Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM BIOLOGI MOLEKULER

PERCOBAAN 4 : TRANSFORMASI BAKTERI, ISOLASI DNA, ELEKTROFORESIS

Dosen Pengampu : Drs. Apt. H. Ibrahim Arifin, M.Sc

Asisten Dosen : Anggriya Syahvirga MN

Tanggal : 27 Mei 2021

Disusun oleh :

Yuniar Akhidatul Maghfiroh

(19105011040)

Kelas A / Kelompok E

LABORATORIUM BIOLOGI MOLEKULER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS WAHID HASYIM

SEMARANG

MEI 2021
LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM BIOLOGI MOLEKULER

PERCOBAAN 4 : TRANSFORMASI BAKTERI, ISOLASI DNA, ELEKTROFORESIS

A. TRANSFORMASI BAKTERI

I. TUJUAN PRAKTIKUM

Mampu menganalisis terhadap transformasi bakteri dan dapat mendeteksi apakah


terdapat resistensi bakteri pada media.

II. DASAR TEORI

Transformasi bakteri mula-mula diperkenalkan oleh Frederick Griffith pada tahun


1982, berdasarkan kenyataan bahwa sel bakteri yang satu dapat melepaskan fragmen DNA-
nya ke dalarn suatu medium yang kemudian akan masuk ke dalam sel bakteri lain dalarn kultur
tersebut. Di alam, fragmen DNA tersebut biasanya dilepaskan oleh sel bakteri yang mati atau.
mengalami autolisis. Namun, terdapat sel lain yang ternyata memang melepaskan fragmen
DNA pada saat pertumbuhan karena adanya gena tra. Transformasi adalah memindahkan
materi genetik berupa fragmen DNA baik yang berasal dari DNA kromosom maupun DNA
plasmid. ( Anonim,2021) Untuk proses transformasi secara artifisial (seperti yang akan
dilakukan pada percobaan) harus dilakukan pada saat kondisi kompeten, suatu kondisi sel
dimana mereka memiliki kemampuan untuk melakukan transformasi sel. Jika tidak, maka sel
resipien tidak dapat menyerap gen yang akan ditransformasikan. Kondisi kompeten ini
biasanya terjadi pada saat pertumbuhan. Namun, untuk transformasi artifisial secara in vitro,
kondisi kompeten dapat dibuat yaitu dengan memaparkan sel resipien pada konsentrasi tinggi
senyawa berkation divalent.(Anonim,2021) Transformasi memiliki arti penting dalarn
perkernbangan biologi molekuler. Transformasi menyediakan sarana yang dapat digunakan
untuk memurnikan DNA dan mengubah serta memasukkan kembali ke dalarn sel bakteri untuk
memastikan pengaruh pengubahan secara invitro. Transformasi juga menyediakan teknik
untuk produksi batas-batas genetika yang tak terhingga (sel yang mempunyai DNA yang
berasal pada berbagai tipe sel) dan dengan begitu merupakan sarana yang penting dalarn bidang
rekayasa genetika.(Anonim,2021)
Salah satu proses umum dalam manipulasi gen yang akan ditransfer ke genom sel
tanaman adalah kloning gen. Proses ini dilakukan dengan menyisipkan gen target ke dalam
vektor kloning dan menggunakan Escherichia coli sebagai sel inang untuk memperbanyak
jumlah DNA plasmid rekombinan. Tahap selanjutnya adalah memindahkan plasmid yang telah
diisolasi dari Escherichia coli ke Agrobacterium dengan proses transformasi (Widyasari dan
Suhandono, 2007).

Transformasi DNA dapat terjadi secara alami maupun buatan. Transformasi secara
alami, biasanya terjadi pada sebagai siklus hidup setiap mikroorganisme khususnya bakteri.
Terjadinya transformasi secara almi berkaitan dengan kondisi kompeten sel selama sel tumbuh.
Kondisi ini biasanya terjadi menjelang fase sel stasioner dimana sel mencapai densitas tertinggi
sepanjang pertumbuhannya.Kompeten sel sangat memungkinkan DNA luar masuk ke dalam
sel bakteri. Transformasi DNA secara alami, frekuensi sangat rendah dikarenakan adanya
syarat tertentu seperti kontak antar sel,homologi dari DNA yang bersangkutan, adanya proses
modifikasi dalam inang,kondisi morfologi dan perlunya gen khusus untuk proses konjugsi
(Brown,1986)

III. ALAT DAN BAHAN

Alat :

a. Pipet volume
b. Pipet mikro
c. Gelas ukur
d. Ependroff
e. Sentrifuge

Bahan :

a. E. Coli DH 5 α
b. MOPS IM pH 7,0
c. Air sabun
d. Plasmid PUC 18/19 C
e. MOPS I M pH 6,5
f. pBR 322
g. CaC12 0,5 M
h. pBR 328
i. RbCl 0, 1 M
j. Luria Bertani (LB) Cair
k. Ampicillin
l. Luria Bertani (LB) Padat
m. Es (air es)

MRC 5 ml dibuat dari :

1. MOPS 1M pH 6.5 0,5 ml


2. RbCl 0,1M 0,5 ml
3. CaC12 0.5M 0,5 ml
4. H2O (Aqua bidestilata) 3,5 ml

IV. CARA KERJA

E. coli dihidupkan semalam.

Bakteri dihidupkan 150-200 ul biakan semalarn dalarn 5-10 ml LB, pada suhu 37oC kurang
lebih selama 3 jam.

Diambil/pipet 1 ml, tuang ke dalam ependorf, sentrifuge 10 detik, dibuang supernatant.

Endapan bakteri dicuci dengan MR/MRC, sentrifuge 10 detik, dibuang supernatant.

Endapan bakteri disuspensikan dengan 500 ul MRC, didiamkan dalam es selama 1 jam.

Disentrifuge 5-10 detik, dibuang 4upernatant, endapan disuspensikan dengan 150 ul MRC

+ 5 ul DNA-plasmid, didiamkan pada es selama 1 jam.

Dipanaskan pada suhu 42-55oC 1 menit, diletakkan pada es 1 menit


Ditambahkan 1 ml LB cair, inkubasi 37oC selama 1 jam

Dipipet 150 ul, digoreskan pada LB yang mengandung Ampicillin padat, inkubasi 37oC
semalam.

