6.2 - Potongan Materi PDF
6.2 - Potongan Materi PDF
Ibnu Sodiq
Pada penghujung akhir abad ke-20 Indonesia menglami peristiwa politik yang cukup
menarik perhatian masyarakat yaitu dengan terjadinya perubahan arah politik dari politik
otoriter berubah menjadi politik yang lebih humanis dan demokratis. Semua sepakat
bahwa sebelum terjadinya perubahan situasi politik memang tidak “bersahabat”. Suasana
tegang karena kebijakan politik yang represif selalu menghantui kehidupan warga.
Kebebasan berpolitik yang semestinya menjadi hak dasar setiap warga dapat dikatakan
telah terampas oleh arogansi kekuasaan. Warga terbelenggu dengan harus mengikuti apa
yang menjadi kehendak penguasa. Tidak ada satu warga bangsapun yang merasa tidak
tertekan oleh kebijakan-kebijakan pemerintah yang begitu represif dalam menjalankan
roda pemerintahannnya. Semua serba diatur, dikendalikan dan tidak ada yang boleh
berbeda. Bagaikan koor paduan suara semua harus sama dengan pemerintah dalam
mengambil sebuah keputusan. Dalam sejarah Indonesia periode ini dikenal dengan nama
Orde Baru, orde dimana kebebasan berdemokrasi tidak diberikan oleh pemerintah kepada
warga bangsanya.
Orde Baru merupakan istilah untuk menyebut pemerintahan yang terbentuk pasca
tumbangnya pemerintahan sebelumnya yaitu pemerintahan Soekarno yang dikenal
dengan nama Orde Lama. Pada masa pemerintahan Orde Lama terjadi peristiwa yang
memilukan bagi segenap warga bangsa yaitu terjadinya pemberontakan G 30 S PKI yang
didalangi Partai Komunis dalam upaya “merebut” kekuasaan dari tangan Soekarno.
Peristiwa ini terjadi pada tahun 1965, tepatnya pada bulan September dimana dalam
peristiwa tersebut terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap para Jendral AD yang
kemudian jasadnya ditemukan di suatu tempat yang kemudian tempat tersebut dikenal
dengan nama Lubang Buaya. Pembunuhan ini diawali karena adanya informasi bahwa
ada dewan jendral yang berencana akan melakukan coup de’tat terhadap kekuasaan
Soekarno. Oleh karena itu, sebelum para jendral melakukan rencananya, maka
1
2
~ Ibnu Sodiq ~
Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan
© Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
3
melahirkan sebuah kebijakan, semua harus sama dan terpusat. Sistem pemerintahan
sentralistiklah yang kemudian dipilihnya dalam menjalankan roda pemerintahannya.
Disatu sisi pilihan ini tidaklah salah karena dengan system ini kebijakan politiknya dalam
rangka pembangunan dapat dengan cepat terlaksana, sehingga kesejahteraan masyarakat
juga menjadi kenyataan. Namun disisi lain, pilihan politik yang sentralistik justru
menggiring Soeharto terjerembab dan semakin menjauh dari pemerintahan yang
demokratis. Dikemudian hari pemerintahannnya justru menjadi pemerintahan yang
otoriter. Pemerintahan yang tidak mengedepankan demokrasi akan tetapi pemerintahan
yang kekuasaannya ada disatu tangan yaitu pada dirinya, pemerintahan yang totalitarian.
Sistem pemerintahan yang sesungguhnya bertentangan dengan asas demokrasi.
Dikatakan bertentangan dengan asas demokrasi karena rakyat tidak dilibatkan dalam
setiap pengambilan keputusan mesti sesungguhnya pada pemerintahan Orba perangkat
pendukung dalam sebuah pemerintahan yang demokratis sudah tersedia. Namun
perangkat pendukung yang ada tidak berfungsi sebagaimana mestinya, perangkat-
perangkat tersebut hanya sebuah asesoris demokrasi semata. Berkaitan dengan masalah
ini Carl Freidrich mengatakan pemerintahan yang totalitarian selalu ditandai dengan cirri-
ciri sebagai berikut. An Ideology explaning the word, human society and history (
including its ultimate goal) an ideologywhich is to be propagated by all citiziens; 2. The
concentration of socialand political power in one party (usually dominated by one
leader); 3. The imidation of the people through legal insecurity and arbritrary police
terror; 4. A state monopoly of the meansof information and communications; 5. A
centralized and more or less planned economy ( Ibnu Sodiq, 2008 : 5, 28 ).
