Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kecemasan merupakan kondisi kejiwaan yang penuh dengan kekhawatiran
dan ketakutan akan apa yang mungkin terjadi, baik berkaitan dengan
permasalahan yang terbatas maupun hal yang aneh-aneh. Kecemasan dapat
menyerang siapa saja, termasuk mahasiswa.
Menurut saddock (2005) di dalam Andriyan (2016), mengatakan bahwa
kecemasan mempengaruhi hasil belajar mahasiswa, terutama kecemasan sedang
hingga panik. Karena semakin tinggi level kecemasan maka cenderung
menghasilkan kebingungan dan distorsi persepsi. Distorsi tersebut dapat
mengganggu belajar dengan menurunkan kemampuan memusatkan perhatian,
menurunkan daya ingat, mengganggu kemampuan menghubungkan satu hal dan
yang lain (Suyamto, et, al, 2009 di dalam Andriyan, 2016).
Dalam kesehariannya ada banyak pekerjaan tantangan dan tuntutan yang
harus dikerjakanoleh mahasiswa. Tantangan dan tntutan tersebut antara lain
pembuatan bermacam tugas, laporan, makalah amupun ujian yang merupakan
bentuk dari evaluasi yang secara rutin dihadapi oleh mahasiswa. Berbagai hal dan
kondisi tertentu juga dapat berpengaruh terhadap kesuksesan mahasiswa atau
justru menghambat mahasiswa itu sendiri (Aslamawati, et al.,2012).
Kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir disebabkan oleh dua faktor yaitu
factor internal dan factor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang bersifat dari
dalam individu diantaranya, penyusun tugas akhir studi Karya Tulis Ilmiah,
kebiasaan menunda, menghindari masalah, dan malu atau minder. Faktor
eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu diantaranya standar
kopetensi sebagai syarat wajib kelulusan, kuliah sambil kerja dan tekanan
lingkungan (Hidayanti, 2014 di dalam Andriyan, 2016).
Kurangnya motivasi dalam diri mahasiswa juga bisa menyebabkan
kecemasan. Mahasiswa dengan motivasi yang tinggi dapat menunjukkan perilaku
yang berorientasi ke prestasi. Hal tersebut dapat dilihat ketika menghadapi ujian,
mereka dapat mengendalikan ketegangan dan tetap tenang. Akan tetapi jika
sebaliknya mereka merasa takut akan kegagalan atau panic dalam menghadapi
ujian, meskipun mereka mempunyai motivasi untuk berprestasi, tetap saja akan
terasa sulit untuk meraih prestasi maksimal (Dharma, 2013).
Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi, salah satunya adalah
dukungan, terutama dukungan keluarga. Ketika individu mendapatkan dukungan
keluarga yang baik maka mahasiswa akan memiliki motivasi yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai