yang
kurang baik; tidak adanya lembaga atau forum curhat untuk konseling tempat anak
menuangkan isi hatinya; kurangnya fasilitas bermain anak mengakibatkan anak tidak
bisa menyalurkan kreativitasnya dan kemudian mengarahkan kegiatannya untuk
melanggar hukum
6

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif
kualitatif. Metode kualitatif ini dipilih berkaitan dengan tujuan penelitian untuk
mendapatkan informasi mendalam dari narasumber. Data dalam penelitian ini dibagi
atas data primer dan data sekunder. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan
data primer diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan
dalam data primer yang menjadi informan adalah pihak yang memiliki peran sentral
dalam Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Salemba dan Tangerang. Selain
itu, peneliti juga mengumpulkan informasi dari anak-anak penghuni LPKA Salemba
dan LPKA Tangerang yang merasakan secara langsung bagaimana kehidupan
didalam LPKA tersebut.
Data sekunder akan diperkuat dengan melakukan studi literatur dan referensi
terkait permasalahan ini. Referensi yang kami pilih haruslah mengacu pada sumber
yang akurat dan terpercaya seperti situs resmi pemerintah ataupun jurnal ilmiah yang
telah dipublikasikan, penentuan data sekunder yang diambil juga melalui diskusi
dengan dosen pembimbing.

3.2 Populasi dan Sampel


Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Para pejabat yang ada di
LPKA Salemba dan LPKA Tangerang serta anak-anak penghuni LPKA tersebut.
Sedangkan, untuk penarikan sampel yang akan diteliti, penelitian menggunakan
teknik purposive sampling yang berguna untuk memperoleh informan yang tepat
dalam memahami fenomena yang ada di dalam penelitian.

3.3 Tahapan Penelitian


Berikut ini adalah tahapan penelitian yang akan dilaksanakan:
1. Peneliti melakukan survei dan observasi awal untuk mendapatkan
informasi awal yang digunanakan untuk menyusun kegiatan penelitian.
Dalam survei ini peneliti juga menyelesaikan izin penelitian ke lokasi.
2. Melakukan persiapan rancangan penelitian dan menyusun instrument
penelitian yang akan dilakukan
3. Mencari dan menelusuri sumber-sumber pustaka yang mendukung
penelitian tentang penerapan lingkungan ramah anak pada Lembaga
Pembinaan Khusus Anak.
4. Setelah melaksakan langkah sebelumnya, peneliti akan mulai
mengumpulka data primer dan data sekunder. Mengumpulkan data primer
dengan melakukan wawancara mendalam terhadap para pejabat LPKA
7

dan anak-anak penghuni LPKA. Direncanakan untuk mendapatkan


informasi secara utuh dengan cara observasi dan dokumentasi. Serta
mengumpulkan data sekunder
5. Setelah data primer dan sekunder telah dikumpulkan, peneliti kemudian
menganalisis data tersebut sampai peneliti dapat menarik kesimpulan dan
menyusun rekomendasi bagi pihak-pihak yang bersangkutan
6. Dalam setiap penelitian, tahapan terakhir yang penting untuk dilakukan
adalah peneliti akan mempublikasi hasil penelitian dan dimasukkan dalam
jurnal nasional terakreditasi

3.4 Teknik Analisis Data


Analisis data adalah suatu proses pencarian pola dalam data, kebiasaan yang
berulang, benda atau ilmu pengetahuan (Neuman, 2007). Dalam penelitian ini teknik
analisis data yang digunakan bersifat induktif. Analisis data dapat dilakukan dengan
melakukan kodifikasi terhadap data yang telah ditemukan dengan melakukan
kategorisasi ke dalam tema-tema tertentu (Neuman, 2007) dengan proses sebagai
berikut:
1. Open Coding, yaitu bagian analisis yang berhubungan dengan penamaan
dan kategorisasi data mentah dari temuan lapangan sesuai dengan
pertanyaan penelitian.
2. Axial Coding, yaitu mengkategorisasikan data berdasarkan tema-tema
yang mencakup hubungan sebab akibat, pengelompokan, atau pengurutan
dan melihat hubungan antartema tersebut ke dalam subkategori.
3. Selective Coding, mengintegrasikan kategori-kategori yang sudah ada
dengan melihat hubungan antara tema-tema dengan data-data untuk
membentuk sebuah abstraksi, konsep, dan teori.
4. Interpretation, yaitu melakukan interpretasi dari data yang didapatkan
untuk melakukan penarikan kesimpulan dan saran.
8

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggara Biaya


Anggaran biaya selengkapnya dapat dilihat pada bagian lampiran 2. Berikut
adalah pembagian dan persentase rincian pengeluaran.
Tabel 1. Rancangan Anggaran

