Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat yang telah
dikaruniakan sehingga Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit
Awal Bros Batam ini dapat selesai disusun.
Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium Patologi Klinik ini dibuat untuk memenuhi
kebutuhan akan pedoman kerja bagi petugas rumah sakit yang bekerja di Unit Laboratorium
Patologi Klinik. Pedoman ini sangat penting untuk membantu sistematika kerja di Unit
Laboratorium Patologi Klinik sehingga pada akhirnya diharapkan dapat mengurangi atau
menurunkan angka kematian, kecacatan dan infeksi serta meningkatkan mutu pelayanan Unit
Laboratorium Patologi Klinik pada umumnya.
Tidak lupa penyusun sampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan semua
pihak dalam menyelesaikan Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium Patologi Klinik Rumah
Sakit Awal Bros Batam.
A. LATAR BELAKANG
Untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal yang merupakan salah satu unsur
dari pada kesejahteraan umum. Departemen Kesehatan berupaya meningkatkan
kemampuan semua sarana kesehatan, agar mampu memberikan pelayanan kesehatan
maupun pelayanan medik secara terpadu, merata, berhasil guna dan berdaya guna.
Hal hal yang menjadi dasar pemikiran dalam penyusunan Buku Pedoman Pelayanan
Pelayanan yang cepat, tepat dan cermat hanya dapat terwujud apabila Laboratorium
didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai dan berfungsi dengan baik, serta
didukung pula oleh petugas yang profesional dan pelaksana yang terdidik dan sadar akan
tanggung jawab yang dipikulnya.
Pengembangan dan pendidikan bisa dilakukan dengan cara pendidikan formal dan non
formal. Pendidikan non formal antara lain kursus, seminar, pelatihan yang diikuti oleh
tenaga terapis secara bergantian.
B. Tujuan Pedoman
a. Umum :
Sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan, prosedur dan segala proses di
bidang laboratorium di rumah sakit Awal Bros Batam
b. Khusus :
1) Pelayanan laboratorium yang profesional kepada pelanggan
2) Tercapainya kebutuhan tenaga profesional di Unit Laboratorium
3) Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan laboratorium sesuai standar yang
berlaku.
4) Membantu program pemerintah dalam pelayanan kesehatan
D. Batasan Operasional
1. Ruang pendaftaran
Adalah Ruangan tempet penerimaan pasien, pendaftaran pasien dan pengambilan
hasil laboratorium. Diruangan ini pasien dilakukan proses registrasi sebelum
pengambilan sampel oleh petugas administrasi laboratorium.
2. Ruangan pengambilan Darah
Adalah ruangan dimana tempat pengambilan specimen darah pasien dewasa ataupun
anak - anak setelah dilakukan registrasi.
3. Ruangan Pemeriksaan
Adalah ruangan dimana tempat melakukan pemeriksaan terhadap specimen pasien
yang telah diambil. Dimana diruangan ini hampir semua kegiatan dilakukan.
Diruangan pemeriksaan ini mempunyai fasilitas peralatan dan sarana yang dapat
dilihat pada daftar inventaris laboratorium
4. Ruangan Ka. Unit
Ruang Ka. Unit laboratorium adalah sebagai ruang kerja kepala instalasi, di ruangan
ini pula staf medik fungsional laboratorium melakukan pembacaan dan analisa hasil
laboratorium.
E. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/MENKES/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 436/MenKes/SK/VI/1993
tentang berlakukannya Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan
Komite Medik di Rumah Sakit ;
5. Buku Pedoman praktik laboratorium kesehatan yang benar ( Good Laboratory
practice ) Depatemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina
pelayanan Medik Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Tahun 2008;
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
Pola ketenagaan dan kualitas SDM Laboratorium :
Unit Jabatan Pendidikan Pengalaman Skill Knowledge Sertifikasi
C. Pengaturan Jaga
a. Pengaturan jadwal dinas petugas laboratorium dibuat Koordinator Laboratorium dan
disetujui oleh ka. Group Penunjang medis dan Manajer Penunjang Medis
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke staff
pelaksana laboratorium setiap satu bulan.
