Anda di halaman 1dari 48

MANAJEMEN SUMBER DAYA PUSKESMAS

(SDM)
FATMA. A. DEU, SKM.,MS.i
KEPALA SEKSI SDMK DINKES PROPINSI SULAWESI TENGAH
BPPK, 13 April 2018

1
SISTEMATIKA
1. Latar Belakang
2. Perencanaan Kebutuhan SDM Puskesmas
3. Pengorganisasian SDM Puskesmas
4. Pamantauan dan Penilaian Kinerja SDM
Puskesmas
5. Pengembangan SDM

2
PERENCANAAN KEBUTUHAN
SDM KESEHATAN

3
Latar Belakang
Pasal 28H ayat (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin,
UUD 1945 bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang
baik dan
sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan

UU NO. 36 TAHUN 2009 UU NO. 36 TAHUN 2014 TENTANG


TENTANG KESEHATAN TENAGA KESEHATAN

Pemerintah mengatur  Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memenuhi


kebutuhan Tenaga
perencanaan, pengadaan, Kesehatan, baik dalam jumlah, jenis, maupun dalam
kompetensi secara
pendayagunaan, merata untuk menjamin keberlangsungan pembangunan
kesehatan
pembinaan, dan (Pasal 13 UU Nakes)
pengawasan mutu tenaga
kesehatan dalam rangka  Perencanaan Tenaga Kesehatan disusun secara
berjenjang (dimulai dari
penyelenggaraan pelayanan Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Pemerintah daerah
kabupaten/kota,
kesehatan (pasal 21 ayat 1 Pemerintah daerah provinsi, sampai dengan Pemerintah
secara
UU Nakes) nasional) berdasarkan ketersediaan Tenaga Kesehatan
dan kebutuhan
penyelenggaraan pembangunan dan Upaya Kesehatan
(pasal 14 ayat 2
UU Nakes)
PBM (MENKES, MENDAGRI, MENPAN) TTG PERENCANAAN DAN PEMERATAAN
NAKES DI FASYANKES MILIK PEMDA
PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN

Adalah proses sistematis dalam upaya


menetapkan jumlah dan kualifikasi SDMK yang
dibutuhkan sesuai dengan kondisi suatu
wilayah dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan kesehatan.
TUJUAN & MANFAAT PENYUSUNAN
PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN
TUJUAN

Menghasilkan rencana kebutuhan SDMK yang tepat meliputi


o jenis,
o jumlah, dan
o kualifikasi
sesuai kebutuhan organisasi berdasarkan metode
perencanan yang sesuai dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan kesehatan.
MANFAAT
MANFAAT BAGI INSTITUSI
1.Bahan penataan/penyempurnaan struktur organisasi;
2.Bahan penilaian prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit;
3.Bahan penyempurnaan sistem dan prosedur kerja;
4.Bahan sarana peningkatan kinerja kelembagaan;
5.Bahan penyusunan standar beban kerja jabatan/kelembagaan;
6.Penyusunan rencana kebutuhan pegawai secara riil sesuai
dengan beban kerja organisasi;
7.Bahan perencanaan mutasi pegawai dari unit yang berlebihan ke
unit yang kekurangan;
8.Bahan penetapan kebijakan dalam rangka peningkatan
pendayagunaan sumber daya manusia.
MANFAAT BAGI WILAYAH
a. Bahan perencanaan distribusi
b. Bahan perencanaan redistribusi (pemerataan)
c. Bahan penyesuaian kapasitas produksi
d. Bahan pemenuhan kebutuhan SDMK
e. Bahan pemetaan kekuatan/potensi SDMK antar
wilayah
f. Bahan evaluasi dan penetapan kebijakan
pemerataan, pemanfaatan, dan pengembangan
SDMK.
PERIODE PENYUSUNAN RENCANA KEBUTUHAN

1. Perencanaan kebutuhan SDMK tahunan (tiap


tahun)
◦ ABK Kes
◦ Standar Ketenagaan (Kebutuhan
Minimal)
2. Perencanaan kebutuhan SDMK Jangka
Menengah (5 - 10 th)
◦ Metode Ratio Penduduk
PERMENKES NO.33 TAHUN 2015 tentang Pedoman
Penyusunan Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan

Diterangkan Mengenai
Berisi Pedoman
Metode Yang digunakan
Perencanaan
dlm Menghitung Dilengkapi dengan
Kebutuhan SDMK
Kebutuhan SDMK

Pedoman umum ABK Kes Buku


Manual
Pedoman tk. Standar Kebutuhan
Provinsi Minimal

Pedoman tk. Proyeksi


Kebutuhan Nakes
Aplikasi
Kab/Kota thd Jml Penduduk
Penggunaan Metode Perhitungan Kebutuhan
SDMK yg Terdapat dalam Permenkes 33/2015
ABK Kes  Dapat menjadi Dakung Pengajuan formasi
CPNS
Standar Kebutuhan Minimal  Dapat menjadi Dakung
Pemenuhan Nakes secara temporary

Proyeksi Kebutuhan Nakes thd Jml Penduduk 


Menghitung kecukupan nakes dibadingkan jumlah
penduduk secara global (Provinsi dan Nasional)
Perencanaan Kebutuhan SDM
Kesehatan Berdasarkan Analisis
Beban Kerja
Analisis Beban Kerja (ABK)
Kesehatan
menghasilkan perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan riil di tingkat
institusi baik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan maupun non
Fasyankes sesuai dengan beban kerja organisasi dan
kompetensi jabatan yang dipegangnya

Latar Belakang
SE MENPAN NO 6 TAHUN 2012  Point 5a no 1  Perhitungan beban kerja dlm
rangka penyusunan formasi PNS ditindaklanjuti dengan pedoman perhitungan tenaga
kesehatan yang dikeluarkan Menkes
Data yang dibutuhkan dalam ABK Kesehatan :
 Jenis & Jml. SDMK yang ada
 Jenis Pekerjaan
a. Tugas Pokok, Uraian Tugas, dan Norma Waktu;
b. Tugas Penunjang, Uraian Tugas, dan Norma
Waktu
◦ Capaian / cakupan program tiap tahun
Langkah-langkah dalam ABK Kesehatan :
1. Menetapkan Faskes dan Jenis SDMK
2. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)
3. Menetapkan Komponen Beban Kerja (Tugas Pokok dan
Tugas Penunjang) serta Norma Waktu
4. Menghitung Standar Beban Kerja
5. Menghitung Standar Kegiatan Penunjang
6. Menghitung Kebutuhan SDMK Per Institusi / Faskes
Langkah 1
Menetapkan Faskes dan Jenis SDMK
No. Faskes Jenis SDMK
1 Puskesmas “A” Dokter
Dokter gigi
Perawat
Bidan




dst
Sumber: 1. UU RI No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
2. Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
LANGKAH-02
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)

1. Hari kerja ditentukan oleh kebijakan pemerintah yakni 5 hari


atau 6 hari kerja per minggu, sehingga dalam 1 tahun maka
jumlah hari kerja 260 hari (5 x 52 minggu) dan 312 hari (6 x 52
minggu)-A.
2. Cuti pegawai (tahunan), sesuai ketentuan yang berlaku (B)
3. Hari libur nasional + cuti bersama, keputusan bersama oleh
Menteri terkait (C)
4. Mengikuti pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku, rata-rata 5
hari (D)
5. Absen, merupakan data rata-rata untuk semua pegawai di
Fasyankes bersangkutan (E).
LANGKAH-02
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT) – DALAM 1 TH

Kode Faktor Keterangan


Penghitungan Jumlah Satuan
(1) (2) (3) (4)
(5) (6)
5 hr kerja / mg 52
260 hr/th
A Hari Kerja 6 hr kerja / mg 52
312 hr/th
B Cuti pegawai Hak Pegawai
12 hr/th
C Llibur Nasional + Cuti bersama Dalam 1 th (Kalender)
19 hr/th
D Mengikuti Pelatihan Dalam 1 th
5 hr/th
E Absen (Sakit, dll) Dalam 1 th
12 hr/th
F Waktu Kerja (dalam 1 minggu) Kepres No. 68/1995
37,5 Jam/mg
Permendagri 12/2008; Permen
G Jam Kerja Efektif (JKE) PAN-RB 26/2011
70% x
37.5 26,25 Jam/mg
5 hr kerja / mg (5) /
(3) 5,25 Jam/hr
WK Waktu kerja (dalam 1 hari) 6 hr kerja / mg (5) /
(3) 4,375 Jam/hr
5 hr kerja / mg A-
(B+C+D+E) 212 Hari/th
Waktu Kerja Tersedia (hari) 6 hr kerja / mg A-
(B+C+D+E) 264 Hari/th
WKT 5 hr kerja / mg A-
(B+C+D+E)x7.5 1113 Jam/th
Waktu Kerja Tersedia (jam) 6 hr kerja / mg A-
(B+C+D+E)x6.25 1155 Jam/th
Waktu Kerja Tersedia (WKT)…..dibulatkan
1200 Jam/th
Waktu Kerja Tersedia (WKT)…..dibulatkan
72000 mnt/th

WKT (Waktu Kerja Tesedia) : Jam Kerja Efektif bagi setiap SDMK untuk melaksanakan
kewajiban pekerjaannya sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsinya (hari/th; jam//th;
menit/th)
Langkah 3
Menetapkan Komponen Beban Kerja dan Norma
Waktu
(utk tugas pokok dan tugas penunjang)
Norma
NO Jenis Tugas Kegiatan Satuan Norma waktu
Satuan Capaian dalam 1 tahun
waktu
1. Yan. ANC (K1-4) 30 menit/ps 30
menit/ps 845

2. Pertolongan Persalinan 600 menit/ps 600


menit/ps 197

1 Tugas Pokok 3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 60 mnt/psn 60


mnt/psn 342
4. Yan. BBL (KN1-3) 60 menit/ps 60
menit/ps 326
5. Yan. Gadar Obs 60 menit/ps 60
menit/ps 35
6. Yan Gadar Neot 60 menit/ps 60
menit/ps 31
7. Yan Bayi (1-4) 30 menit/ps 30
menit/ps 452
Tugas 1. Mengikuti seminar 12 Jam/th 720
Menit/th
2
Penunjang 2. Menjadi anggota OP 1 Jam/bln 60
Menit/bln
Tugas Pokok
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh SDMK yang terdidik dan
terampil sesuai dengan profesi SDMK yang bersangkutan, yang hasil
kerjanya dilaporkan secara teratur (rutin)  referensi bisa diambil
dari peraturan tentang JFT dan JFU
Satuan: Ps, Spesimen, Resep, Sasaran, Sampel, Rumah, Kegiatan,
Laporan, Berkas, Surat,dll
Tugas Penunjang
Kegiatan-kegiatan yang menunjang kegiatan Tugas Pokok baik yang
terkait langsung maupun tidak terkait langsung dengan Tugas Pokok
Satuan: waktu per waktuMenit/hr; jam/mg; jam/bln; jam/triwulan;
jam/smt, Jam/th
Capaian
Target yang akan di capai dalam tahun tersebut utk tiap kegiatan 
bisa dilihat dari capaian tahun sebelumnya ditambah dengan
perkiraan penambahan capaian
LANGKAH-04
Menetapkan Standar Beban Kerja (SBK)

Norma
Jenis Satuan WKT SBK
NO Kegiatan Waktu
Tugas mnt/Ps menit (6)/(4)
(menit)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Yan. ANC (K1-4) 30 menit/ps 72000 2400
2. Pertolongan Persalinan 600 menit/ps 72000 120
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 60 mnt/psn 72000 1200
Tugas
1 4. Yan. BBL (KN1-3) 60 menit/ps 72000 1200
Pokok
5. Yan. Gadar Obs 60 menit/ps 72000 1200
6. Yan Gadar Neot 60 menit/ps 72000 1200
7. Yan Bayi (1-4) 30 menit/ps 72000 2400
LANGKAH-05
Menetapkan Standar Tugas Penunjang (STP)
FTP
Rata- Waktu
Jenis WKT FTP
NO Kegiatan rata Satuan Keg
Tugas mnt/th %
waktu (mnt/th)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Mengikuti
720 mnt/th 72000 1
Tugas seminar
720
2 Penunjan
g 2. Menjadi
60 mnt/bln 72000 1
anggota OP
720

Faktor Tugas Penunjang (FTP) dalam % 2.0

Standar Tugas Penunjang (STP) =(1/(1 – FTP/100)) 1.02


L-06 Perhitungan Kebut SDMK (Bidan) Pusk "A”Th 2014
Jenis Capaia Kebutuhan
Tugas
Kegiatan SBK SDMK (Bidan)
n (1 th)
(1) (2) (3) (4) (5) =(3)/
(4)
1. Yan. ANC (K1-4) 845 2400 0.35
2. Pertolongan Persalinan 197 120 1.64
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 342 1200 0.29
A. Tugas
4. Yan. BBL (KN1-3) 326 1200 0.27
Pokok
5. Yan. Gadar Obstetri 35 1200 0.03
6. Yan. Gadar Neonatus 31 1200 0.03
7. Yan Bayi (1-4) 452 2400 0.19

JKT = Jumlah Kebutuhan Tenaga Tugas Pokok (Bidan) 2.79


B. Tugas Penunjang Standar Tugas Penunjang (hasil dari Langkah 5) 1.02
Total Kebutuhan SDMK (Bidan)= (JKT x STP) 2.84
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kebutuhan SDMK
(contoh: Bidan Puskesmas) di Kabupaten/Kota “X” Tahun
2016
Juml.SDMK Kebutuhan SDMK Kesenjang
No Puskesma
(Bidan) saat (Bidan) an Keadaan
s
ini seharusnya (6)=(4)-(5)
(1) (2) (4) (5) (6) (7)
1 A 4 6 -2 Kurang
2 B 8 8 0 Sesuai
3 C 9 11 -2 Kurang
4 D 8 7 +1 Lebih
5 E 16 16 0 Sesuai
6 F 10 8 +2 Lebih
7 G 8 7 +1 Lebih
8 H 5 6 -1 Kurang
9 I 15 14 +1 Lebih
Kab/kota “X” 126 138 -12 Kurang
Perencanaan Kebutuhan SDM
Kesehatan Berdasarkan Standar
Ketenagaan Minimal
Metode Standar Ketenagaan Minimal tepat
digunakan untuk Pendirian Faskes Baru sebagai
persyaratan ijin pendirian, dan Peningkatan
Status / Kelas Faskes (RS, RSK, Puskesmas, RS
Swsta, UPT / UPTD)  Sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan (sumber: Permenkes No. 56
Tahun 2014 tentang Perijinan dan Klasifikasi
Rumah Sakit dan Permenkes No.75 Tahun 2014
tentang Puskesmas)
1. Hasil perhitungan rencana kebutuhan SDMK
dapat digunakan untuk melaksanakan
redistribusi di dalam rumah sakit yang
bersangkutan atau redistribusi antar rumah sakit.
2. Hasil perhitungan rencana kebutuhan SDM
kesehatan tdk dapat diusulkan untuk alokasi
formasi ke Kementerian PAN-RB melalui BKD
kabupaten/kota atau BKD provinsi atau langsung
ke Kemen PAN-RB

Kemenkes  direncanakan untuk pemenuhan kebutuhan secara


temporary  penugasan khusus individu, WKS dr. Spesialis
1. Informasi Permenkes No. 56 Tahun 2014 dan lampiran
permemnkes no. 340 Tahun 2010 tentang Perijinan dan
Klasifikasi Rumah Sakit (tercantum Standar Kebutuhan Minimal
Tenaga Kesehatan untuk Rumah Sakit menurut Klas A, B, C,
dan D dan Standar Kebutuhan Minimal Tenaga Kesehatan
untuk Rumah Sakit Khusus)
2. Informasi Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
3. Data jenis, jumlah, dan kualifikasi SDMK sebagai data kondisi
saat ini atau tahun terakhir untuk dibandingkan dengan Standar
Kebutuhan Minimal (sumber data: Sekretariat rumah sakit atau
Puskesmas atau sekretariat Dinkes Kabupaten/kota).
LANGKAH-LANGKAH METODE
STANDAR KETENAGAAN MINIMAL
Langkah-01
Penetapan Standar Ketenagaan Minimal Faskes
(Standar Ketenagaan Minimal Puskesmas dan Standar
Ketenagaan Minimal Rumah Sakit)
a. Standar Ketenagaan Minimal SDMK Puskesmas
menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas
b. Standar Ketenagaan Minimal Rumah Sakit
(Permenkes No. 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi
dan Perizinan Rumah Sakit) + Lampiran Permenkes
340/2010 tentang Rumah Sakit Khusus
Langkah-02
Perhitungan Rencana Kebutuhan SDMK Fasyankes
(Puskesmas, Rumah Sakit Umum, dan Rumah Sakit
Khusus)  Membandingkan antara jumlah standar
dengan jumlah SDMK yang ada di fasyankes sehingga
terlihat apakah SDMK yang ada sudah sesuai dengan
standar atau belum. Output dari perhitungan dengan
menggunakan standar ini bisa berupa :
a. Perhitungan Kebutuhan SDMK Puskesmas
i. Puskesmas Kawasan Perkotaan
ii. Puskesmas Kawasan Pedesaan
iii. Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat
Terpencil
b. Perhitungan Kebutuhan SDMK Rumah Sakit Umum
c. Perhitungan Kebutuhan SDMK Rumah Sakit Khusus
Standar Ketenagaan Puskesmas Berdasarkan
Permenkes 75/2014
Puskesmas
Puskesmas
Puskesmas Kawasan kawasan
Terpencil
Kawasan dan Sangat
Perkotaan
No. Jenis Tenaga Pedesaan Terpencil

Non RI RI Non RI RI Non RI RI


1 Dokter / dokter layanan
1 2 1 2 1 2
primer
2 Dokter gigi 1 1 1 1 1 1
3 Perawat 5 8 5 8 5 8
4 Bidan 4 7 4 7 4 7
5 Tenaga Kesmas 2 2 1 1 1 1
6 Tenaga kesling 1 1 1 1 1 1
7 Ahli teknologi Lab. medic 1 1 1 1 1 1
8 Tenaga gizi 1 2 1 2 1 2
9 Tenaga kefarmasian 1 2 1 1 1 1
10 Tenaga Adminintrasi 3 3 2 2 2 2
11 Pekarya 2 2 1 1 1 1

Jumlah 22 31 19 27 19 27
PENDEKATAN PENYUSUNAN
PERENCANAAN KEBUTUHAN SDMK
- Menetapkan kebijakan Renbut - Merekapitulasi hasil Renbut
Prov
SDMK Nas (Agregat)
- Sosialisasi & Advokasi Kebij - Mengevaluasi hasil Rekap
Rennbut
Renbut SDMK SDMK Prov
- Menetapkan kebijakan - Menghitung Renbut
SDMK
Prov - Institusi / UPTD
Proviinsi
- Sosialisasi dan - Merekapitulasi hasil
advokasi perhitungan Renbut
SDMK
- Memfasilitasi Metode Institusi / Faskes
Renbut SDMK

- Menghitung Renbut
SDMK
- Memfasilitasi Metode Institusi Kab/Kota
Institusi/
Renbut SDMK kpd Faskes - Merekapitulasi hasil
Institusi dan Faskes perhitungan Renbut
SDMK
- Menghitung Renbut SDMK Faskes dan Institusi
- Menyusun Renbut SDMK

31
PENGORGANISASIAN

32
SKEMA MANAJEMEN
PERENCANAAN T
(PLANNING) U
J
M U
A
A PENGORGANISASIAN N
N
(ORGANIZING)
A O
J R
E G
M PENGARAHAN A
E (ACTUATING) N
N I
S
A
PENGAWASAN S
(CONTROLLING) I
ORGANISASI PUSKESMAS
1. Kepala Puskesmas dng kriteria :
- Tkt pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki
kompetensi manajemen kesmas
- Masa kerja di PKM minimal 2 thn
- telah mengikuti pelatihan manajenem puskesmas

2. Kepala sub bagian Tata Usaha


3. Penanggung jawab UKM
4. Penanggung jawab UKP
5. Penanggung jawab jaringan pelayanan puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
34
Langkah2 dlm menyusun fungsi
Pengorganisasain
• Tujuan Organisasi hrs dipahami
• Membagi habis pekerjaan dlm btk kegiatan
• Megkelompokan kegiatan2
• Menetapkan kewajiban yg hrs dilaksanakan
• Penugasan personil yg dipandang mampu
• Mendelegasikan wewenang

