Anda di halaman 1dari 29

PEDOMAN PELAYANAN

UNIT LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK

RUMAH SAKIT AWAL BROS BATAM


2014
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................... i


Kata Pengantar........................................................................................................... ii
Daftar Isi..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang............................................................................................... 1
Tujuan............................................................................................................. 1
Ruang Lingkup............................................................................................... 1
Batasan Operasional....................................................................................... 2
Landasan Hukum............................................................................................ 3
BAB II STANDAR KETENAGAAN
Kualifikasi SDM............................................................................................. 4
Distribusi Pengaturan Ketenagaan................................................................. 5
Pengaturan Jaga ……………………………………………………………... 5
BAB III STANDAR FASILITAS ………………………………………………….. 6
Denah ruangan .............................................................................................. 6
Standar Fasilitas …………………………………………………………… 7
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN ………………………………………... 7
Tata Laksana Pelayanan................................................................................. 12
Kebijakan Pencatatan dan Pelaporan ……………………………………… 11
BAB V LOGISTIK ………………………………………………………………… 12
BAB VI KESELAMATAN PASIEN ......................................................................... 13
BAB VII KESELAMATAN KERJA ……………………………………………….19
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ……………………………………………… 24
BAB IX PENUTUP................................................................................................... 26
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat yang telah
dikaruniakan sehingga Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit
Awal Bros Batam ini dapat selesai disusun.

Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium Patologi Klinik ini dibuat untuk memenuhi
kebutuhan akan pedoman kerja bagi petugas rumah sakit yang bekerja di Unit Laboratorium
Patologi Klinik. Pedoman ini sangat penting untuk membantu sistematika kerja di Unit
Laboratorium Patologi Klinik sehingga pada akhirnya diharapkan dapat mengurangi atau
menurunkan angka kematian, kecacatan dan infeksi serta meningkatkan mutu pelayanan Unit
Laboratorium Patologi Klinik pada umumnya.

Tidak lupa penyusun sampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan semua
pihak dalam menyelesaikan Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium Patologi Klinik Rumah
Sakit Awal Bros Batam.

Batam, Februari 2014


Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal yang merupakan salah satu unsur
dari pada kesejahteraan umum. Departemen Kesehatan berupaya meningkatkan
kemampuan semua sarana kesehatan, agar mampu memberikan pelayanan kesehatan
maupun pelayanan medik secara terpadu, merata, berhasil guna dan berdaya guna.
Hal hal yang menjadi dasar pemikiran dalam penyusunan Buku Pedoman Pelayanan

Laboratorium Rumah Sakit Awal Bros Batam adalah :


1. Sejalan dengan peningkatan dan perluasan program – program kesehatan
2. Adanya perkembangan teknologi
3. Adanya peningkatan permintaan masyarakat akan pelayanan yang lebih bermutu,
canggih dan lebih nyaman
4. Pelayanan Laboratorium sebagai penunjang pelayanan

Pelayanan yang cepat, tepat dan cermat hanya dapat terwujud apabila Laboratorium
didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai dan berfungsi dengan baik, serta
didukung pula oleh petugas yang profesional dan pelaksana yang terdidik dan sadar akan
tanggung jawab yang dipikulnya.

Untuk meningkatkan sumber daya manusia di bidang laboratoium yang profesional


diperlukan adanya suatu pengembangan sumber daya manusia yang berkelanjutan.

Pengembangan dan pendidikan bisa dilakukan dengan cara pendidikan formal dan non
formal. Pendidikan non formal antara lain kursus, seminar, pelatihan yang diikuti oleh
tenaga terapis secara bergantian.

B. Tujuan Pedoman
a. Umum :
Sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan, prosedur dan segala proses di
bidang laboratorium di rumah sakit Awal Bros Batam
b. Khusus :
1) Pelayanan laboratorium yang profesional kepada pelanggan
2) Tercapainya kebutuhan tenaga profesional di Unit Laboratorium
3) Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan laboratorium sesuai standar yang
berlaku.
4) Membantu program pemerintah dalam pelayanan kesehatan

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


1. Rencana
Penyusunan Pedoman Pelayanan Laboratorium, pengorganisasian Unit Laboratorium
Patologi Klinik & Staf dengan berkoordinasi :
 Manager penunjang medis
 Ka. Unit Laboratorium ( Dokter Pk )
 Analis
 Mutu rumah sakit
2. Aksi
 Pelayanan Administrasi
 Pelayanan Pemeriksaan Hematologi
 Pelayanan Pemeriksaan Kimia Klinik
 Pelayanan Pemeriksaan Immuno/serologi
 Pelayanan Pemeriksaan Urinalysa
 Pelayanan Pemeriksaan Mikrobiologi
3. Pemantauan
a. Pengumpulan Indikator mutu:
 Monitoring kegagalan pengambilan darah
 Respon Time pelayanan darah
 Kesalahan Input Hasil Pemeriksaan
b. Pengawasan Lapangan
c. Performance dan Disiplin SDM
d. Performance alat medik dan teknologi
4. Evaluasi
a. Evaluasi SDM
b. Evaluasi Prosedur (SPO) dan Kebijakan
c. Evaluasi Alat (Equipment)
d. Evaluasi Standar Profesi
e. Evaluasi Managerial Process
f. Evaluasi Data Indikator
Pada prinsipnya merupakan upaya pengolahan data hasil monitoring yang dilakukan
manajemen Unit Laboratorium bersama jajaran manajemen dan atasan struktural
secara berkala dan ditentukan oleh manajer Jangmed.
5. Rekomendasi
Merupakan tindak lanjut (rekomendasi) dari hasil pengolahan data pada tahap
evaluasi. Wujudnya dapat berupa suatu project, program tahunan, atau revisi dari
sistem (kebijakan dan prosedur), revisi dari metode, penambahan alat, SDM dan lain
sebagainya baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

