Anda di halaman 1dari 7

PENGEMBANGAN MODUL KEWIRAUSAHAAN TERAPAN

BAGI MAHASISWA

Ismarli Muis1, Lukman1, Hilwa Anwar1, dan Abdi Akbar2


1
Fakultas Psikologi, Universitas Negeri Makassar
2
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Makassar
Jl. A.P.Pettarani, Kampus UNM Gunungsari, Makassar
Email: marlymuis@yahoo.com

Abstrak. Kurikulum Kewirausahaan Terapan Untuk Perguruan Tinggi.Universitas Negeri


Makassar (UNM) sebagai perguruan tinggi yang menempatkan aspek kewirausahaan dalam
visinya, maka seharusnya kurikulum yang dijalankan tidak hanya mengacu pada wawasan
kependidikan, melainkan juga harus mencerminkan kewirausahaan. Namun kenyataannya, hanya
45 dari 65 program studi jenjang S1 dan Diploma yang ada di UNM yang telah menjalankan
kurikulum berbasis kewirausahaan. Penerapan kuliah kewirausahaan di masing-masing program
studi pun memiliki perbedaan. Kondisi ini mendasari perlunya dikembangkan panduan kurikulum
kewirausahaan yang terstandar di UNM. Subjek dalam penelitian ini adalah dosen pengampu mata
kuliah kewirausahaan dan mahasiswa yang mengambil mata kuliah tersebut. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner dan skala serta FGD, sehingga analisis
yang digunakan juga bersifat kualitatif (analisis isi dan deskriptif) dan kuantitatif (uji t). Uji-t
digunakan untuk membandingkan keadaan mahasiswa sebelum mengikuti perkuliahan (pre-test)
dan setelah mengikuti kuliah kewirausahaan (post test). Hasil t=0,00, p > 1, menunjukkan tidak
terdapat perbedaan antara keadaan mahasiswa sebelum dan setelah mengikuti perkuliahan. Hasil
analisis perbedaan antar fakultas (FSD, Psikologi, MIPA, dan Teknik) menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan pada sikap wirausaha berdasarkan perbedaan fakultas (F=3,971, p=
0.010). Hasil analisis perbedaan antar jenis kelamin menunjukkan tidak terdapat perbedaan sikap
kewirusahaan yang signifikan antar laki-laki dan perempuan t=0.13, p=0.307. Terdapat perbedaan
yang signifikan pada sikap kewirausahaan antara mahasiswa yang tidak memiliki usaha, sedang
menjalankan usaha, dan pernah memiliki usaha F=5.280, p=0.006. Terdapat perbedaan sikap
kewirausahaan yang signifikan antara mahasiswa yang memiliki usaha yang berbeda (jasa, boga,
barang dan yang tidak memiliki usaha sama sekali, (F=3.075, p= 0.03). Hasil analisis perbedaan
antar pilihan pekerjaan menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan sikap kewirausahaan
antara mahasiswa yang memilih bekerja sebagai PNS/BUMN, pegawai swasta, wirausaha, dan
profesi lainnya, (F=3.489, p=0.10). Hasil uji coba menunjukkan bahwa modul kewirausahaan
dapat menjadi panduan bagi pengajaran kuliah kewirausahaan di UNM. Beberapa rekomendasi
diberikan dalam rangka revisi modul untuk penyempurnaannya

Kata kunci: Kewirausahaan, Kurikulum, Modul

Berdasarkan kajian awal mengenai kuri- ceramah berisi teori-teori tentang kewira-
kulum kewirausahaan diketahui ada beberapa usahaan, sedangkan 9 dosen meng-gunakan
perbedaan dalam pengajaran kuliah kewira- metode simulasi bisnis dan praktek lapangan
usahaan di Universitas Negeri Makassar (UNM). dalam mengajarkan kewirausahaan. Perbedaan
Focus Group Discussion yang diikuti oleh 22 juga terdapat pada kompetensi para dosen dalam
dosen yang berasal dari 18 Program Studi di mengajarkan kewirausahaan. Hanya 9 dosen
UNM, memberikan kesimpulan bahwa peng- yang menyatakan telah pernah belajar kom-
ajaran mata kuliah kewirausahaan di berbagai petensi pengajaran kewirausahaan melalui
program studi dilakukan secara berbeda. Training of Trainer (ToT) Kewirausahaan.
Sebanyak 13 dosen menggunakan metode Sedangkan sisanya mengajarkan kewirausahaan

887
888 Prosiding Seminar Nasional ISBN: 978-602-9075-25-7

hanya berdasarkan hasil bacaan dari literatur- area utama, yaitu “teaching it” dan “teaching
literatur yang digunakan. Perbedaan terbesar about it”.
adalah pada beragamnya referensi yang menjadi ‘Teaching it’ mengacu pada area voca-
rujukan untuk mengajarkan mata kuliah tional dari kewirausahaan, yaitu komponen
kewirausahaan. Masing-masing dosen meng- praktis yang merupakan area penerapan penge-
gunakan buku pegangan yang berbeda. tahuan kewirausahaan. Sama halnya dengan
Adanya perbedaan dalam cara meng- pendidikan kedokteran, hukum, insinyur, dan
ajarkan kuliah kewirausahaan didasari oleh manajemen profesional, kewirausahaan pun
tuntutan masing-masing dosen mengenai memiliki komponen vocational yang dapat
pencapaian hasil belajar yang berbeda pula diajarkan. Beberapa aspek yang bisa diajarkan
kepada mahasiswa. Tujuan pembelajaran yang memiliki kesamaan dengan aspek vocational
menuntut penguasaan pada tingkat pemahaman manajemen, yaitu: keterampilan dalam akun-
atau pengetahuan kewirausahaan saja, lebih tansi, keuangan, pemasaran, strategi, perilaku
dominan menggunakan metode ceramah dalam organisasi, dan keterampilan lainnya. Beberapa
pemberian kuliahnya. Sementara tujuan pem- aspek hanya khusus dimiliki oleh bidang
belajaran yang menuntut penguasaan kete- kewirausahaan, misalnya penerapan inovasi dan
rampilan menjalankan suatu bisnis, akan mendirikan organisasi baru dalam rangka
menerapakna metode simulasi bisnis, praktek mengejar peluang, yang berbeda dengan bidang
pemasaran dan penjualan, serta studi banding ke manajemen, yaitu optimalisasi sumber daya dan
salah satu pengusaha yang telah berhasil sebagai hubungan di dalam organisasi. Keterampilan lain
alat pembelajarannya. yang juga menjadi ciri k khusus bidang
Perbedaan penerapan mata kuliah Kewira- kewirausahaan adalah keterampilan meng-
usahaan di UNM menyebabkan luaran kom- evaluasi peluang dan membuat perencaan bisnis.
petensi yang dihasilkan dari pemberian kuliah “Teaching about it” mengacu pada
ini juga berbeda. Kondisi ini mendasari kegiatan mengajarkan fenomena kewirausahaan.
dilakukannya penelitian pengembangan kuri- Yang dimaksud dengan fenomena kewira-
kulum kewirausahaan yang terstandar di UNM. usahaan adalah teori-teori mengenai kewira-
usahaan dan bagaimana fenomena kewira-
Pendidikan Kewirausahaan
usahaan ini berdampak pada fenoma lainnya.
Pengertian Kewirausahaan yang saat ini Sebagaimana terjadi pada praktek bidang medis
cukup luas digunakan dalam bidang penelitian yang membawa banyak dampak pada masya-
kewirausahaan adalah pengertian yang dike- rakat dan ekonomi, demikian pula terjadi pada
mukakan oleh Shane and Venkataraman (2000, praktek kewirausahaan. Dengan demikian, dari
hal 218), yaitu: ‘We define the field of segi aspek vocational maupun segi aspek teoritis
entrepreneurship as the scholarly examination dan dampaknya, kewirausahaan dapat diajarkan.
of how, by whom and with what e+ects
Metode Pembelajaran Kewirausahaan
opportunities to create future goods and services
are discovered, evaluated and exploited.’ Dari Pengembangan kurikulum kewirausahaan
pengertian ini, kewirausahaan mengacu pada di perguruan tinggi telah menjadi salah satu
kegiatan menemukan, mengevaluasi dan me- kajian penting sejak munculnya berbagai
manfaatkan peluang untuk menciptakan barang kebijakan yang mendorong pertumbuhan wira-
dan jasa. usaha di berbagai negara. Hal ini dilandasi oleh
Lebih lanjut, Hindle (2007) mengem- usaha untuk menemukan metode pembelajaran
bangkan pengertian tersebut dalam kaitannya yang tepat untuk mengubah mindset para calon
dengan pemahaman mengenai Pendidikan alumni perguruan tinggi, dari berorientasi pada
Kewirausahaan, sehingga diperoleh pengertian mencari kerja menjadi berorientasi pada men-
mengenai Pendidikan Kewirausahaan sebagai ciptakan lapangan kerja.
berikut: “The transfer of knowledge about Salah satu cara untuk mengembangkan
how,by whom and with what e+ects oppor- kurikulum kewirausahaan di universitas adalah
tunities to create future goods and services are beralih dari teaching perspective (pengajaran) ke
discovered,evaluated and exploited” (Hindle, hal learning perspective (pembelajaran). Pendekatan
107). Dari pengertian tersebut, terlihat bahwa pengajaran lebih memfokuskan pada penge-
pendidikan kewirausahaan dibagi menjadi dua tahuan dan isi materi tertentu yang terbatas. Pada
Ismarli Muis,dkk, Pengembangan Modul Kewirausahaan.... 889