Kebijakan yang telah berjalan dalam waktu panjang tersebut akhirnya dianggap
sebagai kebijakan yang salah, kebijakan yang bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi.
Akibat yang ditimbulkannya yaitu memicu kemarahan pada semua warga bangsa yang
kemudian ramai-ramai berdemo menuntut Soeharto mundur dari tampuk pemerintahan
yang telah dikuasahinya lebih kurang 32th lamanya. Akhirnya pada bulan Mei 1998
Soeharto meletakkan jabatannya setelah gelombang demonstrasi yang dipelopori
mahasiswa semakin massif dan tidak dapat dibendung lagi. Dengan mundurnya Soeharto
maka pemerintahan yang dalam sejarah Indonesia dikenal dengan periode Orde Baru
berakhir yang kemudian diganti dengan Order Reformasi dengan ditandai terpilihnya
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi presiden.
~ Ibnu Sodiq ~
Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan
© Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
4
Berawal dari aksi pada hari jum’at 16 Januari 1998 dimana sejumlah mahasiswa
Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan aksi keprihatinan mensikapi atas
melonjaknya harga-harga kebutuhan pokok yang semakin tidak terkendali. Jeritan rakyat
akibat harga-harga kebutuhan pokok tidak terbeli didengar oleh mereka. Sebagai
jawabannya mereka berkumpul, kemudian melakukan aksi untuk menyuarakan
kegelisahan rakyat di kampus mereka. Aksi di ITB tersebut akhirnya didengar dan
kemudian diikuti oleh mahaisiswa-mahasiswa di universitas lainnya. Bagaikan efek
domino aksi di ITB kemudian disusul oleh mahasiswa UI sehingga pada hari Kamis 19
Februari 1998, 1000 mahasiswa Universitas Indonesia melakukan aksi demo didalam
kampus UI Depok, Jawa Barat. Isu yang dicanangkan pada aksi itu adalah agar
ketersediaan bahan-bahan kebutuhan pokok murah segera diatasi. Selain itu mahasisiwa
juga menuntut dibukannya lapangan pekerjaan untuk mengatasi masalah pengangguran
yang sedang terjadi. Aksi mahasiswa UI ternyata mendapat dukungan dari para petinggi
kampus hal ini dibuktikan ketika aksi yang dilakukan pada hari Rabu 25 Februari 1998
Prof Dr Mahar Mardjono, mantan Rektor UI dan Prof Dr Sri Edi Swasono, dosen UI
bergabung dan menjadi pembicara dalam mimbar bebas yang diselenggarakan di kampus
UI Salemba, Jakarta.
Ketika Sidang Umum MPR 1998 pada tanggal 2 Maret 1998 sedang berlangsung di
Jakarta dengan agenda pengangkatan kembali Soeharto sebagai presiden. Mahasiswa
dari berbagai perguruan tinggi yang ada di berbagai kota bentrok dengan aparat
keamanan. Pengangkatan kembali Soeharto untuk kembali menjadi presiden yang
disepakati oleh semua anggota MPR semakin membuat marah mahasiswa. Aksi mereka
semakin luas dan semakin agresif, Mahasiswa menuntut terjadinya perubahan dan hal itu
tidak bisa ditunda lagi. Perubahan menuju pada kondisi yang lebih baik harus segera
dilakukan. Hasil sidang umum yang memutuskan untuk mengangkat kembali Soeharto
sebagai presiden yang ke 7 kalinya justru berakibat pada semakin seringnya mahasiswa
melakukan aksi-aksinya. Dengan seringnya aksi, secara tidak langsung benntrokan antara
mahasiswa dengan aparat keamanan volumenya juga sering terjadi. Di Bandung
misalnya, bentrokan terjadi dikarenakan mahasiswa yang hendak melakukan aksi long
march dari Kampus Universitas Padjajaran (Unpad) ke gedung DPRD Tingkat 1 Jawa
Barat. Oleh karena masing-masing pihak tetap bersikeras dengan tujuan masing-masing,
~ Ibnu Sodiq ~
Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan
© Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
5
aksi tersebut berakhir dengan bentrokan akibatnya dua mahasiswa terluka akibat dari
bentrok tersebut.
~ Ibnu Sodiq ~
Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan
© Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
6
demontrasi pemuda mahasiswa semakin hari semakin massive dan sulit untuk dibendung.
Gerakan ini dikemudian hari dikenal dengan gerakan reformasi mahasiswa Mei 1998.