D. Batasan Operasional
1. Ruang pendaftaran
Adalah Ruangan tempet penerimaan pasien, pendaftaran pasien dan pengambilan
hasil laboratorium. Diruangan ini pasien dilakukan proses registrasi sebelum
pengambilan sampel oleh petugas administrasi laboratorium.
2. Ruangan pengambilan Darah
Adalah ruangan dimana tempat pengambilan specimen darah pasien dewasa ataupun
anak - anak setelah dilakukan registrasi.
3. Ruangan Pemeriksaan
Adalah ruangan dimana tempat melakukan pemeriksaan terhadap specimen pasien
yang telah diambil. Dimana diruangan ini hampir semua kegiatan dilakukan.
Diruangan pemeriksaan ini mempunyai fasilitas peralatan dan sarana yang dapat
dilihat pada daftar inventaris laboratorium
4. Ruangan Ka. Unit
Ruang Ka. Unit laboratorium adalah sebagai ruang kerja kepala instalasi, di ruangan
ini pula staf medik fungsional laboratorium melakukan pembacaan dan analisa hasil
laboratorium.
E. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/MENKES/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 436/MenKes/SK/VI/1993
tentang berlakukannya Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan
Komite Medik di Rumah Sakit ;
5. Buku Pedoman praktik laboratorium kesehatan yang benar ( Good Laboratory
practice ) Depatemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina
pelayanan Medik Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Tahun 2008;
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi SDM
Pola ketenagaan dan kualitas SDM Laboratorium :
Unit Jabatan Pendidikan Pengalaman Skill Knowledge Sertifikasi

Labor Kemampuan Mengenal & memahami


atoriu Pengalaman 2 Leadership linkungan RS & mengetahui
m tahun sebagai staf Motto, Visi, sasaran mutu & Pelatihan
di Unit kebijakan RSBB serta paham Plebotomy
Laboratorium Struktur Organisasi RSABB
Memahami teknik Pelatihan
Mampu mengatasi
pengawasan terhadap kinerja Manajemen
komplain customer
analis dan administrasi,. serta Mutu
terhadap pelayanan
menjaga mutu pelayanan Laboratoriu
Koordina laboratorium
D3Analis laboratorium m
tor
Mampu membimbing
dan memantau kinerja
tenaga analis untuk
menjaga mutu
pelayanan laboratorium
Melakukan pencatatan
dan pelaporan tentang
inventori alat, reagen ,
barang habis pakai
Pelatihan
Mengenal & memahami
Plebotomy
Mampu melakukan lingkungan RS & mengetahui
pengambilan darah Motto, Visi, sasaran mutu &
pasien kebijakan RSBB serta paham
Struktur Organisasi RSABB
Analis
Memahami & menerapkan
(Pelaksa D3 Analis Mampu
kebijakan, prosedur dan
na) mengoperasionalkan
program yamg sudah
alat di laboratorium
ditetapkan untuk pelayanan
Mampu melakukan Memahami hasil analisa
analisa hasil laboratorium
Mampu membimbing
tenaga baru
Administ SLTA Mengenal & memahami
Mampu
arasi Sederajat linkungan RS, & mengetahui
mengoperasikan
Motto, Visi, sasaran mutu &
komputer dengan baik
kebijakan Rs serta paham
min. Ms. Office
akan Struktur organisasi RS
Mampu malakukan Paham terhadap alur
pencatatan dan pelayanan laboratorium
pelaporan tentang
inventori alat, reagen ,
barang habis pakai
Mampu membuat
laporan kunjungan dan
pembukuan kas kecil
laboratorium
B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan di Unit Laboratorium yaitu :
a. Dinas Pagi: Yang bertugas sejumlah 6 orang dengan kategori :
1 orang Koord.Ruangan
1 orang Penanggung Jawab Shift
4 orang Staff Analis
1 orang Staff Administrasi
b. Dinas Sore:Yang bertugas sejumlah 5 orang dengan kategori :
1 orang Penanggung Jawab Shift
3 orang Staff Analis
1 orang Staff Administrasi
c. Dinas Malam:Yang bertugas sejumlah 2 orang yaitu I petugas seniot dan 1 petugas
yunior
Untuk saat ini terkait kebutuhan ketenagaan yang belum mencukupi maka setiap shif
jumlahnya tergantung dari pengaturan ketenagaan.

C. Pengaturan Jaga
a. Pengaturan jadwal dinas petugas laboratorium dibuat Koordinator Laboratorium dan
disetujui oleh ka. Group Penunjang medis dan Manajer Penunjang Medis
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke staff
pelaksana laboratorium setiap satu bulan.
c. Setiap tugas jaga / shift harus ada penanggung jawab shift ( PJ Shift) dengan syarat
pendidikan minimal D III Kesehatan dan masa kerja minimal 2 tahun, serta memiliki
sertifikat Plebotomy
d. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam, libur,
libur umum, cuti melahirkan dan cuti tahunan.
e. Apabila ada staff laboratorium jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai jadwal yang telah ditetapkan (terencana), maka staff yang bersangkutan harus
memberitahu Koordinator Ruangan ± 2 jam sebelum dinas pagi, 4 jam sebelum dinas
sore atau dinas malam. Koordinator Ruangan akan mencari tenaga pengganti yaitu
staff yang hari itu libur .
f. Apabila ada tenaga perawat tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan (tidak terencana), maka Koordinator Ruangan akan mencari staff pengganti
yang hari itu libur . Apabila staff pengganti tidak di dapatkan, maka staff yang dinas
pada shift sebelumnya wajib untuk menggantikan. (Prosedur pengaturan jadwal dinas
laboratorium sesuai SPO terlampir).
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
B. Standar Fasilitas
1. Ruangan
Semua ruangan terutama yang dipakai untuk pemeriksaan spesimen perlu mempunyai
ventilasi yang baik dan mendapat sinar matahari yang cukup atau atau AC 1 PK/20
M2 atau temperatur memenuhi syarat
Menurut fungsinya, dalam garis besar dibagi dalam:
a. Ruang penerimaan terdiri dari ruang tunggu pasien dan ruang pengambilan
spesimen
b. Ruang pemeriksaan
c. Ruang administrasi/ruang pengolahan hasil

Untuk memudahkan pengawasan, ruang pemeriksaan dibagi menurut tekhnik


pemeriksaan atau sesuai dengan disiplin ilmu patologi, yaitu:
1. Ruangan hematologi & K. Klinik
2. Ruangan kerja dan pemeriksaan
3. Ruangan Sampling
4. Ruangan administrasi
5. Ruangan Mikrobiologi
6. Ruangan pelayanan darah
7. Toilet

Ditambah lagi ruang penyimpanan reagensia, lemari pendingin untuk menyimpan


reagen tertentu, serta ruangan cuci tempat pembuangan sisa-sisa bahan
pemeriksaan.

