1055-Article Text-2294-3-10-20170224 PDF
1055-Article Text-2294-3-10-20170224 PDF
Harmathilda H. Soleh
Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kosentrasi Psikologi Islam
mathilda19@gmail.com
ABSTRACT
The understanding that human life is never free of problems, and every human life been
through the process of growth continuously until the end of life. When human eliminates the anxiety
between himself and God, they will experience the dilemma of their emotional intelligence. They
feel desperate, confused and can even evolve in the directions that endanger his life when his heart
was empty of remembering Allah. With praying and dhikr, emotional anxiety can be lost. Dhikr is a
way of worship to keep remembering Allah and to live in the heart. There is a gap in the human
heart that can not be blocked at all except with dhikr.
ABSTRAK
Pemahaman bahwa kehidupan manusia tidak pernah lepas dari permasalahan dan setiap
manusia mengalami proses perkembangan yang terus berlangsung hingga akhir hayat. Ketika
manusia menghilangkan kegelisahan dalam hubungan antara dirinya dengan Allah, di saat itu
manusia sering kali mengalami dilematis kecerdasan emosinya. Hati manusia dapat menjadi putus
asa, bingung dan bahkan bisa berkembang ke arah yang membahayakan kehidupannya ketika
hatinya hampa dari mengingat kepada Allah. Dengan berdoa dan berzikir kecemasan emosi dan
kegelisahan hati dapat hilang. Pada saat kita berdzikir, hati mendapatkan kedamaian yang
sesungguhnya. Berzikir merupakan suatu ibadah untuk terus mengingat Allah. Artinya selalu
menyebut nama Allah dan menghayatinya disanubari. Bila ingin lebih dipahami bahwa ada didalam
hati manusia suatu celah yang sama sekali tidak bisa disumbat kecuali hanya dengan dzikir.
ISSN: 2502-728X
30‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 1 Juni 2016
masa konsepsi sampai akhir hayatnya. Tohir seharusnya ditempuh, maka inilah dzikir yang
Hasan Basri (2001) menambahkan bahwa disebut dzikir yang dapat menutupi celah
sebagai petunjuk dan pedoman hidup yang sehingga orangnya menjadi kaya bukan karena
sempurna bagi manusia, maka Al-Qur‟an harta, terpandang bukan karena keturunan,
memberi petunjuk tentang seluruh persoalan disegani bukan karena kekuasaan. Namun jika
kehidupan social kemasyarakatan, memberikan ia lalai berdzikir kepada Allah maka keadaanya
pula informasi serta pelajaran–pelajaran menjadi sebaliknya, ia miskin sekalipun
tentang ilmu kealaman yang lain sebagai hartanya banyak, hina sekalipun memegang
penunjang fungsi pokoknya yaitu sebagai kekuasaan dan tidak dipandang sekalipun
pedoman penyelenggaraan hidup yang bahagia keluarganya mapan.
baik di dunia maupun di akhirat Banyak untuk mengingat (berzikir)
Berdo‟a dan berzikir kepada Allah kepada Allah baik di pagi hari, sore hari, dan
semakin diperlukan oleh manusia dengan malam hari atau setelah melakukan sholat
ikutin semakin majunya ilmu pengetahuan dan fardhu dan sholat sunnah. Zikir dapat
teknologi. Erat kaitannya sebab semakin dilakukan dengan duduk, berbaring atau
majunya pengetahuan dan teknologi tersebut berdiri, diucapkan dalama hati atau dengan
maka semakin banyak juga peristiwa dan lisan.Sebagaimana dalam firman Allah surat
bencana yang terjadi diluar perhitungan Al-Ahzab, ayat 41–42, “hai orang-orang yang
manusia, yang terkadang membuat manusia itu beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama)
sendiri menjadi bimbang dan labil. Firman Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan
Allah dalam Al-Qur‟an surat Al–Baqarah : 186, bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan
“Dan apabila hamba–hamba-Ku bertanya petang.”