V. PEMBAHASAN

Transformasi adalah reproduksi seksual dengan cara pemindahan DNA dari satu bakteri
ke bakteri lainnya secara langsung tanpa penghubung. Prinsip dari transformasi adalah dengan
ekstraksi DNA dari sel donor, kemudian dicampur dengan sel resipien yang telah dibuat
rentanterhadap masuknya molekul DNA melalui pori atau saluran dalam dinding dan membran
sel. Kegunaan transformasi bakteri adalah untuk rekayasa genetika, untuk permunian DNA,
dan pemindahan sifat genetik secara genetika. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
kegagalan dalam proses transformasi. Hal ini dapat disebabkan kurang ketelitian dalam
melakukan pengamatan, misalnya pada saat memanaskan batang penyebar. Pemanasan yang
berlebih tanpa pendingan dapatmenyebabkan bakteri yang diambil mati. Kemudian kurang
higeinis nya tahapantransformasi, hal ini dapat berlangsung selama masa pemberian amficilin
pada koloni. Selainitu didukung faktor lingkungan berupa suhu juga mempengaruhi proses
tumbuhnya bakteri. (Zafenya G, dkk., 2019)

Bakteri Escherichia coli (E. coli) adalah bakteri yang hidup di dalam
usus manusia untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan. Bakteri ini umumnya tidak tidak
berbahaya. Namun, ada jenis E. coli tertentu yang menghasilkan racun
dan menyebabkan diare parah. Keberadaan bakteri E. coli di dalam tubuh manusia adalah hal
yang wajar, sebab bakteri ini turut berperan menjaga kesehatan saluran pencernaan. Meski
demikian, ada beberapa jenis bakteri E. coli yang justru berbahaya bagi kesehatan manusia,
yaitu: Shiga toxin-producing coli atau STEC/VTEC/EHEC, Enterotoxigenic coli (ETEC),
Enteropathogenic coli (EPEC), Enteroaggregative coli (EAEC), Enteroinvasive coli (EIEC),
Diffusely adherent coli (DAEC). Sebagian besar diare disebabkan oleh bakteri jenis STEC.
Bakteri ini memproduksi racun yang dapat merusak lapisan usus kecil, sehingga bisa
menyebabkan BAB berdarah. Pada umumnya, bakteri E. coli yang berbahaya itu dapat masuk
ke dalam tubuh manusia melalui: Makanan dan minuman yang terkontaminasi
(Bakteri E. coli yang berbahaya sangat mudah menular karena seseorang mengonsumsi
makanan dan minuman yang terkontaminasi), Kontak langsung dengan bakteri E. Coli (Lupa
cuci tangan setelah memegang binatang atau sesudah buang air besar, lalu menjalin kontak
dengan orang lain, dapat menularkan bakteri tersebut) (Arifah .N, 2010)

Bakteri E-Coli termasuk Simbiosis mutualisme adalah hubungan timbal balik antara
dua organisme yang hidup bersama dan saling memberikan keuntungan. Dengan demikian,
hubungan yang terjadi antara bakteri Escherichia coli dan manusia adalah simbiosis
mutualisme. Manfaat bakteri E-Coli pada tubuh manusia Bakteri E.coli yang berada di dalam
usus besar manusia berfungi untuk menekan pertumbuhan bakteri jahat, dia juga membantu
dalam proses pencernaan termasuk pembusukan sisa-sisa makanan dalam usus besar,
sedangkan bahaya bakteri E-Coli bagi tubuh Bakteri ini umumnya tidak tidak berbahaya.
Namun, ada jenis E. coli tertentu yang menghasilkan racun dan menyebabkan diare parah.
Seseorang dapat terpapar bakteri E. coli yang berbahaya karena mengonsumsi makanan dan
minuman yang terkontaminasi. Fungsi utama yang lain dari E.coli berperan dalam
memproduksi vitamin K melalui proses pembusukan sisa makan. Sumber pencemaran bakteri
E-Coli Sumber pencemaran tersebut terdiri dari 72,7 persen berasal dari air tinja, air mandi dan
cuci; 17,3 persen limbah perkantoran; dan limbah industri sebanyak 9,9 persen. (Guyton A.C,
1997)

Praktikum kali ini di lakukan pengujian Transformasi Bakteri, dengan tujuan mampu
menganalisis terhadap transformasi bakteri dan dapat mendeteksi apakah terdapat resistensi
bakteri pada media. Alat yang di gunakan adalah pipet volume, pipet mikro, gelas ukur,
ependrof dan sentrifuge. Sedangkan bahan yang di gunakan adalah E. Coli DH 5 α, MOPS IM
pH 7,0, Air sabun, Plasmid PUC 18/19 C, MOPS I M pH 6,5, pBR 322, CaC12 0,5 M, pBR
328, RbCl 0, 1 M, Luria Bertani (LB) Cair, Ampicillin, Luria Bertani (LB) Padat, Es (air es).
Sedangkan bahan untuk pembuatan MRC 5 ml dibuat dari : MOPS 1M pH 6.5 0,5 ml , RbCl
0,1M 0,5 ml , CaC12 0.5M 0,5 ml , H2O (Aqua bidestilata) 3,5 ml . E. coli dihidupkan semalam
selanjutnya Bakteri dihidupkan 150-200 ul biakan semalarn dalarn 5-10 ml LB, pada suhu
37oC kurang lebih selama 3 jam, Diambil/pipet 1 ml, tuang ke dalam ependorf fungsi ependrof
yaitu sebagai tempat cairan atau larutan yang akan di masukkan ke dalam vortex, sentrifuge
(alat untuk memutar sampel pada kecepatan tinggi) selama 10 detik, dibuang supernatant.
Kemudian Endapan bakteri dicuci dengan MR/MRC, sentrifuge 10 detik, dibuang supernatant,
Supernatan adalah subtansi hasil sentrifugasi yang memiliki bobot jenis yang lebih rendah.
Posisi dari subtansi ini berada pada lapisan atas dan warnanya lebih jernih. Sementara butir
adalah substansi hasil sentrifugasi yang memiliki bobot jenis yang lebih tinggi kemudian
Endapan bakteri disuspensikan dengan 500 ul MRC, didiamkan dalam es selama 1 jam hal ini
bertujuan agar bakteri mudah tercampur pada bahan yang akan di gunakan. Kemudian
Disentrifuge 5-10 detik, dibuang supernatant, endapan disuspensikan dengan 150 ul MRC+ 5
ul DNA-plasmid, didiamkan pada es selama 1 jam. Plasmid adalah DNA ekstrakromosomal
yang dapat bereplikasi secara autonom dan bisa ditemukan pada sel hidup. Di dalam satu sel,
dapat ditemukan lebih dari satu plasmid dengan ukuran yang sangat bervariasi namun semua
plasmid tidak mengkodekan fungsi yang penting untuk pertumbuhan sel tersebut kemudian
Dipanaskan pada suhu 42-55oC 1 menit, diletakkan pada es 1 menit lalu Ditambahkan 1 ml
LB cair, inkubasi 37oC selama 1 jam. LB atau Lactose broth digunakan bertujuan sebagai
medium untuk mendeteksi kehadiran Coliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai
kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonela dan dalam mempelajari fermentasi
laktosa oleh bakteri pada umumnya, dan tujuan di inkubasi agar mikroba bakteri tidak rusak,
supaya tetap pada suhunya dan dapat hidup pada jangka waktu tertentu, Dipanaskan pada suhu
42-55oC 1 menit, diletakkan pada es 1 menit bertujuan agar bakteri membeku kemudian
Dipipet 150 ul, digoreskan pada LB yang mengandung Ampicillin padat, inkubasi 37oC
semalam.

