Anda di halaman 1dari 11

PAPER PRODUK PANGAN FUNGSIONAL

“BEE JELLY”

Disusun Oleh:

Yanis Nurana / 171710101115

Kelompok G (07) / Kelas THP

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
November, 2019
BEE JELLY

A. Definisi Produk
Bee Jelly merupakan salah satu minuman kesehatan alami yang diproduksi oleh
PT. Madu Murni Nusantara, tanpa bahan pengawet seperti taurin dan caffein. Bee
Jelly dalam satu kemasan terdapat 100 mL minuman kesehatan alami. Produk
minuman kesehatan alami tersebut terbuat dari kombinasi madu murni dan royal
jelly. Madu sendiri merupakan cairan kental yang dihasilkan oleh lebah dari nektar
bunga. Madu juga merupakan suatu campuran gula yang dibuat oleh lebah dari
larutan gula alami hasil dari bunga yang disebut nektar (Molan, 1999). Madu yang
digunakan pada Bee Jelly merupakan hasil dari lebah yang ditampung dengan
metode pengambilan modern berupa cairan jernih dan bebas dari benda asing.
Komponen lain dalam Bee Jelly selain madu adalah royal jelly. Royal jelly atau
dapat disebut susu ratu, merupakan makanan larva calon ratu atau makanan ratu
lebah seumur hidupnya. Bahan ini dihasilkan dari tepung sari tanaman oleh lebah
pekerja dan diolah dengan bantuan kelenjar pharygen atau kelenjar salivary. Royal
jelly mengandung gizi yang lebih lengkap dan mengandung zat antibiotik yang
dapat mencegah pertumbuhan jamur dan mikroorganisme.
Bee Jelly dapat dikonsumsi berbagai usia dari anak-anak hingga orang dewasa.
Bee Jelly baik bagi anak-anak yang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan,
selain itu Bee Jelly dapat meningkatkan sisitem imun tubuh, menambah nafsu
makan dan membantu proses pemulihan dari sakit. Cara konsumsi Bee Jelly dapat
diminum langsung ataupun dicampurkan dengan air hangat atau minuman lain
seperti jus. Bee Jelly dianjurkan dikonsumsi 1-2 sendok makan setiap hari agar
diperoleh manfaat dari produk tersebut.
B. Gambar Produk
Berikut merupakan gambar dari produk Bee Jelly yang terlihat tampak depan,
belakang, kemasan dalam box serta gambar komposisi dari produk.

Gambar 1. Bee Jelly tampak depan


Sumber : honestdocs.id

Gambar 2. Bee Jelly tampak belakang


Sumber : honestdocs.id
Gambar 3. Bee Jelly dalam kemasan box
Sumber : Tokopedia

Gambar 4. Komposisi Bee Jelly


C. Komposisi Produk
Bee Jelly salah satu minuman kesehatan alami yang diproduksi oleh PT. Madu
Murni Nusantara, tanpa bahan pengawet yang terbuat dari bahan – bahan sebagai
berikut :
1. Air
Air dalam komposisi Bee Jelly merupakan komponen terbanyak yaitu 75 %. Air
dalam produk ini sebagai bahan pelarut. Air yang digunakan bukan hanya sekedar
air, namun harus memenuhi syarat dari air yang dapat dikonsumsi. Air yang dapat
dikonsumsi termasuk dalam air minum. Air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002).
Menurut Departemen Kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak
berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya dan
tidak mengandung logam berat.
2. Madu

Gambar 5. Madu
Sumber : Milla Kurniaputri

Madu dalam komposisi produk Bee Jelly sebanyak 20 %. Madu adalah zat manis
alami yang dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman atau bagian lain dari
tanaman (SNI, 2004). Madu merupakan produk yang unik dari hewan, yang
mengandung persentase karbohidrat yang tinggi, praktis tidak ada protein maupun
lemak. Nilai gizi dari madu sangat tergantung dari kandungan gula-gula sederhana,
fruktosa, glukosa dan sukrosa. Warnanya kuning pucat sampai coklat kekuningan,
rasa dan harumnya madu sangat dipengaruhi oleh jenis nektar yang dikumpulkan
dari bunga (Sarwono, 2001).
Madu adalah salah satu makanan penting untuk sumber nutrisi manusia karena
mengandung 82,3% karbohidrat yang jauh lebih tinggi dibandingkan produk-produk
ternak lainnya. Selain mengandung gula, madu juga mengandung garam mineral,
protein, dan vitamin (Sarwono, 2001). Kualitas madu ditentukan oleh cara panen
madu, warna madu, cita rasa madu, jenis madu, komposisi madu, dan kadar air.
Baik di alam maupun di peternakan lebah, waktu pemanenan madu harus
diperhatikan. Madu yang dipanen harus memiliki kadar air di bawah 22%.
3. Royal Jelly

