LAPORAN PENDAHULUAN LETAK SUNGSANG Disusun untuk memenuhi tugas Praktek Belajar Klinik Keperawatan Maternitas
DISUSUN OLEH : Nasrullah
PRODI PROFESI NERS KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2015/2016 A. Pengertian Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. (Obstetri Fisiologi hal: 221) Letak sungsang merupakan letak membujur dengan kepala janin difundus uteri. (Manuaba C 2008 hal : 116). Letak sungsang adalah bila bayi letak longitudinal dan bokong berada di bawah uterus ibu. (Chapman V 2006 hal :126). Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.(Wiknjosastro 2006, hal : 606) B. Penyebab Faktor-faktor yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang diantaranya ialah prematuritas, rnultiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa dan panggul sempit. Kadang-kadang juga disebabkan oleh kelainan uterus (seperti fibroid) dan kelainan bentuk uterus (malformasi). Plasenta yang terletak didaerah kornu fundus uteri dapat pula menyebabkan letak sungsang, karena plasenta mengurangi luas ruangan di daerah fundus. Kelainan fetus juga dapat menyebabkan letak sungsang seperti malformasi CNS, massa di leher, aneuploid. Faktor predisposisi dari letak sungsang adalah: Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, Air ketuban masih banyak dan kepala anak relatif besar Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas panggul. Kelainan bentuk kepala: hidrocephalus, anencephalus, karena kepala kurang sesuai dengan bentuk pintu atas panggul. Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya pada panggulsempit, hidrosefalus, plasenta previa, tumor – tumor pelvis dan lain – lain. Janin mudah bergerak,seperti pada hidramnion, multipara Gemeli (kehamilan ganda) Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus ; bikornis, mioma uteri. Janin sudah lama mati. Sebab yang tidak diketahui. Penyebab letak sungsang dapat berasal dari: 1. Sudut Ibu a. Keadaan rahim (1) Rahim arkuatus (2) Septum pada rahim (3) Uterus dupleks (4) Mioma bersama kehamilan b. Keadaan plasenta (1) Plasenta letak rendah (2) Plasenta previa c. Keadaan jalan lahir (1) Kesempitan panggul (2) Deformitas tulang panggul (3) Terdapat tumor menjalani jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala 2. Sudut janin Pada janin tedapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang : a. Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat b. Hedrosefalus atau anesefalus c. Kehamilan kembar d. Hidroamnion atau aligohidromion e. Prematuritas Dalam keadaan normal, bokong mencapai tempat yang lebih luas sehingga terdapat kedudukan letak kepala. Disamping itu kepala janin merupakan bagian terbesar dan keras serta palinglambat. Melalui hukum gaya berat, kepala janin akan menuju kearah pintu atas panggul. Dengangerakan kaki janin, ketegangan ligamentum fatundum dan kontraksi braxson hicks, kepala janin berangsur-angsur masuk ke pintu atas panggul. (Manuaba, 1998 : 361 ) C. Klasifikasi atau Jenis Letak sungsang sendiri dibagi menjadi: Letak bokong Murni : presentasi bokong murni, dalam bahasa Inggris “Frank Breech“. Bokong saja yang menjadi bagian depan sedangkan kedua tungkai lurus ke atas. Letak bokong kaki (presentasi bokong kaki) disamping bokong teraba kaki dalam bahasa Inggris “Complete Breech”. Disebut letak bokong kaki sempurna atau tidak sempurna kalau disamping bokong teraba kedua kaki atau satu kaki saja. Letak lutut (presentasi lutut) dan letak kaki (presentasi kaki) dalam bahasa Inggris kedua letak tersebut disebut “Incomplete Breech”. Tergantung pada terabanya kedua kaki atau lutut atau hanya teraba satu kaki atau lutut disebut letak kaki atau lutut sempurna dan letak kaki atau lutut tidak sempurna.( Obstetri Patologi hal :169 ) Dari letak – letak tersebut, letak bokong murni paling sering dijumpai. Punggung biasanya terdapat kiri depan. Frekwensi letak sungsang lebih tinggi pada kehamilan muda dibandingkan dengan kehamilan aterm dan lebih banyak pada multigravida daripada primigravida. D. Adaptasi Fisiologi atau Patofisiologi Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang. Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala. Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang. E. Penatalaksanaan 1. Sewaktu Hamil Yang terpenting ialah usaha untuk memperbaiki letak sebelum persalinan terjadi dengan versi luar. Tehnik : a. Sebagai persiapan : (1) Kandung kencing harus dikosongkan (2) Pasien ditidurkan terlentang (3) Bunyi jantung anak diperiksa dahulu (4) Kaki dibengkokan pada lutu dan pangkal paha supaya dinding perut kendor. b. Mobilisasi : bokong dibebaskan dahulu c. Sentralisasi : kepala dan bokong anak dipegang dan didekatkan satusama lain, sehingga badan anak membulat dengan demikian anak mudah diputar. d. Versi : anak diputar sehingga kepala anak terdapat dibawah. Arah pemutaran hendaknya kearah yang lebih mudah yang paling sedikit tekanannya. Kalau ada pilihan putar kearah perut anak supaya tidak terjadi defleksi. Setelah versi berhasil bunyi jantung anak diperiksa lagi dan kalau tetap buruk anak diputar lagi ketempat semula. e. Setelah berhasil pasang gurita, observasai tensi, DJJ, serta keluhan. 2. Pimpinan Persalinan a. Cara berbaring : · Litotomi sewaktu inpartu · Trendelenburg b. Melahirkan bokong : · Mengawasi sampai lahir spontan · Mengait dengan jari · Mengaik dengan pengait bokong · Mengait dengan tali sebesar kelingking. c. Ekstraksi kaki Ekstraksi pada kaki lebih mudah. Pada letak bokong janin dapat dilahirkan dengan cara vaginal atau abdominal (seksio sesarea) 3. Cara Melahirkan Pervaginam Terdiri dari: 1. Partus spontan ( pada letak sungsang janin dapat lahir secara spontan seluruhnya) 2. Manual aid (manual hilfe) Waktu memimpin partus dengan letak sungsang harus diingat bahwa ada 2 fase 1. Fase I : fase menunggu Sebelum bokong lahir seluruhnya, kita hanya melakukan observasi. Bila tangan tidak menjungkit ka atas (nuchee arm), persalinan akan mudah. Sebaiknya jangan dilakukan ekspresi kristeller,karena halini akan memudahkan terjadinya nuchee arm 2. Fase II : fase untuk bertindak cepat. Bila badan janin sudah lahir sampai pusat, tali pusat akan tertekan antara kepala dan panggul, maka janin harus lahir dalam waktu 8 menit.Untuk mempercepatnya lahirnya janin dapat dilakukan manual aid.
F. Fokus pengkajian keperawatan
A. PENGKAJIAN DATA Tanggal : …………… Jam : ………….. I. Data Subyektif a Identitas Nama : Nama suami : Umur : Umur : Bangsa/suku : Bangsa/suku : Agama : Agama : Pendidikan : Pendidikan : Pekerjaan : Pekerjaan : Alamat : Alamat : b Alasan Kunjungan saat ini/keluhan utama Ibu mengatakan hamil 8 bulan, dan ini adalah kehamilan kedua. Ibu merasakan gerakan anaknya paling banyak dibagian bawah dan ibu mau memeriksakan kehamilannya. c Riwayat Kesehatan 1) Riwayat penyakit yang pernah atau sedang di derita. Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit menular seperti TBC dan campak. Penyakit menurun seperti DM dan HT ataupun menahun seperti asma, HT dan jantung. selama kehamilannya ibu tidak pernah menderita sakit dan dirawat di Rumah Sakit dalam waktu yang lama 2) Riwayat penyakit keluarga. Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak memiliki penyakit menular seperti TBC dan campak, penyakit menurun seperti DM dan HT ataupun penyakit menahun seperti asma, HT, dan jantung dan juga tidak ada keturunan kembar. d Riwayat Menstruasi Siklus menstruasi : 28-30 hari Menarche : 12-16 tahun Lama : 5-7 hari HPHT : Warna : merah segar TP : Bau : anyir e Riwayat Kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu Perka-win Hamil Persalinan Anak Nifas KB
Ke Usia Jenis Penolong Tmpt Pny BB Se Hid M A Peny Jenis
ult L ks up ati SI ulit I I 9 bln SPTB Dukun RMH - 40 ♂ 6 th - 2 - Sunti 00 th k 1 bln
f Riwayat Kehamilan sekarang
Trimester 1 : Ibu mengatakan pada awal kehamilannya ibu sering mual dan muntah kepala sering pusing, dan nafsu makan ibu berkurang Trimester 2 : ibu mengatakan apa yang dirasakan pada awal kehamilannya sekarang sudah berkurang, kepala sudah tidak pusing lagi dan nafsu makan ibu bertambah. Ibu sudah mulai merasakan pergerakan sejak usia kandungan 4 bulan dan gerakan yang paling banyak adalah dibagian bawah. Trimester 3 : ibu mengatakan cemas dengan kehamilannya sekarang karena diketahui letaknya sungsang g Riwayat Psikososial 1) Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya saat ini, dan ibu sedikit cemas karena keadaan kehamilannya 2) Ibu berharap dapat melahirkan dengan selamat h Pola kehidupan sehari-hari 1) Pola nutrisi Ibu mengatakan sebelum hamil makan 3x sehari, minum 4-5 gelas/hari, komposisi nasi, sayur, dan lauk, sedangkan selama hamil makan 3x/hari dengan porsi lebih banyak daripada sebelum hamil, komposisi nasi, sayur,lauk, minum 6-7 gelas/hari. 2) Pola Eliminasi. Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil selalu lancar buang air besar 1x/hari dengan konsistensi lembek warna kuning, sedangkan buang air kecil sebelum hamil antara 3-4x/hari dan selama hamil 5-6x/hari warna kuning jernih. 3) Pola istrahat / tidur Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil tidur malam dari jam 21.00-05.00 WIB dan tidak tidur siang karna harus bekerja. 4) Pola Aktifitas Ibu mengatakan sebelum hamil dan selama hamil tetap melakukan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci,menyapu,mengepel,memasak dll.selain itu ibu juga bekerja sebagai buruh di sebuah perusahaan. 5) Pola hubungan seksual Ibu mengatakan sebelum hamil agak sering berhubungan dengan suami kurang lebih 3x seminggu, sedangkan selama hamil 1x seminggu, karena ibu takut akan mempengaruhi kehamilannya. 6) Pola kebersihan diri (personal hygiene) Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil selalu mandi 2x/hari, mengosok gigi,mencuci rambut 3x/minggu dan ganti baju setiap habis mandi 7) Spiritual Ibu beragama islam dan mengatakan selalu beribadah sesuai ajaran agamanya. i Prilaku Kesehatan Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil tidak pernah merokok,tidak minum- minuman beralkohol, periksa kehamilan di puskesmas jagir 1 bulan sekali. II. Data Obyektif a Pemeriksaan Umum 1) KU : Baik 2) Kesadaran : Composmentis 3) Tanda-tanda vital Tensi : 120/70 mmHg Suhu : 37 0C Nadi : 90x/menit RR : 18x/menit Lila : 24 cm TB/BB : 152 cm/ 57 kg b Pemeriksaan Fisik Inspeksi 1) Kepala: Tidak ada benjolan, rambut bersih, tidak rontok. 2) Muka: Bulat tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum 3) Mata: Simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih. 4) Hidung: Bersih, tidak ada polip. 5) Mulut/gigi: Bersih, tidak stomatitis, tidak terdapat lubang pada gigi jumlah gigi lengkap 6) Telinga: Simetris tidak ada serumen, pendengaran baik. 7) Leher: tidak ada pembesaran vena jugularis. 8) Mammae: membesar, hiperpigmentasi pada papilla & areola mammae, putting menonjol, colostrum +/- 9) Perut: Membesar sesuai usia kehamilan, terdapat linea alba dan striae lividae, tidak terdapat luka bekas operasi. 10) Genetalia: Bersih,oedema tidak ada, varices tidak ada, candilomalata tidak ada, cikatrik tidak ada, haemoroid tidak ada. 11) Ekstremitas: varices dan oedema tidak ada Palpasi Leopold I : 4 jari bawah px (30 cm) pada bagian fundus teraba bagian keras bundar dan melenting (kepala). Leopold II : Teraba tahanan seperti papan, keras, memanjang pada sisi kiri perut ibu. Leopold III : Teraba lunak, lebar dan tidak dapat melenting pada bagian bawah rahim (bokong) Leopold IV : Bagian bawah anak belum masuk pintu atas panggul Auskultasi DJJ: (+) baik, frekuensi 144 x/menit Perkusi Reflek patella +/+ c Pemeriksaan penunjang Darah : Hb - gr% Urine : Albumin: Tidak dilakukan Reduksi: Tidak dilakukan III. Assasment A. Identifikasi diagnosa, masalah, dan kebutuhan § Diagnosa : GII PIOOOI, uk: 34-35 minggu, tunggal,hidup,intra uteri,letak sunsang,puki,bagian terendah janin belum masuk PAP,keadaan jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik Ds : Ibu mengatakan hamil 8 bulan, dan ini adalah kehamilan kedua. Ibu merasakan gerakan anaknya paling banyak dibagian bawah dan ibu mau memeriksakan kehamilannya. Do : - KU : Baik - Kesadaran : Composmentis - BB setelah hamil 57 kg - TTV: - Tensi : 120/70 mmHg - Suhu : 37 0C - Nadi : 90x/menit - RR : 18x/menit - Palpasi Leopold I : (33 cm) 4 jari bawah px pada bagian fundus teraba bagian keras bundar dan melenting (kepala). Leopold II : Teraba tahanan seperti papan, keras, memanjang pada sisi kiri perut ibu. Leopold III : Teraba lunak, lebar dan tidak dapat melenting pada bagian bawah rahim (bokong). Leopold IV : Bagian bawah anak belum masuk pintu atas panggul. § Masalah : Cemas sehubungan dengan kehamilan letak sungsang § Kebutuhan : - Penjelasan tentang kehamilan ibu (letak sungsang) - Memberi dukungan moril pada ibu - Mendengarkan semua keluhan ibu dan berusaha memecahkan masalah - Menganjurkan untuk sabar dan berdo’a Diagnose Keperawatan Gangguan Rasa nyaman (nyeri ) berhubungan dengan kerusakan jaringan otot dan system saraf yang di tandai dengan keluhan nyeri, ekpresi wajah menyeringai. Gangguan eleminasi miksi (retensi urine ) berhubungan dengantrauma mekanik , manipulasi pembedahan adanya edema pada jaringan sekitar dan hematom, kelemahan pada saraf sensorik dan motorik. Kurang pengetahuan tentang efek pembedahan dan perawatan selanjutnya berhubungan dengansalah dalam menafsirkan imformasi dan sumber imformasi yang kurang benar Rencana tindakan keperawatan Perencanaan Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah di tentukan dengan tujuan, criteria hasil, rencana tindakan atau intervensi dan rasional tindakan (Depkes RI 1991 ; 20 ). Intervensi keperawatan pada diagnose Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan otot dan system saraf. : 1) Kaji tingkat rasa tidak nyaman sesuai dengan tingkatan nyeri. 2) Beri posisi fowler atau posisi datar atau miring kesalah satu sisi. 3) Ajarkan teknik releksasi seperti menarik nafas dalam, bimbing untuk membayangkan sesuatu.Kaji tanda vital : tachicardi,hipertensi, pernafasan cepat. 4) Motivasi klien untuk mobilisasi didni setelah pembedahan bila sudah diperbolehkan. 5) Laksanakan pengobatan sesuai indikasi seperti analgesik intravena. 6) Observasi efek analgetik (narkotik ) 7) Obervasi tanda vital : nadi ,tensi,pernafasan. Intervensi keperawatan pada diagnose keperawatan gangguan eleminasi miksi (retensi urine ) berhubungan dengantrauma mekanis, manipulasipembedahan, oedema jaringan setempat, hemaloma, kelemahan sensori dan kelumpuhan saraf. 1) Catat poal miksi dan minitor pengeluaran urine 2) Lakukan palpasi pada kandung kemih , observasi adanya ketidaknyamanan dan rasa nyeri. 3) Lakukan tindakan agar klien dapat miksi dengan pemberian air hangat, mengatur posisi, mengalirkan air keran. 4) Jika memakai kateter, perhatikan apakah posisi selang kateter dalam keadaan baik, monitor intake autput, bersihkan daerah pemasangan kateter satu kali dalamsehari, periksa keadaan selang kateter (kekakuan,tertekuk ) 5) Perhatikan kateter urine : warna, kejernihan dan bau. 6) Kolaborasi dalam pemberian dalam pemberian cairan perperental dan obat obat untuk melancarkan urine. 7) Ukur dan catat urine yang keluar dan volume residual urine 750 cc perlu pemasangan kateter tetap sampai tonus otot kandung kemih kuat kembali. Intervensi keperawatan pada diagnose keperawatan Kurangnya pengetahuan tentang perawatan luka operasi, tanda-tanda komplikasi, batasan aktivitas, dan perawatan selanjutnya berhubungan dengan terbatasnya imformasi. 1) Jelaskan bahwa tindakan seksio sesarea mempunyi kontraindikasi yang sedikit tapi membutuhkan waktu yang lama untuk pulih, mengguanakan anatesi yang banyak dan memberikan rasa nyeri yang sangat setelah operasi. 2) Jelaskan dan ajarkan cara perawatan luka bekas operasi yang tepat 3) Motivasi klien melakukan aktivitas sesuai kemampuan. 4) Jelaskan aktivitas yang tidak boleh dilakukan Evaluasi Evaluasi. Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan, sedang tujuan evaluasi itu sendiri adalah menentukan kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan menilai keberhasilan dari rencana keperawatan atau asuhan keperawatan ( Depkes RI 1991 ; 31 ) Adapun evaluasi yang di harapkan pada klien dengan Post Seksio Sesarea adalah sebagai berikut : 1. Rasa nyaman klien terpenuhi 2. Pola eliminasi miksi dan defekasi kembali normal 3. Klien menunjukkan respon adaptif 4. Pengetahuan klien mengenai keadaan dirinya bertambah 5. Pola nafas klien kembali efektif 6. Tidak terjadi komplikasi ; perdarahan atau infeksi Daftar pustaka Bagian Obstetri & ginekologi FK.Unpad,1993. Obstetri Fisiologi.Eleman Bandung Carpenito,Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.EGC. Jakarta .2001. Diktat Kuliah Ilmu Keperawatan Maternitas TA: 2000/2001 PSIK.FK. Unair,Surabaya. Hanifa,W.et all. 1989. Ilmu Bedah Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka S.P. Jakarta 2000. Pedoman Diagnosa & Terapi, Lab. SMF Ilmu Kebidanan & Penyakit Kandungan RSUD Dr. Soetomo. Surabaya Saifudin,Abdul Bari dkk, 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo & JNKKR-POGI, Jakarta.