beberapa kampus, kurikulum disusun sesuai (R & D) yang mengacu pada metode 4-D
dengan disiplin ilmu tertentu yang sesuai dengan (Define, Design,Develop dan Disseminate) yang
framework pengetahuan dosen, bukan maha- dikembangkan oleh Thiagarajan dkk. (1974).
siswa. Dosen mengontrol input dan menentukan Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini di-
materi apa yang paling sesuai untuk diajarkan lakukan dalam empat tahap, sebagai berikut:
kepada mahasiswa. Sehingga pendekatan peng-
1. Tahap Define
ajaran menempatkan dosen sebagai sumber
belajar utama dan kurang mengintegrasikan Tahap ini merupakan langkah awal dalam
area-area pembelajaran (Boyatzis, dkk, dalam penyusunan modul kewirausahaan, yaitu me-
Kickul dan Fayolle (2007). lakukan asesmen terhadap kebutuhan silabus
Sebaliknya, pada pendekatan pem- kuliah kewirausahaan dan merumuskan tujuan
belajaran, fokusnya adalah pada output, yaitu isi pembelajaran dan capaian pembelajaran dalam
dan proses pembelajaran disusun untuk modul kewirausahaan. Metode yang digunakan
mencapai output yang diinginkan. Pendidik dalam tahap Define adalah focus group diss-
mengambil peran sebagai orang yang meng- cussion (FGD). Peserta FGD pada tahapini
evaluasi kemajuan pembelajaran mahasiswa. adalah dosen pengampu mata kuliah Kewira-
Pendekatan ini mengalihkan tanggungjawab usahaan dan merupakan perwakilan dari
pembelajaran dari dosen ke mahasiswa sehingga sembilan fakultas yang ada di UNM. Pelak-
lebih fokus pada problem centered atau penge- sanaan FGD dilaksanakan sebanyak dua kali,
tahuan kontekstual. Kemajuan belajar (rate and yaitu pada tanggal 25 Oktober dan 9 Desember
flowof understanding) diukur dari kompetensi 2014.
pribadi mahasiswa, sehingga fakultas dan
2. Tahap Design
universitas dituntut untuk memperhatikan semua
stakeholder termasuk masyarakat. Tahap berikutnya adalah bertujuan untuk
Kickul dan Fayolle (2007) menyatakan merancang dan menyusun isi modul kewira-
bahwa universitas dan pendidik enterpreneur usahaan. Adapun aktivitas yang dilakukan dalam
perlu melakukan pendekatan lintas fungsi (cross tahap design ini adalah: 1) penyusunan silabus
functional) dan multi disiplin (multidisipliner) mata kuliah, 2) pengumpulan naskah, 3) review
dalam menyusun dan mengimplementaiskan naskah, 4) penyusunan materi per topik, 5)
kurikulum kewirausahaan. Memperbanyak penyusunan learning outcome, lesson plan, 6)
jumlah materi yang diajarkan tidak akan menye- penyusunan evaluasi pembelajaran, rubrik
lesaikan masalah penciptaan wirausahawan saat penilaian dan bank soal, serta 7) pembuatan
ini. Kickul dan Fayolle (2007) menawarkan video perangkat pembelajaran. Penyusun modul
suatu pendekatan integratif, yaitu lebih mene- pada tahap ini adalah tim kecil yang terdiri dari
kankan pada peningkatan kualitas materi ajar. 11 dosen pengampu mata kuliah kewirausahaan
Dalam pendekatan ini, mahasiswa tidak hanya UNM. Masing-masing dosen bertanggung jawab
diajarkan sisi operasional dari suatu usaha untuk menyusun materi dari modul kewira-
(misalnya, akuntansi, keuangan, pemasaran, usahaan. Tahap design dilaksanakan secara
komunikasi tim), tetapi mereka juga dibekali intensif selama dua bulan (Desember 2014 –
dengan pemahaman bagaimana interrelasi semua Januari 2015).
keterampilan ini ketika mendapatkan masalah 3. Tahap Develop
dalam berusaha. Mahasiswa perlu pula
memahami isu-isu dalam pengelolaan usaha Sosialisasi, uji coba dan revisi modul
yang relevan ketika usaha mereka mulai ber- merupakan proses yang dilakukan pada tahap
gerak menurut perkembangan usaha (enter- Develop. Untuk kebutuhan uji coba, modul yang
preneurial life-cycle). telah disusun lalu dibuatkan prototype-nya.
Prototype terdiri dari dua, yaitu modul kuliah
yang akan digunakan oleh dosen pengampu dan
METODE PENELITIAN modul kuliah yang akan digunakan oleh
mahasiswa. Pada tahap ini, peneliti juga menyu-
Desain Penelitian
sun instrumen penelitian yang dibutuhkan dalam
Penelitian ini dilakukan dengan meng- melakukan uji coba modul. Instrumen penelitian
gunakan pendekatan Research and Development uji coba terbagi atas dua perangkat/set kuesioner,
890 Prosiding Seminar Nasional ISBN: 978-602-9075-25-7

yang masing-masing diberikan kepada dosen HASIL DAN PEMBAHASAN


pengampu mata kuliah kewirausahaan dan
mahasiswa mata kuliah kewirausahaan. Selain 1. Hasil Analisis Kualitatif
itu, uji coba modul juga berdasarkan pada hasil Hasil dari analisis kualitatif adalah sebagai
reviu ahli yang sebelumnya bertugas sebagai berikut:
fasilitator dalam menyusun kurikulum kewira-
a. Nama Mata Kuliah :Kewirausahaan(2 SKS)
usahaan. Jadwal pelaksanaan sosialisasi modul
kewirausahaan dilaksanakan pada tanggal 13 b. Jumlah Pertemuan : 16 ( 2 x 50 menit)
Februari 2015 dan dihadiri oleh 18 dosen c. Tujuan Pembelajaran:Terjadinya perubahan
pengampu mata kuliah kewirausahaan. Semen- mindset mahasiswa melalui pengetahuan,
tara jadwal uji coba ditetapkan pada periode karakter, danketerampilan wirausaha, serta
kuliah semester genap 2014/2015 (Februari – penerapannyadalam menjalankan usaha
Juli 2015). (start-up business)
d. Bobot Teori-Praktek: 50 – 50
4. Tahap Disseminate e. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
Tahap ini merupakan tahap paling akhir telah ditetapkan pada tahap sebelumnya
dalam pendekatan riset dan pengembangan (define), maka modul kewirausahaan terapan
model 4-D. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini disusun menjadi empat bagian, sebagai
ini adalah finalisasi modul, ToT Modul Kewira- berikut:
usahaan dan penerapan modul secara luas di 1) Bagian 1 - Mengubah Mindset.
lingkup UNM.
Bagian ini terdiri dari dua bab, yaitu
Subyek Penelitian pentingnya Menjadi Wirausaha dan
Populasi dalam penelitian ini adalah dosen Karakter Wirausaha. Bab satu men-
dan mahasiswa Universitas Negeri Makassar, jelaskan tentang peran penting wira-
dengan kriteria sebagai berikut: usaha dan pengertian tentang wirausaha
1. Dosen mata kuliah Kewirausahaan dari dan kewirausahaan. Pemahaman ini
masing-masing program studi di UNM, akan diikuti dengan penjelasan pada bab
yang mengajar Kewirausahaan pada se- dua tentang karakteristik utama yang
mester genap 2014/2015 harus dimiliki seorang wirausaha. Bab
2. Mahasiswa yang mengikuti mata kuliah ini juga menyajikan satu alat ukur untuk
Kewirausahaan dari masing-masing pro- mengenali karakter yang dimiliki de-
gram studi di UNM pada semester genap ngan menggunakan Tes Brain Color.
2014/2015. 2) Bagian 2 – Ide dan Rencana Bisnis.
Berdasarkan karakteristik yang di-
kemukakan di atas, diketahui terdapat 65 Bagian ini terdiri dari satu bab, yaitu
program studi yang menyelenggarakan mata bab tiga, yang diawali dengan cara
kuliah kewirausahaan pada semester genap mengidentifikasi peluang dan ide bisnis
2014/2015. Namun sampel penelitian dibatasi yang dapat diaplikasikan dalam dunia
pada kelas/program studi yang dosen nyata serta diikuti dengan penjelasan
pengampunya telah mengikuti workshop penyu- tentang langkah-langkah penyusunan
sunan modul kewirausahaan. rencana bisnis dengan mengadopsi
Business Model Canvas.
Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
3) Bagian 3 - Memulai Bisnis
Metode pengumpulan data yang diguna-
kan untuk memeroleh data adalah dengan Bagian ini terdiri dari lima bab, yaitu
kuesioner/Skala, FGD dan observasi. Teknik bab empat hingga bab delapan. Bab
analisis data dalam penelitian ini disesuaikan empat berisi penjelasan tentang pem-
dengan metode yang digunakan, yaitu analisis buatan alur produksi, baik produk
kualitatif (analisis deksripsi dan isi) serta analisis dalam bentuk jasa maupun barang. Bab
kuantitatif menggunakan Uji t lima menjelaskan tentang merek dan
cara membuat logo, serta strategi
branding bagi suatu bisnis. Bab enam
Ismarli Muis,dkk, Pengembangan Modul Kewirausahaan.... 891

menjelaskan tentang strategi pemasaran kewirusahaan yang signifikan antar laki-laki