2. Sumber Listrik
Untuk dapat memberikan pelayanan laboratorium yang baik diperlukan aliran listrik
yang cukup, dengan tegangan yang konstan dan tidak ada giliran listrik terputus. Hal
tersebut perlu bukan saja supaya pemeriksaan tidak terhenti, tetapi karena beberapa
jenis alat, reagensia dan spesimen memerlukan perawatan dan penyimpanan pada
suhu tertentu dan tetap. Mengingat laboratorium RS harus dapat memberikan
pelayanan selama 24 jam, maka perlu disediakan generator dan UPS untuk setiap
alat.

3. Sumber Air
Pengadaan air bersih yang mengalir secara terus menerus. Suplai air diperoleh dari
ATB yang kemudian dikelola oleh Unit Umum.

4. Peralatan
Perkembangn teknologi dalam dunia kedokteran umumnya dan dibidang
laboratorium klinik khususnya, akhir-akhir ini makin pesat. Produsen peralatan
laboratorium berlomba meningkatkan kualitas dan kecanggihan alat untuk
memenuhi kebutuhan/keinginan masyarakat dan pemberi jasa laboratorium.
Namun demikian, penerapan teknologi tanpa penyesuaian dengan situasi dan kondisi
serta kebutuhan akan membawa akibat yang tidak diinginkan, antara lain
membumbungnya biaya pemeriksaan laboratorium. Untuk memberikan pelayanan
laboratorium yang berhasil guna dan berdaya guna, pemilihan jenis dan jumlah alat
laboratorium harus disesuaikan dengan pelayanan medik yang dibutuhkan untuk
pemeriksaan rutin yang banyak jumlahnya dalam satu hari, dilakukan otomatisasi
pekerjaan
Faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan dalam memilih alat laboratorium
adalah:
a. kemampuan alat
b. kemudahan penyediaan reagen yang dipakai dengan alat tersebut.
c. kemudahan operasional
d. Ketelitian dan ketepatan
e. kemudahan pemeliharaan
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN LABORATORIUM

1. Pelayanan Laboratorium
Pola permintaan untuk mendapatkan pelayanan pemeriksaan laboratorium adalah sebagai
berikut :
 Setiap pasien yang akan mendapatkan pelayanan pemeriksaan laboratorium, pasien
tersebut membawa surat pengantar/surat rujukan dari dokter yang merawatnya, dalam
surat rujukan/surat pengantar tersebut telah tertera jenis pemeriksaan yang diminta
beserta klinisnya sedangkan kalau pasien permintaan sendiri klinisi di tulis APS ( atas
permintaan sendiri ).
 Surat rujukan dibawa oleh pasien ke loket pendaftaran unit laboratorium untuk
registrasi dan diberikan rincian biayanya untuk dibayar di Kasir
 Pengambilan spesimen rawat jalan, rujukan dan APS diambil oleh analis yang telah
terlatih, untuk rawat inap, UGD dan MCU diambil oleh perawat yang terlatih sesuai
dengan permintaan dari dokter.
 Pemeriksaan laboratorium sesuai dengan permintaan dokter yang merujuk.
 Hasil pemeriksaan laboratorium selesai dalam kurun waktu 30 menit sampai 2 jam,
sedangkan untuk pemeriksaan yang dirujuk selesai dalam waktu 2 – 5 hari.
 Setelah hasil selesai validasi oleh Koordinator/PjShift dan ditanda tangani dokter/
Koordinator .
 Untuk pasien RJ dan pasien APS ( atas Permintaan sendiri) hasil langsung diserahkan
ke pasien dan dianjurkan untuk kembali ke dokter yang merujuk.
 Untuk hasil pasien RI dam pasien MCU dikirim berkala sesuai setiap shift, sedangkan
untuk hasil pasien UGD kalau status rawat jalan dikirim ke nurse station sedangkan
status rawat inap langsung ke RI.
 Bagi pasien rawat inap apabila ada tindakan tertentu petugas analis akan mendatangi
pasien tersebut sesuai dengan permintaan untuk mengambil specimen/darah yang
akan diperiksa.
 Pembayaran pemeriksaan laboratorium untuk pasien RJ, rujukan dan permintaan
sendiri dilakukan pada loket/kassa.
Skema Alur Pasien Unit Laboratorium

Pra Analisis Analisis Pasca Analisis

Pelayanan diloket:
Pembuatana.nota
Pembayaran

Pengambilan darah/sample
Penomoran specimen

Penyediaan Specimen
Pembagian specimen
Instruksi pemeriksaan
Persiapan reagen
Bahan pembantu persiapan Alat
Rujukan
Penerimaan sampel rujukan
Kalibrasi/Kontrol

Masuk amplop
Pemeriksaan (pengulangan) Pelaporan :
Pengiriman
Penyerahan hasil Penulisan hasil

Pengontrolan oleh
Koordinator Bagian

Hasil rujukan
Kartu status
Masuk amplop pengiriman/
penyerahan hasil

2. KEBIJAKAN PENCATATAN DAN PELAPORAN


 Semua permintaaan pemeriksaan laboratorium yang masuk dicatat secara
komputerisasi sesuai SIM RS.
 Untuk hasil laboratorium yang kritis dan cyto dilaporkan segera secara verbal via
telpon ke dokter yang merawat.
 Semua print out hasil pemeriksaan analizer dilekatkan dalam form permintaan
pemeriksaan laboratorium dan untuk pemeriksaan manual hasilnya ditulis dalam
formulir permintaan
 Laporan hasil pemeriksaan laboratorium dikeluarkan sesuai format hasil
pemeriksaan laboratorium dengan pengetikan secara komputer.
 Untuk laporan hasil pemeriksaan laboratorium dibuat rangkap 2 untuk pasien
umum dimana : 1rangkap untuk pasien dan 1 rangkap untuk difile pasien,
sedangkan untuk pasien perusahaan dibuat 3 rangkap : 1 rangkap di file, I
rangkap untuk pasien dan 1 rangkap untuk penagihan.
 Pelaporan kegiatan pelayanan laboratorium dikerjakan secara bulanan, triwulan
dan tahunan dilaporkan ke bagian Rekam Medik dan Manager Janmed.

1.2 KEBIJAKAN PENYIMPANAN ARSIP LABORATORIUM


 Semua formulir permintaan pemeriksaan dan arsip hasil pemeriksaan disimpan
selama 1 tahun di gudang arsip dengan pengelompokan menurut bulan
pemeriksaan.
 Pemusnahan formulir permintaan dan arsip hasil dari alat dilakukan setelah 1 tahun
dengan pembuatan berita acara.
 Untuk arsip hasil pemeriksaan khusus (HIV) disimpan selamanya.
 Arsip laboratorium harian yang sudah terisi disimpan dilemari arsip dengan rapi.
BAB V
LOGISTIK

Pengelolaan Perbekalan/logistik laboratorium merupakan suatu siklus kegiatan


dimulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan.
Tujuannya adalah untuk mengelola perbekalan Laboratorium yang efektif dan efesien dan
secara tidak langsung melaksanakan pengendalian mutu pelayanan kamar bedah.
Persediaan ruangan untuk seminggu, permintaan dilakukan 1x perminggu

Logistik Laboratorium dapat dibedakan atas :


 Logistik umum
Terdiri dari alat dan bahan non medis seperti tissue, alat tulis kantor, kertas printer, ember,
baskom, keranjang, tissue, detergen dan lain lain. Diminta sesuai kebutuhan berdasarkan
laporan stok opname ke bagian logistik umum.
 Logistik medis
Terdiri dari alat-alat kesehatan seperti APD, Alkes-alkes, dan lain-lain yang diminta ke
bagian logistik medis berdasarkan kebutuhan bulanan sesuai laporan stok opname yang
dilakukan 1 kali seminggu.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

6 International Patient Safety Goals”


1. IDENTIFIKASI PASIEN SECARA BENAR
a. Identifikasi pasien secara benar :
1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, yaitu nama pasien dan
tanggal lahir pasien atau nomor rekam medik
2. Dilarang menggunakan nomor ruangan dan nomor bed untuk mengidentifikasi
pasien
3. Pasien diidentifikasi pada waktu:
- sebelum pemberian obat,
- sebelum memberikan darah/produk darah,
- sebelum mengambil sampel darah/specimen lainnya
- sebelum diberikan perawatan atau prosedur
4. Identifikasi pasien yang tidak jelas identitasnya:
 Jika terdapat pasien yang tidak dikenal, maka identitas mengikuti huruf
abjad, dimulai dari huruf A, B, C dst
 Apabila terjadi wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB) dan abjad A sampai
dengan Z sudah terpakai maka selanjutnya akan dipakai penomoran A1, B1,
dst sesuai jumlah pasien, kemudian dilanjutkan A2, B2 dst
b. Gelang Identitas
1. Gelang identitas pasien :
o Merah muda : identitas pasien perempuan
o Biru muda : identitas pasien laki-laki
2. Gelang penanda :
o Kuning : pasien berisiko jatuh
o Merah : pasien alergi
o Ungu : pasien dengan keadaan khusus (DNR)

Tips :
1. Petugas menanyakan ke pasien nama dan tanggal lahir sebelum melakukan
prosedur dengan pertanyaan terbuka, contoh : “ Nama Bapak/Ibu siapa?” “Bisa
tolong sebutkan tanggal lahir Bapak/Ibu.”
2. Jika pasien telah memakai gelang identitas, tetap dikonfirmasi secara verbal
sebelum melakukan prosedur, memberikan obat-obatan, transfusi darah atau
mengambil darah.
3. Bila pasien tidak dapat menyebutkan nama, identitas pasien dapat ditanyakan
kepada penunggu/pengantar pasien serta mencocokkan dengan gelang pasien.

2. MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF


Indikator melakukan komunikasi efektif :
1. Dilakukan pada saat menerima instruksi atau menerima hasil penunjang kritis
Tekniknya :
a. Readback : dilakukan dengan Tulis, Bacakan, dikonfirmasi oleh
penelpon/pemberi instruksi. Berikan stempel readback, ditanda tangani oleh
pemberi & penerima instruksi/hasil kritis
b. Repeat back : dilakukan pada kondisi darurat/ emergency dengan Ulangi
instruksi, Kerjakan, Tulis.
2. Komunikasi efektif saat melaporkan kondisi pasien
Tekniknya : SBAR (Situation – Background – Assessment – Recommendation)
Sebelum menelpon dokter, periksa pasien dengan benar, siapkan berkas rekam
medis pasien

Contoh penerapan Teknik SBAR :


S Situasi
Selamat pagi dok, dari Ruang Ramonda dengan Tatik.
Pasien Tn. Anto, 35 tahun, diagnosa Diare Akut
Sejak pagi jam 08.00-10.00 pasien mengalami diare 10x, konsistensi cair,
bau khas. BAK tidak ada. Muntah tidak ada.
Saya khawatir pasien akan mengalami shock hipovolemik
Tanda-tanda vital :
TD : 80 /60 mmHg, Nadi : 92x/menit, Pernapasan : 24x/menit, dan Suhu :
360 C

B Background/Latar Belakang
Pasien masuk tadi malam pukul 22.00 WIB dengan riwayat diare 10x sejak
siang, mual muntah ada, suhu masuk 37,50 C. Pasien diare setelah
mengkonsumsi seafood di warung tenda pada saat makan siang. Saat ini
status mental pasien : apatis, menceracau, bingung, orientasi orang, tempat
dan waktu kurang baik
Lemas dan susah minum peroral
Kulit pucat dan dingin
Infus Asering 20 tpm
Pasien tidak terpasang oksigen dan alkes lainnya

A Assesment/Penilaian
Menurut saya pasien mengalami penurunan keasadaran ke arah syok
hipovolemik
R Rekomendasi
Apakah sebaiknya pasien tidak dinaikkan infusnya dok, dipasang kateter dan
dipindahkan ke HCU.
Dokter jaga sudah dihubungi dan sedang menuju ke ruangan.
Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan : elektrolit, AGD ?
Jika ada perubahan tatalaksana, : apakah dokter akan datang/ saya laporkan
setelah tata laksana dikerjakan dan pasien diobservasi selama 1 jam?