kepada tentang-Ku, maka (jawablah) Tidak hanya dengan berdzikir saja,
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku manusia mendapatkan ketenangan batin,
mengabulkan permohonan orang yang berdo‟a namun juga harus disertai dengan do‟a.Berdo‟a
apabila dia berdo‟a kepada-Ku” tidak hanya ketika manusia berada dalama
Berzikir yang sebenarnya secara harafiah kesulitan, namun berdo‟a juga ketika manusia
berarti kita selalu menyebut namaAllah dan dalam keadaan bahagia, dan sehat. Do‟a adalah
menghayatinya disanubari. Tidak hanya itu suatu ibadah yang juga harus dilakukan oleh
dzikir juga suatu ibadah yang diperkenalkan setiap muslim sebagai penyampaian,
Allah dan Rasul-Nya. Dengan berdzikir, mengingat dan bersyukur kepada Allah.
kegelisahan hati, kecemasan emosi dan Kemudian terdapat juga firman Allah lainnya
kemarahan dapat hilang dengan sendirinya. dalam surat Al-Mukmin (60) mengenai
Menghilangkan kerisauan dalam manfaat dari berdo‟a, “Berdo‟alah kepada-Ku,
hubungan antara dirinya dengan Allah. Orang niscaya akan Ku-perkenankan bagimu
yang lalai tentunya akan dihantui kerisauan Kata “Do‟a” adalah mashdar dari kata
antara dirinya dnegan Allah, yang tidak bisa “da‟aa” yang berarti meminta, memohon,
dihilangkan kecuali dengan dzikir (Yazid bin memanggil, memuji, dan sebagainya. Secara
Abdul Qadir Jawas, 2003). istilah, pada umumnya orang mengartikan do‟a
Lebih lanjut Yazid bin Abdul Qadir dengan memohon sesuatu kepada Allah dengan
Jawas (2003) berpendapat bila lebih dipahami cara–cara tertentu (Syahminan Zaini, 1983).
bahwa didalam hati ada suatu celah yang sama Sedangkan dalam bahasa sufistik, soal
sekali tidak bisa disumbat kecuali dengan ikhtiar, do‟a dan takdir dilihat dari dimensi
dzikir. Jika dzikir merupakan semboyan hati hakikatnya. Bahwa secara hakikat, upaya dan
dan ia juga mengingatkan jalan yang do‟a itu tidak akan menjadi sebab terwujudnya
Harmathilda H. Soleh Do’a dan Zikir Dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosi … ‖31
takdir dan tidak akan mengubah takdir, karena akan tumbuh berkembang atau akan berhenti
takdir Allah dengan semua ketentuannya telah dan mati. Emosi pulalah, bukan nalat, yang
mendahului ikhtiar dan do‟a kita. Yang artinya mendorong kita menjawab pertanyaan–
: 1) do‟a dan ikhtiar itu sesungguhnya juga pertanyaan yang mendalam dan paling penting
takdir ; 2) Bila Allah hendak member anugerah mengenai keberadaan kita (Robert K. Cooper
seseorang maka si hamba juga ditakdirkan dan & Ayman Sawaf, 2002).
diberi kemampuan untuk berdo‟a dan berikhtiar Emosi yang tidak terarah, tidak
; 3) Do‟a dan ikhtiar hanyalah tanda–tanda termanajemen dengan baik dan emosi yang
takdir itu sendiri ; 4) Allah memerintahkan kita meledak tentu akan sangat berakibat buruk.
berupaya dan berdo‟a agar kita memahami Tidak hanya bagi pribadi sendiri namun juga
bahwa kita sangat terbatas dan tak berdaya bagi orang–orang yang berada disekitarnya.
sehingga do‟a dan upaya adalah bentuk Emosi adalah sesuatu rahmat yang diberikan
kesiapan kehambaan belaka agar kita siap Allah yang diberikan sejak roh ditiupkan pada
menyongsong takdir-Nya ; 5) Aturan syariat rahim ibu.Untuk itulah perlu yang kita sebut
mengharuskan kita berikhtiar dan berdo‟a kecerdasan emosi.
karena syariat adalah aturan bagi keterbatasan Menurut Muhammad Usman Najati
manusia dnegan bahasa dan tugas manusiawi (2005). Terdapat hubungan yang sangat erat
(taklifi), maka seseorang akan berdo‟a dan antara dorongan dengan emosi, karena
berikhtiar dengan penuh kepasrahan dan dorongan biasanya dibarengi dengan satu
kerelaan pada ketentuan dan pilihan terbaik- suasana emosional. Pada saat dorongan itu
Nya. Bukannya berdo‟a untuk memaksaNya kuat, sedangkan ia tidak bias dipenuhi dalam
mengubah takdir-Nya (Syeikh Ibnu „Athaillah waktu beberapa lama, maka di dalam tubuh
As-Sakandary, 2012). akan terjadi ketegangan, dan hal itu biasanya
Dari pengertian dan kriteria yang dibarengi dengan suasana emosional yang tidak
disebutkan, ada unsur kecerdasan emosi yang menyenangkan. Sementara dorongan yang
merupakan sebagai bagian dari kegiatan dipenuhi, dibarengi oleh suasana emosional
berdo‟a dan berdzikir. Menurut James, emosi yang menyenangkan.
adalah keadaan jiwa yang menampakkan diri Sedangkan para ilmuwan mendefinisikan
dengan sesuatu perubahan yang jelas pada kecerdasan (intelligence) sebagai kemampuan
tubuh. Emosi setiap orang adalah untuk memecahkan problem–problem dan
mencerminkan keadaan jiwanya, yang akan kemampuan untuk menciptakan startegi–
tampak secara nyata pada perubahan strategi atau untuk membuat perangkat–
jasmaninya. Sebagai contoh ketika seseorang perangkat yang berguna bagi pencapaian tujuan
diliputi emosi marah, wajahnya memerah, –tujuan (Danah Zohar dan Ian Marshal, 2005).
napasnya menjadi sesak, otot–otot tangannya Lebih lanjut Danah Zohar dan Ian
akan menegang, dan energi tubuhnya Marshal (2005), mengemukakanbahwa
memuncak (Triantoro Safaria & Nofrans Eka kecerdasan emosional adalah kecerdasan yang
Saputra, 2009). terkait dengan yang kita temui. Kita
Emosi memberikan makna pada situasi– berhubungan dan memahami orang lain dan
situasi dalam hidup kita. Emosi bukanlah situasi kemampuan. EQ juga berhubungan
penganggu atau pengacau, bahkan merupakan dengan kemampuan kita untuk memahami dan
sesuatu yang paling penting dalam keberadaana mengelola emosi kita sendiri berupa ketakutan,
kita, mengisinya dengan kekayaan dan kemarahan, agresi, dan kejengkelan.
memasok sistem dengan makna dan nilai–nilai Dari pengertian diatas, dapat dijelaskan
yang menentukan apakah hidup dan kerja kita bahwa do‟a dilakukan sebagai wujud kenyataan
ISSN: 2502-728X
32‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 1 Juni 2016
bahwa manusia merupakan makhluk yang tidak manusia.Untuk itu perlu disadari pemahaman
berdaya. Dikala berada pada peristiwa atau mengenai penguasaan menahan emosi, tidak
bencana yang terjadi, manusia biasanya baru menunjukkan keadaan emosi secara berlebihan
menyadari bahwa mereka adalah makhluk yang dan akhirnya dapat menimbulkan dampak atau
lemah, dan selalu bersama Allah. Do‟a akibat yang dapat merugikan pribadi indivindu.
merupakan permohonan segala sesuatu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
kebaikan yang diharapkan manusia kepada bersabda agar manusia tidak mudah terpancing
Allah yang disampaikan dengan segala emosi dalam hadist riwayat Thabrani: “Jangan
kerendahan hati, ketidakperdayaan dan marah, bagimu surga.”
ketundukan manusia kepada Allah, dan Biasanya emosimerupakan reaksi
berdzikir sebagai cara lain dengan mengingat terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri
terus Allah. Do‟a dan dzikir merupakan salah individu. Sebagai contoh emosi gembira
satu cara dalam meningkatkan kecerdasan mendorong perubahan suasana hati seseorang,
emosi yang pada akhirnya setiap manusia akan sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi
memiliki kemampuan untuk belajar dan tegar sedih mendorong seseorang berperilaku
dalam memahami tujuan hidupnya. menangis.Emosiberkaitan dengan perubahan
Adapun yang menjadi pertanyaan, adalah fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi
(1) Bagaimana pemahaman mengenai merupakan salah satu aspek penting dalam
kecerdasan emosi ? ; (2) Bagaimana kehidupan manusia, karena emosi dapat
pemahaman mengenai keutamaan do‟a dan merupakan motivator perilaku dalam arti
zikir ? ; (3) Apakah yang disebut dengan meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu
gangguan kecerdasan emosi dan faktor–faktor perilaku intensional manusia. (Prawitasari
apa saja terjadinya gangguan kecerdasan emosi dalam Haryanto, 2009).
?, dan (4) Bagaimana keterkaitan doa & zikir Dalam ajaran Islam telah dijelaskan
dalam meningkatkan kecerdasan emosi ? bahwa salah satu senjata setan untuk
Dengan demikian berdasarkan penjelasan membinasakan manusia adalah marah. Dengan
di atas maka dapat diidentifikasi beberapa cara ini, setan bisa dengan sangat mudah
permasalahannya, sehingga kajian ini dapat mengendalikan manusia. Karena marah, orang
sebagai masukan bagi masyarakat dalam bisa dengan mudah mengucapkan kalimat
mengembangkan pengetahuan, khususnya kekafiran, menggugat takdir, ngomong jorok,
pemahaman mengenai kecerdasan emosi, mencaci habis, bahkan sampai kalimat carai
memahami keutamaan dari do‟a dan zikir, yang membubarkan rumah tangganya. Karena
faktor–faktor gangguan kecerdasan emosi, dan marah pula, manusia bisa merusak semua yang
keterkaitan do\‟a dan zikir dalam meningkatkan ada di sekitarnya,dia bisa banting piring,
kecerdasan emosi. lempar gelas, pukul kanan-pukul kiri, bahkan
sampai tindak pembunuhan. Di saat itulah, misi
Landasan Teori setan untuk merusak menusia tercapai (Ammi
Pemahaman Kecerdasan Emosi Nur Baits, 2013).
Pada kehidupan manusia, banyak sekali Gohn dan Clore menjelaskan bahwa ada
permasalahan dan seringnya kita melihat empat sifat laten pengalaman emosional ketika
dipemberitaan mengenai hal–hal negatif akibat kita sedang berada dalam sebuah suasana
tidak dapatnya atau sulitnya manusia menahan emosi tertentu. Keempat sifat laten pengalaman
emosinya.Emosi yang tidak dapat terkontrol emosional ini menurut penelitian mereka
dapat menimbulkan permasalahan yang serius ternyata sangat berpengaruh pada kebahagiaan
dan rusaknya hubungan baik antar seseorang, kesehatan mental, kecemasan, dan
Harmathilda H. Soleh Do’a dan Zikir Dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosi … ‖33
gaya atribusi kita, yaitu :(Triantoro Safaria & emosi. Kestabilan merupakan kemampuan
Nofrans Eka Saputra, 2009) individu dalam memberikan respon yang
a. Kejelasan (emotional clarity). Dijabarkan memuaskan dan kemampuan dalam
sebagai kemampuan seseorang dalam mengendalikan emosinya sehingga mencapai
mengidentifikasikan dan membedakan suatu kematangan perilaku. Seseorang yang
emosi spesifik yang sedang dirasakannya. memiliki kestabilan emosi akan mempunyai
b. Intensitas (emotional intensity). Diartikan penyesuaian diri yang baik, mampu
seberapa kuat atau besar intensitas emosi menghadapi kesukaran dengan cara obyektif
spesifik yang dapat dirasakannya. serta menikmati kehidupan yang stabil, tenang,
c. Perhatian (emotional attention). Dijelaskan merasa senang, tertarik untuk bekerja dan
sebagai kecenderungan seseorang untuk berprestasi, mampu memotivasi diri terhadap
mampu memahami, menilai dan kritik, tidak melebih–lebihkan kesenangan
menghargai emosi spesifik yang sedang ataupun kesusahan sehingga ia dapat mengelola
dirasakannya. kebutuhan–kebutuhan primitif yang lebih
d. Ekspresi (emotional expression). banyak dipengaruhi emosi belaka (Reni
Didefinisikan sebagai kecenderungan Hidayati, Yadi Purwanto dan Susantyo
untuk mengungkapkan perasaan yang Yuwono, 2008).
sedang dirasakannya kepada orang lain. Dengan kecerdasan emosi yang baik,
Goleman menjelaskan bahwa perilaku seseorang dapat memilah antara fakta dan opini
emotional quotient tidak bisa hanya dilihat dari yang tidak terpengaruh dengan berita rumor
sisi setiap kompetensi emotional quotient namun disisi lain juga mampu untuk
melainkan harus dari satu dimensi atau setiap menunjukkan sikap amarahnya jika dirasa
klusternya. Kemampuan penyadaran sosial benar dan perlu. Berbekal kemampuan
(social awareness), misalnya tidak hanya komunikasi dan hubungan interpersonal yang
tergantung pada kompetensi empati semata tinggi selalu lebih mudah menyesuaikan diri
melainkan juga pada kemampuan untuk karena menjadi lebih fleksibel dan mudah
berorientsi pelayanan dan kesadaran akan beradaptasi. Saat orang lain menyerah, mereka
organisasi (Minto Waluyo, 2013). tidak putus asa dan frustasi, justru menjaga
Dalam emosi pribadi seseorang telah motivasi untuk mencapai tujuan yang dicita-
demikian dipengaruhi hingga individu pada citakan (Minto Waluyo, 2013).
umumnya kurang dapat atau tidak dapat Kecerdasan emosi menentukan potensi
menguasai diri lagi. Tingkah laku perbuatannya kita untuk mempelajari keterampilan–
tidak lagi memperlihatkan sesuatu norma yang keterampilan praktis yang didasarkan pada lima
ada dalam hidup bersama, teruji telah unsurnya, yaitu : kesadaran diri, motivasi,
memperlihatkan adanya gangguan atau pengaturan diri, empati, dan kecakapan dalam
hambatan dalam diri individu. Seseorang yang membina hubungan dengan orang lain (Daniel
mengalami emosi sering tidak lagi Goleman, 2009).
memperhatikan keadaan sekitarnya sesuatu
keaktifan tidak dikerjakan oleh individu pada Keutamaan Doa&Zikir
keadaan emosi.Dengan demikian, maka emosi Perihal keutamaan zikir, Allah berfirman
dipandang sebagai perasaan yang grundal lebih dalam surat Al-Ahzab ayat 41–43, “Wahai
besar kekuatannya (Abdul Rahman Shaleh, orang–orang yang beriman, berdzikirlah kamu
2008). kepada Allah dengan zikir yang sebanyak–
Adanya kecerdasan emosional yang banyaknya; dan sucikanlah Dia diwaktu pagi
tinggi, individu akan memiliki kestabilan dan petang. Dialah yang telah
ISSN: 2502-728X
34‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 1 Juni 2016
melalui perwujudan melakukan penyerangan sehingga dapat terhindar dari dosa, sebagai
terhadap seseorang atau objek yang dirasa berikut :
sebagai sumber dari frustasi karena hal itu a. Memohon perlindungan kepada Allah dari
dianggap sebagai suatu hambatan yang segala godaan setan dengan rasa emosi
sesungguhnya atau agen blockade (Sutarto yang tinggi pada diri kita.Sebagaimana
Wijono, 2012). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Kisah Habil dan Qabil menunjukkan bersabda dalam H.R Bukhari & Muslim
terjadinya sebuah agresivitas, sebuah tindakan (Ammi Nur Baits, 2014) : “Sungguh saya
yang merugikan bahkan sampai menghilangkan mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca
nyawa manusia. Agresi merupakan tindakan oleh orang ini, marahnya akan hilang. Jika
melukai yang disengaja oleh seseorang / dia membaca ta‟awudz: A‟-uudzu billahi
institusi terhadap orang / institusi lain yang minas syaithanir rajiim, marahnya akan
sejatinya disengaja. (Berkowitz dalamSarlito hilang.(HR. Bukhari dan Muslim)
W. Sarwono, 2009). b. Pengendalian marah. Menurut Muhammad
c. Keserakahan Usman Najati (2005) Ketika seseorang
Keserakahan tampil sebagai kegelisahan sedang marah, juga diliputi perasaan takut
terus menerus, sebuah perasaan tak pernah dan emosi lainnya. Untuk itu harus
berkecukupan, perasaan bahwa selalu saja ada disadari adanya penguasaan emosi sangat
yang harus diingini atau dibutuhkan. berguna dari berbagai segi, yaitu :
Dikendalikan oleh rasa kehampaan dalam diri (1)Orang bisa memelihara kemampuannya
(kebalikan kekuatan dari dalam), orang–orang untuk berpikir jernih dan mengambil
ini senantiasa mengadopsi startegi–strategi untuk keputusan yang tepat sehingga dia
memperoleh keuntungan.Mereka adalah orang– terhindar dari perbuatan dan ucapan
orang yang serakah, seperti Erisychton, orang yang akan membuatnya menyesal
yang tidak pernah merasa puas. Kebanyakan dari dikemudian hari.
mereka merasa “berhak untuk mendapatkan”, (2)Orang dapat menjaga keseimbangan
bahwa ada pihak yang tidak member mereka apa fisiknya sehingga dia tidak mengalami
yang mereka butuhkan atau tidak pernah member ketegangan fisik yang timbul akibat
mereka kesempatan. Mereka ingin segalanya bertambahnya energi yang disebabkan
tetapi sering mereka tidak berpikir bahwa oleh surplus zat gula yang dikeluarkan
seharusnya mereka membayar untuk oleh hati. Dengan demikian, orang akan
mendapatkan itu (Danah Zohar dan Ian Marshal, menghindarkan diri agar tidak
2005). terjerumus dalam melakukan tindak
kekerasan, seperti agresi fisik terhadap
Keterkaitan doa & Zikir dalam musuh yang sering terjadi ketika sedang
Meningkatkan Kecerdasan Emosi marah.
Menutut Daniel Goleman (2009), (3)Mengendalikan emosi marah dan
pengendalian diri oleh diri sendiri tidak hanya menghindari agresi terhadap orang lain,
berarti meredam rasa tertekan atau menahan baik secara fisik maupun ucapan serta
gejolak emosi; ini juga bisa berarti dengan tetap memperlakukan mereka secara
sengaja menghayati suatu emosi, termasuk baik dengan sendirinya akan
yang tidak menyenangkan. memberikan ketenangan kepada musuh,
Ada beberapa cara dalam mengendalikan dan mendorongnya untuk melakukan
diri ketika sedang dalam keadaan emosi intropeksi. Tentu saja hal ini akan
menimbulkan rasa persahabatan dan
ISSN: 2502-728X
36‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 1 Juni 2016
ISSN: 2502-728X
38‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 1 Juni 2016
Fadhil ZA, Dzikir dan Tasbih Menurut Al- Sarwono, Sarlito W., dkk (2009). Psikologi
Qur’an dan Hadist (Fadhilza.com : Sosial, Jakarta : Salemba Humanik.
Tadabbur, Jum‟at 6 September 2013)
diakses melalui http://www.fadhilza. Shaleh, Abdul Rahman Shaleh (2008).
com/2013/09/tadabbur/dzikir-dan-tasbih- Psikologi : Suatu Pengantar Dalam
menurut-al-quran-dan-hadist.html. Perspektif Islam, Jakarta : Kencana
Prenada Media Group, Cetakan ketiga.
Haryanto, Pengertian Emosi (Belajar
Psikologi.com : Ilmu Psikologi, Minggu, Sholeh, Mohammad Sholeh (2009). Terapi
27 Desember 2009) diakses melalui Salat Tahajud Menyembuhkan Berbagai
http://belajarpsikologi.com/pengertian- Penyakit, Jakarta : PT Mizan Publika,
emosi. Cetakan Kesepuluh.
ISSN: 2502-728X