dan langkah-langkah untuk melakukan dan perempuan t=0.13, p=0.307.
riset pasar. Bab tujuh menjelaskan
d. Uji perbedaan berdasarkan pengalaman usaha
tentang pengelolaan keuangan, baik
mengenai pembuatan laporan keuangan, Terdapat perbedaan yang signifikan sikap
menghitung kelayakan usaha dan kewirausahaan antara mahasiswa yang tidak
analisis Break Even Point (BEP). Bab memiliki usaha, sedang menjalankan usaha,
delapan menjelaskan tentang penge- dan pernah memiliki usaha F=5.280,
lolaan sumber daya manusia yang p=0.006.
meliputi perekrutan karyawan sesuai e. Uji perbedaan berdasarkan jenis usaha
spesifikasi pekerjaan pada posisi
tertentu, cara memotivasi karyawan dan Terdapat perbedaan sikap kewirausahaan
melakukan penilaian kinerja. yang signifikan antara mahasiswa yang me-
miliki usaha yang berbeda (jasa, boga, barang
4) Bagian 4- Market Place. dan yang tidak memiliki usaha sama sekali,
Merupakan bagian akhir sebagai pra- (F=3.075, p= 0.03).
syarat untuk lulus dalam mata kuliah f. Uji perbedaan berdasarkan pilihan kerja
kewirausahaan. Pada bagian ini, di- setelah selesai kuliah
lakukan kegiatan pameran untuk
memperkenalkan produk bisnis yang Hasil analisis perbedaan antar pilihan
telah dibuat selama proses pembelajaran pekerjaan menunjukkan terdapat perbedaan
kewirausahaan. Modul yang telah yang signifikan sikap kewirausahaan antara
disusun oleh tim kecil kemudian diedit mahasiswa yang memilih bekerja sebagai
dan diatur tata letaknya (layouting) PNS/BUMN, pegawai swasta, wirausaha, dan
sehingga dapat dicetak dan dibuatkan profesi lainnya, (F=3.489, p=0.10).
prototype-nya untuk disosialisasikan
dan diujicobakan. SIMPULAN
2. Hasil Analisis Kuantitatif
1. Aplikasi dan metode pembelajaran
Hasil analisis kuantitatif (Uji perbedaan
rerata antar kelompok) adalah sebagai a. Metode pembelajaran yang digunakan
berikut: variatif dan tidak membosankan bagi
mahasiswa, namun waktu yang di-
a. Uji-t Pre testdan Post test gunakan untuk kegiatan tersebut cukup
Uji-t digunakan untuk membandingkan banyak. Konsekuensinya, masih ada
keadaan mahasiswa sebelum mengikuti agenda pembelajaran yang tidak di-
perkuliahan (pre-test) dan setelah mengikuti lakukan, sehingga modul perlu di-
kuliah kewirausahaan (post test). Hasil sesuaikan.
t=0,00, p> 1, menunjukkan tidak terdapat b. Sebagian besar kelas mata kuliah
perbedaan antara keadaan mahasiswa kewirausahaan memiliki mahasiswa
sebelum dan setelah mengikuti perkuliahan. lebih dari 30 orang, sementara
kegiatan/ aktivitas pembelajaran diran-
b. Uji perbedaan sikap berdasarkan fakultas cang untuk 30 orang. Begitu juga,
Hasil analisis perbedaan antar fakultas (FSD, kapasitas ruang kuliah kurang men-
Psikologi, MIPA, dan Teknik) menunjukkan dukung untuk melaksanakan kegiatan/
terdapat perbedaan yang signifikan pada aktivitas pembelajaran.
sikap wirausaha berdasarkan perbedaan c. Format penilaian kelompok dan
fakultas (F=3,971, p= 0.010). individu tidak diberikan sebelumnya
dan tidak ada penjelasan tentang
c. Uji perbedaan berdasarkan jenis kelamin penilaian indikator-indikatornya.
Hasil analisis perbedaan antar jenis kelamin
menunjukkan tidak terdapat perbedaan sikap
892 Prosiding Seminar Nasional ISBN: 978-602-9075-25-7

