Anda di halaman 1dari 2

NOTULEN RAPAT

Perihal : Rapat Identifikasi Resiko Analisis Dan Tindak Lanjut Resiko Pelayanan
Klinis Di Laboratorium
Hari/Tanggal : Kamis, 14 Juli 2016
Pukul : 11.00 sd 13.00 WIB
Tempat : Ruang Rapat Lt. 2 UPTD Yankes Kec. Soreang

PEMBAHASAN

A. Ditetapkan Failure Modes Laboratorium yang terdiri dari tahapan proses:


1. Menerima Formulir Pemeriksaan dengan mode kesalahan seperti pencatatan nama, alamat atau
jenis pemeriksaan yang diminta pada formulir pemeriksaan.
Penyebab terjadinya adalah Dokter/Pemeriksa salah menulis identitas pasien dan salah menceklis
jenis pemeriksaan.
Akibatnya identitas pasien salah dan jenis pemeriksaan yang diinginkan tidak terperiksa.
2. Pelabelan identitas pasien pada tabung/wadah sampel dengan mode kesalahan penulisan identitas
ataupun pelabelan pada wadah sampel.
Penyebab terjadinya adalah petugas lab tidak teliti atau lupa dalam penulisan nama pasien
ataupun menempelkan label
Akibatnya terjadi kemungkinan sampel tertukar dengan pasien lain atau sampel tidak beridentitas
3. Pengambilan sampel darah dengan mode kesalahan seperti kegagalan dalam pengambilan
sampel darah terutama pada pasien anak-anak.
Penyebab terjadinya adalah vena pasien sangat kecil dan sulit teraba dan pada pasien anak-anak
saat diambil darah bergerak aktif dan mengangis.
Akibatnya sampel tidak dapat diambil atau jumlah sampel kurang sehingga tidak dapat diperiksa.
4. Penyimpanan Reagen dengan mode kesalahan seperti kegagalan penyimpanan reagen sesuai aturan
penyimpanan.
Penyebab terjadinya adalah tidak tersedia pemantau suhu untuk lemari pendingin.
Akibatnya reagen mudah rusak.
5. Pemeriksaan Sampel dengan mode kesalahan seperti kesalahan prosedur dalam melakukan
pemeriksaan sampel.
Penyebab terjadinya adalah petugas kurang menguasai prosedur.
Akibatnya hasil pemeriksaan tidak sesuai.
6. Pencatatan hasil pemeriksaan dengan mode kesalahan seperti kesalahan dalam pencatatan hasil
pemeriksaan pada formulir hasil laboratorim.
Penyebab terjadinya adalah petugas laboratorim kurang teliti dalam pencatatan hasil.
Akibatnya hasil yang dikeluarkan tidak sesuai.
7. Penyerahan hasil Laboratorium dengan mode kesalahan seperti kesalahan dalam penyerahan hasil
laboratorium.
Penyebab terjadinya adalah petugas laboratorium tidak mengidentifikasi pasien dengan lengkap
dan benar saat penyerahan hasil.
Akibatnya hasil pemeriksaan laboratorium tertukar.
8. Penyerahan /pemberian sampel dahak dari pasien ke laboratorium dengan mode kesalahan seperti
potensi terjadinya penyebaran bakteri dari bahan infeksius (dahak) kepada pasien lain.
Penyebab terjadinya adalah pasien menyerahkan sampel dahak melewati pintu masuk ruang
laboratorium atau melewati pasien lab lain yang sedang diperiksa.
Akibatnya pasien lain merasa tidak nyaman dan berpotensi terjadinya penyebaran bakteri dari
bahan infeksius (dahak).

B. Penentuan CUT OFF FMEA Laboratorium


Setelah ditetapkan Failure Mode Laboratorium lalu diberi skoring dari masing-masing tahapan
proses dengan hasil perolehan:
TAHAP RPN % KUMULATIF
1. Menerima Formulir Pemeriksaan 8 100%
2. Pelabelan Identitas pasien pada tabung/wadah sampel 24 75%
3. Pengambilan sampel darah 32 55%
4. Penyimpanan Reagen 36 43%
5. Pemeriksaan Sampel 30 66%
6. Pencatatan hasil pemeriksaan 20 91%
7. Penyerahan hasil Laboratorium 24 83% (Cut Off)
8. Penyerahan /pemberian sampel dahak dari pasien ke 84 30%
laboratorium

% Kumulatif < 80% : Harus Ditindaklanjuti


% Kumulatif > 80% : Tidak Harus Ditindaklanjuti

C. Ditetapkannya FMEA LABORATORIUM UPTD YANKES Kecamatan Soreang.

Notulen Rapat

Mira Aprilliani

Anda mungkin juga menyukai