• Sediaan Radiofarmasi
• Sterilisasi Radiasi
• Pengawetan Makanan
• Radiofarmasi Rumah Sakit
• Pustaka:
Leswara, N.D., 2007, Buku Ajar Radiofarmasi, Jakarta: EGC
Remington, 1990, Remington’s Pharmacutical Science 18th Ed
Chap 33, Pennsylvania: Mack Publishing
Sediaan Radiofarmasi
Oks, Reds, Abs, Ion Exchange, Pengendapan. E.g: 131I, 32P, 76As, 51Cr, 55Fe
KOLOID radioaktif dihasilkan dari pengendapan logam, metaloid atau garam. E.g:
Koloid Aurum-198 dalam bentuk partikel (d < 100 mm) dalam suspensi stabil
Radioisotop dengan WAKTU PARUH PENDEK dihasilkan dari GENERATOR. E.g: 87Y
menjadi 87Sr, 99Mo menjadi 99mTc
Bentuk Sediaan Radiofarmasi
Larutan Untuk Pemakaian Oral
• Biasanya dikemas dalam wadah tertentu yang dinamakan Penicillin type bottles. Untuk
menghindari terjadinya kontaminasi Single Dose. E.g: Larutan 42K, 131I serta 24Na
untuk mendeteksi adanya gangguan pada peredaran darah
Kapsul Gelatin Untuk Pemakaian Oral
• Cara pemakaiannya mudah dan bahaya kontaminasi tidak ada. Larutan ini diserap oleh
dinding kapsul atau zat inert yang ditambahkan, misalnya Na2HPO4 anhidrat. Kerugiannya
adalah ada kemungkinan kapsul tiak larut sempurna dalam lambung atau reaksi antara
radionuklida dan komponen-komponen kapsul, seperti gelatin, zat warna, atau antiseptic.
Larutan injeksi
• Kemasan mengandung satu dosis atau lebih. Syarat larutan injeksi biasa harus dipenuhi,
seperti sterilitas, isotonisasi, dan bebas pirogen.sediaan dipakai terutama untuk
radioisotope yang berumur sangat pendek sehingga unsur aktif segera mencapai sasaran
dan dapat segera dideteksi, misalnya 99mTc dengan t1/2 = 6 jam, 113mln dengan t1/2 = 1,7
jam.
Bentuk Lyophilized Products atau Sediaan Liofilisasi
• Sediaan dalam botol, sebelum digunakan harus dilarutkan dalam pelart yang
sesuai(model kit)
Syarat Sediaan Radiofarmasi
Tidak toksik
Homogen
• Kemurnian Radionuklida
Diartikan sebagai rasio presentase dari radioaktif
radionuklida yang diinginkan dengan total
radioaktivitas di dalam sediaan.
e.g: 100 µCi (mikro curie) sediaan 99m TC-
Sodium Pertechnetate mengandung 99,5 µCi 99m
TC dan 0,5 µCi 99MO sehingga akan memiliki
kemurnian radionuklida 99,5% 99m TC. Pada
contoh ini 99MO memiliki 0,5% pada kemurnian
radionuklida
• Pengotor radionuklida sangat signifikan
karena mereka dapat berkontribusi pada
penambahan dosis yang tidak perlu kepada
pasien tanpa menambah informasi diagnosa.
Pengotor radionuklida yang relevan dan
batas yang dapat diteria biasanya tercantum
pada sisipan pacage atau ditentukan pada
monografi USP
Istilah dalam Radiofarmasi
• Komponen utama pada EIA adalah obat berlabel dengan enzim spesifik sesuai
antibodi spesifik untuk obat tersebut; sebuah substrat yang mampu
menghasilkan sinyal optik yang diukur jika dikatalisis oleh enzim; serta sampel
yang akan diperiksa.
• Jika obat dilabel dengan enzim diikat pada antibodi, aktivitas enzim dihalangi
atau direduksi. Obat dalam sampel melepaskan sebagian obat berlabel enzim
dari antibody sehingga akan emngaktifkan enzim yang kemudian bereaksi
dengan substrat serta mengubah sifat optisnya (serapan UV, kekeruhan, dll)
• Perubahan aktivitas enzim dan juga perubahan sinyal optik sebanding dengan
jumlah obat bebas yang ditambahkan pada kompleks obat-enzim-antibodi.
Sinyal optik yang dihasilkan diperbesar karena pelepasan enzim mengkatalisis
konversi atau perubahan sejumlah substrat.
