Menciptakan Suasana Belajar Yang Menyenangkan
Menciptakan Suasana Belajar Yang Menyenangkan
Menyenangkan
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana menciptakan suasana belajar di kelas yang menyenangkan?
2. Bagaimana menciptakan lingkungan kelas yang menarik?
3. Bagaimana menggairahkan nafsu belajar siswa?
4. Apa syarat-syarat menciptakan suasana belajar yang baik?
5. Bagaimana menciptakan belajar menyenangkan di luar kelas?
6. Apa peran guru dan orang tua dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan?
7. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar-mengajar?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk membantu kita dalam memahami:
1. Cara-cara menciptakan suasana belajar yang menyenangkan di kelas.
2. Cara-cara menciptakan lingkungan kelas yang menarik.
3. Cara menggairahkan semangat siswa dalam belajar.
4. Syarat-syarat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
5. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan di luar kelas.
6. Peran guru dan orang tua dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar-mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Menciptakan Suasana Belajar di Kelas yang Menyenangkan
Salah satu hal yang harus dikedepankan dalam menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan adalah menyertakan partisipasi siswa di dalam kelas. Selain untuk membangun
komunikasi dengan siswa, pengajar juga dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan bagi
para siswa. Jika situasi ini tak terbangun, bisa jadi siswa akan merasa canggung berbicara
dengan guru dan komunikasi tidak akan berjalan baik. Akibatnya, pengajar juga akan
mengalami kesulitan untuk mengetahui apa yang menjadi keinginan siswa. Beberapa tips yang
dapat menjadi panduan dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan:
1. Ciptakan iklim yang nyaman buat anak didik Anda
Iklim yang nyaman akan menghilangkan kecanggungan siswa, baik sesama guru maupun
antar siswa sendiri. Hal ini juga bisa mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan, sehingga
komunikasi antara pendidik dan anak didik dapat terbangun. Sebagai pengajar, Anda dapat
menjelaskan kepada siswa bahwa tidak akan ada siswa lain yang akan mengejek ketika ia
bertanya. Beri motivasi kepada siswa bahwa dengan bertanya, akan memudahkannya untuk
lebih mengetahui tentang sesuatu hal daripada hanya diam mendengarkan.
2. Dengarkan dengan serius setiap komentar atau pertanyaan yang diajukan oleh
siswa Anda.
Jika siswa Anda mengajukan pertanyaan, sebisa mungkin fokus dan memperhatikannya.
Meski sederhana, hal ini akan menumbuhkan kepercayaan diri siswa karena ia merasa
diperhatikan. Seringkali siswa merasa kurang percaya diri sehingga enggan untuk memberikan
kontribusi di dalam kelas. Nah, tugas Anda sebagai pengajar, membangun kepercayaan diri
siswa dengan menunjukkan perhatian-perhatian saat siswa merasa sedang ingin didengarkan.
3. Jangan ragu memberikan pujian kepada siswa
Anda juga bisa mencoba dengan memuji setiap komentar yang diajukan oleh anak didik
Anda. Misalnya, "Oh, itu ide yang sangat bagus" ,atau "Pertanyaan kamu bagus, itu tidak
pernah saya pikirkan sebelumnya”.
4. Beri pertanyaan yang mudah dijawab
Jika hal di atas belum juga berhasil untuk mengajak siswa memberikan komentar atau
pertanyaan, giliran Anda untuk mengajukan pertanyaan memancing yang bisa membuat anak
didik Anda tidak lagi bungkam di dalam kelas. Pastikan pertanyaan Anda mampu dijawab oleh
siswa, sehingga saat menjawab secara tidak langsung melatih siswa untuk berbicara.
Saat siswa sudah mulai merespon, beri senyum kepada siswa yang sudah berkomentar.
Hal ini akan mengurangi rasa canggung yang biasa ia perlihatkan.
5. Biarkan siswa mengetahui pelajaran sebelum kelas dimulai
Minta agar para siswa mempelajari bahan yang nantinya akan Anda tanyakan. Sehingga, ia
akan mempersiapkannya terlebih dulu. Jika saat anda bertanya dan para siswa tidak merespon,
ubah format pertanyaan anda yang hanya membutuhkan jawaban "ya" atau "tidak".
6. Controlling
Kontrol para siswa dengan alat kontrol yang Anda miiliki. Gunanya adalah untuk
mengetahui seberapa banyak siswa yang biasanya berpartisipasi dalam kelas. Jika Anda
menemukan beberapa siswa yang tingkat partisipasinya dalam kelas sangat kurang, maka ajak
ia berkomunikasi secaraa pribadi. Mungkin dengan begitu ia akan merasa percaya diri. Selain
itu, jika yang Anda temukan hanyalah permasalahan kurang percaya yang menjadikannya diam
selama kelas berlangsung, maka tugas Anda selanjutnya adalah memberi ia tugas yang bisa
membantunya untuk berkomunikasi. Misalnya, tugas berpidato dalam kelas.
Selain itu, keakraban antara guru dan siswa sangat menentukan keberhasilan belajar bagi
siswa. Jika hal ini terjalin suasana belajar akan lebih santai dan siswa akan lebih mudah
menangkap pelajaran. Siswa tidak akan merasa sungkan bertanya jika mereka tidak mengerti
karena salah satu jalan membuat siswa cepat mengerti adalah dengan cara bertanya. Mengajar
kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan
guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih
akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik yang
lain. Khusus dalam melakukan pembelajaran perorangan perlu diperhatikan kemampuan dan
kematangan berfikir peserta didik, agar apa yang disampaikan bisa diserap dan diterima oleh
peserta didik. Penguasaan terhadap semua ketrampilan mengajar di atas harus utuh dan
terintegrasi, sehingga diperlukan latihan yang sistematis, misalnya melalui pembelajaran mikro.
Seluruh sekolah yang bertaraf nasional dan internasional, jumlah siswa dibatasi dalam
setiap kelas maksimal 32 siswa. Hal ini ditetapkan agar guru bisa lebih mudah memberikan
pelajaran dengan baik dan siswa juga akan mudah menangkap yang nantinya akan
mendapatkan hasil yang baik pula. Selain itu juga bagian sarana dan prasarana disekolah akan
lebih mudah menyediakan alat praktikum sesuai dengan jumlah siswa seperti komputer, alat
praktik IPA, peralatan olahraga, labor bahasa dan lain-lain. Dan juga guru menyampaikan
materi pembelajaran dikelas dengan menggunakan alat multimedia. Bagi guru yang kreatif
mereka membuat animasi karikatur dalam pembelajaran sehingga siswa tidak merasa
jenuh. Bagian kurikulum juga harus memikirkan bagaimana agar siswa juga dapat menerima
pembelajaran dengan baik dengan cara menyusun jadwal pelajaran dengan rapi. Dalam satu
hari siswa jangan diberikan pelajaran yang berumus, harus diselingi dengan mata pelajaran
yang lainnya.
B. Menciptakan Lingkungan Kelas yang Menarik
Suasana belajar adalah faktor penentu keberhasilan mencapai sasaran belajar. Prinsip belajar
orang dewasa dan anak-anak pada hakekatnya sama yaitu melalui penjelajahan (eksplorasi) dan
suasana hati gembira (fun). Seorang guru idealnya kreatif mendesain lingkungan belajar agar
tercipta suasana yang menyenangkan atau dalam istilah Gordon Dryden disebut orkestrasi
lingkungan belajar. Lalu apa yang perlu disiapkan?
Pertama, desainlah ruang kelas yang dengan hal-hal yang membuat suasana hati ceria.
Misalnya menambah gambar-gambar di dinding kelas sesuai tema pelajaran, bunga, ruangan
yang bersih, aneka hiasan warna-warni dan tata letak meja dan kursi dan pencahayaan ruangan
yang memadahi. Mengapa ini penting? Sebab penyerapan informasi dari proses belajar banyak
berlangsung dalam pikiran bawah sadar. Siswa menyerap materi pelajaran tanpa memikirkannya
secara sadar. Oleh karenanya pikiran bawah sadar harus dirangsang sedemikian rupa agar
responsif.
Kedua, Bila perlu ciptakan suasana kelas yang mirip pesta, ada balon, lampion, dan hiasan-
hiasan dinding.
Ketiga, siapkan musik pengiring ketika presentasi atau ketika siswa mengerjakan tugas-tugas
yang sebelumnya telah direncanakan. Akan lebih baik jika memakai musik klasik yang
direkomendasikan oleh Dr Lazanov. (Mozart, vivaldi, Bethoven).
Keempat, seluruh atmosfer kelas harus benar-benar bersahabat, tidak ada tekanan, apalagi
ancaman.
Stocwell (seorang pelatih pendidikan terkemuka di Eropa) menjelaskan bahwa poster
berwarna di dinding yang didesain dengan baik sangatlah penting karena merangsang periferal
otak. Kehadirannya yang konstan di ruang kelas menyampaikan isinya di memori otak walaupun
tidak disadari oleh anak. Stocwell juga menjelaskan tentang psikologi warna. Merah adalah
warna peringatan, biru melambangkan kesejukan, kuning warna kecerdasan, hijau dan coklat
mempunyai efek menentramkan, hangat dan ramah. Poster yang baik dapat membuat kesan di
memori jangka panjang, menciptakan gambaran memori yang dapat dipanggil kembali jika
dibutuhkan, walaupun tidak pernah dipelajari secara sadar.
F. Peran Guru dan Orang Tua dalam Menciptakan suasana Belajar yang Menyenangkan
Rasa senang dalam belajar adalah masalah suasana hati. Ini diperoleh melalui perlakukan
guru dan orang tua melalui dorongan dan motivasi mereka. Sebenarnya yang diperlukan oleh
siswa dalam belajar adalah rasa percaya diri. Maka tugas orang tua dan guru tentu saja
menumbuhkan rasa percaya diri mereka.. Dari pengalaman hidup, kita sering menemukan
begitu banyak anak yang ragu-ragu atas apa yang mereka pelajari, sehingga mereka perlu
didorong dan diberi semangat lewat kata – kata dan perlakuan.
Jika anak merasa kurang percaya diri, maka anak perlu dibantu. Coba menemukan hal hal
positif pada dirinya dan pujilah dia agar rasa percaya dirinya bisa datang. Komentar -komentar
positif dapat membangkitkan percaya diri mereka. Orang belajar memang tergantung pada
faktor fisik (suasana lingkungan), faktor emosional (suasana hati) dan faktor sosiologi atau
lingkungan teman, guru, orang tua dan budaya sekitar. Rasa senang dalam belajar dapat
tercipta jika terjalin keakraban antara guru dan siswa. Keakraban antara guru dan siswa sangat
menentukan keberhasilan belajar bagi siswa. Jika hal ini terjalin suasana belajar akan lebih
santai, lebih bisa mengungkapkan idenya sehingga lebih kreatif, anak akan lebih termotivasi
ikut belajar sehingga siswa akan lebih mudah menangkap pelajaran. Anak tidak akan merasa
sungkan bertanya jika mereka tidak mengerti karena salah satu jalan membuat siswa cepat
mengerti adalah dengan cara bertanya.
Menciptakan suasana akrab dengan siswa bukanlah hal yang sulit. Guru perlu menciptakan
suasana bahwa pada saat belajar, guru dan siswa sedang belajar. Bahwa pada saat itu mereka
juga didengar ide, pendapat dan kreatifitasnya, guru akan menjadi pengarah dan fasilitator
mereka dalam belajar. Dan guru perlu bersikap adil terhadap siapapun, artinya siswa perlu
diperhatikan sesuai porsinya. Misalnya anak yang pintar perlu diarahkan untuk lebih
memperhatikan temannya yang kurang pintar. Anak yang nakal perlu diaktifkan untuk lebih
berperan dalam proses belajar misalnya dengan menunjuk anak tersebut untuk membantu
menertibkan teman – temannya. Guru menegur dan marah juga harus pada tempatnya dan ada
alasannya. Dan salah satu cara untuk menciptakan suasana akrab dengan anak adalah berusaha
untuk mengenal mereka satu persatu.
Senyum guru juga merupakan salah satu penyemangat belajar bagi siswa. Cukup banyak
ruang kelas proses belajar mengajarnya kurang dihiasi oleh senyum tulus guru. Kecuali senyum
jengkel yang akan membuat kelas dan sekolah kehilangan rasa senang. Apa lagi kalau sekolah/
kelas juga selalu diguyur oleh tindakan menekan, tindakan mengancam dan tindakan
meremehkan pribadi siswa, dimana pada akhirnya siswa menjadi malas, masa bodoh dan tidak
punya kreativitas sama sekali. Guru yang cuma mengejar target kurikulum, sekedar tugas
mengajar, dan mengabaikan perasaan anak didik akan membuat guru tersebut (juga mata
pelajarannya) menjadi sangat tidak menarik, kreatifitas anak didik akan tidak berkembang.
Lingkungan belajar melibatkan orang-orang, perilaku, gagasan, dan suasana hati. Untuk
memaksimalkan dorongan alamiah dalam diri anak, lingkungan belajarnya harus memenuhi
beberapa persyaratan. Anak membutuhkan lingkungan yang menanggapi perilakunya. Lebih
cepat dan lebih konsisten tanggapan yang diberikan kepadanya, maka lebih cepat ia akan
belajar. Persyaratan utama yang lain adalah kebebasan. Anak merasa tidak aman bila tidak ada
batasannya. Dengan memberikan batasan tertentu, anak cukup leluasa untuk menyelidiki.
Untuk menumbuhkan semangat kemandirian pada anak anda dan kemampuan untuk
mengambil inisiatif, berikan dia kesempatan untuk memilih apa yang anda berdua ingin
lakukan atau pelajari.
Anak anda juga memerlukan lingkungan yang dapat membantu mengembangkan
imajinasinya. Bantulah anak dengan membacakan buku-buku yang penuh imajinasi dan
bercerita menurut versi anda sendiri. Dengan demikian, anak akan tahu bahwa tidak semua
cerita bersumber dari buku dan ia pun dapat mengarang ceritanya sendiri. Ingat, memberikan
contoh adalah guru terbaik. Semakin anda tunjukkan kepada anak bahwa anda suka membaca
dan menulis, dan bahwa anda sangat senang dan berminat dalam belajar, semakin besar
keinginan anak untuk mencontoh anda. Anak tertarik untuk meniru anda bila bersama-sama
melakukan yang anda kerjakan. Libatkan anak dalam membahas berita di halaman depan surat
kabar, atau sempatkan untuk menjelaskan isi buku yang sedang anda baca.
Akhirnya, ingatlah bahwa anda tidak dapat memaksa anak untuk ikut dalam pengalaman
belajar, dan jangan pernah mencobanya. Bila anda memandang proses belajar belajar dengan
cara yang sama dengan anak anda, yaitu sebagai suatu permainan yang berkelanjutan, hidup
dan menarik, maka anda berdua pasti akan menikmatinya.
G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan dalam Proses Belajar-Mengajar
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Faktor ini
diantaranya adalah ketenangan, kesabaran, kasih sayamg, dan kebetahan siswa dalam kelas.
Selama ini sering kita jumpai di kelas ketika proses belajar mengajar berlangsung, saat guru
menerangkan beberapa murid asyik bercerita dengan temanya, berjalan-jalan, atau bermain
sendiri.
Tentu saja hal seperti diatas bisa membuat guru merasa tersinggung dan tidak dihormati.
Tetapi mungkin juga guru merasa cuek,terserah yang penting sudah melaksanakan
kewajibannya. Pengalaman seperti itu merupakan hal menarik untuk disimak. Sebagai guru
kreatif, inovatif dan profesionaltentu kita tidak ingin mengalami hal-hal seperti itu. Sebaiknya
kita belajar dan terus belajar supaya peristiwa tersebut tidak menimpa kita sebagai guru.
Pembelajaran yang menonton
Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya permasalahan dikelas adalah guru yang
selalu menonton dalam mengajar. Mereka hanya menyampaikan pengetahuan secara sepihak
tanpa berusaha melibatkan mental psikologi anak.
Dalam Kegiatan Belajar mengajar (KBM). Guru hanya memposisikan anak secara pasif.
Siswa hanya dipersiapkan menerima ilmu pengetahuan dari guru yang menggunakan metode
ceramah dengan program 30 CH (duduk,dengar,diam,catat, dan hafal). Seperti kita ketahui siswa
adalah makhluk unik, sehingga pendidik harus memiliki pemahaman terhadap kebutuhan peserta
didiknya. Sebagai guru profesional sudah selayaknya berusaha meningkatkan penguasaan materi
pembelajaran dengan beberapa pendekatan yang bisa memberikan hasil belajar yang optimal.
Siswa usia SD berada pada fase paling kreatif dalam hidup manusia karena mereka dalam
usi bermain. Kenyataanya sejak pagi hingga siang, mereka harus belajar di kelas dengan kondisi
tersiksa, mereka tidak boleh bicara, tapi harus duduk rapi, tangan di meja melihat bapak ibu guru
menyampaikan materi. Oleh karena itu, seorang guru yang profesional harus bisa mencari dan
menggunakan metode yang sesuai, sehingga suasana belajar di kelas tanpa tekanan.paksaan.
Pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM.
Sebagai seorang kreator proses belajar mengajar, seharusnya guru mengembangkan
suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik minat, bakat, serta mengekspresikan
ide-ide dan kreatifitasnya. Tapi pada kenyataanya masih banyak pembelajaran yang cenderung
bersifat teoritis dan tidak terkait dengan lingkungan siswa berada.
Kondisi seperti ini menyebabkan peserta didik ( siswa ) jenuh dan tidak betah di kelas.
Agar tugas guru dalam KBM menjadi maksimal. Siswa merasa nyaman dan senang ketika
pembelajaran berlangsung, maka guru harus pandai meramu KBM tersebut.
PAIKEM merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang bisa membuat suasana di
kelas menjadi asyik dan efektif. PAIKEM singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan menyenangkan.
Aktif dimaksudkan dalam pembelajaran guru garus menciptakan suasana yanga membuat
siswa aktif bertanya serta mengemukakan pendapat.
Peran aktif siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi kretif yang mampu
menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Inovatif, guru harus mampu
membuat perubahan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode,
sehingga siswa merasa enjoy belajar.
Kreatif, juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam
sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan tentu saja suasana
belajar mengajar yang menyenangkan.
Dengan pendekatan PAIKEM diharapkan siswa dapat memusatkan perhatian secara
penuh pada waktu belajar. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Secara garis besar
PAIKEM bisa digambarkan sebagai berikut, Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan untuk
mengembangkan pemahaman dan kemampuan dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkit semangat,
termasuk menggunakan lingkungan sebagi sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran
menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa.
Mengajar menggunakan bahasa cinta
Untuk membuat suasana belajar dikelas menyenangkan dan menarik minat siswa untuk
belajr lebih giat, maka guru harus dapat menciptakan hubungan yang harmonis dengan siswa.
Karena siswa itu sendiri sebagai manusia yang memiliki rasa cinta jangan sampai membuat
julukan negatif pada seorang guru gara-gara selalu marah dan berteriak
Bahasa cinta merupakan salah satu kunci sukses bagi semua guru untuk membangun
sebuah hubungan yang indah dengan siswaagar tercipta suasana menyenangkan. Seorang guru
dapat membangun hubungan yang indah dengan siswa jika mau berbuat.
1. Mengakui kesalahan yang pernah dilakukan
Guru adalah sosok yang di kagumi, dihormati, sehingga akan menjadi sangat memalukan
baginya untuk mengakui kesalahan yang mungkin telah di perbuat kepada para siswanya.
Kewibawaan seorang guru akan terlihat dari apa yang telah ia lakukan. Sikap mengakui
kesalahan dan mau minta maaf menunjukkan kebersihan hati seseorang .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mempelajari makalah ini, penulis dapatmengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Peran orang tua dan guru sangat diperlukan dalam membangkitkan semangat belajar siswa.
2. Guru harus menciptakan suasan yang menyenangkan saat belajar di kelas agar siswa tidak
bosan.
3. Rasa percaya diri sangat dibutuhkan oleh siswa dalam belajar.
4. Suasana belajar merupakan factor utama dalam mencapai sasaran pembelajaran.
5. Belajar juga bisa dilakukan di luar kelas untuk mengganti suasana, agar tidak membosankan.
B. Saran
Sebagai calon seorang guru, kita dituntut untuk bisa menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam belajar, membangkitkan semangat dan rasa percaya diri siswa. Jangan
pernah mengejek siswa jika dia salah, melainkan siswa tersebut harus semakin didorong agar
tetap percaya diri dan bisa memperbaiki kesalahan.