VI. KESIMPULAN

Transformasi adalah ekspresi materi genetik asing yang masuk melalui dinding sel
dasarnya dinding sel berfungsi melindungi sel dari masuknya benda-benda asing termasuk
DNA, Tapi dalam kondisi tertentu dinding sel ini bisa memiliki semacam celah atau lubang
yang bisa dimasuki DNA

Percobaan dinyatakan positif apabila bakteri yang berhasil ditranformasi dapat bertahan
hidup dalam medium, hal tersebut disebabkan karena adanya gen pada plasmid PUC 18/19
yang terekspresi pada bakteri transformasi
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2021, Buku Petunjuk Biologi Molekuler, Semarang, Fakultas Farmasi Universitas
Wahid Hasyim

Arifah I.N, 2010, Analisis Mikrobiologi pada Makanan, Surakarta, Universitas Sebelasa Maret
Fakultas Pertanian

Brown, T. A. 2006. Gene Cloning and DNA Analysis, An Introduction. Fifth edition.Wiley
Blackwell.

Guyton A.C, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta, Buku Kedokteran EGC

Widyasari, W.B. dan Suhandono, S., 2007, Konstruksi vektor biner untuk ekspresi gen dip22
(yang diisolasi dari tebu varietas M 442-52) pada tanaman, Berk. Penel. Hayati
13:15-26

Zafenya G, dkk., 2019, Transformasi Plasmd yang Mengandung Gen mer-B pada Escherichia
Coli BL21 (DE3), Manado - Sulawesi Utara, Universitas Sam Ratulangi
B. ISOLASI DNA PLASMID

I. TUJUAN PRAKTIKUM

Mampu menganalisis isolasi plasmid DNA dengan metode alkali dan mengetahui sifat
resistensi ampicillin yang dibawa oleh bakteri E. Coli.

II. DASAR TEORI

Isolasi DNA merupakan langkah awal dari berbagai percobaan. Plasmid merupakan vector
esensial dan memegang peran penting dalam kloning, sekuensing, dan ekspresi gen. Oleh
karena itu isolasi dan pemurnian plasmid DNA menjadi penting untuk kepentingan penelitian
biologi molekuler. (Anonim,2021) Kebanyakan metode isolasi DNA didasarkan pada
pemecahan sel menggunakan denaturan yang kuat, salah satunya adalah dengan lisis kimia
menggunakan alkali kuat. Denaturan penting untuk menginaktifkan nuklease eksogen dan
endogen yang dapat mendegradasi DNA.

• Bakteri => Sel bakteri mempunyai dinding sel berlapis dan membran sel.Struktur ini
dapatdipecah dengan lisosim dan detergen natrium dedosil sulfat(SDS).Akibat
perlakuan iniisi sel keluar. RNA dihilangkan dengan enzim Rnase, protein dipisahkan
dengan ekstraksi menggunakan fenol. Akhirnya DNA diperoleh melalui pengendapan
dengan etanol.
• Sel manusia => Rasio DNA terhadap protein sangat rendah, maka jika DNA dipisahkan
langsung seperti pada sel bakteri, DNA banyak yang hilang. Untuk mengatasi masalah
ini dengan menaikkan rasio tersebut dan juga menghindari kontaminasi DNA dari
mitokondria. Inti dipecah dengan berbagai cara, RNA dan protein dihilangkan dengan
penambahan enzim dan kemudian DNA diendapkan.

Plasmid biasanya diisolasi dari kultur cair dengan jalan inokulasi sejumlah medium LB cair
dengan koloni tunggal bakteri yang diambil dari medium agar padat. Pada umumnya plasmid
komersial memiliki high copy number, mereka dapat replikasi 100-300 copy tiap sel sehingga
pada pemurnian kultur dapat dihasilkan dalam jumlah yang banyak (Anonim, 2021).

Setiap sel bakteri memperoleh suatu plasmid rekombinan yang membawa fragmen DNA asing
yang spesifik, dimana pada percobaan pertama dilakukan oleh Herbert boyer dan Stanley kohen
pada tahun 1973 yang dipotong dengan EcoR1. Plasmid rekombinan dengan gen tahan sebagai
vektor bagi DNA telah banyak digunakan dalam bidang kesehatan. Penggunaan palasmid-
plasmid yang membawa gen resisten terhadap antibiotik yang telah tersebar luas di alam
dengan memutasikan plasmid-plasmid tersebut sehingga tidak begerak dari suatu sel ke sel
yang lain dan dengan menggunakan strein bakteri yang aman sehingga penggunaan plasmid
yang resisten terhadap obat-obatan dapat digunakan tanpa risikko (Watson et al, 1983).