Pergerakan ini tidak datang secara tiba-tiba, mereka sudah bergerak jauh sebelumnya,
mulai peristiwa Malari, penolakan terhadap NKK (normalisasi kehidupan kampus) dan
ketidak setujuannnya ketika Pancasila dijadikan sebagai asas tunggal. Gerakan reformasi
pemuda mahasiswa Tahun 1998 merupakan puncak dari perjuangan panjang mereka.
Pada awal tahun 1998, pemuda dan mahasiswa kembali melakukan pergerakan
ketika mereka melihat bahwa pemerintah Orba dalam menjalankan roda
pemerintahannnya sudah jauh menyimpang dari cita-cita bangsa. Sebagai jawaban dari
kondisi politik demikian, kemudian mereka berkumpul dan bergerak dengan satu tujuan
yaitu melengserkan Soeharto dari kursi kekuasaannya. Akhirnya, berkumpullah Ribuan
mahasiswa dari berbagai universita, berhimpun menjadi satu kekuatan yang tidak
bisa dianggap ringan oleh siapa saja yang berhadapan dengannya. Dihampir semua kota-
kota besar aksi keprihatinan digelar oleh mereka, Jakarta, Bandung,Semarang,
Yogyakarta, Surabaya, Medan, Makasar dsb merupakan kota-kota yang tidak pernah sepi
dari demontrasi. Universitas-universitas ternama baik negeri maupun swasta tidak pernah
sepi dengan aksi-aksi menuntut mundur Soeharto dari kursi presiden.
~ Ibnu Sodiq ~
Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan
© Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
7
~ Ibnu Sodiq ~
Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan
© Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
8
kampus, mereka akan mencari saluran lain yang semakin tidak terkendali dan
menuju kepada anarkis,” kata Amien. Dia menambahkan, aksi mahasiswa dengan
sendirinya akan mereda dan menghilang apabila pemerintah berhasil mengatasi krisis
moneter.
~ Ibnu Sodiq ~
Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan
© Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
9
~ Ibnu Sodiq ~
Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan
© Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
10
membuat kebijakan baru nilai tukar rupiah terhadap dolar bukannya semakin membaik
malah justru sebaliknya yaitu semakin semakin terpuruk. Pada tahun 1997 Indonesia
memang dalam kondisi yang memprihatinkan. Bersama dengan mulainya krisis ekonomi,
bencana alam juga sering menimpa Indonesia. Situasi ini ikut memperburuk kondisi
Indonesia.
Lebih memprihatinkan lagi sebagaimana telah sedikit disebutkan di atas,
pemerintah tidak mampu menghapus monopoli pasar yang dikuasai oleh elite yang dekat
dengan kuasaa. Akibatnya, rakyat tidak dapat mencari ditempat lain dan hanya
bergantung pada satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini
adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai "monopolis"
(wikipedia.org/wiki/Pasar_monopol. Diakses pada tanggal, 8 Juni 2011). Akibat dari
semua ini, perekonomian menjadi lumpuh, hal itu juga membuat kondisi sosial
masyarakat menjadi terganggu. Kondisi yang semacam ini menjadikan masyarakat kecil
terus merasakan penderitaan yang berkepanjangan sementara mereka yang
berpendidikan tinggi apalagi yang dekat dengan kuasaan justru memiliki jabatan dan
dapat hidup dengan begitu nyaman. Mereka dengan leluasa dapat mengambil kebijakan
untuk menguntungkan diri dan golongannya dengan cara-cara yang tidak patut akhir
dari semuanya yaitu melakukan tindakan yang tidak terpuji korupsi, kolusi dan
nepotisme.
KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) yang marak pada waktu itu telah begitu
banyak menguras kekayaan negara. Hal inilah yang dikemudian mendorong terjadinya
gerakan massa, yang didalamnya melibatkan mahasiswa diseluruh penjuru negeri.
Sebagai agen perubahan mahasiswa tentu tidak tinggal diam ketika melihat ketimpangan
sosial yang sedang melanda negerinya. Oleh karena itu mereka menagambil peran dengan
menjadi pelopor untuk merubah kondisi yang kurang baik menuju pada kondisi yang
lebih sejahtera. Dengan kata lain, gerakan mahasiswa yang terjadi pada tahun 1998
merupakan gerakan moral mahasiswa yang menghendaki adanya perubah ketika
terjadi ketidakadilan sosial dalam masyarakat, dan sebagai gerakan moral, maka mereka
tidak memiliki agenda kepentingan terhadap kekuasaan.