c. Setiap tugas jaga / shift harus ada penanggung jawab shift ( PJ Shift) dengan syarat
pendidikan minimal D III Kesehatan dan masa kerja minimal 2 tahun, serta memiliki
sertifikat Plebotomy
d. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam, libur,
libur umum, cuti melahirkan dan cuti tahunan.
e. Apabila ada staff laboratorium jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai jadwal yang telah ditetapkan (terencana), maka staff yang bersangkutan harus
memberitahu Koordinator Ruangan ± 2 jam sebelum dinas pagi, 4 jam sebelum dinas
sore atau dinas malam. Koordinator Ruangan akan mencari tenaga pengganti yaitu
staff yang hari itu libur .
f. Apabila ada tenaga perawat tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan (tidak terencana), maka Koordinator Ruangan akan mencari staff pengganti
yang hari itu libur . Apabila staff pengganti tidak di dapatkan, maka staff yang dinas
pada shift sebelumnya wajib untuk menggantikan. (Prosedur pengaturan jadwal dinas
laboratorium sesuai SPO terlampir).
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
B. Standar Fasilitas
1. Ruangan
Semua ruangan terutama yang dipakai untuk pemeriksaan spesimen perlu mempunyai
ventilasi yang baik dan mendapat sinar matahari yang cukup atau atau AC 1 PK/20
M2 atau temperatur memenuhi syarat
Menurut fungsinya, dalam garis besar dibagi dalam:
a. Ruang penerimaan terdiri dari ruang tunggu pasien dan ruang pengambilan
spesimen
b. Ruang pemeriksaan
c. Ruang administrasi/ruang pengolahan hasil
2. Sumber Listrik
Untuk dapat memberikan pelayanan laboratorium yang baik diperlukan aliran listrik
yang cukup, dengan tegangan yang konstan dan tidak ada giliran listrik terputus. Hal
tersebut perlu bukan saja supaya pemeriksaan tidak terhenti, tetapi karena beberapa
jenis alat, reagensia dan spesimen memerlukan perawatan dan penyimpanan pada
suhu tertentu dan tetap. Mengingat laboratorium RS harus dapat memberikan
pelayanan selama 24 jam, maka perlu disediakan generator dan UPS untuk setiap
alat.
3. Sumber Air
Pengadaan air bersih yang mengalir secara terus menerus. Suplai air diperoleh dari
ATB yang kemudian dikelola oleh Unit Umum.
4. Peralatan
Perkembangn teknologi dalam dunia kedokteran umumnya dan dibidang
laboratorium klinik khususnya, akhir-akhir ini makin pesat. Produsen peralatan
laboratorium berlomba meningkatkan kualitas dan kecanggihan alat untuk
memenuhi kebutuhan/keinginan masyarakat dan pemberi jasa laboratorium.
Namun demikian, penerapan teknologi tanpa penyesuaian dengan situasi dan kondisi
serta kebutuhan akan membawa akibat yang tidak diinginkan, antara lain
membumbungnya biaya pemeriksaan laboratorium. Untuk memberikan pelayanan
laboratorium yang berhasil guna dan berdaya guna, pemilihan jenis dan jumlah alat
laboratorium harus disesuaikan dengan pelayanan medik yang dibutuhkan untuk
pemeriksaan rutin yang banyak jumlahnya dalam satu hari, dilakukan otomatisasi
pekerjaan
Faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan dalam memilih alat laboratorium
adalah:
a. kemampuan alat
b. kemudahan penyediaan reagen yang dipakai dengan alat tersebut.
c. kemudahan operasional
d. Ketelitian dan ketepatan
e. kemudahan pemeliharaan
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN LABORATORIUM
1. Pelayanan Laboratorium
Pola permintaan untuk mendapatkan pelayanan pemeriksaan laboratorium adalah sebagai
berikut :
Setiap pasien yang akan mendapatkan pelayanan pemeriksaan laboratorium, pasien
tersebut membawa surat pengantar/surat rujukan dari dokter yang merawatnya, dalam
surat rujukan/surat pengantar tersebut telah tertera jenis pemeriksaan yang diminta
beserta klinisnya sedangkan kalau pasien permintaan sendiri klinisi di tulis APS ( atas
permintaan sendiri ).
