Anda di halaman 1dari 3

EFEKTIFITAS EKSTRAK BATANG TEMBAKAU SEBAGAI PENGENDALI

RAYAP TANAH

Rayap adalah serangga yang termasuk pada Ordo Isoptera. Rayap hidup berkoloni dan
memiliki tatanan kasta yang terbagi menjadi tiga kasta dengan pembagian tugas yang jelas.
Coptotermes spp. atau rayap tanah merupakan rayap yang paling sering ditemukan. Rayap jenis
ini dapat masuk pada celah-celah bangunan, nat-nat ubin, tiang-tiang, pipa, kabel maupun akar
kayu. Sifat dari rayap tanah sangat destruktif karena koloninya yang besar dan memiliki sarang
tersembunyi sehingga sulit dibasmi. Menurut Prasetyo, K. W., & Yusuf, S. (2004), tercatat di
Indonesia terjadi kerugian ekonomi mencapai 224-238 milyar pertahun akibat serangan rayap
pada bangunan.
Pengendalian rayap tanah diantaranya menggunakan metode fisik, bahan kimia dan
bahan nabati. Umumnya metode pengendalian yang digunakan adalah metode kimia dikarenakan
prosesnya lebih cepat dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Namun penggunaan bahan
kimia memiliki dampak buruk pada lingkungan sehingga perlu adanya alternatif dalam
pengendalian hama rayap tanah, salah satu caranya adalah penggunaan pertisida berbahan nabati.
Tembakau (Nicotiana spp.) merupakan tumbuhan yang dimanfaatkan daunnya sebagai bahan
pembuat rokok. Ekstrak batang tembakau yang memiliki kandungan nikotin yang tinggi dapat
dimanfaatkan menjadi pestisida nabati. Nikotin dapat mengendalikan serangga dengan senyawa
aktif beracunnya yang menyebabkan kematian. Dari ekstrak batang tembakau sangat berpotensi
untuk dikembangkan sebagai insektisida botani (Hadikusumo, S. A., 2007).
Penelitian yang dilakukan oleh Rizki Arbaiatusholeha dkk yang di kemukakan pada
jurnalnya yang berjudul “Uji Efikasi Ekstrak Batang Tembakau (Nicotiana spp.) untuk
Pengendalian Rayap Tanah (Coptotermes spp.)” memaparkan bahwa batang tembakau yang
dikeringkan dan diekstrak dengan etanol selama 48 jam dapat mengendalikan rayap tanah
dengan meningkatkan mortalitas atau kematian rayap. Pada penelitian ini media perkembangan
rayap adalah kertas selulosa dengan suhu optimum yaitu 28-30oC, merupakan media yang cocok
untuk perkembangan rayap. Dari penelitian ini, semakin tinggi konsentrasi ekstrak batang
tembakau maka tingkat molaritas rayap akan semakin tinggi.
Kenaikan mortalitas atau kematian rayap dikarenakan senyawa-senyawa dari batang
tembakau yang meliputi alkaloid, nikotin, polifenol, saponin, flavonoid, dan senyawa aromatis
merupakan bahan aktif beracun yang dapat dijadikan anti rayap (Sholehah, D. N., 2011). Rayap
yang mengkonsumsi kertas selulosa yang telah dicelupkan ekstrak batang tembakau akan
mengalami kematian. Nikotin akan menjadi anti mikroba yang dapat membunuh protozoa dalam
dalam saluran pencernaan rayap. Kematian protozoa ini akan menggangu aktivitas enzim
selulase yang berfungsi merombak selulosa menjadi gula-gula sederhana sebagai sumber energi
rayap sehingga rayap akan mati karena tidak mendapatkan sumber makan dan energi. Sifat
kanibalisme rayap juga dapat menjadi penyebab kematian rayap (Arif dkk, 2013). Rayap yang
lemah dan sakit akibat paparan dari ekstrak batang tembakau akan di makan oleh rayap yang
sehat sehingga terjadi kemataian rayap.
Pengendalian rayap tanah yang dilakukan dengan metode kimia berupa pembuatan
pestisida berbahan nabati (ekstrak batang tembakau) adalah solusi yang tepat untuk menghindari
pencemaran lingkungan oleh bahan-bahan kimia lain. Pencemaran lingkungan tersebut dapat
berdampak buruk bagi kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem dan lingkungan dapat
terganggu sehingga akan muncul permasalahan baru. Perlakuan ini pun perlu banyak
pengembangan sehingga dapat memberikan hasil yang lebih maksimal dalam pengendalian rayap
tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Arbaiatusholeha, R., Yuliawati, S., & Saraswati, L. D. (2016). Uji Efikasi Ekstrak Batang
Tembakau (Nicotiana spp.) untuk Pengendalian Rayap Tanah (Coptotermes spp.). Jurnal
Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 4(1), 201-210.
Arif, A. M., Usman, N., & Samma, F. (2013). Sifat Anti Rayap dari Ekstrak Ijuk Aren (Arenga
pinnata Merr.).
Hadikusumo, S. A. (2007). Pengaruh Ekstrak Tembakau terhadap Serangan Rayap Kayu Kering
Cryptotermes cynocephalus Light pada Bambu Apus (Gigantochloa apus Kurz). Jurnal
Ilmu Kehutanan, 1(2), 47-54.
Prasetyo, K. W., & Yusuf, S. (2004). Mencegah dan Membasmi Secara Ramah Lingkungan dan
Kimiawi.
Sholehah, D. N. (2011). UJI AKTIFITAS ANTI RAYAP TEMBAKAU DAN SALAK
MADURA. Agrovigor, 4(1), 38-41.

Anda mungkin juga menyukai