Harus diakui peran mahasiswa dalam sejarah reformasi bukanlah tanpa arti, tidak
ada reformasi kalau tidak ada mahasiswa. Kelompok inilah yang begitu peduli ketika
melihat ketidak adilan yang sedang menimpa masyarakat. Mahasiswalah salah satu
~ Ibnu Sodiq ~
Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan
© Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
11
~ Ibnu Sodiq ~
Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan
© Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
12
Amien Rais
Dibalik peristiwa reformasi ada beberapa tokoh yang menonjol perannya sehingga aksi-
aksi mahaiswa dapat berjalan secara spartan. Tanpa menafikan peran elite lainnya Amien
Rais merupakan salah satu tokoh yang mempunyai peran yang paling menonjol. Jauh
sebelum terjadinya krisi ekonomi tahun 1997 Amien Rais sudah berkali-kali
mengingatkan pemerintah baik lisan maupun tulisan. Kritik Amien Rais tidak begitu
ditanggapi serius oleh pemerintah. Pemerintah masih begitu yakin dengan kebijakan-
kebijakan poltiknya. Kritik Amien Rais akhirnya terbukti kebenarannya. Ketika
~ Ibnu Sodiq ~
Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan
© Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
13
pemerintah kemudian bergerak dengan mencari jalan keluar untuk meredam gejolak
masyarakat yang dipelopori mahasiswa dirasa sudah terlambat. Gelombang aksi kian hari
kian marak. Aksi-aksi besar mahasiswa inilah yang kemudian menjadi panggung Amien
Rais untuk menyampaikan buah pikirannya. Dapat dikatakan saat reformasi Amien Rais
merupakan tokoh sentral yang ditunggu kehadirannya dalam setiap aksi. Tidak ada aksi
besarpun yang tidak dihadiri Amien Rais. Puncaknya ketika Amien Rais bersama
mahasiswa pada tanggal 12 Mei 1998 berencana menyelenggarakan aksi di Lapangan
Monas terpaksa ia urungkan setelah ia mendapat informasi jika aksi itu tetap dilaksanakan
maka Soeharto akan mengeluarkan angkatan bersenjata untuk menghadapinya. Oleh
karena mendapat ancaman yang serius iapun dengan bijak mengambil keputusan untuk
membatalkannya yang diawali dengan menyelenggarakan siaran pers pagi hari. Ia tidak
mau ada korban dipihak mahasiswa hanya karena egoismenya untuk terus melakukan
aksi. Baginya nyawa mahasiswa harus dilindungi karena mereka merupakan aset bangsa
yang kelak akan menggantikan generasi sebelumnya.
Meskipun acara di Monas tidak jadi terlaksana, para elite terus melakukan
konsolidasi mencari cara untuk segera dapat mengakhiri pemerintahan ORBA yang
represif. Dilapangan banyak tokoh-tokoh sipil nasional yang ikut dan mengawal aksi
mahasiswa. Tentu saja tidak hanya Amien Rais yang berperan dalam aksi tahun 1998. Sri
Sultan, Sri Bintang Pamungkas, WS Rendra dsb adalah tokoh-tokoh sipil yang cukup
menonjol perannya. Ketika menuntut Soeharto mundur dan meletakkan jabatannya.
Abdurrahman Wahid
Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan dipanggil Gus Dur, merupakan
tokoh Nahdhatul Ulama, sebuah ormas Islam terbesar yang ada di Indonesia. Selain
sebagai ulama, ia juga sebagai negarawan yang memiliki wawasan luas khusunya
tentang pluralisme. Gus Dur merupakan salah satu tokoh yang mencentuskan
pertemuan Ciganjur yang pada saat itu dihadiri oleh Megawati, Sri Sultan
Hamengkubuwono X, dan Amien Rais. Ke empat tokoh reformasi yang hadir di Ciganjur
akhirnya dikenal sebagai kelompok Poros Tengah yang terus berupaya menggulirkan
agenda reformasi di Indonesia. Pada saat pemilu pertama pasca runtuhnya orba Gus
Dur dijagokan oleh Amin Rais untuk menjadi calon presiden RI akhirnya, Gus
Dur terpilih sebagai Presiden RI menggantikan BJ Habibie, sedangkan Megawati
~ Ibnu Sodiq ~
Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan
© Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
14
diangkat menjadi wakil presiden mendampingi Gus Dur. Namun di tengah masa
pemerintahnya, Gus Dur dicopot mandatnya oleh MPR. Dengan didukungnya Gus Dur
oleh Amin Rais berimbang pada semakin eratnya hubungan NU dengan Muhammadiyah,
namun ketika Gus Dur harus lengser karena kasus Brune Gate dimana Amin Rais salah
satu tokoh yang getol dalam pelengseran Gus Dur, hubungan NU dan Muhammadiyah
kembali tidak baik dalam waktu yang cukup lama.