Surat rujukan dibawa oleh pasien ke loket pendaftaran unit laboratorium untuk
registrasi dan diberikan rincian biayanya untuk dibayar di Kasir
Pengambilan spesimen rawat jalan, rujukan dan APS diambil oleh analis yang telah
terlatih, untuk rawat inap, UGD dan MCU diambil oleh perawat yang terlatih sesuai
dengan permintaan dari dokter.
Pemeriksaan laboratorium sesuai dengan permintaan dokter yang merujuk.
Hasil pemeriksaan laboratorium selesai dalam kurun waktu 30 menit sampai 2 jam,
sedangkan untuk pemeriksaan yang dirujuk selesai dalam waktu 2 – 5 hari.
Setelah hasil selesai validasi oleh Koordinator/PjShift dan ditanda tangani dokter/
Koordinator .
Untuk pasien RJ dan pasien APS ( atas Permintaan sendiri) hasil langsung diserahkan
ke pasien dan dianjurkan untuk kembali ke dokter yang merujuk.
Untuk hasil pasien RI dam pasien MCU dikirim berkala sesuai setiap shift, sedangkan
untuk hasil pasien UGD kalau status rawat jalan dikirim ke nurse station sedangkan
status rawat inap langsung ke RI.
Bagi pasien rawat inap apabila ada tindakan tertentu petugas analis akan mendatangi
pasien tersebut sesuai dengan permintaan untuk mengambil specimen/darah yang
akan diperiksa.
Pembayaran pemeriksaan laboratorium untuk pasien RJ, rujukan dan permintaan
sendiri dilakukan pada loket/kassa.
Skema Alur Pasien Unit Laboratorium
Pelayanan diloket:
Pembuatana.nota
Pembayaran
Pengambilan darah/sample
Penomoran specimen
Penyediaan Specimen
Pembagian specimen
Instruksi pemeriksaan
Persiapan reagen
Bahan pembantu persiapan Alat
Rujukan
Penerimaan sampel rujukan
Kalibrasi/Kontrol
Masuk amplop
Pemeriksaan (pengulangan) Pelaporan :
Pengiriman
Penyerahan hasil Penulisan hasil
Pengontrolan oleh
Koordinator Bagian
Hasil rujukan
Kartu status
Masuk amplop pengiriman/
penyerahan hasil
Tips :
1. Petugas menanyakan ke pasien nama dan tanggal lahir sebelum melakukan
prosedur dengan pertanyaan terbuka, contoh : “ Nama Bapak/Ibu siapa?” “Bisa
tolong sebutkan tanggal lahir Bapak/Ibu.”
2. Jika pasien telah memakai gelang identitas, tetap dikonfirmasi secara verbal
sebelum melakukan prosedur, memberikan obat-obatan, transfusi darah atau
mengambil darah.
3. Bila pasien tidak dapat menyebutkan nama, identitas pasien dapat ditanyakan
kepada penunggu/pengantar pasien serta mencocokkan dengan gelang pasien.
B Background/Latar Belakang
Pasien masuk tadi malam pukul 22.00 WIB dengan riwayat diare 10x sejak
siang, mual muntah ada, suhu masuk 37,50 C. Pasien diare setelah
mengkonsumsi seafood di warung tenda pada saat makan siang. Saat ini
status mental pasien : apatis, menceracau, bingung, orientasi orang, tempat
dan waktu kurang baik
Lemas dan susah minum peroral
Kulit pucat dan dingin
Infus Asering 20 tpm
Pasien tidak terpasang oksigen dan alkes lainnya
A Assesment/Penilaian
Menurut saya pasien mengalami penurunan keasadaran ke arah syok
hipovolemik
R Rekomendasi
Apakah sebaiknya pasien tidak dinaikkan infusnya dok, dipasang kateter dan
dipindahkan ke HCU.
Dokter jaga sudah dihubungi dan sedang menuju ke ruangan.
Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan : elektrolit, AGD ?
Jika ada perubahan tatalaksana, : apakah dokter akan datang/ saya laporkan
setelah tata laksana dikerjakan dan pasien diobservasi selama 1 jam?
