Anda di halaman 1dari 38

ISLAM & PERADABAN DUNIA

SUMBANGAN ISLAM BAGI PERADABAN DUNIA

A. Pendahuluan

Islam yang hadir di tengah kerasnya peradaban jahiliyah, melaui Muhammad saw. Akan tetapi
untuk selanjutnya Islam mampu bermetamorfosa menyebar hampir ke seluruh penjuru jagad.
Setelah masa Rasulullah saw, yang kemudian dilanjutkan oleh masa khulafau-r-rasyidin dan
dinasti-dinasti Islam yang muncul sesudahnya. Dan telah berhasil membangun peradaban dan
kekuatan politik yang menandingi dinasti besar lainnya pada masa itu, yakni Bizantium dan

Persia.[1]

Demikian Islam telah menorehkan tinta emas pada sejarah kehidupan umat manusia. Dan
sebagaimana Islam yang datang sebagai rahmatan lil ‘alamin, sehingga Islam mampu berdiri
tegak pada setiap masa dan kurun waktu. Realitas spiritual dan metahistorikal yang
mentransformasi kehidupan lahir dan batin dari beragam manusia di dalam situasi temporal
maupun ruang yang berbeda. Dan secara historis Islam telah memainkan peran yang signifikan
dalam perkembangan beberapa aspek pada peradaban dunia.

Dengan pernyataan diatas, memungkinkan adanya pertanyaan “Bagaimanakah Islam


mempengaruhi peradaban dunia?”

B. Sekilas tentang peradaban Islam dan periode kejayaan peradaban Islam

Peradaban Islam adalah bagian-bagian dari kebudayaan Islam yang meliputi berbagai aspek
seperti moral, kesenian, dan ilmu pengetahuan, serta meliputi juga kebudayaan yang memilliki
sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan, dan ilmu pengetahuan yang
luas.[2] Dengan kata lain peradaban Islam bagian dari kebudayaan yang bertujuan memudahkan
dan mensejahterakan hidup di dunia dan di akhirat.

Sejalan dengan pengertian tersebut, Islam dalam menegakkan peradabannya tidak hanya
memandang satu sisi kehidupan dunia dengan pencapaian kebudayaan yang dapat memajukan
peradabannya, akan tetapi juga memperhatikan prinsip pencapaian kebahagiaan kehidupan
akhirat, dengan memberikan ajaran dengan cara berkehidupan yang bermoral dan santun dalam
memandang keberagaman dunia.

Dalam memahami peradaban Islam, amat penting untuk mengingat tidak hanya keragaman seni
dan ilmu pengetahuan, tetapi juga keragaman interpretasi teologis dan filosofis pada doktrin-
doktrin Islam, bahkan pada bidang hukum Islam. Tidak ada kesalahan yang serius daripada
pendapat yang menegaskan bahwa Islam adalah realitas yang seragam, dan peradaban Islam
tidak mengapresiasi ciptaan atau eksistensi beragam. Meskipun kesan adanya keseragaman
sering mendominasi segala hal yang berkaitan dengan Islam, sisi keragaman di bidang
interpretasi agama itu sendiri selalu ada, sebagaimana juga terdapat aspek beragam pada
pemikiran dan kultur Islam. Akan tetapi, Nabi Muhammad saw sebagai pembawa ajaran Islam,
menganggap bahwa keragaman pendapat para pemikir Muslim adalah sebuah karunia Tuhan.[3]
Namun dengan segala keberagamannya tersebut, masih saja terlihat kesatuan yang amat
mengagumkan tetap mempengaruhi peradaban Islam, sebagaimana hal tersebut telah
mempengaruhi agama yang melahirkan peradaban itu, dan membimbing alur sejarahnya selama
berabad-abad.

Demikianlah Islam dengan ajaran suci dan universal sebagaimana yang telah diwahyukan,
mengalami perkembangan dari masa ke masa. Adapun penyebaran Islam dan torehan
peradabannya ke penjuru dunia, tak kan lepas dari metode dan sistem penyebarannya, mulai dari
perdagangan, korespondensi (seperti yang dilakukan Rasulullah dengan mengirim surat kepada
para raja Mesir, Persia, dll.), diplomasi politik, sampai pada peperangan perebutan kekuasaan
dan pendudukan wilayah.

Sedangkan periode penyebaran Islam dan peradabannya yang dimulai sejak masa Rasulullah saw
pada abad ke-6 M hingga saat ini, terdapat masa-masa kejayaan peradaban Islam yang kemudian
diwarisi oleh peradaban dunia. Dan pereodisasi peradaban Islam tersebut, secara umum terbagi
menjadi 3 (tiga) periode,[4] yang antara lain :

1. Periode klasik

Pada masa ini merupakan masa ekspansi, integrasi dan keemasan Islam. Sebelum wafatnya Nabi
Muhammad saw (632 M), seluruh semenanjung Arabia telah tunduk ke bahwah kekuasaan
Islam, yang kemudian dilanjutkan dengan ekspansi keluar Arabia pada masa khalifah pertama
Abu Bakar ash-Shiddiq, hingga berlanjut pada kekhalifahan berikutnya.

Pencapaian kemenangan Islam pada masa ini adalah dapat dikuasainya Irak pada tahun 634 M,
yang kemudian meluas hingga Suria, kemudian pada masa Umar bin Khattab, Islam mampu
menguasai Damaskus (635 M) dan tentara Bizantium di daerah Syiria pun ditaklukkan pada
perang Yarmuk (636 M), selanjutnya menjatuhkan Alexandria (641 M) dan menguasai Mesir
dengan tembok Babilonnya pada masa itu. Dan kekuasaan Islampun meluas hingga Palestina,
Syiria, Irak, Persia dan Mesir. Pada masa khalifah Utsman bin Affan, Tripoli dan Ciprus pun
tertaklukkan. Walaupun setelah itu terjadi keguncangan politik pada masa kekhalifahan Ali bin
Abi Thalib, hingga wafatnya.

Kekhalifahan berlanjut pada kekuasaan Bani Umayyah, yang pada masa ini kekuasaan Islam
semakin meluas, berawal dti Tunis, Khurasan, Afganistan, Balkh, Bukhara, Khawarizm,
Farghana, Samarkand, Bulukhistan, Sind, Punjab, dan Multan. Bukan hanya itu, perluasan
dilanjutkan ke Aljazair dan Maroko, bahkan telah membuka jalan ke kawasan Eropa yaitu
Spanyol, dan menjadikan Cordova sebagai ibu kota Islam Spanyol. Lebih ringkasnya, pada masa
dinasti ini kekuasaan Islam telah menguasai Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina,
Semenanjung Arabia, Irak, sebagaian dari Asia Kecil, Persia, Afganistan, Pakistan, Turkmenia,
Uzbek, dan Kirgis (di Asia Tengah).
Sejak kedinastian Bani Umayyah, peradaban Islam mulai menampakkan pamor keemasannya.
Walaupun Bani Umayyah lebih memusatkan perhatiannya pada kebudayaan Arab. Benih-benih
peradaban baru tersebut antara lain perubahan bahasa administrasi dari bahasa Yunani dan
Pahlawi ke bahasa Arab, dengan demikian bahasa Arab menjadi bahasa resmi yang harus
dipelajari, hingga mendorong Imam Sibawaih menyusun Al-Kitab yang menjadi pedoman dalam
tata bahasa Arab.

Pada saat itu pula (± abad ke-7 M), bermunculan sastrawan-sastrawan Islam, dengan berbagai
karya besar antara lain sebuah novel terkenal Laila Majnun yang ditulis oleh Qais al-Mulawwah.
Lain dari pada itu, dengan adanya pusat kegiatan ilmiah di Kufah dan Basrah, bermunculan
ulama bidang tafsir, hadits, fiqh, dan ilmu kalam.

Pada bidang ekonomi dan pembangunan, Bani Umayyah di bawah pimpinan Abd al-Malik, telah
mencetak alat tukar uang berupa dinar dan dirham. Sedangkan pembangunan yang dilakukan
adalah pembangunan masjid-masjid di Damaskus, Cordova, dan perluasan masjid Makkah serta
Madinah, termasuk al-Aqsa di al-Quds (Yerussalem), juga pembangunan Monumen Qubbah as-
sakhr, juga pembangunan istana-istana untuk tempat peristirahatan di padang pasir, seperti
Qusayr dan al-Mushatta.

Setelah kekuasaan Bani Umayyah menurun, dan ditumbangkan oleh Bani Abbasiyah pada tahun
750 H, kembali Islam dengan perkembangan peradabannya terus menerus bergerak pada
kemajuan. Di masa al-Mahdi, perekonomian mengalami peningkatan dengan konsep perbaikan
sistem pertanian dengan irigasi, dan juga pertambangan emas, perak, tembaga dan lainnya yang
juga meningkat pesat. Bahkan perekonomian menjadi lebih baik setelah dibukanya jalur
perdagangan dengan transit antara timur dan barat, dengan Basrah sebagai pelabuhannya.

Masa selanjutnya pada masa Harun al-Rasyid, kehidupan sosial pun menjadi lebih mapan dengan
dibangunnya rumah sakit, pendidikan dokter, dan farmasi. Hingga Baghdad pada masa itu
mempunyai 800 orang dokter. Dilanjutkan pada masa al-Makmun yang lebih berkonsenrasi pada
pengembangan ilmu pengetahuan, dengan menerjemahkan buku-buku kebudayaan Yunani dan
Sansekerta,[5] dan berdirinya Baitu-l-hikmah sebagai pusat kegiatan ilmiahnya. Yang disusul
kemudian dengan berdirinya Universitas Al-Azhar di Mesir. Juga dibangunnya sekolah-sekolah,
hingga Baghdad menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Maka, tak dapat dipungkiri
lagi bahwa masa-masa ini dikatakan sebagai the golden age.

Kemajuan keilmuan dan teknologi Islam mengalami masa kejayaan di masa ini. Munculnya para
ilmuwan, filosof dan cendekiawan Muslim telah mewarnai penorehan tinta sejarah dunia. Islam
bukan hanya menguasai ilmu pengetahuan dan filsafat yang mereka pelajari dari buku-buku
Yunani, akan tetapi menambahkan ke dalam hasil penyelidikan yang mereka lakukan sendiri
dalam lapangan sains dan filsafat. Tokoh cendekiawan Muslim yang terkenal adalah Muhammad
bin Musa al-Khawarizmi sebagai metematikawan yang telah menelurkan aljabar dan algoritma,
al-Fazari dan al-Farghani sebagai ahli astronomi (abad ke VIII), Abu Ali al-Hasan ibnu al-
Haytam dengan teori optika (abad X), Jabir ibnu Hayyan dan Abu Bakar Zakaria ar-Razi sebagai
tokoh kimia yang disegani (abad IX), Abu Raihan Muhammad al-Baituni sebagai ahli fisika
(abad IX), Abu al-Hasan Ali Mas’ud sebagai tokoh geografi (abad X), Ibnu Sina sebagai
seorang dokter sekaligus seorang filsuf yang sangat berpengaruh (akhir abad IX), Ibnu Rusyd
sebagai seorang filsuf ternama dan terkenal di dunia filsafat Barat dengan Averroisme, dan juga
al-Farabi yang juga seorang filsuf Muslim.