Syarwan Hamid
Salah satu yang tidak sedikit perannya Letnan Jenderal TNI Purn Syarwan Hamid.
Dapat dikatakan Syarwan Hamid adalah salah seorang jendral reformis, seorang jendral
yang tidak pobi dengan aksi-aksi mahasiswa waktu itu. Ia memiliki peran yang menonjol
dalam mendukung tuntutan mahasiswa, saat itu. Saat reformasi ia menjadi anggota
DPR/MPR dan menjabat sebagai wakil ketua DPR/MPR RI perwakilan Fraksi ABRI
(FABRI).
Pada hari Senin, 18 Mei 1998 para mahasiswa yang tergabung dalam masa
aksi bergerak menuju Gedung DPR/MPR untuk melakukan audiensi dengan ketua
DPR/MPR, Harmoko. Harmoko kemudian mempersilahkan Syarwan Hamid untuk
~ Ibnu Sodiq ~
Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan
© Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
15
~ Ibnu Sodiq ~
Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan
© Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
16
Indonesia. Padahal kalau diamati lebih seksama satu sisi ia pernah berkiprah dalam politik
ORBA yang sangat represif, disisi lain ia kemudian ikut gerbong reformasi yang sangat
bertolak belakang dengan system politik yang dianut ORBA. Bisa jadi ketika gelombang
mahasiswa mulai marak dalam menentang Soeharto tanpa diketahui banyak orang,
Syarwan sudah masuk dalam barisan yang menentang Soeharto. Hal ini bisa dilihat yang
pada akhirnya ia menjadi salah satu motor penggerak kemunculan reformasi. Indikator
yang bisa dikemukakan bahwa Syarwan Hamid berada di gerbong reformasi, bisa dilihat
bagaimana ia sangat familier ketika ia menemui delegasi perwakilan mahasiswa ketika
mahasiswa mendatangi gedung MPR/DPR. Yang berikutnya bisa jadi karena di era
pemerintahan ORBA Syarwan tidak memiliki kesalahan politik terhadap kalompok
reformis dan ia mengambil posisi netral ketika gerakan pro reformasi belum
membesar dan menunjukkan pada gejala keberhasilan. Oleh karena itu, ia aman karena
ia tidak termasuk elit politik yang masuk dalam daftar untuk dikotak oleh kalangan
reformis. Dengan kata lain ia tidak termasuk elit rezim lama yang dianggap menghalang-
halangi gerakan mereka. Jejak rekam sejarah sangat jelas, bahwa Syarwan Hamid
memiliki andil yang cukup besar ketika ia ikut serta mengkonsolidasikasi dan ikut
mematangkan proses politik yang digelar oleh kelompok pro reformasi ketika
melengserkan Soeharto. Hal inilah yang kemungkinan menjadikan ia tidak di usik
posisinya ketika akhirnya reformasi benar-benar tejadi, bahkan sebaliknya justru ia
diberi posisi cukup penting dalam perpolitikan Indonesia.
~ Ibnu Sodiq ~
Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan
© Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
17
Terhadap berbagai tuntutan tersebut anggota MPR pada waktu merespon dengan
memulai perubahan terhadap sesuatu yang sangat mendasar yaitu perubahan Undang-
Undang Dasar 1945. Alasannya adalah bahwa salah satu sumber permasalahan yang
menimbulkan problem politik dalam penyelenggaraan pemerintahan negara selama ini
adalah karena kelemahan Undang Undang Dasar 1945 antara lain:
1) UUD 1945 menyerahkan kekuasaan yang sangat besar kepada Presiden.
2) Tidak adanya prinsip check and balances dalam UUD 1945 antara lain menyerahkan
kekuasaan tertinggi di tangan MPR yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat.
3) UUD 1945, terlalu fleksibel menyerahkan penyelenggaraan negara pada semangat
para penyelenggara negara yang dalam pelaksanaannya banyak disalahgunakan.
4) Pengaturan mengenai hak asasi manusia yang minim, serta kurangnya pengaturan
mengenai pemilu dan mekanisme demokrasi.