Kategori :
a. High Alert
1. Obat high alert diberi stiker “High Alert” berwarna merah, disimpan dalam box
biru dengan label merah dan dalam lemari terkunci (kunci dipegang oleh PJ
Shift, tidak boleh tergantung di lemari)
2. Khusus obat opiate/ narkotika disimpan dalam laci berkunci ganda (double
lock) (kunci dipegang oleh PJ Shift dan staf yang berbeda, tidak boleh
tergantung di lemari)
3. Khusus obat kemoterapi diberi penandaan “Obat Kanker harus ditangani
dengan Hati-hati” dan setiap pemberian di ruangan disertai dengan formulir
“Pemantauan Rutin Pemberian Cairan”
b. Konsentrat Pekat (KCl, BicNat, Ca Gluconas)
1. Konsentrat pekat tidak disimpan dalam unit perawatan pasien kecuali sudah
diresepkan ke pasien dan didistribusikan dari Farmasi dalam keadaan sudah
diencerkan
2. Diberi stiker “Harus Diencerkan”
4. Pemberian obat konsentrat pekat di ruangan disertai dengan formulir
“Pemantauan Rutin Pemberian Cairan”
c. Look Alike Sound Alike (LASA/ALA)
1. Obat LASA disimpan dalam box kuning dengan label kuning dan diberi jarak
antar box
d. Narkotika & Psikotropika
1. Resep narkotika harus dibuat berdasarkan indikasi medis.
2. Obat parenteral tidak untuk diresepkan pulang.
3. Resep pemakaian oral :
- Resep tidak boleh diulang dan tidak boleh ada coretan /koreksi
- Nama pasien bukan atas nama
- Jumlah dengan angka romawi diikuti dengan ejaan, contoh Morfin Sulfat
10 mg tablet No. XX (duapuluh)
- Diberi garis bawah dengan tinta merah
Dalam rangka meningkatkan dan menjamin keselamatan kerja selama berada di RS Awal
Bros Batam, maka untuk tahun 2014 RS Awal Bros Batam menyediakan perlengkapan
fasilitas keselamatan pasien dan karyawan serta melakukan pemeliharaan fasilitas tersebut
secara berkala.
A. Fasilitas keselamatan pasien meliputi :
Tujuan
1. Menjamin keselamatan pasien, keluarga, pengunjung dan karyawan selama berada di
RS Awal Bros Batam
2. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi pasien, keluarga, dan pengunjung selama
menjalani pengobatan di RS Awal Bros Batam
Fasilitas keselamatan pasien adalah :
1. Nurse Call di setiap bed pasien dan di setiap toilet dengan posisi mudah dijangkau
oleh pasien
2. Handrail di sepanjang koridor
3. Grapbar (pegangan tangan) di setiap toilet
4. Ram (gerigi) pada jalan miring/tanjakan
5. Barrier line (anti slip) pada tiap anak tangga
6. Pintu toilet atau kamar mandi dapat dibuka dari luar dalam keadaan darurat
7. Tempat tidur dapat diatur ketinggiannya dan dilengkapi dengan handrail pada kiri
dan kanan yang digunakan sesuai kebutuhan pasien.
8. Bed pasien anak menggunakan box. Disediakan pembatas kain untuk handrail pada
bed pasien anak konvensional.
9. Tanda atau sign peringatan yang dipasang oleh petugas pada lantai atau lokasi yang
licin, basah, ataupun dalam renovasi.
10. Akses kontrol di setiap unit perawatan yang hanya bisa dibuka dengan kartu khusus.
Kartu diberikan pada penunggu pasien rawat inap.
