Anda di halaman 1dari 228

BIOLOGI AGROBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI

Hak Cipta pada Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Dilindungi Undang-Undang

Milik Negara
Tidak Diperdagangkan

Penulis: E.D Purbajanti


H.P Kusumaningsrum
M. Zainuri
KATA PENGANTAR

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3)
mengamanatkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas
dasar amanat tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Implementasi dari undang-undang Sistem Pendidikan Nasional tersebut yang


dijabarkan melalui sejumlah peraturan pemerintan, memberikan arahan tentang perlunya
disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, diantaranya adalah
standar sarana dan prasarana. Guna peningkatan kualitas lulusan SMK maka salah satu
sarana yang harus dipenuhi oleh Direktorat Pembinaan SMK adalah ketersediaan bahan
ajar siswa khususnya bahan ajar Peminatan C1 SMK sebagai sumber belajar yang
memuat materi dasar kejuruan

Kurikulum yang digunakan di SMK baik kurikulum 2013 maupun kurikulum


KTSP pada dasarnya adalah kurikulum berbasis kompetensi. Di dalamnya dirumuskan
secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai
peserta didik serta rumusan proses pembelajaran dan penilaian yang diperlukan oleh
peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diinginkan. Bahan ajar Siswa Peminatan
C1 SMK ini dirancang dengan menggunakan proses pembelajaran yang sesuai untuk
mencapai kompetensi yang telah dirumuskan dan diukur dengan proses penilaian yang
sesuai.

Sejalan dengan itu, kompetensi keterampilan yang diharapkan dari seorang


lulusan SMK adalah kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret. Kompetensi itu dirancang untuk dicapai melalui proses
pembelajaran berbasis penemuan (discovery learning) melalui kegiatan-kegiatan
berbentuk tugas (project based learning), dan penyelesaian masalah (problem solving
based learning) yang mencakup proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Khusus untuk SMK ditambah dengan
kemampuan mencipta . Bahan ajar ini merupakan penjabaran hal-hal yang harus
dilakukan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan
pendekatan kurikulum yang digunakan, peserta didik diajak berani untuk mencari
sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Bahan ajar ini
merupakan edisi ke-1. Oleh sebab itu Bahan Ajar ini perlu terus menerus dilakukan
perbaikan dan penyempurnaan.

Kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi
berikutnya sangat kami harapkan; sekaligus, akan terus memperkaya kualitas penyajian
bahan ajar ini.Atas kontribusi itu, kami ucapkan terima kasih. Tak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada kontributor naskah, editor isi, dan editor bahasa atas
kerjasamanya. Mudah-mudahan, kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan
dunia pendidikan menengah kejuruan dalam rangka mempersiapkan Generasi Emas
seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).

Jakarta, Agustus 2017


Direktorat Pembinaan SMK
Pemetaan Biologi
Jilid 1

Bab 1 Ciri Kelompok Jamur


Materi Standar Kompetensi Kompetensi dasar
Ciri-ciri kelompok jamur Memahami ciri, peranan, Mampu menyebutkan ciri-ciri
(Kamir dan kapang) dalam dan reproduksi jamur kelompok jamur
hal morfologi, cara (khamir dan kapang ) Mampu menjelaskan manfaat
memperoleh nutrisi, jamur(khamir dan kapang)
reproduksi secara ekologis, ekonomis,
Manfaat jamur(khamir dan medis, dan pengembangan
kapang) secara ekologis, iptek
ekonomis, medis, dan .
pengembangan iptek

Bab 2 Virus dan Protista


Materi Standar Kompetensi Kompetensi dasar
Ciri-ciri virus dan Memahami ciri,sifat dan Mendeskripsikan/mengidentifikasi
protista: reproduksi virus dan ciri,sifat dan reproduksi virus dan
Struktur virus protista protista
Struktur protista Menjelaskan kasus penyakit .yang
Kasus-kasus penyakit disebabkan oleh virus
yang disebabkan virus
Peran virus dan protista Menjelaskan Peran virus dan
dalam agribisnis dan protista dalam agribisnis dan
agroteknologi agroteknologi

Bab 3. Kingdom Monera


Materi Standar Kompetensi Kompetensi dasar
Kingdom monera: bakteri, Mampu memahami Menganalisis ciri dan
Archaebacteria, Eubacteria, pentingnya Kingdom peranan bakteri dalam
Karakteristik, monera: bakteri, bidang agrobisnis dan
ciri-ciri, sifat , Archaebacteria, Eubacteria, agroteknologi
perkembangbiakan, Karakteristik,
peranan bakteri dalam ciri-ciri, sifat ,
bidang agribisnis dan perkembangbiakan,
agroteknologi peranan bakteri dalam
bidang agribisnis dan
agroteknologi

i
Bab 4. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan dan Hewan
Materi Standar Kompetensi Kompetensi dasar
Pertumbuhan pada Memahami konsep Menganalisis proses
tumbuhan: pertumbuhan dan pertumbuhan dan
Pengertian pertumbuhan. perkembangan makhluk perkembangan makhluk hidup
Pertumbuhan primer. hidup dan mengaitkan dan mengaitkan faktor –
Jaringan yang mengalami faktor – faktor yang faktor yang
pertumbuhan,titik tumbuh, mempengaruhinya mempengaruhinya
kambiumpembuluh,
kambium gabus, perisikel
batang.
Perkembangan tumbuhan
Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan
danperkembangan
Pertumbuhan pada hewan : Memahami konsep Menganalisis proses
Fase pertumbuhan hewan. pertumbuhan dan pertumbuhan dan
Proses deferensiasi dan perkembangan makhluk perkembangan makhluk hidup
spesialisasi. hidup dan mengaitkan dan mengaitkan faktor –
Perkembangan hewan. faktor – faktor yang faktor yang
Faktor- faktor mempengaruhinya mempengaruhinya
yangmempengaruhi
pertumbuhan
danperkembangan hewan.

Bab 5. Reproduksi Tumbuhan dan Hewan


Materi Standar Kompetensi Kompetensi dasar
Reproduksi pada tumbuhan Memahami konsep proses Memahami proses reproduksi
Tujuan reproduksi reproduksi pada pada tumbuhan
Macam- cara reproduksi tumbuhan
pada tumbuhan
Pemencaran alat
perkembangbiakan ( tanpa
bantuan faktor luar dan
dengan bantuan faktor luar )
Reproduksi pada hewan : Memahami konsep proses Memahami proses reproduksi
Berbagai cara reproduksi reproduksi pada hewan pada hewan
pada hewan
Proses reproduksi
Perkembangan embrio

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................i


DAFTAR ISI .............................................................................................................................III
DAFTAR TABEL .....................................................................................................................V
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................VI
BAB 1 CIRI KELOMPOK JAMUR .........................................................................................1
A.Pendahuluan ...................................................................................................................2
B. Yeast Atau Ragi (Khamir) ............................................................................................9
C. Kapang...........................................................................................................................14
D. Peranan Jamur di Bidang Agribisnis dan Agroteknologi ..............................................17
Rangkuman ........................................................................................................................23
Evaluasi (Soal) ...................................................................................................................24
BAB 2 VIRUS DAN PROTISTA .............................................................................................26
A. Virus ..............................................................................................................................28
B. Protista ...........................................................................................................................28
C. Peran Virus Dan Protista Dalam Agribisnis Dan Agroteknologi .................................28
Rangkuman ........................................................................................................................58
Evaluasi (Soal) ...................................................................................................................62
BAB 3 PROKARIOT ................................................................................................................69
A Pro Kariot .......................................................................................................................67
B. Sianobakteri ...................................................................................................................86
C. Peranan Bakteri Dalam Bidang Agribisnis Dan Agroteknologi ....................................99
Rangkuman ........................................................................................................................93
Evaluasi (Soal) ...................................................................................................................93
BAB 4 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN DAN HEWAN ...........99
A. Pertumbuhan Tumbuhan ...............................................................................................97
B. Pertumbuhan Dan Perkembangan Hewan .....................................................................117
Rangkuman ........................................................................................................................132
Evaluasi Soal ......................................................................................................................133
BAB 5 REPRODUKSI TUMBUHAN DAN HEWAN ...........................................................143
A.Reproduksi Tumbuhan ...................................................................................................138
B. Reproduksi Hewan ........................................................................................................157

iii
Rangkuman ........................................................................................................................173
Evaluasi (Soal) ...................................................................................................................174
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................186
GLOSARIUM ...........................................................................................................................196
INDEKS ....................................................................................................................................210

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Klasifikasi Fungi ...................................................................................................... 4


Tabel 1.2 . Karakteristik Morfologi Khamir Dan Kapang ........................................................ 16
Tabel 1.3: Komposisi Media Fermentasi................................................................................... 21
Tabel 1.4. Peran Kapang Untuk Bahan Pangan ........................................................................ 22
Tabel 3.1 Perbandingan Karakteristik Antara Arkeobakteria Dan Eubakteria.......................... 70
Tabel 3.2. Bakteri Yang Menguntungkan Dalam Kehidupan Manusia .................................... 88
Tabel 4.1. Unsur Hara Esensiil Bagi Tanaman ......................................................................... 112
Tabel 5.1. Reproduksi Aseksual Alami ..................................................................................... 150
Tabel 5.2. Pembiakan Aseksual Buatan .................................................................................... 152
Tabel 5.3. Fase Perkembangan Lumut Dan Paku ...................................................................... 158
Tabel 5.4 . Perbandingan Meiosis Dan Mitosis ......................................................................... 166
Tabel 5.5. Umur Dan Berat Badan Pada Saat Pubertas Dari Spesies Dan Bangsa Yang
Berbeda ......................................................................................................................... 177

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Contoh Fungi ........................................................................................................2


Gambar 1.2. Contoh Fungi ........................................................................................................3
Gambar 1.3. Bentuk Spora Fungi Yaitu Aseksual dan Seksual ................................................5
Gambar 1.4. Reproduksi Pada Fungi Basidiomycota ................................................................5
Gambar 1.5. Repoduksi Zygomycota ........................................................................................6
Gambar 1.6 . Contoh Ragi .........................................................................................................8
Gambar 1.7. Contoh Khamir Dibawah Mikroskop .................................................................9
Gambar 1.8. Kapang..................................................................................................................13
Gambar 1.9 . Perbedaan Khamir (Yeast) dan Kapang ..............................................................14
Gambar 1.10 . Contoh Kapang .................................................................................................15
Gambar 1.11 . Contoh Mikoriza ................................................................................................18
Gambar 1.12. .Contoh Ektomiroriza ........................................................................................19
Gambar 2. 1 Berbagai Bentuk Virus A) Virus Nukleokapsid; B) Virus Bermembran;C)
Virus T4(Bakteriofage) ...............................................................................................29
Gambar 2. 2. Reproduksi Virus Bakteriofage A) Siklus Litik ; B) Siklus Lisogenik ...............31
Gambar 2.3. Contoh Virus Yang Menyerang Tanaman Tomat dan Ketimun ...........................33
Gambar 2.4. Contoh Ayam Terkena New Castle Disease Virus ...............................................33
Gambar 2.5. Contoh Kindom Protista .......................................................................................40
Gambar 2.6. Contoh Rhizopoda ...............................................................................................41
Gambar 2.7. Contoh Zoomastigophora .....................................................................................42
Gambar 2.8. Contoh Paramaecium Dengan Trikosista (A) dan Struktur Tubuh
Paramaecium (B) ..........................................................................................................43
Gambar 2.9 . Cangkang Foraminifera Yang Ditemukan Di Laut ............................................44
Gambar 2.10 . Contoh Filum Actinopoda Yaitu Heliozoa (A) Dan Radiozoa (B) Laut .........46
Gambar 2.11. Dictyostelium Discoideum .................................................................................48
Gambar 2.12. Contoh Myxomycota ..........................................................................................49
Gambar 2.13. Daur Hidup Myxomycotina dan Acraciomycotina............................................50
Gambar 2.14. Citridiales ...........................................................................................................50
Gambar 2.15. Saprolegnia sp ....................................................................................................52
Gambar 2.16. Chlorella, Ganggang Hijau .................................................................................54
Gambar 2.17. Euglena .............................................................................................................54

vi
Gambar 2.18 . Tahap Pergiliran Hidup dari Bentuk Talus Haploid Multiseluler
Menjadi Diploid Multisel .............................................................................................55
Gambar 3.1. Bentuk Bakteri Coccus ........................................................................................74
Gambar 3.2. Struktur Bakteri ...................................................................................................75
Gambar 3.3. Reproduksi Bakteri dengan Pembelahan Biner Melintang ..................................76
Gambar 3.4. Transformasi .........................................................................................................77
Gambar 3.5. Transduksi ............................................................................................................78
Gambar 3.6. Konjugasi ..............................................................................................................78
Gambar 3.7. Pewarnaan Bakteri ................................................................................................81
Gambar 3.8. Rhizobium, Bakteri Penambat N Udara ...............................................................86
Gambar 3.9. Azotobacter, Bakteri Penambat Nitrogen dalam Siklus Nitrogen ........................87
Gambar 3.10. Macam-Macam Sianobakteri ..............................................................................90
Gambar 3.11. Anabaena Cycadae .............................................................................................91
Gambar 3.12. Struktur Hormogomium Dan Akinet ..................................................................92
Gambar 3.13. Frankia Alni, Bakteri Penambat Nitrogen Pada Akar Tanaman ........................93
Gambar 3.14. Beberapa Bakteri Bergabung Yang Bertindak Sebagai Daur Nitrogen Di
Alam .............................................................................................................................95
Gambar 4.1. Alat Pengukur Pertumbuhan dan Kurva Pertumbuhan .........................................101
Gambar 4.2. Lingkaran Tahun Pada Pohon Berkayu ................................................................120
Gambar 4.3. Metamorfosis Kupu-Kupu ....................................................................................125
Gambar 4.4. Metamorfosis Pada Kepik ....................................................................................126
Gambar 4.5. Spermiogenesis .....................................................................................................127
Gambar 4.6 . Pembelahan Pada Telur ......................................................................................128
Gambar 4.7. Spermatogenesis ..................................................................................................129
Gambar 4.8. Fertilisasi Pada Sea Urchin ..................................................................................131
Gambar 4.9. Proliferasi Sel Mesodermal ..................................................................................133
Gambar 4.10. Mengecilnya Yolk Seiring Pertumbuhan Embrio...............................................135
Gambar 4.11. Amnion Berisi Cairan Amnion Yang Mengandung Air Metabolik Dari
Jaringan Embrio............................................................................................................137
Gambar 4.12. Contoh Plasenta .................................................................................................137
Gambar 5.1. Letak Spora Tumbuhan Paku ...............................................................................146
Gambar 5.2. Reproduksi Tumbuhan Paku ................................................................................146
Gambar 5.3. Siklus Tumbuhan Berbunga .................................................................................147
Gambar 5.4. Siklus Hidup Tumbuhan Pinus .............................................................................148

vii
Gambar 5.5. Organ Reproduksi Tumbuhan ..............................................................................149
Gambar 5.6. Reproduksi Alami Tumbuhan ..............................................................................151
Gambar 5.7. Reproduksi Buatan ...............................................................................................152
Gambar 5.8.Daur Bryophyta .....................................................................................................157
Gambar 5.9.Proses Pembuahan Tunggal Pada Pinus (Gymnospermae) ...................................161
Gambar 5.10. Proses Pembuahan Ganda Pada Angiospermae ..................................................162
Gambar 5.11 . Fase Yang Terjadi Selama Pembelahan Mitosis ..............................................165
Gambar 5.12 .Fase-Fase Pembelahan Meiosis Pada Hewan ....................................................166
Gambar 5.13. Perkembangbiakan Amoeba ...............................................................................168
Gambar 5.14. Perkembangbiakan Hydra Dengan Tunas ..........................................................168
Gambar 5.15. Fragmentasi Planaria ..........................................................................................169
Gambar 5.16. Reproduksi Aseksual Partenogenesis .................................................................169
Gambar 5.17. Sistem Reproduksi Ikan ......................................................................................171
Gambar 5.18. A. Alat Kelamin Jantan Pada Ikan, B. Alat Kelamin Betina Pada Ikan ............172
Gambar 5.19. Alat Kelamin Betina Katak (A), Alat Kelamin Jantan Katak(B) .......................172
Gambar 5.20. Alat Kelamin Jantan Reptil(A) dan Alat Kelamin Betina Reptil (B) .................173
Gambar 5.21. A. Alat Kelamin Betinaa Pada Burung, B. Alat Kelamin Jantan Pada
Burung ..........................................................................................................................174
Gambar 5.22 Telur ...................................................................................................................175
Gambar 5.23. Alat Reproduksi Pada Mamalia (A) Betina, (B) Jantan .....................................176

viii
a

BAB 1
CIRI KELOMPOK JAMUR

Setelah Kalian mempelajari materi tentang Ciri Kelompok Jamur diharapkan kalian dapat
mendeskripsikan ciri-ciri dan jenis jamur berdasarkan hasil pengamatan, percobaan, dan
kajian literature serta peranannya bagi kehidupan, serta dapat menjelaskan ciri-ciri umum
divisi dalam kingdom fungi, membandingkan reproduksi pada jamur, khamir dan kapang,
menyajikan data contoh peran jamur bagi kehidupan

Peta Konsep
Fungi

Zygomyceta Ascomyceta Basidiomyceta Omyceta

Jamur tempe ragi jamur merang Aphanomyces


(penyakit akar)

. 1
A. Pendahuluan

Fungi disebut juga jamur atau cendawan, merupakan kelompok organisme


eukarotik atau organisme yang inti selnya telah memiliki membran, tidak memiliki
klorofil, tumbuh sebagai hifa, memiliki dinding sel yang mengandung kitin, bersifat
heterotrof, menyerap nutrien melalui dinding selnya, dan mengekskresikan enzym
ekstraselular ke lingkungan melalui spora, melakukan reproduksi seksual dan aseksual.
Fungi adalah nama dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik, heterotrof yang
mampu mencerna makanan di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel nya.
Mikologi adalah ilmu mengenai
jamur berasal dari bahasa Yunani yakni :
mykes = jamur, logos = ilmu. Fungi dalam
bahasa latin juga berarti jamur.
Fungi makroskopik yang memiliki
tubuh buah besar, dikenal sebagai
makrofungi. Penemuan mikroskop telah
mengungkap lebih banyak dari bagian-
Sumber: psychedelicadventure.net bagian yang semula tidak terlihat sama
Gambar 1.1: Contoh fungi sekali, akan tetapi merupakan bagian
penting dari makrofungi tersebut.
Di dalam dunia mikrobia, jamur termasuk divisio Mycota (fungi). Mycota berasal
dari kata mykes (bahasa Yunani), disebut juga fungi (bahasa Latin). Ada beberapa istilah
yang dikenal untuk menyebut jamur, (a) mushroom yaitu jamur yang dapat menghasilkan
badan buah besar, termasuk jamur yang dapat dimakan, (b) mold yaitu jamur yang
berbentuk seperti benang-benang, dan (c) khamir yaitu jamur bersel satu. Jamur
merupakan jasad eukariot, yang berbentuk benang atau sel tunggal, multiseluler atau
uniseluler. Sel-sel jamur tidak berklorofil, dinding sel tersusun dari khitin, dan belum ada
diferensiasi jaringan. Jamur bersifat khemoorganoheterotrof karena memperoleh energi
dari oksidasi senyawa organik. Jamur memerlukan oksigen untuk hidupnya (bersifat
aerobik). Habitat (tempat hidup) jamur terdapat pada air dan tanah. Cara hidupnya bebas
atau bersimbiosis, tumbuh sebagai saprofit atau parasit pada tanaman, hewan, dan
manusia.
Ada dua jenis organisme tergolong fungi antara kapang (mold) dan ragi atau
khamir (yeast). Kapang adalah fungi yang mempunyai filament (miselium), sedangkan

. 2
ragi merupakan fungi sel tunggal tanpa filament. Beberapa fungi disebut fungi dimorfik
karena dapat tumbuh dalam bentuk filament seperti kapang atau berbentuk sel tunggal
seperti ragi. Fungi sebenarnya merupakan organisme yang menyerupai tanaman, tetapi
mempunyai beberapa perbedaan yaitu: Tidak mempunyai klorofil, mempunyai dinding
sel, berkembang biak dengan spora, tidak mempunyai batang/cabang, akar, daun, tidak
mempunyai system vascular seperti tanaman, bersifat multiseluler tetapi tidak
mempunyai pembagian fungsi bagian seperti pada tanaman.

Sumber: https://www.vemale.com
Gambar 1.2: Contoh fungi

1. Sifat-Sifat Umum Fungi


Fungsi (jamak) atau fungus (tunggal) adalah suatu organisme eukariotik yang
mempunyai ciri-ciri spesifik sebagai berikut: Mempunyai inti sel, memproduksi spora,
tidak mempunyai klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis, dapat
berkembang biak secara seksaual maupun aseksual, beberapa mempunyai bagian-bagian
tubuh berbentuk filament dengan dinding sel yang mengandung selulosa atau khitin atau
keduanya.
Fungi dapat bersifat parasit memperoleh makanan dari benda hidup, atau bersifat
saprofit yaitu memperoleh makanan dari benda mati. Fungi yang bersifat saprofit obligat
hanya dapat hidup pada benda mati, tetapi tidak dapat hidup atau melakukan infeksi pada
benda hidup. Fungi semacam ini sering tumbuh pada makanan dan menyebabkan
kerusakan makanan. Fungi yang bersifat parasit/ saprofit fakultatif dapat hidup pada
bahan organic yang hidup maupun mati, dan menyebabkan penyakit. Fungi semacam ini
tidak dapat dibiakkan pada jaringan atau tenunan yang masih hidup, seperti cara kultur
jaringan. Fungi yang bersifat parasit obligasi tidak dapat hidup pada benda mati. Fungi

. 3
dapat mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon dari karbohidrat (misalnya
glukosa, sukrosa atau maltose), sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik, dan
mineral dari substratnya. Sumber karbon yang terbaik adalah glukosa, sedangkan sumber
nitrogen yang terbaik nitrogen dari bahan organik. Bahan anorganik yang dapat
digunakan sebagai sumber nitrogen adalah ammonium dan nitrat.
Beberapa fungi dapat mensintesis vitamin-vitamin yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan berkembang biak, sedangkan beberapa fungi lainnya harus
mendapatkan vitamin, misalnya thiamin dan biotin, dari substrat. Fungi menyimpan
kelebihan makanan dalam bentuk Glikogen atau lemak.
2. Klasifikasi Fungi
Klasifikasi fungi berdasarkan cara reproduksi seksual dan struktur tubuh adalah
sebagai berikut (Tabel 1.1)
Jenis Sifat Reproduksi Bentuk
ZYGOMYCETA Habitat di darat Aseksual :
Multiseluler, hifa tak sporangispor
bersekat Fragmentasi
Saprofit
Bagian hifa Seksual : konjugasi
berdeferensiasi membentuk
menjadi sporangium zigospora
yang didukung
sporangiofor
ASCOMYCOTA Sebagian besar Aseksual : tunas
multiseluler, hifa (uniseluler),
bersekat (yang konidiospor,
uniseluler fragmentasi
Saccharomyces (multiseluler)
cereviceae) Seksual : dengan
Memilikiaskus askospora
(sporangium penghasil
askospora)
Tubuh buah disebut
askokarp
Saprofit dan parasit
Hifa berdiferensiasi
menjadi konidiofor
BASIDIOMYCOTA Kebanyakan Aseksual:
makroskopis, hifa konidiospora
bersekat Seksual :
Saprofit dan parasit Basidiospora
Tubuh buah disebut
basidiokarp

. 4
OMYCOTA Mikroskopis Aseksual :
Hifa bersekat konidiospora
Saprofit dan parasit Seksual: belum
Penyebab penyakit diketahui

Sumber:
Tabel 1.1 Klasifikasi Fungi
3. Reproduksi Fungi
Fungi melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara
aseksual terjadi dengan pembentukan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler serta
pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) dan pembentukan spora aseksual (spora
vegetatif) pada fungi multiseluler.

Sumber: www.google.co.id
Gambar 1.3: Bentuk spora fungi yaitu aseksual dan seksual

Sumber: http://basidiomicota.blogspot.co.id
Gambar 1.4. Reproduksi pada fungi Basidiomycota

. 5
a. Zygomycota

Sumber: https://www.slideshare.net
Gambar 1.5. Repoduksi Zygomycota

b. Peranan fungi Zygomycota


Fungi zygomycota berperan dalam proses pembuatan makanan
- Rhizopusoryzae : tempe
- Mucorjavanicus : tape
Berperan dalam pengurai sisa organisme atau bahan produk organism
- Mucormucedo : saprofit pada roti, kotoran ternak, sisa makanan yang
mengandung karbohidrat
c. Ascomycota
Peranan Ascomycota adalah pembuatan makanan dan minuman beralkohol
- Saccharomyces cereviceae : roti , minuman beralkohol,
- Neurosporacrassa : oncom,
- Aspergilluswentii : sake, kecap
Bidang kesehatan :
- Penicilliumnotatum : penghasil antibiotik
Bersimbiosis membentuk mikoriza dan liken
- Tuber melanosporum
- Morchellaesculenta

. 6
Bersifat parasit
- Claviceps purpurea : penyakit ergot pada gandum
- Aspergillusflavus : kanker pada manusia (racunaflatoksin)
- Aspergillusfumigatus : penyakit paru-paru pada burung
d. Basidiomycota
Peranan fungi Basidimycota kebanyakan dapat dimakan. Jenis fungi Basisiomycota yang
berguna sebagai sumber makanan adalah
- Jamur kuping : Auriculariapolytricha
- Jamur merang : Volvariellavolvacea
- Jamur tiram : Pleurotusspkapri
- Jamur shitake : Lentinullaedodes
Fungi Basidiomycota juga dapat menjadi penyebab parasit pada tanaman.
Contoh Parasit pada tanaman jagung Ustillagomaydis dan Pucciniagraminis
e. Omyceta
Aphanomyces euteiches penyebab penyakit akar pada kapri
Tugas
Bersama teman sebangkumu, carilah literatur mengenai manfaat salah satu spesies
kingdom Fungi. Kumpulkan data mengenai nama spesies, ciri morfologi, lingkungan
tempat hidup, gambar, dan contoh pemanfaatannya. Pencarian literatur dapat dilakukan di
perpustakaan sekolah, majalah, koran, dan melalui internet akan lebih baik. Tuliskan hasil
temuan dalam bentuk laporan. Penulisan laporan menggunakan kaidah-kaidah yang
berlaku dan jangan lupa tuliskan sumber literaturnya. Presentasikan hasilnya di depan
kelas.

B. Yeast atau Ragi (Khamir)


Khamir merupakan bagian dari kelompok kapang dan dibedakan dari hampir
semua jamur yang lain karena bersel tunggal dan membelah diri dengan bertunas.
Pengetahuan mikrobiologi merupakan pengetahuan tentang klasifikasi fungi dalam genus
dan spesies. Klasifikasi pada tingkat ini didasarkan atas kemampuannya membentuk
spora, bentuk dan jumlah spora yang dihasilkan setiap askus, bentuk sel dan cara
perbanyakan sel seperti pertunasan multipolar atau bipolar, pembentukan
pseodomiselium dan berbagai ragam uji biokimia dan fisiologis seperti fermentasi gula
dan asimilasi serta penggunaan nitrogen. Berdasarkan pada uji-uji tersebut diatas,

. 7
para ahli taksonomi mengenal sekitar 40 genus khamir yang terdiri dari sekitar 400
spesies yang berbeda. Sebagian sel tunggal khamir tumbuh dan berkembang biak lebih
cepat dibandingkan kapang yang tumbuh dengan pembentukan filamen. Berdasarkan sifat
metabolismenya, Khamir dibedakan menjadi dua yaitu, khamir fermentasi dan oksidatif.
Khamir fermentasi atau fermentative dapat melakukan fermentasi alkohol yaitu dengan
memecah glukosa dengan jalur glikolisis.
Khamir merupakan mikroorganisme bersel tunggal dengan ukuran antara 5 dan
20 mikron. Khamir berukuran 5 sampai 10 kali lebih besar dari bakteri. Beberapa jenis
spesies umum digunakan untuk membuat roti, fermentasiminuman beralkohol, dan
bahkan digunakan percobaan sel bahan bakar. Kebanyakan khamir merupakan
anggota divisi Ascomycota, walaupun ada juga yang digolongkan dalam Basidiomycota.
Beberapa jenis khamir, seperti Candida albicans, dapat menyebabkan infeksipada
manusia (kandidiasis). Lebih dari seribu spesies khamir telah diidentifikasi. Khamir yang
paling umum digunakan adalah Saccharomyces cere visiae. Pertumbuhan khamir dapat
terjadi secara unisel juga dapat melakukan perkembangan dengan pertunasan. Istilah
khamir umumnya digunakan untuk bentuk-bentuk yang menyerupai jamur dari kelompok
Ascomycetes yang tidak berfilamen tetapi uniseluler berbentuk ovoid atau spheroid.

Sumber: http://dithacookingclass.blogspot.co.id
Gambar 1.6 . Contoh ragi

. 8
Sumber: http://salamahligizi.blogspot.co.id)
Gambar 1.7. Contoh khamir dibawah mikroskop

Khamir ada yang bermanfaat ada pula yang membahayakan bagi manusia.
Fermentasi khamir banyak digunakan dalam pembuatan roti, bir, wine, vinegar dan
sebagainya dalam bentuk ragi. Khamir yang tidak diinginkan adalah yang pada makanan
dan menyebabkan kerusakan pada saurkraut, juice buah, sirup, molase, madu, jelly,
daging dan sebagainya.

1. Morfologi Khamir
Bentuk khamir dapat berbentuk bulat oval, seperti jeruk, silindris, segitiga,
memanjang seperti miselium sejati atau miselium palsu, ogival yaitu bulat panjang
dengan salah satu ujung runcing, segitiga melengkung, dan lain-lain. Bagian struktur
yang terlihat adalah dinding sel, sitoplasma, vakuola, butir lemak, albumin, dan pati.
Pewarnaan khusus akan membantu kita melihat intinya. Khamir tidak bergerak karena itu
tidak mempunyai struktur tambahan di bagian luarnya seperti flagella. Beberapa jenis
khamir membentuk kapsul di sebelah luar. Tipe endospora aseksual yang tahan panas
seperti yang diproduksi bakteri Bacillus dan Clostridium tidak dihasilkan oleh
khamir. Ukuran dan bentuk sel dalam kultur yang sama mungkin berbeda karena
pengaruh perbedaan umur dan kondisi lingkungan selama pertumbuhan. Sel muda
mungkin berbeda bentuknya dari yang tua karena adanya proses ontogeny, yaitu
perkembangan individu sel. Contoh Khamir yang berbentuk apikulat umumnya berasal
dari tunas berbentuk bulat sampai bulat oval yang terlepas dari induknya, kemudian
tumbuh dan membentuk tunas sendiri.
Seperti bakteri, sel-sel khamir mempunyai lapisan dinding luar yang terdiri dari
polisakarida kompleks dan di bawahnya terletak membran sel. Sitoplasma mengandung

. 9
suatu inti yang bebas (discreate nucleus) dan bagian yang berisi sejumlah besar cairan
yang disebut vakuola.
Khamir termasuk fungi, dibedakan dari kapang karena bentuknya yang
uniseluler. Reproduksi vegetatif pada khamir terutama dengan cara pertunasan. Sebagai
sel tunggal, khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibandingkan dengan
kapang yang tumbuh dengan pembentukan filamen. Khamir juga lebih efektik dalam
memecah komponen kimia dibandingkan dengan kapang karena mempunyai
perbandingan luas permukaan dengan volume yang lebih besar. Khamir juga berbeda dari
ganggang karena tidak dapat melakukan proses fotosintesis, dan berbeda dari protozoa
karena mempunyai dinding sel yang tegar. Khamir mudah dibedakan dari bakteri karena
ukurannya yang lebih besar dan morfologinya yang berbeda. Khamir pada umumnya
diklasifikasi berdasarkan sifat-sifat fisiologinya, tidak beredar pada perbedaan
morfologinya seperti pada kapang. Beberapa khamir tidak membentuk spora
(asporogenous) dan digolongkan ke dalam Fungi imperfekti dan yang lainnya
membentuk spora seksual sehingga digolongkan ke dalam Ascomycetes dan
Basidiomycetes.
Ciri-Ciri Khamir ada 5 yaitu;
a. Pertumbuhan dan Perkembangbiakan
Khamir dapat tumbuh dalam media cair dan padat seperti bakteri. Khamir
berkembang biak secara aseksual atau pertunasan. Pertunasan yaitu suatu proses
penonjolan protoplasma keluar dari dinding sel seperti pembentukan tunas, pembesaran,
dan akhirnya pelepasan diri menjadi sebuah sel khamir baru. Mula-mula timbul suatu
gelembung kecil dari permukaan sel induk. Gelembung ini secara bertahap membesar,
dan setelah mencapai ukuran yang sama dengan induknya terjadi pengerutan yang
melepaskan tunas dari induknya. Sel yang baru terbentuk selanjutnya akan memasuki
tahap pertunasan kembali. Bagi kebanyakan khamir seperti Sacharomyces
cerevisae, tunas dapat berkembang dari setiap bagian sel induk (pertunasan multipolar),
tetapi bagi beberapa spesies hanya pada bagian tertentu saja. Pada khamir-khamir dengan
pertunasan bipolar (spesies Hanseniaspora) pembentukan tunas terbatas pada dua bagian
sel yang berlawanan dan sel berbentuk jeruk (lemon) atau bentuk apikulatif. Spesies dari
genusTrigonopsis, pertunasan terbatas pada tiga titik dari permukaan segitiga. Beberapa
jenis khamir dapat berkemban biak dengan pembelahan.

. 10
Perkembang biakan khamir secara seksual dengan pembentukan askospora
dalam kotak (ascus). Askospora dapat berkembang menjadi sel somatis atau sel vegetatif.
Sel vegetatif dapat membelah membentuk sel anak. Dua sel anak ini saling menempel dan
dinding selnya larut membentuk pembuluh kopulasi yaitu tempat yang akan dilalui oleh
inti sel. Kedua inti sel mengadakan perkawinan yang dinamakan kariogami. Hasil dari
kariogami ini adalah zigot dengan sebuah inti yang memiliki 2n kromosom. Bila sudah
cukup dewasa, zigot akan membelah secara meiosis membentuk 4 inti, kemudian
membelah lagi sehingga membentuk 8 inti. Pada ekosistem pangan, khamir dapat tumbuh
bersama-sama dengan mikroorganisme lain dan dapat tumbuh bersama berinteraksi saling
menguntungkan atau merugikan. Khamir juga berasosiasi dengan mikroorganisme,
tanaman, binatang dan manusia. Interaksi dapat mutalisme, netralisme, sinergisme, atau
antagonisme.
b. Kisaran Aktivitas air
Batas aktivitas air khamir terendah untuk pertumbuhan berkisar antara 0,88-0,94.
Selain itu banyak jalur ragi yang bersifat osmofilik yakni dapat tumbuh pada medium
dengan aktivitas air relative rendah, yaitu 0,62-0,65.
c. Kisaran Suhu dan pH
Kisaran suhu untuk pertumbuhan kebanyakan khamir pada umumnya hampir
sama dengan kapang, yaitu suhu optimum 25 – 30 derajat celcius dan suhu maksimum 34
– 47 derajat celcius, tetapi beberapa khamir dapat tumbuh pada suhu 0 derajat celcius.
Kebanyakan khamir lebih cepat tumbuh pada pH 4,0 - 4,5 dan tidak dapat tumbuh dengan
baik pada medium alkali, kecuali jika telah beradaptasi.
d. Kebutuhan Khamir
Khamir bersifat aerob yaitu mutlak memerlukan oksigen. Kecuali khamir yang
bersifat fermentatif yang hidup dalam keadaan anaerob yaitu tidak memerlukan oksigen
bebas. Nutrisi yang diperlukan khamir untuk pertumbuhan yaitu nitrogen dalam bentuk
sederhana atau kompleks misalnya dalam bentuk ammonia dan urea atau asam amino dan
polipeptida. Khamir tidak berperan dalam penyakit yang ditularkan melalui makanan.
e. Resistensi Khamir terhadap Panas
Askospora (spora) khamir dapat dibunuh pada suhu 5 - 10oC lebih besar dari sel
vegetatifnya. Sebagian besar askospora khamir terbunuh pada suhu 60oC selama 10 – 15
menit. Ada juga yang resisten pada keadaan tersebut tetapi pada umumnya tidak dapat

. 11
hidup pada suhu 100oC. Sel khamir vegetatif terbunuh pada suhu 50oC - 58oC dalam
waktu 10 – 15 menit.
f. Sistem Reproduksi Khamir
Khamir dapat melakukan reproduksi atau perkembangbiakan dengan beberapa cara yaitu:
Pembelahan, Pertunasan, Pembelahan tunas, kombinasi antara pertunasan dan
pembelahan, Sporulasi atau pembentukan spora yang dapat dibedakan atas dua macam
yaitu: Spora aseksual, Spora seksual.
Reproduksi dengan cara pertunasan pembelahan, pembelahan tunas dan pembentukan
spora aseksual disebut repfroduksi vegetatif, sedangkan reproduksi dengan cara
membentuk spora seksual disebut reproduksi seksual.

Ayo Mengamati
Judul : Pengamatan jamur roti
Tujuan: Menumbuhkan jamur pada roti dan mengamati beberapa faktor yang
mempengaruhinya
Alat dan Bahan: Lima buah kantung plastik transparan, lima potong roti tawar tanpa
bahan pengawet, lup, air, kertas label, dan lemari pendingin.
Langkah Kerja:
1. Percikkan sedikit air pada lima potong roti. Masukkan potongan roti dalam setiap
kantung plastik. Tutup atau ikat semua plastik hingga kedap udara.
2. Beri label plastik seperti berikut.
 Kantung A, sedikit cahaya
 Kantung B, cahaya kamar
 Kantung C, cahaya terang
 Kantung D, lemari pendingin
 Kantung E, tempat hangat (di belakang lemari pendingin).
3. Simpan kantung A pada tempat gelap, seperti di lemari atau di bawah tempat
tidur. Simpan kantung B di meja kamar. Simpan kantung C di dekat jendela atau
bawah lampu. Simpan kantung D di dalam lemari pendingin. Kantung E
disimpan di belakang lemari pendingin, pada tempat hangat.
4. Periksa dan amati kantung setiap hari selama satu minggu. Gunakan lup (kaca
pembesar) jika diperlukan.

. 12
5. Perhatikan penampakan serta pertumbuhan jamur pada setiap kantung.
Gambarkan serta tuliskan penampakan jamur tersebut dalam tabel dibawah ini
Hari Kantung
KE A B C D E
1
2
3
4
5
Bagaimana hasil yang kalian peroleh? Diskusikan hasilnya bersama kelompok, dan buat
laporan tertulis dari hasil diskusi kalian. Presentasikan di depan kelas.
C. Kapang
Fungi multiseluler atau kapang mempunyai
miselium dan pertumbuhannya mudah sekali terlihat
pada bahan makanan yaitu berbentuk seperti kapas.
Pertumbuhan kapang mula-mula berwarna putih, tetapi
bila telah momproduksi spora, maka akan terbentuk
berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Sifat
kapang yang berwarna, baik dalam bentuk
mikroskopik ataupun makroskopik digunakan untuk Sumber: http://blog.umy.ac.id

identifikasi dan klasifikasi kapang. Gambar 1.8. Kapang

Kapang dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan struktur hifa, yaitu
hifa tidak bersekat atau nonseptat dan hifa bersekat atau septat yang membagi hifa dalam
mangan-mangan, dimana setiap mangan mempunyai inti satu atau lebih,.dinding
penyekat pada kapang disebut dengan septum yang tidak bertutup rapat sehingga
sitoplasma masih dapat bebas bergerak dari satu ruang keruang lainnya. Kapang tidak
berseptat intinya tersebar disepanjang septa.

. 13
Sumber: https://medlineplus.gov
Gambar 1.9 . Perbedaan khamir (yeast) dan kapang

1. Sifat-Sifat Fisiologi Kapang


a. Kebutuhan Air
Pada umumnya, kebanyakan kapang membutuhkan aw minimal untuk
pertumbuhan lebih rendah, dibandingkan dengan khamir dan bakteri. Kadar air bahan
pangan kurang dari 14-15%, misalnya pada beras dan serealia, dapat menghambat atau
memperlambat pertumbuhan kebanyakan khamir.
b. Suhu Pertumbuhan
Kebanyakan kapang bersifat mesofilik, yaitu tumbuh baik pada suhu kamar. Suhu
optimum pertumbuhan untuk kebanyakan kapang adalah sekitar 25-30oC tetapi beberapa
o
dapat tumbuh pada suhu 35-37 C atau lebih tinggi, misalnya Aspergillus. Beberapa
kapang bersifat psikrotrofik, yaitu dapat tumbuh baik pada suhu lemari es, dan beberapa
bahkan masih dapat tumbuh lambat, pada suhu di bawah suhu pembekuan, misalnya pada
suhu 5 oC -10 oC. Beberapa kapang juga bersifat termofilik, yaitu dapat tumbuh pada suhu
tinggi.
c. Kebutuhan Oksigen dan pH
Semua kapang bersifat aerobic, yaitu membutuhkan oksigen untuk
pertumbuhannya. Kebanyakan kapang dapat tumbuh pada kisaran pH yang luas, yaitu pH
2- 8,5, tetapi biasanya pertumbuhannya akan lebih baik pada kondisi asam atau pH
rendah.

. 14
d. Makanan
Pada umumnya kapang dapat menggunakan berbagai komponen makanan, dari
yang sederhana sampai kompleks. Kebanyakan kapang memproduksi enzim hidrolitik,
misalnya amylase, pektinase, proteinase dan lipase. Oleh karena itu dapat tumbuh pada
makanan-makanan yang mengandung pati, pectin, protein, atau lipid.

e. Komponen Penghambat
Beberapa kapang mengeluarkan komponen yang dapat menghambat organisasi
lainnya. Komponen ini disebut antibiotik, misalnya penisilin yang diproduksi oleh
penicilium chrysogenum, dan clavasin yang diproduksi oleh Aspergillus clacatus.
Sebaliknya beberapa komponen lain bersifat mikostatik atau fungistatik, yaitu
menghambat pertumbuhan kapang, misalnya asam sorbet, propionate dan asetat, atau
bersifat fungisidal yaitu membunuh kapang. Pertumbuhan kapang biasanya berjalan
lambat, bila dibandingkan dengan pertumbuhan bakteri dan khamir. Oleh karena itu, jika
kondisi pertumbuhan memungkinkan semua mikroorganisme untuk tumbuh, kapang
biasanya kalah dalam kompetisi dengan khamir dan bakteri. Tetapi sekali kapang dapat
mulai tumbuh, pertumbuhan yang di tandai dengan pembentukan miselium dapat
berlangsung dengan cepat.

Sumber: http://www.phadia.com dan https://id.pinterest.com


Gambar 1.10 . Contoh kapang

. 15
2. Sistem Reproduksi Kapang
Secara aseksual, kapang dapat tumbuh dari sepotong miselium, tetapi cara ini
jarang terjadi dan yang paling umum terjadi adalah pertumbuhan dari spora aseksual.
Terdapat dua macam sistem reproduksi pada kapang yaitu; reproduksi aseksual, dan
reproduksi seksual.
Reproduksi seksual dimulai dari spora seksual, dan kapang yang mempunyai
spora seksual disebut kapang sempurna (perfect mold), yaitu terdiri dari;
a. Oomycetes dan Zygomycetes (nonseptat)
b. Ascomycetes dan Basidiomycetes (septat)

Karakteristik Khamir kapang


Jumlah sel pembangun Satu sel (uniseluler) Banyak sel (multiseluler)
tubuh
Ukuran sel (diameter) + 4 m 5 – 30 m
Bentuk pertumbuhan sel Membentuk tunas Membentuk hifa
Komponen dinding sel Kitin dan glukan dalam Kitin dan glukan
komposisi yang beragam
Spora Tidak berwarna Memiliki pigmen
Nukleus (inti) Bersifat haploid atau Kebanyakan bersifat
diploid haploid

Sumber : Ernawati, dkk, 2006


Tabel 1.2 . Karakteristik morfologi khamir dan kapang

Fungi yang tidak mempunyai spora seksual tetapi hanya mempunyai spora
aseksual disebut fungi tidak sempurna (fungi imperfecti) yang biasanya mempunyai hifa
septat, misalnya yang termasuk Deuteromycetes. Karakteristik morfologi khamir dan
kapang Karakteristik morfologi khamir dan kapang. Karakteristik morfologi khamir dan
kapang terdapat pada Tabel 1.2.
D. Peranan Jamur di bidang Agribisnis dan Agroteknologi
Beberapa jenis fungi mempunyai peran yang menguntungkan bagi pertanian. Pada Sub
bab ini akan dibahas Mikoriza dan Trichoderma sp.
1. Mikoriza
Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) adalah salah satu tipe cendawan
pembentuk mikoriza yang akhir-akhir ini cukup populer mendapat perhatian dari para
peneliti lingkungan dan biologis. Cendawan ini diperkirakan pada masa mendatang dapat
dijadikan sebagai salah satu alternatif teknologi untuk membantu pertumbuhan,

. 16
meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman terutama yang ditanam pada lahan-
lahan marginal yang kurang subur.
Istilah mikoriza diambil dari Bahasa Yunani yang secara harfiah berarti jamur
(mykos = miko) dan akar (rhiza). Jamur ini membentuk simbiosa mutualisme antara
jamur dan akar tumbuhan. Jamur memperoleh karbohidrat dalam bentuk gula sederhana
(glukosa) dari tumbuhan. Sebaliknya, jamur menyalurkan air dan hara tanah untuk
tumbuhan. Mikoriza merupakan jamur yang hidup secara bersimbiosis dengan sistem
perakaran tanaman tingkat tinggi, tetapi ada juga yang bersimbiosis dengan rizoid (akar
semu) jamur. Asosiasi antara akar tanaman dengan jamur ini memberikan manfaat yang
sangat baik bagi tanah dan tanaman inang tempat jamur tersebut tumbuh dan berkembang
biak.
Cendawan Mikoriza Arbuskular merupakan tipe asosiasi mikoriza yang tersebar
sangat luas dan ada pada sebagian besar ekosistem yang menghubungkan antara tanaman
dengan rizosfer. Simbiosis terjadi dalam akar tanaman dimana cendawan mengkolonisasi
apoplast dan sel korteks untuk memperoleh karbon dari hasil fotosintesis dari tanaman
(Delvian, 2006). CMA termasuk fungi divisi Zygomicetes, famili Endogonaceae yang
terdiri dari Glomus, Entrophospora, Acaulospora, Archaeospora, Paraglomus, Gigaspora
dan Scutellospora. Hifa memasuki sel kortek akar, sedangkan hifa yang lain
mempenetrasi tanah, membentuk chlamydospores. Tercatat lebih dari 80% tanaman
dapat bersimbiosis dengan CMA serta terdapat pada sebagian besar ekosistem alam dan
pertanian serta memiliki peranan yang penting dalam pertumbuhan, kesehatan, dan
produktivitas tanaman.
Berdasarkan struktur dan cara cendawan menginfeksi akar, mikoriza dapat
dikelompokkan ke dalam tiga tipe: Ektomikoriza, Ektendomikoriza, Endomikoriza
a. Ektomikoriza mempunyai sifat antara lain akar yang kena infeksi membesar,
bercabang, rambut-rambut akar tidak ada, hifa menjorok ke luar dan berfungsi sebagi alat
yang efektif dalam menyerap unsur hara dan air, hifa tidak masuk ke dalam sel tetapi
hanya berkembang diantara dinding-dinding sel jaringan korteks membentuk struktur
seperti jaringan akar.
b. Ektendomikoriza merupakan bentuk antara (intermediet) kedua mikoriza yang lain.
Ciri-cirinya antara lain adanya selubung akar yang tipis berupa jaringan Hartiq, hifa dapat
menginfeksi dinding sel korteks juga sel-sel kortek. Penyebarannya terbatas dalam tanah-
tanah hutan sehingga pengetahuan tentang mikoriza tipe ini sangat terbatas.

. 17
c. Endomikoriza mempunyai sifat-sifat antar lain akar yang kena infeksi tidak membesar,
lapisan hifa pada permukaan akar tipis, hifa masuk ke dalam individu sel jaringan
korteks, adanya bentukan khusus yang berbentuk oval yang disebut Vasiculae (vesikel)
dan sistem percabangan hifa yang dichotomous disebut arbuscules (arbuskul).
Hampir sebagian besar jenis tumbuhan berasosiasi dengan jamur tipe AM
(Arbuskul Mikoriza), mulai dari paku-pakuan, jenis rumput-rumputan, padi, hingga
pohon rambutan, mangga, karet, kelapa sawit, dan lain-lain. Sedangkan beberapa
keluarga (family) pohon tingkat tinggi yang biasa dijumpai pada tahap suksesi akhir
bersimbiosa dengan jamur EM (Ekto Mikoriza), misalnya jenis-jenis meranti, kruing,
kamper (jenis-jenis Dipterocarapaceae), pasang, mempening (jenis-jenis Fagaceae),
pinus, beberapa jenis Myrtaceae (jambu-jambuan) dan beberapa jenis legum.

Sumber Madjid, 2010


Gambar 1.11 . Contoh mikoriza
Struktur anatomi AM berbeda dengan EM. Akar yang bersimbiosa dengan EM
memiliki struktur khas berupa mantel (lapisan hifa) yang dapat dilihat dengan mata
telanjang. Struktur mikoriza tersebut berfungsi sebagai pelindung akar, tempat pertukaran
sumber karbon dan hara serta tempat cadangan karbohidrat bagi jamur. Hifa jamur EM
tidak masuk ke dalam dinding sel tanaman inang. Sedangkan akar yang bersimbiosa
dengan AM, harus diamati dibawah mikroskop, karena struktur arbuskular atau vesicular
terbentuk di dalam sel tanaman inang dan hanya dapat diamati di bawah mikroskop
setelah dilakukan perlakuan khusus dan pewarnaan. Struktur arbuskular dan vesicular
berfungsi sebagai tempat cadangan karbon dan tempat penyerapan hara bagi tanaman.

. 18
Miselium eksternal terdapat pada tipe EM dan AM, merupakan perpanjangan mantel ke
dalam tanah.
Suatu simbiosis terjadi apabila cendawan masuk ke dalam akar atau melakukan
infeksi. Proses infeksi dimulai dengan perkecambahan spora didalam tanah. Hifa yang
tumbuh melakukan penetrasi ke dalam akar dan berkembang di dalam korteks. Pada akar
yang terinfeksi akan terbentuk arbuskul, vesikel intraseluler, hifa internal diantara sel-sel
korteks dan hifa ekternal. Penetrasi hifa dan perkembangannya biasanya terjadi pada
bagian yang masih mengalami proses diferensissi dan proses pertumbuhan. Hifa
berkembang tanpa merusak sel.

Sumber: Madjid, 2010


Gambar 1.12. .Contoh ektomiroriza
Hampir semua tanaman pertanian akarnya terinfeksi cendawan mikoriza.
Gramineae dan Leguminosa umumnya bermikoriza. Jagung merupakan contoh tanaman
yang terinfeksi hebat oleh mikoriza. Tanaman pertanian yang telah dilaporkan terinfeksi
mikoriza vesikular-arbuskular adalah kedelai, barley, bawang, kacang tunggak, nenas,
padi gogo, pepaya, selada, singkong dan sorgum. Tanaman perkebunan yang telah
dilaporkan akarnya terinfeksi mikoriza adalah tebu, teh, tembakau, palem, kopi, karet,
kapas, jeruk, kakao, apel, dan anggur.

Tugas :
Bersama kelompokmu, amati di bawah mikroskop ragi dan jamur tempe. Gambarkan
hasil pengamatan kalian

. 19
2. Trichoderma sp
Trichoderma sp sejenis fungi yang termasuk kelas Ascomycetes. Trichoderma
sp. memiliki aktivitas antifungal. Trichoderma banyak ditemukan di tanah pertanian atau
pada substrat berkayu. Suhu optimum untuk tumbuhnya Trichoderma berbeda-beda
setiap spesiesnya. Ada beberapa spesies yang dapat tumbuh pada temperatur rendah
maupun temperatur cukup tinggi berkisar antara 7 °C – 41 °C. Trichoderma yang dikultur
dapat tumbuh cepat pada suhu 25-30 °C, namun pada suhu 35 °C cendawan ini tidak
dapat tumbuh.
Kemampuan merespon kondisi pH dan kandungan CO2 juga bervariasi. [2]
Namun secara umum apabila kandungan CO2 meningkat maka kondisi pH untuk
pertumbuhan akan bergeser menjadi semakin basa. Di udara, pH optimum bagi
Trichoderma berkisar antara 3-7. Faktor lain yang memengaruhi pertumbuhan
Trichoderma adalah kelembaban, sedangkan kandungan garam tidak terlalu memengaruhi
Trichoderma. Penambahan HCO3- dapat menghambat mekanisme kerja Trichoderma.
Melalui uji biokimia diketahui bahwa dibandingkan sukrosa, glukosa merupakan
sumber karbon utama bagi Trichoderma, sedangkan pada beberapa spesies sumber
nitrogennya berasal dari ekstrak khamir dan tripton. Kandungan garam tidak terlalu
memengaruhi Trichoderma.[2] Penambahan HCO3- dapat menghambat mekanisme kerja
Trichoderma.
Biakan jamur Trichoderma dalam media aplikatif seperti dedak dapat diberikan
ke areal pertanaman dan berlaku sebagai biodekomposer, mendekomposisi limbah
organik (rontokan dedaunan dan ranting tua) menjadi kompos yang bermutu. Serta dapat
berlaku sebagai biofungisida. Trichoderma dapat menghambat pertumbuhan beberapa
jamur penyebab penyakit pada tanaman antara lain Rigidiforus lignosus, Fusarium
oxysporum, Rizoctonia solani, Sclerotium rolfsii.
Pupuk biologis Trichodermasp dapat dibuat dengan inokulasi biakan murni pada
media aplikatif, misalnya dedak. Sedangkan biakan murni dapat dibuat melalui isolasi
dari perakaran tanaman, serta dapat diperbanyak dan diremajakan kembali pada media
PDA (Potato Dextrose Agar). Isolasi banyak dilakukan oleh kalangan peneliti maupun
produsen pupuk, tetapi masih terlalu merepotkan untuk diadopsi oleh petani. Sebagai
petani, untuk lebih efisiennya dapat memproduksi pupuk biologis yang siap aplikasi,
sehingga hanya perlu membeli dan memperbanyak sendiri biakan murninya dan
diinokulasikan pada media aplikatif. Atau jika menginginkan kepraktisan dapat membeli
pupuk yang siap tebar untuk setiap kali aplikasi.

. 20
Pupuk biologis Trichodermasp akan meningkatkan efisiensi pemupukan. Pada
tanah yang tandus pemberian pupuk organik Trichodermasp dan pupuk kimia secara
bersamaan akan memberikan hasil yang maksimal daripada pemberian pupuk organik
atau pupuk kimia secara terpisah walaupun dengan jumlah yang banyak. Dengan
pemberian pupuk organik akan menghemat penggunaan pupuk kimia. Biasanya penyakit
layu dan busuk pangkal batang pada tanaman disebabkan oleh jamur fusarium sangat sulit
dikendalikan dengan fungisida kimia. Oleh karena itu tidak ada salahnya kita mencoba
mengaplikasikan pupuk biologis dan biofungisida Trichoderma sp pada tanaman kita
untuk mencegah penyakit akar dan busuk pangkal batang yang dapat menyebabkan layu
tanaman.
a. Perbanyakan Jamur Trichoderma
Jamur Trichodermasp dapat digunakan sebagai agensia hayati pengendali
penyakit tanaman. Potensi jamur Trichoderma sebagai jamur antapengendali gonis
yang bersifat preventif terhadap serangan penyakit tanaman, telah menjadikan jamur
tersebut semakin luas digunakan oleh petani dalam usaha pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan (OPT). Disamping karakternya sebagai antagonis diketahui
pula bahwa Trichodermasp. Juga berfungsi sebagai dekomposer dalam pembuatan
pupuk organik. Aplikasi jamur Trichoderma pada pembibitan tanaman menjadi
perlindungan preventif oleh tanaman.
b. Peremajaan Trichoderma
Trichoderma viride FNCC 6013 yang berasal dari isolat murni diambil sebanyak
satu
kawat ose dan diinokulasikan pada media agar miring PDA (potato dextroagar) secara
berulang sampai tiga kali. Setelah itu dilakukan pemindahan inokulum pada erlenmeyer
yang berisi media fermentasi cair secara aseptik. Media fermentasi tersebut kemudian
diinkubasi pada inkubator bergoyang. Komposisi media fermentasi untuk
mengembangbiakkan khamir terdapat pada Tabel 1.3. Peran kapang untuk Bahan pangan
pada Tabel 1.4.
Komposisi Jumlah (g/L)
Ekstrak khamir 30
Pepton 20
Amilosa 10
(NH4)2SO4 2,0
CaCl2 2,0
terdMgSO4 0,5

. 21
FeSO4 0,1
Bufer asetat Sampai 1000 mL
Sumber: Atmaja dkk,2013
Tabel 1.3. Komposisi media fermentasi
Produk Bahan dasar Jenis kapang
Tempe Kedelai Rhizopus oligosporus
Rhizopus oryzae
Oncom merah Bungkil kacang tanah Neurospore sitophia
Oncom hitam Ampas tahu Rhizopus oligosporus
Rhizopus oryzae
Kecap Kedelai Aspergillus oryzae
Tauco kedelai Aspergillus oryzae
Ragi tape Tepung beras Rhizopus, Aspergillus
Keju biru susu Penicillium roqueforti
Keju camembert susu Penicillium roqueforti
Sumber: Atmaja dkk, 2013
Tabel 1.4. Peran kapang untuk Bahan pangan

Rangkuman
Hampir semua tanaman pertanian akarnya terinfeksi cendawan mikoriza.
Gramineae dan Leguminosa umumnya bermikoriza. Jagung merupakan contoh tanaman
yang terinfeksi hebat oleh mikoriza. Fungi disebut juga jamur atau cendawan,
merupakan kelompok organisme eukarotik atau organisme yang inti selnya telah
memiliki membran, tidak memiliki klorofil, tumbuh sebagai hifa, memiliki dinding sel
yang mengandung kitin, bersifat heterotrof, menyerap nutrien melalui dinding sel, dan
mengekskresikan enzym ekstraselular ke lingkungan melalui spora, melakukan
reproduksi seksual dan aseksual. Fungi adalah nama dari sekelompok makhluk hidup
eukariotik dan heterotrof yang mencerna makanan di luar tubuhnya, lalu menyerap
molekul nutrisi ke dalam sel. Ada dua jenis organisme tergolong fungi antara kapang
(mold) dan ragi atau khamir (yeast). Kapang adalah fungi yang mempunyai filament
(miselium), sedangkan ragi merupakan fungi sel tunggal tanpa filament. Beberapa fungi
disebut fungi dimorfik karena dapat tumbuh dalam bentuk filament seperti kapang atau
berbentuk sel tunggal seperti ragi.
Khamir termasuk fungi, tetapi dibedakan dari kapang karena bentuknya
uniseluler. Reproduksi vegetatif pada khamir terutama dengan cara pertunasan. Sebagai
sel tunggal, kahmir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibandingkan dengan
kapang yang tumbuh dengan pembentukan filamen. Khamir juga lebih efektik dalam

. 22
memecah komponen kimia dibandingkan dengan kapang karena mempunyai
perbandingan luas permukaan dengan volume yang lebih besar.
Khamir dapat tumbuh dalam media cair dan padat dengan cara yang sama seperti
bakteri. Khamir kebanyakan berkembangbiak secara aseksual atau pertunasan. Fungi
multiseluler atau kapang mempunyai miselium dan pertumbuhannya mudah sekali terlihat
pada bahan makanan yaitu berbentuk seperti kapas.

. 23
UJI KOMPETENSI

1. Jamur yang hanya memiliki satu sel adalah


a. Khamir
b. Kapang
c. Miselium
d. Septat
e. Mushroom
2. Jamur yang bereproduksi dengan menghasilkan konidiospora, kecuali
a. Mucor
b. Aspergillus
c. Amanita
d. Volvariella
e. Saccharomyces
3. Jamur merang yang seing kita konsumsi termasuk dalam divisi
a. Basidiomycota
b. Ascomycota
c. Zygomycota
d. Deuteromycota
e. Omycota
4. Berikut spora bermacam-macam spora aseksual fungi, kecuali
a. Konidiospora
b. Klamidiospora
c. Askospora
d. Artrospora
e. Sporangiospora
5. Reproduksi aseksual pada fungi berlangsung melalui beberapa cara, kecuali
a. Pembelahan biner
b. Pembentukan zigospora
c. Pembentukan spora aseksual
d. Pertunasan dan penguncupan
e. Fragmentasi

6. Spora aseksual pada jamur bila jatuh ke lingkungan yang sesuai akan tumbuh

. 24
menjadi
a. Spora seksual
b. Gamet
c. Zigot
d. Hifa
e. Tangkai pendukung spora
7. Tubuh jamur yang seperti benang disebut
a. Koloni
b. Konidiofor
c. Talus
d. Hifa
e. Sporangiofor
8. Jamur memperoleh makan dari zat organik, oleh sebab itu jamur disebut
a. Heterotrof
b. Autotrof
c. Aerob
d. Fototrof
e. Anaerob
9. Divisi jamur yang memiliki ciri khas membentuk askus (kantung tempat
terbentuknya askospora atau spora seksual) adalah
a. Zygomycota
b. Basidiomycota
c. Ascomycota
d. Deuteromycota
e. Omycota
10. Beberapa jenis fungi saprobik dapat bersifat sebagai parasit apabila kondisi
memungkinkan. Sifat fungi ini disebut
a. Parasit murni
b. Mutualisme
c. Patogenik
d. Komensalisme
e. fakultatif

. 25
BAB 2
VIRUS DAN PROTISTA

Setelah mempelajari materi tentang Virus dan Protista kalian diharapkan dapat
mendeskripsikan, mengidentifikasi ciri-ciri virus dan protista, peranannya bagi
kehidupan, dan mampu menguraikan dengan benar deskripsi virus dan protista serta
peranannya bagi manusia.

Peta Konsep

Ribovirus
Virus

Dioksiribovirus

Rhizopoda, Zoomastigophora
Ciliophora
Foraminifera
Apicomplexa
Protista mirip hewan
Actinopoda

Protista Protista mirip jamur Acrasiomycota


Myxomycota
Cytridiomycota
Oomycota

Protista mirip tumbuhan Ganggang hijau (Chlorophyta)


Ganggang coklat ( Phalaephyta)
Ganggang merah (Rhodophyta)
Ganggang keemasan(Chrysophyta)

Peran Virus dan Protista dalam bidang Agribisnis dan Agroteknologi

26
A. Virus
Virus dan kelompok ini dikenal sebagai kerajaan yang tak terlihat, dalam bahasa
Inggris disebut ―The invisible kingdom‖. Disebut demikian karena virus dan prokariota
merupakan makhluk hidup yang sangat kecil yang tidak dapat diamati secara langsung
dengan mata telanjang, tetapi benar-benar ada dan sangat banyak jumlahnya.
Virus berasal dari bahasa Yunani venom yang berarti racun. Virus merupakan
suatu partikel yang masih diperdebatkan statusnya apakah ia termasuk makhluk hidup
atau benda mati. Virus dianggap benda mati karena dapat dikristalkan, namun virus
dikatakan benda hidup karena virus dapat memperbanyak diri (replikasi) dalam tubuh
inang.
Para ahli biologi terus meneliti tentang virus ini, akhirnya partikel tersebut
dikelompokkan sebagai makhluk hidup dalam dunia tersendiri yaitu virus. Virus
merupakan organisme non-seluler, karena ia tidak memilki kelengkapan seperti
sitoplasma, organel sel, dan tidak bisa membelah diri sendiri. Secara umum virus
merupakan partikel tersusun atas elemen genetik yang mengandung salah satu asam
nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang berada
dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh inang dan
ekstrseluler diluar tubuh inang. Partikel virus secara keseluruhan ketika berada di luar
inang terdiri dari asam nukleat yang dikelilingi oleh protein dikenal dengan nama virion.
Virion tidak melakukan aktivitas biosintesis dan reproduksi. Pada saat virion memasuki
sel inang, baru akan terjadi proses reproduksi.
Apabila virus memasuki sel inang akan mengambil alih aktivitas inang untuk
menghasilkan komponen-komponen pembentuk virus. Virus dapat bertindak sebagai
agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan
menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat
merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang infeksi. Sebagai agen pewaris
sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
Berdasarkan sifat hidupnya maka virus dimasukkan sebagai parasit obligat, sebab
keberlangsungan hidupnya sangat tergandung pada materi genetik inang

27
1. Ciri-Ciri dan Sifat Virus
a. Ukuran Virus
Ukuran virus lebih kecil dibandingkan dengan sel bakteri, berkisar dari 0,02
sampai 0,3 mikrometer (1 µm = 1/1000 mm). Unit pengukuran virus dinyatakan dalam
nanometer (nm). Satu nanometer sama dengan 1/1000 mikrometer dan seperjuta
milimeter. Virus cacar merupakan salah satu virus yang ukurannya terbesar yaitu
berdiameter 200 nm, dan virus polio merupakan virus terkecil yang hanya berukuran 28
nm.
b. Struktur Virus
Partikel virus bervariasi dari segi ukuran, bentuk maupun komposisi kimiawinya.
Bentuk virus yang sudah diketahui ada yang seperti bola, berbentuk kotak, berbentuk
batang, dan ada yang seperti hurut T.
Struktur utama virus adalah asam nukleat berupa RNA (Ribonucleicacid) atau
DNA (Deoxyribonucleic acid). Asam nukleat ini dikelilingi oleh subunit protein yang
disebut kapsomer. Susunan kapsomer tersebut membentuk mantel dinamakan kapsid.
Kapsid dan asam nukleat Virus dinamakan nukleokapsid. Beberapa virus memiliki
struktur yang lebih kompleks seperti adanya pembungkus khusus berupa membran.
Membran yang menyusun virus ini merupakan membran lipid bilayer dan protein,
biasanya glikoprotein.
Beberapa virus memiliki struktur yang lebih kompleks lagi. Virus yang
strukturnya paling rumit adalah virus bakteriofage. Misalnya bakteriofage T4 yang
menyerang bakteri Escherichia coli, memiliki ekor yang merupakan struktur kompleks.
Ekor T4 disusun oleh lebih dari 20 macam protein dan kepalanya disusun oleh beberapa
protein lainnya.

28
a) virus nukleokapsid b) virus bermembran c) virus T4 (bakteriofage)
Sumber : http://svet-biologije.com, http://robi-biologi.blogspot.co.id , http://bokunobiology.blogspot.co.id
Gambar 2. 1 Berbagai bentuk virus a) virus nukleokapsid; b) virus bermembran;c) virus
T4 (bakteriofage)

b. Klasifikasi Virus
Virus dapat dikelompokkan berdasarkan aspek tertentu, yaitu:
a) Berdasarkan jenis inang yang diinfeksi
(a) virus tanaman
contoh: Tobacco mozaic virus (TMV) sejenis virus yang menyerangdaun
tembakau, PotatoYellow dwarf virus (virus kentang kuning)
(b) virus hewan
contoh : Rhabdovirus yang menyebabkan rabies pada anjing, NCD (New
Castle Disease) yang menyebabkan penyakit tetelo pada unggas
(c) virus manusia
contoh : polio, influenza, hepatitis, AIDS , SARS dan flu burung.
(d) virus bakteri: bakteriofage T4
b) Berdasarkan jenis asam nukleat yang dikandung oleh virus:
(a) virus RNA, mengandung Ribonucleicacid
contoh: virus influenza, virus HIV, corona virus (virus SARS), virus H5N1
(penyebab flu burung)
(b) Virus DNA, mengandung dioksi ribonucleic acid
contoh: poxvirus, herpesvirus, adenovirus

29
c. Pengembangbiakan virus

Virus sebagai makhluk hidup dapat dikembangbiakkan di laboratorium dengan


berbaga icara yaitu
(a) Kultur sel atau jaringan
Kultur sel diperoleh dengan cara menumbuhkan sel yang diambil secara aseptik
dari organ tubuh hewan percobaan. Sel dari organ tersebut kemudian dipisah-pisahkan
dengan menggunakan enzim yang kemudian ditumbuhkan pada permukaan cawan petri.
Sel-sel tersebut kemudian menghasilkan substrat semacam glikoprotein yang berfungsi
menempelkan sel pada permukaan media setelah diinkubasi pada temperatur ruangan.
Media yang digunakan untuk kultur sel terdiri dari asam amino, vitamin, garam, gula, dan
buffer bikarbonat. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik, maka ke dalam medium
ditambahkan sedikit serum.
(b) Embrio ayam
Virus dapat dikembangbiakkan pada telur ayam yang sudah berisi embrio dengan
cara menyuntikkan biakan virus tersebut dengan alat khusus dan kemudian di
inkubasikan, sehingga terbentuklah virus-virus baru.
d. Reproduksi Virus
Virus dapat memperbanyak diri bila partikel virus menginfeksi inang untuk
mensintesa semua komponen yang diperlukan dan membentuk lebih banyak partikel
virus. Komponen-komponen tersebut kemudian dirakit menjadi bentuk struktur virus dan
partikel virus yang baru dibentuk harus keluar dari sel inang untuk dapat menginfeksi
kembali sel-sel lain. Berdasarkan tahap akhir setelah asam partikel virus berada dalam sel
inang akan terjadi dua kemungkinan ada yang mengalami siklus litik (sel inang pecah dan
partikel virus keluar) dan ada yang permanen tetap dalam DNA sel inang berupa siklus
lisogenik.

30
Sumber : http://www.ebiologi.com
Gambar 2. 2. Reproduksi virus bakteriofage a) siklus litik ; b) siklus lisogenik

1) Tahapan reproduksi virus secara umum dilakukan dalam tujuh langkah, yaitu:
Adsorpsi (penempelan) dari partikel virus (virion) pada sel inang yang sesuai.
2) Penetrasi (injeksi)dari virion atau asam nukelat virus ke dalam sel inang.
3) Tahap awal replikasi (Eklipse) dari asam nukleat virus, dalam peristiwa ini mesin
bioseintesa sel inang diambil alih untuk memulai sintesa asam nukleat virus, enzim-
enzim spesifik virus mulai dihasilkan dalam tahap ini.
4) Replikasi dari asam nukleat virus
5) Sintesa dari protein sub unit dari mantel virus
6) Perakitan dari asam nukleat dan protein sub unit (dan komponen membran pada virus
bermembran) kedalam partikel virus.
7) Pelepasan partikel virus yang matang dari sel (lisis).
2.Kasus-Kasus Penyakit yang Disebabkan Virus
a. Virus penyebab penyakit pada tanaman
Beberapa virus yang sering menyerang tumbuhan, antara lain:
a) Mosaik merupakan penyakit tumbuhan, seperti tembakau (Tobacco Mosaic
Virus/TMV), mentimun (Cucumber mozaic), gandum (Wheat mozaic), buncis
(Bean cane mozaic dan Bean mozaic), tebu (Sugar cane mozaic). Virus TMV
pada tanaman ditularkan secara mekanis atau melalui benih. Penyakit ini
menyebabkan daun tanaman yang terserang menjadi belang hijau tua atau bercak

31
kuning, ukuran daun relatif lebih kecil, dan jika menyerang tanaman muda
menyebabkan pertumbuhannya terhambat.
b) Penyakit kuning pada cabai dan tomat yang disebabkan oleh Begomovirus (bean
golden mosaic virus)
c) Penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk oleh virus Citrus vein Phloem
Degeneration (CVPD). Virus ini dengan begitu cepat menyebar ditularkan
serangga vektor Homoptera psyllidae.
d) Tungro, merupakan penyakit yang menyerang padi dan menyebabkan tanaman
menjadi kerdil, berkurangnya jumlah anakan, pelepah, dan helaian daun
memendek, serta berwarna kuning samoai kuning-orange. Penyebabnya adalah
virus tungro yang disebarkan oleh wereng hijau Nephotettix
malayanus dan Nephotetittix virescens.
e) Daun menggulung, terjadi pada daun tembakau, kapas, dan lobak yang diserang
virus TYMV (Turnip Yellow Mosaic Virus)

Contoh : Tomato yellow leaf curl virus (


TYLCV)
Gejala pada daun tomat, mengkerut dan
keriting pada daun muda, sedangkan daun
tua tetap.

Sumber :mitalom.com

32
Terjadi klorosis pada daun (daun trotol
kuning), belang hijau coklat. Permukaan
daun berlekuk lekuk (bergelombang).
Ukuran permukaan daun menjadi lebih
kecil. Daun berlepuh hijau gelap (blister).
Daun berbentuk mangkuk atau cawan.
Bercak hijau putih pada buah.

Sumber : https://maulzxxx.wordpress.com/
Gambar 2.3. Contoh virus yang menyerang tanaman tomat dan ketimun

c. Virus Penyebab Penyakit pada Hewan


Beberapa virus yang sering menyerang hewan, antara lain:
a) Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama
ayam. Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV). Ayam yang
terjangkit penyakit ini harus dimusnahkan karena dapat menjadi sumber
pencemaran dan penularan penyakit, diikuti oleh gangguan syaraf serta diare,
menyerang ayam secara tiba-tiba dan
bersifat ganas atau akut. Gejala yang
tampak adanya gangguan pernapasan
(ngorok), diare, leher berputar
(torticolis), dan kelumpuhan yang diikuti
dengan kematian.

Sumber : http://www.cfsph.iastate.edu
Gambar 2.4. Contoh ayam terkena new castle disease virus
b) Penyakit kuku dan mulut, adalah jenis penyakit kuku dan mulut yang disebabkan
oleh virus yang mudah menyerang hewan ternak berkuku belah diantaranya sapi,
kerbau, domba, kambing, dan babi. Penyebaran penyakit itu dapat disebabkan
oleh beberapa hal diantaranya virus yang terbawa oleh angin, persinggungan
badan dengan hewan ternak yang sudah terinveksi, bercampurnya hewan ternak
dalam angkutan truk, serta pakan ternak yang mengandung virus. Penyakit kuku
dan mulut mengakibatkan sariawan yang mengganggu kuku dan mulut sehingga

33
ternak tidak nafsu makan selama hampir dua minggu, hingga berangsur kurus dan
akhirnya mati.

c) Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan
monyet. Penyebabnya adalah Rhabdovirus. Penyakit anjing gila (rabies) adalah
suatu penyakit menular yang akut, menyerang susunan syaraf pusat, virus rabies
jenis Rhabdho adalah virus yang dapat menyerang semua hewan berdarah panas
dan manusia. Penyakit ini sangat ditakuti dan mengganggu ketentraman hidup
manusia, karena apabila gejala klinis penyakit rabies timbul maka biasanya
diakhiri dengan kematian.

d) Flu burung (H5N1), suatu jenis influenza tipe A yang menyerang hewan unggas
terutama ayam. Flu burung dapat berpindah dari unggas hidup kepada manusia,
walaupun penularan antara manusia relatif jarang terjadi. Gejala umumnya sama
seperti virus influenza, demam, nyeri persendian otot, batuk, dan sakit
tenggorokan. Namun pada beberapa kasus dapat berakibat pada demam yang
tinggi, infeksi paru-paru, gagal pernapasan, kegagalan fungsi organ lainnya, dan
kematian.

d. Penyakit pada Manusia


Seperti halnya pada hewan, penyakit pada manusia pun banyak yang disebabkan
oleh virus. Penularan oleh virus ini dapat melalui berbagai cara, antara lain melalui udara,
cairan tubuh, dan air.
Virus penyebab beberapa penyakit pada manusia antara lain:
a) Influenza, disebabkan virus Orthomyxovirus yang berbentuk seperti bola. Virus ini
menyebar melalui udara dan masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan.
Gejala influenza demam, sakit kepala, nyeri persendian otot, dan kehilangan nafsu
makan.
b) Campak, disebabkan virus Paramyxovirus yang tidak mengandung enzim
neurominidase. Gejalanya demam tinggi, batuk, dan rasa nyeri di seluruh tubuh. Di awal
masa inkubasi, virus berlipat ganda di saluran pernapasan atas. Di akhir masa inkubasi,
virus menuju darah dan beredar keseluruh bagian tubuh, terutama kulit.
c) Polio, disebabkan oleh virus Polio. Virus ini menyerang anak-anak berusia antara 1-5
tahun. Virus polio masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman, atau melalui

34
udara pernapasan. Kemudian, virus berkembang di jaringan getah bening saluran
pencernaan dan memasuki kelenjar getah bening. Virus lalu masuk ke peredaran darah
menuju sumsum tulang dan otak. Akhirnya, virus ini merusak sel saraf dan dapat
mengakibatkan kelumpuhan bahkan kematian.
d) Herpes merupakan penyakit yang ditandai dengan bintik merah nanah dan
berkelompok di kulit, disertai demam. Penyakit ini disebabkan oleh virus anggota
famili Herpertoviridae. Virus ini menyerang kulit dan selaput lendir. Virus memasuki
tubuh melalui luka kecil dan bersarang di tubuh secara permanen. Oleh karena itu, herpes
dapat kambuh sewaktu-waktu, biasanya jika seseorang sedang stres dan daya tahan
tubuhnya menurun.
e) Cacar air, disebabkan oleh Varicella zoster virus (VCV). Virus ini hanya menyerang
kulit. Gejala yang ditimbulkan demam, sakit kepala, sesak napas, pegal linu, serta timbul
bintik kemerahan berisi cairan di kulit. Penyakit ini dapat menular melalui udara, jika
udara mengandung pariktikel virus yang berasal dari penderita batuk atau bersin.
Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan pemberian vaksin VCV untuk mendorong
pembentukan kekebelan tubuh.
f) Gondong, disebabkan oleh Paramyxovirus yang dapat hidup di jaringan otak, selaput
otak, prankreas, testis, kelenjar parotid, dan hati. Penyakit ini ditandai dengan
pembengkakan kelenjar parotid pada leher di bawah daun telinga. Gejala lainnya adalah
suhu badan 39,5°C, demam sakit kepala, nyeri anggota gerak, dan nyeri otot.
Penularannya terjadi melalui kontak langsung dengan penderita melalui ludah, urine, dan
muntahan.
g) SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), disebabkan oleh coronavirus yang
mengakibatkan penderita mengalami gejala seperti pneumonia, sehingga SARS disebut
juga CVP (coronavirus pneumonia). Gejala awal penyakit ini adalah demam lebih dari
38°C yang disertai mengigil, sakit kepala, lesu, dan nyeri tubuh. setelah itu 3-7 hari
kemudian penderita mengalami batuk kering dan gangguan pernapasan.
h) AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome), penyakit ini merupakan kelainan
sistem tubuh akibat dari melemahnya sistem kekebalan tubuh. HIV dapat ditularkan
kepada orang yang sehat melalui berbagai cara seperti berhubungan seks (secara bebas),
transfusi darah, jarum suntik (dalam penggunaan narkoba), dan dari ibu penderita AIDS
kepada anaknya dalam kandungan. Gejala awalnya adalah pembesaran nodus limfa.
Penyakit yang umumnya diderita adalah pneumia, kanker, diare, penurunan berat badan,
dan gagal jantung. Penyebabnya adalah serangan virus HIV (Human Immunodeficiency

35
Virus) terhadap sel darah putih sehingga tubuh tidak dapat melawan bibit penyakit yang
masuk ke tubuh.
g) Ebola, disebabkan oleh virus Ebola dengan gejala awal mirip influenza seperti demam,
sakit kepala, nyeri persendian otot, dan kehilangan nafsu makan. Setelah itu, virus ebola
mulai mereplikasikan dirinya. Virus ini menyerang sel darah akibatnya sel darah yang
mati akan menyumbat kapiler darah, mengakibatkan kulit memar, melepuh, dan
seringkali larut seperti kertas basah.
B. Protista
Kata protista berasal dari bahasa yunani yaitu protos yang berarti pertama.
Dinamakan demikian karena menurut para ahli, protista adalah organisme eukariotik
pertama yang terbentuk dari evolusi organisme prokariota. Protista adalah
mikroorganisme eukariot yang bukan hewan, tumbuhan atau fungi. Penggunaan
protista untuk kepentingan kajian ekologi dan morfologi bagi semua organisme
eukariotik ber sel tunggal yang hidup secara mandiri atau membentuk koloni, tidak
menunjukkan diferensiasi menjadi jaringan yang berbeda-beda. Pada sistem klasifikasi
dua kingdom, anggota protista dikelompokkan sebagian dalam dunia tumbuhan dan
lainnya ke dalam dunia hewan. Namun, tubuh protista yang amat sederhana, hanya
tersusun atas satu sel (uniseluler), maka kelompok ini dikhususkan ke dalam kingdom
tersendiri. Meskipun terdapat protista yang makroskopis (multiseluler), susunan tubuhnya
masih sangat sederhana dibandingkan organisasi seluler pada organisme multiseluler
sejati (hewan dan tumbuhan).
Organisme dalam Protista tidak memiliki kesamaan, pengelompokan protista
berdasarkan jumlah sel, baik yang ber sel satu atau sel banyak . Protista hidup di hampir
semua lingkungan yang mengandung air. Banyak protista, seperti algae yaitu fotosintetik
atau berfotosintesis dan merupakan produsen primer suatu sistem di dalam ekosistem, di
laut merupakan bagian dari plankton. Jenis Protista lainnya yaitu Kinetoplastid dan
Apicomplexa merupakan penyakit berbahaya bagi manusia seperti malaria dan
tripanosomiasis.
Protista merupakan suatu organisme sel penyusunnya memiliki inti bersifat
eukariotik, sama seperti tumbuhan atau hewan tingkat tinggi. Inti sel mengandung
kromosom dan pada reproduksi vegetatif sel mengalami pembelahan secara mitosis.
Sitoplasmanya mengandung mitokondria dan vakuola-vakuola, membran selnya
mempunyai hubungan kontinyu dengan endoplasmik retikulum dan membran inti. Alat
pergerakannya (silia, flagel) merupakan susunan benang-benang yang kompleks. Tempat

36
hidupnya ada yang di air tawar, laut, dan darat. Parasit pada organisme lain. Hidupnya
ada yang soliter (sendiri-sendiri) membentuk koloni metaseluler.
1. Ciri-ciri Kingdom Protista
a. Uniseluler
Kelompok protista memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel. Adapun protista
multiseluler merupakan bentuk koloni dari sel–sel protista, belum membentuk suatu
jaringan seperti yang ditemukan pada kelompok algae makroskopis. Sel- sel protista
melakukan semua fungsi fisiologis kehidupan organisme: bernapas, makan, sampai
bereproduksi. sementara protista multiseluler melakukan kerjasama untuk menjalankan
fungsi–fungsi tersebut tanpa harus membagi tugas, seperti pada organisme multiseluler
sejati.
b. Tipe Sel : Eukaryotik
Sel eukariotik ialah sel yang telah memiliki inti sejati. Hal ini ditandai dengan
adanya membran inti yang memisahkan materi genetik dengan sitoplasma. Selain itu,
protista juga memiliki organel – organel bermembran seperti mitokondria, kloroplas
(algae), retikulum endoplasma, atau badan golgi dan vakuola. Protista merupakan
oganisme eukaryiotik yang paling tua. Fosil protista ditemukan telah hidup sejak 2,1
milyar tahun yang lalu. Para ahli evolusi meyakini bahwa protista merupakan bentuk
evolusi dari organisme prokariotik dan meyakini bahwa protista adalah nenek moyang
organisme eukariotik lainnya.
c. Habitat: Perairan, Lembab, atau Dalam Organisme Lain
Kelompok protista pada umumnya dapat ditemukan pada perairan tawar atau
asin, atau daerah lembab. Namun ada juga protista yang hidup dalam organisme lain
sebagai parasit atau simbiosis.
d. Cara Makan
Cara memperoleh sumber makanannya, protista dikelompokkan menjadi:
a) Fotoautotrof adalah kelompok protista fotosintetik yang mampu membuat makanannya
dari senyawa anorganik dengan bantuan cahaya. Oleh karena itu, organisme ini disebut
protista mirip tumbuhan (algae).
b) Heterotrof adalah protista yang mendapatkan makannya dari organisme lain dengan
cara memangsa atau mengadakan simbiosis atau parasitisme. Kelompok ini adalah
protista mirip hewan (protozoa).

37
c) Saprofit adalah protista yang memiliki peranan sebagai pengurai (dekomposer) karena
dapat mencerna sisa organisme dengan enzim yang dikeluarkan kelingkungan. Kemudian
sari-sari makannya akan diabsorp ke dalam tubuh. Kelompok protista ini mirip jamur.
e. Reproduksi Seksual dan Aseksual
a) Seksual, reproduksi secara seksual dilakukan dengan cara konjugasi atau singami. pada
umumnya reproduksi seksual dilakukan ketika protista berada dalam lingkungan yang
berbahaya.
b) Aseksual, merupakan reproduksi yang paling umum dilakukan oleh kelompok protista.
Jenis reproduksi yang sering dilakukan ialah dengan membelah diri atau melalui
pembelahan mitosis untuk menghasilkan individu baru.
C. Klasifikasi Protista
1. Sejarah Klasifikasi pada Protista
Pada tahun 1820 seorang Biologist Jerman Georg A. Goldfuss mengenalkan
Divisio pertama dari Protista yaitu Protozoa yang merupakan organisme yang memiliki
Cilia. Pada tahun 1845, kelompok ini terdiri atas hewan uniseluler seperti Foraminifera
dan Amoeba.
John Hogg pada tahun 1860 menyatakan bahwa Protista terdiri atas sel yang
masih primitif antara hewan dan tumbuhan. Dia menjelaskan bahwa protista merupakan
Kingdom ke empat di alam setelah kindom tumbuhan, hewan, dan mineral. Kingdom
mineral telah diubah dari taksonomi oleh Ernest Haeckel, meninggalkan tumbuhan,
hewan, dan Protista sebagai kingdom yang primitif.
Herbert Copeland mengembangkan kembali pernyataan John Hogg dan
berargument bahwa Protista merupakan awal dimulainya kehidupan. Herbert Copeland
tifdak setuju dengan pernyataan Haeckel‘s yang enyatakan bahwa Bentuk protista yang
tidak punya inti seperti bakteri. Copeland‘s menyatakan bahwa Eukariotiks terdiri atas
Diatom, Alga hijau, dan fungi. Klasifikasi ini berdasarkan Whittaker‘s yang telah
menjelaskan Fungi, Hewan, Tumbuhan, dan Protista sebagai empat Kingdom dalam
kehidupan. Kingdom Protista kemudian dimodifikasi dan dipisahkan dari Prokariotik dan
dipisahkan juga dari Monera, meninggalkan Protista sebagai microorganisme yang
Eukariotik.
Pada abad ke 20 terdapat lima kingdom dalam kehidupan, yaitu hewan,
Tumbuhan, protista, Monera, dan Fungi. Protista dikelompokkan menjadi (1) protista

38
menyerupai hewan, (2) protista menyerupai jamur, dan (3) protista menyerupai
tumbuhan.
2. Protista Menyerupai Hewan: Protozoa
Kelompok protozoa adalah kelompok protista yang memiliki sifat seperti hewan yang
heterotrof dan dapat bergerak. Protista menyerupai hewan uniseluler, heterotrofik, dan
merupakan cikal bakal hewan yang lebih kompleks. Protozoa berukuran mikroskopis,
yaitu sekitar 10 sampai 200 mikron. Bentuk sel Protozoa sangat bervariasi, ada yang tetap
dan ada yang berubah-ubah. Sebagian besar Protozoa memiliki alat gerak berupa
pseudopodia (kaki semu), silia (bulu getar), atau flagellum (bulu cambuk). Beberapa
kelompok Protozoa memiliki cangkang.
Protozoa dibagi ke dalam 6 filum, yaitu Rhizopoda, Zoomastigophora, Ciliophora,
Foraminifera, Apicomplexa, dan Actinopoda. Semuanya termasuk organisme uniseluler,
eukariot, dan heterotrofik. Perbedaan utama enam filum ini hanya dalam cara
pergerakannya.

39
Sumber : markijar.com
Gambar 2.5. Contoh Kindom Protista

a. Rhizopoda
Organisme golongan ini memiliki bentuk yang amorf, berkembangbiak dengan
membelah diri, dan mendapat makanannya dengan memangsa bakteri atau parasit bagi
organisme lain. Rhizopoda merupakan protozoa yang bergerak menggunakan kaki
menyerupai akar atau disebut juga pseudopodia. Contoh: Amoeba sp. Rhizopoda
(Amoeba)

40
Rhizopoda memiliki membran plasma yang fleksibel dan dapat melebar ke arah mana
pun, membentuk pseudopodia (kaki semu) digunakan untuk bergerak dan mendapatkan
makanan. Rhizopoda yang dikenal dengan sebutan Amoeba biasanya ditemukan di danau
atau di kolam. Amoeba tidak mempunyai organel-organel sel yang banyak, seperti pada
Zooflagelata maupun Ciliophora. Amoeba memiliki struktur internal kompleks dan
memiliki kemampuan yang baik dalam merasakan serta menangkap mangsa.

C
Sumber : Ferdinand dan Ariebowo, 2009
Gambar 2.6. Contoh rhizopoda

b. Zoomastigophora
Zoomastigophora disebut juga zooflagelata atau flagelata. Flagellata, yaitu
kelompok protozoa yang bergerak dengan flagel atau bulu cambuk. Hidup di dalam
lingkungan perairan atau di dalam tubuh organisme lain sebagai parasit. Contoh:
Trypanosoma sp. Semua Zooflagellata memiliki minimal satu flagellum. Organel
serbaguna ini dapat mendorong organisme bergerak, merasakan lingkungannya, dan
menjerat mangsa.
Zooflagellata sangat beragam, banyak yang hidup bebas di habitat tanah atau air,
bersimbiosis, hidup di dalam organisme lain dengan hubungan mutualisme atau parasitik.
Salah satu contoh simbiosis mutualisme yaitu Triconympha sp. yang hidup dalam usus
rayap. Kemampuan Triconympha sp. mengurai selulosa, memberi kemampuan pada
rayap untuk mengonsumsi kayu. Zooflagellata dari genus Trypanosoma sp. bertanggung
terhadap penyakit tidur yang dapat menyebabkan kematian. Zooflagellata ini disebarkan
melalui lalat tse tse.

41
Sumber : Ferdinand dan Ariebowo, 2009
Gambar 2.7. Contoh Zoomastigophora

c. Ciliophora
Ciliophora disebut juga Cilliata. Anggota Filum Ciliophora merupakan organisme
uniseluler soliter yang umumnya hidup di air tawar. Ciliata atau rambut getar adalah
penonjolan halus sitoplasma sel yang didukung oleh mikrofilamen (sitoskleton). Ciliata
memiliki banyak organel yang terspesialisasi, termasuk cilia (tunggal cilium), struktur
mirip rambut pendek di luar tubuhnya. Cilia mungkin menutupi seluruh bagian tubuh
Ciliata atau terlokalisasi. Golongan protozoa ini hidup diperairan air tawar atau asin.
Contoh: Paramecium sp. dan Stentor sp. pada genus Paramaecium,
Cilia pada Paramecium sp. menutupi seluruh bagian permukaan tubuh.
Koordinasi yang baik pada cilia menyebabkan dapat bergerak dengan cepat, sekitar satu
milimeter per detiknya. Walaupun merupakan sel tunggal, Paramaecium dapat merespons
lingkungan sekitarnya dengan baik. Jika bertemu dengan bahan kimia berbahaya atau
penghalang, sel secara cepat akan mundur dengan gerakan cilia menuju arah yang
berbeda.

42
Sumber : Ferdinand dan Ariebowo, 2009
Gambar 2.8. Contoh Paramaecium dengan trikosista (a) dan struktur tubuh Paramaecium
(b)

d. Foraminifera
Foraminifera merupakan Protozoa yang hidup di air laut. Anggota filum
ini umumnya hidup di pasir atau menempel pada batu dan alga. Akan tetapi,
beberapa terdapat juga sebagai plankton. Foraminifera memiliki cadangan
yang terbuat dari kalsium karbonat. Dari semua spesies Foraminifera yang
teridentifikasi, 90% adalah fosil. Cangkang Foraminifera yang telah menjadi
fosil, merupakan komponen penyusun sedimen laut.

43
Sumber : Ferdinand dan Ariebowo, 2009
Gambar 2.9 . Cangkang Foraminifera yang ditemukan di laut

e. Apicomplexa
Organisme Apicomplexa sebelumnya disebut sporozoa, bersifat parasitik dan
hidup di dalam tubuh atau sel inang mereka. Sporozoa ialah satu-satunya golongan protozoa
yang tidak memiliki alat gerak. Dinamakan demikian karena bentuknya menyerupai bola dan
berkembangbiak dengan spora. Pada umumnya kelompok ini hidup di dalam organisme lain
sebagai parasit. Contoh, Plasmodium sp. Apicomplexa memiliki kemampuan membentuk
spora, suatu struktur tetap yang penyebarannya melalui makanan, air, atau gigitan
serangga. Sporozoa tidak memiliki alat gerak, namun mengandung organel kompleks
yang membantunya menempel dan menyerang inang. Banyak anggotanya memiliki siklus
hidup yang kompleks. Oleh karena itulah filum ini disebut Apicomplexa. Salah satu
contoh Sporozoa yang terkenal adalah penyebab penyakit malaria, yaitu Plasmodium sp.
Terdapat beberapa spesies Plasmodium.
a) Plasmodium malariae yang memiliki masa sporulasi setiap 3 hari dan merupakan
penyebab penyakit malaria kuartana.
b) Plasmodium falciparum yang memiliki masa sporulasi tidak menentu, antara 1 sampai
3 hari, dan merupakan penyebab penyakit malaria tropika.

44
c) Plasmodium vivax yang memiliki masa sporulasi setiap 2 hari, dan merupakan
penyebab penyakit malaria tertiana.
Penyebaran Plasmodium terjadi ketika nyamuk Anopheles betina menusuk manusia yang
terkena penyakit malaria. Plasmodium akan terbawa bersama darah bersama ke dalam
tubuh nyamuk dalam bentuk gametosit. Di dalam tubuh nyamuk, gametosit berubah
menjadi gamet jantan dan gamet betina, lalu terjadi fertilisasi. Zigot hasil fertilisasi
merupakan fase haploid dari seluruh siklus hidup Plasmodium. Zigot menerobos dinding
usus dan mengisap makanan dari tubuh nyamuk. Zigot berkembang menjadi oosista yang
mengandung ratusan sporozoit. Sporozoit yang terbentuk berpindah ke kelenjar air liur
(saliva). Jika nyamuk betina mengisap darah manusia sehat, sporozoit akan dikeluarkan
bersama zat antikoagulan (zat anti pembekuan darah) dari nyamuk menuju peredaran
darah manusia. Kemudian, menuju ke sel hati. Setelah beberapa hari, akan terjadi
pembelahan dan terbentuklah merozoit yang menyerang sel-sel darah merah. Setelah sel-
sel darah merah pecah (sporulasi), merozoit akan keluar dan mencari sel darah merah
baru. Pada saat sel-sel darah merah pecah, penderita akan merasa demam. Siklus demam
bergantung pada spesies Plasmodium.
Setelah mengalami beberapa kali pembelahan, beberapa merozoit berubah menjadi
gametosit. Gametosit ini berada di dalam peredaran darah dan dapat terbawa oleh
Anopheles betina lainnya. Walaupun obat chloroquinone (kina) dapat membunuh parasit
malaria, amat disayangkan parasit ini mempunyai kemampuan untuk meningkatkan
kekebalan tubuhnya terhadap chloroquinone. Program pemusnahan nyamuk Anopheles
tidak berjalan dengan lancar karena nyamuk ini menjadi resisten atau tahan terhadap
pestisida. Para peneliti berharap dapat menggunakan teknik rekayasa genetik untuk
membuat nyamuk Anopheles memiliki kemampuan untuk membunuh parasit
Plasmodium, bukan menyebarkannya.
f. Actinopoda
Actinopoda adalah Heliozoa dan Radiozoa. Actinopoda artinya kaki sinar. Pemberian
nama ini mengacu pada bentuk pseudopodia runcing yang memencar dari tubuh
Actinopoda. Pseudopodia tipe ini disebut axopodia. Axopodia membantu organisme ini
mengapung dan memangsa organisme yang lebih kecil. Heliozoa umumnya hidup di air
tawar dan menggunakan axopodia untuk memangsa, sedangkan Radiozoa umumnya
hidup di laut dengan cangkang bersilikat yang berbeda-beda pada setiap spesies.

45
Sumber : Ferdinand dan Ariebowo, 2009
Gambar 2.10 . Contoh filum Actinopoda yaitu Heliozoa (a) dan Radiozoa (b) laut

3. Protista Mirip Jamur: Myxomycota (Jamur Lendir) & Oomycota


(Jamur air)
Jamur lendir dan jamur air adalah bukan jamur sejati. Mereka merupakan protista
yang pada masa hidupnya memiliki bentuk seperti jamur sejati yang membentuk
sporangia atau membentu filamen yang menyerupai hifa. Jamur lendir berwarna kuning
sementara jamur air berwarna putih. Dinding sel spesies ini tersusun atas selulosa
sementara jamur sejati dilindungi dinding sel dari zat kitin. Keduanya berperan sebagai
pengurai dalam ekosistem.
a. Protista Menyerupai Jamur
Protista mirip jamur tidak dimasukkan ke dalam fungi karena struktur tubuh dan
cara reproduksinya berbeda. Reproduksi jamur mirip fungi, tetapi gerakan pada fase
vegetatifnya mirip amoeba. Meskipun tidak berklorofil, struktur membran jamur ini mirip
ganggang Protista karena dalam stadium muda atau dewasa mampu bergerak aktif
seperti hewan.

46
Ayo Mencoba
Judul : Kehidupan di dalam Air

Tujuan
Mengamati mikroorganisme yang hidup dalam air sawah atau air kolam.

Alat dan Bahan


Botol air mineral bekas, air kolam atau air sawah, air minum atau air yang bersih, pipet,
mikroskop, dan kaca objek serta penutupnya.

Langkah Kerja
1. Masukkan air kolam atau air sawah ke dalam botol air mineral.
2. Ambillah air kolam atau air sawah menggunakan pipet, kemudian teteskan ke kaca
objek.
3. Setelah itu, tutup dengan kaca penutup objek.
4. Amatillah di bawah mikroskop dengan memulai dari perbesaran yang terkecil.
5. Apakah yang dapat kalian simpulkan dari kegiatan tersebut. Diskusikanlah bersama
kelompokmu. Presentasikan hasilnya di depan kelas.
Jawablah pertanyaan berikut untuk menyimpulkan fakta.
1. Setelah dilihat di bawah mikroskop, apakah yang kalian amati? Adakah
organisme yang bergerak?
2. Jika ada, gambarlah bentuk organisme yang diamati tersebut.
3. Lakukanlah hal yang sama, seperti pada langkah kerja tadi, tetapi menggunakan
air air minum atau air yang bersih. Bagaimana hasil pengamatan kalian? Buatlah
laporan tertulis dari hasil pengamatan kalian.
Klasifikasi Protista menyerupai jamur dibagi menjadi 4, yaitu:
1. Acrasiomycota
2. Myxomycota
3. Chytridiomycota
4. Oomycota

47
1. Acrasiomycota
Ciri Acrasiomycota adalah apabila berada dalam keadaan lingkungan normal
tubuh berbentuk miksamuba uninukleat (berinti satu), dan dapat membentuk pseudo
plasmodium multinukleat (berinti banyak) dapat membentuk sporangia bertangkai
yang berisi spora.
Umumnya terrestrial Merupakan sel tunggal yang bebas. Sel berkumpul membentuk
suatu masa multiseluler tunggal. Masa sel berbentuk siput, bergerak atau bermigrasi
menuju lokasi yang cacah. Ketika berhenti bergerak, siput mengatur untuk
membentuk tangkai (stalk) dengan kotak spora diujung (dipuncak). Reproduksi
dengan membentuk spora, pada saat kotak spora matang, kotak spora melepaskan
spora ke udara. Spora tersebut terdiri dari sel yang haploid.
Contoh : Dictyostelium sp, Discoideum sp

Sumber : http://www.formedium.com
Gambar 2.11. Dictyostelium discoideum

2. Myxomycota

Ciri-ciri myxomycota:
a. Jamur lendir terdapat banyak di hutan basah, batang kayu yang membusuk, tanah
lembab, sampah basah, kayu lapuk
b. Jamur lendir dapat berkembangbiak dengan cara vegetatif dan generatif.

48
Pada fase vegetatif, plasmodium bergerak amuboid mengelilingi dan menelan
makanan berupa bahan organik. Makanan dicerna dalam: Vacuola makanan, sisa yang
tidak dicerna ditinggal sewaktu plasmodium bergerak. Jika telah dewasa plasmodium
membentuk sporangium (kotak spora). Sporangium yang masak akan pecah dan spora
tersebar dengan bantuan angin. Spora yang berkecambah akan membentuk sel gamet
yang bersifat haploid.
Dalam keadaan lingkungan normal, tubuh berupa plasmodium multinukleat, jika
keadaan tidak menguntungkan akan membentuk sporangia yang bertangkai dan berisi
spora. Spora akan tumbuh menjadi miksamuba atau miksiflagella.

Arcyria denudate Fuligo septica


Sumber: http://www.hiddenforest.co.nz Sumber: http://www.commanster.eu

Tubifera ferruginosa Physarum polycephalum


Sumber : http://www.discoverlife.org Sumber : http://budisma.net
Gambar 2.12. Contoh Myxomycota

49
Sumber :www.biologi klaten.files
Gambar 2.13. Daur Hidup Myxomycotina dan Acraciomycotina

3.Chytridiomycota
Ciri-ciri chytridiomycota:
a. Tubuh umumnya uniseluler dan mampu bergerak aktif dan kebanyakan hidup di
lingkungan akuatik
b. Banyak yang hidup parasit pada algae, tanaman dan insekta, sebagian lain ada yang
saprofor
c. Reproduksi seksual dengan gametogami dan aseksual dengan zoospore berflagela
contoh : Citridiales sp

Sumber : www.biologiklaten.files
Gambar 2.14. Citridiales

50
4.Oomycota
Ciri-ciri Oomycota (Jamur air):
a. Tubuh berupa benang hifa tidak bersekat melintang di dalamnya berinti banyak ,
kebanyakan hidupnya di akuatik dan terrestrial
b. Dinding sel dari selulose
c. Reproduksi aseksual membentuk zoospora berflagel untuk berenang.
Reproduksi seksual dengan membentuk gamet (oogami) setelah fertilisasi membentuk
zigot dan tumbuh menjadi oospora.
Fase diploidnya panjang. Pembuahan seksual terjadi melalui bersatunya gamet jantan dan
betina menghasilkan oospora dengan fase diploid panjang
Contoh spesies dari Oomycota :
a) Sapralegria pamitic, Jamur yang hidup saprofit pada hewan-hewan yang mati di air/
kolam / aquarium
b) Phytophthora infestans, Jamur karat putih ada yang hidup saprofit dan ada yang hidup
parasit pada tanaman kentang
c) Phytophthora nicotianae, Jamur karat putih ada yang hidup saprofit dan ada yang
hidup parasit pada tanaman tembakau
d) Phytophthora faberi, Jamur karat putih ada yang hidup saprofit dan ada yang hidup
parasit pada tanaman karet
e) Phytophthora palmifora, Jamur karat putih ada yang hidup saprofit dan ada yang hidup
parasit pada tanaman kelapa
f) Phytophthora citrophthora, Jamur karat putih ada yang hidup saprofit dan ada yang
hidup parasit pada tanaman pada tanaman jeruk
g) Phythium sp, Jamur karat putih ada yang hidup saprofit dan ada yang hidup parasit
pada tanaman menyebabkan busuknya kecambah tembakau, kina, bayam, kemiri, jahe,
dan nanas.

51
Sumber : www.biologiklaten.files)
Gambar 2.15. Saprolegnia sp

b. Protista Mirip Tumbuhan: Algae (Ganggang)


Adalah golongan protista fotosintestik. Tubuhnya tersusun atas satu sel atau berkoloni
membentuk tubuh multiseuler. Berbeda dengan protoza, algae memiliki klorofil seperti pada
tumbuhan, dan para ahli meyakini bahwa algae adalah nenek moyang tumbuhan. Algae
multiseluler tidak memiliki jaringan, tubuhnya berbentuk lembaran yang disebut talus
(sebelumnya kelompok ini dimasukkan ke dalam kingdom tumbuhan thalophyta, tumbuhan
berbentuk lembaran). sisi dari uniseluler menuju multiseluler.
Protista mirip jamur atau yang lebih dikenal dengan jamur lendir memiliki
susunan sel, cara reproduksi, dan siklus hidup yang berbeda dari jamur. Berdasarkan
perbandingan molekuler, jamur lendir mirip dengan beberapa algae walaupun jamur
lendir tidak memiliki kloroplas. Algae (ganggang) dikelompokkan kedalam dunia
tumbuhan, namun karena semua ganggang tidak memiliki ciri pokok dunia tumbuhan
maka mereka dikelompokkan dalam dunia tersendiri yaitu Protista.
Sebagai organisme ber sel tunggal dan bersel banyak, algae mempunyai klorofil
untuk fotosintesis. Algae selain mempunyai klorofil, juga mempunyai pigmen lain seperti
fikosianin (warna biru), fikoeritrin (warna merah), fikosantin (warna coklat), xantofil
(warna kuning) dan karotin (warna keemasan).
Beberapa algae tubuhnya mempunyai thalus, yaitu struktur tubuhnya menyerupai
akar, batang dan daun sejati. Reproduksi vegetatif algae dengan cara membelah diri,
fragmentasi membentuk spora. Reproduksi secara generatif dengan cara menyatukan sel

52
gamet jantan dan betina. Hasil peleburan dua gamet yang berukuran sama disebut isogami
sedangkan yang berukuran tidak sama disebut anisogami.
Sebagai vegetasi perintis, algae menempel pada makhluk hidup lain atau di
tempat basah dan lembab. Beberapa algae ditemukan di perairan, baik air tawar maupun
air laut sebagai plankton.
Berdasarkan pigmen atau zat warna yang dikandung algae dikelompokkan menjadi 4
divisio, yaitu:
1. Ganggang hijau (Chlorophyta)
2. Ganggang coklat ( Phalaephyta)
3. Ganggang merah (Rhodophyta)
4. Ganggang keemasan ( Chrysophyta)

1.Ganggang hijau (Chlorophyta).


Chlorophyta adalah kelompok alga hijau. Algae ini tersusun atas satu sel atau
banyak sel. Ditemukan pada perairan air tawar (unisel) dan air laut (multisel). Spesies
uniseuler umumnya memiliki alat gerak. Berkemangbiak dengan membelah diri,
fragmentasi, atau konjugasi. Contoh: Euglena sp. (uniseluler) dan Ulna sp. (multiseluler).
Selain klorofil a dan klorofil b terdapat juga pigmen karoten dna xantofil.
Jenis ganggang ini hampir 90 persen hidup di air tawar dan 10 persen hidup di laut
sebagai plankton, menempel pada batuan atau tumbuhan lain. Jenis ganggang hijau
dikelompokkan menjadi :

a. Ganggang ber sel tunggal tidak bergerak


a) Chlorella sp berbentuk bulat, hidup di air tawar atau air laut, reproduksi secara
vegetatif dengan membelah diri. Banyak dimanfaatkan untuk mempelajari fotosintesis
b) Cholococcum sp berbentuk bulat, hidup di air tawar, reproduksi secara vegetatif
dengan membentuk zoospora secara generatif dengan isogami.

53
Sumber : Essential Biology
Gambar 2.16. Chlorella, ganggang hijau

b. Bersel tunggal bergerak


a) Chlamydomonas sp, berbentuk bulat telur, memiliki dua flagella, kloroplasnya
berbentuk mangkuk atau pita mengandung pyrenoid dan sigma. Reproduksinya dengan
membelah diri dan conjugasi.
b) Euglaena viridis, bentuk seperti mata, mempunyai satu flagella, klorofil dan sigma.
Reproduksinya dengan membelah diri. Euglaena ada yang dikelompokkan sebagai
protozoa

Sumber : www.image.biologiklaten.files
Gambar 2.17. Euglena

54
c. Berbentuk koloni tidak bergerak
Contoh : Hydrodiction sp, koloninya berbentuk jala, banyak ditemukan di air tawar,
Reproduksinya secara vegetatif dengan fragmentasi, dan secara generatif dengan
conjugasi.
d. Berbetuk koloni bergerak
Contoh Volox globator, bentuk koloninya menyerupai bola yang tersusun atas ribuan
volvox yang satu dengan lain dihubungkan dengan benang sitoplasma.
e. Berbentuk benang
Contoh : Spirogyra sp, kloroplasnya berbentuk spiral, hidup di air tawar. Reproduksinya
secara vegetatif dengan fragmentasi, dan secara generatif dengan conjugasi. Berbentuk
lembaran, Ulva disebut juga selada laut, menempel pada batu dan dapat dimakan. Ulva
(selada laut) mengalami tahap pergiliran hidup dari bentuk talus haploid multiseluler
menjadi diploid multisel

Sumber: Ferdinand dan Ariebowo, 2009


Gambar 2.18 . Tahap pergiliran hidup dari bentuk talus haploid multiseluler menjadi
diploid multisel

55
2. Ganggang coklat ( Phalaephyta)
Alga merupakan alga multiseluler dan makroskopik dan sering ditemukan di perairan
air laut. Tubuhnya dilapisi oleh gelatin untuk melindungi dari terpaan ombak. Reproduksi
secara seksual atau aseksual (spora). Banyak dimanfaatkan dalam industri makanan dan cat
karena memiliki zat algin. Contoh. Sargassum sp.
Ganggang coklat umumnya bersel banyak dengan pigmen berwarna coklat yang
dominan disamping klorofil a dan klorofil b. Bentuk tubuhnya menyerupai hewan tingkat
tinggi karena mempunyai bagian yang menyerupai akar, batang, dan daun. Ganggang ini
mudah dikenali dan hidup di pantai atau perairan dangkal. Cara reproduksi ganggang
coklat secara vegetatif dengan fragmentasi dan generatif melalui isogami atau oogami.
Jenis ganggang coklat ada 4 yaitu:
a. Laminaria, memiliki batang, daunnya berbentuk lembaran, mengandung yodium
dan asam alginat
b. Macrocystis, menghasilkan yodium dan asam alginat yang berfungsi sebagai bahan
industri
c. Sargasum, berbentuk lembaran, diantara batang dan tangkainya terdapat
gelembung udara
d. Fucus, bentuk daun berupa lembaran
3. Ganggang Merah (Rhodophyta)
Merupakan ganggang yang tubuhnya bersel banyak, mempunyai klorofil a dan
klorofil b serta pigmen berwarna merah (fikoeritrin) dan karotin. Bentuk tubuh
menyerupai tumbuhan tinggi dan hidup di laut, dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan
makanan agar-agar. Cara reproduksi ganggang merah secara vegetatif dengan membentuk
spora dan secara generatif dengan anisogami.
Jenis ganggang merah antara lain
a. Euchema spinosom, sebagai bahan pembuat agar-agar, terdapat di peraiaran Indonesia
b. Gelidium sp dan Gracilaria sp sebagai bahan pembuatan agar-agar, banyak terdapat di
negara dengan suhu yang agak dingin
4. Ganggang Keemasan (Chrysophyta)
Ganggang ini ber sel tunggal (unisellular) dan ber sel banyak (multisellular).
Ganggang keemasan mempunyai klorofil a dan klorofil b serta pigmen dominan
keemasan (karotin) dan fukosantin, hidup di air tawar. Jenis ganggang Ber sel tunggal,
yaitu:

56
a. Ochromonas, bentuk seperti bola, memilki flagela yang panjangnya tidak sama,
reproduksinya dengan cara membelah diri
b. Navicula atau Diatome, disebut juga ganggang kersik, bentuk tubuh kotak atau elips.
Jika mati fosilnya akan membentuk tanah diatome, yang berfungsi sebagai bahan
penggosok, campuran semen atau nitrogliserin pada bahan peledak. Reproduksinya
dengan cara membelah diri
c. Pinnularia, mirip diatome
Ber sel banyak yaitu; Vaucheria, tubuhnya berbentuk benang dan hidup di air tawar.
5.Ganggang Api (Pyrrophyta)
Terdapat satu kelompok ganggang lainnya yang terkenal dengan nama
Ganggang Api. Istilah ganggang api muncul karena beberapa alasan antara lain,
beberapa spesienya mampu berpendar, beberapa spesies pada musim tertentu dapat
meluap jumlahnya sehingga timbul red tide (air laut warna merah) beberapa
ganggang api juga ada yang menghasilkan racun dan dapat membunuh ikan dan
hewan laut di sekitarnya, bahkan, manusia yang memakan makanan laut yang sudah
tercemar racun tersebut dapat mengalami kerusakan otak. Ganggang api hanya hidup
di laut dan dikenal sebagai produsen utama plankton. Ganggang api bereproduksi
secara aseksual dengan pembelahan biner. Contoh ganggang api adalah gonyaulax
dan nocticula.
Tugas :
Bersama teman sebangku kalian, carilah informasi mengenai spesies Protista yang
menguntungkan. Pencarian dapat dilakukan melalui buku di perpustakaan,
majalah, koran, dan internet. Kumpulkan informasi sebayak-banyaknya dan jangan
lupa menuliskan sumber literatur kalian. Buatlah laporan tertulis, dan
presentasikan di depan kelasmu.

A.Peranan Protista Bagi Manusia


Protista memiliki beberapa nilai ekonomis bagi manusia adapun jenis Protista yang
menguntungkan bagi kehidupan manusia yaitu;
1. Chlorella selain berperan sebagai produsen di ekosistem perairan, juga dapat
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan protein sel tunggal (PST). digunakan
untuk suplemen makanan, obat-obatan, dan bahan kosmetik.
2. Gellidium; Gracilaria, digunakan sebagai bahan pembuatan agar-agar.

57
3. Laminaria digitalis, sebagai penghasil yodium untuk penyakit gondok.
4. Foraminifera mempunyai kerangka luar dari zat kapur dan fosilnya dalam jumlah
tertentu dapat membentuk endapan tanah globigerina yang dapat digunakan
sebagai petunjuk adanya minyak bumi.
5. Radiolaria mempunyai kerangka dari zat kersik. Radiolaria yang mati akan
meninggalkan cangkangnya dan membentuk tanah radiolaria yang dapat
digunakan sebagai bahan penggosok. isolasi bahan dasar industri kaca, dan
penyaring bakteri.
6. Paramaecium dapat juga digunakan sebagai organisme indikator terjadinya
pencemaran air oleh zat organik.
7. Porphyra (alga merah), digunakan sebagai suplemen makanan.
8. Rhodymenia palmata (alga merah), digunakan sebagai sumber makanan.
9. Macrocrystas pyrifera, menghasilkan iodin yaitu unsur yang dapat mencegah
penyakit gondok.
10. Macrocystis (alga cokelat), digunakan sebagai makanan suplemen untuk ternak
karena kaya Na, P, N, Ca.
11. Laminaria; Fucus; Ascophylum, menghasilkan asam alginat sebagai pengental
dalam produk makanan (sirup, coklat, permen, sald, keju, es krim) dan pengental
dalam industri (lem, tekstil, pelapis kertas, tablet anti-biotik, pasta gigi).
12. Ganggang keemasan misalnya diatom, sisa sisa cangkangnya membentuk tanah
dan dapat digunakan sebagai bahan peledak.
13. Zooplankton di ekosistem perairan sebagian besar adalah protista berklorofil yang
berguna sebagai makanan ikan dan arthropoda air.
14. Entamoeba coli di dalam usus besar mamalia ikut berperan dalam proses
pembusukan sisa makanan.

B. Beberapa Protista yang merugikan adalah:


1. Trypanosoma gambiense menyebabkan penyakit tidur pada manusia (sleeping
sickness atau trypanosomiasis). Protista ini hidup di dalam darah manusia. Vektor
perantaranya adalah lalat tse-tse dari jenis Glossina tachionides.
2. Trypanosoma evansi menyebabkan penyakit surrah pada ternak sapi, kuda, dan
kerbau. Banyak berjangkit di daerah tropis termasuk Indonesia. Vektor
perantaranya adalah lalat dari genus Tabanus.

58
3. Trypanosoma rhodesiense, sama halnya dengan Trypanosoma
gambiense,menyebabkan penyakit tidur pada manusia. Yang membedakan adalah
vektor perantaranya yaitu lalat tse-tse dari jenis Glossina morsitans dan Glossina
palpalis.
4. Entamoeba histolytica hidup di dalam liang usus manusia, menyebabkan
kerusakan jaringan pada usus dan diare.
5. Entamoeba hartmani hidup di dalam liang usus manusia, penyebab disentri tetapi
efeknya tidak lebih parah dari Entamoeba histolytica.
6. Entamoeba gingivalis hidup di dalam rongga mulut manusia, ada disela-sela gigi
atau di leher gigi, tenggorokan, dan tonsil. Tidak bersifat patotenik akan tetapi
dapat memperparah terjadinya radang gusi.
7. Leishmaania donovani menyebabkan penyakit kala azar pada manusia. Penderita
biasanya demam berkepanjangan, hati, dan limfanya membesar, serta terjadinya
ulcers atau luka pada ususnya.
C. Peran Virus dan Protista dalam Agribisnis dan Agroteknologi
a) Pembuatan Vaksin
Vaksin adalah mikroorganisme patogen yang telah dilemahkan atau dimatikan yang
kemudian dimasukkan ke tubuh hewan atau manusia agar di dalam tubuh tersebut
menghasilkan antibodi untuk melawan serangan virus.
Cara pembuatan vaksin ada 2 macam konvensional (tradisional) dan rekayasa genetika.
Beberapa tipe vaksin yang dibuat melalui cara konvensional, yaitu:
- Vaksin yang berasal dari patogen yang telah dimatikan oleh bahan kimia atau oleh
pemanasan. Tipe vaksin ini hanya membentuk respons kekebalan sementara,
misalnya vaksin influenza.
- Vaksin yang berasal dari patogen yang dilemahkan. Tipe vaksin ini menimbulkan
respons kekebalan yang lebih lama masanya, misalnya vaksin gondong.
- Vaksin yang berasal dari senyawa pantegonik mikroorganisme yang dibuat tidak
aktif, misalnya vaksin tetanus.
Cara konvensional menimbulkan efek samping yang merugikan, yaitu:
Patogen yang dipakai ternyata masih melakukan metabolism patogen masih memiliki
kemampuan menyebabkan penyakit. Ada orang yang alergi terhadap sisa-sisa sel yang
ditinggalkan produksi vaksin.

59
Prinsip-prinsip cara rekayasa genetika dalam pembuatan vaksin adalah dengan
memisahkan (mengisolasi) gen penyebab sakit pada virus, dan menyisipkan gen virus ke
sel bakteri sehingga terjadi rekombinan.
Rekombinan menghasilkan antigen, kemudian dikultur sehingga diperoleh antigen dalam
jumlah banyak. Antigen yang terbentuk kemudain diekstrak untuk dijadikan vaksin.
Contohnya pembuatan vaksin polio, rabies, cacar, hepatitis B, Rubella, dan campak.
b) Pembuatan Antitoksin
Antitoksin adalah sebuah antibodi dengan fungsi untuk menetralisir racun.
Antitoksin pasti diproduksi oleh hewan, tumbuhan, dan bakteri. Meskipun antitoksin
sangat berguna untuk menetralisir racun, antitoksin dapat membunuh bakteri dan
mikroogranisme lainnya.
Gen manusia adalah gen yang menguntungkan yang dapat mengendalikan produksi
antitoksin. Jika oleh DNA virus, DNA manusia disambungkan dengan DNA bakteri, sel
bakteri tersebut akan mengandung gen manusia penghasil antitoksin. Jadi, yang mulanya
gen bakteri tidak mengandung antitoksin manusia, sekarang mampu memproduksi
antitoksin manusia. Pembelahan akan terus-menerus dilakukan oleh bakteri. Setiap
bakteri baru dipastikan mengandung antitoksin yang dihasilkan oleh DNA manusia.
Antitoksin dapat dipisahkan dan dimanfaatkan untuk pelawan penyakit pada manusia.
Dengan rekayasa genetik, dapat dikatakan bahwa virus dapat dimanfaatkan sebagai
perantara gen manusia atau gen makhluk hidup lainnya untuk masuk ke dalam sel bakteri
agar sel bakteri tersebut membawa sifat gen manusia atau gen makhluk hidup lain.
c) Penggunaan Virus untuk Membasmi Hama Tanaman
Dalam bidang pertanian, virus dapat digunakan sebagai biopestisida untuk
membasmi hama tanaman budidaya, misalnya Baculovirus. Virus ini apabila
disemprotkan pada tanaman budidaya yang tanpa sengaja akan termakan oleh serangga
hama. Serangga hama menjadi sangat rakus dan selalu melakukan perkawinan dan
menyebabkan kematian masal.

60
Rangkuman

Kata protista berasal dari bahasa yunani yaitu protos yang berarti pertama.
Dinamakan demikian karena menurut para ahli, protista adalah organisme eukariotik
pertama yang terbentuk dari evolusi organisme prokariota.
Protista adalah mikroorganisme eukariot yang bukan hewan, tumbuhan maupun fungi.
Penggunaannya masih digunakan untuk kepentingan kajian ekologi dan morfologi bagi
semua organisme eukariotik bersel tunggal yang hidup secara mandiri atau, jika
membentuk koloni bersama-sama namun tidak menunjukkan diferensiasi
menjadi jaringan yang berbeda-beda.
Protista merupakan salah satu kingdom yang memiliki kelompok mirip dengan makhluk
lainnya. Protista mirip jamur, Protista mirip tumbuhan, dan Protista mirip hewan.
Kelompok protista memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel. Adapun protista
multiseluler merupakan bentuk koloni dari sel – sel protista, belum membentuk suatu
jaringan seperti yang ditemukan pada kelompok algae makroskopis. Sel- sel protista
melakukan semua fungsi fisiologis kehidupan organisme: bernapas, makan, sampai
bereproduksi. sementara protista multiseluler melakukan kerjasama untuk menjalankan
fungsi – fungsi tersebut tanpa harus membagi tugas, seperti pada organisme multiseluler
sejati.
Sel eukariotik ialah sel yang telah memiliki inti sejati. Hal ini ditandai dengan
adanya membran inti yang memisahkan materi genetik dengan sitoplasma. Selain itu,
protista juga memiliki organel – organel bermembran seperti mitokondria, kloroplas
(algae), retikulum endoplasma, atau badan golgi dan vakuola. Protista merupakan
oganisme eukaryiotik yang paling tertua. Fosil protista ditemukan telah hidup sejak 2,1
milyar tahun yang lalu. Para ahli evolusi meyakini bahwa protista merupakan bentuk
evolusi dari organisme prokariotik dan meyakini bahwa protista adalah nenek moyang
organisme eukariotik lainnya.
Kelompok protista pada umumnya dapat ditemukan pada perairan tawar atau
asin, atau daerah lembab. Namun ada juga protista yang hidup dalam organisme lain
sebagai parasit atau simbiosis.
Berdasarkan cara memperoleh sumber makanannya, protista dikelompokkan menjadi:
a. Fotoautotrof adalah kelompok protista fotosintetik yang mampu membuat makannya
dari senyawa anorganik dengan bantuan cahaya. Oleh karena itu, organisme ini disebut
protista mirip tumbuhan (algae).

61
b. Heterotrof adalah protista yang mendapatkan makannya dari organisme lain dengan
cara memangsa atau mengadakan simbiosis atau parasitisme. Kelompok ini adalah
protista mirip hewan (protozoa).
c. Saprofit adalah protista yang memiliki peranan sebagai pengurai (dekomposer) karena
dapat mencerna sisa organisme dengan enzim yang dikeluarkan kelingkungan. Kemudian
sari – sari makannya akan diabsorp ke dalam tubuh. Kelompok protista ini disebut mirip
jamur.
Protista dikelompokkan menjadi: protista menyerupai hewan, protista menyerupai jamur,
dan protista menyerupai tumbuhan
Protista yang menyerupai hewan disebut protozoa. Protozoa dibagi ke dalam 6
filum, yaitu Rhizopoda, Zoomastigophora, Ciliophora, Foraminifera, Apicomplexa, dan
Actinopoda.
Protista mirip jamur tidak dimasukkan ke dalam fungi karena struktur tubuh dan
cara reproduksinya berbeda. Reproduksi jamur mirip fungi, tetapi gerakan pada fase
vegetatifnya mirip amoeba. Meskipun tidak berklorofil, struktur membran jamur ini mirip
ganggang, adapun klasifikasinya dibagi menjadi 4, yaitu: Acrasiomycota, Myxomycota,
Chytridiomycota, Oomycota
Protista mirip jamur atau yang lebih dikenal dengan jamur lendir memiliki
susunan sel, cara reproduksi, dan siklus hidup yang berbeda dari jamur. Berdasarkan
perbandingan molekuler, jamur lendir mirip dengan beberapa algae walaupun jamur
lendir tidak memiliki kloroplas. Algae (ganggang) dikelompokkan kedalam dunia
tumbuhan, namun karena semua ganggang tidak memiliki ciri pokok dunia tumbuhan,
maka mereka dikelompokkan dalam dunia tersendiri yaitu Protista.
Sebagai organisme ber sel tunggal dan bersel banyak, algae mempunyai klorofil
untuk fotosintesis. Algae selain mempunyai klorofil, juga mempunyai pigmen lain seperti
fikosianin (warna biru), fikoeritrin (warna merah), fikosantin (warna coklat), xantofil
(warna kuning) dan karotin (warna keemasan).
Beberapa algae tubuhnya mempunyai thalus, yaitu struktur tubuhnya menyerupai akar,
batang, dan daun sejati. Reproduksi vegetatif algae dengan cara membelah diri,
fragmentasi membentuk spora. Reproduksi secara generatif dengan cara menyatukan sel
gamet jantan dan betina. Hasil peleburan dua gamet yang berukuran sama disebut isogami
sedangkan yang berukuran tidak sama disebut anisogami. Sebagai vegetasi perintis, algae
menempel pada makhluk hidup lain atau di tempat basah dan lembab. Beberapa algae
banyak ditemukan di perairan, baik air tawar maupun air laut sebagai plankton.

62
Berdasarkan pigmen atau zat warna yang dikandung algae dikelompokkan menjadi empat
divisio, yaitu:
1. Ganggang hijau (Chlorophyta)
2. Ganggang coklat ( Phalaephyta)
3. Ganggang merah (Rhodophyta)
4. Ganggang keemasan ( Chrysophyta)
Beberapa jenis Protista yang menguntungkan bagi kehidupan manusia yaitu;
1. Chlorella selain berperan sebagai produsen di ekosistem perairan, juga dapat
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan protein sel tunggal (PST). digunakan
untuk suplemen makanan, obat-obatan, dan bahan kosmetik.
2. Gellidium; Gracilaria, digunakan sebagai bahan pembuatan agar-agar.
3. Laminaria digitalis, sebagai penghasil yodium untuk penyakit gondok.
4. Foraminifera mempunyai kerangka luar dari zat kapur dan fosilnya dalam jumlah
tertentu dapat membentuk endapan tanah globigerina yang dapat digunakan
sebagai petunjuk adanya minyak bumi.
5. Radiolaria mempunyai kerangka dari zat kersik. Radiolaria yang mati akan
meninggalkan cangkangnya dan membentuk tanah radiolaria yang dapat
digunakan sebagai bahan penggosok. isolasi bahan dasar industri kaca, dan
penyaring bakteri.
6. Paramaecium dapat juga digunakan sebagai organisme indikator terjadinya
pencemaran air oleh zat organik.
7. Porphyra (alga merah), digunakan sebagai suplemen makanan.
8. Rhodymenia palmata (alga merah), digunakan sebagai sumber makanan.
9. Macrocrystas pyrifera, menghasilkan iodin yaitu unsur yang dapat mencegah
penyakit gondok.
10. Macrocystis (alga cokelat), digunakan sebagai makanan suplemen untuk ternak
karena kaya Na, P, N, Ca.
11. Laminaria; Fucus; Ascophylum, menghasilkan asam alginat sebagai pengental
dalam produk makanan (sirup, coklat, permen, sald, keju, es krim) dan pengental
dalam industri (lem, tekstil, pelapis kertas, tablet anti-biotik, pasta gigi).
12. Ganggang keemasan misalnya diatom, sisa-sisa cangkangnya membentuk tanah
dan dapat digunakan sebagai bahan peledak.
13. Zooplankton di ekosistem perairan sebagian besar adalah protista berklorofil
yang berguna sebagai makanan ikan dan arthropoda air.

63
14. Entamoeba coli di dalam usus besar mamalia ikut berperan dalam proses
pembusukan sisa makanan.
Beberapa jenis Protista yang merugikan, antara lain:
1. Trypanosoma gambiense menyebabkan penyakit tidur pada manusia (sleeping
sickness atau trypanosomiasis). Protista ini hidup di dalam darah manusia. Vektor
perantaranya adalah lalat tse-tse dari jenis Glossina tachionides.
2. Trypanosoma evansi menyebabkan penyakit surrah pada ternak sapi, kuda, dan
kerbau. Banyak berjangkit di daerah tropis termasuk Indonesia. Vektor
perantaranya adalah lalat dari genus Tabanus.
3. Trypanosoma rhodesiense, sama halnya dengan Trypanosoma
gambiense,menyebabkan penyakit tidur pada manusia. Yang membedakan adalah
vektor perantaranya yaitu lalat tse-tse dari jenis Glossina morsitans dan Glossina
palpalis.
4. Entamoeba histolytica hidup di dalam liang usus manusia, menyebabkan
kerusakan jaringan pada usus dan diare.
5. Entamoeba hartmani hidup di dalam liang usus manusia, penyebab disentri tetapi
efeknya tidak lebih parah dari Entamoeba histolytica.
6. Entamoeba gingivalis hidup di dalam rongga mulut manusia, ada disela-sela gigi
atau di leher gigi, tenggorokan, dan tonsil. Tidak bersifat patotenik akan tetapi
dapat memperparah terjadinya radang gusi.
7. Leishmaania donovani menyebabkan penyakit kala azar pada manusia. Penderita
biasanya demam berkepanjangan, hati, dan limfanya membesar, serta terjadinya
ulcers atau luka pada ususnya.

64
UJI KOMPETENSI

1. Spirulina adalah alga yang dapat digunakan sebagai sumber makanan pada masa yang
akan datang. Alga ini termasuk kelompok alga ....
a. hijau
b. merah
c. Hijau-biru
d. pirang
e. Keemasan
2. Virus adalah mikroorganisme terkecil, karena virus dapat melewati saringan kuman.
Virus terdiri dari beberapa bagian, partikel virus lengkap disebut ?
a. Virion
b. Varion
c. Kapsid
d. Kapsomer
e. nukleotida
3. Penyakit mana yang disebabkan oleh virus?
a. Herpes
b. DBD
c. Demam tifoid
d. TBC
e. Kusta
4. Penyakit di bawah ini disebabkan virus kecuali....
a.Campak jerman
b. HIV
c. Demam
d. Ebola
e. Radang paru-paru

5. Protista yang mirip tumbuhan uniseluler disebutjuga ....


a. Fungi

65
b. Zooplankton
c. Dinoflagellata
d. Fitoplankton
e. Alga
6. Protista yang bergerak dengan menggunakan pseudopodia atau kaki semu adalah
Protista dengan filum .....
a. Rhizopoda
b. Ciliophora
c. Foraminifera
d. Actinopoda
e.Zoomastigophora
7. Sel pada Protista telah memiliki membran inti atau disebut juga organisme ….
a. uniseluler
b. multiseluler
c. prokariotik
d. tingkat tinggi
e. Eukariotik
8. Protista yang bergerak dengan menggunakan pseudopodia atau kaki semu adalah
Protistadengan filum ....
a. Zoomastigophora
b. Rhizopoda
c. Ciliophora
d. Foraminifera
e. Actinopod
9. Kehidupan ganggang sangat dipengaruhi oleh keadaan cahaya, karbon dioksida,
oksigen, dan suhu air. Faktor-faktor tersebut berkaitan dengan aktivitas hidup berupa
....
a. pertumbuhan
b. reproduksi
c. gerak
d. metabolisme
e. Perkembangan
10. Penyakit malaria disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina yang
mengandung Plasmodium.

66
Plasmodium merupakan Protista dari filum ....
a. Zoomastigophora
b. Rhizopoda
c. Apicomplexa
d. Actinophora
e. Ciliophora
11. Ciri-ciri Protozoa antara lain:
1. uniseluler;
2. sel bersifat eukariotik;
3. mempunyai pseudopodia;
4. mempunyai alat gerak berupa rambut halus;
5. hanya mempunyai makronukleus saja.
Dari ciri-ciri tersebut yang merupakan ciri kelas
Ciliophora adalah ....
a. 1,2, dan 4
b. 1, 4, dan 5
c. 2, 4, dan 4
d.2, 4, dan 5
e. 3, 4, dan 5
12. Alga mempunyai klorofil sehingga dapat berfotosintesis. Dalam ekosistem perairan,
algae berperan sebagai .…
a. Produsen
b. Saprofit
c. Pengurai
d. Konsumen
e. Dekomposer

13. Phalaephyta a tampak berwarna coklat karena pada algae tersebut terkandung
pigmen…
a. Karoten
b. fikoeritrin
c. fikosianin
d. fikosantin
e. Klorofil

67
14.Penyebab warna daun kacang tanah kedil, kuning dan keriting adalah….
a. Virus
b. Protista
c. Fungi
d. bakteri
e. semuanya salah
15. Sel pada Virus telah memiliki membran inti atau
disebut juga organisme ….
a. uniseluler
b. multiseluler
c. prokariotik
d. tingkat tinggi
e. semua salah

68
BAB 3
PROKARIOT

Setelah mempelajari materi tentang Prokariot Kalian diharapkan mampu mendeskripsikan


dan mengidentifikasi ciri-ciri Prokariot serta peranannya bagi kehidupan dan mampu
menguraikan dengan benar deskripsi Prokariot serta peranannya bagi kehidupan

Peta Konsep

Prokariot

Arkeobacteria Eubakteria
Pembelahan Biner
Metanogen Bakteri
Konjugasi
Halofil ekstrim Cyanobacteria

Termofil ekstrim

69
A.Prokariot
Prokariot adalah makhluk hidup yang sedikit lebih kompleks dan sudah
mempunyai sel meskipun selnya masih sangat sederhana. Prokariota merupakan makhluk
hidup yang paling sederhana terdiri atas satu sel prokariot, yaitu sel yang belum
berselaput inti. Sesuai dengan namanya, kelompok ini selnya belum mempunyai
membran inti. Prokariota terbagi menjadi dua kelompok yaitu :
1. Arkeobakteria
Istilah ―Arkeo‖ berasal dari bahasa Yunani archaio yang berarti kuno. Spesies
Arkeobakteria menempati lingkungan yang ekstrem dan lingkungan ekstrem semacam
ini menyerupai habitat pada bumi purbakala. Mereka dapat hidup di tempat yang makhluk
hidup lain tidak dapat ditemukan. Arkeobakteria juga dapat ditemukan pada tempat
dengan kadar garam atau kadar asam sangat tinggi. Arkeobakteria juga ditemukan pada
sumber air panas dengan temperatur 92oC. Arkeobakteria adalah prokariot yang tempat
hidupnya di lingkungan ekstrem. Secara umum perbedaan keduanya dapat dilihat pada
Tabel 3.1.berikut ini.

Perbedaan Arkeobacteria Eubacteria


RNA polimerase Sepuluh arsitektur inti subunit Empat arsitektur inti subunit
Patogenisitas – Beberapa Eubacteria bersifat
patogen
Hubungan dengan Organisme Mutual, commensal Mutual, predatory, pathogenic
Lainnya
Struktur sel Peptidoglikan tidak ada, lipid Peptidoglikan, lipid ester-terkait
ether-terkait dalam bentuk dalam bentuk rantai lurus
rantai bercabang
Peranan di Alam Belum diketahui Peran penting dalam daur ulang
nutrisi
Sumber:
Tabel 3.1 Perbandingan karakteristik antara Arkeobakteria dan Eubakteria

Penemuan kelompok Arkeobakteria ini banyak menarik perhatian ahli biologi untuk
mempelajari gen-gen yang dapat mengkode enzim-enzimnya guna dimanfaatkan dalam
rekayasa genetik untuk menghasilkan organisme baru yang dapat hidup di lingkungan
ekstrem. Meskipun sel yang menyusun Arkeobakteria dan Eubakteria adalah sel
prokariot, keduanya masih mempunyai perbedaan mendasar dalam hal biokimia dan
fisiologi.

70
Sebagian besar Arkeobakteria menempati tempat yang lebih ekstrem di bumi. Para
ahli biologi telah mengidentifikasi tiga kelompok utama Arkeobakteria, yaitu kelompok
metanogen, halofil ekstrem, dan termofil ekstrem.
a.Metanogen
Dinamai metanogen karena sesuai dengan metabolisme energinya yang khas,
yaitu H2 digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi metana (CH4). Pembentukan metana
ini hanya dapat terjadi dalam kondisi yang benar-benar tanpa oksigen (anaerobik absolut).
Kelompok ini sangat tidak toleran terhadap oksigen ketika melakukan proses
pembentukan metana (metanogenesis) bahkan akan teracuni dengan adanya oksigen.
Kelompok ini hidup di dalam lumpur dan rawa tempat mikroba lain telah
menghabiskan semua oksigen. Hasil metanogenesis berupa metana, yang keluar sebagai
gelembung dari tempat tersebut, dikenal dengan gas rawa. Metanogen juga merupakan
pengurai penting yang digunakan dalam pengolahan kotoran. Beberapa petani telah
mencoba menggunakan mikroba ini untuk mengubah sampah dan kotoran hewan menjadi
metana yang dapat digunakan sebagai bahan bakar berharga. Spesies metanogen lain
menempati lingkungan anaerobik di dalam perut hewan dan berperan penting dalam
proses nutrisi seperti rayap, dan herbivora lain terutama yang mengandalkan makanan
dari selulosa.
b.Halofil Ekstrem
Halofil berasal dari bahasa Yunani halo artinya garam dan philos artinya
pencinta. Kelompok mikroba ini hidup di tempat dengan kadar garam tinggi seperti Great
Salt Lake dan Laut Mati. Beberapa spesies halofil ekstrem memiliki toleransi terhadap
salinitas (kadar garam rendah), sementara spesies lainnya memerlukan suatu lingkungan
yang sepuluh kali lebih asin dari air laut, untuk dapat tumbuh. Berbeda dengan kelompok
metanogen yang anaerob obligat, kebanyakan dari kelompok ini adalah aerobik obligat
atau membutuhkan oksigen untuk hidupnya.
c. Termofil Ekstrem
Mikroba termofil dapat bertahan hidup dalam lingkungan panas. Kondisi
optimum yang dibutuhkan adalah suhu 60oC – 80oC. Sebagai contoh, genus Sulfolobus
dapat hidup di mata air panas sulfur di Yellowstone National Park, dan mendapatkan
energinya dengan cara mengoksidasi sulfur. Termofil lain yang dapat melakukan
metabolisasi sulfur, hidup pada suhu 105oC di daerah dekat lubang hidrotermal di laut
dalam. Seorang ahli dari University of California bernama James Lake, meyakini bahwa

71
termofil ekstrem adalah prokariota yang paling dekat hubungan kekerabatannya dengan
eukariota (makhluk hidupyang selnya sudah mempunyai selaput inti).
B. Eubakteria
Bakteri selalu dihubungkan dengan sesuatu yang dapat menyebabkan penyakit.
Hal tersebut tidak sepenuhnya benar karena di antara sekian banyak jenis bakteri, hanya
1% yang bersifat patogen atau penyebab penyakit, sedangkan sisanya justru merupakan
organisme yang bermanfaat. Bakteri di alam jumlahnya sangat banyak. Sebagai contoh
dalam 1 gram tanah diperkirakan terkandung 100 juta sel bakteri, 1 ml susu segar
terkandung lebih dari 3.000 juta sel bakteri.
Bakteri bersama dengan fungi atau jamur, memegang peran penting bagi
kelangsungan hidup organisme lain. Mereka dapat menguraikan materi organik dari
tumbuhan dan hewan yang telah mati sehingga siklus materi dapat terus berlangsung.
Dengan berlangsungnya siklus materi, maka materi yang dibutuhkan oleh
makhluk hidup akan selalu tersedia. Selain dapat menimbulkan penyakit bagi manusia,
bakteri juga dapat digunakan untuk meningkatkan taraf hidup manusia karena dapat
meningkatkan ekonomi. Peran bakteri menguntungkan bagi manusia, akan dibahas pada
penjelasan selanjutnya.
a)Ciri-ciri bakteri
Bakteri bersel tunggal dan pada umumnya tidak berklorofil sehingga bersifat
heterotrof (tidak dapat membuat makanannya sendiri). Bakteri dan alga hijau-biru
dimasukkan dalam kelompok yang sama, yaitu Eubakteria karena adanya beberapa
kesamaan. Keduanya dibangun oleh sel prokariot dan keduanya mempunyai dinding sel.
Beberapa bakteri yang mempunyai pigmen serupa dengan klorofil. Bakteri
semacam ini dapat melakukan fotosintesis sehingga bersifat autotrof (dapat membuat
makanannya sendiri).
b)Ukuran Bakteri
Bakteri merupakan kelompok organisme bersel tunggal berukuran terkecil.
Satuan ukuran bakteri yang digunakan adalah m (mikrometer) yang setara dengan
1/1000 cm atau 1/1.000.000 m, diameter rata-rata dari bakteri adalah 1 m, sedangkan
panjangnya berkisar antara 0,1-100 m. Bakteri yang paling umum dipelajari berukuran
antara 0,5 – 1,0 x 2.0 –5.0 m.

72
Sebagai contoh bakteri stafilokokus dan streptokokus yang berbentuk bulat mempunyai
diameter berkisar antara 0,75-1,25 m. Bakteri bentuk batang seperti bakteri tifoid
penyebab penyakit tifus mempunyai diameter 0,5-1,0 m dan panjang 2-3 m.
Dengan ukuran yang sedemikian kecil, maka bakteri hanya dapat dilihat menggunakan
mikroskop dengan perbesaran tinggi. Oleh karena itu, bakteri dikatakan juga sebagai
mikroba atau mikroorganisme yang berarti organisme berukuran mikro.
c)Struktur Bakteri
Sel-sel bakteri dapat berbentuk bulat (kokus), batang (basilus), koma (vibrio) atau
spiral (heliks). Sel-sel tunggal bakteri biasanya berkelompok atau berkoloni membentuk
suatu susunan yang khas.
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium, dan usia.
Walaupun secara morfologi berbeda-beda, bakteri tetap merupakan sel tunggal yang
dapat hidup mandiri bahkan saat terpisah dari koloninya.
Bentuk bakteri sering digunakan sebagai salah satu dasar untuk identifikasi
bakteri. Untuk melihat struktur halus bakteri kita tidak dapat menggunakan mikroskop
cahaya, tetapi harus dengan mikroskop elektron. Permukaan luar bakteri biasanya
dilindungi oleh suatu lapisan lendir atau kapsul. Kapsul penting bagi bakteri karena
merupakan pelindung dan sebagai penyimpan cadangan makanan. Pada bakteri penyebab
penyakit, kapsul dapat berfungsi meningkatkan kemampuan bakteri dalam menginfeksi
inangnya atau dengan kata lain meningkatkan daya virulensi.

a. Kokus b. Basilus

73
c. Spirila
Sumber : http://pustaka.pandani.web.id
Gambar 3.1. Bentuk bakteri

Dinding sel merupakan lapisan yang terdapat diantara kapsul dan membranplasma.
Struktur dinding sel kaku sehingga dapat memberi bentuk pada sel. Dinding sel juga
berfungsi sebagai pelindung isi sel. Zat utama yang membangun dinding sel adalah
peptidoglikan, yaitu polimer dari asam amino dan asam glutamat. Bakteri juga dapat
dilengkapi dengan flagela, yaitu suatu alat yang dapat digunakan untuk membantu
pergerakan. Flagela bakteri bisa tunggal atau lebih dari satu. Seperti sel-sel lain, bakteri
juga dilindungi oleh membran plasma yang berfungsi antara lain untuk terjadinya reaksi
kimia. Struktur lain yang terdapat dalam sel bakteri, antara lain sitoplasma, ribosom,
DNA berbentuk lingkaran dan mesosom.