Selain sains dan filsafat pada masa ini juga bermunculan ulama besar tentang keagamaan dalam
Islam, seperti Imam Muslim, Imam Bukhari, Imam Malik, Imam Syafi’I, Abu Hanifah, Ahmad
bin Hambal, serta mufassir terkenal ath-Thabari, sejarawan Ibnu Hisyam dan Ibnu Sa’ad. Masih
adalagi yang bergerak dalam ilmu kalam dan teologi, seperti Washil bin Atha’, Ibnu al-Huzail,
al-Allaf, Abu al-Hasan al-Asyari, al-Maturidi, bahkan tokoh tasawuf dan mistisisme seperti,
Zunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami, Husain bin Mansur al-Hallaj, dan sebagainya. Di dunia
sastra pun mengenalkan Abu al-Farraj al-Asfahani, dan al-Jasyiari yang terkenal melalui
karyanya 1001 malam, yang telah diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia.

2. Periode pertengahan

Pada periode ini, terdapat periode kemunduran Islam pada sekitar 1250-1500 M. Yang mana satu
demi satu kerajaan Islam jatuh ke tangan Mongol, dan kerajaan Islam Spanyol pun mampu
ditaklukkan oleh raja-raja Kristen yang bersatu, hingga orang-orang Islam Spanyol berpindah ke
kota-kota di pantai utara Afrika.

Namun dengan demikian, terdapat kebangkitan kembali kedinastian Islam pada masa 1500-1800
M. Di sana terdapat 3 kerajaan besar, yang menjadi tonggak bejayanya peradaban Islam yang ke-
2. Kerajaan besar tersebut adalah Kerajaan Turki Usmani, Kerajaan Safawi Persia, dan Kerajaan
Mughal di India.

Karajaan Turki Usmani berhasil mengambil alih Bizantium dan menduduki Konstantinopel
(Istambul). Hingga akhirnya kekuasaan Turki Usmani mampu menguasai Asia Kecil, Armenia,
Irak, Syiria, Hijaz, Yaman, Mesir, Libya, Tunis, Aljazair, Bulgaria, Yunani, Yugoslavia,
Albania, Hongaria, dan Rumania.

Sedangkan di tempat lain, Persia Islam bangkit dengan dengan Kerajaan Safawi (1252 M),
dengan dinasti yang berasal dari Azerbaijan Syaikh Saifuddin yang beraliran Syi’ah.
Kekuasaannya menyeluruh hingga seluruh Persia. Dan berbatasan dengan kekuasaan Usmani di
barat dan kerajaan Mughal di kawasan timur.

Kerajaan Mughal di India, yang berdiri pada tahun 1482 M dengan pendirinya Zahirudin Babur.
Kekuasaannya mencakup Afganistan, Lahore, India Tengah, Malwa dan Gujarat. Di India, bahsa
Urdu akhirnya menjadi bahasa kerajaan menggantikan bahasa Persia. Dan kemajuannya telah
membuat beberapa bukti peninggalan sejarah antara lain, Taj Mahal, Benteng Merah, masjid-
masjid, istana-istana, dan gedung-gedung pemerintahan di Delhi.

Akan tetapi pada masa kemajuan ini, ilmu pengetahuan tidak banyak diberikan perhatian, namun
perhatiannya terhadap seni dalam berbagai bentuk adalah sangat besar, sehingga kerajaan
Usmani mendapatkan julukan the patron of art. Ketiga kerajaan besar tersebut lebih banyak
memperhatikan bidang politik dan ekonomi. Sedangkan di Barat, mulai menuai kebangkitan
dengan melihat jalur yang terbuka ke pusat rempah-rempah dan bahan-bahan mentah dari daerah
Timur Jauh melaui Afrika Selatan.
Hingga pada Abad ke-17, di eropa mulai mencul negara-negara kuat, bahkan Rusia mulai maju
di bawah Peter Yang Agung. Dan melalui peperangan, Usmani mengalami kekalahan. Dan
Safawi Persia pun ditaklukkan oleh Raja Afghan yang mempunyai perbedaan faham. Dan
kerajaan Mughal India pecah dikarenakan terjadi pemberontakan dari kaum Hindu, bahkan
Inggris pun berperan menguasainya pada tahun 1857 M.

3. Periode Modern

Periode ini dikatakan sebagai periode kebangkitan Islam, yang mana dengan berakhirnya
ekspedisi Napoleon di Mesir, telah membuka mata umat Islam akan kemunduruan dan
kelemahannya di samping kemajuan dan kekuasaan Barat. Raja dan pemuka-pemuka Islam
mulai berpikir mencari jalan keluar untuk mengembalikan keseimbangan kekuatan, yang telah
pincang dan membahayakan umat Islam.[6] Sebab Islam yang pernah berjaya pada masa klasik,
kini berbalik menjadi gelap. Bangsa Barat menjadi lebih maju dengan ilmu pengetahuan,
teknologi dan peradabannya.

Dengan demikian, timbullah pemikiran dan pembaharuan dalam islam yang disebut dengan
modernisasi dalam Islam. Sekian tokoh pembaharu Islam telah mengeluarkan buah pikirannya
guna membuat umat Islam kembali maju sebagaimana pada periode klasik. Para tokoh tersebut
antara lain, Muhammad bin Abdul Wahab di Arab, Muhammad Abduh, Jamaludin al-Afghani,
Muhammad Rasyid Ridha di Mesir, Sayyid Ahmad Khan, Syah Waliyullah, dan Muhammad
Iqbal di India, Sultan Mahmud II dan Musthafa Kamal di Turki, dan masih banyak lagi yang
lainnya.

C. Transformasi peradaban Islam kepada peradaban dunia.

Sekian lamanya Islam melakukan penyebaran ajarannya, hingga lebih dari 14 abad lamanya.
Tentunya dari masa perjuangan tersebut telah menorehkan banyak hasil yang dapat dirasakan
oleh dunia saat ini walaupun sudah tidak ada lagi kekuasaan Islam yang mutlak. Karena Islam
dalam ekspansinya, tidak hanya mengambil keuntungan materi dari daerah yang dapat dikuasai,
melainkan ikut membangun dan memajukan peradaban yang ada dan tetap toleran terhadap
budaya lokal yang ada.

Para tokoh Islam klasik yang telah membangun peradaban di masa itu, dan tidak dilakukan oleh
orang-orang barat pada masa kegelapan, adalah dengan mempelajari dan mempertahankan
peradaban yunani kuno, serta mengembangkan buah pemikirannya untuk menemukan sesuatu
yang baru dari segi filsafat dan ilmu pengetahuan. Seorang pemikir orientalis barat Gustave
Lebon, dan telah diterjemahkan oleh Samsul Munir Amin, mengatakan bahwa “(orang Arablah)
yang menyebabkan kita mempunyai peradaban, karena mereka adalam imam kita selama enam
abad”.[7]

Hingga peradaban Islam telah memberi kontribusi besar dalam berbagai bidang khususnya bagi
dunia Barat yang saat ini diyakini sebagai pusat peradaban dunia. Kontribusi besar tersebut
antara lain :
1. Sepanjang abad ke-12 dan sebagian abad ke-13, karya-karya kaum Muslim dalam bidang
filsafat, sains, dan sebagainya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, khususnya dari
Spanyol. Penerjemahan ini sungguh telah memperkaya kurikulum pendidikan dunia Barat.

2. Kaum muslimin telah memberi sumbangan eksperimental mengenai metode dan teori sains
ke dunia Barat.

3. Sistem notasi dan desimal Arab dalam waktu yang sama telah dikenalkan ke dunia barat.

4. Karya-karya dalam bentuk terjemahan, kususnya karya Ibnu Sina (Avicenna) dalam bidang
kedokteran, digunakan sebagai teks di lembaga pendidikan tinggi sampai pertengahan abad ke-
17 M.

5. Para ilmuwan muslim dengan berbagai karyanya telah merangsang kebangkitan Eropa,
memperkaya dengan kebudayaan Romawi kuno serta literatur klasik yang pada gilirannya
melahirkan Renaisance.

6. Lembaga-lembaga pendidikan Islam yang telah didirikan jauh sebelum Eropa bangkit
dalam bentuk ratusan madrasah adalah pendahulu universitas yang ada di Eropa.

7. Para ilmuwan muslim berhasil melestarikan pemikiran dan tradisi ilmiah Romawi-Persi
(Greco Helenistic) sewaktu Eropa dalam kegelapan.

8. Sarjana-sarjana Eropa belajar di berbagai lembaga pendidikan tinggi Islam dan mentransfer
ilmu pengetahuan ke dunia Barat.

9. Para ilmuwan Muslim telah menyumbangkan pengetahuan tentang rumah sakit, sanitasi,
dan makanan kepada Eropa.[8]

Pada kondisi-kondisi tersebut, terutama pada abad ke-11 dan ke-12, walaupun tradisi Islam yang
diboyong ke Barat masih belum terjadi pemisahan yang jelas antara ilmu-ilmu yang ada dan
ketika itu ilmu kalam, filsafat, tasawuf, ilmu alam, matematika, dan ilmu kedokteran masih
bercampur. Akan tetapi Islam telah mampu mendamaikan akal dengan iman dan filsafat dengan
agama. Sedangkan bangsa Barat pada masa itu masih terdapat stereotipe yang memisahkan
antara akal dan iman serta filsafat dan agama. Hal ini juga terjadi pada ilmu pengetahuan dan
ilmu alam, yang mana Islam telah berjasa menyatukan akal dengan alam, menetapkan
kemandirian akal, menetapkan keberadaan hukum alam yang pasti, dan keserasian Tuhan dengan
alam.

Hingga akhirnya filsafat skolastik Barat mencapai puncaknya yang telah didukung oleh adanya
pilar Islam dengan dibangunnya akademi-akademi di Eropa yang diadopsi dari gaya akademi di
kawasan Timur. Hal ini merupakan evolusi dari illuminisme biara ke kegiatan pemikiran yang
dialihkan kesekolahan dan akademi. Dan kurikulum yang diajarkan adalah filsafat lama, dan
ilmu-ilmu Islam terutama Averoisme Paris. Pada saat yang sama terjadi perubahan
kecenderungan pemikiran dari kesenian dan kasusatraan ke gramatika dan logika, dari retorika
ke filsafat dan pemikiran, dan dari paganisme kesusastraan Latin ke penyucian Tuhan sebagai
pemikiran Islam.

Demikianlah sumbangan besar Islam atas peradaban dunia Barat, yang selanjutnya jusru
dijadikan sebagai pusat peradaban dunia pada saat ini. Hal ini dikarenakan kekonsistensian dunia
Barat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologinya. Bahkan karya-karya besar
para ilmuwan Muslim tersebut hingga kini masih dapat kita teukan di perpustakaan-perpustakaan
internasional, khususnya di Amerika, yang secara profesional dan rapi telah menyimpannya.[9]
Sehingga para umat Muslim di masa kini, yang ingin mempelajari lebih banyak tentang khasanah
Islam tersebut, harus pergi ke negara Barat (non Islam) agar dapat meminta kembali “permata”
yang sementara ini telah mereka pinjam.

D. Penutup

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas adalah :

1. Penyebaran ajaran Islam dan ekspansinya ke berbagai penjuru dunia telah berhasil
membawa kemajuan pada setiap masanya, baik dari segi keagamaan maupun non agama yang
berupa ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Para tokoh dan cendekiawan Islam yang telah berhasil mempelajari ilmu-ilmu Yunani dan
Sansekerta, telah memberikan pengembangan yang signifikan pada bidangnya masing-masing,
jauh sebelum para ilmuwan Barat menemukan teori-teori tentang ilmu pengetahuan.