Plasmid yang melingkar pada kromosom ekstra molekul sitoplasma ganda yang meniru
secara independen dari kromosom bakteri. Secara alami plasmid terjadi pada bakteri dan
kadang-kadang ditemukan pada organisme eukariotik. Metode tradisional isolasi plasmid
adalah menggunakan metode lisis alkali dan metode mendidih. Proses ekstraksi didasarkan
pada ukuran, konformasi dan kepadatan plasmid. semua ekstraksi proses bervariasi adalah lisis
sel bakteri, rilis selektif DNA plasmid dari matriks sel, dan penghapusan kontaminan seperti
untuk memulihkan DNA plasmid. Masalah dalam praktek umum yang sering dikaitkan dengan
isolasi plasmid DNA murni adalah masalah adanya kontaminan oleh senyawa fenolik dan
polisakarida karena mereka menghambat primer klasik PCR dengan menghambat aktivitas
polimerase Taq DNA. Kontaminasi ini mendistorsi hasil di banyak aplikasi analisis dan karena
itu menyebabkan interpretasi yang salah. Konsentrasi DNA dapat ditentukan dengan cara
mengambil absorbansi 620 nm yang dievaluasi melalui larutan gel agarose 1% (Yadav et al,
2011).

III. ALAT DAN BAHAN

Alat :

a. Tabung mikrosentrifuge
b. Inkubator
c. Autoclave
d. Sentrifuge
e. Vortex
f. Vaccum

Bahan :

a. Ampicillin
b. Bakteri E. Coli.
c. Overnight kultur
d. Buffer lisis dingin
e. Cairan potassium asetat dingin
f. Fenol / Kloroform
g. RNase
h. TE-fenol jenuh
i. Etanol 100%
j. Na asetat
k. Etanol 70% dingin
l. Buffer TE / Air deionisasi steril

IV. CARA KERJA

Inokulat 1 koloni tunggal atau 10 ul dari sel (sebelumnya telah dibekukan) yg mengandung
plasmid target ke dalam 5 ml medium LB dan 50 ug/ml antibiotik yg tepat (e.g. ampicillin)
tergantung pada gen resisten antibiotik yg dibawa oleh plasmid spesifik. Tanam bakteri pada
suhu 37oC, selama semalam pada 160 rpm.

Ambil 1,5 ml overnight kultur ke dalam 2 tabung mikrosentrifuge dan sentrifugasi pada
10.000 x g selama 2 menit. Buang supernatan dan balikkan tabung di atas kertas tissue untuk
mengeringkan pellet bakteri selama 4 menit.

Resuspensi pellet dengan menambahkan 0.1 ml (100 ul) buffer lisis dingin dan vortex selama
2 menit. Inkubasi tabung selama 5 menit pada suhu kamar. Langkah ini akan menghancurkan
bakteri dengan osmosis hiperlitik sehingga melepaskan DNA dan isi sel yang lain.

Tambahkan 0.2 ml (200 ul) campuran alkali yg dibuat recentur paratus dan campurlah dengan
jalan membolak-balik tabungnya. Jangan divortex! Inkubasi tabung dalam es selama 5 menit.
Fungsi langkah kerja ini adalah mendenaturasi plasmid dan DNA kromosom serta protein.

Tambahkan 0.15 ml (150 ul) cairan potassium asetat dingin. Campurkan dengan jalan
membolak-balik tabung selama 20 detik dan inkubasi dalam es selama 5 menit. Tujuannya
adalah untuk secara selektif merenaturasi DNA plasmid. Beberapa DNA kromosom mungkin
akan renaturasi sebagian dan diikat oleh protein, yang mana akan diekstraksi oleh
fenol/klorofonn pada langkah selanjutnya.

Sentrifugasi pada 12.000 x g selama 5 menit dan pindahkan supernatan perlahan- lahan ke
dalam tabung yang baru.

Tambahkan RNase (bebas DNase) ke dalam supernatan hingga konsentrasi akhirnya 20


ug/mI. Inkubasi tabung pada suhu 37oC selama 20 menit. RNase A merusak RNA total
dalam sampel.

Tambahkan TE-fenol jenuh/klorofonn dalarn volume yg sama (dengan volume

supernatan dalam tabung) ke dalam masing-masing tabung dan campurkan dengan jalan
mem-vortex selama 1 menit.

Sentrifugasi pada 12.000 x g selama 4 menit dan pindahkan fase air bagian atas ke dalam
tabung baru.

Tambahkan kloroform dengan volume yang sama dengan volume cairan yg didapat pada
langkah 9. Campurkan dengan jalan mem-vortex selama 1 menit dan sentrifugasi seperti pada
langkah 9.

Sentrifugasi pada 12.000 x 9 selama 4 menit dan pindahkan supernatan ke dalam tabung baru.
Langkah 8-11 akan membuang RNase, protein, dan DNA-protein.

Tambahkan etanol 100% sebanyak 2 - 2.5 x volume dan Na Asetat sebanyak 1/10 x volume.
Campurkan dengan jalan mebolak-balikkan tabung dan biarkan DNA plasmid mengendap
selama 20 menit pada -80oC atau selama 2 jam pada -20oC.

Sentrifugasi pada 12.000 x g selama 10 menit. Tuang supernatan perlahan-lahan, bilas pellet
dengan hati-hati menggunakan 1 ml etanol 70% dingin. Keringkan DNA plasmid di bawah
kondisi vacuum selama 20 menit.

Larutkan DNA plasmid kering ke dalam 25 ul buffer TE atau air deionisasi steril. Ambil 2-4
ul untuk mengukur konsentrasinya dan simpan pada suhu -20oC sampai digunakan.

V. PEMBAHASAN

Isolasi DNA merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh DNA murni,
yaitu tanpa protein dan RNA dari suatu sel dalam jaringan. Pemecahan dinding sel secara
mekanik dapat dilakukan dengan pemblenderan atau penggerus menggunakan mortar dan
pistil. Isolasi DNA memiliki beberapa tahapan, yaitu: (1)Isolasi sel; (2)Lisis dinding dan
membran sel; (3)Ekstraksi dalam larutan; (4)Purifikasi; dan (5)Presipitasi. Prinsip utama dalam
isolasi DNA ada tiga yakni penghancuran (lisis), ektraksi atau pemisahan DNA dari bahan
padat seperti selulosa dan protein, serta pemurnian DNA. Pengujian kemurnian DNA setelah
isolasi Uji kualitas DNA menggunakan spektrofotometri adalah dengan mengukur DNA murni
hasil isolasi pada panjang gelombang 260 nm, dimana DNA menyerap cahaya paling kuat.
Perhitungan kemurnian yang paling umum adalah dengan menentukan rasio absorbansi dari
panjang gelombang 260 nm dibagi dengan absorbansi dari panjang 280 nm. (Brown TA. 2010)

Plasmid adalah DNA berserat ganda yang berbentuk lingkaran dan mempunyai
kemampuan untuk bereplikasi sendiri tanpa tergantung dari replikasi kromosom sedangkan
Plasmid DNA adalah ekstrakromosomal yang dapat bereplikasi secara autonom dan bisa
ditemukan pada sel hidup. Di dalam satu sel, dapat ditemukan lebih dari satu plasmid dengan
ukuran yang sangat bervariasi namun semua plasmid tidak mengkodekan fungsi yang penting
untuk pertumbuhan sel tersebut. Sebagian besar plasmid memiliki struktur sirkuler, tetapi ada
juga plasmid linear yang dapat ditemukan pada mikroorganisme tertentu, seperti Borrelia
burgdorferi dan Streptomyces. Plasmid ditemukan dalam bentuk DNA utas ganda yang
sebagian besar tersusun menjadi superkoil atau kumparan terpilin. Struktur superkoil terjadi
karena enzim topoisomerase membuat sebagian DNA utas ganda lepas (tidak terikat) selama
replikasi plasmid berlangsung. Struktur superkoil akan menyebabkan DNA plasmid berada
dalam konformasi yang disebut lingkaran tertutup kovalen atau covalently closed circular
(ccc), tetapi apabila kedua utas DNA terlepas maka akan plasmid akan kembali dalam keadaan
normal (tidak terpilin) dan konformasi tersebut disebut sebagai open circuler (oc). (Palomeres
LA, dkk., 2004)

Praktikum kali ini di lakukan percobaan Isolasi DNA Plasmid, tujuan raktikum ini agar
mampu menganalisis isolasi plasmid DNA dengan metode Alkali dan mengetahui sifat
resistensi ampisislin yang di bawa oleh bakteri E-Coli, Metode alkali adalah pengukuran
konsentrasi basa dengan menggunakan larutan baku asam. Alat yang di gunakan dalam
praktikum kali ini yaitu tabung mikrosentrifuge, inkubator, autoclave, sentrifuge, vortex, dan
vaccum, sedangkan bahan yang di gunakan adalah Ampicillin, bacteri E-Coli, Overnight
kultur, buffer lisis dingin, cairan potasium asetat dingin, fenol / kloroform, Rnase, TE-Fenol
Jenuh, etanol 100% Na Asetat, Etanol 70% dingin, buffer TE / Air deionisasi steril. Lisis basa
adalah perusakan sel pada pH tinggi dengan NaOH dan SDS (Sodium Duodenyl Sulfat), diikuti
dengan pelepasan dan denaturasi DNA genomik (gDNA), material dinding sel dan kebanyakan
protein seluler. Proses lisis diawali dengan adanya pemberian SDS + NaOH dimana SDS
(sodium dodesil sulphate) merupakan deterjen yang berperan untuk melisis dinding atau
membran sel yang terdiri dari lipid (fosfolipid) dan NaOH sebagai larutan basa berfungsi untuk
denaturasi protein atau DNA (DNA double strain menjadi single strain). Terjadinya proses lisis
ditandai dengan terbentuknya lendir. Kemudian larutan disentrifugasi untuk diambil
supernatannya berupa lautan suspensi. Pada tahap pertama Satu koloni bakteri E. coli yang
mengandung plasmid ditumbuhkan dalam 5 ml media LB dan 50 ug/ml antibiotik yg tepat (e.g.
ampicillin).lalu diinkubasi di atas shaker dengan kecepatan 160 rpm pada suhu 37°C selama
semalam. Kemudian 1,5 ml kultur dipindahkan ke dalam 2 tabung lalu diendapkan dengan
sentrifugasi 10.000 x g selama 2 menit. Lalu endapan bakteri disuspensikan ke dalam 100 ul
buffer suspensi sel dan di-vortex selama 2 menit.Diinkubasi tabung selama 5 menit pada suhu
kamar. Langkah ini bertujuan untuk menghancurkan bakteri dengan osmosis hiperlitik
sehingga melepaskan DNA dan isi sel yang lain.

Kemudian ditambah 0,2 ml(200 ul) campuran alkali yg dibuat recentur paratus dan
campurlah dengan jalan membolak-balik tabungnya. dan diinkubasi tabung dalam es selama 5
menit. Kemudian ditambahkan 0,15 ml(150 ul) cairan potassium asetat dihomogenkan dengan
membolak balik tabung selama 20 menit lalu diinkubasi dalam es selama 5 menit. Tujuannya
adalah untuk secara selektif merenaturasi DNA plasmid. Bufer netralisasi (1,32M Na-asetat pH
4,8) ditambahkan sebanyak 300 ul dan dihomogenkan dengan membolak-balik tabung. Setelah
itu, dilakukan sentrifugasi, Tujuan dilakukan sentrifugasi adalah untuk memisahkan sel-sel
besar dari sel-sel kecil, memisahkan sel-sel padat dari sel-sel yang ringan dan memisahkan
endapan dari suatu suspensi. 10.000 rpm 4°C selama 10 menit. Supernatan ditransfer ke tabung
yang baru kemudian dilakukan ekstraksi dengan PCI (fenol-kloroform-isoamil alkohol) untuk
memisahkan kandungan lipid-protein dengan DNA. Fase air (supernatan) Supernatan adalah
subtansi hasil sentrifugasi yang memiliki bobot jenis yang lebih rendah. Posisi dari subtansi ini
berada pada lapisan atas dan warnanya lebih jernih yang mengandung DNA di tambah RNase
dan diinkubasi pada 37°C semalam. Tambahkan etanol, Etanol, disebut juga etil alkohol,
alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap,
mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari 100% sebanyak 2 -2.5 x volume dan Na Asetat sebanyak 1/10 x volume.
Campurkan dengan jalan mebolak-balikkan tabung dan biarkan DNA plasmid, Plasmid adalah
DNA ekstrakromosomal yang dapat bereplikasi secara autonom dan bisa ditemukan pada sel
hidup. Di dalam satu sel, dapat ditemukan lebih dari satu plasmid dengan ukuran yang sangat
bervariasi namun semua plasmid tidak mengkodekan fungsi yang penting untuk pertumbuhan
sel tersebut. mengendap selama 20 menit pada -80oC atau selama 2 jam pada -20oC.
Sentrifugasi pada 12.000 x g selama 10 menit. Tuang supernatan perlahan-lahan, bilas pellet
dengan hati-hati menggunakan 1 ml etanol 70% dingin. Keringkan DNA plasmid di bawah
kondisi vacuum tujuan vakum ialah membersihkan serta mengeluarkan uap air dan udara
selama 20 menit. Larutkan DNA plasmid kering ke dalam 25 ul buffer TE atau air deionisasi
steril. Ambil 2-4ul untuk mengukur konsentrasinya dan simpan pada suhu -20oC sampai
digunakan.