UUD 1945
Oleh karena itu, amandemen UUD 1945 yang pertama dilakukan dalam sidang umum
tahun 1999, yaitu menghasilkan perubahan penting terhadap 9 pasal yang terkait dengan
penyeimbangan kedudukan Presiden dengan DPR. Meski sesungguhnya usulah
amandemen terhadap UUD 1945 sudah mulai disuarakan pada saat pemerintahan
Presiden Habibie bahkan pernah dibentuk sebuah panitia yang diketuai oleh Prof. DR.
Bagir Manan untuk mengkaji perubahan UUD 1945. Karena itu, ketika terjadi perdebatan
dalam sidang MPR terhadap usulan perubahan undang-undang dasar sebagian besar
fraksi yang ada saat itu telah menyiapkan rancangan perubahan yang menyeluruh atas
undang-undang dasar 1945 itu. Oleh karena waktu yang tidak memungkinkan, perubahan
pertama itu hanya terjadi terhadap beberapa pasal yang terkait dengan pembatasan
~ Ibnu Sodiq ~
Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan
© Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
18
kekuasaan Presiden dan penguatan DPR, dan perubahan lainnya dicadangkan pada sidang
tahunan berikutnya.(hida fatmawati, blogspot.co.id)
Perlu dicatat meskipun terjadi usulan perubahan terhadap UUD 1945 secara luas
akan tetapi ada kesepakatan dari, seluruh fraksi di Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR) pada saat itu untuk tidak:
a. Tidak mengubah pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
b. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Mempertegas sistem pemerintahan presidensil.
d. Penjelasan UUD 1945 ditiadakan serta hal-hal normatif dalam penjelasan dimasukkan
ke dalam pasal-pasal.
e. Perubahan dilakukan dengan cara adendum.
Semenjak memasuki era reformasi amandemen Undang-Undang Dasar 1945
(UUD1945), telah dilakukan selama 4 kali Pertama tahun 1999, kedua tahun 2000, ketiga
tahun 2001 dan Perubahan keempat tahun 2002, secara tidak langsung telah membawa
pengaruh politik yang sangat luas dalam sistem ketatanegaraan Indoneisa. Tuntutan
perubahan sistem politik dan ketatanegaraan dalam bentuk perubahan Undang Undang
Dasar 1945, adalah pesan yang sangat jelas disampaikan oleh gerakan reformasi yang
dimulai sejak tahun 1998. Oleh karena itu, sebagai konsekuensi logisnya tuntutan tersebut
harus dilaksanakan.
Keempat perubahan ini, mencakup aspek yang sangat luas dan mendalam baik dari
jumlah pasal yang diubah dan ditambah maupun dari substansi perubahan yang terjadi.
UUD 1945 sebelum perubahan hanya terdiri dari 16 bab, 37 pasal dan 47 ayat ditambah
4 pasal Aturan Peralihan dan 2 ayat aturan tambahan. Setelah 4 kali perubahan, UUD
1945 menjadi 20 bab, 73 pasal, 171 ayat ditambah 3 pasal aturan peralihan dan 2 pasal
aturan tambahan. Substansi perubahan menyentuh hal-hal yang sangat mendasar dalam
sistem politik dan ketatanegaraan yang berimplikasi pada perubahan berbagai peraturan
perundangan dan kehidupan politik Indonesia di masa depan. Dalam kerangka inilah
berbagai perundang-undangan baru di bidang politik disusun, yaitu UU Partai Politik, UU
Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta UU Susunan Kedudukan
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan
Perwakilan Daerah (DPD). (hida fatmawati, blogspot.co.id)
~ Ibnu Sodiq ~
Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan
© Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
19
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas bahwa tujuan dari tuntutan amandemen
UUD 1945 salah satunya adalah pengurangan kewenangan dan kekuasaan presiden dalam
mengambil keputusan. Dengan diamendennya pasal ini maka dengan sendirinya terjadi
perubahan yang mendasar dalam ketatanegaraan karena presiden tidak lagi mempunyai
kewenangan mutlak sebagaimana sebelum adanya amandemen. Sebagai contoh, ketika
terjadi sengketa atau masalah terhadap presiden maka sudah ada mekanisme yang dapat
dijadikan sarana dalam memecahkan masalah tersebut. Di bentuknya Mahkamah
Konstitusi merupakan jawaban atas masalah yang pernah menimpa pada presiden
Soekarno dan Gus Dur. Dengan amandemen ini, pemberhentian terhadap presiden
diharapkan tidak membawa dampak negative terhadap perjalanan ketatanegaraan
dikemudian harinya.