Dengan demikian telah memberikan bukti bahwa Islam dan peradaban yang telah dibangunnya
pada masa lalu, telah memberikan investasi besar pada pencapaian peradaban dunia modern saat
ini.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, editor : Lihhiati, Ed.1, cet.1 (Jakarta: Amzah,
2009)

Ansary, Abdou Filali, Pembaharuan Islam : dari mana dan hendak ke mana?, terj. Machasin,
(Bandung : Mizan, 2009)

Hanafi, Hassan, Oksidentalisme : Sikap Kita Terhadap Tradisi Barat, (Jakarta : Paramadina,
2000)

Hodgson, Marshal G.S, The Venture of Islam, Iman dan Sejarah Peradaban Dunia, (masa klasik
Islam), buku ke-2, Peradaban Kekhalifahan Agung, cet. 1, terj. Mulyadhi Kartanegara, (Jakarta :
Paramadina, 2002)

Karim, M. Abdul, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, cet. 2 (Yogyakarta : Pustaka Book
Publisher, 2009)
Mansur, Peradaban Islam Dalam Lintasan Sejarah, (Yogyakarta : Global Pustaka Utama, 2004)

Nakosteen, Mehdi, Kontribusi Islam Atas Dunia Intelektual Barata, Deskripsi Analisis Abad
Keemasan Islam, terj. Joko S. Kahhar dan Supriyanto Abdullah, cet. 2, (Surabaya : Risalah
Gusti, 2003)

Nasr, Seyyed Hossein, Islam : Agama, Sejarah, dan Peradaban, (Surabaya : Risalah Gusti,
2003)

[1] M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, cet. 2 (Yogyakarta : Pustaka
Book Publisher, 2009), hlm. 8.

[2] Ibid, hlm. 36

[3] Seyyed Hossein Nasr, Islam : Agama, Sejarah, dan Peradaban, (Surabaya : Risalah Gusti,
2003), hlm. xviii

[4] Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, editor : Lihhiati, Ed.1, cet.1 (Jakarta:
Amzah, 2009), hlm. 20-45.

[5] Marshal G.S Hodgson, The Venture of Islam, Iman dan Sejarah Peradaban Dunia, (masa
klasik Islam), buku ke-2, Peradaban Kekhalifahan Agung, cet. 1, terj. Mulyadhi Kartanegara,
(Jakarta : Paramadina, 2002), hlm. 236.

[6] Samsul Munir Amin, hlm. 45.

[7] Samsul Munir Amin, hlm. 32.

[8] Mehdi Nakosteen, Kontribusi Islam Atas Dunia Intelektual Barata, Deskripsi Analisis Abad
Keemasan Islam, terj. Joko S. Kahhar dan Supriyanto Abdullah, cet. 2, (Surabaya : Risalah
Gusti, 2003) hlm. 85.

[9] Abdurrahman Mas’ud, Islam dan Peradaban (sebagai pengantar), dalam Samsul Munir
Amin, hlm. x.
Home > Berita > Seputar Dunia Islam > Sumbangan ISLAM Untuk Peradaban DUNIA

Main Menu

Warning: Parameter 1 to modMainMenuHelper::buildXML() expected to be a reference, value


given in /home/sloki/user/pksqatar/sites/pks-
qatar.net/www/libraries/joomla/cache/handler/callback.php on line 99

Latest News

 Jalin Silaturrahmi dengan Ifthor Jamai


 Training Guu
 TIPS MENCARI KERJA
 SEMINAR EU
 unjuk rasa
 pembukaan hadhonah
 unjuk rasa referendum
 JAKARTA SEMAKIN PANAS
 bagi rapot al kautsar
 Mio Goes to Qatar 2010

Login

Username

Password

Remember Me

 Forgot your password?


 Forgot your username?

Who's Online

We have 2 guests online

Site info..?

Giveaway of the day


Visitor Data

Sumbangan ISLAM Polling PIP


Untuk Peradaban
DUNIA Bagaimana pendapat anda tentang website baru PIP
User Rating: /8 PKS Qatar?
Sangat menarik
Poor Best
Bagus
Berita - Seputar Dunia Islam
Written by Al-Faqir Biasa-biasa saja
Thursday, 29 April 2010 Kurang menggigit
20:44 Parah!!!
Sumbangan ISLAM
Untuk Peradaban
DUNIA Most Read Articles

 PIP PKS Qatar Turut Berduka Cita atas Wafatnya


Bapak Rozi Munir, Duta Besar Indonesia untuk Qatar
SEBELUM tiba  Biaya Hidup di Qatar
zaman Renaissance , Eropa  TIPS MENCARI KERJA
dilanda zaman gelap (dark  Jalin Silaturrahmi dengan Ifthor Jamai
age). Maksud dark age ini  Qatar melakukan upaya untuk mengakhiri pengepungan
merupakan zaman masyarakat Gaza
Eropa menghadapi  Sumbangan ISLAM Untuk Peradaban DUNIA
kemunduran intelektual dan  “Jejak” Islam di Luar Angkasa
kelembaban ilmu  Filsafat dan Teknologi untuk Pembangunan
pengetahuan. Sementera  Hamas Rilis Video Animasi Sindir Ayah Ghilad Shalit
masanya pula  BJ Habibie (Bag. 6) Kritikan Untuk Seorang Habibie
menurut Encyclopedia ketika Menjadi Presiden
Americana adalah periode
1000 tahun, yang dimulai External Link
antara zaman kejatuhan
Kerajaan Romawi dan
berakhir dengan kebangkitan Warning: Parameter 1 to modMainMenuHelper::buildXML()
intelektual pada abad ke-15 expected to be a reference, value given in
Masehi. /home/sloki/user/pksqatar/sites/pks-
qatar.net/www/libraries/joomla/cache/handler/callback.php
"Gelap" juga berarti tidak ada on line 99
prospek yang jelas bagi
masyarakat Eropa. Situasi ini Statistics
ada karena tindakan dan
cengkraman kuat pihak Content View Hits : 1277869
berkuasa agama; Gereja
Kristen yang sangat
berpengaruh. Gereja serta para
pendeta mengongkong
pemikiran masyarakat dan
juga politik.

Mereka berpendapat hanya


gereja saja yang berkualifikasi
untuk menentukan kehidupan,
pemikiran, politik dan ilmu
pengetahuan. Akibatnya kaum
cendekiawan yang terdiri dari
ahli-ahli sains berasa mereka
ditekan dan dikontrol.
Pemikiran mereka ditolak.
Barang siapa yang
mengeluarkan teori yang
bertentangan dengan
pandangan gereja akan
ditangkap dan didera malah
ada yang dibunuh.

Dalam politik, gereja sering


bersaing dengan kekuatan-
kekuatan pemerintah.
Biasanya apa yang terjadi di
Eropa pada abad pertengahan
itu adalah kekuasaan gereja
lebih kuat dan adakalanya
terjadi seperti
kerjasama,Thomas Aquinas (m
1274) seorang ahli pikir
zaman ini mengeluarkan teori
"negara wajib tunduk kepada
kehendak gereja". St
Augustine (m 430)
sebelumnya juga berpendirian
demikian. Sedangkan Dante
(1265-1321) berpendapat
kedua-dua kuasa itu hendaklah
masing-masing berdiri sendiri,
dan harus bekerjasama untuk
mewujudkan kebajikan bagi
manusia (Joseph H Lynch,
1992, 172-174) .

Diringkas cerita sejarah,


golongan cendekiawan
sentiasa memberontak
terhadap dan kongkongan
gereja tersebut. Pada kurun
kedua belas, gerakan
intelektual telah mulai
berjalan. Cerdik pandai Eropa
mulai bersikap lebih berminat
untuk tahu dan lebih ghairah
terhadap kebudayaan bangsa
Timur yang telah lama maju.
Dan Timur yang dimaksudkan
itu adalah Timur Tengah.

Beberapa kota besar di Timur


Tengah telah menjadi kata
ilmu pengetahuan seperti
Iskandariah, Harran, Antiok
dan Baghdad. Diskusi
akademis yang melibatkan
judul besar seperti metafisika,
kedokteran, astronomi, etik,
politik, fisika dan sejenisnya
dibahas secara terbuka dan
ilmiah. Ini berarti sewaktu
dunia Islam sudah menikmati
kemajuan dan peradaban yang
tinggi, Eropa masih diselimuti
kegelapan dan kemunduran!
Dunia telah diperlihatkan
tentang betapa hebatnya
perkembangan intelektual dan
ilmu pengetahuan di dunia
Islam antara abad ke-9 hingga
ke-12.

Sewaktu pemerintahan
khalifah-khalifah Abbasiyah
yang mashyur; al-Mansur
(754-75), Harun al-Rashid
(786-809) dan al-Makmun
(813-833 ) wilayah-wilayah
Islam khasnya di Baghdad
telah disuburkan dengan
kemunculan ahli-ahli pikir
besar seperti a l-Kindi, al-
Farabi, Ibnu Sina, al-Biruni,
Ibnu Miskawayh al-Razi, al-
Khawarizmi, Ibnu Haitham,
Ibnu Rusyd Ibnu Bajja, Ibnu
Masarrah, Ibnu Tufail, dan
Ibnu Khaldun . Mereka
menjadi pemikir dalam
bidang-bidang f alsafah,
metafisika, fisika, matematika,
etik, politik, psikologi,
kedokteran, geografi,
astronomi, kimia, optik, dan
musik . Sebuah institusi
bernama Baitul-Hikmat telah
secara langsung membantu
operasi ilmiah ini dengan
sukses.

Kawasan Islam yang dekat


dengan Eropa adalah Spanyol.
Di sini perkembangan
intelektual juga terjadi dengan
pesat. Philip K Hitti dalam
bukunya The Arabs: A Short
History menukilkan seperti
berikut: "Moslem Spain wrote
one of the brightest Chapters
in the Intellectual history of
medieval Europe. Between the
middle of the eighth and the
beginning of the thirteenth
centuries, the Arabic-speaking
peoples were the main bearers
of the torch of culture and
Civilization sepanjang world ,
the medium through which
Ancient science and
philosophy were recovered,
supplemented and transmitted
to make possible the
renaissance of Western
Europe. "(h 174-175).

Untuk memenuhi kehendak


baru masyarakat intelek Eropa
ini, usaha terjemahan telah
dibuat terhadap bahan-bahan
ilmiah dari negara-negara
Islam. Mereka tidak
menerjemahkan bahan-bahan
ilmiah itu dari bahasa
Yunani.Charles Singer dalam
bukunya A Short History of
Scientific Ideas to 1900
mencantumkan tujuh alasan
mengapa tindakan terjemahan
lebih banyak buku berbahasa
Arab. (h 175-176):

1. Sebelum kurang lebih tahun


1200, ilmu-ilmu Islam lebih
teratur, lebih asli, lebih
penting daripada ilmu-ilmu
Romawi Timur.

2. Bahasa Yunani Romawi


Timur jauh sekali dari bahasa
klasik. Bahasa yang
digunakan oleh Aristotle sukar
difahami oleh rahib-rahib
yang menjaga manuskrip-
manuskripnya.

Tetapi bahasa Arab klasik


pula mudah dimengerti oleh
setiap orang berpendidikan
tinggi yang bertutur dan
menulis bahasa Arab.

3. Keseluruhan kecenderungan
ilmu Rom Timur mengarah
kepada teologi falsafah dan
ilmu sains.

4. Saluran-saluran bisnis
dengan Barat baik secara
langsung dengan Islam
ataupun dalam wilayah-
wilayah asing terkepung di
dalam Kekaisaran Romawi
Timur.

5. Dalam zaman pertengahan


bahasa dipelajari secara
bertutur dan bukunya dari tata
bahasa Yunani.

6. Kuasa Kristen Latin tidak


mencapai kemajuan di dalam
menduduki Wilayah Romawi
Timur. Di pihak lain pula
Islam sedang mundur di Barat.

7. Bantuan dari orang Yahudi


diperoleh untuk bahasa Arab,
tetapi jarang sekali untuk
bahasa Yunani.

Antara penerjemah Barat


perintis dari bahasa Arab ke
bahasa Latin ialah Adelard of
Bath (c 1090 - c 1150) yang
telah pergi ke Spanyol dan
kepulauan Sicily. Layanan
beliau yang terkemuka ialah
bidang matematika. Ia
menerjemahkan karya al-
Khawarizm i - Arithmetic -dan
diperkenalkan ke Barat. Ia
juga menerjemahkan
karyaEuclid dari bahasa Arab.
Selanjutnya ia menulis suatu
dialog terkenal Natural
Questions yang merupakan
sejenis ikhtisar permulaan
tentang ilmu sains Arab.

Satu bidang ilmu di Spanyol


yang lebih progresif adalah
astronomi. Sebuah kutub
khanah dan akademi didirikan
di Cordova pada tahun 970 M
dan badan-badan yang serupa
muncul di Toledo dan
beberapa tempat lain. Ketua
ahli-ahli astronomi Spanyol
dikenal oleh orang Latin
sebagai Arzachel. Di Toledo
ia menyusun apa yang
disebut"tabel Toledo "yang
telah mencapai suatu tahap
kejituan yang tinggi.

Alpetragus adalah seorang


dari ahli astronomi yang
terakhir. Ia menulis buku teks
astronomi untuk mengganti
teori-teori Ptolemeus dengan
suatu sistem planet yang
benar-benar sepusat dan
berhasil menemukan
cadangan-cadangan ke
Copernicus (1993, 168-69).

Penerjemah terkemuka
menurut Charles Singer
adalah Gerard of Cremona
(1114-87). Ia menghabiskan
banyak waktu di Toledo dan
menimba ilmu-ilmu Arab dari
guru-guru Kristen lokal. Ia
telah berhasil menerjemahkan
buku berbahasa Arab ke Latin
tidak kurang dari 92 buah
karya Arab yang lengkap.
Banyak daripadanya amat
panjang, misalnya Almagest
karya Ptolemeus dan Canon
karya Ibnu Sina. Canon ini
merupakan Canon fi al-Tibb,
yaitu kitab kedokteran (1993,
178).

Mereka juga menerjemahkan


buku-buku filsafat. Di antara
penerjemah-penerjemah
cemerlang Eropa waktu itu
adalah Gundissalines (1130-
1150).

Ia telah menerjemahkan
beberapa bab dari kitab al-
Syifa 'oleh Ibnu Sina, buku
Ihsa al-ulum oleh al-Farabi,
Risalat al-aqli Wa al-Ma'qul
oleh al-Kindi, maqasid al-
Falsafah oleh al-Ghazali, juga
beberapa buah buku tentang
Astronomi. Herman dari
German, seorang Uskup
bekerja menerjemahkan buku
di Toledo. Pada tahun 1240, ia
telah menerjemahkan review
Ibnu Rusyd terhadap buku
Ethica Nicomachaea karangan
Aristoteles. Pada tahun 1250,
beliau menyalin dari bahasa
Arab buku Rheforica oleh
Aristoteles dengan memakai
alasan-alasan al-Farabi, Ibnu
Sina dan Ibnu Rusyd.

Pada tahun 1256, beliau


menyalin buku review dari
Ibnu Rusyd terhadap buku
Phoetics karangan Aristoteles.
Buku al-Syifa 'oleh Ibnu Sina
yang telah juga diterjemahkan
ke bahasa Latin telah
diterbitkan di bawah judul
Sufficientia Physicorum di
mana anggota fikir Barat
Roger Bacon sering membuat
referensi. Tentang Rusyd pula,
Michael Skot telah membuat
terjemahan ke bahasa Latin,
komentar-komentar beliau
tentang buku filsafat Yunani
De Caelo et Mundo, De
Enima, De Generatione et
Conruptione, Physica,
Metaphysica, Metarologica,
Parva Maturalia dan De
Substancia Orbis.

Robert dari Chester (1110-


1160), pernah tinggal di
Spanyol, adalah antara orang
yang mula-mula
menerjemahkan al-Quran.
Sementara buku-buku ilmiah
pula, ia menerjemahkan teks
alkimia yang mula-mula sekali
terbit dalam bahasa Latin.
Terjemahan beliau bagi karya
al-Khawarizmi Aljabar telah
berhasil diperkenalkan kepada
orang Latin. Sewaktu di
England, ia menghasilkan
tabel-tabel astronomi untuk
garis bujur London
berdasarkan karya al-Battani
dan garis lintang pula
berdasarkan karya al-
Khawarizmi.

Raymond Lull (633-716/1236-


1316) telah mempelajari
bahasa Arab di Majorea dan
filsafat Islam di Bugia di
Tunisia. Ia telah
menerjemahkan Asma'al-
Husna oleh Muhyi al-Din ibn
Arabi. la juga ada membuat
saduran dan penyesuaian
beberapa Passage dari Futuhat
al-Makkiyah hingga ia sendiri
dapat menulis hal-hal
berkenaan dengan sufis,
akidah dan filsafat. Tetapi ia
juga yang memberi inisiatif
kepada pihak Kristen supaya
melancar serangan moral
menentang Islam.

Pengaruh al-Ghazali juga


didapati sangat keras. Dalam
konteks ini, al-Ghazali
dianggap ahli teologi dan
filsafat. Miguel Asin Palacios
telah mempelajari bukan saja
buku Tahafut al-Falasifah oleh
al-Ghazali malah lain-lain
bukunya seperti maqasid.
Buku maqasid telah
diterjemahkan ke Latin diberi
judul Logika et philosophia
Algazelis Arabic oleh
Gundisalvas dan diterbitkan di
Venice pada 912/1506. Buku
lain seperti al-Nafs al-Insani
juga diterjemahkan dan diberi
judul De Anima Humana (M
M Sharif, A History of
Muslim Filsafat, 1966, h
1360).

Proses penerjemahan berbagai


ilmu dari Timur khususnya
Spanyol yang dibantu juga
oleh siswa Yahudi. Bahasa
Arab adalah suara waktu itu.
Nama-nama Yahudi yang
terkenal pada zaman tersebut
adalah seperti Solomon ibn
Gabirol (1021-58) dari
Sarafossa, Moses ben Maimon
(1135-1204) dari Cordova.

Terjemahan buku-buku Ibnu


Rusyd yang mereka lakukan
menjadi bahan akademis yang
sangat berpengaruh.
Terjemahan-terjemahan
tersebut telah memberi makna
besar terhadap peradaban
Eropa seperti yang disebut
oleh Philip KHitti di atas.

Bahan-bahan tersebut
dipelajari oleh para sarjana
dan mahasiswa setempat.
Ketika Frederick II
memerintah Italia, ia telah
mendirikan Universitas
Neples dan di sini
pengetahuan dari dunia Islam
itu telah dipelajari. Universitas
Paris dibangun pada tahun
1236, kemudian Universitas
Bologna dan Oxford di
London. Universti-universitas
ini menjadi pintu masuk ilmu-
ilmu dari dunia Islam secara
resmi kepada masyarakat
Eropa pada abad pertengahan.

Kemunculan Universitas Paris


sebagai pusat pembelajaran
adalah sebab penting ke arah
perkembangan bidang filsafat
pada abad ketiga belas.
Upaya-upaya mempelajari
filsafat Aristoteles serta
sejarah besar review-review
teks yang dibuat oleh orang-
orang Islam dari Baghdad dan
Spanyol di bidang-bidang
epistemologi, metafisika dan
etika berdasarkan pemikiran
al-Farabi, Ibnu Gabirol, Ibnu
Sina dan Ibnu Rusyd telah
berlaku.

Kerja-kerja terjemahan
diperhebatkan. Cendekiawan
Paris sibuk mempelajari buku-
buku yang berjudul
Deintellectu et intelligibili
Sering merujuk kepada Ibnu
Rusyd seberapa rujukannya
terhadap Aristotle. St Thomas
Aquinas merujuk kepada Ibnu
Sina dalam karyanya
guaestiones disputaEae de
veritate (Permasalahan yang
dipertentangkan mengenai
kebenaran). Buku medis Ibnu
Sina yaitu Qanun Fi al-Tib
dipelajari di Eropa hingga
abad ke-17.

Pengaruh Ibnu Rusyd di Eropa


menurut Bertrand Russell
sangatlah kuat, bukan saja di
kalangan golongan skolastik,
tetapi juga di kalangan
kelompok besar pemikir bebas
bukan profesional (a large
body of improfessional free-
thinkers) yang menafikan
keabadian (immotality).

Mereka digelar pengikut Ibnu


Rusyd.Sementara di kalangan
filsuf profesional, peminatnya
yang utama adalah anggota
Mazhab Franciscan dan
mereka yang berada di
Universitas Paris. (Russell,
413-421).

Orang-orang penting di abad


pertengahan seperti Sigervan
Brabant dan Boethius adalah
antara pengikut Ibnu Rusyd
hingga mereka mendapat
kemurkaan pihak gereja.
Christopter Colombus sendiri
mendapat ilham dari Ibnu
Rusyd.Dalam usahanya untuk
menyeberangi lautan Atlantik,
beliau dihalang oleh berbagai
pihak terutama sekali gereja.
Tetapi ia bertekad ingin
melanjutkan juga ekspidisi
berbahayanya. Apabila
ditanya dimanakah beliau
mendapat ilmu dan keberanian
untuk pelayaran itu, ia
menyebut "dari buku-buku
Ibnu Rusyd!".

Kaum wanita pula yang


tertekan oleh berbagai
diskriminasi telah mendapat
ilham dan semangat baru
ketika membaca buku-buku
Ibnu Rusyd mengenai wanita
dan hak-hak mereka.
Kesadaran ini telah
menimbulkan gerakan
feminisme dan ia dipelopori
oleh Dubois di Perancis dan
Ockham di England yaitu
kira-kira dua abad setelah
kematian Ibnu Rusyd.
Menurut para peneliti
pengaruh Ibnu Rusyd setidak-
tidaknya terus berpengaruh
selama empat abad di Eropa.

Makna penting walaupun


singkat tampilan di atas adalah
bangsa Barat khususnya Eropa
telah mengambil inisiatif besar
menerjemahkan malah
mempelajari berbagai jenis
ilmu dari dunia Islam Spanyol
dan lain-lain wilayah di Timur
Tengah. Ilmu-ilmu yang
diterjemahkan itu melewati
ilmu-ilmu filsafat, kedokteran,
astronomi , matematika,
logika, akhlak (Etika), kimia,
dan aljabar. Lahir Universitas-
universitas Neples, Bologna,
Paris, Oxford, dan Köln,
akhirnya Eropa berhasil
melewati masa gelap
meluncur menuju zaman
Renaissance. Ilmu-ilmu dari
dunia Islam telah membawa
keberhasilan kepada bangsa
Eropa.

Mengapa suasana maju dan


cemerlang itu tidak terjadi di
alam Melayu walaupun Islam
dan ilmu-ilmu dari dunia
Islam Timur Tengah telah
diajarkan sejak abad ke-13
lagi? Coba kita bandingkan
hakikat ilmu di Nusantara dan
di Eropa itu bagi mengenal
pasti apakah yang
menyebabkan kita terbelakang
atau mundur, walhal daerah
Nusantara ini bukan seperti
Antartika. Nusantara adalah
daerah yang subur dan kaya
dengan berbagai hasil bumi
dan pertanian.

Ilmu pengetahuan dari Timur


Tengah yang dibawa ke alam
Melayu bukanlah seperti yang
terjadi di Eropa. Eropa
menerima ilmu-ilmu dari
dunia Islam saat umat Islam
berada dalam kekuatan dan
kemajuan. Sebab itu ilmu-
ilmu yang kita katakan
sebagai "akademis" itu
berkembang pesat di Eropa
dan akhirnya mereka maju.

Nusantara mewarisi suasana


yang lemah dan mundur justru
pemerintah Islam di Timur
Tengah telah jatuh ke tangan
bangsa Tartar. Pada tahun
1258 M atau pun abad ke-13,
Kota Baghdad telah
ditaklukkan oleh bangsa ganas
Tartar tersebut. Kelompok-
kelompok Sufi kemudian
mengambil peran menjaga
Islam.

AH Johns dalam eseinya


muslim mystics and historical
writing mengungkapkan apa
yang telah disebutkan oleh
Gibb tentang hal kejatuhan
ini:

"After the capture of the


caliphate, the task of
maintaining the unity of the
Islamic Community passed to
the sufis, a development
Rising from the close
relationship between the sufi
Shaikh and his disciples, the
sufi missionary spirit and the
popular basic of the
movement. The Sufi orders
gradually menjadi stable and
disciplined foundations and
some of them spread over
wide Areas. "(dipetik oleh AH
Johns 1993, 39).

Maksudnya setelah terjadi


serangan bangsa ganas itu,
orang-orang Sufi telah muncul
dan berfungsi menyelamatkan
Islam. Dan mereka ini
mengembangkan aktivitas
mereka ke wilayah-wilayah
yang lebih luas. Para sufi
pengembara telah melakukan
petualangan hingga ke
Nusantara.

Mereka berhasil menyebarkan


Islam ke penduduk Nusantara
dalam semua lapisan
masyarakat. Berkat dan
keistimewaan mereka telah
menyebabkan terjadi
perkawinan dengan wanita
setempat, maka bertambah
luaslah kegiatan pengislaman.

Berdasarkan Prof Naguib,


Tariqat Naqsyabandiah adalah
yang terbesar. Selain dari
Tariqat ini ada delapan lagi
Tariqat yang besar.

Tariqat-Tariqat itu adalah


Qadariyyah, Rifaiyyah,
Syadiliyyah, Chistiyyah,
Syatariyyah, Ahmadiyyah,
Tijamiyyah dan Alawiyyah
(Naguib, 1963, 32).

Dari sembilan Tariqat ini


terdapat banyak lagi
organisasi yang lain. la
dimulai dengan 14 jenis
Tariqat kemudian terpecah
lagi ke 163. Jadi kalau
dicampur dengan yang asli,
menjadikan 177 Tariqat, tetapi
yang masih ada sampai hari
ini berjumlah 76 jenis Tariqat
saja (Abu Hassan Sham, 1980,
75).

Sarjana Sastra Melayu Klasik


dari Rusia Vladimir I
Braginsky dalam "antisipasi"
untuk bukunya Tasawuf dan
Sastra Melayu
mengungkapkan bahwa di
Nusantara ini tasawuf telah
diserap masuk ke dalam
kehidupan umat Melayu:
"Sejak akhir abad ke-14
khususnya abad ke-16-17
tasawuf selalu memainkan
peranan yang sangat penting
dalam sejarah, agama dan
budaya di kawasan Melayu -
Indonesia yang maha luas itu.

Cukup dikatakan bahwa


bentuk Sufi ternyata bentuk
yang paling sesuai dengan
mentalitas rakyat-rakyat di
dunia kepulauan itu, bagi
tersebar luasnya Islam di
kalangan mereka. Semangat
toleransi yang menjadi
Kebiasaan dalam tasawuf
mazhab Ibn Arabi yang agung
itu serta juga efisiensi dan
kefasihan misionaris-
misionaris sufi yang tahu
jalan-jalan menuju hati, baik
para intelektual dan aristokrat
yang terpelajar maupun rakyat
jelata, sangat mempermudah
bagi masuknya agama Islam
ke dalam semua strata
masyarakat. (1993, xi).

Praktek sufi ini adalah pada


tingkat untuk menebal
keyakinan dalam hati dan
menjalin keakraban yang
tinggi dalam konteks
hubungan intim dengan
Tuhan. Selain itu ilmu-ilmu
dasar Islam seperti fikih,
Tauhid, al-Quran dan al-
Hadits serta lain-lain terus
dipelajari.

Mahasiswa Malayo-Indonesia
yang mendapat didikan di
Mekkah dan Madinah pada
musim haji atau setelah
musim haji kembali ke
Nusantara dan
mengembangkan ilmu-ilmu
itu kepada masyarakat
setempat. (Azyumardi Azra,
1995, 17).

Samudra Pasai (1280-1400)


adalah tempat penulisan kitab-
kitab agama dan sastra
Melayu. Yogyakarta (1400-
1511) juga menampilkan hal
yang serupa, ditambah lagi
dengan cerita-cerita Hikayat
pahlawan agung seperti
Hikayat Amir Hamzah dan
Hikayat Muhammad Ali
Hanafiah yang dibaca untuk
memulihkan semangat orang-
orang Melayu untuk
menentang Portugis pada
1511.

Acheh (1511-1650 M)
menampilkan para sultan yang
berminat kepada agama. Pusat
studi agama didirikan.
Sewaktu pemerintahan Sultan-
sultan Iskandar Thani, Sultan
Iskandar Muda dan Sultan
Safiatuddin, ilmu pengetahuan
khususnya agama dan tasawuf
berkembang pesat.

Lahir di sini pujangga


Hamzah Fansuri, Samsuddin
al-Sumatrani, Nuruddin al-
Raniri, Abdul Rauf Singkel,
Bukhari al-Jauhari dan lain-
lain. Hamzah Fansuri terkenal
dengan buku-buku tasawuf
aliran Wujudiah.

Suasana yang serupa lahir di


Johor-Riau (1650-1800). Raja-
raja Riau juga berminat pada
ilmu pengetahuan agama dan
sastra. Kota Penyegat menjadi
pusat studi Islam dan banyak
menerbitkan buku-buku
bidang itu. Raja Ahmad, ayah
Raja Ali adalah seorang yang
sangat gemar pada ilmu
agama. Raja Ali Haji adalah
keluarga kerajaan yang
menjadi alim dalam bahasa
dan agama terutama
ushuluddin dan tasawuf.

Peminat-peminat perkantoran
klasik atau para pembaca yang
ingin untuk mengetahui buku-
buku dan corak ilmu dalam
bidang-bidang sastra, fikih,
ushuluddin, tasawuf, kisah
nabi-nabi dan sebagainya bisa
membaca buku Tenku
Iskandar Sastra Klasik Melayu
Sepanjang Abad (1995). Buku
ini sangat komprehensif
tentang judul yang dibicarakan
di atas.

Setelah mendeteksi sejarah


dan perkembangan pemikiran
umat Melayu di Nusantara ini,
penulis berpendapat skenario
pemikiran, filsafat hidup dan
budaya orang-orang Melayu
sebelumnya mengitari-legar
sekitar agama dan sastra.
Alam Melayu didominasikan
oleh paham ketuhanan,
kemanusiaan dan kebudayaan.
Bangsa Melayu dan lain-lain
suku bangsa di kawasan ini
telah menikmati kemajuan-
kemajuan dalam bidang ini.

Namun seperti yang


disebutkan di atas, ilmu-ilmu
yang ada itu tidak luas dan
tidak dapat menyelamatkan
umat ini apabila diserang oleh
misalnya bangsa-bangsa
Barat.

Penentangan yang keras


memang ada di lokasi-lokasi
serangan yang terjadi, tetapi
sejarah menampilkan umat ini
kalah lalu tanah air yang subur
ini dijajah. Sebab utama di
sini adalah bangsa asing itu
memiliki efisiensi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan
kemampuan umat Melayu di
daerah ini.

Inilah persoalan yang perlu


diperhatikan, bahwa citra
Islam yang tiba di daerah kita
pada abad ke-13 itu adalah
citra Islam yang sudah lemah
dan mundur. Tidak seperti
yang terjadi di Eropa di abad
pertengahan, seperti yang
telah disentuh di atas. Ilmu-
ilmu yang mengalir ke Eropa
meliputi ilmu-ilmu yang
mampu memajukan pemikiran
dan pencetusan ide-ide ilmiah
seperti filsafat, matematika,
fisika, kedokteran, etik,
psikologi, politik, astronomi,
kimia, dan optik musik.

Ilmu ini diambil dan dipelajari


secara serius di Eropa yaitu di
Pusat perguruan tinggi yang
telah disebutkan di atas.
Sebaliknya setelah umat Islam
parah diserang dan
ditaklukkan oleh bangsa
Tartar dan Baghdad jatuh ke
tangan mereka pada tahun
1258 M, maka ilmu yang
disebutkan itu tidak sampai ke
sini. Ilmu yang tiba bukanlah
dari Baghdad, Harran
Iskandariyah, Antiokh yaitu
kota-kata intelektual dan
ilmiah sebaliknya dari
Mekkah. Dua kata ini adalah
kota agama yang penting
dalam Islam dan ilmunya
adalah ilmu-ilmu agama
dalam gugusan ushuluddin
dan syariah serta kaya dengan
praktek tasawuf. Jadi inilah
ilmu-ilmu yang dipindahkan
ke Nusantara.

Umat ini "maju" hanyalah


dalam konteks terbatas.
Perkembangan rasionalisme
dan ilmiah yang disebutkan
oleh Naguib juga adalah
dirujuk dalam perkembangan-
perkembangan ini dan dari
sudut perubahan dari
Hudisma-Buddisma ke Islam
bukan seperti yang terjadi di
Eropa di abad pertengahan.

Ilmu-ilmu yang mampu


menghasilkan kemajuan
dalam arti yang lebih luas
tidak sampai ke daerah ini.
Oleh itu kita terkebelakang
hingga kini. Penjajahan yang
terjadi hanya menambah parah
pada situasi masyarakat yang
sudah lemah!