Gambar 6. Royal Jelly


Sumber : wikipedia

Komposisi Royal jelly pada produk Bee Jelly sebesar 5 %. Royal jelly adalah
cairan kental asam-manis berwarna putih-susu, yang diolah secara alami dari nektar
dan tepung sari bunga oleh lebah pekerja muda melalui kelenjar pharingen di
kepalanya dan dikeluarkan melalui kelenjar rahang atas. Royal jelly tersebut
merupakan makanan pokok ratu lebah (Halim dan Suharno, 2001).
Royal jelly merupakan jenis makanan dengan kandungan nutrisi yang sangat
kompleks, bahan katalis yang terlibat dalam menyimpan dan menjaga nutrisi untuk
keseimbangan sistem dan meningkatkan metabolism. Royal Jelly memiliki
kandungan gizi yang tinggi dan lengkap karena kaya akan berbagai macam protein,
vitamin, asam amino esensial, mineral, enzim dan hormon yang mutlak diperlukan
oleh tubuh manusia. Kandungan dalam Royal Jelly lebih dari 30 jenis asam amino
(termasuk 8 asam amino esensial) yang semuanya diperlukan oleh tubuh manusia
terutama untuk mendukung sistem kekebalan dan menyediakan pertahanan dasar
untuk melawan sumber penyakit dari luar tubuh yang berbahaya (Pusat Perlebahan
Apiari Pramuka, 2003).
D. Teknologi Pengolahan
Bee Jelly salah satu minuman kesehatan alami yang diproduksi oleh PT. Madu
Murni Nusantara yang diolah dari bahan-bahan alami dengan proses teknologi
terkini yang mampu menjaga kualitas produk dari kerusakan. Berikut ini adalah
flowchart teknologi pembuatan Bee Jelly.

Air 75 %

Madu 20 % dan Pencampuran


Royal Jelly 5 %

Homogenisasi

Pemanasan + Pengadukan
(T=60-70 oC, t= 5-10 menit)

Pengisian dan penutupan botol

Pasteurisasi botol
(T=70 oC, t= 30 menit)

Bee Jelly

Gambar 7. Flowchart pengolahan Bee Jelly

Proses pengolahan Bee Jelly ini yang pertama dilakukan adalah pencampuran bahan.
Bahan yang digunakan sesuai dengan komposisi yaitu air 75 %, madu 20 % dan royal
jelly 5 %. Ketiga komponen tersebut dicampur hingga homogen. Tahap selanjutnya
dilakukan pemanasan dengan suhu 60-70 oC selama 5 sampai 10 menit. Tujuan
pemansan ini untuk menurunkan aktivitas enzim dan mencegah fermentasi. Enzim
pada madu dapat menyebabkan buih dan gas pada madu, sedangkan pemanasan pada
madu dapat menurunkan kadar air pada madu sehingga mencegah terjadinya proses
fermentasi. Setelah tahap pemanasan dilakukan tahap pengisian pada botol dan
dilakukan penutupan botol. Botol yang digunakan adalah botol kaca gelap yang
dimaksudkan untuk menghindari kerusakan dari produk akibat faktor luar salah
satunya adalah matahari. Tahap selanjutnya adalah pasteurisasi botol kemasan dengan
suhu 70 oC selama 30 menit. Tujuan dari pasteurisasi ini untuk memperpanjang
umursimpan dari produk. Setelah serangkaian tahap yang dilakukan maka diperoleh
produk Bee Jelly.
E. Sifat Fungsional
Bahan-bahan yang terkandung dalam produk Bee Jelly memiliki kandungan
senyawa bioaktif yang memiliki sifat fungsional bagi tubuh. Berikut ini adalah sifat
fungsional dari bahan penyusun Bee Jelly :
1. Madu
Madu mengandung enzim seperti katalase, glukosa oksidase dan peroksidase
serta kandungan non enzimatik seperti karotenoid, asam amino, protein, asam
organik, produk reaksi Maillard, dan lebih dari 150 seyawa polifenol termasuk
flavonoids, flavonols, asam fenolik, katekin, dan turunan asam sinamat (Ferreira et al.
2009).
Flavonoid dalam madu sendiri banyak sekali unsurnya dan sangat dipengaruhi
oleh geografis, sumber nekatar bunga, iklim, proses pengolahan, dan lain-lain
(Ferreira et al. 2009). Flavonoid dalam madu dibagi dalam tiga kelas dengan struktur
yang mirip yaitu: flavonol, flavon dan flavanon. Flavonoid dianggap penting karena
kontribusinya terhadap warna madu, rasa dan aroma dan juga karena efek
menguntungkan terhadap kesehatan. Selain itu, komposisi flavonoid dan kapasitas
antioksidan madu tergantung pada faktor sumber bunga yang dominan yang
digunakan untuk mengumpulkan madu dan tergantung musim dan lingkungan
(Ferreira et al. 2009). Kadar Flavonoid yang tinggi pada madu memiliki sifat
fungsional sebagai antioksidan. Efek antioksidan senyawa flavonoid disebabkan oleh
adanya penangkapan radikal bebas melalui donor proton hidrogen dari gugus
hidroksil flavonoid (Mohamed dkk, 2010). Berikut ini adalah struktur kimia dari
flavonoid dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Struktur kimia Acethylcholine