74
Sumber : https://aslam02.wordpress.com
Gambar 3.2. Struktur bakteri

Ayo Mencoba
Judul : Pengamatan Bakteri
Tujuan : Mengamati bentuk bakteri
Alat dan Bahan :
mikroskop, kaca objek, kaca penutup, lampu spirtus, metilin biru, susu dan tusuk
gigi
Langkah Kerja
1. Dengan tusuk gigi celupkan dalam susu kemudian oleskan pada kaca objek.
2. Teteskan metilin biru dan diamkan selama 8 menit. Hangatkan preparat di atas
api. Jangan terlalu panas, karena dapat merusak bentuk bakteri.
3. Setelah dingin, bilas dengan akuades. Kemudian, keringkan dengan bantuan
kertas tisu dan tutup dengan kaca penutup. Amati hasilnya dengan mikroskop.
4. Gambarkan untuk dipresentasikan di depan kelas.
Diskusikan dengan teman sekelasmu bagaimana bentuk bakteri yang ditemukan ?

75
d)Perkembangbiakan Bakteri
Bakteri merupakan makhluk hidup yang dapat berkembang biak dengan mudah.
Hal ini dapat tercermin dari keberadaannya disemua lingkungan dalam jumlah yang
sangat banyak. Bakteri dapat berkembang biak dengan cara membelah diri. Proses
pembelahan diri pada bakteri terjadi secara biner melintang. Pembelahan biner melintang
adalah pembelahan yang diawali dengan terbentuknya dinding melintang yang
memisahkan satu sel bakteri menjadi dua sel anak. Dua sel bakteri ini mempunyai bentuk
dan ukuran sama (identik). Sel induk mula-mula memanjang, kemudian terjadi
pelekukan dinding sel dan distribusi bahan inti, pembentukan dinding sel, dan akhirnya
terbentuk dua sel anak baru.

Sumber : http://www.biologionline.info
Gambar 3.3. Reproduksi bakteri dengan pembelahan biner melintang

Bakteri tidak melakukan pembiakan seksual yang sebenarnya, seperti yang terjadi
pada makhluk hidup eukariot. Hal ini karena pada bakteri tidak terjadi penyatuan sel
kelamin. Meskipun demikian, pada bakteri terjadi juga pertukaran materi genetik antara
satu sel dan sel pasangannya seperti yang terjadi pada pembiakan seksual sel eukariot.
Oleh karena itu, perkembangbiakan bakteri yang terjadi dengan cara ini disebut
perkembangbiakan paraseksual.

76
Terdapat tiga cara perkembangbiakan paraseksual yang dapat terjadi padabakteri, yaitu
- Transformasi adalah pemindahan potongan materi genetik atau DNA dari luar ke sel
bakteri penerima. Dalam proses ini tidak terjadi kontak langsung antara bakteri pemberi
DNA dan penerima.
- Konjugasi adalah penggabungan antara DNA pemberi dan DNA penerima melalui
kontak langsung. Jadi, untuk memasukkan DNA dari sel pemberi ke sel penerima harus
terjadi hubungan langsung.
- Transduksi adalah pemindahan DNA dari sel pemberi ke sel penerima dengan
perantaraan virus. Dalam hal ini, protein virus yang berfungsi sebagai cangkang
digunakan untuk membungkus dan membawa DNA bakteri pemberi menuju sel
penerima.

Reproduksi bakteri secara transformasi

Sumber : http://www.edubio.info/
Gambar 3.4. Transformasi
Dengan ditemukannya transformasi pada bakteri dapat dibuktikan bahwa ADN
merupakan bahan genetik. Selanjutnya penemuan ini menjadi kunci dalam biologi
molekul dan genetika modern. Pada proses transformasi fragmen ADN bebas bakteri
dimasukkan ke dalam sel bakteri resepien (penerima), selanjutnya fragmen ADN ini
bersatu dengan genom resepien. Hanya strain-strain kompeten (―Competent‖) dari
genera-genera bakteri tertentu yang dapat ditransformasikan. Strain kompeten ialah suatu
sel bakteri yang dapat mengambil suatu molekul ADN dan mentransformasikannya,
misalnya: Streptococcus pneumonia, Bacillus, Haemopphilus, Neisseria dan
Pseudomonas.
Mekanisme transformasi sebagai berikut ADN donor ditarik oleh sel resepien,
kemudian ADN donor terpisah menjadi dua, ADN resepien sebagian lepas meninggalkan
tempatnya, selanjutnya ADN donor menggantikan tempat ADN resepien yang
ditinggalkannya tersebut. Sehingga terbentuklah ADN rekombinan hasil hibrid antara
ADN donor dengan ADN resepien. Selanjutnya ADN rekombinan melakukan replikasi

77
untuk berkembang biak. Proses transformasi ini diketahui pertama kali oleh Frederick
Griffith.
Reproduksi bakteri secara transduksi

Sumber : http://www.edubio.info/
Gambar 3.5. Transduksi
Proses transduksi ini diketemukan oleh Norton Zinder dan Joshua Lederberg
pada tahun 1952. Reperoduksi bakteri dengan cara ini tidak melalui kontak langsung dua
bakteri, tetapi diperlukan adanya materi sebagai perantara yaitu virus yang hidup pada
inang bakteri (Bacteriofage).
Reproduksi bakteri secara konjugasi

Sumber : http://www.ebiologi.com
Gambar 3.6. Konjugasi

78
Pada proses konjugasi diperlukan kontak langsung antara sel donor dengan sel
resepien agar terjadi pemindahan bahan genetik. Pada proses konjugasi dapat dipindahkan
bahan genetik yang lebih panjang. Kemampuan untuk bertindak sebagai donor atau
resepien ditentukan oleh materi genetik disebut faktor kelamin (―faktor seks‖) atau faktor
F. Sel resepien dinyatakan dengan F. Proses konjugasi hanya dapat ditunjukkan pada
bakteri Gram negatip, misalnya: Escherichia, Shigella, Salmonella, Pseudomonas
aeruginea. Pertumbuhan bakteri dipengaruhi beberapa faktor antara lain: temperatur,
kelembaban, cahaya matahari, zat kimia, ketersediaan cadangan makanan dan zat sisa
metabolisme.
e)Pengelompokan Eubacteria
Menurut Campbell (1998), Eubacteria dibagi menjadi lima kelompok, yaitu
Proteobacteria,bakteri Gram positif, Spirochetes, Chlamydias, dan Cyanobacteria.
- Proteobacteria
Proteobacteria dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu bakteri ungu
kemoautotrof, Proteobacteria kemoautotrof, dan Proteobacteria
kemoheterotrof.
- Bakteri gram positif
Kelompok bakteri ini beberapa anggotanya dapat berfotosintesis dan
sebagian lagi ada yang bersifat kemoheterotrof. Dapat berbentuk endospora
ketika keadaan lingkungan kurang menguntungkan. Contoh bakteri ini misalnya
Clostridium dan Bacillus.
- Spirochetes
Bakteri ini memiliki bentuk sel heliks, memiliki panjang sampai 0,25mm.
Kelompok bakteri ini bersifat kemoheterotrof. Ada yang hidup bebas dan ada
yang patogen seperti Treponemapallidum yang menyebabkan sifilis.
- Chlamydias
Bakteri ini merupakan patogen beberapa penyakit. Energi untuk beraktivitas
diperoleh dari inangnya. Contohnya adalah Chlamydias trachomatis.
- Cyanobacteria
Cyanobacteria dahulu dikenal dengan nama ganggang hijau-biru (bluegreen
algae) serta dimasukkan dalam kelompok alga eukariotik. Akan tetapi,
belakangan diketahui bahwa alga ini termasuk prokariotik. Oleh karena itulah,
ganggang hijau-biru sekarang disebut Cyanobacteria dan dikelompokkan ke
dalam Eubacteria.

79
Cyanobacteria ada yang bersel satu dan ada yang bersel banyak. Cyanobacteria
memiliki klorofil yang tersebar di dalam plasma sel dan berpigmen fikobilin, yaitu
fikosianin (pigmen biru) dan fikoeritrin (pigmenmerah). Akan tetapi, fikosianin
lebih dominan sehingga Cyanobacteria dahulu disebut ganggang hijau-biru.
Cyanobacteria hidup di berbagai habitat. Ada yang hidup di air tawar dan air laut.
Bahkan suhunya pun berbeda-beda, dari yang bersuhu dingin, tropis, bahkan ada
yang tahan hidup di air panas. Cyanobacteria berkembangbiak dengan membelah,
fragmentasi, atau dengan spora. Contoh dari NCyanobacteria adalah Nostoc,
Chlorococcus, Oscillatoria, dan Anabaena.
Tugas
Kerjakanlah di dalam buku latihan kalian.
1. Sebutkan ciri-ciri kingdom Monera.
2. Mengapa makanan harus dimasak matang?
3. Sebutkan salah satu penyakit dan bakteri yang menimbulkan penyakit tersebut.

f)Pewarnaan Bakteri
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang
paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam proses ini,
olesan bakteri yang sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan: zat pewarna kristal violet,
larutan yodium, larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupa
zat warna safranin atau air fuchsin. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya,
ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini
pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneomococus dan bakteri Klebsiella
pneumoniae . Bakteri yang terwarnai dengan metode ini dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif. Bakteri Gram positif akan
mempertahankan zat pewarna kristal violet dan karenanya akan tampak berwarna ungu
tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram negatif akan kehilangan zat pewarna
kristal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya
dengan zat pewarna air fuchsin atau safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan
warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya.

80
Sumber : http://myze7386.blogspot.co.id
Gambar 3.7. Pewarnaan bakteri

g)Pengaruh lingkungan terhadap bakteri


Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan
dan reproduksi bakteri. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembapan, dan cahaya. Secara umum,
terdapat beberapa alat yang dapat digunakan untuk melakukan pengamatan sel bakteri
terhadap berbagai parameter tersebut, seperti mikroskop optikal, mikroskop elektron,
dan atomic force microscope (AFM).
a)Suhu
Suhu berperan penting dalam mengatur jalannya reaksi metabolisme bagi semua
makhluk hidup. Khususnya bagi bakteri, suhu lingkungan yang berada lebih tinggi dari
suhu yang dapat ditoleransi akan menyebabkan denaturasi protein dan
komponen sel esensial lainnya sehingga sel akan mati. Demikian pula bila suhu
lingkungannya berada di bawah batas toleransi, membran sitoplasma tidak akan berwujud
cair sehingga transportasi nutrisi akan terhambat dan proses kehidupan sel akan terhenti.
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 4 golongan yaitu:
(a) Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30 °C, dengan
suhu optimum 15 °C.
(b) Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55 °C, dengan
suhu optimum 25° – 40 °C.

81
(c) Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40° –
75 °C, dengan suhu optimum 50 - 65 °C
(d) Bakteri hipertermofil, yaitu bakteri yang hidup pada kisaran suhu 65 - 114 °C, dengan
suhu optimum 88 °C.
b) Kelembaban relatif
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembaban relatif (relative humidity, RH)
yang cukup tinggi, kira-kira 85%. Kelembaban relatif dapat didefinisikan sebagai
kandungan air yang terdapat di udara. Pengurangan kadar air dari
protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses
pembekuan dan pengeringan. Sebagai contoh, bakteri Escherichia coli akan mengalami
penurunan daya tahan dan elastisitas dinding selnya saat RH lingkungan kurang dari
84%. Bakteri gram positif cenderung hidup pada kelembaban udara yang lebih tinggi
dibandingkan dengan bakteri gram negatif terkait dengan perubahan struktur membran
selnya yang mengandung lipid bilayer.
c)Cahaya
Cahaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
bakteri. Secara umum, bakteri dan mikroorganisme lainnya dapat hidup dengan baik
pada paparan cahaya normal. Akan tetapi, paparan cahaya dengan intensitas sinar
ultraviolet (UV) tinggi dapat berakibat fatal bagi pertumbuhan bakteri. Teknik
penggunaan sinar UV, sinar x, dan sinar gamma untuk mensterilkan suatu lingkungan
dari bakteri dan mikroorganisme lainnya dikenal dengan teknik iradiasi yang mulai
berkembang sejak awal abad ke-20. Metode ini telah diaplikasikan secara luas untuk
berbagai keperluan, terutama pada sterilisasi makanan untuk meningkatkan masa simpan
dan daya tahan. Beberapa contoh bakteri patogen yang mampu dihambat ataupun
dihilangkan antara lain Escherichia coli 0157:H7 dan Salmonella.
d)Radiasi
Radiasi pada kekuatan tertentu dapat menyebabkan kelainan dan bahkan dapat
bersifat letal bagi makhluk hidup, terutama bakteri. Sebagai contoh pada manusia, radiasi
dapat menyebabkan penyakit hati akut, katarak, hipertensi, dan bahkan kanker. Akan
tetapi, terdapat kelompok bakteri tertentu yang mampu bertahan dari paparan radiasi yang
sangat tinggi, bahkan ratusan kali lebih besar dari daya tahan manusia tehadap radiasi,
yaitu kelompok Deinococcaceae.[43] Sebagai perbandingan, manusia pada umumnya tidak

82
dapat bertahan pada paparan radiasi lebih dari 10 Gray (Gy, 1 Gy = 100 rad), sedangkan
bakteri yang termasuk dalam kelompok ini dapat bertahan hingga 5.000 Gy.
Pada umumnya, paparan energi radiasi dapat menyebabkan mutasi gen dan putusnya
rantai DNA. Apabila terjadi pada intensitas yang tinggi, bakteri dapat mengalami
kematian. Deinococcus radiodurans memiliki kemampuan untuk bertahan terhadap
mekanisme perusakan materi genetik tersebut melalui sistem adaptasi dan adanya proses
perbaikan rantai DNA yang sangat efisien.

Tugas
Bersama teman sebangku kalian, buatlah daftar tabel berbagai jenis bakteri yang
menguntungkan serta manfaatnya. Carilah sumber dari buku, majalah, koran, dan
internet. Kalian juga dapat bertukar informasi dengan teman lainnya untuk melengkapi
tabel yang kalian buat. Jangan lupa untuk mencantumkan sumber yang kalian gunakan.
Presentasikan hasilnya di depan kelas.

h)Peran Bakteri
Bakteri pada umumnya adalah heterotrof. Namun, ada juga bakteri yang
autotrof, seperti bakteri kemosintetik. Bakteri ini mendapat energi melalui reaksi
kombinasi oksigen dengan molekul anorganik, seperti sulfur, nitrit, atau amonia. Dalam
prosesnya, mereka melepaskan sulfur atau nitrat, yang merupakan nutrisi penting bagi
tumbuhan, ke dalam tanah. Beberapa bakteri juga memiliki kemampuan untuk memecah
selulosa,
komponen utama pembentuk dinding sel tumbuhan. Terdapat bakteri yang memiliki
simbiosis (hubungan hidup bersama) dengan mamalia ruminansia (memamah biak,
seperti sapi, kambing, domba). Bakteri ini hidup di saluran pencernaan hewan memamah
biak dan membantu mencerna makanan berserat seperti rerumputan yang tidak dapat
dicerna sendiri oleh hewan tersebut. Simbiosis bakteri ini juga terdapat di dalam
pencernaan kita. Bakteri ini menguraikan makanan yang tidak dapat tercerna dan
mensintesis vitamin seperti vitamin K dan B12.
Cyanobacteria mempunyai peranan dalam kehidupan manusia. Misalnya, dalam
ekosistem, Cyanobacteria berperan sebagai produsen dan makanan bagi ikan-ikan kecil
dan udang-udang kecil. Cyanobacteria juga dapat dijadikan makanan. Contohnya
Spirulina yang dapat dijadikan sumber makanan alternatif karena kandungan proteinnya

83
yang tinggi.
Anabaena, Cyanobacteria bersel satu, dapat bersimbiosis dengan paku air Azolla
pinnata. Anabaena mengikat nitrogen bebas dari udara sehingga perairan cukup
mengandung senyawa nitrogen yang dapat langsung digunakan oleh tumbuhan lain.
Anabaena dapat ditemukan di sawah-sawah yang berair atau kolam yang dangkal.
i) Peran Merugikan Bakteri
Selain memiliki berbagai manfaat, bakteri juga ada yang dapat membahayakan
kesehatan manusia. Bakteri penyebab penyakit disebut juga bakteri patogen. Bakteri ini
menyintesis substansi beracun yang dapat menyebabkan penyakit. Contohnya,
Clostridium tetani dan Clostridium botulinum yang menyebabkan tetanus dan botulism
(keracunan makanan
yang dapat menyebabkan kematian). Bakteri anaerob ini dapat bertahan hidup dalam
bentuk spora apabila berada di lingkungan yang tidak menguntungkan.
Spora Clostridium tetani memasuki tubuh melalui luka atau tusukan. Setelah luka
menutup, spora bakteri akan pecah. Ketika mereka melakukan perbanyakan diri, bakteri
melepaskan racun yang memasuki aliran darah. Sifat patogen bakteri dapat menyebabkan
kematian, kemudian bakteri disalahgunakan. Penggunaan bakteri sebagai senjata biologis
dikembangkan oleh militer dan telah banyak menimbulkan korban jiwa. Bakteri Yersina
pestis, penyebab penyakit pes, telah digunakan pada perang di abad pertengahan. Bakteri
dapat menimbulkan kerugian baik bagi tumbuhan, hewan maupun manusia, terutama
karena bakteri dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Penyakit pada tumbuhan
yang ditimbulkan bakteri cukup beragam. Beberapa contoh penyakit pada tanaman yang
disebabkan oleh bakteri adalah:
- Penyakit Layu
Penyakit layu ini menyerang tanaman nilam Penyakit ini disebabkan oleh bakteri
Ralstonia solanacearum dan dapat menurunkan produksi nilam 60%. Gejala awal
serangan penyakit berupa salah satu daun pucuk layu dan diikuti dengan daun bagian
bawah. Setelah terlihat gejala lanjut dengan intensitas serangan di atas 50%, tanaman
akan mati dalam waktu 7 hari.

-Penyakit Hawar Daun Tanaman Padi


Penyakit yang menyerang tanaman padi pada bagian daun padi disebabkan oleh
bakteri Xanthomonas oryzae. Kerugian yang ditimbulkan sangatlah nyata, penurunan
produksi yang diakibatkannya mencapai 50%. Serangan penyakit ini dimulai dengan

84
gejala bercak kuning sampai putih berawal terbentuknya garis lebam berair pada bagian
tepi helaian daun. Bercak dimulai dari salah satu atau kedua tepi helaia daun, atau pada
tiap bagian helaian daun yang rusak dan berkembang hingga menutupi seluruh bagian
helaian daun.

- Penyakit Layu pada Cabai


Penyebab layu ini adalah Pseudomonas solanacearum yang serangannya ditandai
dengan gejala layu pada tanaman cabe yang mengalami kesembuhan pada waktu sore
hari, tetapi lama kelamaan kelayuannya terjadi secara keseluruhan dan menetap. Bakteri
ini menyerang hampir seluruh bagian tanaman cabai. Intensitas serangan ditimbulkan
bervariasi

- Penyakit Busuk Akar Tanaman Anggrek


Penyakit ini disebabkan oleh Bakteri pseudomonas (bakteri penyebab)
menyerang bagian akar tanaman anggrek grammatophyllum hingga membusuk. Jenis
bakteri aerob atau bakteri yang dapat hidup dan menyebar melalui oksigen. Sehingga jika
menemukan tanaman anggrek yang akarnya membusuk harus segera dibuang atau
dibakar agar tidak menyebar ke anggrek yang lain.

j) Peran Menguntungkan
Bakteri yang bermanfaat secara umum dipergunakan dalam berbagai bidang
seperti lingkungan, pangan, industri maupun pengobatan. Misalnya saja bakteri sporafit,
ia berperan penting dalam menguraikan jasad makhluk hidup yang telah mati juga sisa
atau kotoran dari organisme lainnya di dunia ini. Bakteri tersebut bekerja dengan cara
mengurai karbohidrat, protein juga komponen senyawa lainnya agar menjadi senyawa
amoniak, CO2 maupun komponen senyawa lainnya yang lebih sederhana dari asalnya.
Jenis bakteri saporafit atau bakteri pengurai antara lain proteus juga clostridium.
Bakteri yang menguntungkan lainnya adalah bakteri yang digolongkan ke dalam
kelompok nitrifikasi, yakni kelompok bakteri yang memiliki kemampuan untuk
menyusun sejumlah senyawa nitrat yang secara umum berlangsung di dalam tanah.
Bakteri yang masuk ke dalam kelompok ini memiliki sifat kemolitotrof. Di dalam
pertanian, keberadaan bakteri ini tentu menguntungkan sebab nitrat yang dihasilkan
sangat berperan dalam meningkatkan kualitas tanaman. Adapun bakteri yang masuk ke
dalam kelompok ini antara lain Pseudomonas stutzeri, paracoccus denitrificans,

85
Pseudomonas aeruginosa dan lain-lain. Selain bakteri ini, ada pula kelompok bakteri yang
diberi nama bakteri nitrogen. Bakteri ini juga menguntungkan petani sebab ia mampu
mengikat nitrogen yang ada di udara dan menyimpannya di akar sehingga tanaman akan
semakin subur. Jenis bakteri nitrat ini antara lain bakteri rhizobium, sinorhizobium,
mesorhizobium dan lain-lain.
Kegunaan lain dari bakteri adalah dapat menambat senyawa nitrogen dari udara.
Peran ini penting karena kebutuhan nitrogen tidak cukup hanya dipenuhi dari tanah
sebagai hasil proses penguraian di atas. Bakteri dapat memfiksasi atau menambat
nitrogen dari udara dengan cara bersimbiosis dengan akar tumbuhan kacang-kacangan
atau dengan membentuk bintil akar. Dalam simbiosis ini bakteri menyediakan nitrat yang
dibutuhkan tumbuhan, sedangkan tumbuhan menyediakan bahan makanan untuk
menunjang hidup bakteri. Contoh bakteri semacam ini adalah Rhizobium.

Sumber : www.google.co.id
Gambar 3.8. Rhizobium, bakteri penambat N udara

86
Sumber : https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Azotobacter
Gambar 3.9. Azotobacter, bakteri penambat nitrogen dalam siklus nitrogen

Beberapa bakteri telah lama digunakan dalam industri karena bakteri


dapat melakukan proses fermentasi. Dalam industri pengolahan makanan, bakteri
berperan dalam melakukan proses fermentasi suatu bahan menjadi bahan lain yang lebih
enak rasanya. Sebagai contoh, susu dapat diubah menjadi keju, mentega, atau yoghurt
oleh bakteri Lactobacillus dan Streptococcus lacti.
Berikut ini adalah beberapa bakteri penghasil antibiotik.
- Bacillus Brevis, merupakan bakteri penghasil antibiotik kerotrisin.
- Bacillus Polymyxa, merupakan bakteri penghasil antibiotik polymyxa.
- Bacillus Subtilis, merupakan bakteri penghasil antibiotik basitrasin
- Penicillium, merupakan bakteri penghasil antibiotik penisilin
- Sterptomyces aureofaciens, merupakan bakteri penghasil antibiotik tetracycline
- Streptomyces griseus, merupakan bakteri penghasil antibiotik streptomycin
- Streptomyces venezuelae, merupakan bakteri penghasil antibiotik chloramphonicol

Bakteri juga dimanfaatkan dalam industri lain, seperti pembuatan mentega yang
dilakukan oleh Streptococcus thermophilus. Beberapa produk yang dihasilkan bakteri
dapat dilihat pada Tabel di bawah.

87
No. Nama Bakteri Peranan
1 Lactobacillus bulgarius Memfermentasi susu menjadi lemak
2 Lactobacillus sp Produksi asinan buah
3 Streptococcus thermophilus Produksi mentega
4 Pediococccus cereviceae Produksi sosis
5 Streptococcus tactis Produksi kefir
6 Acetobacter xylinium Produksi nata de coco
7 Acetobacter sp Produksi asam cuka
8 Bacillus brevis Menghasilkan terotrisin (antibiotik)
9 Bacillus subtilis Menghasilkan basitrasin (antibiotik)
10 Polymyka Menghasilkan polimixin (antibiotik)
11 Lactobacillus cassei Produksi yoghurt
12 Thiobacillus thiozidans Produksi asam sulfat
13 Entamoeba coli Membusukkan sisa pencernaan
14 Rhizopus oligosporus Pembuatan tempe
15 Aspergillus oryzae Pembuatan tauco
16 Neurospora crassa Pembuatan oncom
17 Streptococcus laktis Pembuatan keju
18 Streptococcus cremoris Pembuatan keju
19 Rhizobium leguminosarum Fiksasi nitrogen dalam akar kacang
20 Entero bakteria Bakteri pengurai
Sumber:
Tabel 3.2. Bakteri yang menguntungkan dalam kehidupan manusia

Bakteri, terutama Escherichia coli dalam rekayasa genetik sering


digunakansebagai tempat terjadinya penggabungan gen untuk menghasilkan sifat-
sifatatau produk baru yang diinginkan, misalnya dalam memproduksi hormon insulin, gen
insulin yang terdapat pada manusia dipotong, kemudian disambungkan ke gen bakteri.
Selanjutnya bakteri inilah yang akan menghasilkan insulin dalam jumlah banyak karena
dalam DNA-nya telah terdapat gen insulin. Selain itu, bakteri E. coli juga digunakan
dalambioteknologi produksi interferon, yaitu suatu antivirus yang dihasilkan oleh sel-sel
manusia, tetapi melalui rekayasa genetika dapat diproduksi oleh bakteri tersebut.
Ada juga contoh bakteri yang berjasa mengurangi impor gula karena
menghasilkan glukosa isomerase. Glukosa isomerase adalah enzim yang dapat mengubah
glukosa menjadi gula yang jauh lebih manis, yaitu fruktosa. Fruktosa saat inibanyak
digunakan dalam berbagai industri makanan dan minuman sebagai bahan pemanis
menggantikan gula karenamenghasilkan rasa manis yang sama dengan pemakaian jauh
lebih sedikit. Fruktosa dapat dihasilkan dari bahan baku murah yang mengandung banyak
glukosa seperti sirup jagung dengan menggunakan enzim tersebut.

88
Jenis simbiosis lain terjadi pada tumbuhan Leguminoseae dengan bakteri
pengikat nitrogen yang hidup pada nodul akar tumbuhan tersebut. Bakteri ini menangkap
gas nitrogen (N2) yang tidak dapat digunakan secara langsung oleh tumbuhan dari udara
dalam tanah. Kemudian, bakteri tersebut menggabungkan nitrogen dengan hidrogen
untuk menghasilkan amonium (NH4+) yang merupakan nutrisi penting bagi tumbuhan.
Bakteri juga memiliki peranan yang penting dalam produksi makanan
bagi manusia, seperti dalam pembuatan keju, yoghurt, cuka, dan asinan. Pada umumnya,
proses produksi makanan dilakukan dengan bantuan bakteri melalui proses fermentasi.
Proses fermentasi merupakan proses perombakan senyawa organik kompleks menjadi
senyawa organik sederhana secara enzimatik dan anaerobik. Dalam proses anaerobik
tidak memerlukan oksigen, sedangkan aerobik memerlukan adanya oksigen.
Beberapa bakteri heterotrofik menggunakan energi dengan memecah molekul
organik yang kompleks (molekul yang mengandung karbon). Manusia telah mampu
memproduksi berbagai bahan berguna, namun dapat berbahaya pula bagi lingkungan,
misalnya detergen dan larutan beracun benzen. Bakteri dapat mendegradasi bahan-bahan
berbahaya ini. Istilah biodegradable (artinya dapat dipecah oleh makhluk hidup)
menunjukkan hasil kerja dari bakteri pengurai bahan-bahan tersebut.
Penggunaan agen hayati sebagai pengurai limbah disebut bioremediasi. Bakteri
juga memegang peranan penting dalam siklus hidup ekosistem. Bakteri memecah sampah
dan jasad mati dari tumbuhan dan hewan serta melepaskan nutrisi penting untuk
digunakan kembali oleh makhluk hidupnya.
2.Sianobakteri
Sianobakteri atau cyanophyta sering disebut juga alga hijau-biru. Seperti halnya
bakteri, Sianobakteri merupakan organisme prokariot (inti selnya belum mempunyai
membran). Sianobakteri ini dapat kalian temukan di berbagai lingkungan mulai dari air
laut, kolam, danau, tanah, permukaan batuan, kulit kayu, tembok basah sampai di sumber
air panas.
a. Ciri-Ciri Sianobakteri
Organisme ini mempunyai beberapa kesamaan dengan bakteri. Selain inti selnya
belum bermembran, Sianobakteri tidak mempunyai beberapa macam organel
(mitokondria dan plastida) seperti yang dimiliki sel eukariot.
Seperti halnya bakteri, kelompok ini juga mempunyai dinding sel yang dibangun
oleh molekul karbohidrat, namun tidak seperti kebanyakan bakteri, seluruh spesies

89
Sianobakteri mampu melakukan proses fotosintesis. Meskipun demikian, proses
fotosintesis tidak terjadi pada kloroplas seperti halnya yang terjadi pada tumbuhan tinggi.
Dengan demikian, Sianobakteri
termasuk organisme autotrof atau organisme yang dapat menghasilkan makanannya
sendiri.
Selain klorofil, Sianobakteri mempunyai pigmen karotenoid (berwarna oranye),
fikosianin (berwarna biru), dan fikoeretrin (berwarna merah). Pada Arkeobakteria dan
Eubakteria umumnya pigmen yang paling dominan selain klorofil adalah fikosianin
sehingga penampakan Sianobakteri hijau kebiruan. Namun, ada juga Sianobakteri yang
berwarna kemerahan, kuning kecokelatan atau cokelat kehitaman.
b. Ukuran Sianobakteri
Sel pada Sianobakteri atau Cyanophyta berukuran mikro. Namun, jika sel-selnya
membentuk koloni, ukuran koloninya cukup besar sehingga dapat dilihat dengan mata
telanjang. Ukuran sel Sianobakteri dapat bervariasi dengan diameter antara 0,5 sampai 1

terbesar adalah Oscillatoria princeps, organisme ini juga merupakan organisme prokariot
terbesar.
c. Struktur Sianobakteri
Sel Sianobakteri dapat berbentuk bulat atau batang dan dapat berkoloni.
Koloninya dapat berbentuk benang atau filamen juga berbentuk tandan. Macam-macam
bentuk Sianobakteri dapat dilihat pada Gambar 3.10

Sumber : nationalgeographic.co.id , www.solociencia.com, www.biologipedia.com


Gambar 3.10 Macam-macam Sianobakteri

Dinding sel Sianobakteri tersusun dari peptidoglikan, yaitu bahan yang sama
dengan bahan penyusun dinding sel bakteri. Dinding sel ini pada bagian luarnya sering

90
dilapisi oleh lapisan pelindung yang terbuat dari zat seperti jeli. Jeli selain berfungsi
sebagai pelindung, juga merupakan bahan yang dapat menyatukan sel dengan sel lainnya
dalam membentuk koloni.
Beberapa Sianobakteri dapat membentuk sel khusus berdinding tebal yang
disebut heterokista. Di dalam heterokista terdapat enzim nitrogenase yang dapat
memfiksasi N2 dari udara sehingga Sianobakteri yang mempunyai heterokista, selain
dapat melakukan fotosintesis juga dapat memfiksasi nitrogen dari udara. Struktur
heterokista dapat dilihat pada Gambar 3.13.
Struktur morfologi : bentuknya masih
filament yang terdiri dari sel-sel bulat,
koloni, memiliki heterokista dengan
sedikit lapisan lendir, mempunyai
heterokista.
Cara hidup anabaena cydaceae
berkoloni Kandungan zat warna :
klorofil, karotenoid, fikobilin.
Sumber: (http://biologi-kependidikan)
Reproduksi Fragmentasi menggunakan
Gambar 3.11.Anabaena cycadae
hormogonium.
Habitat : pada akar cycas rumpii
Manfaatnya mengikat nitrogen bebas di udara dengan bersimbiosis dengan Azola
cycadae sehingga dapat menyuburkan tanah. dapat menghasilkan racun (toxin algae)
yang berbahaya. Ciri khusus akinet berdinding tebal mengandung banyak cadangan
makanan.

c. Perkembangbiakan Sianobakteri
Perkembangbiakan Sianobakteri dapat melalui pembelahan sel, fragmentasi, dan
pembentukan spora khusus yang disebut akinet. Pembelahan sel terjadi pada Sianobakteri
bersel tunggal, sedangkan fragmentasi terjadi pada Sianobakteri yang berbentuk filamen.
Pada peristiwa fragmentasi sebelumnya dibentuk suatu struktur khusus yang disebut
hormogonium.
Hormogonium adalah bagian dari filamen yang akan terpisah dan kemudian dapat
membentuk individu baru.
Pada beberapa Sianobakteri bisa terbentuk spora khusus berdinding tebal yang
disebut akinet. Dengan dindingnya yang tebal, akinet dapat bertahan hidup dalam kondisi

91
lingkungan yang kurang menguntungkan, seperti keadaan gelap, kekeringan atau keadaan
sangat dingin. Jika kondisi lingkungan membaik, dinding sel dari spora ini kemudian
akan pecah dan isinya dapat berkecambah membentuk individu baru. Struktur
hormogonium dan spora (akinet) dapat kamu lihat pada Gambar 3.12

Sumber : https://mediabelajaronline.blogspot.co.id
Gambar 3.12. Struktur hormogomium dan akinet

d.Peran Alga Hijau-Biru


Seperti telah disinggung pada penjelasan sebelumnya, Sianobakteri dapat
memfiksasi nitrogen. Enzim yang terdapat dalam tubuhnya mampu mengubah N2 dari
udara menjadi senyawa nitrat yang digunakan tumbuhan sebagai sumber nitrogen. Salah
satu Sianobakteri , yaitu Anabaena, dapat bersimbiosis dengan tumbuhan Azolla pinnata.
Azolla pinnata akan mendapat sumber nitrogen dari hasil fiksasi N2 oleh Anabaena,
sedangkan kehidupan. Anabaena ditunjang makanan yang dihasilkan oleh Azolla
pinnata. Simbiosis Anabaena dengan Azolla pinnata ini dapat digunakan sebagai pupuk
dalam bidang pertanian.
Sianobakteri tertentu seperti Spirulina, saat ini banyak dikembangkan dalam
produksi protein sel tunggal (PST) karena kandungan proteinnya yang tinggi. Protein sel
tunggal ini merupakan protein yang diperoleh dari mikroorganisme dan sering disebut
sebagai sumber protein masa depan. PST lebih menguntungkan secara ekonomi karena
sel mikroorganisme dapat berkembang biak dalam waktu yang cepat dan dalam jumlah
yang sangat banyak. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan sel-sel pada tumbuhan
atau hewan yang selama ini dipakai sebagai sumber protein.
3.Peranan Bakteri dalam Bidang Agribisnis dan Agroteknologi
a. Bakteri pengurai, Bakteri nitrifikasi, Bakteri denitrifikasi, dan Bakteri nitrogen.
b.Keanekaragaman bakteri dan jalur metabolismenya menyebabkan bakteri memiliki
peranan yang besar bagi lingkungan. Sebagai contoh, bakteri saprofit menguraikan

92
tumbuhan atau hewan yang telah mati dan sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri
tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2, gas
amoniak, dan senyawa lain yang lebih sederhana. Contoh bakteri saprofit antara
lain Proteus dan Clostridium. Tidak hanya berperan sebagai pengurai senyawa organik,
beberapa kelompok bakteri saprofit juga merupakan patogen oportunis.
c.Frankia alni, salah satu bakteri pengikat N2 yang berasosiasi dengan tanaman
membentuk bintil akar.

Sumber : biolib.cz dan web.uconn.edu


Gambar 3.13. Frankia alni, bakteri penambat nitrogen pada akar tanaman

d.Kelompok bakteri lainnya berperan dalam siklus nitrogen, seperti bakteri nitrifikasi.
Bakteri nitrifikasi adalah kelompok bakteri yang mampu menyusun senyawa nitrat dari
senyawa amonia yang pada umumnya berlangsung secara aerob di dalam tanah.
Kelompok bakteri ini bersifat kemolitotrof. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu nitritasi
(oksidasi amonia (NH4) menjadi nitrit (NO2-)) dan nitratasi (oksidasi senyawa nitrit
menjadi nitrat (NO3)). Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena
menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat. Setelah reaksi
nitrifikasi selesai, akan terjadi proses dinitrifikasi yang dilakukan oleh bakteri
denitrifikasi. Denitrifikasi sendiri merupakan reduksi anaerobik senyawa nitrat menjadi
nitrogen bebas (N2) yang lebih mudah diserap dan dimetabolisme oleh berbagai makhluk
hidup.

93
Contoh bakteri yang mampu melakukan metabolisme ini adalah Pseudomonas
stutzeri, Pseudomonas aeruginosa, and Paracoccus denitrificans. Di samping itu, reaksi
ini juga menghasilkan nitrogen dalam bentuk lain, seperti dinitrogen oksida (N2O).
Senyawa tersebut tidak hanya dapat berperan penting bagi hidup berbagai organisme,
tetapi juga dapat berperan dalam fenomena hujan asam dan rusaknya ozon. Senyawa
N2O akan dioksidasi menjadi senyawa NO dan selanjutnya bereaksi dengan ozon (O3)
membentuk NO2- yang akan kembali ke bumi dalam bentuk hujan asam (HNO2).
e.Di bidang pertanian dikenal adanya suatu kelompok bakteri yang mampu bersimbiosis
dengan akar tanaman atau hidup bebas di tanah untuk membantu penyuburan tanah.
Kelompok bakteri ini dikenal dengan istilah bakteri pengikat nitrogen atau singkatnya
bakteri nitrogen. Bakteri nitrogen adalah kelompok bakteri yang mampu mengikat
nitrogen (terutaman N2) bebas di udara dan mereduksinya menjadi senyawa amonia
(NH4) dan ion nitrat (NO3-) oleh bantuan enzim nitrogenase. Kelompok bakteri ini
biasanya bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan dan polong, untuk membentuk
suatu simbiosis mutualisme berupa nodul atau bintil akar untuk mengikat nitrogen bebas
di udara yang pada umumnya tidak dapat digunakan secara langsung oleh kebanyakan
organisme. Secara umum, kelompok bakteri ini dikenal dengan istilah rhizobia, termasuk
di dalamnya genus bakteri Rhizobium, Bradyrhizobium, Mesorhizobium,
Photorhizobium, dan Sinorhizobium. Contoh bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis
dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang hidup di akar
membentuk nodul atau bintil-bintil akar.

94
Sumber : http://belajarterusbiologi.blogspot.co.id
Gambar 3.14. Beberapa bakteri bergabung yang bertindak sebagai daur nitrogen di alam

95
Rangkuman

Monera adalah makhluk hidup yang sedikit lebih kompleks dan sudah
mempunyai sel meskipun selnya masih sangat sederhana. Prokariota merupakan makhluk
hidup yang paling sederhana terdiri atas satu sel prokariot, yaitu sel yang belum
berselaput inti. Sesuai dengan namanya, kelompok ini selnya belum mempunyai
membran inti. Prokariota terbagi menjadi dua kelompok yaitu :
a. Arkeobakteria
b. Eubakteria yang di dalamnya termasuk Sianobakteri atau alga hijau-biru.
Arkeobakteria ini banyak menarik perhatian ahli biologi untuk mempelajari gen-
gen yang dapat mengkode enzim-enzimnya guna dimanfaatkan dalam rekayasa genetik
untuk menghasilkan organisme baru yang dapat hidup di lingkungan ekstrem.
Eubakteria terdiri atas bakteri dan sianobakteri atau alga hijau-biru. Bakteri selalu
dihubungkan dengan sesuatu yang dapat menyebabkan penyakit. Hal tersebut tidak
sepenuhnya benar karena di antara sekian banyak jenis bakteri, hanya 1% yang bersifat
patogen atau penyebab penyakit, sedangkan sisanya justru merupakan organisme yang
bermanfaat. Sianobakteri atau cyanophyta sering disebut juga alga hijau-biru. Seperti
halnya bakteri, Sianobakteri merupakan organisme prokariot (inti selnya belum
mempunyai membran). Sianobakteri ini dapat kamu temukan pada berbagai lingkungan
mulai dari air laut, kolam, danau, tanah, permukaan batuan, kulit kayu, tembok basah
sampai sumber air panas.

96
UJI KOMPETENSI

1. Berikut adalah nama-nama organisme hidup


1. Mycobacterium sp.
2. Plasmodium sp.
3. Lactobacillus sp.
4. Cyanophyta
5. Bactriofage
Dari organisme di atas, manakah yang termasuk ke dalam organisme prokariotik?
a. 1,2,3
b. 2,3,4
c. 3,4,5
d. 1,3,4
e. 1,3,5
2. Perkembangbiakan protozoa secara seksual dapat melalui cara....
a. Pembelahan diri
b. Pembentukan gamet
c. Pembentukan spora
d. Konjugasi
e. Pembentukan tunas
3. Perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik terutama terletak pada ….
a. membran inti sel
b. DNA
c. Besar sel
d. tempat hidup sel
e. membran sel
4. Pada dasarnya, organisme prokariotik dan eukariotik dapat dibedakan berdasarkan ?
a. Uniseluler dan multi seluler
b. Adanya inti dan tiadanya inti
c. Adanya membran inti dan tiadanya membran inti
d. Adanya Ribosom dan tiadanya Ribosom
e C dan D benar

97
5. Sel-sel bakteri tidak berwarna sedangkan lapangan pandangannya berwarna, zat warna
yang digunakan ialah zat warna yang molekul-molekulnya lebih besar daripada pori-
pori dinding sel bakteri dengan demikian zat warna tidak dapat masuk kedalam sel
merupakan dasar dari pewarnaan...
a. Positif
b. Negatif
c. Netral
d. Gram positif
e. Gram negatif
6. Kandungan spesifik dinding sel bakteri adalah ............
a. Peptidoglikan
b. Selulosa
c Kitin
d. Pektin
e. Lignin
7.Tipe flagella pada bakteri adalah sebagai berikut, kecuali :
a. Lofotrik
b. Monotrik
c. Atrik
d. Amphitrik
e. Politrik

98
BAB 4
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
TUMBUHAN DAN HEWAN
Dengan mempelajari pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dan hewan diharapkan
Kalian mampu memahami proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dan hewan,
mampu memahami proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dan hewan dan
mampu mengaplikasikan proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dan hewan
dalam pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dan hewan.

Peta Konsep
Titik tumbuh batang
Pertumbuhan primer Titik tumbuh batang
Pertumbuhan dan
Perkembangan
Tumbuhan
Pertumbuhan primer kambium

Faktor internal Hormon tumbuh

air
Faktor eksternal cahaya
Oksigen
Suhu
Nutrisi/hara

Fase pertumbuhan dan Embrionik


perkembangan hewan. Pasca embrionik

Pertumbuhan dan Proses deferensiasi dan


perkembangan hewan spesialisasi

Faktor- faktor yang Internal:


berpengaruhi Gen
padapertumbuhan dan Hormon
perkembangan hewan
Eksternal:
Makanan
Sinar matahari
Aktivitas fisik
Suhu

99
A. Pertumbuhan pada Tumbuhan
Pertumbuhan pada tumbuhan dapat dilihat dari bertambah besar dan tingginya
batang. Perkembangan dapat dilihat dengan adanya perubahan-perubahan pada bentuk
batang, daun, akar, munculnya bunga, dan terbentuknya buah. Pertumbuhan adalah
penambahan biomassa yang bersifat tidak dapat balik (irreversible). Penambahan
bomassa ditandai dengan penambahan berat, panjang, volume, jumlah sel, dan lain-lain.
Peristiwa perubahan biologis pada makhluk hidup berupa pertambahan ukuran
(volume, massa, tinggi, dan sebagainya) disebut pertumbuhan. Pertumbuhan bersifat
irreversibel atau tidak dapat kembali seperti semula. Pertumbuhan dapat terjadi karena di
dalam tumbuhan terdapat jaringan meristematis. Pertumbuhan dapat diukur dan
dinyatakan secara kualitatif maupun kuantitatif. Pengukuran perubahan panjang atau
tinggi batang dapat dilakukan dengan alat ukur misalnya penggaris, jangka sorong, atau
dengan auksanometer
Pertumbuhan pada makhluk hidup dapat dilihat dari perubahan ukurannya. Oleh
karena itu, pertumbuhan dapat dinyatakan dalam ukuran panjang maupun berat. Ciri-ciri
pertumbuhan antara lain sebagai berikut.
- Terjadi perubahan fisik dan perubahan ukuran.
- Terjadi peningkatan jumlah sel.
- Terdapat penambahan kuantitatif individu
- Dapat dinyatakan dalam ukuran panjang maupun berat.
- Dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal
- Bersifat terbatas, pada usia tertentu makhluk hidup sudah tidak tumbuh lagi.
Pengukuran pertumbuhan akan menghasilkan grafik berbentuk huruf S yang
dikenal dengan grafik sigmoid. Berdasarkan grafik ini, pertumbuhan dapat dibedakan
menjadi empat fase yaitu fase awal (pertumbuhan secara lamban), fase log (pertumbuhan
mencapai maksimum), fase perlambatan (pertumbuhan menjadi lambat), dan fase
stasioner (pertumbuhan terhenti). Pada fase log terjadi pertumbuhan yang sangat cepat
dan diikuti penurunan kecepatan pertumbuhan. Contoh grafik pertumbuhan dapat dilihat
pada Gambar 4.1.
Tumbuhan merupakan salah satu organisme hidup yang memiliki ciri-ciri, antara
lain tumbuh dan berkembangbiak. Tumbuhan berbiji (monokotil dan dikotil) memiliki
alat perkembangbiakan berupa biji. Biji adalah alat reproduksi, penyebaran, dan

100
kelangsungan hidup suatu tumbuhan. Selain itu, bagi tumbuhan berbiji, biji merupakan
awal dari kehidupan tumbuhan baru di luar induknya.

Sumber : Sembiring dan Soedjino, 2009


Gambar 4.1. Alat pengukur pertumbuhan dan kurva pertumbuhan

1.Faktor yang Berpengaruh pada Pertumbuhan Tumbuhan


a. Faktor Dalam (Internal Factor)
Faktor Dalam atau faktor genetik adalah faktor tanaman itu sendiri, yaitu sifat
yang terdapat di dalam bahan tanam/benih yang digunakan dalam budidaya tanaman.
Faktor Dalam yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalah

a) Hormon
Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
sebagai berikut:
(a) Auksin
Auksin berfungsi untuk pertumbuhan dan penghambatan pertumbuhan,
dormansi, pembentukan bunga dan buah, serta penuaan dan pengguguran.
(b) Giberelin
Giberelinberfungsi untuk merangsang pembelahan sel serta merangsang
aktivitas enzim amylase dan proteinase yang berperan dalam perkecambahan.
Giberelin juga merangsang pembentukan tunas, menghilangkan dormansi biji,
dan merangsang pertumbuhan buah secara parthenogenesis.
(c) Sitokinin

101
Sitokinin dapat ditemukan pada jaringan yang membelah. Sitokinin yang
ditemukan pertama kali adalah kinetin. Sitokinin yang terdapat pada Zea mays
adalah zeatin. Fungsi sitokinin adalah merangsang pembelahan sel, merangsang
pembentukan tunas pada batang maupun pada kalus, menghambat efek dominasi
apikal, dan mempercepat pertumbuhan memanjang.
(d) Asam absisat
Tidak semua hormon berfungsi untuk memacu pertumbuhan, sebab ada
juga yang menghambat pertumbuhan, yaitu asam absisat. Fungsi asam absisat
adalah menghambat pembelahan dan pemanjangan sel, menunda pertumbuhan
atau dormansi, merangsang penutupan mulut daun di musim kering, dan
membantu peluruhan daun pada musim kering.
(e) Genetik
Faktor genetik yang diturunkan dari induknya sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Tugas
Bersama teman sebangkumu, Tuliskan faktor Dalam (internal factor) yang berpengaruh
terhadap
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan

b.Faktor Lingkungan (Environmental factors)


Faktor lingkungan adalah faktor yang ada di sekeliling tanaman. Ada beberapa
ilmuwan yang mengelompokkan faktor lingkungan ini menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok abiotik (iklim, tanah) dan kelompok biotik (makluk hidup) yaitu biotis
(tanaman dan hewan) dan anthrofis (manusia). Faktor iklim (climatic factor) terdiri atas:
a) Presipitasi
Presipitasi meliputi semua air yang jatuh dari atmosfir ke permukaan
bumi, berupa: hujan, salju, kabut, dan embun. Faktor hujan yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah jumlah/volume hujan,
penyebaran/distribusi hujan dan efektivitas hujan. Jumlah dan distribusi hujan
sangat berpengaruh terhadap macam/jenis tanaman yang dapat dibudidayakan
pada suatu daerah. Jumlah hujan yang tinggi dengan distribusi merata sepanjang
pertumbuhan tanaman akan berpengaruh baik pada tanaman tertentu tetapi tidak
baik untuk tanaman yang lain. Oleh karena itu perlu adanya pemilihan tanaman

102
yang sesuai dengan keadaan iklim di suatu daerah. Untuk daerah-daerah yang
curah hujannya tinggi seperti di Indonsia bagian barat, baik digunakan untuk
pembudidayaan tanaman padi pada dataran rendah, tanaman teh dan kopi pada
dataran tinggi. Daerah dengan curah hujan yang kurang (Indonesia bagian timur)
baik untuk membudidayakan tanaman jagung, sorghum, kacang hijau, kapas. Di
daerah tropis basah seperti di Indonesia, adanya curah hujan yang tinggi dengan
suhu yang tinggi menyebabkan susunan atau formasi vegetasi yang tumbuh
paling banyak. Efektivitas hujan diukur dari kemanfaatan air hujan untuk
pertumbuhan tanaman. Curah hujan yang tinggi belum tentu efektif apabila
evaporasi (penguapan lewat permukaan tanah) dan transpirasi (penguapan lewat
permukaan tanaman) lebih besar dari jumlah curah hujan yang jatuh di suatu
daerah. Jadi efektivitas tidak dapat diukur dengan besarnya jumlah curah hujan.
Di Sulawesi Selatan, curah hujan 10 mm yang jatuh pada musim hujan lebih
efektif dari 10 mm yang jatuh pada musim kemarau. Presipitasi merupakan
fungsi linear dari evaporasi, transpirasi, run off (aliran permukaan), dan infiltrasi
(air yang masuk ke dalam tanah). Infiltrasi merupakan fungsi linear dari
perkolasi, rembesan, dan kelembaban tanah.

Presipitasi merupakan fungsi linear dari evaporasi, transpirasi, run off


(aliran permukaan), dan infiltrasi (air yang masuk ke dalam tanah). Infiltrasi
merupakan fungsi linear dari perkolasi, rembesan dan kelembaban tanah.
Rumusnya adalah sebagai berikut (Whiteman, 1974)

P=E+T+R+I
P = presipitasi
E=evaporasi
T = transpirasi
R = run off (aliran permukaan)
I = Infiltrasi

I=U+S+A
U = perkolasi (hilang ke bawah)
S = rembesan (aliran ke samping)
A = kelembaban yang disimpan dalam tanah

103
Kelembaban yang tersimpan dalam tanah (A) berpengaruh sangat nyata
untuk pertumbuhan tanaman, terutama kelembaban tanah yang sesuai (available
soil moisture) yang terdapat antara kapasitas lapang (field capacity) dan titik layu
permanan (the wilting point).Presipitasi yang didominasi oleh air hujan, setelah
jatuh ke bumi akan menjadi:
1). air higroskopis air yang terlalu kuat terikat oleh partikel-partikel tanah dengan
kekuatan 15 atm. Air ini tidak dapat diserap tanaman karena kekuatan akar untuk
menyerap air hanya 2 atm.
2). air gravitasi air yang mengalir ke bawah (perkolasi) karena adanya gaya
gravitasi bumi. Air ini tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman karena bergerak
dengan cepat.
3). air kapiler air yang mengisi pori-pori mikro tanah yang berasal dari air
rembesan (lateral seepage). Air ini tersimpan lama dalam tanah, sehingga dapat
dimanfaatkan oleh tanaman untuk pertumbuhannya.

b) Suhu
Suhu lingkungan berpengaruh terhadap respirasi, fotosintesis, transpirasi,
dan reproduksi. Suhu lingkungan berpengaruh terhadap respirasi, fotosintesis,
ranspirasi, dan reproduksi. Kisaran suhu untuk pertumbuhan tanaman pada
umumnya berkisar antara 15°-40°C (59°440°F). Suhu suatu tempat ditentukan oleh
altitude (ketinggian) dan latitude (garis lintang). Berdasarkan suhu tempat
tumbuh tanaman dikenal vegetasi: tropical, temperate, taiga, tundra dan polar.
Beberapa ilmuwan membagi vegetasi didunia ini dalam 4 kelas berdasar suhu
tempat, yaitu:
(a) megatherms (suhu tinggi sepanjang tahun)
(b) mesotherms (suhu tinggi dan rendah bergantian)
(c) microtherms (suhu rendah)
(d) hekistotherms (suhu sangat rendah)
Setiap komunitas tanaman mengenal adanya titik kardinal. Untuk daerah
tropistitik kardinal tersebut adalah:
- suhu minimum (50-150C): apabila suhu suatu daerah kurang dari suhu ini,
tanaman akan terganggu pertumbuhannya bahkan dapat menyebabkan kematian
apabila suhu tersebut berlangsung cukup lama.

104
- suhu optimum (sekitar 300C): suhu yang paling baik untuk pertumbuhan
tanaman.
- suhu maksimum (sekitar 400C): apabila suhu lingkungannya di atas suhu
maksimum, pertumbuhan tanaman juga akan terganggu bahkan dapat
menyebabkan kematian.
Suhu atmosfer yang tinggi akan mempercepat pertumbuhan tanaman dan
respirasi. Suhu juga dapat merugikan tanaman apabila kelembaban kurang
memadai sehingga dapat menyebabkan keguguran bunga, buah muda maupun
daun. Udara panas dan angin yang kering akan meningkatkan kerusakan tanaman
lebih lanjut.
Suhu tanah dapat mempengaruhi penyerapan air oleh tanaman. Sebagai contoh:
- pada tanaman kapas, apabila suhu tanah mencapai 100C, penyerapan air
hanya 20 % dari keadaan normal.
- pada tanaman kubis, suhu tanah 10°C penyerapan air masih sebesar 75 % dari
keadaan normal. Oleh karena itu tanaman kubis termasuk tanaman yang tahan
terhadap suhu rendah. Suhu tanah yang rendah (20°C) pada tanaman ubi-ubian
memacu pembentukan dan pembesaran umbi, kecuali pada tanaman bawang
merah.
Macam-macam kerusakan tanaman akibat pengaruh suhu:
(1) chilling injury: kerusakan suhu rendah di daerah palms
(2) freezing injury: kerusakan karena terjadi pembekuan
(3) suffixation: kerusakan tanaman menjadi lemas
(4) heaving: kerusakan tanaman terangkat dari tempat tumbuhnya (di daerah
temperate)
(5) nach frost: suhu rendah di malam hari secara tiba-tiba; banyak merusak
tanaman apel, kentang, dan teh.

c) Cahaya
Cahaya diperlukan tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis.
Namun, pada saat proses perkecambahan, cahaya justru menghambat
pertumbuhan kecambah. Kecambah yang tumbuh di tempat yang gelap lebih
cepat tumbuh dibandingkan di tempat yang terang. Pertumbuhan yang cepat di
tempat yang gelap disebut etiolasi.

105
Cahaya matahari merupakan sumber utama energi yang diperlukan dalam proses
fotosintesis tanaman. Cahaya matahari mempengaruhi kehidupan tanaman karena
4 hal:
(a) intensitasnya: banyaknya jumlah cahaya (dalam foot candle) yang sampai
pada tanaman
(b) kualitasnya: panjang gelombang (dalam satuan mg) yang dapat
ditangkap/disekap tanaman
(c) durasi: lamanya pencahayaan
(d) arah datangnya cahaya: berkaitan dengan intensitas.

-Intensitas cahaya. Cahaya matahari secara langsung masuk ke bumi dalam


bentuk cahaya gelombang pendek hanya 24 %, sebagian dipantulkan kembali ke
atmosfer dalam bentuk gelombang panjang, konduksi, konveksi, dan untuk
evapotranspirasi. Apabila atmosfer berawan, maka intensitas cahaya akan
berkurang. Di daerah tropis, intensitas cahaya sering berkurang karena tertutup
awan yang tebal, terutama pada musim hujan. Berdasarkan atas respon tanaman
terhadap intensitas cahaya danasimilasi CO2, tanaman dibedakan menjadi 3
kelompok yaitu:
- Tanaman C-3: tanaman yang tidak dapat memanfaatkan intensitas cahaya
matahari secara penuh dalam proses fotosintesisnya. Tanaman ini mempunyai
titik kompensasi CO2 50 ppm dan terjadi fotorespirasi yang dapat mengurangi
hasil fotosintat bersih. Fiksasi CO2 dalam proses fotosintesis dilakukan oleh
senyawa RuDP (Ribulosediphosphat) dan membentuk senyawa fosfoglyserat
(phosphoglycerit acid = PGA) dengan rumus: contoh: bit gula, kedelai, gandum,
dan tanaman-tanaman daerah temperate.
-Tanaman C-4: tanaman yang memanfaatkan intensitas cahaya secara penuh,
titik kompensasi CO2 hampir mendekati nol. Fiksasi CO2 dilakukan oleh
phosphoenol pyruvate (PEP) dan membentuk senyawa oxaloacetate (OAA)
dalam proses fotosintesisnya (Hatch and Slack, 1970 cit. Landsberg and Cutting,
1977) dengan rumus: Secara anatomi tanaman C-4 dicirikan dengan adanya
kloroplast yang terdapat dalam jaringan mesofil dan sel pengiring jaringan
pembuluh (bundlesheath cells). Kloroplast mesofil ukurannya kecil, memiliki
grana dan tidak mengakumulasi pati, sedangkan kloroplast dalam bundle sheath
ukurannya besar, tidak mempunyai grana dan mengakumulasi pati. Pada tanaman

106
ini tidak terjadi proses fotorespirasi sehingga hasil fotosintesis bersihnya lebih
tinggi dibandingkan dengan tanaman C-3.contoh: jagung, tebu, sorghum, bayam
dan banyak tanaman rumputan tropis.
-Tanaman CAM (Crassulacea acid metabolism): tanaman yang dapat
mengasimilasi CO2 dalam keadaan gelap dalam keadaan cekaman, stomata
membuka pada malam hari dan menutup pada siang hari. Dalam proses
fotosintesisnya produk pertama yang dibentuk adalah asam malat dengan rumus:
Karena stomatanya membuka pada malam hari dan menutup pada siang hari,
maka tanaman ini sangat efisien dalam memanfaatkan air (kebutuhan airnya
sangat kecil) sehingga hasil foto sintesis bersihnya juga kecil. Contoh: anggrek,
kaktus, nanas.
d) Kualitas Cahaya
Kualitas cahaya menunjukkan panjang gelombang yang terkandung
dalam cahaya. Menurut Penman (1968) dari 75 satuan (unit) cahaya yang sampai
dipermukaan bumi atau atmosfer, apabila semua unit tidak dipantulkan oleh
awan, kira-kira 44 % mengandung panjang gelombang yang aktif untuk foto
sintesis (photo-synthetically active wavelengths) dengan panjang gelombang 0,4 -
0,7 atau 400-700 mg. Panjang gelombang ini umumnya yang dapat
ditangkap/dilihat oleh mata manusia, yaitu:
- ultraviolet (panjang gelombang 400-435 m)
- biru (panjang gelombang 435-490 m)
- hijau (panjang gelombang 490-574 m)
- kuning (panjang gelombang 574-595 m)
- oranye (panjang gelombang 595-626 m)
- merah (panjang gelombang 626-750 m)
Dari panjang gelombang di atas yang efektif untuk fotosintesis adalah
oranye, merah, disusul violet dan biru. Apabila cahaya matahari sampai pada
daun, maka cahaya yang efektif akan disekap, sedangkan sisanya (hijau dan
kuning) yang kurang efektif akan diteruskan kebawah. Oleh karena itu daun-daun
yang ternaungi tidak dapat menghasilkan fotosintat secara maksimal. Untuk
mendapatkan hasil tanaman yang maksimal perlu adanya pengurangan daun
sampai pada batas luas daun tertentu (luas daun yang optimal) yang diukur
dengan indeks luas daun. Yang dimaksud dengan indeks luas daun (leaf area

107
index atau LAI) adalah perbandingan antara luas daun tanaman dengan luas lahan
yang ditempati oleh tanaman tersebut. LAI optimum untuk tanaman satu berbeda
dengan LAI optimum tanaman yang lain, untuk mendapatkan hasil tanaman yang
maksimum.

e) Durasi atau lamanya pencahayaan (fotopepriodisme)


Pada umumnya periode waktu untuk pertumbuhan aktif suatu tanaman
setiap tahun dibatasi oleh sejumlah faktor. Sebagai contoh pada daerah dengan
garis lintang tinggi, pertumbuhan aktif dibatasi oleh suhu rendah selama musim
dingin. Didaerah tropis, kelembaban yang sesuai selama musim kemarau lebih
membatasi panjangnya musim pertumbuhan tanaman. Dalam pembudidayaan
tanaman hams disesuaikan dengan aktivitas tanaman dan perubahan kondisi iklim
yang terjadi selama setahun. Apabila tanaman hams bertahan, akan menyesuaikan
dengan daerah dimana ia tumbuh. Sejumlah mekanisme atau peristiwa telah
terjadi yang memungkinkan tanaman tumbuh padawaktunya. Salah satu
mekanisme yang paling penting adalah fotoperiodisme, atau kepekaannya pada
panjang hari/lamanya pencahayaan (atau malam).
Pengaruh fotoperiodisme paling nyata adalah pada induksi pembungan
yaitu peralihan tanaman dari fase vegetatif ke fase reproduktif. Akan tetapi
fotoperiodisme dapat mempengaruhi sejumlah aspek lain dari fase reproduktif,
meliputi lamanya pembungaan, panjang periode reproduktif, pembentukan
tepung sari yang dapat hidup (viable) dan pembentukan buah dan biji.
Respon tanaman terhadap fotoperiodisme dikelompokkan dalam:
a) Tanaman hari netral (day neutral plants): tanaman yang dalam
pembungaannya tidak dipengaruhi oleh lamanya pencahayaan. Pada tanaman ini
suhu yang lebih tinggi umumnya memacu/mempercepat pembungaan tanaman.
b) Tanaman hari pendek absolut (A bsolut short day plants): tanaman yang
hanya akan berbunga apabila lamanya pencahayaan lebih pendek dari panjang
hari spesifik atau kritis.
c) Tanaman hari panjang absolut (Absolut long day plants): tanaman yang hanya
akan berbunga apabila panjang hari atau lamanya pencahayaan lebih panjang dari
panjang hari spesifik atau kritis.
d) Tanaman hari pendek kuantitatif (Quantitative short day plants): hari pendek
mempercepat pembungaan yaitu tanggapan kuantitatif pada hari pendek yang

108
ada, tidak memerlukan adanya lama pencahayaan kritis sebelum terjadi
pembungaan. Akan tetapi umumnya tanaman akan berbunga jika mendapatkan
lama pencahayaan yang panjang dalam periode waktu yang cukup. Suhu yang
lebih tinggi umumnya memacu proses pembungaan.
e) Tanaman hari panjang kuantitatif (Quantitative long day plants): pembungaan
tanaman dipacu oleh hari panjang dan dihambat oleh hari pendek. Suhu yang
lebih tinggi umumnya memacu proses pembungaan, teristimewa dalam panjang
hari yang lebih pendek.
Sebagian besar tanaman semusim yang sudah beradaptasi di daerah tropis
termasuk dalam kelompok tanaman hari pendek kuantitatif, misalnya tanaman
kedelai, jagung, padi, dan sorghum.

f) Arah datangnya cahaya


Arah datangnya cahaya berkaitan dengan jumlah cahaya yang dapat
diterima tanaman. Cahaya yang datangnya condong akan memberikan energi
yang lebih kecil daripada yang datangnya dari arah vertikal, sehingga
pengaruhnya pada pertumbuhan tanaman juga akan berbeda. Cahaya matahari
pada pagi hari lebih baik bagi pertumbuhan tanaman yang masih muda (pada
pembibitan dan pesemaian). Oleh karena itu dalam membuat atap pembibitan
umumnya miring ke arah barat (atap bagian timur lebih tinggi dari bagian barat).

g) Angin
Angin sangat penting bagi pertumbuhan tanaman, terutama angin yang
tidak terlalu kencang karena angin atau udara yang bergerak merupakan penyedia
gas CO2 yang sangat dibutuhkan tanaman dalam proses fotosintesis. Dalam
budidaya tanaman, pengaturan arah barisan tanaman hams memperhatikan arah
angin. Apabila arah barisan tegak lurus dengan arah datangnya angin, akan terjadi
turbulensi udara sehingga pucuk tanaman terombang-ambing dan akhimya dapat
merusakkan tanaman. Pengaruh angin terhadap pertumbuhan tanaman dapat
terjadi secara langsung dan tidak langsung. Pengaruh langsung adalah:
a) kerusakan mekanis tanaman seperti daun sobek, jaringan tanaman memar, akar
tanaman terangkat dan terhempas.

109
b) tanaman rebah misalnya pada tanaman padi, gandum, jagung, tebu, sehingga
akan menurunkan hasil tanaman.
c) di daerah padang pasir menyebabkan erosi tanah sehingga tanaman sulit
tumbuh
d) mempengaruhi tipe hujan dan kelengasan atmosfer di suatu daerah.
Pengaruh tidak langsung adalah:
a) mempengaruhi kecepatan transpirasi
b) angin kencang yang panas merusak pembungaan
c) evaporasi sekresi stigma 
d) keseimbangan air dalam tanaman terganggu 
Oleh karena pengaruh angin tersebut, baik langsung maupun tidak
langsung, maka di daerah pertanian yang banyak angin diperlukan penanaman
tanaman pematah angin.
Selain pengaruh langsung dan tidak langsung, angin juga berperan dalam
penyerbukan bunga, penyebaran biji, buah, dan mikroorganisme. Di daerah
temperate atau subtropis, angin yang panas kadang-kadang menguntungkan
karena dapat menghambat penyebaran penyakit karat kuning pada tanaman
gandum

h) Kelembaban
Kelembaban udara berpengaruh terhadap penguapan air (transpirasi)
serta penyerapan makanan dan air. Jika kelembaban udara rendah maka
transpirasi akan berlangsung cepat sehingga memacu tumbuhan untuk menyerap
makanan dan air. Keadaan ini dapat memacu pertumbuhan pada tumbuhan.
Kelembaban udara pada umumnya dinyatakan dalam kelembaban relatif yang
mempengaruhi evapotranspirasi tanaman. Evapotranspirasi akan meningkat atau
lancar apabila kelembaban udara di sekitar tanaman rendah. Transpirasi tanaman
sangat erat hubungannya dengan penyerapan unsur hara dari dalam tanah.
Apabila transpirasi cepat, penyerapan unsur hara juga akan cepat. Akan tetapi
apabila kelembaban udara tinggi menyebabkan transpirasi menjadi lambat,
sehingga penyerapan unsur hara juga akan lambat.
Kelembaban udara yang tinggi dapat menstimulir pertumbuhan jamur,
fungi, bakteri, yang dapat merugikan tanaman. Oleh karena itu salah satu cara
pemeliharaan tanaman adalah mencegah terjadinya kelembaban yang tinggi di

110
sekitar tanaman dengan memangkas cabang yang tidak produktif atau tunas-tunas
air dan cabang air (wiwilan) pada tanaman kopi.
i) Oksigen dan Gas-Gas dalam Atmosfer
Oksigen memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seluruh bagian
tubuh tumbuhan. Tanah yang gembur mempunyai kemampuan yang besar untuk
menyimpan oksigen. Oksigen ini dimanfaatkan tumbuhan untuk respirasi.
Atmosfer yang mengelilingi bumi mengandung campuran gas-gas:
- karbon dioksida (0,03 %),
- oksigen (20,95 %),
- nitrogen (78,09 %),
- argon (0,93 %), dan
- beberapa macam gas (0,02 %) dalam proporsi yang tetap.
Variasi lain dapat dijumpai di atas industri yang mengeluarkan asap/uap
seperti SO2, CO2, dan CO, seperti uap air dan partikel-partikel mineral. Karbon
dioksida (CO2): sebagai sumber utama karbon untuk berbagai senyawa organik
dalam tubuh tanaman, juga sebagai penyusun pembuatan karbohidrat tanaman
hijau dalam proses fotosintesis. Fotosintesis kira-kira sebanding dengan
konsentrasi CO2 udara di sekitar daun tanaman. Karbon dioksida (CO2) yang
terbentuk dalam senyawa organik dalam tanaman kembali ke atmosfer karena
proses respirasi tanaman, tanaman-tanaman yang mati, busuk, dan pembakaran
tanaman.

j) Tanah
Zat hara merupakan sumber energi dan sumber materi untuk
pembentukan berbagai komponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan
tanaman. Air sangat diperlukan pada saat perkecambahan biji. Air juga sangat
penting untuk membentuk vakuola sel dan mengaktifkan enzim. Air berfungsi
sebagai pelarut zat hara agar dapat masuk ke dalam sel akar secara difusi.
Beberapa unsur yang dibutuhkan dan peranannya bagi tanaman yaitu
karbon, hidrogen dan oksigen yang diserap dari udara dan air . Berbagai hara
mineral lainnya , dilarutkan dalam larutan hara. Unsur hara esensiil terdiri atas
makronutrien adalah C (karbon), H (hydrogen), O (oksigen), mengandung
Nitrogen (N), Kalium (K), Fosfor (P), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg),Sulfur (S)

111
sedangkan mikronutrien adalah Besi (Fe), Mangan (Mn), tembaga (Cu), Zinc
(Zn), Molydenum (Mo), Boron (B), Klorin (Cl).
Unsur hara harus mempunyai kriteria tertentu yang mencirikan keesensiilan
bagi tanaman. Ciri bahwa unsur hara tersebut esensiil adalah:
-Tanaman tidak bisa tumbuh sempurna selama masa hidupnya apabila
kekurangan salah satu unsur hara esensiil
- Ciri kekurangan unsur hara spesifik, sehingga apabila kekurangan, maka
hanya bisa dipulihkan dengan penambahan unsur hara tesebut dan tidak bisa
digantikan oleh lainnya.
- Unsur hara secara langsung terlibat dalam penyusun bagian tanaman.
Konsentrasi relatif dari makronutrien dan mikronutrien dapat dilihat pada
Tabel 4.1 di bawah
Konsentrasi pada jaringan
Bentuk yang
Unsur hara Simbol Berat atom kering
tersedia
ppm %
Hidrogen C H2O 1.01 60.000 6
Karbon H CO2 12.01 450.000 45
Oksigen O O2, H2O 16.00 450.000 45
Makronutrien
Nitrogen N NO3-, NH4+ 14.01 15.000 1.5
Fosfor P H2PO4-, HPO4 30,98 2.000 0.2
Kalium K K+ 39.10 10.000 1.0
Kalsium Ca Ca++ 40.08 5.000 0.5
Magnesium Mg Mg++ 24.32 2.000 0.2
Sulfur S SO4- 32.07 1.000 0.1
Mikronutrien
Chlorin Cl Cl- 35.46 100 0.01
3-
Boron B BO , B4O7 10.82 20 0.002
Iron Fe Fe3+, Fe2+ 55.85 100 0.01
Manganese Mn Mn2+ 54.94 50 0.005
Zinc Zn Zn 2+ 65.38 20 0.002
Copper Cu Cu2+, Cu 63.54 6 0.0006
Molybdenum Mo MoO4- 95.96 0.1 0.00001
Sumber : Resh, 2001.
Tabel 4.1. Unsur hara esensiil bagi tanaman

112
k) Peranan Esensial Unsur Hara
a) Nitrogen (N)
Nitrogen dibutuhkan sekitar 1,5% atau 15.000 Mg/kg. Nitrogen merupakan bagian
dari sejumlah komponen organic seperti asam amino, protein, asam nuklet, koenzim dan
klorofil. Nitrogen berfungsi untuk pertumbuhan tanaman karena merupakan komponen
protein, asam nukleat, asam amino, dan senyawa lainnya.
Kekurangan Nitrogen menyebabkan terjadinya klorosis pada daun. Pada kasus yang
parah, daun menjadi kuning seluruhnya lalu agak kecoklatan saat mati. Biasanya daun
gugur pada fase kuning atau kuning kecoklatan. Daun muda tetap hijau lebih lama karena
mereka mendapatkan nitrogen larut yang berasal dari daun tua. Beberapa jenis tanaman
seperti tomat dan jagung menunjukkan warna keunguan pada batang, tangkai daun, dan
permukaan bawah daun karena adanya penumpukkan pigmen antasianin.
b) Fosfor (P)
Fosfor diperlukan sebanyak 0,2% atau 2.000 Mg/kg. Fungsi fosfor untuk
membangun tumbuhan yang diserap tumbuhan dalam bentuk ion fosfat dan divalen, juga
penting dalam metabolisme energi dan sering menjadi pembatas pertumbuhan.
Kekurangan Fosfor menyebabkan tumbuhan menjadi kerdil dan berwarna hijau tua.
Kekurangan Fosfor tanaman menunjukkan warna hijau tua. Kekurangan Fosfor sering
muncul warna merah dan ungu, tangkai pendek dan pipih jika kekahatan unsur terjadi
pada taraf pertumbuhan lanjut. Kekurangan Fosfor ditandai juga dengan hilangnya daun-
daun yang lebih tua, pembentukan antosianin pada batang tulang daun, dan dalam
keadaan yang parah timbul daerah nekrotik pada berbagai bagian tumbuhan.
Fosfor sebagian besar ditemukan berbagai bentuk batuan fosfat dalam lapisan
sedimen dangkal, dan biasanya di tambang. Sekitar 10% berasal dari batuan fosfat beku,
yaitu batuan asal vulkanik. Bentuk asli fosfor yang digunakan sebagai pupuk adalah
guano (kotoran burung). Bentuk asli fosfor juga didapat dengan cara menghancurkan
batuan fosfat menjadi bentuk yang lebih kecil. Bentuk asli dan sederhana pupuk fosfat
dibuat dengan cara peningkatan fosfat menjadi super fosfat. Super fosfat dibuat dengan
mereaksikan asam sulfat dengan batuan fosfat untuk membentuk campuran kalsium sulfat
(dikenal sebagai gipsum) dengan kalsium fosfat, secara efektif pupuk slow release. Super
fosfat dikembangkan sebelum perang, namun penggunaannya lebih banyak setelah
perang dunia II.

113
Asam fosfat dihasilkan dan dipisahkan dari kalsium sulfat/ fosfat campuran padat.
Asam fosfat kemudian direaksikan dengan produk lain untuk membuat kadar P lebih
tinggi. Jadi, reaksi dengan amonia memberikan Mono Amonium Fosfat (MAP) atau Di
Amonium Fosfat (DAP), dan reaksi dengan garam kalium memberikan Mono Kalium
Fosfat (MKP). MAP dan MKP adalah pupuk P utama yang digunakan dalam hidroponik.
c) Kalium (K)
Kalium diperlukan sekitar 1,0% atau 10.000 mg/kg. Kalium berperan sebagai
katalisator yang mengaktifkan sejumlah enzim penting untuk fotosintesis dan respirasi,
juga mengaktifkan enzim yang diperlukan untuk membentuk pati dan protein sehingga
penting untuk metabolisme di dalam tumbuhan.
Gejala defisiensi pertama kali tampak pada daun tua. Pada tanaman dikotil, mula-mula
daun agak klorosis, kemudian menjadi bercak nekrois berwarna gelap (bercak mati) yang
segera meluas. Pada tanaman monokotil, misalnya tanaman serealia, sel di ujung daun
dan tepi daun mula-mula mati, dan nekrosis meluas ke bawah sepanjang tepi menuju
bagian muda di dasar daun.
Jagung dan tanaman serealia berbiji lainnya yang kahat kalium mempunyai tangkai
yang lemah dan akarnya lebih mudah terserang mikroorganisme pembusuk akar. Gejala
biokimia yang terjadi adalah tereduksinya protein dan karbohidrat, terjadi akumulasi
asam amino.
d) Kalsium (Ca)
Kalsium diperlukan sekitar 0,5 % atau 5.000 Mg/kg. Kalsium diserap sebagai Ca2+
valensi dua. Kalsium penting dalam sintesis pektin pada lamela tengah. Kalsium juga
berperan sebagai katalisator, yaitu sebagai aktivator beberapa enzim seperti fostofolipase.
Berperan juga dalam detoksifikasi asam oksalat, membetuk kristal Ca-oksalat yang
dijumpai dalam vakula sel tumbuhan.
Apabila kekurangan Ca dapat mengakibatkan kerusakan dan kematian tumbuhan.
Pada daerah meristematik yang kekurangan Ca, pembentukan dinding sel baru akan
terhambat sehingga pembelahan sel pun akan dihambat. Dinding sel, terutama dalam
menyokong struktur batang dan petiol akan menjadi rapuh, dan perluasan sel dihambat.
Gejala defisiensi Ca yang berat akan terjadi klorosis sepanjang tepi daun yang muda,
ujung daun membengkok, pembentukan akar yang tertahan.
Pada tomat, buah muda di dekat bunga tidak berkembang (busuk pucuk bunga)
Kalsium terutama digunakan sebagai hara hidroponik. Di tanah, kalsium biasanya cukup

114
tersedia, sehingga jarang ditambahkan sebagai hara untuk tanah. Penggunaan Ca sebagai
hara dengan cara menggiling halus kapur atau dolomit . Kapur dan dolomit ini digunakan
untuk meningkatkan pH tanah asam. Dalam sistem hidroponik, penambahan kalsium
sangat penting, dilakukan dengan menggunakan kalsium nitrat. Kalsium nitrat diproduksi
dengan mereaksikan kapur (kalsium karbonat) dengan asam nitrat (persamaan: CaCO3 +
2HNO3> Ca (NO3)2 + CO2 + H2O). Hal ini kemudian dinetralisir dengan amonia.
e) Magnesium (Mg)
Magnesium diperlukan sekitar 0,2% atau 2.000 Mg/kg. Magnesium berperan dalam
sejumlah reaksi enzimatik. Magnesium diserap sebagai Mg2+ valensi dua. Disamping
terdapat di dalam klorofil, magnesium juga bergabung dengan ATP, mengaktifkan
banyak enzim yang diperlukan dalam fotosintesis, respirasi, dan pembentukan DNA serta
RNA.
Gejala defisiensi Mg yang pertama terlihat adalah klorosis pada daun tua. Biasanya
klorosis ini tampak di antara urat daun, karena sel mesofil di dekat ikatan pembuluh
mempertahankan klorofil lebih lama daripada sel paronkima.
Pada tanaman kapas, daun dengan bercak warna atau klorosis memerah secara
khas; kadang dengan bercak mati, ujung dan tepi daun melengkung ke bawah atau ke
atas; tangkai pipih. Defisiensi yang parah timbul daerah atau bintik nekrosis.
Magnesium mirip dengan kalsium biasanya cukup tersedia di sebagian besar
tanah. Hal ini terjadi secara alami sebagai Garam Epsom (magnesium sulfat). Metode
manufaktur umum pupuk Mg adalah mereaksikan dolomit (campuran kalsium dan
magnesium karbonat) dengan asam sulfat. Hasilnya adalah larutan kalsium dan
magnesium sulfat yang sebagian besar kalsium sulfat dapat dihapus, karena memiliki
kelarutan jauh lebih rendah dari magnesium sulfat-kelarutan rendah kalsium sulfat dan
kalsium fosfat adalah alasan mengapa larutan hidroponik terkonsentrasi harus dibagi
menjadi dua bagian, untuk memisahkan ion kalsium dari ion sulfat dan fosfat. Garam
magnesium juga dapat diperoleh dari air laut. Ini adalah komponen tertinggi, berikutnya
air laut setelah natrium dan klorida (garam). Hal ini dapat dipisahkan dari air garam
dengan menguapkan dan mengendapkan sebagai magnesium hidroksida. Setelah
penyaringan dan pencucian, dapat direaksikan dengan asam sulfat untuk menghasilkan
magnesium sulfat, atau dengan asam nitrat untuk menghasilkan magnesium nitrat.

115
f) Belerang (S)
Belerang diperlukan sekitar 0,1 % atau 1.000 Mg/kg. Belerang diserap dari tanah
dalam bentuk anion sulfat valensi dua (SO42-). Belerang dimetabolismekan oleh akar
sebanyak yang diperlukan saja, dan sebagian besar sulfat ditranslokasikan ke tajuk
melalui xilem. Karena sebagian besar tanah cukup mengandung sulfat, maka tumbuhan
yang kahat belerang jarang ditemui. Apabila terjadi defisiensi belerang gejalanya meliputi
klorosis biasa di seluruh daun, termasuk berkas pembuluhnya. Pada beberapa spesies,
belerang tidak mudah dipindahkan dari jaringan dewasa, maka kekahatan biasanya
terlihat pada daun muda. Pada spesies lain, sebagian besar daun menjadi klorosis di saat
yang hampir bersamaan, atau bahkan daun tua yang mengawalinya. Difisiensi belerang
yang parah terjadinya perombakan angin menghasilkan urea dan amoniak.
g) Besi (Fe)
Besi merupakan katalis utama dalam produksi klorofil dan digunakan dalam
fotosintesis. Kurangnya zat besi menunjukkan gejala daun kuning pucat atau putih,
sedangkan pembuluh darah tetap hijau. Tanaman sulit untuk menyerap Fe dan bergerak
perlahan di dalam pabrik. Untuk campuran hara selalu digunakan chelated (segera
tersedia untuk tanaman) besi .
h) Mangan(Mn)
Mangan bekerja dengan enzim tanaman untuk mengurangi nitrat sebelum
memproduksi protein. Kurangnya mangan gejalanya daun muda berbintik-bintik kuning
atau coklat.
i) Seng (Zn)
Seng adalah katalis dan harus hadir dalam jumlah kecil untuk pertumbuhan
tanaman. Kurangnya seng terjadi pengerdilan, menguning, dan keriting pada daun.
Kelebihan seng jarang tapi sangat beracun dan menyebabkan layu atau mati.
j) Tembaga (Cu)
Tembaga adalah katalis untuk beberapa enzim. Kekurangan tembaga membuat layu
pertumbuhan baru dan menyebabkan pertumbuhan tidak teratur. Ekses tembaga
menyebabkan kematian mendadak. Tembaga juga digunakan sebagai fungisida dan
penahan serangga dan penyakit.

116
k) Boraks (B)
Boraks diperlukan sel untuk membelah dan pembentukan protein. Boron
memainkan peran aktif dalam penyerbukan dan produksi benih.
l) Molibdenum (Mo)
Molibdenum membantu bentuk protein dan membantu kemampuan tanaman untuk
memperbaiki nitrogen dari udara. Kekurangan Molibdenum menyebabkan daun pucat dan
pinggir daun menjadi hangus. Selain itu pertumbuhan daun yang tidak teratur juga bisa
terjadi.
m) Klorin (Cl)
Kekurangan Cl menyebabkan daun layu, kemudian menjadi kuning sebelum sel
tanaman layu, kuning dan mati, akhirnya berubah warna perunggu. Ujung akar juga
menjadi kerdil dan lapisan tebal.
Tugas:
1. Tuliskan kisaran panjang gelombang yang berguna untuk fotosintesis
2. Tuliskan jenis-jenis unsur hara makro tanaman
3. Tuliskan gejala defisiensi unsur Ca

Proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup tertentu ada yang
disertai dengan perubahan bentuk pada tubuhnya.

n) Perkecambahan
Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi
tanaman baru. Biji akan berkecambah jika berada dalam lingkungan yang sesuai.
Perkecambahan biji bergantung pada imbibisi. Imbibisi merupakan penyerapan air oleh
biji. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang, memecahkan kulit biji, dan
memicu perubahan metabolic pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan
pertumbuhannya. Munculnya plantula (tumbuhan kecil) dari dalam biji merupakan hasil
pertumbuhan dan perkembangan embrio.
Fase perkecambahan diikuti pertumbuhan 3 jaringan meristem primer, yaitu :
a) Protodrem : lapisan terluar yang akan membentuk jaringan epidermis
b) Meristem dasar akan berkembang menjadi jaringan dasar yang mengisi lapisan
korteks pada akar diantara stele dan epidermis

117
c) Prokambium : lapisan dalam yang akan berkembang menjadi silinder pusat, yaitu
floem danxylem.
Jika biji tanaman dikotil seperti kacang- kacangan dibelah menjadi dua, maka
akan didapatkan struktur biji yang terdiri atas plumula, hipokotil, radikula, kotiledon, dan
embrio. Struktur biji tanaman monokotil, misalnya jagung terdiri atas koleoptil, plumula,
radikula, koleoriza, skutelum, dan endosperma. Bagian-bagian biji tersebut mempunyai
fungsi masing-masing untuk pertumbuhan tanaman. Biji tanaman dikotil maupun
monokotil, plumula merupakan poros embrio yang tumbuh ke atas yang selanjutnya akan
tumbuh menjadi daun pertama, sedangkan radikula adalah poros embrio yang tumbuh ke
bawah dan akan menjadi akar primer. Pada tanaman monokotil, misalnya jagung,
kotiledon mengalami modifikasi menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi
sebagai alat penyerap makanan yang terdapat di dalam endosperma, sedangkan koleoptil
berfungsi melindungi plumula. Koleoriza terdapat pada jagung yang berfungsi
melindungi radikula.
Proses perkecambahan ini memerlukan suhu yang cocok, air yang memadai, oksigen
yang cukup, kelembapan, dan cahaya. Struktur biji yang berbeda antara tumbuhan
monokotil dan dikotil akan menghasilkan struktur kecambah yang berbeda pula. Pada
tumbuhan monokotil, struktur kecambah meliputi radikula, akar primer, plumula,
koleoptil, dan daun pertama. Pada kecambah tumbuhan dikotil terdiri dari akar primer,
hipokotil, kotiledon, epikotil, dan daun pertama.
Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
epigeal dan hipogeal.
a) Pada perkecambahan epigeal, kotiledon terdapat di permukaan tanah karena terdorong
oleh pertumbuhan hipokotil yang memanjang ke atas.
b) Pada perkecambahan hipogeal, kotiledon tetap berada di bawah tanah, sedangkan
plumulakeluar dari permukaan tanah disebabkan pertumbuhan epikotil yang
memanjang ke arah atas

O) Fisiologi Perkecambahan
Untuk memulai kehidupannya, biji harus berkecambah menjadi tanaman baru.
Perkecambahan biji dimulai dengan imbibisi dan diakhiri ketika radikula memanjang atau
muncul melewati kulit. Perkecambahan biji dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu:
(a) Hidrasi atau imbibisi; selama kedua periode tersebut, air masuk ke dalam embrio dan
membasahi protein dan koloid lain.

118
(b) Pembentukan atau pengaktifan enzim yang menyebabkan peningkatan aktivitas
metabolik.
(c) Pemanjangan sel radikula, diikuti munculnya radikula dari kulit biji.
(d) Pertumbuhan kecambah selanjutnya adalah pertumbuhan primer.

p) Pertumbuhan Primer
Setelah proses perkecambahan, tumbuhan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan lebih lanjut. Tumbuhan akan membentuk akar, batang, dan daun. Ujung
batang dan ujung akar akan tumbuh memanjang karena adanya aktivitas sel-sel
meristematis. Proses ini disebut pertumbuhan primer. Sel-sel meristem dapat juga
berdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang khusus. Daerah
pertumbuhan pada ujung batang dan ujung akar dapat dibedakan menjadi 3 daerah, yaitu:
(a) Daerah pembelahan terdapat pada ujung akar. Sel-sel meristem di daerah ini akan
mengalami pertumbuhan dan perkembangan struktur akar pertama.
(b) Daerah pemanjangan terletak setelah daerah pembelahan. Pada daerah ini, sel-sel
mengalami pembesaran dan pemanjangan.
(c) Daerah diferensiasi. Daerah yang sel-selnya berdiferensiasi menjadi sel-sel yang
memiliki struktur dan fungsi khusus.
q) Pertumbuhan Sekunder
Di antara xilem dan floem terdapat kambium yang sel-selnya aktif membelah.
Pada tumbuhan dikotil, jaringan xilem dan floem primer terdapat pada batang dan akar
yang hidup selama periode yang relatif pendek. Kemudian, fungsinya diambil alih oleh
jaringan pembuluh sekunder yang dihasilkan oleh kambium yang aktif membelah.
Pertumbuhan kambium ke arah luar membentuk floem sekunder, dan ke arah
dalam membentuk xilem sekunder sehingga batang tumbuhan bertambah besar. Aktivitas
kambium yang membentuk xilem dan floem sekunder ini disebut pertumbuhan sekunder.
Semua jaringan yang ada di sebelah dalam kambium disebut kayu, sedangkan di sebelah
luar kambium disebut kulit atau papagan. Pembentukan xilem dan floem sekunder pada
batang terjadi karena aktivitas kambium yang dipengaruhi oleh musim. Jika kondisi
lingkungan kurang menguntungkan, maka aktivitas kambium menjadi rendah sehingga
xilem dan floem sekunder yang dihasilkan sedikit. Namun sebaliknya, pada musim hujan,
aktivitas kambium ini akan meningkat. Perbedaan aktivitas kambium akan menghasilkan
jejak pada batang yang disebut lingkaran tahun.

119
Sumber : https://www.slideshare.net/
Gambar 4.2. Lingkaran tahun pada pohon berkayu

Perkembangan
Selama pertumbuhan, makhluk hidup juga mengalami perkembangan.
Perkembangan merupakan perubahan struktur dan fungsi yang bersifat spesifik.
Perubahan struktur dan fungsi tersebut menyebabkan bagian-bagian penyusun tubuh
bertambah lengkap, sempurna, dan kompleks. Adapun ciri perkembangan antara lain
sebagai berikut.
a. Terjadi peningkatan kualitatif individu.
b. Adanya proses kedewasaan.
c. Tidak dapat dinyatakan dalam ukuran jumlah, panjang, maupun berat.
d. Bersifat sistematis, progresif, dan berkesinambungan. Artinya proses
perkembangan terus terjadi sampai makhluk hidup tersebut mati.
Peristiwa perkembangan selalu menyertai pertumbuhan. Ketika terjadi proses
pertumbuhan, terbentuk organ dengan fungsi-fungsi khusus. Organ tubuh yang terbentuk
berfungsi sesuai dengan tujuan dibentuknya organ tubuh tersebut. Perubahan bentuk fisik
dan sifat individu sering dipengaruhi oleh berfungsi organ.
Tahapan dan perkembangan
a.Pembelahan sel (cleavage) : Jumlah bertambah banyak
b.Spesialisasi : sel-sel yang sejenis berkelompok
c.Diferensiasi sel : Sel-sel mengalami perbedaan bentuk dan fungsi
d.Organogenesis sel : proses pembentukkan organ-organ tumbuhan
e.Morfogenesis sel : Organ satu dengan yang yang lain memiliki kekhususan dalam
bentuk dan fungsi

120
Ayo Mencoba

Tujuan Pembelajaran :
Setelah percobaan ini kalian diharapkan mampu :
1. Melaksanakan praktikum pengaruh cahaya secara mandiri
2. Memahami pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Alat dan Bahan


Alat :
1. 4 gelas air mineral
2. Kapas
3. Mistar
4. Pipet tetes
Bahan :

1. 20 butir kacang hijau


Prosedur Kerja
1. Siapkan air kemasan gelas
2. Rendamlah benih ke dalam air selama 1 jam, ambil biji kacang yang baik.
3. Susunlah kapas ke dalam air kemasan sehingga tertutupi 1/3 bagiannya.
4. Letakkan kacang hijau ke dalam wadah.
5. Perhatikanlah, ukur dan catatlah hasil percobaan yang kalian diperoleh dari hasil
pengukuran setiap hari.
6. Buatlah laporan tertulis dari hasil yang kalian peroleh.

Tabel pengamatan
No Sampel Hari ke jumlah Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

121
B. Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan

Pertumbuhan adalah penambahan biomassa yang bersifat tidak dapat balik


(irreversible). Penambahan bomassa ditandai dengan penambahan berat, panjang,
volume, jumlah sel, dan lain-lain. Pertumbuhan pada makhluk hidup dapat dilihat dari
perubahan ukurannya. Oleh karena itu, pertumbuhan dapat dinyatakan dalam ukuran
panjang maupun berat.
Ciri-ciri pertumbuhan antara lain; terjadi perubahan fisik dan perubahan ukuran, terjadi
peningkatan jumlah sel, terdapat penambahan kuantitatif individu, dinyatakan dalam
ukuran panjang maupun berat, dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal,
bersifat terbatas, pada usia tertentu makhluk hidup sudah tidak tumbuh lagi.
Pertumbuhan terjadi karena tubuh makhluk hidup tersusun atas sel-sel. Sel mampu
membelah diri menjadi jumlah kelipatan. Bertambahnya jumlah sel menyebabkan
penambahan ukuran tubuh makhluk hidup. Pada usia dewasa, pembelahan dan
pembentukan sel-sel baru hanya berfungsi untuk memperbaharui sel-sel yang rusak. Pada
usia tua, kemampuan membelah diri sel generatif semakin menurun, sehingga sel-sel
yang tua dan rusak tidak tergantikan oleh sel-sel yang baru dan akhirnya sel-sel baru tidak
terbentuk lagi.
Selama pertumbuhan, makhluk hidup juga mengalami perkembangan. Perkembangan
merupakan perubahan struktur dan fungsi yang bersifat spesifik. Perubahan struktur dan
fungsi tersebut menyebabkan bagian-bagian penyusun tubuh bertambah lengkap,
sempurna, dan kompleks.
Ciri-ciri perkembangan antara lain, terjadi peningkatan kualitatif individu, adanya proses
kedewasaan, tidak dapat dinyatakan dalam ukuran jumlah, panjang, maupun berat,
bersifat sistematis, progresif, dan berkesinambungan. Artinya proses perkembangan terus
terjadi sampai makhluk hidup tersebut mati.
Peristiwa perkembangan selalu menyertai pertumbuhan. Ketika terjadi proses
pertumbuhan, terbentuk organ dengan fungsi-fungsi khusus. Organ tubuh yang terbentuk
berfungsi sesuai dengan tujuan dibentuknya organ tubuh tersebut. Perubahan bentuk fisik
dan sifat individu sering dipengaruhi oleh berfungsinya organ.