dikutip dari: tayibah.com

< Prev Next >


Last Updated on Sunday, 06
June 2010 16:36
1.
2. KATA PENGANTAR Dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, Penulis memanjatkan puji
syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan rahim-Nya yang telah dilimpahkan,
taufiq dan hidayah-Nya dan atas segala kemudahan yang telah diberikan sehingga penyusunan
makalah tentang “Pusat – pusat Peradaban Islam” ini dapat terselesaikan. Shalawat terbingkai
salam semoga abadi terlimpahkan kepada sang pembawa risalah kebenaran yang semakin teruji
kebenarannya baginda Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabat, serta para
pengikutnya. Dan Semoga syafa’atnya selalu menyertai kehidupan ini. Makalah ini berisi ulasan-
ulasan yang membahas tentang Pusat – Pusat Peradaban islam yang berada di Baghdad, Cairo,
Isfahan, Istanbul, Delhi, Andalus serta Samarkand dan Bukhara (Transoxania). Dalam
kesempatan kali ini,penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak H. Ali
Musyafa', Lc selaku Dosen Sejarah Peradaban Islam yang telah membimbing penulis sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini. 2. Media massa, dan media lainnya yang artikelnya kami
gunakan dalam penulisan Makalah ini 3. Semua pihak yang telah memberi bantuan dan
dukungan yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Setitik harapan dari penulis, semoga
makalah ini dapat bermanfaat serta bisa menjadi wacana yang berguna. Penulis menyadari
keterbatasan yang penyusun miliki. Untuk itu, penulis mengharapkan dan menerima segala
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Pati , 22
Oktober 2016 Penulis v
3. 3. iii DAFTAR ISI Halaman Judul Prakata ……… ……………………………………………………… v Daftar
isi …………………………………………………………….. vi BAB I ( PENDAHULUAN ) 1.1 Latar Belakang
………………………………………….. 1 1.2 Rumusan Masalah ………………………………………. 1 1.3
Tujuan …………………………………………………… 1 BAB III (PEMBAHASAN) 2.1 Baghdad (Irak)
………………………………………….. 2 2.2 Cairo (Mesir) ……………………………………………. 4 2.3 Isfahan
(Persia) …………………………………………. 5 2.4 Istanbul (Turki) …………………………………………. 6 2.5
Delhi (India) …………………………………………….. 7 2.6 Andalus (Spanyol) ………………………………………
8 2.7 Samarkand dan Bukhara (Transoxania) ………………… 10 BAB IV ( PENUTUP ) 3.1
Kesimpulan ……………………………………………...... 12 3.2 Saran dan Kritik
…………………………………………... 12 Daftar Pustaka ………………………………………………………… 13
Biodata singkat penulis ……………………………………………….. 14 vi
4. 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sering kita mendengar bahwa peristiwa masa lalu
bisa dijadikan sebagai jas merah, sebenarnya maksud dari kata jas merah itu sendiri adalah
“jangan sampai melupakan sejarah”. Apalagi kita sebagai orang Islam dan menuntut ilmu di
Universitas Islam tentunya harus paham akan sejarah kebudayaan islam di masa dahulu. Hal ini
perlu agar kita mampu menganalisa dan mengambil ibrah dari setiap peristiwa yang pernah
terjadi. Khususnya mengenai peradaban-peradaban islam di masa lalu. Dalam makalah kali ini
akan dibahas mengenai Pusat–Pusat Peradaban islam yang berada di Baghdad, Cairo, Isfahan,
Istanbul, Delhi, Andalus serta Samarkand dan Bukhara (Transoxania). dan untuk lebih detailnya
tentang Pusat-pusat Peradaban Islam ini akan diuraikan dalam Bab Pembahasan.Namun, dengan
segala keterbatasan tim penulis, maka dalam makalah ini tidak akan dijabarkan satu persatu
secara rinci. Demikianlah sedikit gambaran mengenai isi makalah ini yang tim penulis buat
dengan metode literatur kajian pustaka terhadap buku-buku yang berhubungan dengan tema
makalah yang kami buat dan berdasar pada diskusi yang kami lakukan. 1.2 Rumusan Masalah
Dari Latar belakang tersebut, maka perlu kiranya penulis untuk menjelaskan secara rinci
mengenai Pusat-pusat peradaban Islam yang ada di Baghdad, Cairo, Isfahan, Istanbul, Delhi,
Andalus serta Samarkand dan Bukhara (Transoxania). 1.3 Tujuan Pembahasan makalah ini
bertujuan untuk mendeskripsikan Pusat – pusat peradaban Islam yang ada Baghdad, Cairo,
Isfahan, Istanbul, Delhi, Andalus serta Samarkand dan Bukhara (Transoxania).
5. 5. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Baghdad (Irak) Kota Baghdad didirikan oleh Khalifah Abbasiyah
kedua, Al-manshur (754-755) pada tahun 762 M. Setelah mencari-cari daerah yang strategis
untuk ibu kotanya, pilihan jatuh pada daerah yang sekarang dinamakan Baghdad, terletak
dipinggir kota Tigris. Al-manshur sangan cermat dan teliti dalam memilih lokasi yang akan
dijadikan ibu kota. Ia menugaskan beberapa orang ahli untuk meneliti dan mempelajari lokasi.
Bahkan, ada beberapa orang diantara mereka yang diperintahkan beberapa hari ditempat itu
disetiap musim yang berbeda, kemudian para ahli tersebut melapaorkan kepadanya tentang
keadaan udara, tanah dan lingkungan. Setelah penelitian saksama itulah daerah ini ditetapkan
sebagai ibu kota dan pembangunan pun dimulai. Menurut cerita rakyat, dearah ini sebelumnya
adalah tempat peristirahatan Kisra Anusyriwan, raja Persia yang mashur, di musim panas.
Baghdad berarti “taman keadilan”. Taman itu lenyap bersama hancurnya kerajaan Persia. Akan
tetapi nama itu tetap menjadi kenangan rakyat. Dalam membangun kota ini, Khalifah
mempekerjakan staf ahli bangunan yang terdiri dari arsitektur-arsitektur, tukang batu, tukang
kayu, ahli lukis, ahli pahat, dan lain-lain. Mereka didatangkan dari Syria, Mosul, Basrah, dan
Kufah yang berjumlah sekitar 100.000 orang. Kota ini berbentuk bundar. Disekelilingnya
dibangun dinding tembok yang besar dan tinggi. Disebelah luar dinding tembok digali parit besar
yang berfungsi sebagai saluaran air dan sekaligus sebagai benteng. Ada empat buah pintu
gerbang diseputar kota ini, disediakan untuk setiap orang yang ingin memasuki kota. Keempat
pintu gerbang itu adalah baba al-Kufah terletak disebelah barat daya, Bab al-syam dibarat laut,
Bab al-Barshrah di tenggara, dan Bab al-Khurasan di timur laut. Diantara masing-masing pintu
gerbang ini, dibangun 28 menara sebagai tempat pengawal Negara yang bertugas mengawasi
keadaan diluar. Diatas setiap pintu gerbang dibangun suatu tempat peristirahatan. Sejak awal
berdirinya, kota Baghdad sudah menjadi pusat peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan
dalam Islam. diantara kota-kota dunia, Baghdad merupakan Profesor masyarakat Islam. Al
manshur memerintahkan penerjemahan buku-buku ilmiah dan kesusastraan dari bahasa asing:
India, Yunani lama, Bizantium, Persia dan Syria. Para peminat ilmu dan kesusastraan segera
berbondong-bondong dating ke kota itu. Setelah masa Al manshur, kota Baghdad menjadi lebih
mashyur lagi karena perannya sebagai pusat perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam.
Masa keemasan kota Baghdad terjadi pada
6. 6. 3 zaman pemerintahan Khalifah Harun Al-Rasyid (786-809) dan anaknya Al-Ma’mun (813- 833
M). dari kota inilah memancar sinar kebudayaan dan peradaban islam keseluruh dunia. Prestise
politik, supremasi ekonomi, dan aktifitas intelektual merupakan tiga keistimewaan kota ini.
Baghdad pada saat itu menjadi pusat peradaban dan kebudayaan yang tertinggi di dunia. Ilmu
pengetahuan dan sastra berkembang sangat pesat. Banyak buku filsafat yang dipandang sudah
“mati” dihidupkan kembali dengan diterjemahkan kedalam bahasa Arab. Disamping itu banyak
berdiri akademi, sekolah tinggi dan sekolah biasa yang memenuhi kota itu. Perguruan
Nizhamiyyah, didirikan oleh Nizham Al-mulk, Perguruan Mustanshiriyah, didirikan 2 abad
kemudian oleh Khalifah Mustanshir Billah. Dalam bodang sastra, kota Bghdad terkenal dengan
hasil karya yang indah dan digemari orang. Alf Lailah wa Lailah, atau kisah seribu satu malam.
Dikota ini lahir pula al-Khawarizm (ahli astronomi dan matematika, penemu ilmu aljabar), al-
Kindi (filosof Arab pertama), al-Razi (Filosof, ahli Fisika dan kedokteran), al-Farabi (filosof
terbesar dan dijuluki dengan al-mu’allim al-Tsani, guru kedua setelah aristoteles), tiga pendiri
madzhab hokum Islam (Abu Hanifah, Syafi’I, dan Ahmad Ibn Hambal), Al-Ghazali (Filosof, teolog,
dan sufi besar dalam Islam yang dijuluki denagn Hujjah al-Islam), Abd Al-Qadir Al-Jilani (pendiri
tarekat qadiriyah), Ibn Muqaffa’ (sastraawn besar), dan lain-lain. Dalam bidang ekonomi,
perkembangannya sejalan dengan perkembangan polotiknya. Pada masa Harun Al-Rasyid dan
Al-Ma’mun, perdagangan dan industri berkembang pesat. Didukung oleh tiga buah pelabuhan
yang ramai dikunjungi para khalifah dagang internasional (Cina, India, Asia tengah, Syria, Persia,
Mesir, dan negeri Afrika lainnya) Baghdad mendapat julukan Benteng Kesucian. Disinilah
istirahatnya Imam Musa Al-Kazhim (imam ketujuh Syiah), Abu hanifah (pendiri mazhab Fiqh
Hanafi), Syaikh Junaid, Syibli, dan Abdul Kadir Jailani (pemimpin-pemimpin kaum Sufi). Kota ini
juga muncul sebagai kota terindah dan termegah didunia pada saat itu, sebelum dihancurlkan
oleh tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan tahun 1258 M. mereka menghancurkan
perpustakaan yang merupakan gudang ilmu. Pada tahun 1400 M, kota ini diserang pula oleh
pasukan Timur Lenk, dan tahun 1508 M oleh tentara kerajaan safawi. Kota Baghdad sekarang
tidak mencerminkan kemajuan Baghdad lama.
7. 7. 4 2.2 Kairo (Mesir) Kota kairo dibangun pada tanggal 17 Sya’ban 358 H/969 M oleh panglima
perang dinasti fathimiah yang beraliran syiah, Jawhar Al-Siqili, atas perintah Khalifah Fathimiah,
Al- Mu’izz Lidinillah (953-975 M), sebagai kota kerajaan dinasti tersebut. Wilayah kekuasaannya
meliputi Afrika utara, Sucilia dan Syria. Berdirinya kota Kairo sebagai ibu kota kerajaan membuat
Baghdad mendapat saingan. Kemudian, Al-Siqili mendirikan mesjid Al-azhar, 17 Ramadhan 359
H. Mesjid ini berkembang menjadi sebuah Universitas besar yang sampai sekarang masih berdiri
megah. Kota ini mengalami tiga masa kejayaan, yaitu pada masa dinasti Fathimiah, di masa
Shalah Al-Din Al-Ayyubi dan dibawah Baybars dan Al-Nashir pada masa dinasti Mamalik. Selama
pemerintahan Muizz seni dan ilmu mengalami kemajuan besar. Al-Muizz melaksanakan tiga
kebijakan besar, yaitu pembaharuan dalam bidang administrasi, pembangunan ekonomi, dan
toleransi beragama (juga aliran). Dalam bidang administrasi, ia mengangkat wazir (menteri)
untuk melaksanakan tugas kenegaraan. Dalam bidang ekonomi, ia memberi gaji khusus kepada
tentara, personalia istana, dan pejabat pemerintahan lainnya. Dalam bidang agama, diadakan
empat lembaga peradilan, dua untuk mazhab Syiah dan dua untuk mazhab Sunni. Pada masa Al-
Aziz Billah dan Hakim Biamirillah, terdapat seorang mahaguru bernama Ibn Yunus yang
menemukan pendulum dan ukuran eaktu dengan ayunannya. Karyanya Zij al-Akbar al-Hakim
diterjemahkan kedalam berbagai bahasa. Dia meninggal pada tahun 1009 M dan penemuan-
penemuannya diteruskan oleh Ibn Al-nabdi (1040) dan Hasan Ibn Haitham, seorang astronom
dan ahli optika. Pada masa pemerintahan Al-Hakim (996-1021 M), didirikan bait al-Hikmah.
Dilembaga ini banyak buku-buku. Lembaga ini juga merupakan pusat pengkajian astronomi,
kedokteran dan ajaran-ajaran Islam terutama Syiah. Ketika jayanya, di Kairo terdapat lebih
kurang 20.000 toko milik khalifah, penuh dengan barang-barang dari dalam dan luar negeri.
Khafilah-khafialah, tempat-tempat pemandian, dan sarana umum lainnya banyak didirikan
penguasa. Istana khalifah dihuni oleh 30.000 orang, 12.000 diantaranya adalah pembantu, 1000
pengawal berkuda.
8. 8. 5 Dinasti Fathimiah ditumbangkan oleh dinasti Ayyubiah yang didirikan oleh Shalah Al-Din,
seorang pahlawan Islam yang terkenal pada perang salib. Ia tetap mempertahankan lembaga-
lembaga ilmiah yang didirikan oleh Fathimiah tetapi mengubah orientasi keagamaannya dari
Syiah kepada Sunni. Ia juga mndirikan lembaga-lembaga ilmiah baru, terutama mesjid yang
dilengkapi dengantempat belajar teologi dan hokum. Karya-karya yang muncul pada saat itu dan
sesudahnya adalah kamus biografi, compendium sejarah, manual hukum dan komentar-
komentar teologi. Ilmu kedokteran diajarkan dirumah-rumah sakit. Prestasi yang lain adalah
didirikannya sebuah rumah sakit bagi ornag yang cacat pikiran. Setelah itu kekuasaan diambil
alih oleh dinasti Mamamik. Dinasti ini mampu mempertahankan pusat kekuasaannya dari
serangan bengsa Mongol dan mengalahkannya di Ayn Jalut dibawah pimpinan Baybars. Baybars
dapat dikatakan sebagai pendiri dinasti ini. Ia juga pahlawan Islam pada saat perang salib. Pada
masa itu, Kairo menjadi satu-satuya pusat peradaban Islam yang selamat dari serangan Mongol.
Oleh karenanya, Kairo menjadi pusat peradaban dan kebudayaan Islam terpenting. Pada tahun
1261 M mengundang keturunan Abbasiah untuk melanjutkan Khalifahnya di Kairo. Kemudian
banyak bangunan didirikan dengan arsitektur yang indah. Namun pada tahun 1517 M, dinasti
Mamalik dikalahkan oleh kerajaan Usmani yang berpusat di Turki dan sejak itu Kairo hanya
menjadi ibu kota provinsi dari kerajaan Usmani tersebut. 2.3 Ishafan (Persia) Isfahan ialah kota
terkenal di Persia, pernah menjadi ibu kota kerajaan Safawi.Ardasir, raja Persia pernah
membangun irigasi untuk pengaturan air dari sungai Zandah, bernama Zirrin Rod, berarti sungai
emas. Hingga sekarang perekonomian negeri ini sangat bergantung kepada pertanian kapas,
candu, dan tembakau. Kota ini, sebelum barada dibawah kerajaan Safawi, sudah beberapa kali
mengalami pergantian penguasa: Diansti Samani tahun 301 H, kemudian direbut oleh Mardawij
tahun 316 H dan memerdekakan diri dari kekuasaan Baghdad. Setelah itu jatuh ketangan
penguasa Bani Buwaih dan pada tahun 421 H direbut oleh Mahmud Al-Ghaznawi, penguasa
dinasti Ghaznawiah. Dari penguasa Ghaznawiah ini, Isfahan lepas ketangan penguasa Saljuk dan
dijadikan sebagai tempat tinggal sultan Maliksyah. Pada tahun 625 H, terjadi pertempuran disini,
ketika tentara-tentara Mongol menyerbu negeri-negeri Islam dan menjadikan Isfahan sebagai
salah satu bagian dari wilayah kekuasaan Mongol itu. Ketika Timur Lenk menyerbu negeri-negeri
Islam, kota ini ikut jatuh ketangannya tahun 790 H dan sekitar 7000 orang penduduknya
terbunuh.
9. 9. 6 Setelah itu kota ini dikuasai oleh kerajaan Usmani tahun 955 H dan pada tahun 1134 H,
terjadi pertempuran antara Husein Syah, Raja Safawi dengan Mahmud Al-Afgani, yang
mengakhiri riwayat kerajaan Safawi sendiri. Pada tahun 1141 H, kota ini berada dibawah
kekuasaan Nadir Syah. Ketika raja Safawi , Abbas I menjadikan Isafan sebagai ibu kota
kerajaannya, kota ini menjadi kota luas dan ramai dengan penduduk. Masjid Syah yang masih
ada sampai sekarang yang didirikan oleh Abbas I, merupakan salah stu mesjid terindah di dunia.
Pintunya dilapisi dengan perak. Di samping itu, ada lapangan dan tanaman yang terawat baik
dan menawan. 2.4 Istanbul (Turki) Istanbul adalah ibu kota kerajaan Turki Usmani yang
sebelumnya merupakan ibu kota kerajaan Romawi Timur, yang bernama Konstantinopel. Jauh
sebelum Turki Usmani dibawah sultan Muhammad Al-Fatih berhasil menaklukan
Konstantinopel, para pemimpin Islam sejak zaman Al-Khalifah Al-Rasyidah, kemudian khalifah
bani Umayah dan Khalifah bani Abbas berusaha kearah itu. Namun, baru pada masa kerajaan
Turki Usmani usaha itu berhasil. Setelah Muhammad Al-Fatih menjadikan Istanbul sebagai Ibu
kota kerajaan Turki Usmani, ia melakukan penataan hal-ihwal orang Kristen Yunani (Romawi).
Dalam penataan tersebut ia tetap memberikan kebebasan tehadap pihak gereja, seperti yang
dilakukan para pendahulunya dan mengakui agama lain sesuai dengan ajaran Islam yang
menghormati keyakinan suatu agama. Sultan memberi kebebasan kepada penganut agama
Kristen, misalnya untuk memilih dan menentukan agamanya. Penduduk Istanbul memang
heterogen dalam bidang agama. Menurut sensus tahun 1477 adalah sebagai berikut: Muslim
8951 rumah tangga (60%), penganut Kristen Ortodoks (Yunani) 3151 rumah tangga (21,5%),
Yahudi 1647 rumah tangga (11%), dan lain-lain 1054 rumah tangga (7.5%). Kehidupan
keagamaan merupakan bagian terpenting dalam system sosial dan politik Turki Usmani. Pihak
penguasa sangat terikat dengan syariat islam. Ulama mempunyai kedudukan tinggi dalam
kehidupan rnegara dan masyarakat usmani. Mufti sebagai pejabat tinggi agama, berwenang
menyampaikan fatea resmi mengenai problematika keagamaan. Tanpa legitimasi mufti,
keputusan hokum kerajaan tidak bisa berjalan. Ilmu pengetahuan seperti fiqh, tafsir, kalam dan
lain-lain, tidak mengalami perkembangan. Kebanyakan penguasa usmani cenderung bersikap
taqlid dan fanatic terhadap satu madzhab dan menentang madzhab-madzhab lainnya.1 1
H.Murodi. Sejarah Kebudayaan Islam,(Semarang: Karya Toha Putra 2010) hlm 154
10. 10. 7 Kerajaan Turki Usmani dengan ibu kota Istanbul itu menjadi sebuah Negara adi daya pada
masa jayanya. Wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar Eropa Timur, Timur Tengah, dan
Afrika Utara. Sebagai sebuah kerajaan Islam terbesar pada saat itu, maka raja- rajanya juga
memakai gelat khalifah. Istana khalifah terletak di kota ini. Sebagai ibu kota, disinilah tempat
berkembangnya kebudayaan Turki yang merupakan perpaduan bermacam- macam kebudayaan.
Mereka banyak mengambil ajaran etika dan politik dari bangsa Persia. Dalam bidang kemiliteran
dan pemerintahan, kebudayaan Bizantium banyak mempengaruhi kerajaan Turki Usmani ini.
Kemudian sejak mereka pertama kali masuk Islam, Arab sudah menjadi guru mereka dalam
bidang agama, ilmu, prinsip-prinsip kemasyarakatan, dan hokum. Huruf Arab dijadikan huruf
resmi kerajaan. Kekuasaan tertinggi memang berada di tangan sultan, tetapi roda pemerintahan
dijalankan oleh Shadr Al-A’zham (perdana menteri) yang berkedudukan di ibu kota. Jabatan-
jabatan penting, termasuk perdana menteri, seringkali justru diserahkan kepada orang-orang
asal Eropa, dengan syarat menyatakan diri secara formal masuk Islam. Dalam bidang arsitektur,
masjid-masjid yang dibangun disana membuktikan kemajuannya. Gereja Aya Sophia, setelah
penaklukan diubah menjadi sebuah masjid agung yang terpenting di Istanbul. Masjid-masjid
yang penting lainnya adalah Masjid Agung Al-Muhhamadi, Masjid Abu Ayyub Al-Anshari, Masjib
Bayazid dengan gaya Persia, dan masjid Sulaiman Al-Qanuni. Di samping masjid, para sultan juga
mendirikan istana- istana dan villa yang megah, sekolah, asrama, rumah sakit, panti asuhan,
penginapan, pemandian umum, pusat-pusat tarekat, dan sebagainya. 2.5 Delhi (India) Delhi
adalah ibu kota kerajaan-kerajaaan Islam di India sejak tahun 608 H sampai kerajaan Mughal
runtuh oleh Inggris tahun 1858. Delhi juga menjadi pusat kebudayaan dan peradaban Islam di
India. Sebelum Islam masuk, Delhi berada di bawah kekuasaan keturunan Johan rajput. Tahun
589 H kota ini ditaklukkan oleh Qutb Al-Din Aybak dan tahun 602 H ini dijadikan ibu kota
kerajaan tersendiri olehnya. Dinasti Mamluk ini berkuasa sampai tahun 689 H, kemudian diganti
oleh dinasti Khalji (1296-1316 M), setelah itu dinasti Tughlug (1320-1413 M). dengan Raja Babur
sebagai raja Mughal yang pertama, yang merebut Delhi dari tangan dinasti Lodi.
11. 11. 8 Seni Arsitektur merupakan bidang yang mencapai kemajuan terbesar kerajaan Mughal.
Sejumlah bangunan peninggalan Mughal yang sangat indah dan mengagumkan masih dapat kita
saksikan hingga sekarang. Misalnya, Istana Fatpur Sikri di Sikri, Vila dan sejumlah masjid Indah
yang dibangun, serta Taj Mahal di Agra yang dibangun Oleh Syeh Jehan, serta masjid Agung dan
istana di Lahore.2 Sedangkan pada Dinasti Mamluk mendirikan sebuah menara setinggi 257 kaki
(Qutb Manar) dan sebuah Masjid bernama “Qutb Al-Islam. Mamluk juga memperluas tembok
kota Hindu (kil’a Ray Pithora). Dinasti Khalji memperluas benteng Lalkot yang lama dengan
maksud mempertahankan kota dari serangan bangsa Mongol. Dinasti ini juga mendirikan
sebuah istana megah tersendiri. Sementara itu, raja pertama dinasti Thuglug mendirikan
Tughlughabad, sekitar 8 km di sebelah timur Kil’a Ray Pithora, yang kemudian dijadikan sebagai