Salah satu dinamika ketatanegaraan yang secara nyata diakibatkan oleh reformasi
adalah proses pemberhentian presiden sebagai kepala Negara. Pada masa Orde baru
pemberhentian presiden sesuatu yang tidak mungkin terjadi mesti sebetulnya proses
pemberhentian presiden merupakan sesuatu yang biasa sebagai praktik politik
ketatanegaraan di berbagai Negara. Dalam proses politik ketatanegaraan pemberhentian
presiden biasa disebut dengan pemakzulan, namun banyak juga yang menyebutnya
dengan sebutan impeachment, berasal dari kata “to impeach” yang artinya adalah
meminta pertanggungjawaban. Jika tuntutannya terbukti maka konsekuensinya adalah
“removal from office” atau pemberhentian dari jabatan. Dalam artian bahwa
impeachment sendiri bukanlah hukumannya, namun bagian atau tahapan dari sebuah
proses yang bersifat penuntutan atas dasar pelanggaran hukum yang dilakukan oleh
presiden (Jimmly Asshidiqie, 2010 dalam Andy Wijayanto, 2010: 216)
Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, pemakzulan terhadap presiden telah
terjadi dua kali yaitu pada kasus mantan prseiden Soekarno dan mantan presiden
Abdurrahman Wahid. Namun demikian banyak pengamat politik menilai proses
pemakzulan terhadap Soekarno dan Abdurrahman Wahid adalah tindakan
inkonstitusional, karena tidak berdasar pada pijakan hukum yang kuat. Hal ini disebabkan
ketidak jelasan mekanisme pemazulan yang dijadikan landasan dalam mengambil
keputusan, karena tidak ada satu pasalpun dalam UUD 1945 yang secara eksplisit yang
membicarakan tentang pemakzulan terhadap presiden.
~ Ibnu Sodiq ~
Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan
© Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
20
Berbeda dengan undang-undang dasar 1945 (UUD 1945) yang asli, UUD 1945 hasil
amandemen secara eksplisit telah memuat tentang ketentuan-ketentuan yang berkaitan
pemberhentian presiden. Kondisi demikian tentunya sangat baik jika mengacu kepada
prinsip Negara hukum (rechstaat), dengan adanya amandemen terhadap UUD 1945 yang
berarti terjadinya perubahan dalam susunan lembaga-lembaga tinggi Negara. Ada
beberapa lembaga tinggi yang akhirnya harus ditiadakan dan diganti dengan lembaga-
lembaga baru yang berfungsi untuk melengkapi susunan ketatanegaraan yang baru.
Suatu lembaga yang kemudian sangat penting keududukannya dalam
ketatanegaraan Indonesia yaitu Mahkamah Konstitusi. Ide pembentukan Mahkamah
Konstitusi dilandasi dari upaya serius memberikan perlindungan terhadap hak-hak
konstitusional warga Negara dan semangat penegakan konstitusi sebagai grundnorm atau
highest norm, yang artinya segala peraturan perundang-undangan yang berada
dibawahnya tidak boleh bertentangan dengan apa yang sudah diatur dalam konstitusi.(
Janedjri M. Gaffar, 2009) Lembaga ini di desain sebagai lembaga yang bertugas untuk
menafsiri undang-undang dasar melalui keputusannya. Ide pembentukan mahkamah
konstitusi pada dasarnya bertujuan untuk melindungi hak konstitusi dari setiap warga
Negara. Hal ini berarti bahwa segala perundang undangan yang dibawahya tidak boleh
bertentangan dengan undang-undang yang sudah diatur dalam konstitusi. Pasal 1 ayat 2
dalam UUD 1945 menyatakan kedaulatan ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut
UUD. Pesan yang disampaikan bahwa pelaksanaan kedaulatan rakyat melalui konstitusi
harus dikawal dan dijaga.
Hal ini berarti, bahwa sesungguhnya secara tidak langsung gerakan reformasi yang
dilakukan mahasiswa telah mengantarkan posisi Indonesia sebagai Negara hukum.
Mahkamah konstitusi sebagai lembaga yang terlahir pada masa reformasi merupakan
lembaga yang mempunyai tugas untuk menengahi sengketa yang berkaitan dengan
hukum ketatanegaraan. Inilah salah salah satu hasil dari reformasi yang terjadi pada tahun
1998 yang menghasilkan sebuah lembaga yang cukup penting dalam susunan
ketatanegaraan Indonesia.
E. Rangkuman
Selamat, anda telah berhasil menyelesaikan modul mengenai Peran, pelajar, mahasiswa,
dan tokoh masayarakat dalam perubahan politik dan ketatanegaraan Indonesia. Anda
~ Ibnu Sodiq ~
Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan
© Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
21
sebagai guru sejarah telah mampu menganlisis dan menjelaskan kepada peserta didik.