3. Menggunakan singkatan terstandar


Gunakan singkatan yang sudah terstandar di RS Awal Bros Batam. Daftar
singkatan bisa dilihat dari Buku Saku/Handbook Kamus Singkatan RS Awal Bros
Batam. Tuliskan kata dengan lengkap bila tidak ada dalam daftar singkatan.

3. MENINGKATKAN KEAMANAN PENGGUNAAN OBAT-OBAT


BERKEWASPADAAN TINGGI

Kategori :
a. High Alert
1. Obat high alert diberi stiker “High Alert” berwarna merah, disimpan dalam box
biru dengan label merah dan dalam lemari terkunci (kunci dipegang oleh PJ
Shift, tidak boleh tergantung di lemari)
2. Khusus obat opiate/ narkotika disimpan dalam laci berkunci ganda (double
lock) (kunci dipegang oleh PJ Shift dan staf yang berbeda, tidak boleh
tergantung di lemari)
3. Khusus obat kemoterapi diberi penandaan “Obat Kanker harus ditangani
dengan Hati-hati” dan setiap pemberian di ruangan disertai dengan formulir
“Pemantauan Rutin Pemberian Cairan”
b. Konsentrat Pekat (KCl, BicNat, Ca Gluconas)
1. Konsentrat pekat tidak disimpan dalam unit perawatan pasien kecuali sudah
diresepkan ke pasien dan didistribusikan dari Farmasi dalam keadaan sudah
diencerkan
2. Diberi stiker “Harus Diencerkan”
4. Pemberian obat konsentrat pekat di ruangan disertai dengan formulir
“Pemantauan Rutin Pemberian Cairan”
c. Look Alike Sound Alike (LASA/ALA)
1. Obat LASA disimpan dalam box kuning dengan label kuning dan diberi jarak
antar box
d. Narkotika & Psikotropika
1. Resep narkotika harus dibuat berdasarkan indikasi medis.
2. Obat parenteral tidak untuk diresepkan pulang.
3. Resep pemakaian oral :
- Resep tidak boleh diulang dan tidak boleh ada coretan /koreksi
- Nama pasien bukan atas nama
- Jumlah dengan angka romawi diikuti dengan ejaan, contoh Morfin Sulfat
10 mg tablet No. XX (duapuluh)
- Diberi garis bawah dengan tinta merah

4. MEMASTIKAN LOKASI PEMBEDAHAN YANG BENAR, PROSEDUR YANG


BENAR DAN PASIEN YANG BENAR

Indikator Keselamatan Operasi :


a. Penandaan diberikan oleh dokter operator didampingi oleh perawat atau dokter
jaga ruangan.
b. Tanda/ marker berupa titik tebal yang diberi gambar panah
c. Pada kasus emergency penandaan dilakukan pada saat penerimaan pasien di UKO
d. Penandaan dilakukan pada :
- Bilateral (kiri-kanan)
- Multi struktur (jari)
- Multi level (tulang belakang, ruas jari)
- Multi lesi (lipoma)/multi organ (lien, hepar)
5. Prosedur Sign In-Time Out-Sign Out dilakukan pada saat :
- Operasi
- Melakukan prosedur anestesi
- Melakukan prosedur sedasi (Endoskopi, MRI pada anak, Kuret,
Bronkoskopi)
- Odontektomi
- Angiografi
5. MENURUNKAN RISIKO INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN KEBERSIHAN
TANGAN
Definisi
Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanik maupun kimiawi melepaskan
kotoran serta mengurangi mikroorganisme yang terdapat pada tangan dengan
menggunakan sabun dan air atau cairan antiseptic
 5 waktu yang wajib untuk melakukan kebersihan tangan

 Menggunakan panduan hand-hygiene versi WHO (7 langkah cuci tangan)


.
Kapan kebersihan tangan dilakukan :
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan aseptik.
3. Sesudah terpapar cairan tubuh yang beresiko (darah, urin, faeses, cairan luka,
mukosa)
4. Sesudah kontak dengan pasien
5. Sesudah kontak dengan peralatan/alat-alat di sekitar pasien (bed, meja, tiang
infus, bel, nakas, dll)

Teknik kebersihan tangan :


a. Cuci tangan social
Dilakukan pada saat aktivitas sehari-hari, contohnya :
- Sebelum dan sesudah makan
- Sesudah BAB & BAK
- Sesudah mengganti popok
b. Cuci tangan procedural
o Dengan air mengalir (selama 40-60 detik), diterapkan pada saat :
 Ketika tangan kotor
 Terkontaminasi darah dan cairan tubuh
 Setelah melepas sarung tangan
o Dengan handrub (dilakukan selama 20-30 detik) : ketika tangan tidak
terlihat kotor
c. Cuci tangan surgical : dilakukan sebelum melakukan tindakan pembedahan,
lamanya 2-3 menit.

6. MENURUNKAN RISIKO CEDERA KARENA JATUH DENGAN CHECKLIST


ASESSMENT RISIKO JATUH
Indikator usaha menurunkan risiko cedera karena jatuh:
1. Semua pasien baru dinilai risiko jatuhnya dan penilaian diulang jika
diindikasikan oleh kondisi pasien atau pengobatan, dan sebab lainnya.
Penilaian risiko jatuh :
- Pada anak : Skala Humpty Dumpty
- Pada dewasa : Skala jatuh Morse
2. Hasil pengukuran dimonitor dan ditindaklanjuti sesuai derajat risiko jatuh pasien
guna mencegah pasien jatuh serta akibat tak terduga lainnya.
Tingkat risiko Skor Tindakan
Risiko rendah 1-3 1. Nilai kembali risiko jatuh setiap 12 jam
2. Berikan pasien/keluarga brosur edukasi jatuh
3. Intervensi jatuh standar (seperti pada dewasa muda)
Risiko tinggi ≥ 4 1. Pakaikan gelang risiko jatuh berwarna kuning
2. Komunikasikan risiko jatuh pasien pada anggota tim
interdisiplin
3. Komunikasikan risiko jatuh pasien pada
pasien/keluarga  berikan Brosur Edukasi Jatuh
4. Dorong partisipasi keluarga dalam keselamatan pasien,
gunakan pengasuh.
5. Pasien ditempatkan dekat nurse station
6. Monitor kebutuhan pasien secara berkala (minimalnya
tiap 2 jam); tawarkan ke belakang (kamar kecil) secara
teratur.
7. Handrail mudah dijangkau pasien dan kokoh.
8. Siapkan di jalan keluar dari tempat tidur: alat bantu
jalan, komod.
9. Lantai kamar mandi dengan karpet anti slip/tidak
licinm serta anjuran menggunakan tepat duduk di
kamar mandi saat pasien mandi,
10. Kselematan lingkungan: hindari ruangan yang kacau
balau, dekatkan bel dan telepon, biarkan pintu terbuka,
gunakan lampu malam hari serta pagar tempat tidur.
11. Jangan tinggalkan pasien sendiri di kamar, samping
tempat tidur atau toilet.
12. Gunakan kaus kaki atau sepatu yang tidak licin.
13. Konsul ke:
14. Unit kerja farmasi untuk mencari kemungkinan
interaksi obat,
15. Rehabilitasi medik untuk masalah mobilitas atau
aktivitas harian/ADL yang baru.
16. Gunakan aktivitas pengalihan untuk mencegah pasien
keluyuran.
17. Gunakan walker untuk membantu stabilitas berjalan.
18. Gunakan alat pengikat yang lembut untuk berjaga-
jaga.
19. Edukasi perilaku yang lebih aman saat jatuh atau
transfer.
20. Intervensi keselamatan lainnya.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam rangka meningkatkan dan menjamin keselamatan kerja selama berada di RS Awal
Bros Batam, maka untuk tahun 2014 RS Awal Bros Batam menyediakan perlengkapan
fasilitas keselamatan pasien dan karyawan serta melakukan pemeliharaan fasilitas tersebut
secara berkala.
A. Fasilitas keselamatan pasien meliputi :
Tujuan
1. Menjamin keselamatan pasien, keluarga, pengunjung dan karyawan selama berada di
RS Awal Bros Batam
2. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi pasien, keluarga, dan pengunjung selama
menjalani pengobatan di RS Awal Bros Batam
Fasilitas keselamatan pasien adalah :
1. Nurse Call di setiap bed pasien dan di setiap toilet dengan posisi mudah dijangkau
oleh pasien
2. Handrail di sepanjang koridor
3. Grapbar (pegangan tangan) di setiap toilet
4. Ram (gerigi) pada jalan miring/tanjakan
5. Barrier line (anti slip) pada tiap anak tangga
6. Pintu toilet atau kamar mandi dapat dibuka dari luar dalam keadaan darurat
7. Tempat tidur dapat diatur ketinggiannya dan dilengkapi dengan handrail pada kiri
dan kanan yang digunakan sesuai kebutuhan pasien.
8. Bed pasien anak menggunakan box. Disediakan pembatas kain untuk handrail pada
bed pasien anak konvensional.
9. Tanda atau sign peringatan yang dipasang oleh petugas pada lantai atau lokasi yang
licin, basah, ataupun dalam renovasi.
10. Akses kontrol di setiap unit perawatan yang hanya bisa dibuka dengan kartu khusus.
Kartu diberikan pada penunggu pasien rawat inap.
11. Terdapat CCTV di seluruh area publik dan area perawatan
12. ID Card dan seragam yang telah ditetapkan digunakan oleh semua karyawan RS
Awal Bros Batam
13. Baju khusus untuk pasien
14. Pemasangan gelang identitas dan resiko pada setiap pasien untuk mengetahui
identitas dan kondisi khusus pada pasien
15. Pemasangan tanda atau sign pada pasien resiko jatuh, alergi ataupun DNR yang
dibuat berdasarkan penilaian diletakkan di pintu dan di atas bed pasien
16. Pemasangan handrub di area klinis dan umum
17. Pengelolaan Kecelakaan Pasien (Sentinel, KTD, KTC, KNC, dan KPC)
18. Pengelolaan area umum anak – anak, antara lain:
 Sumber listrik harus mempunyai penutup / pengaman
 Dispenser air minum : air panas tidak diaktifkan
19. Pengamanan listrik :
 Pemasangan grounding sesuai ketentuan
 Pengukuran jaringan atau instalasi listrik
 Pemasangan tanda – tanda bahaya dan indicator
 Penempatan petugas sesuai dengan ketrampilan
 Pemakaian MCB
 Penyediaan alat – alat kebakaran yang berfungsi dengan baik
B. Keselamatan Karyawan
Dalam rangka meningkatkan dan menjamin keselamatan karyawan selama berada di RS
Awal Bros Batam, maka untuk tahun 2014 RS Awal Bros Batam menyediakan
perlengkapan fasilitas keselamatan karyawan dan melakukan pemeliharaan fasilitas
tersebut secara berkala.
Tujuan :
1. Menjamin keselamatan karyawan selama berada di RS Awal Bros Batam
2. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi karyawan selama bekerja di RS Awal
Bros Batam
3. Tidak adanya kecelakaan kerja yang terjadi RS Awal Bros Batam selama tahun
2014

Fasilitas keselamatan karyawan adalah :


a. Alat Pelindung Diri (APD)
b. Ram (gerigi) pada jalan miring/tanjakan
c. Barrier line (anti slip) pada tiap anak tangga
d. Tanda atau sign peringatan
e. Terdapat CCTV di area publik dan restricted area
f. Pemasangan handrub di area
g. Proteksi keselamatan radiasi
h. Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3), termasuk penanganan jika terjadi
tumpahan dan paparan terhadap karyawan.

C. Pelayanan Kesehatan Karyawan


Pelayanan kesehatan karyawan di RS Awal Bros Batam untuk tahun 2014 meliputi:
1) Pemeriksaan Kesehatan Karyawan
Pemeriksaan kesehatan karyawan RS Awal Bros Batam terdiri dari 3 macam, yaitu :
a. Pemeriksaan Karyawan Pra Bekerja (calon karyawan)
Pemeriksaan kesehatan pra bekerja dilakukan kepada calon karyawan sebelum
diterima sebagai karyawan Rumah Sakit Awal Bros Batam.
b. Pemeriksaan berkala 1 tahun
Pemeriksaan karyawan berkala satu tahun, yaitu pemeriksaan kesehatan
karyawan yang dilakukan satu tahun sekali pada karyawan tetap dan pelaksanaan
diawasi oleh K3RS
c. Pemeriksaan berkala 5 tahun
Pemeriksaan berkala 5 tahun dilakukan pada semua karyawan yang telah bekerja
di RS Awal Bros Batam selama 5 tahun dan berlaku kelipatannya.
Untuk pelaksanaan dilakukan 2 kali dalam setahun dan dijadwalkan serta diawasi
oleh SDM.
Ketentuan :
a) Pemeriksaan dilakukan oleh dokter yang sudah ditentukan oleh Rumah Sakit
b) Laporan hasil pemeriksaan harus mencantumkan Diagnosis, Kesimpulan,
Saran dan Rekomendasi.
c) Rekomendasi yang diberikan meliputi :
- Pengobatan apabila dalam diagnosis ditemukan panyakit, kelainan atau
gangguan.
- Rujukan pada Dokter Spesialis yang sesuai dengan kelainan atau gangguan
yang dijumpai apabila diagnosa tidak tuntas atau meragukan.
- Tindakan pencegahan untuk mengurangi atau meminimalisir pengaruh
buruk lingkungan kerja terhadap kesehatan.
- Apabila hasil Pemeriksaan Kesehatan Berkala karyawan ditemukan adanya
gangguan atau kelainan, SDM wajib menindaklanjuti dengan
mempertimbangkan usulan dari K3RS dan PPI.
- Mekanisme pemeriksaan ditetapkan melalui prosedur tersendiri.
2) Pengelolaan Kecelakaan Kerja
Pengelolaan kecelakaan kerja karyawan terdiri dari needle stik injury dan kecelakaan
kerja lainnya.
Penanganan dan pemantauan dilakukan oleh K3RS dan dilakukan pelaporan bulanan
ke Direktur dan pemantauan berkelanjutan terhadap karyawan yang terkena.
Pelaksanaan dianalisa dan dimonitor setiap tahun untuk dilakukan evaluasi dan
tindak lanjut perbaikan.
3) Pelayanan Pengobatan Karyawan
Pelayanan pengobatan karyawan mengikuti Badan Pelayanan Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan, dimana premi akan dibayarkan oleh Rumah Sakit Awal Bros Batam.
4) Imunisasi
Dalam rangka melakukan pencegahan penyakit akibat kerja RS Awal Bros Batam
melakukan pencegahan dengan cara vaksinasi dan imunisasi secara berkala yaitu
satu tahun sekali meliputi imunisasi Hepatitis B. Pelaksanaan dan penjadwalan
dilakukan oleh SDM terhadap karyawan yang berisiko sesuai rekomendasi dari
K3RS.
5) Konseling
Konseling dilakukan oleh Dokter Kesehatan kerja karyawan atau psikolog yang
ditunjuk oleh rumah sakit. Konseling dengan psikolog bertujuan untuk memfasilitasi
karyawan di dalam mengatasi permasalahan atau hambatan yang dihadapi baik yang
berhubungan langsung maupun tidak langsung dalam rangka penanganan kesehatan
psikis.
Konseling dengan dokter kesehatan kerja terkait dengan hasil pemeriksaan karyawan
berkala 1 tahun, berkala 5 tahun dan kecelakaan kerja karyawan yang memiliki hasil
yang memerlukan tindak lanjut atau pemantauan.
6. Upaya Penanggulangan Penyakit Akibat Kerja :
- Seluruh pekerja mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan, desinfeksi,
prosedur perlindungan diri, prosedur cuci tangan, prosedur penanganan tumpahan
spesimen
- Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan
- Melakukan pekerjaan laboratorium sesuai Good Laboratory Practice
- Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan yang benar.
- Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan infeksius dan
spesimen secara benar
- Pengelolaan limbah infeksius dan tajam dengan benar
- ”Material safety data sheet” (MSDS) dari seluruh bahan kimia B3 yang ada
diketahui oleh seluruh karyawan.
- Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk mencegah
tertelannya bahan kimia dan terhirupnya aerosol B3.
7. Pengaturan Jadwal Security
Pengaturan jadwal kerja security dilakukan oleh Koordinator security setiap bulan dan
diketahui oleh manager umum, dimana pengaturan jadwal security harus memenuhi
kebutuhan 24 jam setiap harinya.
8. Penetapan Restricted Area Dan Acces Kontrol
Preventif program keamanan salah satunya dilakukan dengan cara menetapkan
beberapa area menjadi restricted area. Restricted area ditetapkan berdasarkan analisa
resiko dan identifikasi bahaya serta potensi keamanan berdasarkan proses kerja
ataupun berdasarkan bahan – bahan yang tersimpan didalamnya.

Daftar restricted area dikeluarkan oleh K3RS setiap tahun dan akan dilakukan revisi
bila terdapat perubahan. Berikut daftar Restricted Area RS Awal Bros Batam tahun
2014

NO RESTRICTED AREA

1 Ruang Office
2 Ruang Gizi
3 Ruang Penyimpanan Air Bersih
4 R uang EDP
5 Ruang Gudang B3
6 Ruang Farmasi
7 Ruang Laboratorium
8 Ruang Radiologi
9 Ruang Gas Central
10 Ruang Maintenance
11 Ruang Panel Listrik
12 Ruang Genset
13 Ruang Produksi Air RO
14 Ruang OK
15 Ruang ICU
16 Ruang Peristi
17 Ruang Gudang Logistik
18 Ruang Patologi Anatomi

Pada area yang dinyatakan restricted area dipasang tanda yang menyatakan bahwa
daerah tersebut dilarang untuk umum ataupun untuk orang yang tidak berkepentingan.
9. Identifikasi Pasien, Pengunjung, Vendor Dan Karyawan
Untuk mencegah terjadinya tindakan krimanal ataupun tundakan kekerasan lainnya
maka semua pasien, pengunjung, vendor dan karyawan dilakukan identifikasi di RS
Awal Bros Batam.
Prosedur identifikasi adalah sebagi berikut :
1. Identifikasi pasien dilakukan oleh perawat dengan menggunakan gelang identitas
2. Identifikasi penunggu dan pengunjung pasien dilakukan oleh sekuriti
3. Identifikasi pengunjung/tamu office dilakukan oleh Sekretaris Direktur
4. Identifikasi vendor dilakukan oleh unit terkait dengan cara melaporkan ke
SDM/Diklat dan SDM/Diklat akan mengeluarkan ID Card tamu selama vendor
tersebut berada di RS Awal Bros Batam
10. Pengawasan CCTV
Untuk lebih menjaga keamanan dan keselamatan pasien, pengunjung dan karyawan
serta kekayaan rumah sakit, maka RS Awal Bros Batam menyiapkan CCTV sebagai
upaya pengawasan terus-menerus yang dipasang di area-area tertentu sesuai dengan
analisa resiko terutama reatricted area.
11. Training Dan Edukasi
1. Edukasi staff mengenai identifikasi resiko di tempat kerjanya dan bagaimana
mengurangi dampak resikonya
2. Edukasi vendor, kontraktor, tamu, pengunjung mengenai sistem keamanan dan
keselamatan di rumah sakit
3. Edukasi pasien dengan menyediakan buku edukasi di setiap ruang perawatan
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI)


Pemantapan mutu internal dilaksanakan secara terus menerus untuk menjamin
akurasi dan presisi hasil pemeriksaan laboratorium sesuai SOP pemantapan mutu
laboratorium.
Pemantapan Mutu Internal secara umum :

Tahap Pra Analitik :


1. Memastikan formulir permintaan pemeriksaan sudah diisi dengan lengkap dan
benar
2. Memastikan nama pasien sesuai dengan yang tercantum di formulir
3. Melakukan pengambilan spesimen dengan baik dan benar
4. Memberi identitas sampel dengan lengkap dan jelas
5. Mempersiapkan Reagen dan bahan yang diperlukan dengan benar

Tahap Analitik
1. Memperhatikan cara-cara mengolah sampel dengan benar
2. Memberi identitas pada tabung-tabung pemeriksaan
3. Memastikan alat-alat yang akan digunakan telah dikalibrasi dengan benar.
4. Melakukan uji ketepatan ketelitian dterhadap metoda dan reagen uang dipakai
dengan menggunakan bahan kontrol

Tahap Pasca Analitik


1. Melakukan pencatatan hasil dibuku catatan hasil dengan benar dan teliti
2. Menandai hasil yang abnormal dan lakukan pengulangan pemeriksaan
sehingga hasil yang dikeluarkan diyakini benar
3. Memasukkan nilai-nilai hasil pemeriksaan kedalam formulir hasil dengan
baik, benar dan teliti
4. Mengarsipkan hasil-hasil pemeriksaan kedalam buku hasil

B. Pemantapan Mutu Eksternal ( PME )


Pemantapan mutu eksternal diikuti sesuai jadwal dari pihak penyelenggara / Depkes.
Hasil pemantapan mutu dijadikan sebagai pedoman untuk pelaksanaan pelayanan
laboratorium
Pemantapam mutu eksternal dilakukan dengan cara :
1. Petugas laboratorium menerima surat pemberitahuan adanya periode
pendaftaran PN-PME
2. Mengisi formulir pendaftaran
3. Petugas mengirimkan formulir pendaftaran kepada panitia penyelenggara
4. Petugas laboratorium menerima bahan kontrol yang dilengkapi blanko
formulir dan petunjuk teknis
5. Pelaksana teknis menyimpan bahan kontrol sesuai petunjuk teknis
6. Pelaksana melakukan pemeriksaan sesuai jadwal yang tertera pada petunjuk
teknis
7. Mencatat hasil pemeriksaan dan memeriksanya, selanjutnya ditulis ke dalam
formulir hasil sesuai dengan petunjuk teknis
8. Petugas laboratorium mengirim hasil pemeriksaan kepada pihak
penyelenggara melalui pos
9. Petugas menerima hasil dari panitia penyelenggara
10. Membahas hasil dan tindak lanjut
11. Mengarsipkan hasil evaluasi dan sertifikat
BAB IX
PENUTUP

Rancangan pedoman pelayanan laboratorium ini mempunyai peranan penting karena


bermanfaat untuk meningkatkan mutu laboratorium di rumah sakit. Hendaknya pedoman
pelayanan laboratorium yang bersifat teknis dan praktis, ini dapat dimanfaatkan serta
berfungsi sebagai pedoman kerja bagi staff analis di Unit Laboratorium.
Penyusunan rancangan Pedoman pelayanan ini adalah langkah awal suatu proses yang
panjang. Sehingga memerlukan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak dalam
penerapannya untuk mencapai tujuan.

Anda mungkin juga menyukai