Sumber : Redha (2010)
Royal Jelly

Royal Jelly kaya akan protein, asam amino, asetilkolin, vitamin B kompleks,
mineral, gamma globulin, kolagen, dan acetyl-choline (Schecter, S.N.D., 2001).
Kandungan ekstrak royal jelly yang tinggi dalam produk Royal Jelly akan
memberikan manfaat yang optimal bagi tubuh.
Acethylcholine, merupakan salah satu jenis neurotransmiter (zat kimia
penghantar rangsangan saraf) yang paling umum dikenal.  Senyawa neurotransmiter
ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf organisme vertebrata. Acethylcholine, biasa
disingkat ACh, merupakan neurotransmitter atau substansi yang membantu
perpindahan sinyal listrik pada sel-sel syaraf. Acethylcholine berperanan pada sistem
syaraf pusat dan sistem syaraf tepi. FungsiaAcethylcholine berkaitan dengan
koordinasi gerak motorik, proses informasi di otak dan kualitas tidur. Rendahnya
kadar acethylcholine pada otak berkaitan erat dengan penyakit Azheimer. Berikut ini
adalah struktur kimia dari acethylcholine dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 7. Struktur kimia acethylcholine
Sumber : Wikipedia
F. Kesimpulan
Berdsarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Bee Jelly salah satu minuman
kesehatan alami yang diproduksi oleh PT. Madu Murni Nusantara yang diolah dari
bahan-bahan alami berupa air, madu dan royal jelly tanpa bahan pengawet serta
diproses dengan teknologi terkini yang mampu menjaga kualitas produk. Kandungan
bioaktif pada komponen bahan Bee jelly memiliki sifat fungsional yang baik bagi
tubuh yaitu sebagai antioksidan dari senyawa bioaktif flavanoid serta sebagai
penghantar rangsangan saraf atau neurotransmiter yang berguna untuk mencegah
azheimer.
DAFTAR PUSTAKA

Abdi Redha. 2010. Flavonoid: Struktur, Sifat Antioksidatif Dan Peranannya Dalam
Sistem Biologis., http://repository.polnep.ac.id. [diakses pada tanggal 03
November 2019].
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan menteri kesehatan republik
indonesia nomor 492/menkes/per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air
minum. Jakarta: Depkes RI; 2010.
Ferreira ICFR, Aires E, Barreira JCM, Estevinho LM. 2009. Antioxidant Activity of
Potuguese Honey Samples: Different Contributions of the Entire Honey and
Phenolic Extract. Food Chemistry. 114(4): 1438 1443.
Halim, N.A, Suharno. 2001. Teknik Mencangkok Royal Jelly. Yogyakarta: Kanisius.
Honestdocs. 2019. Bee Jelly. https://www.honestdocs.id/. [diakses pada tanggal 03
November 2019].
Milla Kurniaputri.2019. Minuman Madu. https://food.detik.com/. [diakses pada
tanggal 03 November 2019].
Mohamed, M., Sirajudeen, K., Swamy, M., Yaacob, N., & Sulaiman, S. (2010).
Studies on the Antioxidant Properties of Tualang Honey of Malaysia. Afr. J.
Trad. CAM, 7(1), 59–63.
Molan P C. 1999. The role of honey in the management of wounds. Journal of
Wound Care. 8: 423-426.
Pusat Perlebahan Apiari Pramuka. 2002. Klasifikasi Lebah Madu.
http://www.ejurnal.com/2013/11/klasifikasi-lebah-madu.html. Diakses
tanggal 03 November 2019.
Sarwono. 2001. Lebah Madu. Jakarta: Agro Media Pustaka.

Schecter, S.N.D., 2001. About Royal Jelly. http://www.aphiterapy.org/aas/rjste


ve.html
Wikipedia. 2018. Acethylcholine. https://id.wikipedia.org/wiki/Asetilkolin. [diakses
pada tanggal 03 November 2019].
Wikipedia. 2018. Royal Jelly. https://id.wikipedia.org/wiki/Royal_jelly [diakses pada
tanggal 03 November 2019].

Anda mungkin juga menyukai