122
1.Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Hewan
Pertumbuhan dan perkembangan hewan terjadi diseluruh bagian tubuhnya.
Pertumbuhan tersebut menyebabkan bagian-bagian tubuh hewan semakin besar atau
semakin panjang. Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada hewan dipengaruhi
oleh faktor dari dalam (internal) makhluk hidup dan faktor dari luar (eksternal).
a. Faktor internal
Faktor dari dalam tubuh makhluk hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan antara lain sebagai berikut.
1.Gen merupakan faktor penentu sifat yang diturunkan dari induknya. Sifat-sifat
yang diturunkan dalam gen setiap jenis hewan berbeda.
2.Hormon memengaruhi aktivitas di dalam tubuh. Hormon yang memengaruhi
pertumbuhan hewan dan manusia disebut hormonsomatotrof.
b. Faktor eksternal
Pertumbuhan dan perkembangan juga dipengaruhi oleh faktor dari luar. Faktor
dari luar yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hewan adalah sebagai
berikut.
1) Makanan
Semua makhluk hidup membutuhkan makanan sebagai sumber tenaga dan zat
pembangun tubuh. Makanan sebagai sumber tenaga adalah karbohidrat,
sedangkan sumber pembangun tubuh adalah protein. Ketercukupan kebutuhan
makanan akan menjadikan hewan tumbuh optimal.
2) Sinar matahari
Sinar matahari diperlukan dalam pengubahan provitamin D menjadi vitamin D.
Vitamin D membantu penyerapan kalsium dan fosfor dari makanan.
3) Aktivitas fisik
Kegiatan fisik, misalnya olahraga dan latihan, akan dapat memperbesar ukuran
otot dan tulang.
4) Suhu
Suhu yang sesuai diperlukan dalam pertumbuhan hewan

123
2.Metamorfosis dan Metagenesis
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu fase
embrionik dan fase pasca embrionik.

a. Fase Embrionik
fase embrionik adalah pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari zigot
sampai terbentuknya embrio sebelum lahir atau menetas. Zigot terbentuk dari
hasil pertemuan ovum dengan sperma (terjadi pembuahan/fertilisasi). Zigot
selanjutnya mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam beberapa tahap,
yaitu pembelahan zigot, tahap morula, blastula, gastrula, dan organogenesis.

Pembelahan zigot terjadi secara mitosis, yaitu dari satu sel menjadi dua sel, dua
sel sel yang terbentuk tersusun seperti buah anggur dan disebut sebagai morula.
Pembelahan terus berlanjut sehingga terbentuk rongga di bagian dalam yang di
sebut blastosol. Fase ini di sebut fase blastula.
Gastrula merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan blastula yang ditandai
dengan terbentuknya tiga lapisan embrionik, yaitu lapisan bagian luar (ektoderm),
lapisan bagian tengah (mesoderm), dan lapisan bagian dalam (endoderm).
Organogenesis merupakan proses pembentukan berbagai organ tubuh yang
berkembang dari tiga lapisan saat proses gastrulasi.

b. Fase Pasca Embrionik


Pertumbuhan fase pasca embrionik merupakan pertumbuhan dan
perkembangan yang dimulai sejak lahir atau menetas hingga hewan dewasa.
Pertumbuhan ini tidak berlangsung terus menerus, melainkan berhenti setelah
mencapai usia tertentu. Pada manusia perkembangan ini ditandai dengan
munculnya sifat-sifat kelamin sekunder. Proses pertumbuhan dan perkembangan
pada makhluk hidup tertentu ada yang disertai dengan perubahan bentuk pada
tubuhnya.

Proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup tertentu ada yang
disertai dengan perubahan bentuk pada tubuhnya.

124
Metamorfosis
Metamorfosis adalah peristiwa perubahan bentuk pada tubuh hewan
tertentu selama proses pertumbuhan dan perkembangannya. Proses metamorfosis
melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui beberapa tahap pertumbuhan
sel dan differensiasi sel.
Metamorfosis ini dibagi menjadi dua tipe, yaitu:
a. Metamorfosis sempurna (holometabolisme)
Metamorfosis disebut sempurna apabila hewan mengalami perubahan bentuk
secara nyata dengan tahapan-tahapan yang jelas. Kupu-kupu mengalami tahapan
yang panjang sebelum menjadi kupu-kupu dewasa. Pertama kali, kupu-kupu
bertelur. Telur kupu-kupu biasanya diletakkan di dedaunan. Telur kemudian
menjadi ulat. Tahap berikutnya ulat akan berubah menjadi kepompong (pupa)
dan akhirnya menjadi kupu-kupu dewasa.

Sumber : http://www.ilmusiana.com
Gambar 4.3. Metamorfosis kupu-kupu

b. Metamorfosis tidak sempurna (hemimetabolisme).


Metamorfosis disebut tidak sempurna apabila perubahan tubuh yang terjadi tidak
mencolok. Contoh; metamorfosis tidak sempurna terjadi pada kepik, jangkrik,
dan belalang.

125
Pada hewan-hewan tersebut proses menjadi hewan dewasa melalui perubahan
dari bentuk nimfa terlebih dahulu.

Sumber : kidgen. com


Gambar 4.4. Metamorfosis pada kepik

Metagenesis
metamorfosis pada hewan. Peristiwa ini dinamakan metagenesis. Metagenesis
adalah terjadinya pergiliran keturunan atau pergantian siklus, yaitu:
a. Siklus seksual (generatif) pada siklus seksual dihasilkan gametofit.
b. Siklus aseksual (vegetatif) pada siklus aseksual dihasilkan sporofit.
Gametogenesis dan Fertilisasi
Gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet yang terjadi di
dalam gonade. Proses yang terjadi pada hewan jantan disebut spermatogenesis
di dalam testis, sedang pada hewan betina disebut oogenesis di dalam ovarium.
Gametogenesis merupakan pembelahan pemasakan yaitu dengan pembelahan
meiosis sehingga sel kelamin yang dibentuk bersifat haploid. Spermatogenesis
berlangsung melalui 2 tahap yaitu spermatositogenesis dan spermiogenesis
(metarnorfosis). Spermatositogenesis diawali dari spermatogonium (diploid)
kemudian memasuki pembelahan meiosis I sebagai spermatosit primer akan
membentuk 2 spermatosit sekunder. Spermatosit sekunder mengalami
pembelahan meiosis II masing-masing membentuk dua spermatid. Diferensiasi
spermatid menjadi spermatozoon disebut dengan spermiogenesis.
Spermatogenesis terjadi pada dinding tubulus seminiferus testis sehingga pada
dinding tersebut dapat diamati berbagai stadium perkembangan rnulai dan

126
bagian penifer sampai ke lumen. Selain terdapat sel spermatogenik juga
ditemukan sel Sertoli yang berfungsi untuk memberi nutrisi bagi sperma yang
terbentuk. Gambaran struktural sel spermatogenik pada dinding tubulus
seminiferus berturut-turut dari luar ke dalam sebagai berikut:
- spermatogonium: inti oval — bulat, terpulas kuat-lemah
- spermatosit primer: inti paling besar
- spermatosit sekunder: inti lebih kecil, terletak dekat lumen (meiosis I)
- spermatid: inti memanjang, melekat dekat sel Sertoli (meiosis II)
- spermatozoa: sel berekor yang menjulur ke lumen.
Spermiogenesis berlangsung melalui 3 tahap yaitu:
1. pembentukan tudung kepala (akrosom) yang berasal dari badan Golgi
2. pembentukan keping tengah dan flagela, yang berasal dari sentriol dan
bagian ini letaknya berseberangan dengan akrosom terhadap inti.
3. pemanjangan inti, pengurangan sitoplasma dan migrasi mitokondria
menuju keping tengah.

Sumber: www.wikipedia.com
Gambar 4.5. Spermiogenesis

127
Sumber: Campbell Jilid 9, 2011
Gambar 4.6 . Pembelahan pada telur

Spermatogenesis dirangsang oleh FSH, sedangkan LH (ICSH)


merangsang sel Leydig (sel yang terdapat diantara tubulus seminiferus)
sehingga menghasilkan hormon testoteron.
Oogenesis berlangsung didalam ovarium dan sel telur diselaputi oleh
sel folikel membentuk folikel ovarium. Berbeda dengan sperma, pembelahan
pemasakan (meiosis) dan satu oogonium hanya menghasilkal sel telur (ovum)
sebab selama pembelahan akan terbentuk badan polar (polosit).
Oosit primer dari oogonium sesudah meiosis I akan membentuk satu
oosit sekunder dan satu badan polar. Bersamaan dengan pembelahan
pemasakan tersebut juga terjadi pertumbuhan folikel ovarium sehingga
terbentuk folikel primer, folikel sekunder, folikel tertier, sampai folikel masak
(folikel Graaf). Folikel Graaf (stadium oosit sekunder) kemudian mengalami
ovulasi sehingga sel telur keluar dan ovarium menuju ke oviduct. Folikel yang
ditinggalkan oleh sel telur akan membentuk corpus luteum yang menghasilkan
hormon progesteron. Sel-selfolikel dalam pertumbuhannya dapat menghasilkan
hormon estrogen. Pertumbuhan dan perkembangan folikel dirangsang oleh
FSH, sedangkan proses ovulasi dirangsang oleh LH.

128
(Sumber: Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
Gambar 4.7. Spermatogenesis

Selaput pembungkus telur meliputi:


1. membran primer: dibentuk oleh ooplasma sebagai membran vitelin
(oolemma)
2. membran sekunder: dibentuk oleh sel folikel sebagai zona pelusida,
corona radiata, sel granulosa, sel theca.
3. selaput tertier: dibentuk di dalam oviduct sebagai lendir (pada
katak), khonon (ikan), albumen (burung).
4. selaput quarter: dibentuk di dalam uterus sebagai kulit kapur (pada
burung), kapsula (ikan), khitin (seranga).
Sel telur mempunyai sumbu yang berorientasi pada sumbu animal dan
sumbu vegetal, yaitu sebagai polus animalis (dorsal) dan polus vegetativus
(ventral). Polus animalis berisiooplasma, polus vegetativus berisi deutoplasma
(vitelus/yolk). Vitelus/yolk disintesis di dalam hepar dan masuk ke dalam telur
melalui pembuluh darah. Atas dasar keadaan vitelus tersebut maka sel telur
dapat dibagi 2

129
a. Berdasarkan penyebaran vitelus:
a) isolesital/homolesital: tersebar merata
b) telolesital: tersebar pada salah satu ujung
c) sentrolesital: tersebar di bagian tengah

b. Berdasarkan jumlah vitelus:


a) oligolesital: vitelus sedikit
b) mesolesital: vitelus sedang
c) polilesital: vitelus banyak
d) megalesital: vitelus lebih banyak (sangat banyak).

Fertilisasi (pembuahan) merupakan proses peleburan (penggabungan) inti


sel telur dan inti sperma. Fertilisasi dapat terjadi secara interna yaitu oviduct
(dalam tubuh induk) atau secara externa terjadi di air (di luar tubuh induk).
Selama dalam perjalanannya di dalam saluran reproduksi, maka sel kelamin
akan mengalami pemasakan. Fertilisasi merupakan proses yang bertahap yaitu:
1.Tahap persiapan yaitu proses pemasakan sel kelamin
2.Tahap penempelan yaitu saat menyentuh selaput telur
3.Tahap penetrasi yaitu proses penyusupan sperma ke dalam sel telur.
Penetrasi terjadi setelah membran telur larut karena pengaruh enzim
hialuronidase yang dikeluarkan oleh akrosom.
4.Tahap peleburan/penggabungan inti sperma dan inti telur sehingga
terbentuk zygot yang diploid (sesuai dengan individu yang mewariskan)
5.Tahap awal perkembangan yang merupakan rangsangan (triger) agar
terjadi perkembangan

130
Sumber : http://staff.unand.ac.id
Gambar 4.8. Fertilisasi pada sea urchin

Fertilisasi umumnya bersifat monospermi (satu inti sperma yang


membuahi), individu yang terbentuk diploid dan selalu tidak bersifat
polispermi (lebih dari satu intisperma yang membuahi). Hal tersebut
disebabkan pada saat fertilisasi terjadi aktivasi granula cortex di dalam sel telur
sehingga permeabilitas membran telur berubah. Perbedaan permeabilitas
membran tersebut menyebabkan sperma lain tidak dapat menembus sel telur.
Pada Vertebrata setelah terjadi fertilisasi yang meletakkan telur di luar tubuh
sehingga telur-telur tersebut akan diinkubasikan. Hewan demikian dikatakan
bersifat vivipar. Vertebrata lain telur yang difertilisasi akan berkembang di
dalam tubuh induk (selama masa kehamilan) dan kemudian akan
melahirkannya. Kelompok hewan demikian dikatakan bersifat vivipar.
Perkembangan di dalam uterus diawali dengan adanya implantasi (penempelan
pada dinding uterus) sehingga terjadi kehamilan. Setelah terjadi implantasi,
jaringan embrio dan jaringan induk akan membentuk plasenta.
Segmentasi dan Balstula
Pembelahan zygot terjadi secara mitosis yang berlangsung sangat cepat,
tidak terjadi pertumbuhan mulai dari sel tunggal menjadi masa sel yang padat
disebut morula. Masing-masing sel dari pembelahan awal tersebut dikenal
sebagai blastomer. Pembelahan terjadi melalui bidang-bidang pembelahan
yaitu :

131
1. Bidang meridional : bidang tegak melalui polus animalis (PA) dan
polus vegetativus (PV)
2. Bidang ekutorial : bidang datar diantara PA dan PV
3. Bidang sagital : bidang yang membagi bagian kanan dan bagian kiri
4. Bidang latitudinal : bidang datar yang terletak diantara bidang
ekuatorial dengan PA dan PV
5. Bidang transversal : bidang tegak lurus bidang ekuatorial. Pembelahan
awal (I) dan II melalui bidang meridional, sedang pembelahan III melalui
bidang ekuatorial.
Jenis-jenis pembelahan ada 2 yaitu;
1. Holoblastik: pembelahan terjadi pada semua bagian yang biasanya
terjadi pada telur yang isolesital atau telolesital sedang contoh pada
Amphioxus, Amphibia. Beberapa holoblastik adalah radial (sea urchin),
bilateral (Amphibia), spiral (molusca), rotational (mamal).
2. Meroblastik: pembelahan terjadi hanya pada bioplasma (daerah
animalis). Bagian deutoplasma yang tidak membelah meroblastik ada dua
macam yaitu meroblastik discordal (pada burung, reptil) dan superfisial
(pada serangga). Pembelahan ini umumnya terjadi pada telur yang
sentrolesital dan telolesital.
Setelah terjadi pembelahan sampai terbentuk morula yang padat,
pembelahan selanjutnya akan membentuk rongga disebut blastocoel. Dinding
rongga tersebut terdiri sel-sel (blastomer) yaitu sebagai sel formatif pembentuk
badan embrio dan sel auxilary pembentuk selaput embrio. Blastomer di daerah
animal lebih kecil (mikromer) dan pada di daerah vegetal (makromer).
Berdasarkan bentuknya blastula ada yang bulat (blastosphere), pipih/cakram
(discoblastula) dan gelembung (blastocyst). Berdasarkan struktur maka
terdapat blastula berongga (coeloblastula), blastula masif (stereoblastula),
blastula dengan lapisan sel (blastoderm).
Beberapa contoh pembelahan:
1. Pada ikan: pembelahan terjadi secara holoblastik, meskipun daerah
vegetal lebih lambat. Blastema pada polus vegetativus relatif lebih besar
sebab yolk lebih banyak, sedang pada polus animalis lebih kecil dan
membentuk blastoderm. Blastula bertipe discoblastula dengan rongga yang
relatif sempit. Blastoderm ada yang membentuk blastodisc. Periblast

132
merupakan kelompok sel yang membentuk lapisan sinsitial yang
menyelubungi yolk yang tidak ikut membelah. Periblast berfungsi
membantu mobilisasi yolk untuk pertumbuhan embrio.
2. Pada Amphibia: pembelahan terjadi secara holoblatik, blatomer pada
polus animalis membelah lebih cepat dari pada polus vegetativus karena
yolk lebih banyak pada polus vegetativus. Blastocoel letak eksentrik
(mendekati polus animalis). Di daerah ekuatorial blatomer membentuk
―germ ring‖.
3. Pada Reptil dan Aves: pembelahan terjadi secara meroblastik discordal
karena yolk lebih banyak. Blastoderm terpisah dari yolk oleh rongga
subgerminal. Blastula bertipe discoblastula, dengan rongga pipih.
Blastomer pada bagian dorsalblastocoel disebut epiblast, pada bagian
lateral disebut periblast dan pada bagian ventral disebut hypoblast.
4. Pada Mamal: stadium blastula pada mamal disebut blastocyst, dengan
rongga bulat. Blastoderm akan membentuk ―inner cell mass‖ (1CM) yang
kemudian akan menjadi embrio dan diluar yolk akan membentuk tropoblast
yang akan menjadi selaput extra embrional (membran choriovitelus dan
chorioalantois).

Sumber :http://www.allthingsstemcell.com
Gambar 4.9. Proliferasi sel mesodermal

133
Pada akhir stadium blastula, daerah tertentu akan menjadi calon pembentuk
organ tertentu. Pada blastula katak daerah tersebut ialah:
- epidermal sebagai calon kulit
- neuroektodermal sebagai calon sistem saraf
- lamina prechordalis sebagai calon kepala
- chorda mesoderm sebagai calon chorda dorsalis
- mesodermal sebagai calon somit
- endodermal sebagai calon sistem pencemaan
- germinal sebagai calon gonade.

Pada daerah-daerah tersebut diatas mempunyai potensi untuk membentuk


jaringan/organ Gastrula, Neurulasi dan Selaput Embrio
 Gastrula merupakan stadium perkembangan dimana sel-selnya membentuk
lapisan lembaga (germ layer) yang terdapat di sekitar tubulus endodermal (usus
primitif). Ruang tertutup di dalam usus primitif disebut gastrocoel atau
archenteron.
 Neurulasi merupakan proses pembentukan tubulus ektodermal (canalis neuralis).
Di dalam tubulus ini terdapat ruangan yang disebut neurocoel. Gastrulasi dan
neurulasi sebagian besar merupakan proses penyusunan kembali sel-sel blastula
di dalam embrio. Selama proses tersebut, tiga lapisan lembaga akan terbentuk
yang merupakan ciri khas primitif dan mesoderm terdapat diantara dua lapisan
tersebut. Selain gastrula mempunyai tiga lapisan (triploblastik) yang umumnya
pada Vertebrata, juga terdapat gastrula dengan dua lapisan (diploblastik) yang
terdapat pada sea urchin.
Pembelahan ditandai dengan pembelahan sel, pada gastrulasi ditandai dengan
penyusunan kembali seluruh sel yaitu dengan terjadi gerakan sel (gerakan morfogenesis).
Gerakan sel dapat berlangsung di permukaan embrio (epiboli) dan atau berlangsung di
dalam embrio (emboli). Epiboli meliputi ektensi (melebar) dan elongasi (memanjang).
Emboli meliputi invaginasi (melekuk), evaginasi (menonjol), involusi (melekuk dan
memutar), ingresi (muncul dan lapisan), convergensi (menyempit), divergensi (melebar),
delaminasi (tergeser dan sekitamya) dan intercalasi (terdesak).
Gerakan sel kearah dalam diawali oleh sel permukaan yaitu ektoderm. Pada
permukaan, ektoderm menebal menjadi lempeng neural yang memanjang pada sisi dorsal
sumbu anterior posterior embrio. Pada bagian tepi lempeng neural akan tumbuh ke dorsal

134
membentuk lipatan neural. Lempeng neural akan bertemu dan bergabung pada bagian
dorsal membentuk canalisneuralis yang menyelubungi neurocoel. Canalis neuralis akan
terdiferensiasi membentuk ncephalon dan medulla spinalis. Selama lipatan neural
bergabung, beberapa sel pada lipatan ektoderm memisahkan diri membentuk kelompok
sel disebut neural crest. Endoderm merupakan derivat sel yang bergerak masuk dan
permukaan luar blastula. Endoderm yang pertama kali terbentuk membentuk dinding usus
yang terbentang dari anterior sampai posterior embrio. Mesoderm juga merupakan derivat
dan sel yang bergerak dari permukaan luar blastula. Proliferasi sel mesodermal akan
menyebar masuk jaringan di dalam tubuh diantara ektoderm luar dan endoderm. Selaput
extra embrional berasal dari tropoblast. Selaput extra embrional meliputi kantong yolk,
amnion, khorion dan allantois. Amnion, khorion danallantois dijumpai hanya pada reptil,
aves dan mamal. Kantong yolk kebanyakan pada yang masih primitif. Kantong yolk
mengitari yolk, kemudian kosong menjadi usus tengah dan dilapisi oleh endoderm.
Kantong yolk kaya vascularisasi melalui arteria vitelina dan vena vitelina. Tetes-tetes
yolk di dalam kantong selalu dicerna oleh enzim yang disekresi oleh lapisan pada kantong
yolk dan dibawa ke embrio melalui vena vitelina. Kantong yolk mengecil seiring dengan
pertumbuhan embrio. (Gambar 4.10)

Sumber: http://player.slideplayer.com
Gambar 4.10. Mengecilnya yolk seiring pertumbuhan embrio

135
Pada embrio reptil, ayes dan mamal berkembang 2 selaput yaitu amnion dan
khorion. Kedua selaput tersebut dibentuk pada saat pelipatan ke dorsal dari somatopleura
dan kemudianakan saling bertemu membentuk amnion yang mengelilingi embnio.
Khonion dibentuk daripertumbuhan somatopleura yang mengelilingi amnion dan kantong
yolk.
Di dalam amnion berisi cairan amnion yang mengandung air metabolik dari
jaringan embrio. (Gambar 4.11)
Allantois merupakan suatu kantong extraembrional yang berkembang dari proses
evaginasi bagian ventral cloaca. Perkembangan berikutnya akan menempel pada
permukaan dalam khorion membentuk selaput khorioalantois. Pada mamal selaput
khorioallantois menempel langsung pada dinding uterus sehingga membentuk plasenta
khorioallantois; yang berfungsi untuk membawa nutrisi dari induk ke embrio dan
membawa sisa matabolisme dari embrio keinduk. Pada amniota, sebagian besar allantois
yang berbatasan langsung dengan bagian proximal cloaca akan menjadi vesica urinaria,
sedang bagian distal membentuk urachus.
Plasenta merupakan organ pada hewan vivipar dimana jaringan induk dan
jaringan
embrio berkaitan sangat erat dan saling mengalirkan diantara induk dengan embrio.
Plasenta terdiri:
1. selaput extraembrional (kantong yolk, selaput khoriovetelina, selaput
khorioallantoisatau khorion).
2. berkaitan erat dengan dinding uterus induk yang kaya vascularisasi. Pada
marsupialia,dan kebanyakan ungulata, selaput extraembrional tidak melekat erat dengan
dinding uterus sehingga pada waktu kelahiran mudah lepas, keadaan ini dikenal dengan
plasenta nondesiduata. Sedangkan plasenta desiduata, jika villi khorion melekat erat dan
terinvasi ke dalam jaringan uterus sehingga pada saat kelahiran terjadi pendarahan. Atas
dasar penyebaran villi khorion pada permukaan kantong khorion, maka ada beberapa
macam plasenta antara lain: plasentakotiledonaria (villi terkumpul sebagai bercak-bercak)
pada kuda & sapi, plasentazonaria (villiber bentuk seperti sabuk) pada kucing & anjing,
plasenta diskoidal (villiber bentuk seperti cakram) pada beruang & manusia, plasenta
difusa (villi tersebar merata) pada babi. (Gambar 4.12.)

136
Sumber : https://belajar.kemdikbud.go.id
Gambar 4.11. Amnion berisi cairan amnion yang mengandung air metabolik dari jaringan embrio

Sumber : http://www.lusa.web.id
Gambar 4.12. Contoh plasenta

137
RANGKUMAN

Tumbuhan mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan tumbuhan


dipengaruhi oleh faktor gen, faktor internal (hormon tumbuhan) dan faktor eksternal
(lingkungan). Faktor internal berupa hormon tumbuhan terdiri atas hormon auksin,
sitokinin, giberelin, asamabsisat dan gas etilen. Faktor eksternal berupa pengaruh
lingkungan terdiri atas, cahaya, gas diatmoser, hara, air.
1. Makhluk hidup dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
2. Pertumbuhan ditandai dengan bertambahnya ukuran pada makhluk hidup, antara
lain bertambah tinggi dan bertambah panjang. Pertumbuhan tidak terus-menerus
terjadi melainkan pada batas usia tertentu pertumbuhan akan terhenti.
3. Perkembangan selalu mengikuti pertumbuhan, pada perkembangan terjadi
perubahan bentuk fisik, fungsi fisik, maupun psikis. Proses perkembangan terjadi
sepanjang hidup.
4. Metamorfosis adalah perubahan bentuk hewan mulai dari telur sampai dewasa
disertai perubahan bentuk yang sangat mencolok antara hewan kecil dengan hewan
dewasa. Contoh: kupu-kupu, lalat, dan nyamuk.
5. Metagenesis adalah perubahan bentuk hewan mulai dari telur sampai dewasa,
namun perbedaannya tidak terlalu mencolok hanya terjadi penambahan atau
pengurangan organ dan fungsi organ. Contoh: katak.
6. Pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup berperan dalam: menjaga
viabilitas dan, menjaga agar tidak punah dengan daya reproduksinya.

138
UJI KOMPETENSI

1. Perkembangan terjadi karena . . . .


a. perubahan biologis berupa pertambahanukuran
b. terjadinya proses diferensiasi pertumbuhan menuju kedewasaan
c. adanya jaringan merismatis yang selalu membelah
d. tumbuhan telah siap melakukan fertilisasi
e. tanaman berukuran kecil menjadi berukuran besar

2. Unsur makro yang berperan sebagai kofaktor enzim tumbuhan adalah ….


a. C, H, dan O
b. O, P, dan H
c. K, Ca, dan Mg
d. N, C, dan O
e. K, Ca, dan N
3. Makhluk hidup menunjukkan proses pertumbuhan pada peristiwa perubahan biologis,
kecuali ….
a. pertambahan volume sel
b. pertambahan jumlah sel
c. bersifat reversible atau dapat balik
d. pertambahan ukuran sel
e. bersifat irreversible
4. Ujung batang tanaman dapat membengkok ke arah datangnya cahaya karena pengaruh
hormon ….
a. gas etilen
b. auksin
c. asam absisat
d. giberelin
e. sitokinin

139
5. Buah semangka tanpa biji dapat diperoleh dengan memberikan hormon
a. sitokinin
b. giberelin
c. asam absisat
d. auksin
e. etilen
6. Unsur yang diambil dari udara untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan hijau
adalah ….
a. Nitrogen
b. Hidrogen
c. Oksigen
d. Natrium
e. Karbon
7. Yang termasuk pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan pada bagian-bagian ….
a. xilem sekunder dan floem sekunder
b. ujung akar dan xilem sekunder
c. xilem primer dan floem primer
d. ujung akar dan ujung batang
e. ujung akar saja
8. Peluruhan daun pada musim kering disebabkan oleh hormon ….
a. auksin
b. asam absisat
c. Sitokinin
d. Giberelin
e. gas etilen
9. Berikut ini merupakan fungsi giberelin, kecuali
a. menyebabkan tanaman berbunga sebelum waktunya
b. menyebabkan tanaman tumbuh raksasa
c. memperpanjang titik tumbuh
d. memacu aktivitas kambium
e. menghasilkan buah yang tidak berbiji

140
10. Untuk menghilangkan sifat kerdil secara genetik pada tumbuhan, dibutuhkan hormon
….
a. auksin
b. giberelin
c. sitokinim
d. traumalin
e. kaukalin
11. Faktor internal (dalam tubuh) yang memengaruhi pertumbuhan adalah . . . .
a. tempat tinggal
b. nama dan jenis kelamin
c. hormon dan makanan
d. hormon dan sifat keturunan
12. Bertambahnya ukuran tubuh makhluk hidup disebut sebagai . . . .
a. pergerakan
b. pertumbuhan
c. perkembangan
d. Penuaan
13.Di bawah ini yang bukan merupakan ciri makhluk hidup adalah . . .
a. bernapas
b. tumbuh dan berkembang
c. berkembang biak
d. mempunyai bentuk dan ukuran tetap dari waktu ke waktu
14.Salah satu contoh hewan yang mengalami metamorfosis adalah . . . .
a. kucing
b. kupu-kupu
c. gajah
d. katak
15.Perubahan bentuk yang sangat ekstrim (nyata) pada proses perkembangan makhluk
hidup disebut dengan . . . .
a. metagenesis
b. metamorfosa
c. Metafora
d. fatamorgana

141
16. Katak mengalami peristiwa perkembangan yang disebut dengan . . . .
a. metamorfosis
b. metagenesis
c. morfologi
d. metafora
17. Perkembangan pada lalat buah mengalami peristiwa . . . .
a. metagenesis
b. reproduksi
c. Metamorfosis
d. fatamorgana
18. Kalau kamu menemukan seekor larva, maka kamu akan berpikir bahwa . . . .
a. hewan tersebut adalah masa kecil dari seekor larva dewasa
b. hewan tersebut mengalami metagenesis
c. hewan tersebut merupakan hewan langka
d. hewan tersebut suatu saat akan berubah menjadi serangga dewasa
dengan bentuk yang berbeda dengan bentuk sekarang
19. Kucing mengalami peristiwa perkembangan di bawah ini, kecuali . . . .
a. beranak
b. kucing kecil berubah menjadi kucing dewasa, bentuk tidak mengalami
perubahan yang ekstrim
c. terjadi perubahan kelakuan antara kucing kecil dengan kucing dewasa
d. mengalami metagenesis
20. Perkembangan terjadi karena . . . .
a. perubahan biologis berupa pertambahan ukuran
b. terjadinya proses pertumbuhan menuju kedewasaan
c. adanya jaringan yang selalu membelah
d. telah siap melakukan fertilisasi
e. hewan berukuran kecil menjadi berukuran besar

142
BAB 5
REPRODUKSI TUMBUHAN DAN HEWAN

Dengan mempelajari tentang reproduksi tumbuhan dan hewan Kalian diharapkan mampu
memahami proses reproduksi pada tumbuhan dan hewan, mampu membedakan proses
reproduksi pada tumbuhan atau hewan, dan mampu menalar proses reproduksi pada
tumbuhan dan hewan melalui pengamatan.

Peta Konsep

Alami
Reproduksi
aseksual
Reproduksi Buatan
tumbuhan

Angiospermae
Reproduksi
Seksual

Gymnospermae

Pembelahan biner
Pembelahan ganda
Aseksual Pertunasan
Fragmentasi
Reproduksi Partenogenesia
Hewan

Seksual Fertilisasi

143
A. Reproduksi Tumbuhan
Tumbuhan melakukan perkembangbiakan (reproduksi) sebagai bagian dari siklus
hidupnya.
Reproduksi tumbuhan dibagi menjadi; Vegetatif (tak kawin) berarti tidak terjadi
peleburan gamet, dan Generatif (kawin) terjadi peleburan gamet.
Sistem Reproduksi Tumbuhan

Alami

Reproduksi
aseksual
Reproduksi Buatan
tumbuhan

Angiospermae
Reproduksi
Seksual

Gymnospermae

Reproduksi Seksual memerlukan gamet jantan dan betina dengan 2 proses yaitu:
 Proses perkawinan biji tertutup (Angiospermae) diawali proses penyerbukan
(menempelnya serbuk sari ke kepala putik) proses pembuahan (bersatunya inti
sperma dengan inti ovum).
 Proses perkawinan tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae) diawali proses
penyerbukan (menempelnya serbuk sari ke mikropil)
Proses pembuahan pada angiospermae terjadi pembuahan ganda sedangkan pada
Gymnospermae terjadi pembuahan tunggal.
Penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari :
- Geitonogami (penyerbukan tetangga) : serbuksari berasal dari bunga lain pada
satu individu

144
- Alogami (penyerbukan silang) : serbuk sari berasal dari individu yang lain
spesies yang sama
- Penyerbukan bastar : serbuk sari berasal dari bunga tumbuhan yang berbeda
spesies
- Autogami (penyerbukan sendiri) : serbuk sari berasal dari bunga yang sama

Berdasarkan polinator (agen penyerbuk) Anemogami (angin) : serbuk sari banyak,


lembut, kering, warna mahkota tidak menarik, biasanya tidak ada perhiasan bunga,
sederhana dan ringan, polen jumlahnya sangat banyak :
 poaceae
 Hidrogami (air), contoh pada Hydrilla sp
 Zoidogami (hewan)  98 %
 Entomogami (serangga) : mahkota menarik,
 memiliki nektar, menarik secara seksual  65%
 Ornitogami (burung) : mengandung banyak nektar, berukuran besar
 Kiroterogami (kelelawar)
 Malakogami (siput)
 Antropogami (manusia)
Faktor-faktor yang menyebabkan tumbuhan tidak dapat mengadakan penyerbukan sendiri
adalah :
Tumbuhan Dioseus (berumah dua), yaitu serbuk sari dan putik terletak pada individu
yang
berbeda, contoh: salak
- Dikogami, yaitu masaknya serbuk sari dan putik tidak bersamaan
- Protogini, yaitu putik matang lebih dulu. Contoh: cokelat, alpokat.
- Protandri, yaitu serbuk sari suatu bunga masak lebih dulu. Contoh: jagung.
- Herkogami, yaitu serbuk sari tidak dapat jatuh ke kepala putik (vanili).

145
1. Reproduksi Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi:
- Paku homospora/isospora: famili Psilophytinae, Lycopodinae
- Paku peralihan: famili Equisetinae
-Paku heterospora: famili Fillicinae
Spora pada tumbuhan paku terletak pada bagian khusus

Sumber : http://www.wawanlistyawan.com
Gambar 5.1. Letak spora tumbuhan paku

Sumber : http://www.pintarbiologi.com
Gambar 5.2. Reproduksi tumbuhan paku

146
2. Reproduksi Tumbuhan Biji
Reproduksi tumbuhan biji secara generatif (melibatkan organ perkembangbiakan)
dapat terjadi secara:
- Amfimiksis: lembaga (embrio) terjadi karena pembuahan sel telur dengan inti
sperma.
- Apomiksis: lembaga (embrio) terjadi tanpa pembuahan sel telur dengan inti
sperma
- Fertilisasi (pembuahan) : peleburan antara gamet jantan dan betina.
Gymnospermae
Pada tanaman Gymnospermae pembuahan tunggal terjadi bila setiap satu kali
pembuahan menghasilkan embrio. Alat perkembangbiakan berupa strobilus.
♂ = mikrosporofil, ♀ = makrosporofil
Serbuk sari (mikrospora) yang sampai di tetes penyerbukan (pada strobilus
betina) terisap masuk ke ruang serbuk sari melalui mikropil.
Serbuk sari ini terdiri dari sel generatif atau sel anteridium (kecil) dan sel
vegetatif atau sel tabung (besar). Serbuk sari yang berada di ruang serbuk kemudian
tumbuh membentuk buluh serbuk sari menuju ruang arkegonium. Pada saat itu sel
generatif membelah menjadi dua yaitu sel dinding (dislokator) dan sel spermatogen.

Sumber : http://www.sridianti.com
Gambar 5.3. Siklus tumbuhan berbunga

Sel spermatogen kemudian membelah lagi membentuk dua sperma yang berambut
getar.Selanjutnya sel vegetatif lenyap, sedangkan sel sperma yang berambut getar
membuahi ovum yang terdapat pada ruang arkegonium dan akhirnya terbentuklah zigot.

147
Angiospermae
Pada tanaman Angiospermae pembuahan ganda terjadi dua kali pembuahan yang
menghasilkan satu embrio dan endosperm.
Pembentukan gamet jantan
• Serbuk sari berasal dari mikrosporofit (sel haploid) yang berkembang di dalam kotak
serbuk sari
•Mikrosporofit membelah secara mitosis menghasilkan 4 mikrospora haploid.
• Masing-masing membelah secara mitosis menghasilkan butiran serbuk sari, yaitu
gametofit jantan yang belum dewasa yang terdiri dari sel generatif dan sel vegetatif
(pembuluh).
Pembentukan gamet betina
Sel induk (megasporosit) membelah secara meosis menghasilkan 4 sel haploid,
kemudian 3 sel degenerasi dan 1 sel menjadi megaspora
Megaspora membelah secara mitosis 3X menghasilkan 8 sel baru.
• 3 sel menuju kutub kalaza dan membentuk antipoda,
• 2 sel melebur membentuk kandung lembaga,
• 2 sel berada dikutub mikrofil menjadi sinergid
• 1 sel menjadi ovum

Sumber : https://id.pinterest.com
Gambar 5.4. Siklus hidup tumbuhan pinus

148
Pembuahan
Setelah spermatozoa dan ovum matang, terjadi penyerbukan. Pembuahan berlangsung 2
kali:
1. Spermatozoa 1 membuahi ovum menghasilkan zigot (2n)
2. Spermatozoa 2 membuahi kandung lembaga sekunder menghasilkan
endosprm (3n)

Sumber : Champbell et al., 2006.


Gambar 5.5. Organ reproduksi tumbuhan

Di samping itu masih ada reproduksi yang tidak melibatkan organ generatif disebut
reproduksi vegetatif Reproduksi Aseksual (Vegetatif), Sering disebut juga sebagai :
terbentuknya calon individu baru tanpa peleburan gamet jantan dan gamet betina.
Berdasarkan ada tidaknya campur tangan manusia :
- Vegetatif alamiah
- Vegetatif buatan (cangkok, okulasi, stek,merunduk)

Reproduksi Aseksual Vegetatif alamiah :


Pembelahan sel, seperti pada amoeba proteus, Chlorophyceae, dan bakteri. Pembentukan
spora (sel terspesialisasi bereproduksi vegetatif dan spora terbentuk daripeleburan dua sel
dilakukan secara generatif), seperti jamur (fungi). Fragmentasi (melepaskan sejumlah sel
disebut homogonium), seperti Cyanophyceae, dan Likenes
Vegetatif alami:
1. Pembentukan tunas/anakan, seperti bambu dan pisang
2.Tunas adventif, seperti cocor bebek.

149
3.Rizoma = rimpang (batang yang tumbuh sejajar di bawah permukaan tanah), seperti
alang-alang.
4.Umbi lapis, seperti bawang merah
5. Umbi batang, seperti kentang.
6. Umbi akar, seperti ubi kayu.
7. Geragih atau stolon (batang yang tumbuh menjalar di atas permukaan tanah), seperti
lengkuas, dan jahe.

Jenis Keterangan Contoh


Tunas Merupakan bagian batang yang memiliki Sukun, cemara
bakal tunas
Tunas adventif Tunas yang tidak tumbuh pad ujung batang Cocor bebek,
atau ketiak daun kersen
Umbi lapis Merupakan batang berukuran pendek di dalam Bawang,
tanah yang dikelilingi oleh berlapis daun tebal bakung lily
Umbi batang Merupakan batang yang membengkok di Kentang, ubi
dalam tanah dan mengandung cadangan jalar
makanan, mempunyai tunas/kuncup
Umbi akar Akar umbuhan yang digunakan untuk Singkong,
menyimpan cadangan makanan dan tidak bengkuang
memiliki mata tunas
Rhizoma Tumbuhan baru muncul dari nodus batang Jahe, kunyit,
yang tumbuh mendatar di dalam tanah kencur,
lengkuas
Stolon/geragih Batang yang menjalar di atas permukaan Arbei, pegagan
tanah
Kormus Tumbuhan baru muncul dari tunas ketiak gladiol
batang di dalam tanah
Tabel 5.1. Reproduksi aseksual alami

150
Gambar 5.6. reproduksi alami tumbuhan

Reproduksi Aseksual Buatan :


- Cangkok
- Stek atau potongan batang/cabang
- Merunduk
- Menyambung/mengenten , yaitu biji disemai, dipotong dan disambung dg bagian
tumbuhan lain
- Menempel/Okulasi yaitu penambahan mata tunas
- Kultur Jaringan (kultur in vitro)
Mencangkok, menyetek, dan merunduk merupakan cara pembiakan yang melibatkan satu
individu. Sedangkan menyambung dan menempel tidak memperbanyak tanaman namun
menggabungkan dua sifat tanaman yang berbeda.
Reproduksi aseksual buatan:
1. Mencangkok
2. Proses mencangkok tanaman.
3. Merunduk Teknik merunduk untuk perbanyakan

151
http://www.pakmono.com http://www.pakmono.com

http://dosenbiologi.com http://www.terlambat.info
Gambar 5.7. Reproduksi buatan

Tabel 5.2. Pembiakan aseksual buatan


Jenis Keterangan
Stek Perkembangbiakan dengan menggunakan potongan batang
atau cabang yang berbuku
cangkok Pembuangan kulit kambium pada cabang batang lalu
ditutup dengan tanah dan dibalut. Stelah akar tumbuh,
batang dipotong lalu ditanam, hanya bisa dilakukan pada
tumbuhan berkayu
Enten Penyambungan dua batang tanaman yang masih satu
spesies, genus atau familia, Batang yang disambung
disebut entres, batang yang disambungi(bawah) disebut
stock
okulasi Penempelan mata tunas dari satu pohon ke pohon lain yang
masih satu spesies

152
merunduk Mengupas cabang dan merundukkan/melengkungkan
cabang tanaman ke tanah, lalu ditimbun dengan tanah

Germinasi ( Perkecambahan)
Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi
tanaman baru. Biji akan berkecambah jika berada dalam lingkungan yang sesuai.
Perkecambahan biji bergantung pada imbibisi. Imbibisi merupakan penyerapan air oleh
biji. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang, memecahkan kulit biji, dan
memicu perubahan metabolic pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan
pertumbuhannya. Munculnya plantula (tumbuhan kecil) dari dalam biji merupakan hasil
pertumbuhan dan perkembangan embrio.
Perkecambahan dikotil

Sumber : http://biologimediacentre.com
Gambar 5.8 Perkecambahan Dikotil
Perkecambahan monokotil

Sumber :https://ululalbab31n.blogspot.co.id Sumber :https://www.slideshare.net


Gambar 5.9 Perkecambahan Monokotil

153
Fase perkecambahan diikuti pertumbuhan 3 jaringan meristem primer, yaitu :
a. Protodrem : lapisan terluar yang akan membentuk jaringan epidermis
b. Meristem dasar akan berkembang menjadi jaringan dasar yang mengisi lapisan korteks
pada akar diantara stele dan epidermis
c. Prokambium : lapisan dalam yang akan berkembang menjadi silinder pusat, yaitu
floem dan xylem
Tahapan dan perkembangan
a. Pembelahan sel (cleavage) : Jumlah bertambah banyak
b. Spesialisasi : sel-sel yang sejenis berkelompok
c. Diferensiasi sel : Sel-sel mengalami perbedaan bentuk dan fungsi
d. Organogenesis sel : proses pembentukkan organ-organ tumbuhan
e. Morfogenesis sel : Organ satu dengan yang yang lain memiliki kekhususan dalam
bentuk dan fungsi.
Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

a. Perkecambahan Epigeal
Merupakan perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon terangkat keatas
tanah. Ruas batang di bawah daun lembaga (hipokotil) akan tumbuh lurus mengangkat
kotiledon dan epikotil. Dengan demikian epikotil dan kotiledon terangkat ke atas
permukaan tanah. Epikotil memunculkan helai daun pertamanya. Sedang kotiledon akan
layu dan rontok karena cadangan makanannya telah habis oleh embrio yang
berkecambah. Contohnya pada perkecambahan kacang hijau dan kacang tanah.
b. Perkecambahan Hypogeal
Merupakan perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon tetap tertanam di
bawah. Tumbuhnya epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji
dan muncul di atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal di dalam tanah.
Contohnya pada perkecambahan kacang kapri dan jagung.
Urutan proses perkecambahan:
a. Masuknya air kedalam biji atau imbibisi
b. Aktifnya enzim-enzim untuk proses metabolisme, membongkar cadangan makanan
dalam kotiledon / endosperm
c. Hasil pembongkaran berupa sumber energi sebagai bahan penyusun komponen sel, dan
pertumbuhan embrio.
d. Embrio tumbuh dan berkembang

154
Bagian – bagian perkecambahan :
a. Radikula
Adalah bakal calon akar yang tumbuh selama masa perkecambahan. Fungsinya
untuk menyokong dan menyuplai bahan – bahan makanan untuk di proses pada bagian
tanaman lainnya.
b. Kotiledon
Adalah daun kecil yang terletak di bawah daun pertama kecambah. Fungsinya
untuk menyimpan cadangan makanan dan asimilasi.
c. Cauliculus
Adalah bakal calon batang yang tumbuh selama masa perkecambahan. Fungsinya
sebagai bagian tanaman yang akan mengalami perkembangan ke atas untuk membentuk
batang.
Hipokotil : Batang yang terletak di bagian bawah kotiledon
Epikotil : Batang yang terletak di bagian atas kotiledon
d. Testa
Adalah bagian yang melindungi bagian dalam biji.

Perkecambahan
Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi
tanaman baru. Biji akan berkecambah jika berada dalam lingkungan yang sesuai.
Perkecambahan biji bergantung pada imbibisi. Imbibisi merupakan penyerapan air oleh
biji. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang, memecahkan kulit biji, dan
memicu perubahan metabolic pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan
pertumbuhannya. Munculnya plantula (tumbuhan kecil) dari dalam biji merupakan hasil
pertumbuhan dan perkembangan embrio.
Fase perkecambahan diikuti pertumbuhan 3 jaringan meristem primer, yaitu :
a. Protodrem : lapisan terluar yang akan membentuk jaringan epidermis
b. Meristem dasar akan berkembang menjadi jaringan dasar yang mengisi lapisan
korteks pada akar diantara stele dan epidermis
c. Prokambium : lapisan dalam yang akan berkembang menjadi silinder pusat, yaitu
floem dan xylem

155
Tahapan dan perkembangan
a. Pembelahan sel (cleavage) : Jumlah bertambah banyak
b. Spesialisasi : sel-sel yang sejenis berkelompok
c. Diferensiasi sel : Sel-sel mengalami perbedaan bentuk dan fungsi
d. Organogenesis sel : proses pembentukkan organ-organ tumbuhan
e. Morfogenesis sel : Organ satu dengan yang lain memiliki kekhususan dalam bentuk
dan fungsi.
Tumbuhan tingkat rendah, seperti tumbuhan lumut (Bryophyta) dan tumbuhan
paku (Pteridophyta) melakukan reproduksi baik secara aseksual maupun secara seksual.
Reproduksi secara aseksual dengan pembentukan spora, sedang reproduksi secara
seksual dengan peleburan antara sel telur dan sel sperina. Kedua reproduksi ini terjadi
pada satu individu dan terjadi secara bergantian. Proses ini disebut pergiliran keturunan
atau metagenesis.
Perkembangan Bryophyta ( Lumut)
Reproduksi aseksual pada Bryophyta diawali dengan pembentukan zygot hasil
fertilisasi. Zigot tumbuh menjadi tumbuhan sporofit. Tumbuhan sporofit adalah tumbuhan
lumut yang mengandung spora. Spora yang jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh
menjadi protonema.
Protonema akan tumbuh menjadi tumbuhan gametofit, yaitu tumbuhan yang
mengandung alat kelamin jantan dan betina. Alat kelamin jantan disebut antheridia, alat
kelamin betina disebut arkegonia. Antheridia menghasilkan sel sperma dan arkegonia
menghasilkan sel telur. Sel sperma dan sel telur melakukan peleburan (fertilisasi) dan
menghasilkan zigot. Zigot yang terbentuk akan tumbuh menjadi tumbuhan sporofit,
begitu seterusnya. Proses ini termasuk reproduksi secara seksual.
Reproduksi Pteridophyta
Tumbuhan paku melakukan reproduksi baik secara aseksual maupun seksual.
Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan spora, sedang reproduksi seksual
terjadi peleburan sel gamet jantan dan gamet betina.
Tumbuhan paku memiliki dua tipe daun yaitu tropofil dan sporofil. Tropofil
adalah daun yang tidak mengandung spora dan berfungsi dalam proses fotosintesis,
sedang sporofil merupakan daun yang menghadilkan spora. Sporofil berkumpul di dalam
strobilus. Di bagian bawah sporofil terdapat sorus. Sorus ini mengandung banyak kotak
spora (sporangium).