No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1. Perlengkapan yang diperlukan Rp. 2.575.000
2. Bahan Habis Pakai Rp. 650.000
3. Perjalanan Rp. 4.200.000
4. Lain-lain Rp. 4.650.000
Jumlah Rp. 12.075.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Penelitian ini direncanakan akan berlangsung selama 5 (lima) bulan dengan
rincian sebagai berikut.
Tabel 2. Jadwal Penelitian
Bulan
Kegiatan Penelitian
1 2 3 4 5
Persiapan
Penyusunan rancangan
dan instrumen penelitian
Mengurus perizinan
penelitian
Pengumpulan Data
Mewawancarai Pihak
Pejabat LPKA Salemba
Mewawancarai Pihak
Pejabat LPKA
Tangerang
Mewawancarai Anak-
anak Penghuni LPKA
Salemba
Mewawancarai Anak-
anak Penghuni LPKA
Tangerang
Mewawancarai Keluarga
9

Anak-anak Penghuni
LPKA
Mengumpulkan Data
Sekunder
Analisis Data
Pengolahan data
Analisis data
Penulisan Laporan Akhir Penelitian
Pengumpulan seluruh
data penelitian
Penulisan laporan
penelitian
Penarikan kesimpulan
Publikasi hasil
penelitian
10

DAFTAR PUSTAKA

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2011. Laporan Akhir Kajian


Pengembangan Kota Layak Anak di Kota Yogyakarta. Yogyakarta: Bappeda.
Darwan Prints, 2003. Hukum Anak Indonesia. Bandung : Citra Aditya Bakti.

Gultom, Maidin, 2010. Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam System


Peradilan Pidana Anak Di Indonesia, Bandung: Refika Aditama
Hamidi. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Malang : UMM Press
Lewer, Helen, 1993. Merawat Bangsal Anak. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Lexy J Moelong. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Nashriana. 2011. Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak Di Indonesia. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Neuman, W.L. 2007. Social Research Method: Qualitative and Quantitative
Approach. Boston: Allyn and Balcon.
Soetodjo, Wagianti. 2006. Hukum pidana anak. Bandung: Refika Aditama.
UNICEF. 2011. A Practical Guide to Developing Child Friendly Space,
http://www.unicef.org/protection/A_Practical_Guide_to_Developing_Child_F
riendly_Spaces_-_UNICEF_(1).pdf. Diunduh pada tanggal 20 November
2018.
Widiyanto, Dodi. 2012. Lingkungan Kota Layak Anak (Child-Friendly City)
berdasarkan Persepsi Orang Tua di Kota Yogyakarta oleh Dosen UGM.
Jurnal Bumi Lestari, Vol 12 No 2.
11

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Kelompok

1. Biodata Ketua Kelompok


A. Identitas diri
1. Nama Lengkap Nanda Alfiyandi
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Program Studi Ilmu Administrasi Fiskal
4. NIM 1606924606
5. Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 3 Juni 1996
6. E-mail nandaalfiyandi11@gmail.com
7. No. Telepon/ HP 081285556167
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/ Pernah Diikuti
No. Jenis Kegiatan Status Dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1. Resimen Mahasiswa UI Anggota 2016 – sekarang
MAKO UI
2. Paduan Suara FIA UI Anggota 2016 – sekarang
FIA UI
3. Patroli Mahasiswa UI Anggota 2018
PLK UI
4. UI Track And Field Anggota 2016 – 2017
Stadion UI
C. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir

No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun


Penghargaan
1. Juara Harapan II OSTN Matematika Dinas Pendidikan 2012
teknologi tingkat Jakarta Timur DKI Jakarta
2. Juara III OSTN Matematika Teknologi Dinas Pendidikan 2013
Tingkat Jakarta Timur DKI Jakarta
3. Juara II OSTN Matematika Teknologi Dinas Pendidikan 2013
Tingkat DKI Jakarta DKI Jakarta
4. Juara I OSTN Matematika Teknologi Dinas Pendidikan 2014
Tingkat Jakarta Timur DKI Jakarta
5. Juara I OSTN Matematika Teknologi Dinas Pendidikan 2014
Tingkat DKI Jakarta DKI Jakarta
6. Juara III OSTN Matematika Teknologi Kementerian 2014
Tingkat Nasional Pendidikan dan
Kebudayaan
7. Juara I Math Olimpiade 54 Festival SMA Negeri 54 2013
8. Juara III Paduan Suara Mahasiswa PKN STAN 2017
Tingkat Nasional
12
13
14
15

3. Biodata Dosen Pendamping

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar) Satrio Budi Adi, S.E, M.Si