Glazov, S. N. 2007. What Color is Your Brain: A Fun


2. Tata tulis and Fascinating Approach to Understanding
Layoutgrafik dan diagram perlu diubah agar Yourself And Others. Thorofare: Slack Inc.
lebih mudah dipahami. Masih ditemukan Hatten, T. S. 2012. Small Business Management,
beberapa kesalahan pengetikan dalam penu- Entrepreunership and Beyond 5th Edition.
South-Western Cengage Learning
lisan modul.
Hindle. 2007.Teaching entepreneurship at university:
3. Supplement From the wrong building to the right
philosophy. Handbook of Research in
a. Pada beberapa topik, layout power- Entrepreneurship Education Vol. 1. (Ed)
point kurang menarik, karena lebih Edward Elgar. MA: USA
didominasi narasi. Penggunaan power- Hisrich, R. D. & Peters, M. P. 1995. Entre-
point dalam pengajaran cukup mem- preneurship: Starting, Developing and
bantu, namun masih ada beberapa slide Managing A New Entreprise. New York:
yang tidak dijelaskan karena alokasi Richcard D. Irwin. Inc.
waktu yang terbatas. Hisrich, R. D., Peters, M. P., & Shepherd, D. A.
2010. Entrepreneurship. McGraw-Hill.
b. Ada materi soal yang tidak dijelaskan
Karen, B. 2009. Social Entrepreneurship:
dalam perkuliahan dan dalam modul. Perspectives on an Academic Discipline.
Masih ada evaluasi kurang sesuai Theory in Action, 2(2).
dengan capaian pembelajaran, dan Kasali, R., Nasution, A. H., & Purnomo, B. R. 2010.
materi evaluasi kurang dipahami maha- Modul Kewirausahaan untuk Program Strata
siswa. 1. Jakarta: Penerbit Hikmah.
c. Tidak ada komentar negatif terhadap Kickul, J., & Fayolle, A. 2007. Cornerstones of
suplemen CD Video Profil Mahasiswa change: Revisiting and challenging new
Wirausaha perspectives on research in entrepreneurship
education. Handbook of Research in
4. Isi dan capaian pembelajaran Entrepreneurship Education Vol. 1. (Ed)
Edward Elgar. MA: USA
a. Istilah-istilah dalam laporan keuangan
Kirby, D. (2007). Changing The Entrepreneurship
kurang dipahami dan beberapa konsep Education Paradigm. In A. Fayolle (Ed.),
dianggap belum jelas (misalnya konsep Handbook of Research in Entrepreneurship
green business). Educatioan (Vol. 1, pp. 21–45). Edward Elgar
b. Beberapa materi dianggap terlalu berat Publishing.
untuk mahasiswa yang baru memulai Kiyosaki, R. T. 2011. Cashflow quadrantGuide to
usaha, antara lain materi keuangan dan Financial Freedom.USA: Plata Publishing,
riset pemasaran LLC.
c. Beberapa materi dianggap kurang se- Lejuez, C. W., Read, J. P., Kahler, C. W., Richards, J.
suai penempatannya. B., Ramsey, S. E., Stuart, G. L., Brown, R. A.
2002. Evaluation of a behavioral measure of
d. Isi modul cukup padat dan metode