156
Sumber : https://rohatiku.wordpress.com
Gambar 5.8.Daur Bryophyta

Sporangium yang telah dewasa akan pecah menghasilkan spora. Spora yang jatuh
di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi protalium. Protalium berkembang menjadi
gametofit. Gametofit menghasilkan arkegonia dan antheridia. Arkegonia menghasilkan
sel telur, sedangkan antheridia menghasilkan sel sperma.
Sel telur dan sel sperma melakukan peleburan (fertilisasi) dan menghasilkan zigot
Zigot yang terbentuk akan tumbuh menjadi tumbuhan sporofit muda. Sporofit muda
tumbu menjadi sporofit dewana. Sporofit dewasa menghasilkan sporongium. Sporongium
yang sudah matang akan pecah dan menghasilkan spora kembali.

Metagenesis
Seperti halnya metamorfosis pada hewan, tumbuhan tertentu juga dapat terjadi
perbedaan bentuk tubuh selama pertumbuhannya. Peristiwa ini dinamakan metagenesis.
Metagenesis adalah terjadinya pergiliran keturunan atau pergantian siklus, yaitu:
a. Siklus seksual (generatif) pada siklus seksual dihasilkan gametofit.

157
b. Siklus aseksual (vegetatif) pada siklus aseksual dihasilkan sporofit.
Tumbuhan paku dan tumbuhan lumut mengalami metagenesis. Adapun
perbedaan antara tumbuhan lumut dan tumbuhan paku adalah sebagai berikut.

Kelompok Fase Utama Gametofit Sporofit


Tanaman (tampak
sebagai tumbuhan)
Lumut Gametofit Protonema Monozigot, menumpang
(tanaman) pada gametofit, usia
pendek.

Paku Sporofit Prothalus (sangat Heterozigot, berupa talus


kecil, lembaran) (tanaman),
usia panjang.
Tabel 5.3. Fase perkembangan lumut dan paku
Penyerbukan adalah sampainya serbuk sari pada tempat tujuan. Pada tumbuhan
Gymnospermae, tujuan serbuk sari adalah tetes penyerbukan, sedangkan pada
tumbuhanAngiospermae, tujuan serbuk sari adalah kepala putik.
Macam-Macam Penyerbukan
1. Berdasarkan penyebab sampainya serbuk sari pada tujuan
a. Anemogami: penyerbukan yang disebabkan oleh angin.
Ciri-ciri tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh angin ialah:
 bunganya tidak bermahkota
 serbuk sarinya bergantungan kedudukannya
 serbuk sarinya banyak dan ringan
 kepala putiknya besar.
Contohnya: rumput, tebu, dan alang-alang.
b.Zoidiogami: penyerbukan yang dibantu oleh hewan.
Berdasarkan jenis hewannya dapat dibedakan lagi menjadi:
 Entomogami:penyebabnya adalahserangga.Tumbuhan yang
penyerbukannyamemerlukan bantuan serangga umumnya mempunyai ciri-ciri:
 mahkota bunga berwarna mencolok
 mengeluarkan bau yang khas
 mempunyai kelenjar madu
 Ornitogami: penyerbukan karena bantuan burung, terjadi pada tumbuhan yang
bunganya mengandung madu atau air.

158
 Kiropterogami: penyerbukan karena bantuan kelelawar, terjadi pada tumbuhan
yang bunganya mekar pada malam hari.
 Malakogami: penyerbukan karena bantuan siput, terjadi pada tumbuhan yang
banyak dilekati siput.
c.Hidrogami: penyerbukan karena bantuan air. Ini pada umumnya terjadi pada
tumbuhan yang hidup di dalam air, misalnya Hydrilla.
d. Antropogami: disebut juga penyerbukan buatan atau sengaja, yaitu penyerbukan
karena bantuan manusia. Hal ini dilakukan oleh manusia karena tidak ada vektor yang
dapat membantu penyerbukan. Contohnya, tumbuhan vanili.
2. Berdasarkan asal serbuk sari
a. Autogami atau penyerbukan sendiri. Autogami dapat terjadi bila serbuk sari
berasal dari 1 bunga yang sama. Autogami sering terjadi pada saat bunga belum
mekar disebut kleistogami.
b. Geitonogami atau penyerbukan tetangga, yaitu penyerbukan di mana serbuk sari
berasal dari bunga yang berlainan tetapi masih dalam satu individu.
c. Alogami atau penyerbukan silang, yaitu penyerbukan di mana serbuk sari berasal
dari bunga individu lain tetapi masih dalam satu species/jenis.
d. Bastar yaitu penyerbukan dimana serbuk sari dan putik berasal dari spesies lain.
Terjadinya penyerbukan belum memberi jaminan akan terjadinya pembuahan, karena
buluh serbuk sari yang berasal dari serbuk sari dalam perkembangan selanjutnya belum
tentu dapat mencapai sel telur yang letaknya di dalam bakal buah, jauh dari kepala putik.
Pada beberapa jenis tumbuhan penyerbukannya tidak mungkin terjadi secara autogami
(penyerbukan mandiri). Hal ini antara lain disebabkan oleh:
a) Dioseus (berumah dua), artinya alat kelamin jantan dan alat kelamin betina terdapat
pada individu yang berbeda. Misalnya: melinjo dan salak.
b) Dikogami, bila putik dan serbuk sari suatu bunga masaknya tidak bersamaan.
Dikogami dapat dibedakan atas:
 Protandri, bila serbuk sari suatu bunga masak lebih dulu dari pada putiknya.
Contohnya: bunga jagung, seledri, dan bawang Bombay.
 Protogini, bila putik suatu bunga masak lebih dulu dari serbuk sarinya.
Contohnya: bunga kubis, bunga coklat, dan alpukat.
c) Herkogami, ialah bentuk bunga yang sedemikian rupa, sehingga serbuk sari dari
bunga tersebut tidak dapat jatuh pada kepala putiknya, kecuali dengan bantuan manusia
atau hewan. Contoh: Anggrek, Vanili, dan lain sebagainya.

159
d) Heterostili, ialah bunga yang mempunyai benang sari dan tangkai putik tidak
sama panjang. Contoh: tumbuhan familia Rubiaceae (kopi, kina, kaca piring, dan
lain sebagainya).
Pembuahan
Penyerbukan akan menghasilkan individu baru apabila diikuti oleh pembuahan, yaitu
peleburan antara sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina. Pada tumbuhan berbiji
dikenal ada dua macam pembuahan, yaitu pembuahan tunggal pada Gymnospermae, dan
pembuahan ganda pada Angiospermae.
a. Pembuahan tunggal
Terjadi pada tumbuhan Gymnospermae atau tumbuhan berbiji terbuka. Serbuk
sari akan sampai pada tetes penyerbukan, kemudian dengan mengeringnya tetes
penyerbukan, serbuk sari yang telah jatuh di dalamnya akan diserap masuk ke ruang
serbuk sari melalui mikrofil. Serbuk sari ini sesungguhnya terdiri atas dua sel, yaitu sel
generatif atau yang kecil dan sel vegetatif yang besar, hampir menyelubungi sel generatif.
Serbuk sari ini kemudian tumbuh membentuk buluh serbuk sari, yang kemudian bergerak
ke ruang arkegonium. Karena pembentukan buluh serbuk sari maka sel-sel yang terdapat
di antara ruang serbuk sari dan ruang arkegonium terdesak ke samping akan terlarut.
Sementara itu di dalam buluh ini sel generatif membelah menjadi dua dan menghasilkan
sel dinding atau sel dislokator, dan sel spermatogen atau calon spermatozoid. Sel
spermatogen kemudian membelah menjadi dua sel permatozoid. Setelah sampai di ruang
arkegonium, sel vegetatif lenyap, dan kedua sel spermatozoid lepas ke dalam ruang
arkegonium yang berisi cairan, sehingga spermatozoid dapat berenang di dalamnya.

160
Gambar 5.9.Proses pembuahan tunggal pada Pinus (Gymnospermae)

Pada ruang arkegonium terdapat sejumlah sel telur yang besar. Tiap sel telur
bersatu dengan satu spermatozoid, sehingga pembuahan pada Gymnospermae selalu
menghasilkan zigot yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi embrio.
Pembuahan tunggal seperti ini terjadi pada pohon Pinus.

161
b. Pembuahan ganda

Gambar 5.10. Proses pembuahan ganda pada Angiospermae

Terjadi pada tumbuhan Angiospermae atau tumbuhan berbiji tertutup.


a) Perkembangan serbuk sari
Serbuk sari yang jatuh di kepala putik terdiri atas satu sel dengan dua dinding
pembungkus, yaitu: eksin (selaput luar) dan intin (selaput dalam). Eksin pecah, kemudian
intin tumbuh memanjang membuat buluh serbuk sari. Buluh serbuk sari ini akan tumbuh
menuju ke ruang bakal biji. Bersamaan dengan ini inti sel serbuk sari membelah menjadi
2, yang besar didepan adalah inti vegetatif sebagai penunjuk jalan, dan yang kecil di
belakang adalah inti generatif. Inti generatif membelah lagi menjadi dua inti generatif
atau spermatozoid, yaitu inti generatif 1 dan inti generatif 2.
b) Pembentukan sel telur
Bersamaan dengan perkembangan serbuk sari dalam buluh serbuk sari, di dalam
ruang bakal biji sel induk megaspora (megasporosit/ makrosporosit) membelah secara
meiosis menjadi 4 sel. Tiga di antaranya mati dan yang satu tumbuh menjadi sel
megaspora/makrospora (inti kandung lembaga primer). Inti sel megaspora ini selanjutnya
membelah mitosis 3x, sehingga terbentuklah 8 inti. Ke-8 inti tersebut kemudian masing-

162
masing akan terbungkus membran sehingga menjadi sel yang terpisah. Karena itu sel-sel
di dalam bakal biji sering disebut multigamet.
Langkah berikutnya, 8 sel tersebut membentuk formasi di dalam bakal biji. Tiga
sel menempatkan diri di bagian atas bakal biji disebut antipoda. Yang di bagian bawah
dekat mikrofil, 3 sel menempatkan diri berdekatan. Yang tengah adalah ovum, sedang
mengapitnya sebelah kanan dan kiri adalah sinergid. Dua sel yang tersisa bergerak ke
tengah bakal biji dan bersatu melebur membentuk inti kandung lembaga
sekunder sehingga menjadi sel yang diploid (2n).
Jika terjadi pembuahan inti generatif 1 membuahi ovum membentuk zigot,
sedang inti generatif 2 membuahi inti kandung lembaga sekunder menghasilkan
endosperm (3n) sebagai cadangan makanan untuk zigot. Inilah yang dinamakan
pembuahan ganda. Sementara itu inti vegetatif akan mati setelah sampai di bakal biji.
 inti generatif 1 (n) + ovum (n) —–> zigot (2n)
 inti generatif 2 (n) + inti kandung lembaga sekunder (2n) —–> endosperm (3n)
Masuknya inti generatif ke dalam ruang bakal biji ada beberapa cara, yaitu:
 Porogami : bila dalam pembuahan masuknya spermatozoid melalui mikrofil.
 Aporogami : bila masuknya spermatozoid tidak melalui mikrofil. Bila masuknya
spermatozoid melalui kalaza, maka disebut kalazogami.
Embrio pada tumbuhan berbiji dapat terjadi karena:
a) Amfiksis (amfimiksis), yaitu terjadinya embrio melalui peleburan antara ovum dan sel
spermatozoid.
b) Apomiksis, embrio terjadi bukan dari peleburan sel telur dengan sel spermatozoid.
Apomiksis dapat terjadi karena:
 Partenogenesis, yaitu pembentukan embrio dari sel telur tanpa adanya
pembuahan.
 Apogami, yaitu embrio yang terjadi dari bagian lain dari kandung lembaga tanpa
adanya pembuahan, misalnya dari sinergid atau antipoda.
 Embrioni adventif, yaitu embrio yang terjadi selain dari kandung lembaga.
Misalnya, dari sel nuselus.
Terjadinya amfimiksis dan apomiksis secara bersama-sama menyebabkan terdapatnya
lebih dari satu embrio dalam satu biji. Peristiwa ini disebut poliembrioni. Poliembrioni
sering dijumpai pada jeruk, mangga, nangka, dan sebagainya.

163
B. Reproduksi Hewan
Konsep Dasar Reproduksi pada Hewan
Perkembang biakan hewan bertujuan untuk melestarikan jenisnya atau untuk
mencegah kepunahan. Perkembang biakan pada hewan juga terjadi baik secara aseksual
maupun seksual. Hewan tingkat rendah dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual.
Sedangkan hewan tingkat tinggi hanya bereproduksi secara seksual saja
Konsep dasar reproduksi pada hewan yang meliputi:
1. Reproduksi sel secara Metosis dan Meiosis
2. Reproduksi Aseksual dan Seksual
3. Alat perkembangbiakan pada hewan
4. Proses pembuahan pada hewan
5. Pembiakan vegetatif pada hewan
Hewan berkembang biak dengan dua cara yaitu:
a. secara vegetatif (aseksual/tak kawin) adalah penciptaan individu baru yang semua
gennya berasal dari satu induk tanpa peleburan sperma dan ovum/telur. Pada
sebagian besar kasus, reproduksi aseksual secara keseluruhan mengandalkan
pembelahan sel secara mitosis.
b. Secara generatif (seksual) adalah penciptaan keturunan melalui peleburan gamet
haploid untuk membentuk zigot (telur yang dibuahi) yang diploid. Gamet
dibentuk melalui pembelahan sel secara meiosis.
Reproduksi Sel
- Pembelahan sel ini terjadi pada sel somatis (sel tubuh) yang mempunyai
kromosom berpasangan (2n).
- Ciri khas dari pembelahan ini adalah hasil pembelahan mempunyai
kesamaan antara satu dengan yang lainnya.
Fase yang terjadi selama pembelahan mitosis.
a. Profase : tahap dimana benang-benang kromatin menebal menjadi kromosom dan
kromosom mulai berduplikasi menjadi kromatid.
b. Metafase: pada tahap ini kromosom/kromatid berjejer teratur dibidang
pembelahan (bidang equator) sehingga pada tahap inilah kromosom
/kromatid mudah diamati dan dipelajari.

164
c. Anafase:pada fase ini kroma tindakan tertarik dengan benang gelendong menuju
kekutub-kutub pembelahan sel.
d. Telofase: pada tahap ini terjadi peristiwa Kariokinesis (pembagian inti menjadi
dua bagian) dan Sitokinesis (pembagian sitoplasma menjadi dua bagian).
e. Interfase: fase istirahat sebelum kefase awal kembali (Profase)

.
Sumber : Sofyan, google.co.id
Gambar 5.11 . Fase yang terjadiselamapembelahan mitosis
Reproduksi Sel
Pembelahan sel ini terkenal dengan pembelahan reduksi yaitu reproduksi sel
melalui tahap-tahap pembelahan seperti pada mitosis, tetapi dalam prosesnya terjadi
pengurangan (reduksi) jumlah kromosom.
Hal ini erat hubungannya dengan pasangan kromosom sel induk dan sel anak.
Meiosis terbagi menjadi dua tahap besar yaitu Meiosis I dan Meiosis II. Baik meiosis I
maupun meiosis II terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti pada mitosis. Berbeda dengan
pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis antara telofase I dengan profase II tidak
terdapat fase istirahat (interface). Setelah selesai telofase II dan akan dilanjutkan ke
profase I barulah terdapat fase istirahat atau interface. Pada hewan dikenal adanya
peristiwa meiosis dalam pembentukan gamet, yaitu Oogenesis dan Spermatogenesis.
Sedangkan pada tumbuhan dikenal Makrosporogenesis (Megasporogenesis) dan
Mikrosporogenesis.

165
Sumber: http://free.vlsm.org
Gambar 5.12 .Fase-fase pembelahan meiosis pada hewan

mitosis meiosis
Terjadi pada semua sel tubuh (autosom) Hanya terjadi pada sel gonad pada saat
yang sedang memperbanyak diri pembentukan gamet
Hanya terdapat satu tahap pembelahan Terdapat dua tahap pembelahan, yaitu
dalam satu siklus pembelahan sel meiosis I dan meiosis II
Tidak terdapat pasangan khromosom Terdapat pasangan kromosom homolog
homolog, yang berpisah adalah kromatid pada meiosis I , kemudian setiap anggota
yang bergerak menuju kutub yang berbeda pasangan kromosom akan bermigrasi
menuju kutub yang berbeda. Pada meiosis
II baru terjadi pemisahan kromatid seperti
pada mitosis
Tidak terjadi pertukaran segmen kromosom Terjadi pindah silang antar kromosom
homolog yang berpasangan
Sel baru yang dihasilkan dari suatu mitosis Sel baru yang dihasilkan melalui pr ses
akan mempunyai struktur genetik yang meiosis akan mempunyai jumlah
sama dengan sel awal kromosom separo dari sel semula
Hasil akhir dari pembelahan satu sel adalah Hasil akhir dari pembelahan satu sel adalah
dua sel baru yang sama empat sel baru yang mempunyai jumlah
kromosom separo dari sel induk
Tabel 5.4 . Perbandingan meiosis dan mitosis

166
Karakteristik reproduksi aseksual adalah sebagai berikut:
 Hanya satu induk yang terlibat
 Tidak ada organ sex yang terspesialisasi karena tidak ada sel reproduksi
(gamet) yang terlibat.
 Terjadi dengan proses sederhana seperti pembelahan, pertunasan,
fragmentasi, spora atau perkembangbiakan vegetatif.
 Semua keturunan (organismbetina) secara genetic sangat identik dengan
induknya.
 Jumlah banyak selama periode waktu yang singkat.
 Sebagian besar terjadi pada hewan tingkat rendah
1. Perkembangbiakan Aseksual pada Hewan
Perkembangbiakan aseksual pada hewan umumnya terjadi pada hewan tingkat
rendah/Avertebrata. Reproduksi aseksual artinya reproduksi yang terjadi tanpa didahului
dengan peleburan dua sel kelamin yang berbeda jenisnya. Reproduksi aseksual pada
hewan ada lima jenis, yaitu pembelahan biner, pembelahan ganda, pembentukan tunas,
regenerasi, dan partenogenesis.
a. Pembelahan biner, terjadi pada makhluk hidup uniseluler, yaitu dari golongan
Monera dan Protista. Pada pembelahan biner, dari satu individu membelah secara
langsung menjadi dua sel anak. Pembelahan biner terdiri dari lima jenis, yaitu
pembelahan ortodoks, melintang, membujur, miring, dan strobilasi. Pembelahan biner
secara ortodoks/umum terjadi pada Amoeba dan mikroorganisme lain dari golongan
Rhizopoda. Pembelahan biner secara melintang terjadi pada Paramecium. Pembelahan
dengan tipe membujur contohnya pada Euglena. Tipe pembelahan miring terjadi pada
Dinoflagellata. Sedangkan pembelahan biner tipe strobilasi menghasilkan individu baru
dari bagian tubuh induk yang lepas, contohnya pada cacing pita (Taenia sp).
Tahapan pembelahan:
1. sel induk dengan inti dan inti di tengah
2. Sel dengan inti yang siap membelah, dinding sel melekuk
3. Sel dengan inti sel yang segera akan membelah diikuti oleh sitoplasma
4. sel telah terbagi menjadi dua sel anak yang identik (sama)

167
Sumber: https://marthaeristya.wordpress.com
Gambar 5.13. Perkembangbiakan amoeba
b. Pembelahan ganda, yaitu pembelahan berulang, sehingga dalam sekali pembelahan
dari satu individu dapat dihasilkan lebih dari dua individu. Contoh hewan yang dapat
melakukan pembelahan ganda adalah Plasmodium.
c. Pertunasan atau budding, yaitu pembentukan tunas kecil yang serupa dengan induk.
Tunas ini kemudian memisahkan diri dan menjadi individu baru. Contohnya pada Hydra,
ubur-ubur pada saat berbentuk polip, dan hewan dari golongan Porifera. Selain
bereproduksi dengan tunas, Porifera juga dapat melakukan reproduksi secara seksual.

Sumber: https://marthaeristya.wordpress.com
Gambar 5.14. Perkembangbiakan hydra dengan tunas
d. Fragmentasi, Individu baru terbentuk dari bagian tubuh induk yang terbagi-bagi/
terputus baik sengaja atau tidak. Setiap bagian tumbuh dan berkembang membentuk
bagian yang belum ada sehingga menjadi individu baru yang utuh. Contoh hewan yang
melakukan reproduksi secara fragmentasi adalah cacing tanah, bintang laut, dan Planaria.
Fragmentasi bukan merupakan cara reproduksi yang utama, karena dalam kondisi normal
Planaria bereproduksi secara seksual.

168
Sumber: https://fembrisma.wordpress.com
Gambar 5.15. Fragmentasi planaria

e.Partenogenesis adalah suatu bentuk reproduksi aseksual. Partenogenesis terjadi secara


alami pada beberapa spesies hewan invertebrata (misalnya, lizard, kadal, komodo, kutu
air, kutudaun, nematoda, beberapa lebah, beberapa Phasmida, beberapa spesies
kalajengking, dan tawon parasit) dan beberapa vertebrata (misalnya, beberapa reptil, ikan,
dan sangat jarang burung dan hiu). Individu baru terbentuk dari telur yang tidak dibuahi.

Sumber: https://beritatekhnologi.blogspot.co.id
Gambar 5.16. Reproduksi aseksual partenogenesis

B. Perkembangbiakan Seksual pada Hewan Tingkat Tinggi


Reproduksi seksual umumnya terjadi pada hewan tingkat tinggi.
Perkembangbiakan secara seksual pada hewan melibatkan alat reproduksi, sel
kelamin/gamet jantan dan gamet betina, serta proses pembuahan atau fertilisasi.
Walaupun ada beberapa hewan tingkat rendah (invertebrata) yang bereproduksi dengan

169
cara seksual mengiringi reproduksi aseksual. Kedua induknya masing-masing
menghasilkan sel khusus sex/kelamin gamet berupa sperma dan ovum/telur yang akan
melebur selama proses pembuahan (fertilisasi). Proses pembuahan membentuk individu
baru dimana terdapat kombinasi karakteristik dari kedua induknya. Gamet dihasilkan
pada jaringan reproduksi melalui pembelahan sel tipe tertentu yaitu meiosis. Meiosis
membagi dua jumlah kromosom yang menghasilkan gamet haploid. Jumlah kromosom
awal dikembalikan pada saat pembuahan, ketika zigot diploid terbentuk. Zigot kemudian
terbagi berulang kali melalui proses mitosis untuk membentuk individu baru.
Pembuahan pada hewan ada dua jenis, yaitu pembuahan yang terjadi di dalam
tubuh induk betina dan pembuahan yang terjadi di luar tubuh. Pembuahan di dalam tubuh
induk betina disebut fertilisasi internal. Sedangkan pembuahan di luar tubuh induk betina
disebut fertilisasi eksternal.
Pembuahan eksternal biasanya terjadi pada hewan yang hidup di dalam air, misalnya
katak dan ikan. Jumlah sel telur dan sperma yang dihasilkan sangat banyak, sehingga
dapat memperbesar peluang terjadinya pembuahan. Pembuahan eksternal dapat
dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe acak dan tipe sarang. Pada tipe acak, proses
pelepasan sel telur dan sperma di lakukan di sembarang tempat. Sedangkan pada tipe
sarang, ada tempat tertentu untuk melepaskan sperma dan sel telur, sehingga peluang
terjadinya pembuahan lebih besar.
Pada fertilisasi internal, pembuahan terjadi dalam tubuh induk betina. Jadi
sperma dari induk jantan harus dimasukkan ke dalam tubuh betina melalui kopulasi.
Alat reproduksi menghasilkan sel kelamin. Sel kelamin jantan/sperma dihasilkan oleh
testis, sedangkan sel kelamin betina (ovum/sel telur) dihasilkan oleh ovarium (indung
telur). Proses pembentukan sel kelamin jantan dan betina disebut gametogenesis. Proses
pembentukan sel kelamin jantan disebut spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan
sel kelamin betina disebut Oogenesis.
Setelah terjadi pembuahan atau fertilisasi, akan terbentuk zigot yang kemudian
berkembang menjadi embrio. Perkembangan dan kelahiran embrio dapat terjadi melalui
tiga cara, yaitu vivipar, ovipar, dan ovovivipar.
1. Vivipar (hewan beranak), yaitu hewan yang embrionya berkembang dan mendapat
makanan di dalam uterus (rahim) induk betina. Contohnya adalah kerbau, sapi, gajah, dan
harimau.
2. Ovipar (hewan bertelur), yaitu hewan yang embrionya berkembang di dalam telur.
Telur hewan ini dikeluarkan dari dalam tubuh dan dilindungi oleh cangkang. Embrio

170
memperoleh makanan dari cadangan makanan yang terdapat di dalam telur. Beberapa
hewan ovipar mengerami telurnya hingga menetas, misalnya ayam dan merpati. Namun
banyak pula induk yang menimbun telur dengan pasir atau bahkan membiarkan begitu
saja.
3. Ovovivipar (hewan betelur dan beranak), yaitu hewan yang embrionya berkembang di
dalam telur, tetapi telur tetap berada di dalam tubuh induk betina. Setelah cukup umur,
telur akan pecah di dalam tubuh induk dan anaknya keluar. Contohnya adalah kadal dan
ikan hiu. Anak itik menetas dari telur, itik termasuk hewan ovipar.
Berikut ini beberapa contoh reproduksi seksual pada hewan.
1. Reproduksi pada Ikan
Pada umumnya ikan bertelur (ovipar) dan pembuahannya terjadi di luar tubuh induk
betinanya. Alat kelamin jantan terdiri dari sepasang testis berwarna putih. Sperma
dialirkan melalui saluran vas deferens yang bermuara di lubang urogenital. Lubang
urogenital merupakan lubang yang dipakai untuk keluarnya urin dan sperma.

Sumber: http://lestari-tasawuf.blogspot.co.id
Gambar 5.17. Sistem reproduksi ikan

171
Sumber: https://pt.slideshare.net/
Gambar 5.18. a. alat kelamin jantan pada ikan, b. alat kelamin betina pada ikan

Alat kelamin betina terdiri dari sepasang ovarium. Ovarium menghasilkan sel
telur. Sel telur dikeluarkan melewati oviduk dan kemudian dialirkan ke lubang urogenital.
Setelah ikan betina mengeluarkan sel telur di sembarang tempat atau di tempat
tertentu, maka akan diikuti ikan jantan mengeluarkan sperma.
2. Reproduksi pada Katak (Amphibi)
Katak termasuk hewan amfibi yang hidup di darat dan air. Pembuahan katak terjadi
secara eksternal yang dilakukan di air. Katak bersifat ovipar atau bertelur. Alat kelamin
jantan terdiri dari sepasang testis yang berwarna putih kekuningan.

Sumber: www.image.google.co.id
Gambar 5.19. Alat kelamin betina katak (a), alat kelamin jantan katak(b)

172
Testis menghasilkan sperma. Sperma melewati vas efferentia dan menuju kloaka. Kloaka
merupakan tempat keluarnya sperma, saluran urin, dan sisa pembuangan makanan. Alat
kelamin betina terdiri dari sepasang ovarium yang menghasilkan sel telur. Telur melewati
oviduk dan menuju kloaka. Pada katak betina menghasilkan ovum yang banyak, kalau
kita membedah katak betina yang sedang bertelur, kita akan menjumpai bentukan
berwarna hitam yang hampir memenuhi rongga perutnya, itu merupakan ovarium yang
penuh berisi sel telur, jumlahnya mencapai ribuan. Pada katak betina juga ditemukan
semacam lekukan pada bagian leher, yang berfungsi sebagai tempat ‖pegangan‖ bagi
katak jantan ketika mengadakan fertilisasi.
Pada saat kawin (kopulasi), katak jantan akan naik ke punggung katak betina. Dengan
jarinya, katak jantan menekan katak betina sehingga katak betina mengeluarkan sel telur
ke dalam air. Saat keluarnya telur, katak jantan akan mengeluarkan spermanya. Terjadilah
pembuahan sel telur di dalam air dan akan berkembang menjadi zigot.
3. Reproduksi pada Reptilia
Umumnya reptilia bersifat ovipar, walaupun ada sebagian yang ovovivipar. Pada reptilia
jantan, alat kelaminnya terdiri dari sepasang testis, epididimis dan vas deferens. Memiliki
alat kelamin khusus yang disebut hemipenis dan dikeluarkan melalui kloaka saat kawin.
Sedangkan reptilia betina memiliki alat kelamin terdiri dari sepasang ovarium dan
oviduk. Telur bermuara di oviduk. Pada reptil ovovivipar telur akan menetas dalam
oviduk.

Sumber: www.image.google.co.id
Gambar 5.20. Alat kelamin jantan reptil(a) dan alat kelamin betina reptil (b)

173
4. Reproduksi pada Burung
Burung berkembangbiak dengan cara bertelur (ovipar). Umumnya telur akan dierami
hingga menetas. Embrio di dalam telur memerlukan suhu tertentu untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Alat kelamin burung jantan terdiri dari sepasang testis. Sperma yang
dihasilkan testis akan menuju vas deferens dan kloaka. Sedangkan alat kelamin betina
pada burung terdiri dari ovarium kiri dan oviduk. Saat kawin, kloaka jantan dan betina
saling mendekat sehingga ketika sperma keluar dari kloaka jantan akan langsung masuk
ke kloaka betina sehingga sel telur dapat dibuahi. Telur burung mempunyai struktur
sebagai berikut:

Sumber : http://kliksma.com/2015
Gambar 5.21. a. alat kelamin betina pada burung, b. alat kelamin jantan pada burung

a. Cangkang telur, terbuat dari zat kapur yang berpori untuk keluar masuknya udara. Di
sebelah dalam cangkang terdapat dua buah membran salah satu ujungnya tidak saling
melekat, sehingga terbentuk rongga udara.
b. Albumen (putih telur), berupa cairan kental berwarna putih bening yang berfungsi
sebagai cadangan makanan dan melindungi embrio dari guncangan.
c. Kuning telur, terdapat di bagian tengah albumen. Pada kuning telur terdapat calon
embrio. Agar kuning telur tetap pada posisinya, maka terdapat kalaza yang berfungsi
menjaga posisi kuning telur.
Pada saat telur dierami, embrio mulai tumbuh. Kuning telur dan putih telur diserap
melalui pembuluh darah yang terbentuk mengelilingi kuning telur. Bagian-bagian yang
berperan dalam mendukung pertumbuhan embrio adalah sebagai berikut:

174
Sumber: https://ilmupengatahuanhukum.blogspot.co.id
Gambar 5.22 Telur

a. Amnion, merupakan cairan ketuban yang terdapat pada suatu kantung tempat
tumbuhnya embrio.
b. Alantois, merupakan tempat penyimpanan hasil ekskresi, mengangkut O2 ke dalam
embrio dan CO2 keluar dari embrio.
c. Tali pusat, yaitu bagian yang menghubungkan kuning telur dengan alantois.
5. Reproduksi pada Mamalia
Mamalia berkembang biak dengan cara melahirkan anak (vivipar). Proses pembuahannya
berlangsung di dalam tubuh induk betina (fertilisasi internal). Setelah dilahirkan, anak
hewan mamalia menyusu kepada induknya. Meskipun demikian, ada beberapa jenis
mamalia yang tidak melahirkan anaknya, tetapi bertelur. Contohnya adalah platipus
(Ornithorynchus anatinus).
Semua hewan Mamalia memiliki alat reproduksi yang hampir serupa. Untuk
mempelajarinya, amatilah alat reproduksi tikus berikut ini.

175
Sumber: https://www.slideshare.net
Gambar 5.23. Alat reproduksi pada mamalia (a) betina, (b) jantan

C.Siklus Reproduksi Hewan


1. Siklus Reproduksi Hewan Ruminansia
Siklus reproduksi pada hewan khususnya hewan ruminansia merupakan periode
antara proses reproduksi yang dimulai dari pubertas, siklus berahi, perkawinan,
kebuntingan, kelahiran, laktasi, kondisi anestrus, kembali bersiklus, dan seterusnya yang
terjadi secara berulang.
Pubertas
Pubertas pada ternak dapat didefinisikan sebagai umur pada saat pertamakali
diekspresinya berahi yang diikuti dengan ovulasi. Pubertas terjadi ketika gonadotropin
(FSH dan LH) diproduksi pada level yang cukup tinggi untuk memulai pertumbuhan
folikel, pematangan oosit, dan ovulasi. Folikel yang tumbuh dapat dideteksi beberapa
bulan sebelum pubertas. Mendekati pubertas, frekuensi pulsa GnRH meningkat dan
menstimulir ovarium. Pertama-tama, gelombang folikel tumbuh dan diikuti dengan
atresia. Ketika frekuaensi dan amplitudo pulsa GnRH mendekati pola dewasa, maturasi
oosit dan ovulasi akan terjadi. Semakin tinggi frekuensi GnRH pada awal munculnya
pubertas nampaknya sebagai bagian dari penurunan sensitivitas hipotalamus terhadap
pengaruh umpan balik negatif steroid ovarium yang mungkin berinteraksi dengan atau
hasil dari faktor lain. Endogenous opioids dan/atau melatonin dapat terlibat dalam
pengaturan perubahan pola-pola hormon ini.

176
Spesies dan bangsa Umur(bulan) Berat (kg)
Kambing Babi Domba 5-7 10-30
Kuda 15-24 Bervariasi tergantung
jenis
Sapi 8-13 160 – 270
Tabel 5.5. Umur dan berat badan pada saat pubertas dari spesies dan bangsa yang berbeda

Siklus Berahi
Siklus berahi didefinisikan sebagai waktu atau jarak diantara periode berahi.
Periode siklus berahi terdiri dari estrus, metestrus, diestrus, dan proestrus. Periode ini
terjadi dan berurutan di dalam satu siklus kecuali untuk periode anestrus (tidak bersiklus)
pada ternak yang mempunyai musim kawin seperti domba, kambing dan kuda, dan juga
anestrus selama kebuntingan dan periode postpartum dini pada semua spesies..
Estrus
Estrus didefinisikan sebagai periode waktu ketika ternak betina menerima jantan
untuk perkawinan. Panjang periode estrus bervariasi diantara spesies. Sebagai contoh,
lama estrus pada sapi adalah l2 sampai l8 jam. Namun demikian, pada lingkungan panas
lama estrus pada sapi akan lebih pendek sekitar l0 sampai l2 jam dibandingkan dengan
rata-rata l8 jam pada iklim dingin.
Metestrus
Periode metestrus dimulai pada saat berhentinya estrus dan berlangsung sekitar
tiga hari. Keutamaan periode ini adalah merupakan periode pembentukan corpus luteum
(CL) (corpora lutea pada multiovulasi). Ovulasi terjadi pada sapi dan kambing selama
periode ini.
Diestrus
Diestrus dikarakterisasi sebagai periode di dalam siklus ketika corpus luteum
berfungsi secara penuh. Pada sapi dimulai sekitar hari kelima, dimana pertama kali
dideteksi terjadinya peningkatan konsentrasi hormon progesteron, dan berakhir dengan
regresi corpus luteum pada hari ke-l6 atau l7. Untuk babi dan domba, periode ini dari hari
ke 4 sampai hari ke l3, l4, atau l5.
Proestrus
Proestrus dimulai dengan regresi corpus luteum dan penurunan konsentrasi
hormon progesteron untuk memulai periode estrus. Ciri periode proestrus adalah
terjadinya pertumbuhan folikel yang cepat.

177
2.Sistem Endokrin pada Unggas
Sistem endokrin merupakan sistem yang mencakup aktivitas beberapa kelenjar
yang mengatur dan mengendalikan aktivitas struktur tubuh, baik sel, jaringan, maupun
organ. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus
sehingga sekret langsung bermuara ke dalam pembuluh darah (disebut kelenjar buntu).
Sekret kelenjar endokrin adalah hormon yang berfungsi mengatur proses homeostatis,
reproduksi, metabolisme dan tingkah laku pada tubuh makhluk hidup.
Kerja Hormon pada Unggas
Kelenjar endokrin merupakan organ spesifik yang menghasilkan suatu produk
kimia disebut hormon. Hormon tersusun dari beberapa substansi kimia seperti protein,
steroid, dan substansi lain akan dilepas ke dalam aliran darah dan ditransportasikan untuk
meningkatkan, menurunkan atau memberikan efek metabolik terhadap fungsi organ.
Pusat rangsangan syaraf yang mempengaruhi kerja hormon pada unggas terdapat pada
hipothalamus. Rangsangan syaraf dari luar akan ditransformasikan menuju hipothalamus
sehingga akan mensekresikan hormon-releasing factor (HRS). HRS yang dihasilkan
hipothalamus akan mengatur regulasi hormon yang dihasilkan oleh pituitari pars
anterior/PPA (anterior pars pituitary). PPA memproduksi hormon yang sifatnya dapat
mengatur kerja dari beberapa kelenjar endokrin.
Sistem endokrin pada unggas merupakan sistem regulasi yang kerjanya
dirangsang oleh sistem syaraf untuk mengontrol kegiatan pada tubuh unggas. Sistem
kerja syaraf dipengaruhi oleh rangsangan elektrik dan sistem endokrin dipengaruhi oleh
perangsang kemis yang disirkulasikan aliran darah ke pusat-pusat kelenjar endokrin.
Fungsi Beberapa Hormon tiroid mempengaruhi tingkat metabolisme, pertumbuhan bulu
dan pewarnaan bulu, hormon produk sekresi dari kelenjar adrenal mempengaruhi
metabolisme mineral dan karbohidrat serta mengurangi stres, hipotiroid mempunyai
karakteristik terhadap pertumbuhan bulu lambat dan kemunduran aktivitas reproduksi.
Hormon pada saluran gastrointestinal dapat mengatur pengeluaran cairan pada
proventrikulus dan pankreas, mengatur kontraksi limpha dan perpindahan pakan unggas
karena kontraksi pada saluran digesti. Insulin dan glucagon yang dihasilkan oleh
Langerhans dan sel Beta pada pankreas mengatur metabolisme karbohidrat. Kelenjar
endokrin juga merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran keluar (duktus
excretorius) produknya disebut hormone. Hormon yang dihasilkan kelenjar endokrin

178
akan langsung masuk kedalam aliran darah, dan akan mempengaruhi pertumbuhan,
metabolisme, reproduksi. Organ utama dari sistem endokrin adalah:
1) Hypothalamus.
2) Kelenjar hipofisa.
3) Kelenjar tyroid.
4) Kelenjar parathyroid.
5) Pulau-pulau pancreas.

179
Rangkuman
1. Makhluk hidup dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
2. Pertumbuhan ditandai dengan bertambahnya ukuran pada makhluk hidup, antara lain
bertambah tinggi dan bertambah panjang. Pertumbuhan tidak terus-menerus terjadi
melainkan pada batas usia tertentu pertumbuhan akan terhenti.
3. Perkembangan selalu mengikuti pertumbuhan, pada perkembangan terjadi perubahan
bentuk fisik, fungsi fisik, maupun psikis. Proses perkembangan terjadi sepanjang
hidup.
4. Metagenesis adalah perubahan bentuk paku namun perbedaannya tidak terlalu
mencolok hanya terjadi penambahan atau pengurangan organ dan fungsi organ.
5. Pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup berperan dalam: menjaga
viabilitas dan, menjaga agar tidak punah dengan daya reproduksinya.
Perkembang biakan hewan bertujuan untuk melestarikan jenisnya atau untuk
mencegah kepunahan. Perkembang biakan pada hewan juga terjadi baik secara aseksual
maupun seksual. Hewan tingkat rendah dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual.
Sedangkan hewan tingkat tinggi hanya bereproduksi secara seksual saja.
Pada umumnya ikan bertelur (ovipar) dan pembuahannya terjadi di luar tubuh induk
betinanya. Alat kelamin jantan terdiri dari sepasang testis berwarna putih. Sperma
dialirkan melalui saluran vas deferens yang bermuara di lubang urogenital. Lubang
urogenital merupakan lubang yang dipakai untuk keluarnya urin dan sperma.
Reptilia umumnya bersifat ovipar, walaupun ada sebagian yang ovovivipar. Pada
reptilia jantan, alat kelaminnya terdiri dari sepasang testis, epididimis dan vas deferens.
Memiliki alat kelamin khusus yang disebut hemipenis dan dikeluarkan melalui kloaka
saat kawin. Sedangkan reptilia betina memiliki alat kelamin terdiri dari sepasang ovarium
dan oviduk. Telur bermuara di oviduk. Pada reptil ovovivipar telur akan menetas dalam
oviduk.
Burung berkembangbiak dengan cara bertelur (ovipar). Umumnya telur akan
dierami hingga menetas. Embrio di dalam telur memerlukan suhu tertentu untuk
pertumbuhan dan perkembangannya. Alat kelamin burung jantan terdiri dari sepasang
testis. Sperma yang dihasilkan testis akan menuju vas deferens dan kloaka. Sedangkan
alat kelamin betina pada burung terdiri dari ovarium kiri dan oviduk.

180
Mamalia berkembang biak dengan cara melahirkan anak (vivipar). Proses
pembuahannya berlangsung di dalam tubuh induk betina (fertilisasi internal). Setelah
dilahirkan, anak hewan mamalia menyusu kepada induknya. Meskipun demikian, ada
beberapa jenis mamalia yang tidak melahirkan anaknya, tetapi bertelur. Contohnya adalah
platipus (Ornithorynchus anatinus).

181
UJI KOMPETENSI

1. Di bawah ini yang bukan merupakan ciri makhluk hidup adalah . . .


a. bernapas
b. tumbuh dan berkembang
c. berkembang biak
d. mempunyai bentuk dan ukuran tetap dari waktu ke waktu
2. Bertambahnya ukuran tubuh makhluk hidup disebut sebagai . . . .
a. pergerakan
b. perkembangan
c. pertumbuhan
d. penuaan
3. Penjalaran batang di atas permukaan tanah disebut…
a. Geragih
b.Umbi lapis
c.Rizoma
d.Tunas
4. Perkembangbiakan tanaman dengan menempelkan mata tunas dari suatu
tanaman ke batang tanaman lain yang sejenis disebut…
a. Cangkok
b. Menyambung
c. Stek
d. Okulasi

5. Pistilus terdiri atas…


a. Stilus, filament, kalik
b. Ovarium, stigma, pollen
c. Stilus, stigma, filament
d. Stilus, stigma, ovarium

182
6. Bagian-bagian bunga yang memiliki fungsi menarik perhatian para serangga
disebut…
a. Kalik
b. Korola
c. Kelopak
d. Stamen
7. Menurut asal serbuk sarinya, dibawah ini yang bukan termasuk penyerbukan
adalah…
a. Autogami
b. Alogami
c. Bastar
d. Didesious
8. Jika tanaman memiliki ciri-ciri mahkota bunga mempunyai warna yang
menarik, serbuk sari lengket, bunga menghasilkan nectar. Dilihat dari
perantaranya tanaman dengan ciri-ciri seperti diatas disebut…
a. Zoogami
b. Anemogami
c. Antropogami
d. Herkogami
9. Pada tumbuhan angiospermae, pollen akan mengalami pembelahan membentuk
dua macam inti yaitu…
a. Inti sperma dan inti kandung kemih
b. Inti kandung lembaga sekunder dan ovum
c. Inti sperma dan ovum
d. Zigot dan ovum
10. Pemencaran tanaman dengan bantuan manusia disebut…
a. Antropokari
b. Hidrokori
c. Anemokori
d. Zookori
e. Torikori

183
11. Tujuan makhluk hidup berkembang biak adalah ....
a. untuk berevolusi
b. untuk menyalurkan birahi
c. untuk melestarikan spesiesnya
d. untuk menambah aktivitas
e. sebagai tanda kedewasaan
12. Testis adalah alat kelamin jantan pada Mammalia.Testis ini menghasilkan ....
a. air seni dan sperma.
b. sperma dan hormon
c. sperma, hormon, dan enzim
d. sperma dan hormon
13. Alat sistem reproduksi ayam betina yang berupa ovarium terbagi menjadi dua
bagian yaitu :
a. cortex dan medulla.
b. yolk dan oviduk.
c. Infundibulum dan magnum.
d. yolk dan avarium.
e. magnum dan oviduk
14. Alat sistem reproduksi pada ayam jantan terdiri dari:
a. sepasang saluran medulla dan kloaka.
b. sepasang saluran cortex dan kloaka.
c. sepasang saluran deferens dan kloaka.
d. sepasang saluran medulla dan cortex.
15. Kemampuan organisme untuk menghasilkan keturunan disebut…
a. Reproduksi
b.Metabolisme
c. Adaptasi
d. Iribilitas

184
16. Organisme yang dapat menghasilkan keturunan haploid tanpa melalui fertilisasi
adalah…
a. Cacing Planaria
b. Ameba
c. Bunglon
d. Kecoa
17. Contoh hewan yang mengadakan pembuahan di luar tubuh adalah…
a. Buaya dan katak
b. Ikan mas dan ular
c. Katak dan Ikan tawes
d. Tikus dan burung merpati
18. Hewan berikut yang bukan hermafrodit adalah…
a.Cacing tanah
b. Hydra
c. Bekicot
d. Ikan mas
19. Contoh hewan yang mengadakan pembuahan di dalam tubuh adalah…
a. Buaya dan katak
b. Ikan mas dan ular
c. Katak dan ikan tawas
d. Tikus dan burung merpati
20. Keturunan yang mempunyai sifat yang sama dengan induknya dihasilkan melalui .
.
a. bertelur pada itik
b. beranak pada kerbau
c. konjugasi pada paramecium
d. pembentukan tunas pada hydra

185
DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, D.W., Wuryanti, K. Anam. 2013.Isolasi, Purifikasi dan Karakterisasi α-amilase


dari Trichoderma viride FNCC 6013. Chem info.Vol 1, No 1, Hal 85 - 93, 2013.
Alberts, B., D. Bray, A.Johnson, J.Lewis, M.Raft, K.Roberts,P.Walter.1998.EssentialCell
Biology. An Introduction to the Molecular Biology. Garland Publishing Co, New
York.630p.
Anshori, M dan D. Martono .2009. Buku SMK Kelas X.PusatPerbukuan,Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta .
Campbell, N.A., J.B.Reece, L.G.Mitchell.2002. Biologi Jilid 1.Penerbit Erlangga (edisi
Indonesia) 438 hal
Campbell, N.A., J.B.Reece, L.G.Mitchell.2011. Biologi Jilid 9.Penerbit Erlangga (edisi
Indonesia) 438 hal
Cooper, G.M.2000.The Cell: A Molecular Approach. 2nd edition.NCBI
Ernawati, T.H.Kurniawati, N.Sartono.M.Miarsyah.2010. Biologi. Kelompok Kesehatan
dan Pertanian. Penerbit Erlangga.214hal.
Ferdinand, F. Dan M.Ariebowo. 2009. Praktis Belajar Biologi 1 Kelas X Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pngetahuan Alam.Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.178 hal.
Galton, F.2000.Hereditary Genius an Inquiry its Law and Consequences. MacMillan and
Co, London.423 p
Lapidot, M., G. Weil, L. Cohen, L. Segev, V. Gaba. 2007. Biolistic inoculation of plants
with Tomato yellow leaf curl virus DNA. Journal of Virological Methods 144
(2007) 143–148
Nurhayati, N., Y.Unayah.B.Prayitno.2015. Buku siswa Biologi untuk SMA/MA Kelas
XII Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Penerbit Yrama Widya .316
hal
Pratiwi, D.A., S.Maryati, Srikini, Suharno, Bambang S.2013. Biologi untuk SMA/MA
Kelas XII Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Pener bit Erlangga.
292 hal
Putra, R.E., dan N.Nurhayati.2015. Biologi berbasis Pendidikan Karakter Bangsa untuk
SMA/MS kelas XII. Penerbit Sewu (Sr Ikandi Empat Widya Utama) 358 hal.
Rachmawati,F., N. Urifah, A.Wijayati .2009. Biologi : untuk SMA/ MA Kelas XII
Program IPA. Pusat Perbukuan,Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Raharjo.S.E. Klasifikasi Makhluk Hidup. SMA 78 Jakarta. www.google.co.id.
Resh, M.H. 2001. Hydroponic Food Production, a definitive guide book of soilless food
growing methods. New Concept Press, New Jersey. ISBN 093123199A,
Rogers, K. 2011. Biochemistry, Cell and Life Fungi, Algae and Protists. Britannica
educational publishing association with Rosen educational Services. 230 hal.
Saktiyono.2008. Seribu Pena Biologi SMA Kelas XI Jilid 2 Penerbit Erlangga.150 hal
Sembiring,L. dan Sudjino. 2009. Biologi : Kelas XII untuk SMA dan MA .Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. 282 hlm.
Siregar, A.Z., U.W. Suharsono, H.Akmal, Hadisunarso,Sulistijorini, N. Sukarno,
A.Merdiyani,T.H. Widarto,R.R.D. Perwitasari .2008. Biologi Pertanian Jilid 1
untuk SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan
Nasional.
Widyastuti, E.2012. Sel:Struktur dan Fungsi. Bahan Kuliah Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Brawijaya.