• EIA juga digunakan pada pengukuran kinetika, kecepatan perubahan substrat
sebanding dengan aktivitas enzim
• Oleh karena itu, pada analisis, kecepatan perubahan absosbri UV amat
berguna untuk sampel-sampel yang mempunyai latar belakang serapan yang
tinggi
Fluoroimmunoassays (FIA)
Sterilisasi Sterilisasi
Fisika Basah
Pemanasan
Pembakaran Otoklaf Perebusan air
dengan oven
Sterilisasi
Pasteurisasi
tyndalisasi
Sterilisasi
minyak panas
Sterilisasi Sterilisasi
Radiasi Mekanik
Vibrasi
Sinar UV Sinar X Filtrasi
ultrasonik
Sterilisasi
Sterilisasi Gas
Kimia
Anteseptik Disinfeksi
Sanitasi dekontaminasi
Sejarah
Tahun Sterilisasi
1895 Sinar X ditemukan oleh Roentgen
1896 Efek membunuh mikroba dari radiasi ditemukan oleh Minck
1930 Hubungan antara dosis radiasi dan jumlah mkroba yang hidup
ditetapkan, serta bersifat linier jika dosis diperbesar, mikroba yang
mati juga bertambah banyak
1946 Exponential Survival Pattern diperiksa dengan sinar X
1947 Penelitian sterilisasi radiasi dengan Electron beam mulai dirintis
1957 Era sterilisasi untuk komersial dimulai (LINAC)
1960 Pemakaian sinar gamma Cobalt-60 secara komersial
1961 Johnson&Johnson Irradiation I utk alat kedokteran
1965 Sterilisasi dimasukkan ke dalam USP
1976 Dosimetry release disetujui USA
1980 Dose setting menurut AA diperkenalkan
1984 Di seluruh dunia sudah didirikan 135 fasilitas irradiator Co-60 untuk
steriliasi radiasi
• Umumnya alat-alat kedokteran dilakukan
sterilisiasi dingin, misalnya ampul, alat pacu
jantung, dll. Pada sterilisasi dingin, dosis
sterilisasi dinyatakan dalam satuan Rad atau
Mrad atau Gy atau kGy
• Dosis sterilisasi 2,5 Mrad = 25 kGy = 2,5 x
104 J/kg
• 1J = 107 erg
• 1 rad = 100 erg/g
Efek Radiasi pada Materi
• Efek langsung radiasi pada materi adalah
ionisasi pada materi, sedangkan efek tidak
langsungnya adalah radikal bebas
berinteraksi dengan materi dan membentuk
senyawa lain. Pada sterilisasi obat-obatan
yang dilakukan secara aseptis, sterilitas yang
dikehendai sering tidak tercapai. Oleh karena
itu, dalam pelaksanaannya harus diketahui
mana yang perlu dilakukan secara aseptis
dan mana yang tidak perlu secara aseptis.
Efek radiasi bersifat kumulatif
Efek Radiasi pada Sel
1. Spora: aktivitas karena panas lebih cepat daripada daya kecepatan bunuh proses
2. Vegetatif: Penyebaran bakteri berkelompok
a. Aktivitas spora karena panas seimbang dengan daya bunuh, bakteri berkelompok
b. Bahu lebar: khas untuk Micrococcus radiodurans yang terkena radiasi sampai dosis
tertentu
3. Kurva ini khas untuk campuran beberapa jenis mikroba dengan daya tahan yang berbeda
Pemilihan Bahan Pengemas
Komposisi bahan
Suhu penyimpanan
(kadar air, gii, dll)
Kondisi fisiologis
(enzim, dll) e.g: Cahaya dapat
buah harus tau menyebabkan
umur dan oksidasi lemak
kematangannya
Tipe Kerusakan
Fisika Pemanasan
Pendingnan
Pembekuan iradiasi
Kimia Penggaraman
Mencegah pertunasan
(0,05-1,12 kGy) e.g:
Kentang dan bawang
bombai
Menunda kematangan
buah (0,10-1,25 kGy)
Keuntungan dan Kerugian
Pengawetan dengan Radiasi
Dosis untuk desnfeksi serangga adalah 0,20-0,80 kGy untuk buah-buahan dan
rempah-rempah
Dosis untuk menurunkan kandungan mikroba 0,5-10 kGy (e.g: untuk udang
beku)
Dosis untuk membunuh bakteri patogen 3-10 kGy (e.g: udang, telur, daging)
dengan parameter keberadaan Salmonella, E.coli dan Coliform
Sterilisasi 25-60 kGy untuk makanan astronaut dan makanan pasien tertentu di RS
Aspek Penggunaan Radiasi
Memperbaiki
Memberantas
higiene bahan
serangga perusak
pangan
Sterilisasi untuk
kerusakan atau
pemakaian khusus
Faktor yang Harus Dihindari
Oksigen
• Untuk bahan mengandung lemak, harus dieliminasi
pengaruh oksigen serta suasana anaerob agar kuman
pembusuk aerob tidak dapat hidup sehingga radiasi
dilakukan dalam keadaan vakum dan suhu rendah
Temperatur Rendah
• Agar bahan tidak terurai sebaiknya partikel tidak bergerak
Kadar Air
• Sedapat mungkin dihindari kadar air tinggi. Air adalah
penyebab efek sekunder terjadinya peruraian