35
Fungsi pengorganisasian
dlm Puskesmas
• Mengatur or2 yg merupakan staf
• Mengatur keg yg hrs dilaksanakan
• Membagi tugas (uraian tugas)
• Menempatkan or2 dlm organisasi
sesuai kompetensi
36
UU No. 5 Tahun 2014 Pasal 69

Pengembangan karir ASN


(fungsional/struktural) dilakukan
berdasarkan kualifikasi,
kompetensi, penilaian kinerja,
dan kebutuhan instansi
pemerintah
UU No. 5 Tahun 2014 Pasal 70

Setiap Pegawai ASN memiliki hak


dan kesempatan dalam
mengembangkan kompetensi yang
dapat diperoleh melalui pendidikan
dan pelatihan, seminar, kursus, dan
penataran yang wajib direncanakan
oleh tiap Instansi Pemerintah
Bentuk Pengembangan
Kompetensi:
- PENDIDIKAN FORMAL
PENDIDIKAN - TUGAS BELAJAR
- PEMENUHAN STANDAR
KOMPETENSI &
PELATIHAN
PENGEMBANGAN KARIR

JALUR PELATIHAN: NON KLASIKAL = melalui


Klasikal atau Non-klasikal e-learning, bimbingan di
tempat kerja, pelatihan
KLASIKAL = Proses jarak jauh, magang, atau
pembelajaran tatap pertukaran PNS dengan
muka di dalam kelas pegawai swasta
(pelatihan, kurus,
seminar, penataran Sumber: Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 11 tahun
2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil, pasal 210 & 212
PEMANTAUAN DAN PENILAIAN
KINERJA SDM PUSKESMAS

40
Permenkes 857/Menkes/SK/IX/2009
pedoman penilaian kinerja SDM Kes

Merupakan proses menilai hasil


karya tenaga kesehatan profesi dan
non profesi serta tenaga pendukung/
penunjang kesehatan yg terlibat
dalam organisasi/puskesmas

41
VARIABEL PENIALAIAN
1. Variabel Kelompok SDM
2. Variabel pendidikan
3. Variabel masa kerja
4. Variabel kehadiran
5. Variabel pengurangan
6. Variabel penambahan
7. Variabel produktifitas
Dibentuk Tim penilai yang bertanggung jawab
dlm melaksanakan penilaian kinerja u/ seluruh
SDM di Puskesmas
42
EVALUASI PENILAIAN KINERJA
1. Evaluasi Hasil penilaian
Dpt digunakan sbg bahan evaluasi kinerja SDM
Puskesmas yg brsangkutan sesuai beban kerja dan
pemberian reward/penghargaan : berupa Non
finansial dan finansial
1. Evaluasi metode penilaian
perlu dilakukan secara berkala u/ terus menerus
mendapatkan masukan mengenai:
- Pola penilaian
- Variabel dan unsur-unsur yg dinilai
- Kesesuan dgn target dan sasaran
43
PENGEMBANGAN SDM
PUSKESMAS

44
PENGEMBANGAN SDM
 Pengembangan sdm lebih menekankan
pada aspek kualitasnya daripada kuantitas
 Kualitas dalam pengertian ini adalah
kemampuan dan kemauan
 Kemampuan (ability) menyangkut
pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotorik) dan sikap- mental (attitude)
 Tujuan pengembangan sdm adalah
menjadikan manusia yang memiliki sikap –
mental etis , profesional dan berwawasan
atau berpengetahuan luas
Arah Pengembangan SDM di Puskesmas
Performance Puskesmas akan optimal apabila
para tenaga yang bekerja mempunyai
kemampuan yang sesuai atau dibutuhkan untuk
pelaksanaan tugas kan performance
Puskesmaspokok dan fungsinya maupun tugas
tambahan yang diemban.

Perlu adanya pengembangan karier yang sesuai


dengan kompetensi yang dibutuhkan untuk
meningkat
46
TERIMA KASIH

47

Anda mungkin juga menyukai