VI. KESIMPULAN

Isolasi DNA merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh DNA murni,
yaitu tanpa protein dan RNA dari suatu sel dalam jaringan, Plasmid adalah DNA berserat ganda
yang berbentuk lingkaran dan mempunyai kemampuan untuk bereplikasi sendiri tanpa
tergantung dari replikasi kromosom sedangkan Plasmid DNA adalah ekstrakromosomal yang
dapat bereplikasi secara autonom dan bisa ditemukan pada sel hidup . DNA dikatakan murni
apabila mempunyai angka A260/A280 dalam kisaran 1,8 – 2,0
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2021, Buku Petunjuk Biologi Molekuler, Semarang, Fakultas Farmasi Universitas
Wahid Hasyim, Hal 13 – 17.

Watson, J.D. John, T. David. T, K. 1983. DNA Rekombinan, Suatu Pelajaran Singkat.
Terjemahan oleh Dr. Ir. Wisnu Gunarso, M.Sc. 1988. Jakarta: Erlangga.

Yadav, P., A, Yadav, V, Garg, T,K, Datta, S, L, Gosmawi, S, De. 2011. A Novel Method Of
Plasmid Isolation Using Laundry Detergent. Experimental biology, 1(49): 558-560

Brown TA. 2010. Gene Cloning and DNA Analysis: An Intoduction, ed ke-6. Graphicraft
Limited. Hongkong.

Palomeres LA, Mondaca ST, Ramirez OT. 2004. Production of Recombinant Proteins:
Challenges and Solutions. In: Methods in Moleclar Biology: Recombinant Gene
Expression Reviews and Protocols, vol 267. Humana Press Inc, New Jersey.
C. ELEKTROFORESIS DNA
I. TUJUAN PRAKTIKUM

Mampu menganalisis metode elektoroforesis gel agarosa dan identifikasi atau


pemurnian fragmen DNA.

II. DASAR TEORI

Salah satu cara analisis DNA adalah dengan menggunakan elektroforesis gel agarosa.
Elektroforesis gel agarosa adalah metode untuk memisahkan dan memvisualisasikan fragmen
DNA yang dihasilkan dari digesti terbatas DNA. Fragmen DNA dipisahkan berdasarkan
muatan dan ukurannya, dengan melewatkan DNA melalui matriks gel agarosa yang diletakkan
pada medan elektrik. Elektroforesis melalui gel agarosa merupakan metode standar untuk
pemisahan, identifikasi dan pemurnian fragmen DNA. ( Anonim,2021) Gel agarosa dibuat
dengan melelehkan agarosa dalam buffer, kemudian dituangkan pada cetakan dan diamkan
sampai dingin. Setelah mengeras, agarosa membentuk matriks dengan kerapatan yang
ditentukan oleh konsentrasi agarosa. Jika medan magnit diberikan antara kedua ujung gel,
DNA yang bermuatan negatif pada pH netral, bergerak ke anoda. Kecepatan migrasi ini
ditentukan oleh ukuran (panjang) DNA, konformasi DNA, konsentrasi agarosa dan besaran
tegangan yang digunakan. Molekul DNA untai ganda linier, yang diletakkan pada salah satu
ujung gel, bergerak melalui matriks gel pada kecepatan yang berbanding terbalik terhadap log
jumlah pasang basa. Molekul yang lebih besar bergerak lebih lambat karena terjadi gesekan
lebih besar saat mereka harus melewati pori-pori gel, sehingga kurang efisien lajunya dari pada
molekul yang lebih kecil. DNA yang berbentuk sirkuler superkoil, sirkuler bernoktah dan linier
dari DNA berukuran sama akan migrasi melalui gel dengan. kecepatan berbeda. Mobilitas
relatif dari ketiga bentuk itu terutarna tergantung banyak faktor. Pada umumnya bentuk sirkuler
superkoil migrasi lebib cepat daripada bentuk linier.( Anonim,2021).

Elektroforesis merupakan suatu metode pemisahan yang memanfaatkan medan listrik


yang dihasilkan dari elektroda-elektroda untuk memisahkan senyawa-senyawa yang memiliki
muatan berupa kation ataupun anion. Elektroforesis membutuhkan media pemisah berupa fase
diam seperti sel Agarosa yang tercampur larutan buffer untuk menjaga kondisi keasaman
sampel saat proses pemisahan. Alat ini sangat mendukung keterbaruan penelitian khususnya
dibidang teknologi rekayasa genetika. Hasilnya akan memberikan rekam jejak berupa pita-pita
pemisahan senyawa. Kecepatan gerak molekul tergantung pada nisbah (rasio) muatan terhadap
massanya, serta tergantung pula pada bentuk molekulnya.(Ridwan Harahap,2018)
Elektroforesis adalah migrasi ion-ion di bawah pengaruh medan listrik.
Senyawasenyawa yang bermuatan listrik akan bergerak ke arah elektroda yang
mempunyaimuatan yang berlawanan.DNA mempunyai muatan negatif dan mempunyai
rasiomuatan/massa yang konstan, sehingga kecepatan migrasi DNA selama
elektroforesistergantung pada berat molekul DNA tersebut.Grafik log berat molekul
DNAterhadap jarak migrasi untuk kisaran berat molekul tertentu akan menghasilkan garis
lurus. Untuk pemisahan DNA berukuran kecil (< 200 pasang basa) digunakan
gelpoliakrilamida sedangkan untuk pemisahan DNA berukuran besar digunakan gelagarosa.
DNA dalam gel agarosa dapat terlihat dengan penambahan red gel yang akan berikatan dengan
DNA dan akan bersifat fluorescens dibawah sinar UV. Penambahan loading dye dilakukan
bertujuan sebagai penanda pergerakan DNA dalam gel agarose.( Barker,K.1998 )

III. ALAT DAN BAHAN

Alat :

a. Chamber
b. Ependroff
c. Plastik wrap
d. Kuvet
e. Spektofotometer

Bahan :

a. TBE
b. Agarosa 0,8 %
c. Etidium bromid
d. DNA hasil isolasi
e. Loading buffer
f. PBS\
g. Natrium fosfat
h. NaCl 2M

IV. CARA KERJA

1. Analisis Kualitatif dengan Elektroforesis

a. Pengamatan agar untuk elektroforesis


Dibuat larutan TBE dalam aquadest dengan konsentrasi 1 x sebanyak 30 ml (ukuran cetakan
mini, volume disesuaikan cetakan agar, Catatan: untuk ukuran medium (75 ml), dan yang
besar (120 ml)).