11. Terdapat CCTV di seluruh area publik dan area perawatan
12. ID Card dan seragam yang telah ditetapkan digunakan oleh semua karyawan RS
Awal Bros Batam
13. Baju khusus untuk pasien
14. Pemasangan gelang identitas dan resiko pada setiap pasien untuk mengetahui
identitas dan kondisi khusus pada pasien
15. Pemasangan tanda atau sign pada pasien resiko jatuh, alergi ataupun DNR yang
dibuat berdasarkan penilaian diletakkan di pintu dan di atas bed pasien
16. Pemasangan handrub di area klinis dan umum
17. Pengelolaan Kecelakaan Pasien (Sentinel, KTD, KTC, KNC, dan KPC)
18. Pengelolaan area umum anak – anak, antara lain:
Sumber listrik harus mempunyai penutup / pengaman
Dispenser air minum : air panas tidak diaktifkan
19. Pengamanan listrik :
Pemasangan grounding sesuai ketentuan
Pengukuran jaringan atau instalasi listrik
Pemasangan tanda – tanda bahaya dan indicator
Penempatan petugas sesuai dengan ketrampilan
Pemakaian MCB
Penyediaan alat – alat kebakaran yang berfungsi dengan baik
B. Keselamatan Karyawan
Dalam rangka meningkatkan dan menjamin keselamatan karyawan selama berada di RS
Awal Bros Batam, maka untuk tahun 2014 RS Awal Bros Batam menyediakan
perlengkapan fasilitas keselamatan karyawan dan melakukan pemeliharaan fasilitas
tersebut secara berkala.
Tujuan :
1. Menjamin keselamatan karyawan selama berada di RS Awal Bros Batam
2. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi karyawan selama bekerja di RS Awal
Bros Batam
3. Tidak adanya kecelakaan kerja yang terjadi RS Awal Bros Batam selama tahun
2014
Daftar restricted area dikeluarkan oleh K3RS setiap tahun dan akan dilakukan revisi
bila terdapat perubahan. Berikut daftar Restricted Area RS Awal Bros Batam tahun
2014
NO RESTRICTED AREA
1 Ruang Office
2 Ruang Gizi
3 Ruang Penyimpanan Air Bersih
4 R uang EDP
5 Ruang Gudang B3
6 Ruang Farmasi
7 Ruang Laboratorium
8 Ruang Radiologi
9 Ruang Gas Central
10 Ruang Maintenance
11 Ruang Panel Listrik
12 Ruang Genset
13 Ruang Produksi Air RO
14 Ruang OK
15 Ruang ICU
16 Ruang Peristi
17 Ruang Gudang Logistik
18 Ruang Patologi Anatomi
Pada area yang dinyatakan restricted area dipasang tanda yang menyatakan bahwa
daerah tersebut dilarang untuk umum ataupun untuk orang yang tidak berkepentingan.
9. Identifikasi Pasien, Pengunjung, Vendor Dan Karyawan
Untuk mencegah terjadinya tindakan krimanal ataupun tundakan kekerasan lainnya
maka semua pasien, pengunjung, vendor dan karyawan dilakukan identifikasi di RS
Awal Bros Batam.
Prosedur identifikasi adalah sebagi berikut :
1. Identifikasi pasien dilakukan oleh perawat dengan menggunakan gelang identitas
2. Identifikasi penunggu dan pengunjung pasien dilakukan oleh sekuriti
3. Identifikasi pengunjung/tamu office dilakukan oleh Sekretaris Direktur
4. Identifikasi vendor dilakukan oleh unit terkait dengan cara melaporkan ke
SDM/Diklat dan SDM/Diklat akan mengeluarkan ID Card tamu selama vendor
tersebut berada di RS Awal Bros Batam
10. Pengawasan CCTV
Untuk lebih menjaga keamanan dan keselamatan pasien, pengunjung dan karyawan
serta kekayaan rumah sakit, maka RS Awal Bros Batam menyiapkan CCTV sebagai
upaya pengawasan terus-menerus yang dipasang di area-area tertentu sesuai dengan
analisa resiko terutama reatricted area.
11. Training Dan Edukasi
1. Edukasi staff mengenai identifikasi resiko di tempat kerjanya dan bagaimana
mengurangi dampak resikonya
2. Edukasi vendor, kontraktor, tamu, pengunjung mengenai sistem keamanan dan
keselamatan di rumah sakit
3. Edukasi pasien dengan menyediakan buku edukasi di setiap ruang perawatan
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Tahap Analitik
1. Memperhatikan cara-cara mengolah sampel dengan benar
2. Memberi identitas pada tabung-tabung pemeriksaan
3. Memastikan alat-alat yang akan digunakan telah dikalibrasi dengan benar.
4. Melakukan uji ketepatan ketelitian dterhadap metoda dan reagen uang dipakai
dengan menggunakan bahan kontrol