186
PUSTAKA LAINNYA
Anomim. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Universitas Gadjah
Mada, Akses 1 Mei 2016 jam 23.11.

Delayota Science Club. 2011. Reproduksi Tumbuhan. DSC Biologi.

Mudah dan Aktif Belajar Biologi . Kelas XI. Buku paket.com, bse kemendikbud.go.id
https://id.wikipedia.org . akses tanggal 21 April 2016 jam 09.35.

www.google.co.id . akses tanggal 28 April 2016 jam 06.37

Purnobasuki.2011. Struktur dan Fungsi Sel. www.google.co.id.5p akses tanggal 28 April


2016 jam 06.39.

Nuraini, T dan S.Sugiwati. Struktur dan Fungsi Organel Sel.www.google.co.id. 20 p,


akses 21 Juni 2016 jam 11.00 .

https://id.wikipedia.org/wiki/Respirasi akses tanggal 28 April 2016 jam 06.37

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/r akses tanggal 29 April 2016 jam


08.17.

http://hendro-pramono.blog.unsoed.ac.id/files/2011/09/TaMu_4_Sel_III_Resp_Fotos_3-
6_Okt1.pdf
akses tanggal 29 April 2016 jam 08.19.

http://www.pintarbiologi.com/2015/07/tahapan-fotosintesis-reaksi-terang-dan-reaksi-
gelap.html#
akses tanggal 29 April 2016 jam 08.21.

www.slideshare.net akses tanggal 28 April 2016 jam 06.40.

http://biogen.litbang.pertanian.go.id/index.php/2012/08/padi-hibrida-cina- akses tanggal


28 April 2016 jam 06.35.jam 06.45.

http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/ akses tanggal 28 April 2016 jam 06.35.jam 06.47

http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/ akses tanggal 28 April 2016 jam 06.35.

file:///C:/Users/Asus/Downloads/Heredity.pdf akses tanggal 28 April 2016 jam 06.31.

Heredity. Chapter 5. highered.mheducation.com/sites/dl/.../Heredity.pdf. 28 April 2016


jam 06.00
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196512271991031-
SUHARA/9._BAB-9__Enzim__ppt_UPI.pdf akses tanggal 27 April jam 12.12.

http://www.mhhe.com/biosci/genbio/raven6b/graphics/raven06b/other/raven06b_10.pdf

187
Light Reactions of Photosynthesis.
http://www.garlandscience.com/res/pdf/9780815341215_Ch4.pdf akses tanggal 28 April
2016 jam 06.00

http://artikelteknikkimia.blogspot.co.id/2012/02/tes-jurnal-praktikum-mikrobiologi.html
akses tanggal 28 April 2016 jam 06.05.

https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/File:Zdrs0309.jpg akses tanggal 28 April 2016


jam 06.10.

http://skulwork-nytha.blogspot.co.id/2011/12/jaringan-penyusun-akar-batang-dan-
daun.html akses tanggal 28 April 2016 jam 06.13.

http://www.berpendidikan.com/2015/11/sistem-transportasi-pada-tumbuhan.html akses
tanggal 28 April 2016 jam 06.17.

http://skulwork-nytha.blogspot.co.id/2011/12/jaringan-penyusun-akar-batang-dan-
daun.html akses tanggal 28 April 2016 jam 06.22.

http://www.berpendidikan.com/2015/11/sistem-transportasi-pada-tumbuhan.html akses
tanggal 28 April 2016 jam 06.25.

http://mymistyland.blogspot.co.id/2013/07/ciri-ciri-hepaticopsida-lumut-hati.html akses
tanggal 11 Juni 2016 jam 12.11.

https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver=11&idmateri=213&m
nu=Materi3&kl=7 akses tanggal 11 Juni 2016 jam 12.14.

https://www.slideshare.net/nurhayatii/fungi-pertemuan-1 akses tanggal 28 Agustus


2016 jam 13.47.

http://blog.umy.ac.id/talklessdomore/2017/06/02/faktor-penyebab-kerusakan-bahan
akses tanggal 28 Agustus 2016 jam 13.51.

https://medlineplus.gov/ency/imagepages/19348.html akses tanggal 28 Agustus 2016


jam 13.59.

Steinman HA. M11 Rhizopus nigricans. http://www.phadia.com/en/Allergen-


information/ImmunoCAP-Allergens/Molds-and-other-
Microorganisms/Allergens/Rhizopus-nigricans/
akses tanggal 28 Agustus 2016 jam 14.06.

https://id.pinterest.com/pin/434386326541173205/?lp=true akses tanggal 28 Agustus


2016 jam 14.10.

http://svet-biologije.com/biologija/mikrobiologija/virusi/grada-virusa/# akses tanggal


28 Agustus 2016 jam 14.20

http://bokunobiology.blogspot.co.id/2013/09/virus.html# akses tanggal 28 Agustus 2016


jam 14.25

188
http://robi-biologi.blogspot.co.id/2015/05/ciri-ciri-virus.html akses tanggal 28 Agustus
2016 jam 14.30.

http://www.ebiologi.com/2016/03/tahapan-reproduksi-virus-litik-lisogenik.html akses
tanggal 28 Agustus 2016 jam 14.44.

http://www.cfsph.iastate.edu/DiseaseInfo/clinical-signs-photos.php?name=newcastle-
disease
akses tanggal 28 Agustus 2016 jam 14.47.

http://www.formedium.com/products/dictyostelium-discoideum.html akses tanggal 28


Agustus 2016 jam 14.50.

http://www.hiddenforest.co.nz/slime/family/arcyriaceae/arcyr01.htm akses tanggal 28


Agustus 2016 jam 14.54.

http://www.commanster.eu/commanster/Mushrooms/Protozoa/Protozoa/Fuligo.septica.ht
ml
akses tanggal 28 Agustus 2016 jam 14.57.

http://www.discoverlife.org/mp/20q?search=Tubifera+ferruginosa akses tanggal 28


Agustus 2016 jam 15.01.

http://budisma.net/2015/01/ciri-ciri-jamur-lendir-myxomycota.html akses tanggal 28


Agustus 2016 jam 15.06.

http://pustaka.pandani.web.id/2014/02/bentuk-bentuk-bakteri.html akses tanggal 14


April 2016 jam 9.12.

https://aslam02.wordpress.com/materi/biologi-kelas-x/archaebakteria-
eubacteria/eubacteria/ciri-dan-struktur-eubacteria/ akses tanggal 14 April 2016 jam
9.15.

http://www.biologionline.info/2014/04/reproduksi-pada-bakteri.html akses tanggal 14


April 2016 jam 9.20.

http://www.edubio.info/2017/01/transformasi-transduksi-dan-konjugasi.html akses
tanggal 14 Januari 2017 jam 16.25.

http://www.ebiologi.com/2016/08/reproduksi-bakteri-tahapan-cara-dan.html akses
tanggal 14 Januari 2017 jam 16.30.

http://myze7386.blogspot.co.id/2014/04/pewarnaan-mikroba.html akses tanggal 14


Januari 2017 jam 16.33.

http://www.gettyimages.com/photos/rhizobium akses tanggal 14 Januari 2017 jam


16.35.

189
https://mediabelajaronline.blogspot.co.id/2011/11/ganggang-hijau-biru-cyanophyta.html .
akses tanggal 14 Januari 2017 jam 16.38.

http://biolib.cz dan web.uconn.edu akses tanggal 13 Januari 2017 jam 19.08.

http://belajarterusbiologi.blogspot.co.id/2011/03/daur-biogeokimia.html akses tanggal


14 Januari 2017 jam 16.38.

https://www.slideshare.net/irmaade1612/materi-anatomi-fisiologi-tumbuhan akses
tanggal 14 Januari 2017 jam 16.40.

http://www.ilmusiana.com/2015/11/4-proses-metamorfosis-kupu-kupu.html akses
tanggal 15 April 2016 jam 16.55.

http://kidsgen.blogspot.co.id/2013/02/daur-hidup-unik-dunia-serangga.html akses
tanggal 15 April 2016 jam 16.57.

Wikipedia.com akses tanggal 15 April 2016 jam 16.59.

http://staff.unand.ac.id/putrasantoso/2015/06/12/kuliah-perkembangan-hewan-4-
fertilisasi-bag-2/ akses tanggal 15 April 2016 jam 17.12.

http://www.allthingsstemcell.com/category/trophoblast-stem-cells/ akses tanggal 15


April 2016 jam 17.25.

http://player.slideplayer.com/26/8285296/ akses tanggal 15 April 2016 jam 17.30.

http://www.lusa.web.id/plasenta/ akses tanggal 15 April 2016 jam 17.35.

https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver=22&idmateri=40&mn
u=Uraian1
akses tanggal 15 April 2016 jam 17.38.

http://free.vlsm.org akses tanggal 16 April 2016 jam 06.22.

Sofyan, google.co.id akses tanggal 16 April 2016 jam 06.25.

https://rohatiku.wordpress.com/2012/11/04/bryophyta-dan-tracheophyta/ akses tanggal


16 April 2016 jam 06.40.

https://ululalbab31n.blogspot.co.id/2015/08/perkecambahan-tanaman.html akses tanggal


16 April 2016 jam 06.45.

https://www.slideshare.net/feli_ta/pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-tumbuhan-
13738767
akses tanggal 16 April 2016 jam 06.50.

http://biologimediacentre.com/pertumbuhan-dan-perkembangan-1-pertumbuhan-dan-
perkembangan-pada-tumbuhan/ akses tanggal 16 April 2016 jam 06.55.

190
http://dosenbiologi.com/tumbuhan/reproduksi-vegetatif-alami-dan-buatan-pada-tumbuhan
akses tanggal 16 April 2016 jam 06.59.

http://www.pakmono.com/2016/04/5-contoh-perkembangbiakan-vegetatif.html akses
tanggal 16 April 2016 jam 07.03.

http://www.terlambat.info/2012/11/reproduksi-vegetatif-buatan-pada.html akses tanggal


16 April 2016 jam 07.05.

http://www.pustakapedia.net/2016/02/pengertian-dan-macam-macam-cara-
perkembangbiakan-tumbuhan-secara-vegetatif-alami-dan-buatan-beserta-contohnya-
lengkap.html akses tanggal 16 April 2016 jam 07.08.

https://id.pinterest.com/pin/697213586032260682/ akses tanggal 16 April 2016 jam


07.13.

http://www.sridianti.com/mengenal-siklus-hidup-angiospermae.html akses tanggal 16


April 2016 jam 07.17.

http://www.pintarbiologi.com/2016/03/tumbuhan-paku-pteridophyta-pengertian-
klasifikasi-reproduksi-jenis-manfaat.html akses tanggal 16 April 2016 jam 07.22.
http://www.wawanlistyawan.com/2011/12/babi-pendahuluan.html akses tanggal 16
April 2016 jam 07.25.

https://www.slideshare.net/fpa_faiz/bab-10-sistem-reproduksi akses tanggal 18 April


2016 jam 09.32.

https://ilmupengatahuanhukum.blogspot.co.id/2016/02/sifat-fisik-telur-dan-struktur-
telur.html akses tanggal 18 April 2016 jam 09.35.

http://kliksma.com/2015/05/sistem-reproduksi-pada-burung.html akses tanggal 18 April


2016 jam 09.29.

https://pt.slideshare.net/DeviilMilanisti/bab-10-sistem-reproduksi-26864690 akses
tanggal 18 April 2016 jam 13.32.

http://lestari-tasawuf.blogspot.co.id/2012/04/sistem-reproduksi-dan-embriologi-ikan.html
http://mymistyland.blogspot.co.id/2013/07/ciri-ciri-hepaticopsida-lumut-hati.html akses
tanggal 11 Juni 2016 jam 12.11.

https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver=11&idmateri=213&m
nu=Materi3&kl=7 akses tanggal 11 Juni 2016 jam 12.14.

https://www.slideshare.net/nurhayatii/fungi-pertemuan-1 akses tanggal 28 Agustus


2016 jam 13.47.

http://blog.umy.ac.id/talklessdomore/2017/06/02/faktor-penyebab-kerusakan-bahan
akses tanggal 28 Agustus 2016 jam 13.51.

191
https://medlineplus.gov/ency/imagepages/19348.html akses tanggal 28 Agustus 2016
jam 13.59.

Steinman HA. M11 Rhizopus nigricans. http://www.phadia.com/en/Allergen-


information/ImmunoCAP-Allergens/Molds-and-other-
Microorganisms/Allergens/Rhizopus-nigricans/. akses tanggal 28 Agustus 2016 jam
14.06.

https://id.pinterest.com/pin/434386326541173205/?lp=true akses tanggal 28 Agustus


2016 jam 14.10
http://svet-biologije.com/biologija/mikrobiologija/virusi/grada-virusa/#
akses tanggal 28 Agustus 2016 jam 14.20

http://bokunobiology.blogspot.co.id/2013/09/virus.html# akses tanggal 28 Agustus 2016


jam 14.25.

http://robi-biologi.blogspot.co.id/2015/05/ciri-ciri-virus.html akses tanggal 28 Agustus


2016 jam 14.30.

http://www.ebiologi.com/2016/03/tahapan-reproduksi-virus-litik-lisogenik.html akses
tanggal 28 Agustus 2016 jam 14.44.

http://www.cfsph.iastate.edu/DiseaseInfo/clinical-signs-photos.php?name=newcastle-
disease
akses tanggal 28 Agustus 2016 jam 14.47.

http://www.formedium.com/products/dictyostelium-discoideum.html akses tanggal 28


Agustus 2016 jam 14.50.

http://www.hiddenforest.co.nz/slime/family/arcyriaceae/arcyr01.htm akses tanggal 28


Agustus 2016 jam 14.54.

http://www.commanster.eu/commanster/Mushrooms/Protozoa/Protozoa/Fuligo.septica.ht
ml
akses tanggal 28 Agustus 2016 jam 14.57.

http://www.discoverlife.org/mp/20q?search=Tubifera+ferruginosa akses tanggal 28


Agustus 2016 jam 15.01.

http://budisma.net/2015/01/ciri-ciri-jamur-lendir-myxomycota.html akses tanggal 28


Agustus 2016 jam 15.06.

http://pustaka.pandani.web.id/2014/02/bentuk-bentuk-bakteri.html akses tanggal 14


April 2016 jam 9.12.

https://aslam02.wordpress.com/materi/biologi-kelas-x/archaebakteria-
eubacteria/eubacteria/ciri-dan-struktur-eubacteria/ akses tanggal 14 April 2016 jam
9.15.

192
http://www.biologionline.info/2014/04/reproduksi-pada-bakteri.html akses tanggal 14
April 2016 jam 9.20.

http://www.edubio.info/2017/01/transformasi-transduksi-dan-konjugasi.html akses
tanggal 14 Januari 2017 jam 16.25.

http://www.ebiologi.com/2016/08/reproduksi-bakteri-tahapan-cara-dan.html akses
tanggal 14 Januari 2017 jam 16.30.

http://myze7386.blogspot.co.id/2014/04/pewarnaan-mikroba.html akses tanggal 14


Januari 2017 jam 16.33.

http://www.gettyimages.com/photos/rhizobium akses tanggal 14 Januari 2017 jam


16.35.

https://mediabelajaronline.blogspot.co.id/2011/11/ganggang-hijau-biru-cyanophyta.html .
akses tanggal 14 Januari 2017 jam 16.38.

http://belajarterusbiologi.blogspot.co.id/2011/03/daur-biogeokimia.html akses tanggal


14 Januari 2017 jam 16.46.

https://www.slideshare.net/irmaade1612/materi-anatomi-fisiologi-tumbuhan akses
tanggal 14 Januari 2017 jam 16.40.

http://www.ilmusiana.com/2015/11/4-proses-metamorfosis-kupu-kupu.html akses
tanggal 15 April 2016 jam 16.55.

http://kidsgen.blogspot.co.id/2013/02/daur-hidup-unik-dunia-serangga.html akses
tanggal 15 April 2016 jam 16.57.

Wikipedia.com akses tanggal 15 April 2016 jam 16.59.

http://staff.unand.ac.id/putrasantoso/2015/06/12/kuliah-perkembangan-hewan-4-
fertilisasi-bag-2/ akses tanggal 15 April 2016 jam 17.12.

http://www.allthingsstemcell.com/category/trophoblast-stem-cells/ akses tanggal 15


April 2016 jam 17.25.

http://player.slideplayer.com/26/8285296/ akses tanggal 15 April 2016 jam 17.30.

http://www.lusa.web.id/plasenta/ akses tanggal 15 April 2016 jam 17.35.

https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver=22&idmateri=40&mn
u=Uraian1
akses tanggal 15 April 2016 jam 17.38.

http://free.vlsm.org akses tanggal 16 April 2016 jam 06.22.

https://rohatiku.wordpress.com/2012/11/04/bryophyta-dan-tracheophyta/ akses tanggal


16 April 2016 jam 06.40.

193
https://ululalbab31n.blogspot.co.id/2015/08/perkecambahan-tanaman.html akses tanggal
16 April 2016 jam 06.45

https://www.slideshare.net/feli_ta/pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-tumbuhan-
13738767
akses tanggal 16 April 2016 jam 06.50.

http://biologimediacentre.com/pertumbuhan-dan-perkembangan-1-pertumbuhan-dan-
perkembangan-pada-tumbuhan/ akses tanggal 16 April 2016 jam 06.55.

http://dosenbiologi.com/tumbuhan/reproduksi-vegetatif-alami-dan-buatan-pada-tumbuhan
akses tanggal 16 April 2016 jam 06.59.

http://www.pakmono.com/2016/04/5-contoh-perkembangbiakan-vegetatif.html akses
tanggal 16 April 2016 jam 07.03.

http://www.terlambat.info/2012/11/reproduksi-vegetatif-buatan-pada.html akses tanggal


16 April 2016 jam 07.05.

http://www.pustakapedia.net/2016/02/pengertian-dan-macam-macam-cara-
perkembangbiakan-tumbuhan-secara-vegetatif-alami-dan-buatan-beserta-contohnya-
lengkap.html akses tanggal 16 April 2016 jam 07.08.

https://id.pinterest.com/pin/697213586032260682/ akses tanggal 16 April 2016 jam


07.13.

http://www.sridianti.com/mengenal-siklus-hidup-angiospermae.html akses tanggal 16


April 2016 jam 07.17.

http://www.pintarbiologi.com/2016/03/tumbuhan-paku-pteridophyta-pengertian-
klasifikasi-reproduksi-jenis-manfaat.html akses tanggal 16 April 2016 jam 07.22.

http://www.wawanlistyawan.com/2011/12/babi-pendahuluan.html akses tanggal 16


April 2016 jam 07.25.

https://www.slideshare.net/fpa_faiz/bab-10-sistem-reproduksi akses tanggal 18 April


2016 jam 09.32.
https://ilmupengatahuanhukum.blogspot.co.id/2016/02/sifat-fisik-telur-dan-struktur-
telur.html akses tanggal 18 April 2016 jam 09.35.

http://kliksma.com/2015/05/sistem-reproduksi-pada-burung.html akses tanggal 18 April


2016 jam 09.29.

https://beritatekhnologi.blogspot.co.id/2012/11/ akses tanggal 18 April 2016 jam 13.27.

https://beritatekhnologi.blogspot.co.id/2012/11/ akses tanggal 18 April 2016 jam 13.29.

https://pt.slideshare.net/DeviilMilanisti/bab-10-sistem-reproduksi-26864690 akses
tanggal 18 April 2016 jam 13.32.

194
http://lestari-tasawuf.blogspot.co.id/2012/04/sistem-reproduksi-dan-embriologi-ikan.html
akses tanggal 18 April 2016 jam 13.35.

https://fembrisma.wordpress.com /science/sistem-reproduksi/sistem-reproduksi-hewan/
akses tanggal 18 April 2016 jam 13.39.

https://marthaeristya.wordpress.com/kelas-ix/kd-3-2/reproduksi-hewan/ akses tanggal 18


April 2016 jam 13.43.

https://fembrisma.wordpress.com /science/sistem-reproduksi/sistem-reproduksi-hewan/
akses tanggal 18 April 2016 jam 13.52.

http://free.vlsm.org akses tanggal 18 April 2016 jam 14.01.

195
GLOSARIUM

Aberasi
Mutasi yang terjadi karena kerusakan kromosom.
Abiogenesis
Teori yang berpendapat bahwa mahkluk hidup terbentuk begitu saja dari benda takhidup.
Aerob
Membutuhkan oksigen untuk memperoleh energi.
Alel
Bentuk-bentuk alternatif dari gen atau urutan basa nitrogen pada suatu segmen DNA
tertentu (lokus) yang terbentuk karena adanya perbedaan kecil (variasi) pada satu atau
sejumlah urutan basa tertentu.
Alel ganda
Banyaknya alternative alel (tiga atau lebih) pada suatu gen.
Alel kodominan
Dua alel suatu gen yang menghasilkan produk berbeda, dimana sel yang satu tidak
dipengaruhi oleh alel yang lain.
Amitosis
Pembelahan sel yang terjadi secara spontan tanpa melewati tahap-tahap pembelahan sel.
Anabolisme
Proses penyusunan.
Anaerob
Tidak membutuhkan oksigen untuk memperoleh energi.
Anaerob fakultatif
Dapat hidup baik ada oksigen maupun tidak.
Anaerob obligat
Hanya dapat hidup jika tidak ada oksigen.
Aneuploid
Variasi jumlah kromosom yang diakibatkan adanya pengurangan atau penambahan satu
atau sejumlah kecil kromosom, tetapi berlangsung pada seluruh genom.
Antigen
Zat atau senyawa yang dapat merangsang pembentukan antibodi.

196
Antikodon
Bagian urutan basa nitrogen RNAt yang komplemen dengan kodonpada RNAd sehingga
dapat memastikan asam amino yang dibawa RNAt sesuai dengan kodon RNAd.
Apoenzim
Bagian enzim yang berupa protein.
Asam amino
Asam organik yang memiliki gugus karboksil (-COOH) maupun gugus amino (-NH₂).
Asam amino esensial
Asam amino yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk keperluan sntesis protein, tidak
dapat dibentuk sendiri oleh tubuh.
Asam laktat
Bahan buangan dari respirasi aerob, yang bersama-sama dengan CO₂ merupakan hasil
pemecahan dari asam piruvat.
Asam lemak
Asam karboksilik dengan rantai karbon panjang,.
Asam piruvat
Senyawa yang dihasilkan dari reaksi glikolisis pada saat katabolisme.
Asam traumalin
Hormon pembentuk jaringan kalus penutup luka.
Askospora
Spora bersel satu yang terbentuk dalam kantung yang disebut askus.
Auksanometer
Busur pertumbuhan, untuk mengukur pertumbuhan tanaman.
Autokatalitik
Kemampuan replikasi DNA.
Badan Golgi
Organel yang berperan dalam modifikasi dan tranpor protein dan lipid ke luar sel
(sekresi). Di dalam badan golgi, zat tersebut dapat mengalami penambahan oligosakarida
menghasilkan glikoprotein dan glikolipid.
Bakteriofage
Virus yang menyerang bakteri.
Basidiospora
Spora bersel satu yang dibentuk dalam basidium.
Biogenesis

197
Teori yang berpendapat bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup yang
sebelumnya.
Biokatalisator
Sifat enzim yang dapat mempercepat
suatu reaksi tanpa mengalami perubahan sendiri.
Bioma
Ekosistem darat dalam skala luas yang memiliki tipe struktur vegetasi dominan.
Biomassa
Berat kering dari bahan organik yang tersimpan atau kering tubuh organik.
Bioteknologi
Pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan rekayasa terhadap organisme, sistem, atau proses
biologis untuk menghasilkan atau meningkatkan potensi organisme maupun
menghasilkan produk dan jasa bagi kehidupan manusia.
Basidiospora
Spora bersel satu yang dibentuk dalam basidium.
Blastofor
Bagian luar yang terbuka pada gastrula menuju arkenteron.
Blastosol
Rongga yang terdapat di antara kedua kutub embrio.
Blastospora
Blastospora merupakan tunas atau kuncup yang dibentuk oleh sel-sel khamir
Blastula
Fase perkembangan embrio yang telah memiliki blastosol.
Crossing over
Pindah silang, peristiwa terjadinya pertukaran bagian kromotid dari pasangan kromosom
homolog.
Dendrit
Cabang pendek pada sel saraf yang berfunsi membawa impuls ke dalam badan sel saraf.
Difusi
Proses perpindahan partikel gas atau cairan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
sehingga mencapai titik keseimbangan.
Dinding sel
Bagian di luar membran sel tumbuhan atau bakteri, yang tersusun atas selulosa,
hemiselulosa, dan pectin. Dinding sel berfungsi untuk memberi bentuk pada sel.

198
Dorman
Kondisi istirahat atau tanpa gerakan pada biji dengan cara memperlambat metabolisme.
DNA
Deoxyribonucleic Acid, adalah asam nukleotida yang biasanya berada dalam bentuk
heliks ganda yang mengandung instruksi genetik yang menentukan perkembangan
biologis dari seluruh bentuk kehidupan sel.
Ekologi
Cabang ilmu pengetahuan tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan
lingkungannya; termasuk di dalamnya perkembangan komunitas, interaksi antar jenis dan
antar makhluk, penyebaran geografis, dan perubahan susunan peralihan populasi.
Eksplan
Bagian suatu tanaman yang akan dibuat kultur jaringan.
Enzim
Katalis protein yang dihasilkan oleh sel dan bertanggung jawab untuk laju dan
kekhususan yang tinggi dari satu atau lebih reaksi biokimia intraseluler atau ekstraseluler.
Enzim Katalase
Enzim yang terdapat dalam peroksisom, berfungsi untuk mengubah hidrogen peroksida
menjadi air dan oksigen.
Enzim ligase
Enzim yang dapat menggabungkan potongan DNA yang digunting dari suatu gen dengan
potongan DNA yang digunting dari gen lain dari makhluk yang tidak berkaitan.
Enzim restriksi endonuklease
Enzim yang berfungsi sebagai ―gunting molekuler‖ yang dapat mengenali dan memotong
tempat-tempat khusus di sepanjang untaian DNA.
Etiolasi
Pertumbuhan yang cepat ditempat yang gelap.
Evolusi
Proses kompleks pewarisan sifat organisme yang berubah dari generasi ke generasi dalam
kurun waktu jutaan tahun.
Eukariotik
Sel yang memiliki membran inti, seperti sel hewan, tumbuhan, dan protista.
Fenotip
Penampakan luar suatu individu.

199
Fermentasi
Perubahan enzimatik dan anaerobik dari substansi organik oleh mikroorganisme untuk
menghasilkan zat organikuntuk lebih sederhana.
Fermentasi
Respirasi intramolekul (respirasi anaerob).
Floem
Jaringan angkut yang berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh
tumbuhan.
Fosfolipid bilayer
Struktur membran sel yang terdiri atas dua lapis fosfolipid.
Fosforilasi
Pengikatan suatu gugus fosfat pada molekul organik yang menghasilkan fosfat organik.
Fotofosforilasi
Sintesis ATP dalam kloroplas.
Fotolisis
Pemecahan molekul air dengan bantuan cahaya.
Fotosintesis
Kemampuan dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan
organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan dengan energi cahaya.
Fotosistem
Unit yang menangkap energi cahaya matahari dalam kloroplas.
Gen
Unit instruksi untuk menghasilkan atau mempengaruhi suatu sifat hereditas tertentu.
Gen letal
Gen yang dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian individu
Generatio spontanea
Terbentuknya makhluk hidup secara spontan menurut paham abiogenesis.
Genom
Perangkat kromosom.
Genom
Total informasi genetik yang tersimpan di dalam DNA suatu alel.
Genotip
Bentuk atau susunan genetik suatu karakter yang diwarisi suatu individu dari induknya.

200
Glikolisis
Pengubahan glukosa menjadi asam piruvat.
Glikoprotein
Protein yang mengandung gugus prostetik karbohidrat.
Glioksisom
Organel sel yang berfungsi untuk mengubah lemak menjadi karbohidrat.
Heterokatalitik
Kemampuan transkripsi atau mencetak RNA oleh DNA.
Hewan transgenik
Hewan hasil karya rekayasa genetika.
Hibridoma
Sel-sel yang dihasilkan dari fusi sel atau penggabungan dua sel yang berbeda.
Hifa
Stuktur seperti benang yang menyusun tubuh fungi.
Hidrofilik
Sifat suatu zat yang larut dalam air (suka air).
Hidrofobik
Sifat suatu zat yang tidak larut dalam air (takut air).
Holoenzim
Kesatuan dari apoenzim dan gugus prostetik.
Imbibisi
Masuknya air secara pasif ke dalam biji sehingga biji mengembung.
Interferon
Sejenis protein yang dihasilkan oleh sel yang mampu menghambat replikasi virus di
dalam sel inang.
Isolasi
Mekanisme yang cenderung mencegah fertilisasi antara gamet dari anggota dua populasi
atau mencegah zigot berkembang menjadi dewasa.
Jaring-jaring makanan
Hubungan makan dan di makan dalam suatu ekosistem yang sangat kompleks, saling
berkaitan dan bercabang.
Kapsid
Protein pembungkus asam nukleat pada virus.

201
Katabolisme
Proses pembongkaran.
Klasifikasi
Pengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan diri.
Klorofil
Pigmen hijau pada kloroplas yang berperan dalam fotosintesis.
Kloroplas
Organel sel yang mengandung klorofil.
Kodon
Kode genetik triplet (tiga nukleotida pada urutan RNAd) yang dapat diterjemahkan
menjadi urutan asam amino padaperistiwa translasi.
Koenzim
Bagian gugus prostetik yang lepas dari apoenzim.
Komensalisme
Kehidupan bersama dua spesies, satu spesies diuntungkan sedangkan spesies lain tidak
diuntungkan, juga tidak dirugikan.
Komunitas
Populasi-populasi dari berbagai jenis organism yang berinteraksi pada suatu tempat
tertentu.
Kotiledon
Daun embrio dalam benih yang memberi makan selama proses perkecambahan; pada
beberapa tumbuhan keluar di atas tanah untuk melangsungkan fotosintesis.
Krista
Membran dalam mitokondria yang berlekuk-lekuk, sebagai tempat terjadinya rantai
respirasi sel.
Kromatin
Benang-benang halus penyusun kromosom, terletak di dalam nukleus.
Kromiol
Granula kecil dalam kromosom yang tidak mengandung gen.
Kromoplas
Plastida yang mengandung pigmen non-fotosintesis, yaitu antosianin dan karoten.
Kromosom
Suatu struktur padat yang terdiri dari dua komponen molekul, yaitu protein dan DNA.

202
Kromosom homolog
Kromosom yang memiliki bentuk yang sama.
Konidiospora
Spora yang dihasilkan oleh suatu struktur khusus yang disebut konidium, konidium
dibentuk di ujung atau di sisi suatu hifa.
Leukoplas
Plastida yang tidak berwarna, berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan seperti
amilum dan protein.
Lichen
Simbiosis antara fungi (Basidiomikota, Deuteromikota) dengan Cyanobacteria (alga hijau
biru).
Linkage
Suatu keadaan gen-gen yang alelnya tidak menyatu.
Liosom
Organel yang mengandung enzim hidrolitik, berperan dalam pencernaan intraseluler.
Lipid
Senyawa yang meliputi lemak, fosfolipid, dan steroid, yang tidak larut dalam air.
Lisis
Tahapan terakhir pada siklus litik, di mana dinding sel bakteri pecah, dan virus=virus
baru keluar untuk menginfeksi bakteri lain.
Lisozyme
Enzim dalam lisosom yang dapat menghancurkan dinding sel bakteri.
Lokus
Letak suatu gen pada kromosom.
Meristem
Sel yang selalu mengadakan pembelahan.
Meiosis
Pembelahan sel yang menghasilkan empat sel anakandan setiap sel anakan mengandung
separuh kromosom dari kromosom induknya.
Mieloma
Sejenis kanker ganas yang membelah terus.
Mikorhiza
Simbiosis antara fungi dengan tumbuhan tingkat tinggi.

203
Miselium
Kumpulan hifa yang membentuk anyaman.
Mitosis
Proses pembelahan inti sel pada sel eukariota yang masing-masing anaknya mempunyai
jumlah kromosom yang sama dengan jumlah kromosom induknya.
Mesofil
Daging daun, yang terdiri atas jaringan palisade (jaringan tiang) dan jaringan spons
(jaringan bunga karang).
Mitosis
Pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anakan dan setiap sel anakan mengandung
jumlah kromosom yang sama.
Monosakarida
Gula sederhana dengan rumus molekul pada umumnya merupakan kelipatan dari CH₂O.
Monosomi
Mutasi yang terjadi karena individu kehilangan satu kromosom.
Mutasi
Perubahan materi genetik yang dapat diwariskan secara genetis pada keturunannya.
Mutualisme
Kehidupan bersama dua jenis spesies dan saling menguntungkan.
NAD
Nikotinamid adenin dinukleotida, koenzim yang ditemukan dalam semua sel yang
membantu enzim memindahkan elektron selama redoks metabolisme.
Nebula
Kabut asal, terdiri dari debu dan gas hasil bintang yang tidak stabil pada miliaran tahun
yang lalu.
Neurilema
Selubung akson.
Neurit (akson)
Cabang panjang pada sel yang berfungsi membawa impuls meninggalkan badan sel saraf.
Nondisjunction
Gagal berpisah, peristiwa tidak memisahnya kromosom saat pembelahan sel.
Nukleotida
Satuan monomer yang terdiri atas satu gula, satu basa nitrogen, dan satu fosfat.

204
Nulisomi
Mutasi yang terjadi karena individu kehilangan dua buah kromosom.
Mitokondria
Organel yang berfungsi untuk menghasilkan energi (ATP) melalui proses respirasi.
Model mosaic cair
Sifat membran plasma yang dinamis dan asimetri, karena tersusun ataslipid, protein, dan
karbohidrat.
Nondisjunction
Gagal berpisah, peristiwa tidak memisahkan kromosom saat pembelahan sel.
Nukleoplasma
Plasma yang terdiri atas kromosom dan nukleolus.
Nukleotida
Satuan monomer yang terdiri atas satu gula, satu basa nitrogen, dan satu fosfat.
Nulisomi
Mutasi yang terjadi karena individu kehilangan dua buah kromosom.
Oksidasi
Pelepasan elektron atau penambahan oksigen.
Osmosis
Perpindahan molekul terlarut dari larutan berkonsentrasi tinggi ke larutan berkonsentrasi
rendah melalui membran semipermeabel.
Partenokarpi
Peristiwa terjadinya buah tanpa didahului oleh penyerbukan.
Pati
Polisakarida cadangan pada tumbuhan yang terdiri atas glukosa.
Pembuahan (fertilisasi)
Terjadinya persatuan atau perkawinan sel kelamin jantan (spermatozoid) dengan sel
kelamin betina (sel telur).
Penyerbukan
Menempelnya serbuk sari pada kepala putik.
Periskel
Bagian akar yang membentuk akar cabang (menembus keluar melalui endodermis,
korteks, dan epidermis).
Peroksisom
Organel yang mengandung enzim oksidatif dan katalase.

205
Piramida biomassa
Tingkat trofik yang menunjukkkan berat kering dari seluruh organisme di tingkat trofik
tersebut pada suatu waktu.
Piramida ekologi
Struktur tropik suatu ekosistem.
Piramida energi
Tingkatan tropik yang menunjukkan energi dari seluruh organism di tingkat tropik
tertentu pada suatu waktu.
Piramida jumlah
Jumlah individu pada setiap tingkat tropik Polutan ; Makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen penyebab pencemaran.
Plasmid
Molekul DNA sirkuler kecil yang terdapat dalam ekstrakromosomal bakteri.
Polimeri
Pembastaran banyak sifat beda yang berdiri sendiri-sendiri, tetapi mempengaruhi bagian
yang sama.
Poliploid
Pelipatan jumlah genom karena mutasi.
Populasi
Kumpulan individu dari organisme sejenis yang hidup dan berkembang biak pada suatu
tempat tertentu.
Predator
Organisme yang memakan organisme lain.
Primordium
Suatu struktur kecil yang akan berkembang menjadi organ tumbuhan.
Produktivitas ekosistem
Pemasukan dan penyimpanan energi dalam suatu ekosistem.
Produktivitas primer
Kecepatan mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia dalam bentuk bahan
organik, yang dilakukan oleh organisme autotrof.
Produktivitas sekunder
Kecepatan energi kimia mengubah bahan organik menjadi simpanan energi kimia baru,
oleh organism heterotrof.

206
Produsen
Organisme yang menyususn senyawa organik atau membuat makanan sendiri dengan
bantuan cahaya matahari.
Prokariotik
Sel yang tidak memiliki membran inti, contohnya adalah bakteri dan ganggan biru.
Protobion
Molekul bentuk tetesan yang memiliki ciri kimia berbeda dengan lingkungannya.
Protoplasma
Bagian sel yang meliputi inti sel dan sitoplasma.
Rantai makanan
Jalur makanan dan dimakan dari organisme pada suatu tingkat tropik ke tingkat tropik
berikutnya membentuk urutan dan arah tertentu.
Replikasi
Proses reproduksi virus, di mana virus menggandakan diri di dalam tubuh sel inang.
Replikasi
Kemampuan DNA membentuk DNA baru yang sama persis dengan DNA asal.
Respirasi aerob
Proses pernafasan yang membutuhkan oksigen dari udara.
Retikulum endoplasma halus
Retikulum endoplasma yang tidak memiliki ribosom, berfungsi untuk sintesis lipid.
Retikum endoplasma kasar
Retikulum endoplasma yang memiliki ribosom, berfungsi untuk sintesis protein.
RNA
Makromolekul yang berfungsi sebagai penyimpan dan penyalur informasi genetik.
RNAad
RNA yang membawa informasi untuk menentukan asam amino.
RNAr
RNA yang berperan sebagai materi struktural ribosom.
RNAt
RNA yang membawa asam amino yang sesuai dengan kodon RNAd ke dalam ribosom.
Sampul
Selabung pembungkus kapsid yang terbuat dari lipid dan protein.
Sel
Unit struktural dan fungsional terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup.

207
Sentriol
Organel sel berbentuk silinder yang terdiri dari protein mikrotubulus, berfungsi untuk
mengatur polaritas dan pemisahan kromosom pada pembelahan sel.
Siklus Krebs
Perubahan asam piruvat menjadi CO₂ dan H₂.
Sitokrom
Enzim pernafasan, yaitu suatu protein yang mengandung Fe (besi).
Sitoplasma
Bagian isi sel yang dibatasi oleh membran plasma dan membran inti, di dalamnya
terdapat organel sel.
Sporangiospora
Spora bersel satu ini dihasilkan oleh suatu kantong yang disebut sporangium.
Stomata
Mulut daun pada epidermis daun yang diapit oleh dua sel penjaga, berpean dalam
penyerapan karbon dioksida.
Struktur trofik
Peristiwa makan dan dimakan antar organisme dalam suatu ekosistem, yang terdiri dari
tingkat-tingkat trofik.
Substrat
Suatu zat atau bahan yang diubah menjadi bahan lain yang baru.
Suksesi
Perubahan secara bertahap pada struktur komunitas.
Tanaman transgenetik
Tanaman hasil rekayasa genetik.
Termolabil
Tidak tahan panas.
Tetrad
Ikatan empat kromotid pada satu sentromer.
Tetrasomi
Mutasi yang terjadi karena individu kelebihan dua buah kromosom.
Transpirasi
Proses keluarnya kelebihan air dari dalam tubuh tumbuhan melalui daun dalam bentuk
uap air.

208
Transpor aktif
Transpor ion, atau senyawa melalui protein integral yang memerlukan energi.
Transpor pasif
Transpor ion, molekul, atau senyawa melalui membran sel yang tidak memerlukan
energi.
Trisomi
Mutasi yang terjadi karena individu kelebihan satu buah kromosom.
Turgiditas sel
Kemampuan sel untuk mengatur gerakan osmosis cairan dari luar ke dalam sel.
Vakuola
Organel sel yang bermembran, berfungsi untuk menyimpan cadangan dan menjaga
turgiditas sel.
Xylem
Jaringan angkut yang berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari akar ke seluruh
tubuh tumbuhan.
Zigospora
Spora yang terbentuk apabila terjadi pertemuan dan peleburan dua ujung hifa yang serasi
secara seksual.
Zimogen
Enzim dalam keadaan tidak aktif

209
INDEKS
A
Abiotik118
Alat
Reproduksi 196,197
Auksin117,135,136

C
Cangkok167,169,170,185

D
Defisiensi 129,130,131
Dekomposer 24,81,104,109

E
Enten169 ,170
Entomogami 162,177
Epigeal 115

Fermentasi 12,26,62,64
Fikosianin54,65,96,105,110
Filamen14,27,65,66,67,86,90
Fosil 81,101,102,104,106
Fotoautotrof81,104
Fotosintesis 96,97,105,109,120

G
Gametofit 144,165,174,175
Gametogenesis 144,175,197
Geragih165,168,211
Giberelin117, 135,136,137

210
Gymnospermae 161,164,179,180,181,186

H
Hipogeal 115
Hipokotil 114,115,172

I
Imbibisi 115,133,171
Insulin63,206
Interfase 190

K
Kalin 137

Kaulokalin 137
Kemoautotrof 53
Klorosis 40,128,129,130,131
Kromosom 80,189,190

L
Lemak 6,13,62

M
Malakogami 162,177
Megasporogenesis 190,191
Meiosis 182, 189,191
Merunduk169,170,171,185
Metafase 190
Mikroorganisme12,15,19,47,57,67,68,193
Mikrosporogenesis 191

O
Oksidasi 5,45,70,71
Okulasi 167, 169,171

211
Oogenesis 191,197
Ornitogami 177

P
Penyambungan170
Penyerbukan 125,132,161,162,164,166,176
Perkecambahan 23,115,116,117,121,127,133,171
Perkembangan 171,172,173,174,178,182,184,197,200
Polimerase 44
Predator 44
Produsen25,58,80,101,102,106,109
Profase 190,191
Prokambium 133,172,174
Protein 6,19,34,35,37,38,51,56,58,60,67,205

R
Radiasi 56
Rantai
makanan
Reduksi43,70,128,186
Reproduksi
Aseksua 93,164,166,167,172,185
Seksual 4,7,15,19,80,81,159,192,193

S
Saccharomyces cerevisiae 12
Saprofit 5,6,7,10,69,80,94
Spermatid 66,143
Spermatogenesis142,143,145,163,193
Spermatozoa 44,143
Sporofit 163,172,173

T
Telofase190,191

212
BIODATA PENULIS
ENDANG DWI PURBAJANTI. Penulis dilahirkan di Madiun pada
tahun 1955. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Mojorejo 1, SMP Negeri
2 dan SMA Negeri 1 Madiun telah ditempuh penulis di kota
kelahiran. Jenjang pendidikan sarjana (S1) penulis tempuh di Institut
Pertanian Bogor, Bogor dengan mengambil jurusan Agronomi.
Pendidikan S2 ditempuh penulis di Universitas Padjadjaran Bandung
dan pendidikan S3 diselesaikan penulis di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sejak tahun 1981 penulis menjadi staf pengajar Fakultas Peternakan dan
Pertanian Universitas Diponegoro. Beberapa kali mendapatkan Hibah dari Ditjen DP3M
Dikti Kemendikbud, yaitu Penelitian ( Dosen Muda, Hibah Bersaing, Fundamental
Research), Hibah Pengabdian kepada Masyarakat ( Ipteks, Vucer, KKU) dan Hibah
Penulisan Buku. Penulis pernah tergabung dalam Tim Penerjemahan Buku yang
diterbitkan oleh Gadjah Mada University Press dengan dana Bank Dunia ( Dasar-dasar
Ilmu Tanah, 1988) dan penerjemahan buku Fisiologi Lingkungan Tanaman ( 1991,
Gadjah Mada University Press). Buku hasil karya penulis yang telah diterbitkan adalah
Usahatani Konservasi dalam Sistem Produksi Tanaman Pakan ( 2007, Penerbit UNDIP)
dan Buku Ajar Imu Tanah dan Kesuburan , Buku Rumput dan Legum, sebagai hijauan
pakan ternak (2013), Budidaya Tanaman Hias (2016), Teknik Budidaya Hidroponik
(2017).

Dr. Hermin Pancasakti Kusumaningrum, SSi., MSi lahir di


Semarang, merupakan staf pengajar di Departemen Biologi
Fakultas Sains dan Matematika di Universitas Diponegoro
Semarang/ Penulis mendapat gelar Sarjana Sains dari
Jurusan Biologi Universitas Diponegoro Semarang. Gelar
Magister Sains diperoleh dari Jurusan Biologi FMIPA
Institut Teknologi Bandung sedangkan gelar Doktor
diperoleh dari Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta bidang
Bioteknologi. Penulis pernah menjabat sebagai Kepala Laboratorium Genetika tahun
2007-2016. Selain mengajar , penulis juga aktif melakukan berbagai penelitian terkait
dengan genetika, bioteknologi dan biologi molekuler. Penulis juga aktif di dalam

213
penulisan jurnal ilmiah.Beberapa penghargaan telah diterima penulis antara lain
Mahasiswa Berprestasi FMIPa (1990), Juara Harapan I Dosen Berprestasi UNDIP (2008),
Juara I Dosen Berprestasi FMIPA UNDIP (2008), Dosen Breprestasi I Tingkat UNDIP.
Penulis beberapa mendapatkan Hibah dari Ditjen DP3M Dikti Kemendikbud, KKP3N
Departemen Pertanian. Penulis telah menulis/menerbitkan buku antara lain Buku Ajar
Genetika (Anggota Tim Penulis), Buku Ajar Biologi Molekuler (Anggota Tim Penulis),
Petunjuk Praktikum Biologi Molekuler (Penulis Utama), The Excelence Research
Diponegoro University 2010 hal : 91 – 94 . Produksi dan Pengembangan Pakan unggul
Kaya Karotenoid Hasil Fusi protoplas, The Excelence Research Diponegoro University
2010 hal : 91 – 94. Produksi Biodiesel mikroalga, Buku Petunjuk Praktikum Genetika
dan Buku Petunjuk Praktikum Rekayasa Genetika.

Prof. Dr. Ir. Muhammad Zainuri, DEA lahir di Semarang,


merupakan staf pengajar di Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Diponegoro Semarang. Penulis
mendapat gelar Sarjana Sains dari Jurusan Perikanan
Universitas Diponegoro Semarang. Pendidikan S2 dan S3
penulis dilakukan di Montpellier Perancis tahun 1988-1993
di bidang ekologi dan biologi populasi. Penulis aktif melakukan berbagai penelitian
terkait dengan planktonologi, oseanografi biologi, zoologi laut, ekologi dan biologi
populasi . Penulis juga aktif di dalam penulisan berbagai karya ilmiah.Dalam lima tahun
terakhir penulis telah menulis buku berjudul The Excelence Research Diponegoro
University 2010 hal : 91 – 94 . Produksi dan Pengembangan Pakan unggul Kaya
Karotenoid Hasil Fusi protoplas, The Excelence Research Diponegoro University 2010
hal : 91 – 94. Produksi Biodiesel mikroalga.

214
215

Anda mungkin juga menyukai