risk taking: The Balloon Analogue Risk Task
pengajaran membutuhkan waktu, (BART). Journal of Experimental Psychology:
sehingga pengajaran terkesan terburu- Applied, 8(2), 75–84.
buru agar materi tersampaikan. Di- Martin, R. L. & Osberg, S. 2007. Social
butuhkan penyesuaian alokasi waktu Entrepreneurship: The Case For Definition.
agar capaian pembelajaran terpenuhi. Stanford Social Innovation ReviewJr.
University,3-4.
Okpara, F. O. 2007. The value of creativity and
DAFTAR PUSTAKA innovation in entrepreneurship. Journal of
Asia Entrepreneurship and Sustainability,
Carrier, C. 2007. Strategies for teaching entre- III(2).
preneurship: What else beyond lectures, case Osterwalder, A. & Pigneur, Y. 2009. Business Model
studies and business plans? Handbook of Generation. Diakses dari http://www.
Research in Entrepreneurship Education Vol. businessmodelgeneration.com/.
1. (Ed) Edward Elgar. MA: USA Robbins, S. P. & Coulter, M. 2002. Management
Drucker, P. 1985. Innovation and Entrepreneurship: (activebook). 7th ed. Prentice Hall.
Practice and Principles. New York: William Robinson, P., & Malach, S. (2007) Multi-disciplinary
Heinemann Ltd. enterpreneurship clinic: Experiential education
Ismarli Muis,dkk, Pengembangan Modul Kewirausahaan.... 893

in theory and practice. In A. Fayolle (Ed.), Minnesota: Leadership Training


Handbook of Research in Entrepreneurship Institute/Special Education, University of
Educatioan (Vol. 1, pp. 173-185). Edward Minnesota.
Elgar Publishing Zimmerer, W. T. & Scarborough, N. M. 1996.
Shane, Scott and Venkataraman, S. (2000), ‘The Entrepreneurship and The New Venture
promise of entrepreneurship as a field of Formation. New Jersey: Prentice Hall Inc.
research’, Academy of Management Review, Zimmerer, W. T. & Scarborough, N. M. 2008.
25 (1), 217–26. Essentials of Entrepreneurship and Small
Short, J. C., Ketchen, D. J., Shook, C. L., & Ireland, business Management. New Jersey: Prentice-
R. D. 2010. The Concept of “Opportunity” in Hall.
Entrepreneurship Research: Past Artikel. (19 Maret 2013). Presiden hadiri peringatan
Accomplishments and Future Challenges. GKN. Retrieved from
Journal of Management, 36(1), 40–65. http://www.depkop.go.id
Skinner. 2015. Business Plan, Business Reality Artikel. (3 Mei 2012). Menkop UKM: Entrepeneur
Starting and Managing Your Own Business In Selalu Siap Hadapi Perubahan. Retrieved
Canada. Ontario: Pearson Canada Inc. from http://www.depkop.go.id/
Thiagarajan, S., Semmel, D. S & Semmel, M. I.
1974. Instructional Development for Training
Teachers of Expectionl Children. Minneapolis,

Anda mungkin juga menyukai