2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Program studi 0906050094
4. NIP/ NIDN 0906050094/ 0316046401
5. Tempat dan Tanggal Lahir Jember, 16 April 1964
6. E-mail Satrio.budi@yahoo.com
7. Nomor Telepon/HP 081385867496
8. Alamat kantor FIA Universitas Indonesia
9. Nomor Telepon/Faks 021 78849087 / 021 78849050
B. Riwayat Pendidikan

Program S-1 S-2 S-3


Nama PT Universitas Universitas -
Jember Indonesia
Bidang Ilmu Manajemen Administrasi dan -
Kebijakan Bisnis
Tahun Masuk- 1992 2001 -
Lulus
C. Rekam Jejak di Tri Dharma Perguruan Tinggi

C.1. Pendidikan/ Pengajaran

No Nama Mata Kuliah Wajib/ Pilihan SKS


1. Pengantar Ilmu Ekonomi Wajib 3 SKS
(Koordinator)
2. Ekonomi dan Pembangunan Wajib 3 SKS
Sosial
3. Evaluasi Proyek Wajib 3 SKS
4. Ekonomi Manajerial Wajib 3 SKS
5. Manajemen Keuangan Wajib 3 SKS
6. Keuangan Internasional Wajib 3 SKS
7. Bisnis Internasional Wajib 3 SKS
8. Pemodelan Bisnis Wajib 3 SKS
9. MPKT A dan B (koordinator UI Wajib 6 SKS
pendidikan karakter/softskill )
16
17

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Perlengkapan yang diperlukan


No. Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan Jumlah biaya
(Rp) (Rp)
1. Buku catatan lapangan 3 Rp. 75.000 Rp. 225.000
2. Alat perekam 3 Rp. 250.000 Rp. 750.000
3. Dokumentasi (foto dan Rp. 100.000
video)
4. Souvenir informan 5 Rp. 300.000 Rp. 1.500.000
Subtotal (Rp) Rp. 2.575.000
2. Bahan habis pakai
No. Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan Jumlah biaya
(Rp) (Rp)
1 Kertas dan Tinta Printer 1 set Rp. 200.000 Rp. 200.000

2 ATK (pulpen, map, Rp. 150.000


amplop, Stapler, dll)
3. Pulsa 3 Voucher Rp. 100.000 Rp. 300.000

Subtotal (Rp) Rp. 650.000

3. Perjalanan
No. Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan Jumlah Biaya
(Rp) (Rp)
1. Transportasi ke LPKA 10 kali x 3 Rp. 80.000 Rp. 2.400.000
Tangerang orang
2. Transportasi ke LPKA 10 kali x 3 Rp. 50.000 Rp. 1.500.000
Salemba orang
3. Transportasi ke 2 kali x 3 Rp. 50.000 Rp. 300.000
Kementerian Hukum orang
dan HAM
Subtotal (Rp) Rp. 4.200.000

4. Bahan habis pakai

No. Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan Jumlah Biaya


(Rp) (Rp)
1. Admnistrasi perizinan Rp. 150.000

2. Publikasi penelitian Rp. 3.000.000


(Modul, Hakki, Jurnal
nasional terakreditasi)
3. Pelaporan dan Rp. 300.000
penggandaan
18

4. Konsumsi di LPKA 10 kali x 3 Rp. 20.000 Rp. 600.000


Tangerang orang
5 Konsumsi di LPKA 10 kali x 3 Rp. 20.000 Rp. 600.000
Salemba orang
Subtotal (Rp) Rp. 4.650.000

TOTAL (KESELURUHAN) Rp. 12.075.000


19

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penelitian dan Pembagian Tugas

No. Nama/NIM Program Bidang Alokasi Uraian Tugas


Studi Ilmu Waktu
(jam/
mingu)

1. Nanda Ilmu Sosial 25 Jam/ Bertanggung jawab


Afiyandi/ Administrasi Humaniora Minggu atas pelaksanaan
1606924606 Fiskal penelitian,
mengurus
perizinan, menjadi
koordinator
lapangan dalam
pelaksanaan
penelitian dan
mengumpulkan
data kondisi sosial
masyarakat

2. Andhika Ilmu Sosial 20 Jam/ Kesekretariatan,


Akbar Administrasi Humaniora Minggu menyusun laporan
Nurrochmat/ Fiskal kegiatan,
1606925110 mengelola
pemasukan dan
pengeluaran
anggaran
penelitian, serta
mengelola
dokumentasi.
3. Guilliano Kriminologi Sosial 20 Jam/ Menjalin hubungan
Tristan Humaniora Minggu dengan masyarakat
Anthony yang diteliti,
Stevenson/ mengoordinasi
1706053015 transportasi dan
mengakomodasi
kebutuhan
pelaksanaan
penelitian, serta
mengelola
publikasi penelitian
20

Anda mungkin juga menyukai