Hal-hal penting yang telah anda pelajari dari modul ini adalah sebagai berikut:
1. Selama sepuluh tahun sebelum krisis, ekonomi Indonesia tumbuh sangat pesat.
Pendapatan per kapita meningkat menjadi dua kali lipat antara 1990 dan 1997.
Perkembangan ini didukung oleh suatu kebijakan moneter yang stabil, dengan tingkat
inflasi dan bunga yang rendah, dengan tingkat perkembangan nilai tukar mata uang
yang terkendali rendah, dengan APBN yang berimbang, kebijakan ekspor yang
terdiversifikasi (tidak saja tergantung pada migas), dengan kebijakan neraca modal
yang liberal, baik bagi modal yang masuk maupun yang keluar. Dalam waktu
yang sangat singkat banyak bermunculan bank-bank swasta di seluruh tanah air
dan bertaburan korporasi-korporasi swasta yang memperoleh fasilitas-fasilitas tak
terbatas. Proses swastanisasi ini berlangsung tanpa kendali dan penuh korupsi,
kolusi dan nepotisme. Dibidang ekonomi, banyak sekali berbagai praktek-praktek
illegal yang menyebabkan banyak kerugian Negara. Sedangkan kemelut krisis yang
menghimpit masyarakat Indonesia telah membuat kemiskinan, kelaparan hingga
kerusuhan di berbagai wilayah. Di sisi lain, penggalakan dwi fungsi ABRI yang
menyebabkan jabatan sipil banyak dikuasai oleh kaum militer, perekrutan tenaga
untuk jabatan pemerintahan dan lembaga perwakilan rakyat (DPR/MPR) dengan
gaya nepotistik, pembatasan seenaknya terhadap pers, penangkapan sewenang-
wenang terhadap aktivis prodemokrasi rekayasa atas beberapa kasus kriminal
yang diduga kuat melibatkan anak pejabat dan aparat, pengabaian para pejabat
terhadap putusan PTUN, intervensi dan pencengkeraman eksekutif terhadap
badan legislatif dan yudikatif, pembiaran atas praktek mafia hukum.
2. Sampai krisis moneter mulai melanda perekonomian Indonesia pada bulan Juli
1997 pun, aksi mahasiswa yang mencoba menuntut perbaikan keadaan tidak
begitu jelas terlihat. Reformasi total, itulah tuntutan para Mahasiswa Indonesia.
Di Yogya, mahasiswa dari berbagai kampus bahkan menggelar rapat akbar, aksi
diam menuntut perubahan, hingga mengadakan mimbar bebas guna
mensukseskan gerakan reformasi. Tak dapat dipungkiri bahwa berbagai aksi
mahasiswa akan tuntutan reformasi tersebut menimbulkan ketegangan bahkan
bentrokan dengan aparat keamanan hingga mengakibatkan korban jiwa. Adapun
korban jiwa yang meninggal dalam aksi demonstrasi di Yogyakarta adalah
~ Ibnu Sodiq ~
Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan
© Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
22
~ Ibnu Sodiq ~
Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan
© Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
23
DAFTAR PUSTAKA
Daya Negeri Wijaya. 2013. Mentalitas pemuda pada masa pergerakan dan masa
reformasi di Indonesia: Dari berani berpengetahuan hingga takut
berpengetahuan . Jakarta: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah. Volume
1, nomor 1
Eko Noer Kritiyanto. 2013. Pemakzulan Presiden Republik Indonesia Pasca Amandemen
UUD 1945. Jakarta: Jurnal Rechtsvinding. Volume 2, nomor 3
Janedri M.Gaffar. 2009. Kedudukan, fungsi dan peran Mahkamah Konstitusi dalam
system ketatanegaraan Republik Indonesia. Surakrata: Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia.
Kartodirdjo, Sartono. 1981. Elite dalam Perspektif sejarah. Jakarta: Pustaka Jaya
M. Mulya. 2017. The role of lieutenant general TNI Purn. Syarwan Hamid in the 1998-
1999 Reformation. Riau: JOM. Vol 4, No2.
Ibnu Sodiq. 2008. BOM JW MARRIOT Jihad yang Disalahkan. 2008. Semarang: Widya
Karya
http://hildafatmawati.blogspot.co.id/2016/02/peran-tokoh-masyarakat-pada-masa.html
~ Ibnu Sodiq ~
Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan
© Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia