1. Pengertian Radiofarmaka
Vial Vaccum
Kolom Vaccum
Vial Pertechnetat
Kolom Solven
b. Generator Basah
Prinsip kerja untuk menghasilkan Tc-99m sama dengan generator kering,
hanya saja yang sedikit membedakan pada kolom vacum dan kolom solven dalam
posisi horizontal dan dihubungkna melalui kolom absorben. Vial NaCl masuk ke
kolom Solven dan Vial Vaccum masuk ke kolom vaccum. Pada kolom absorben
terdapat botol NaCl yang menggenangi kolom absorben, cairan NaCl ini nanti
akan tertarik ke dalam vial vaccum dan yang berada di vial NaCl akan masuk ke
botol di kolom absorben. Hal inilah yang dinamakan generator basah karena
kolom absorben akan selalu basah oleh cairan NaCl yang volumenya akan tetap
stabil.
b. Spuit shield
Berfungsi sebagai proteksi radiasi ketika radiofarmaka akan dimasukkan ke spuit
atau disuntikkan ke pasien.
c. Container Shield
Berfungsi sebagai tempat radionuklida sebelum di elusi pada generator.
d. Vial Pertechnetat
e. Vial Vaccum
Didalamnya berisi udara yang bersifat negatif.
f. Generator
Sebagai tempat produksi radiofarmaka / tempat elusi.
g. Radionuklida
h. Container Spuit Shield
Berfungsi untuk proteksi radiasi dari radionuklida yang beada didalam spuit.
6. Radiolabeling
Radiolabeling adalah teknik untuk melacak bagian sampel suatu zat melalui
suatu sistem. Zat ini diberi label menggunakan radionukleotida dalam komposisi
kimianya. Ketika peluruhan radionukleotida, keberadaanya dilacak dengan
mendeteksi jumlah menitradioaktivitas yang dipancarkan. Radiolabeling adalah teknik
yang digunakan untuk melacak lewatnya molekul yang menggabungkan radioisotop
melalui reaksi, jalur metabolisme, sel jaringan, organisme, atau sistem biologis.
Reaktan dilabeli dengan mengganti atom spesifik dengan isotopnya. Mengganti atom
dengan radioisotopnya sendiri adalah label intrinsik yang tidak mengubah struktur
molekul. Molekul dapat radiolabeted dengan reaksi kimia yang memperkenalkan
atom, bagian, atau kelompok fungsional yang berisi radionuklida.
Berikut adalah enam metode radiolabeling :
Metode Pelabelan Contohnya
Pertukaran isotop Senyawa berlabel 14C-, 35S-, dan 3 H
Pengenalan label asing Semua senyawa 99mTc
111
Seyawa berlabel
18
FDG
111
Pelabelan Bi-fungsional chelating In-DTPA-albumin
99m
Tc-DTPA-MoAb
57
Biosintesis Co-cyanocobalamin
14
Senyawa berlabel C
Recoiling labeling Senyawa beryodium
123
Pelabelan eksitasi Senyawa berlabel I
7. QC Radiofarmaka
QC (Quality Control) atau pengawasan mutu adalah bagiam esensial dari cara
pembuatan obat yang baik agar tiap obat yang dibuat memenuhi persyaratan mutu
yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. pengawasan mutu meliputi program uji
stabilitas pemantauan lingkungan kerja, validasi, dokumentasi suatu batch, program
penyimpanan sampel, penyusunan, serta penyimpanan sesuai dengan spesifikasi yang
berlaku dari setiap bahan atau produk termasuk metode pengujiannya.
a. Pengambilan sampel
Jumlah sampel yang biasanya diambil dalam analisis sediaan farmasi
mungkin perlu dimodifikasi, tetapi hendalah memadai untuk dilakukan
pengujian ulang (sampel pembanding). Jumlah sampel yang biasanya diambil
untuk uju sterilitas tidak perlu diterapkan pada radioframaka karena dalam
satu bets jumlahnya hanya sedikit.
b. Bahan awal
Uji khusus mungkin harus dirancang dan dilksanakan untuk
menunjukkan tidak ada sedikitpun impuritas yang spesifik diperbolehkan
misal dalam bahan target. Proses iradiasi merupakan uji yang terbaik. Bahan
baru disintesis sendiri hendaklah dikarakterisasi dan diuji sebelum digunakan.
c. Kemurnian radionuklida
Pengujian kemurnian radionuklida hendaklah dilakukan pada bahan
awal radioaktif seblum preparasi suatu senyawa bertanda. Pemancar beta dan
gamma biasanya merupakan impuritas utama yang diamati, tetapi pada produk
hasil fisi, impuritas pemncar alfa hendaklah diamati juga. Kalibrasi energi dari
instrument hendaklah sering dilakukan dengan menggunakan sumber
(radioaktif) acuan dan diverifikasi sebelum dipakai dengan menggunakan
sumber standar yang berumur panjang.
d. Kemurnian radiokimia
Kemurnian radiokimia hendaklah ditentukan, menggunakan berbagai
teknik termasuk pemisahan kromatografis, ekstraksi dengan pelarut, KCKT,
elektroforesis dan presipitasi. Metode kromatografi kertas dan kromatografi
lapisan tipisbiasanya digunakan untuk penentuan kemurnian radiokimia suatu
radiofarmaka. Pemilihan teknik tergantung pada kompleksitas preparasi
radiofarmaka.
e. Konsentrasi radioaktif
Penentuan secara independen konsentrasi radioaktif yang
sesungguhnya hendaklah dilakukan oleh pengawasan mutu dengan instrumen
yang berbeda dari yang digunakan dalam proses pembuatan. Untuk setiap
radiofarmaka, kandungan radioaktivitas, konsentrasi radioaktif dan dosis atau
volume yang diberikan kepada pasien hendaklah ditentukan.
f. Kemurnian kimia
Kontaminan kimia, misal logam dalam jumlah yang sangat sedikit,
hendaklah diidentifikasi dan ditentukan untuk mencegah atau mengurangi
dampak yang mungkin terjadi pada proses penandaan radiofarmaka. Untuk kit
radiofarmaka yang mengandung garam Stano (Sn2+) sebagai bahan pereduksi,
kandungan garam Stano (Sn2+) hendaklah ditentukan dengan menggunakan
metode seperi iodometri dan polarografi.
g. pH
Semua radiofarmaka hendaklah mempunyai pH yang sesuai yntuk
kestabilan dan integritasnya. pH dapat ditentukan menggunakan kertas pH
atau pH meter.
h. Distribusi biologis
Untuk beberapa radiofarmaka, uji distribusi biologis hendaklah dilakukan
sebagai indikator mutu dan kinerja yang diharapkan dari radiofarmaka.
Prosedur yang ditetapkan dalam monografi farmakope dapat diadopsi dalam
uji biodistribusi ini.