pusat pemerintahan tahun 720 H. Muhammad ibn Tughlug juga melaksanakan sebuah proyek
raksasa, yaitu mendirikan Adilabad yang kemudian dikenal dengan kota Jahanpanah. Hal yang
sama dilakukan Fairuz Tughlugh dengan mendirikan kota Fairuzabad yang kemudian dikenal
dengan Syahjahanabad. Setelah Delhi Delhi dihancurkan oleh tentara timur Lenk, kekuasaan
raja-raja yang berkedudukan di Delhi merosot tajam. Delhi baru menjadi ibu kota kerajaan
Mughal pada masa Humayun (1530-1556), seorang raja yang cinta ilmu. Dia wafat saat terjatuh
di tangga perpustakaannya di Panah. Raja Mughal lainnya, Syah Jehan (1628-1658M) mendirikan
kota Syahjahanabad. Delhi Islam yang dapat disaksikan sekarang adalah Delhi yang hanya
dibangun oleh kerajaan Mughal. 2.6 Andalus (Spanyol) Di Spanyol anyak kota-kota Islam yang
Mashyur dan menjadi pusat peradaban Islam:Sevilla, Kordova, Granada, Murcia, dan Toledo.
Yang terpenting diantaranya adalah Kordova dan Granada. 2 Ibid hlm 147
12. 12. 9 a. Cordova Sebelum Spanyol ditaklukan oleh tentara Islam tahun 711 M, Kordova adalah
ibu kota kerajaan Kristen Visigoth, sebelum dipindahkan ke Toledoi. Dibawah pemerintahan
Visigoth, Kordova yang sebelumnya makmur menjadi mundur. Kemakmurannya bangkit kembali
di masa kekuasaan Islam. Pada tahun 756 M, kota ini menjadi ibu kota dan pusat pemerintahan
Bani Umayyah di Spanyol, setelah Bani Umayyah di Damaskus jatuh ke tangan Bani Abbas tahun
750 M. Penguasa Bani Umayyah pertama Spanyol adalah Abn Al-Rahman Al-Dakhil. Kekuasaan
bani Umayyah di Andalus ini berlangsung dari tahun 756 M-1031 M. Sebagai ibu kota
pemerintahan, Kordova di masa Bani umayah mengalami perkembangan pesat. Banyak
bangunan baru yang didirikan, seperti istana dan masjid-masjid.Kota ini juga diperluas,
membangun sebuah jembatan berarsitektur islam dalam gaya Romawi, dan lain- lain.
Perkembangan kota ini mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Abd Al-Rahman Al-nashir
di pertengahan abad ke10 M.Pada masa Islam, Kordova terkenal juga sebagai pusat kerajinan
barang-barang dari perak, sulaman-sulaman, dari sutera dan kulit. Pada tahun 1236 M, Kordova
direbut oleh tentara Kristen di bawah pimpinan Ferdinand III dari Castilla. Setelah itu, supremasi
Islam di Spanyol mulai mengalami kemunduran. Pada masa pemerintahan Bani Ummayah di
Spanyol, Kordova mnejadi pusat ilmu pengetahuan. Di kota ini berdiri Universitas Cordova,
perpustakaan besar yang mempunyai koleksi kira-kira 400.000 judul buku. Hal tersebut tak
terlepas dari Abd Al-rahman Al-Nashir dan anaknya Al- Al-HAkam. Pada masanyalah tercapai apa
yang dinamakan masa keemasan ilmu pengetahuan dan sastra di Spanyol Islam. Zaman emasnya
kesusastraan dan Ilmu di Spanyol terjadi ketika daerah ini dibawah pemerintahan Hakam Al-
Mustansir Billah yang meninggal tahun 976 M. Pada masa jayanya, di Kordova terdapat 491
masjid dan 900 pemandian umum. Karena air di Kota ini tak dapat diminum, penguasa Muslim
mendirikan saluran air dari pegunungan yang panjangnya 80 km.3 b. Granada Kota ini berada
dibawah kekuasaan Islam hamper bersamaan dengan kota-kota lain di Spanyol yang ditaklukan
oleh tentara Bani Umayyah di bawah pimpinan Thariq Ibn Ziyad dan Musa ibn Nushair tahun 711
M. Pada masa pemerintahan Bani Umayyah di Spanyol, kota ini disebut Andalusia Atas. Pada
masa itu, Granada mengalami perkembangan pesat. 3 Dr.Badri Yatim. Sejarah Peradaban
Islam,(Jakarta: Raja Grafindo Persada 2004) hlm 293
13. 13. 10 Setelah Bani Umayyah mengalami kemunduran, tahun 1031 M, dalam jangka 60 tahun,
Granada diperintah oleh dinasti Zirids. Setelah itu, Granada jatuh kebawah pemerintahan Al-
Mubarithun, sebuah dinasti barbar di Afrika Utara pada tahun 1090-111149 M. Pada abad ke12,
Granada menjadi Kota terbesar kelima di Spanyol. Sejak abad ke13, Granada diperintah oleh
dinasti Nasrid selama lebih kurang 250 tahun. Pada masa itulah dibangun istana megah (Al-
Hambra). Istana ini dibangun oleh arsitek-arsitek Muslim pada tahun 1238 M dan terus
dikembangkan sampai tahun 1358 M. Istana ini terletak di sebelah Timur Al-Kajaba, sebuah
benteng tentara Islam. Granada terkenal dengan tembok dan 20 menara mengitarinya. Pada
masa pemerintahan Muhammad V (1354-1391 M), Granada mencapai puncak kejayaannya, baik
dalam bidang arsitektur maupun dalam bidang politik. Pada tahun 1492, kota ini jatuh ke tangan
penguasa Kristen, raja Ferdinand dan Issabela. Selanjutnay, tahun 1610 M orang-orang Islam
diusir dari kota ini oleh penguasa Kristen. 2.7 Samarkand dan Bukhara (Transoxania) Kota ini
beberapa kali diduduki oleh Iskandar ketika ia dan pasukannya berperang melawan Spitamenes.
Tapi menurut bangsa Arab, Iskandarlah yang mendirikan kota itu.Setelah tahun 323 M, kota ini
menjadi bagian dari sebuah kekuasaan yang berpusat di Bactria. Setelah itu, disana berdiri
kerajaan Graeco-Bactrion (Bactria Yunani) pada masa Anthiochus II Theos. Sejak itu, hubungan
politik dan ekonomi antara Samarkand dengan Persia dan Cina terputus, meskipun dalam bidang
budaya masih berlanjut. Dilihat dari bangunan-bangunan kuno, pengaruh Persia sudah lama
tertanam disana. Pengaruh Cina juga besar. Sebelum Islam datang disana sudah terdapat
tempat ibadah agama Budha. Usaha-usaha Islam dalam ekspansi ke negeri ini selalu gagal,
kecuali setelah Qutaibah ibn Muslim ditunjuk sebagai gubernur Khurasan. Ketika itu Samrkand
diperintah oleh Tharkhun. Pada tahun 91 H ia mengadakan perjanjian damai dengan Qutaibah
dan berjanji untuk membayar Jizyah (pajak) kepada pemerintah Islam di Damaskus, dibawah
dinasti Bani umayyah. Namun penduduk negeri itu marah kepada Tarkhun dan menurunkannya
dari kekuasaannya. Posisinya diganti oleh Ikhsyiz Ghurik. Qutaibah berjasil memaksa Ikhsyiz
untuk menerima perjanjian itu pada tahun 93 H setelah ia dan pasukannya mengepung kota
dalam waktu yang cukup panjang. Sejak itu, Samarkand dan Bukhara menjadi batu loncatan
untuk melancarkan ekspansi lebih luas di negeri Transoxiana.
14. 14. 11 Pada tahun 204 H, Al-Ma’mun , khalifah dari Bani Abbas di Baghdad menyerahkan semua
urusan pemerintahan negeri Transoxiana, khususnya Samarkand dan Bukhara kepada keluarga
Asad ibn Saman. Sejk itu, dua kota ini berada di bawah kekuasaan dinasti Samaniah. Samarkand
menjadi daerah yang sangat makmur dan sejahtera. Ia menjadi pusat perdagangan dan
kebudayaan Islam. Penghasilan utama kota Samarkand adalah kertas Samarkand yang terkenal.
Sedangkan kota Bukhara terkenal dengan perdagangan dan industri tenunnya. Di Samarkand
terdapat makam terkenal, yaitu makam Qasim ibn Abbas (pembawa agama Islam ke negeri ini
pada masa Khlaifah Usman bin Affan). Sedangkan di Bukhara terdapat makam Baha’ Al-Din Al-
Naqsyabandi. Bukhara juga dikenal sebagai pusat ilmu-ilmu keagamaan Islam. Setelah dinasti
Samaniah runtuh, Samrkand dan Bukhara jatuh ke tangan dinasti Seljuk Sanjar tahun 495 H. tapi
pada tahun 536 H kota ini direbut oleh dinasti Khawarizmsyah. Pada tahun 606 H, dua kota ini
dikepung oleh Jengis Khan, yaitu pada tahun 616 H, setahun kemudian, kota Samarkand, setelah
sebagian penduduk dibunuh dan bangunan dihancurkan, penduduk yang lain diperkenankan
tinggal di sana di bawah kekuasaan Mongol. Selama seratus lima puluh tahun berikutnya sejarah
kota ini sangat menyedihkan. Kebangkitan kembali terjadi mulai tahun 771 H, pada masa
pemerintahan Timur Lenk, penguasa tertinggi di Transoxiana. Timur Lenk menjadikan
Samarkand sebagai ibu kota pemerintahannya. Kota ini diperindah oleh Ulugh Bek (857 H), cucu
Timur Lenk, dengan mendirikan sebuah istana yang sangat megah. Di pihak lain, Bukhara, secara
politik, menjadi sebuah kota yang tak berarti. Tahun 906 H, dua kota ini jatuh ke tangan
Syaibani, raja Uzbek. Setelah ia wafat, direbutoleh Babur, raja Mughal di India dan daerah
Transoxiana kembali dikuasai oleh orang-orang Uzbekistan. Pada tahun 1917 M, Uni Soviet
berdiri dan Uzbekistan yang didalamnya terdapat Samarkand dan Bukhara menjadi bagian dari
Uni Soviet. Penduduknya kemudian menganut ideology Komunis. Sejak tahun 1992 M,
Uzbekistan menjadi Negara muslim merdeka, karena Uni Soviet bubar dengan sendirinya.4 4
http://vilope.blogspot.com/2010/06/pusat-pusat-peradaban-islam.html
15. 15. 12 BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Mengetahui betapa besar kontribusi Islam terhadap
lahirnya peradaban Islam berskala dunia terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi,
sesungguhnya kemajuan yang dicapai Barat pada mulanya bersumber dari peradaban Islam.
Kemudian Kita juga dapat menyimak, bahwa puncak pencapaian penguasaan sains dan
teknologi pada zaman kejayaan umat Islam masa lalu terkait erat dengan tegaknya sistem
kekhilafahan, dimana adanya sistem komando yang terintegrasi secara global yang peranan
secara politik sejalan dengan peranan agama. Kita juga mendapatkan gambaran dalam sejarah
bahwa sosok para pemimpin terdahulu yang shaleh selain sebagai seorang negarawan yang
handal dan mumpuni, juga sebagai seorang ‘ulama yang takut pada Rabb-nya, mencintai ilmu
serta mencintai rakyatnya. Pada aspek ini kita bisa melihat adanya integrasi tiga pilar utama
dalam pembentukan peradaban Islam yaitu agama, politik dan ilmu pengetahuan terpadu dalam
satu kendali sistem kekhilafahan dibawah pimpinan seorang khalifah. Oleh karena itu, umat
Islam perlu kembali menggelorakan semangat keilmuan para ilmuwan muslim atas
sumbangsihnya yang amat besar bagi peradaban umat manusia di dunia dalam menyongsong
kembali kejayaan Islam dan umatnya. 3.2 Saran Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan
datang.
16. 16. 13 DAFTAR PUSTAKA Yatim, Badri. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Raja Grafindo
Persada Murodi, H. 2010. Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang:Karya Toha Putra
http://vilope.blogspot.com/2010/06/pusat-pusat-peradaban-islam.html Diakses pada tanggal 20
Oktober 2011

Anda mungkin juga menyukai