Ditambahkan agarosa 0,8%, larutkan. tanpa pengadukan dengan ultrasonik selama 1 menit
dan dilanjutkan dengan pemanasan sampai hampir mendidih, kemudian diamkan.

Dituang dalam cetakan secukupnya hingga. ujung garu terbenam kira-kira 5 mm, diamkan
sampai masa agar terbentuk.

Setelah terbentuk masukkan agar ke dalam chamber elektroforesis.

b. Pengamatan DNA secara kualitatif dengan elektroforesis

Diisi chamber dengan dapar yang berisi TBE konsentrasi 1 x.

Dimasukkan 5 μl DNA plasmid hasil isolasi dalarn eppendorf + loading (jumlah disesuaikan
dengan volume larutan yang akan di-running dengan elektroforesis, yaitu 2μl untuk 10μl
larutan atau 4μl untuk 20μl larutan) + aquadest ad volume yang akan di-running.

Diteteskan larutan tersebut tepat pada lubang hasil cetakan garu.

Dinyalakan power supply pada 70 V (max 100 V), tunggu kurang lebih selama 45 menit.

Dimatikan elektroforesis

Diletakkan agar di atas plastik wrap, teteskan Etidium Bromid 10-25 ug/ml (secukupnya),
kemudian lipat plastik wrap membungkus gel (agar EtBr tidak tumpah/ tercecer kemana-
mana). Tunggu 15 menit dan amati agar di bawah lampu UV.
2. Analisis Kuantitatif dengan Spektrofotometri

Diambil 5μl sampel DNA plasmid hasil isolasi + aquadest ad volume akhir 1 ml. Campur
kemudian pindahkan ke dalarn kuvet spektrofotometer.

Blangko spektrofotometer dengan kuvet berisi 1 ml aquadest.

Dibaca absorbansi sampel dengan spektrofotometer pada λ 260 nm. Catatan: 5 μl baku DNA
ad 1 ml dengan absorbansi 1 setara dengan 50 μg/mI

Dihitung konsentrasi DNA sampel.

Dilakukan pembacaan absorbansi yang ke-2 pada λ 280 nm.

Ditentukan rasio absorbansi pada 260 nm dan 280 nm.

V. PEMBAHASAN

Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid yang bermuatan karena pengaruh


medan listrik. Dalam kehidupan sehari-hari, elektroforesis diterapkan untuk: identifikasi DNA,
mendeteksi kelainan genetik, DNA. Elektroforesis memisahkan DNA berdasarkan bobot
molekul dan muatanya dengan menggunakan media pemisah. Kecepatan pergerakan ini
tergantung pada ukuran molekul DNA, kerapatan media gel yang dilalui DNA, serta arus listrik
yang diberikan untuk bermigrasi molekul DNA. Prinsip elektroforesis digunakan untuk
memisahkan partikel dalam satu campuran. Misalnya, memisahkan partikel debu pada asap
suatu industri dengan alat Cottrell. Partikel koloid yang berupa debu adengan alat in ditarik ke
salah satu elektrode sehingga terpisah dari mediumnya, yaitu gas buangan. Metode
elektroforesis dilakukan untuk pemisahan lima jenis larutan zat warna remazol yang dicampur
dengan perbandingan 1:1, kondisi optimum dan dilakukan selama 15 menit dan 30 menit.
(Puspita. J. P, sll. 2020)
Manfaat elektroforesis gel antara lain untuk mengetahui ukuran fragmen DNA dari
produk PCR, memisahkan produk DNA dari hasil digesti yang berbeda ukuran, lalu dapat
disequencing, dan juga untuk pemurnian atau purifikasi DNA. Elektroforesis dapat
diaplikasikan untuk berbagai macam kegiatan, antara lain membandingkan gen homolog dari
spesies yang berbeda, mengetahui susunan sekuens berbagai genom, DNA finger printing,
mengetahui ada atau tidaknya gen-gen penyebab kelainan genetik atau penyakit tertentu,
mendeteksi lokasi dan jumlah mRNA dalam sel atau jaringan tertentu, mengetahui aktivitas
gen selama perkembangan berbagai tipe sel organisme atau aktivitas gen sebelum dan sesudah
diberi perlakuan tertentu, mempelajari evolusi di tingkat molekular, mengetahui variasi genetik
dalam populasi natural di alam, menentukan atau mengidentifikasi berat molekul fragmen
DNA, RNA, protein dan aktivitas enzimatik, menganalisa fragmen DNA yang diamplifikasi
melalui PCR, mengidentifikasi persamaan dan perbedaan genetik antar individu, dan
menentukan jumlah fragmen DNA yang diklon dalam rekombinan plasmid DNA.Namun
disamping itu, elektroforesis gel juga memiliki kekurangan yaitu pada deteksi atau identifikasi
amplikon. Penggunaan elektroforesis gel ini dirasakan kurang efisien karena lama
pengerjaannya dan terbatasnya jumlah sampel yang dapat diperiksa. Disamping itu, kadang
kadang hasil PCR dalam gel muncul pita yang tidak berbentuk (ghost atau smeary bands) atau
pita yang terlampau banyak sehingga hasilnya sulit diinterpretasikan (Adi AM dan Astawa
NM. 2014)

Praktikum kali ini di lakukan pengujian Elektroforesis DNA, dengan tujuan praktikum
mampu menganalisis metode elektroforesis gel arosa dan identifikasi atau pemurnian fragmen
DNA, aat yang di gunakan dalam praktikum kali ini adalah chamber, ependrof, plastik wrap,
kuvet, spektrofotometer. Sedangkan bahan yang di gunakan adalah TBE (TBE (Tris-borat
EDTA) 1X, Tris/Borat merupakan buffer yang umum digunakan sebagai buffer elektroforesis
karena memiliki kapasitas buffering yang tinggi pada titik isoelektriknya) ,Agarosa 0,8%,
Etidium Bromid, DNA hasil isolasi, Loading Buffer, PBS, natriun fosfatn dan NaCl 2M.
Agarosa gel elektroforesis adalah metode dari elektroforesis gel digunakan dalam biokimia,
biologi molekuler dan kimia klinik untuk pemisahan campuran populasi DNA atau protein
dalam matrik agarosa. Dalam elektroforesis, agarosa digunakan untuk mendeteksi kompleks-
kompleks antigen-antibodi, dan untuk analisis molekul DNA, RNA dan molekul protein.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam analisis molekul DNA cukup pesat.
Langkah pertama yang harus di lakukan yaitu pengamatan agar elekroforesis, Dibuat larutan
TBE dalam aquadest dengan konsentrasi 1 x sebanyak 30 ml, TBE (Tris-borat EDTA) 1X,
Tris/Borat merupakan buffer yang umum digunakan sebagai buffer elektroforesis karena
memiliki kapasitas buffering yang tinggi pada titik isoelektriknya (ukuran cetakan mini,
volume disesuaikan cetakan agar, Catatan: untuk ukuran medium (75 ml), dan yang besar (120
ml)). Larutan buffer berfungsi untuk mempertahankan pH di dalam medium pemisah, dan
berfungsi sebagai media penyedia elektrolit pada proses. selanjutnya Ditambahkan agarosa
0,8%, larutkan. tanpa pengadukan dengan ultrasonik selama 1 menit dan dilanjutkan dengan
pemanasan sampai hampir mendidih, kemudian diamkan. Dituang dalam cetakan secukupnya
hingga. ujung garu terbenam kira-kira 5 mm, diamkan sampai masa agar terbentuk. Kemudian
Setelah terbentuk masukkan agar ke dalam chamber elektroforesis. Yang tujuannya untuk
memisahkan, mengidentifikasi, dan memurnikan Fragmen DNA

Pengamatan DNA secara kualitatif dengan elektroforesis , Diisi chamber dengan dapar
yang berisi TBE konsentrasi 1 x. Dimasukkan 5 μl DNA plasmid hasil isolasi dalarn eppendorf
+ loading (jumlah disesuaikan dengan volume larutan yang akan di-running dengan
elektroforesis, Penambahan loading dilakukan bertujuan sebagai penanda pergerakan DNA
dalam gel agarose. Kisaran berat molekul DNA yang akan menghasilkan garis yang linear pada
grafik logBM terhadap jarak migrasi DNA ditentukan oleh konsentrasi gel yang digunakan.
yaitu 2μl untuk 10μl larutan atau 4μl untuk 20μl larutan) + aquadest ad volume yang akan di-
running. Diteteskan larutan tersebut tepat pada lubang hasil cetakan garu, Dinyalakan power
supply pada 70 V (max 100 V), tunggu kurang lebih selama 45 menit. Dan Dimatikan
elektroforesis selanjutnya Diletakkan agar di atas plastik wrap, teteskan Etidium Bromid 10-
25 ug/ml (secukupnya), kemudian lipat plastik wrap membungkus gel (agar EtBr tidak tumpah/
tercecer kemana-mana) EtBr berfungsi sebagai pewarna DNA yang akan menyisip di sela-sela
basa nukleotida. Pengamatan hasil elektroforesis dilakukan di bawah sinar ultraviolet (UV)
pada panjang gelombang 260 nm.EtBr dapat berflouresensi bila disinari UV, dengan warna
merah orange.. Tunggu 15 menit dan amati agar di bawah lampu UV. Kemudian di lakukan
Analisis Kuantitatif dengan Spektrofotometri pertama Diambil 5μl sampel DNA plasmid hasil
isolasi + aquadest ad volume akhir 1 ml. Campur kemudian pindahkan ke dalarn kuvet
spektrofotometer. Kemudian Blangko spektrofotometer dengan kuvet berisi 1 ml aquadest.
Dan Dibaca absorbansi sampel dengan spektrofotometer pada λ 260 nm. Catatan: 5 μl baku
DNA ad 1 ml dengan absorbansi 1 setara dengan 50 μg/mI dan Dihitung konsentrasi DNA
sampel. Lalu Dilakukan pembacaan absorbansi yang ke-2 pada λ 280 nm. Terakhir Ditentukan
rasio absorbansi pada 260 nm dan 280 nm.
VI. KESIMPULAN

Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid yang bermuatan karena pengaruh


medan listrik. Dalam kehidupan sehari-hari, elektroforesis diterapkan untuk: identifikasi DNA,
mendeteksi kelainan genetik, DNA. Elektroforesis memisahkan DNA berdasarkan bobot
molekul dan muatanya dengan menggunakan media pemisah. Yang menyebabkan fragmen
DNA dapat terpisah satu sama lain pada gl agarose yaitu Semakin rendah konsentrasi agarose
maka matriks gel akan semakin kecil dan fragmen DNA dapat dipisah semakin jauh
berdasarkan ukurannya. Sama hal nya dengan konsentrasi agarose, voltase pada saat
elektroforesis juga berpengaruh pada laju migrasi DNA

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2021. Buku Petunjuk Biologi Molekuler. Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Hasyim: Semarang. Hal 18 – 20.

Barker,K. (1998) At the Bench: a Laboratory Navigator. Cold Spring HarborLaboratory


Press. New York. Chapter 15.

Harahap, R.M., 2018. Analisis Elektronika Terhadap Biokimia Genetika. Program Studi Kimia
UIN Ar-Raniry. Aceh.

Puspita. J. P, sll. 2020, Petunjuk Praktikum Teknologi Asam Nukleat dan Protein, Bogor,
Departemen Biokimia. Fakultas MIPA. Institut Pertanian Bogor,

Adi AM dan Astawa NM. 2014. Avian Paramyxovirus 1 : Biologi dan Polimorfisme Genetik.
Swasta Nulus.

Anda mungkin juga menyukai