Anda di halaman 1dari 28

PENGAUDITAN 1

“Pengauditan Sistem EDP”

Oleh :
Fatima Sari Devi
A31114019

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2016

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan modul pembelajaran mata kuliah
pengauditan 1 tentang “Pengauditan Sistem EDP” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap adanya
kritik, saran, dan usulan demi perbaikan modul yang akan dibuat, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya ,
sekiranya juga dapat berguna bagi penulis sendiri dan orang lain yang membaca.

Makassar, 22 November 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

2
HALAMAN JUDUL 1

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAGIAN 1 – TINJAUAN MATA KULIAH 5


A. DESKRIPSI MATA KULIAH
B. KEGUNAAN MATA KULIAH
C. SASARAN BELAJAR

BAGIAN 2 – PENDAHULUAN 8
A. SASARAN PEMBELAJARAN
B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL
C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL
D. URUTAN PEMBAHASAN

BAGIAN 3 – MATERI PEMBELAJARAN

A. PEMAHAMAN MENGENAI EDP 10


1. Definisi Komputer dan Pengolahan Data 10
2. Defini EDP 10
3. Era Pengolahan Data Elektronik 11
4. Metode Audit EDP 11
5. Komponen Sistem PDE 12
6. Kelebihan Dan Kekurangan Sistem PDE 13
Dibanding Sistem Manual
7. Perbedaan antara sistem EDP dan sistem manual 16
8. Perbedaan antara sistem EDP dan sistem manual 17

B. PENGENDALIAN INTERN PADA SISTEM PDE 19

3
1. Pengendalian Organisasi dan Operasi 19
2. Pengendalian Perancangan Sistem dan Dokumentasi 20
3. Pengendalian Akses Untuk Mencegah Penggunaan 20
Peralatan Pde, File Data, Dan Program Komputer
Tanpa Autoritasi
4. Pengendalian Aplikasi 21
5. Penerapan Standar Auditing Pada Sistem PDE 22

C. METODOLOGI UNTUK MEMENUHI STANDAR 23


PEKERJAAN LAPANGAN KEDUA
1. Penghimpunan Pemahaman Struktur Pengendalian Intern 23

BAGIAN 4 – PENUTUP
A. RANGKUMAN 24
B. LATIHAN 24
C. UMPAN BALIK 26

DAFTAR PUSTAKA 27

4
BAGIAN I
TINJAUAN MATA KULIAH

A. DESKRIPSI MATA KULIAH


Mata kuliah Pengauditan 1 merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa akuntansi.
Mata kuliah ini memberikan wawasan dan pemahaman mengenai berbagai pokok
pembahasan yang mencakup : auditing dan profesi akuntan publik, audit laporan
keuangan dan tanggung jawab auditor; etika professional; kewajiban legal auditor;
sasaran audit, bukti audit, dan kertas kerja; penerimaan, penugasan, dan perencanaan
audit; materialitas, risiko audit, dan strategi audit awal; struktur pengendalian intern;
menilai risiko pengendalian dan uji pengendalian; risiko deteksi dan rancangan uji
substantif; pengambilan sampel audit dalam uji pengendalian;

B. KEGUNAAN MATA KULIAH


Dengan mempelajari mata kuliah pengauditan 1, mahasiswa dapat menguasai
kompetensi khusus, yaitu mampu melaksanakan proses pengauditan dan penyusunan
laporan auditan suatu entitassecara professional.
Selain itu mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi pendukung, diantaranya
sebagai berikut :
1. Mampu membuat prosedur pemeriksaan.
2. Mampu memahami struktur pengendalian intern perusahaan.
3. Mampu menggunakan pengetahuan akuntansi dan kompeterisasi.
Serta mahasiswa juga diharapkan memiliki kompetensi lainnya, yaitu kemampuan
untuk bekerjasama baik sebagai pimpinan maupun sebagai anggota kelompok (tim audit)
C. SASARAN BELAJAR
Perkuliahan dilaksanakan sebanyak 16 kali pertemuan, dimana 2 pertemuan akan
digunakan untuk evaluasi kemampuan mahasiswa, yaitu ujian tengah semester dan ujian
akhir semester, dan 14 pertemuan untuk mempelajari sasaran-sasaran pembelajaran yang
ingin dicapai sebagai berikut :
PERTEMUAN SASARAN PEMBELAJARAN
1 Mampu memahami GBRP dan kerangka konseptual auditing
a. Mampu memahami definisi auditing, tipe audit, dan
2

5
auditor
b. Mampu memahami jasa-jasa yang diberikan oleh KAP
c. Mampu memahami organisasi yang berhubungan
dengan profesi
a. Mampu memahami hal-hal yang mendasari audit
3
laporan keuangan
b. Mampu memahami pihak-pihak yang berhubungan
dengan Auditor Independen
c. Mampu memahami standar auditing
d. Mampu memahami laporan auditor dan tanggung
jawabnya
a. Mampu memahami etika dan moralitas
4
b. Mampu memahami kode etik AICPA
c. Mampu memahami kode etik akuntan publik di
Indonesia
d. Mampu memahami penegakan aturan
a. Mampu memahami lingkungan yuridis
5
b. Mampu memahami kewajiban menurut hukum
kebiasaan
c. Mampu memahami kewajiban menurut undang-undang
pasar modal
a. Mampu memahami sasaran audit
6.
b. Mampu memahami bukti audit
c. Mampu memahami prosedur audit
d. Mampu memahami kertas kerja
a. Mampu memahami tahap-tahap audit laporan keuangan
7
b. Mampu memahami penerimaan penugasan
c. Mampu memahami perencanaan audit

Mid Semester
8
a. Mampu memahami materialitas
9
b. Mampu memahami risiko audit

6
c. Mampu memahami startegi audit awal
a. Mampu memahami definisi pengendalian intern
10.
b. Mampu memahami komponen SPT
c. Mampu memahami tujuan SPT
a. Mampu memahami risiko pengendalian
11
b. Mampu memahami uji pengendalian dan kepatuhan
c. Mampu memahami pertimbangan lainnya
a. Mampu memahami risiko deteksi
12
b. Mampu memahami rancangan uji substansif
c. Mampu memahami dan mengembangkan program audit
untuk uji substansif
d. Mampu memahami pertimbangan khusus dalam
rancangan uji substansif
a. Mampu memahami konsep dasar pengambilan sampel
13
audit
b. Mampu memahami dan merancang sampel atribut
statistik untuk uji pengendalian
c. Mampu memahami penyelesaian sampel atribut statistic
dan pengevaluasian hasil
a. Mampu memahami konsep dasar pengambilan sampel
14
audit
b. Mampu memahami probabilitas dan proporsional untuk
ukuran pengambilan sampel
c. Mampu memahami pengambilan sampel non statistik
dalam uji substansif
a. Mampu memahami sistem EDP
15
b. Mampu memahami dampak sistem EDP terhadap
struktur pengendalian intern
c. Mampu memahami metodologi untuk menyesuaikan
dengan standar pekerjaan lapangan

Final Test
16

7
8
BAGIAN II
PENDAHULUAN
PENGAUDITAN SISTEM EDP

A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang auditing dan profesi akuntan publik, maka
mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Memahami sistem EDP
2. Memahami dampak sistem EDP terhadap struktur pengendalian intern
3. Memahami metodologi untuk menyesuaikan dengan standar pekerjaan lapangan

B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL


Modul ini membahas tentang auditing dan profesi akuntan public yang merupakan
materi awal untuk mata kuliah pengauditan 1, dimana di materi ini akan mempelajari
sistem EDP, dampak sistem EDP terhadap struktur pengendalian intern, dan
metodologi untuk menyesuaikan dengan standar pekerjaan lapangan.

C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini adalah sebagai
berikut :
1. Dapat menjelaskan sistem EDP
2. Dapat menjelaskan dampak sistem EDP terhadap struktur pengendalian intern
3. Dapat menjelaskan metodologi untuk menyesuaikan dengan standar pekerjaan
lapangan

D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Sistem EDP
2. Dampak sistem EDP terhadap struktur pengendalian intern
3. Metodologi untuk menyesuaikan dengan standar pekerjaan lapangan

BAGIAN III

9
MATERI PEMBELAJARAN

A. PEMAHAMAN MENGENAI EDP


1. Definisi Komputer dan Pengolahan Data
Komputer adalah serangkaian atau sekelompok mesin elektronik yang terdiri
dari ribuan bahkan jutaan komponen yang dapat saling bekerja sama, serta
membentuk sebuah sistem kerja yang rapi dan teliti untuk mengolah informasi
menurut prosedur yang telah dirumuskan, menerima input, mengolah input,
memberikan informasi, menggunakan suatu program yang tersimpan di memori
komputer, dan dapat menyimpan program dan hasil pengolahan, serta bekerja secara
otomatis.
Data adalah kumpulan kejadian yang diangkat dari suatu kenyataan,
penggambaran fakta, pengertian instruksi yang dapat disampaikan dan diolah oleh
manusia atau mesin yang berupa angka-angka, huruf-huruf atau simbol-simbol
khusus atau gabungan darinya. Data mentah masih belum bisa bercerita banyak,
sehingga perlu diolah lebih lanjut.
Pengolahan data yang diolah dengan menggunakan komputer dikenal dengan
Pengolahan Data Elektronik (PDE) atau Electronik Data Processing (EDP). Sistem
Pengolahan Data adalah adalah sistem yang melakukan pengolahan data.

2. Definisi EDP
Pengertian EDP (Electronic Data Processing) - Pemrosesan data elektronik
(Inggris: electronic data processing disingkat EDP) adalah metode dalam suatu
pemrosesan data komersial. Sebagai bagian dari teknologi informasi, EDP
melakukan pemrosesan data secara berulang kali terhadap data yang sejenis
dengan bentuk pemrosesan yang relatif sederhana. Sebagai contoh,pemrosesan
data elektronis dipakai untuk pemutakhiran (update) stock dalam suatu daftar
barang (inventory), pemrosesan transaksi nasabah bank, pemrosesan booking
untuk tiket pesawat terbang, reservasi kamar hotel, pembuatan tagihan untuk suatu
jenis layanan, dll. Selain itu, Pengertian Electronic Data Processing ( EDP ) secara
umum adalah penggunaan metode automatis dalam pengolahan data komersil.
Biasanya penggunaan edp ini relatif simple, aktivitas yg berulang untuk
memproses informasi dalam jumlah yg besar. Misalnya : update stok barang untuk

10
dimasukkan ke dalam inventaris, transaksi banking untuk dimasukkan ke dalam
account dan master file pelanggan, booking dan pemesanan tiket ke system
reservasi maskapai penerbangan, dll.

3. Era Pengolahan Data Elektronik


Pada awal pemanfaatan komputer dalam bisnis, komputer dimanfaatkan
sebagai mesin pengolah data yang difokuskan untuk mengolah angka. Komputer
dalam era ini lebih banyak difokuskan sebagai alat untuk pengolahan data
transaksi untuk menghasilkan laporan keuangan. Pengolahan data dalam jumlah
besar merupakan pemanfaatan utama komputer.
DATA INFORMATION
PROCESSING TECHNOLOGY NETWORK ERA
ERA ERA
Peran utama Pengolahan transaksi Pengolahan Distribusi
teknologi (Transaction informasi pengetahuan
informasi processing) (Information (Knowledge
processing) Distribution)
Nilai yang Data Informasi Pengetahuan
dihasilkan oleh (Knowledge)
teknologi
informasi

4. Karakteristik PDE :
a) Kompleksitas teknis
Sistem PDE dapat ditentukan menurut kompleksitas teknisnya dan sejauh mana
sistem PDE digunakan dalam organisasi. Sistem yg tidak kompleks dapat dibuat
kompleks melalui salah satu atau kombinasi dari beberapa cara:
Pemrosesan on-line : memungkinkan akses langsung ke dalam komputer.
Transaksi-transaksi dimasukkan langsung ke dalam sistem sehingga master file
dimutakhirkan pada saat entri dibuat daripada ditangguhkan seperti pada basis
batch.
Sistem komunikasi : menghubungkan komputer secara langsung dengan para
pemakai di seluruh dunia.

11
Pemrosesan yang terditribusi : funsi komputer disebar di antara beberapa CPU
yang tersebar secara geografis dan dihubungkan oleh suatu sistem komunikasi.
Manajemen data base : untuk pemakaian file secara efisien dan dapat
memutakhirkan file secara terus menerus, yaitu dengan cara menyortir secara
fisik setiap elemen dan data hanya sekali dan pada waktu aplikasi komputer
diproses datanya diformat ke dalam struktur file yang diinginkan.
Sistem operasi yang kompleks : memungkinkan berbagai fungsi dijalankan
secara simultan.
b) Luas Pemakaian
Keluasan pemakaian PDE dalam suatu sistem juga berkaitan dengan
kompleksitasnya. Biasanya bila lebih banyak fungsi perusahaan dan akuntansi
dilaksanakan oleh komputer, maka sistemnya harus menjadi kompleks agar dapat
menampung kebutuhan-kebutuhan pemrosesan. Cara agar sistem dapat menjadi
kompleks ialah dengan menambah jumlah siklus transaksi yang
dikomputerisasikan.

5. Metode Audit EDP


1. Auditing-around the computer, yaitu pendekatan audit dengan memperlakukan
komputer sebagai kotak hitam, teknik ini tidak menguji langkah langkah proses
secara langsung, hanya berfokus pada input dan output dari sistem computer.
Kelemahannya:
 Umumnya data base mencakup jumlah data yang banyak dan sulit untuk
ditelusuri secara manual
 Tidak membuat auditor memahami sistem computer lebih baik
 Mengabaikan pengendalian sistem, sehingga rawan terhadap kesalahan
dan kelemahan potensial dalam system.
 Lebih berkenaan dengan hal yang lalu dari pada audit yang preventif
 Kemampuan computer sebagai fasilitas penunjang audit mubazir
 Tidak mencakup keseluruhan maksud dan tujuan audit.
2. Auditing-through the computer, pendekatan audit yang berorientasi computer
yang secara langsung berfokus pada operasi pemrosesan dalam sistem computer
dengan asumsi bila terdapat pengendalian yang memadai dalam pemrosesan,
maka kesalahan dan penyalahgunaan dapat dideteksi.

12
3. Auditing-with the computer, menggunakan computer (audit software) untuk
membantu melaksanakan langkah langkah audit. Generalized Audit Software
Program (GASP) untuk substantive test.
Manfaat GASP:
 memungkinkan auditor memiliki tingkat independensi yang tinggi
 mengurangi keperluan tingkat keahlian computer dan pelatihan
 dapat mengakses berbagai catatan klien tanpa program khusus
 memungkinkan auditor mengendalikan pelaksanaan program
 memanfaatkan kecepatan dan keakuratan computer
Kelemahan GASP:
 dirancang untuk kemudahan implementasi tapi mengabaikan efisiensi
 banyak GASP hanya berfungsi pada computer tertentu

6. Komponen Sistem PDE


Ada empat komponen sistem PDE, yaitu:
a. Perangkat keras (hardware) komputer
Hardware merupakan peralatan fisik yang digunakan dalam sistem PDE.
Konfigurasi hardware berisi lima komponen, yaitu:
i. Central processing unit (CPU)
ii. Peralatan input (input device)
iii. Peralatan output
iv. Peralatan komunikasi komputer
v. Secondary storage
b. Perangkat lunak (software) komputer
Perangkat lunak komputer yang terkait dengan sistem PDE adalah system
software dan aplication software. Perangkat lunak sistem terdiri dari:
1) Sistem operasi.
2) Program utility.
3) Compilers dan assemblers.
4) Sistem manajemen basis data atau database management system.
c. Metode pengorganisasian data

13
Metode organisasi data merupakan cara bagaimana data diorganisasi dalam file
komputer. Ada dua jenis metode pengorganisasian data yang dapat digunakan,
yaitu:
i. Traditional File Method
Pada metode ini, master file dan file transaksi dipisahkan untuk setiap
aplikasi akuntansi atas siklus transaksi yang berbeda.
ii. Database Method
Database method merupakan organisasi data yang didasarkan pada
kemampuan data dalam file untuk diakses langsung oleh berbagai program
aplikasi.
d. Metode pemrosesan data
Ada tiga jenis metode pemrosesan data yang dapat digunakan, yaitu:
i. Batch Entry/Batch Processing
Pada metode batch entry/batch processing data transaksi yang
ada dikumpulkan dalam suatu batch atau kelompok. Setelah itu,
data yang ada dalam kelompok tersebut dimasukan sekaligus ke
dalam komputer untuk diproses bersama-sama. Pengolahan data
menggunakan batch processing, dilakukan dalam dua bentuk
yang berbeda yang terletak pada urutan datanya. Ada dua jenis
pengolahan data sesuai dengan urutan data yaitu:
 Data diproses secara urut seperti urutan data dalam file.
Pada cara ini, transaksi yang terjadi perlu disortir ke
dalam urutan yang sesuai dengan urutan data dalam file.
Setelah itu pengolahan data dapat dilaksanakan.
 Data diproses secara urut seperti urutan transaksi yang
terjadi. Pada cara ini, transaksi yang terjadi tidak perlu
disortir terlebih dahulu karena transaksi yang ada akan
diproses sesuai urutan transaksi.

ii. On-Line Entry/Batch Processing


Pada metode on-line entry/batch processing, data transaksi yang
terjadi langsung dimasukkan melalui terminal, tetapi tidak
langsung diproses. Data yang dimasukkan melalui terminal,

14
disimpan terlebih dahulu dalam suatu file transaksi menunggu
saat pemrosesan. Validitas transaksi akan diverifikasi terlebih
dahulu sebelum dicatat dalam file transaksi. Pengolahan data
yang menggunakan batch processing, dilakukan sekaligus oleh
komputer.
Metode on-line entry/batch processing dapat dibedakan menjadi
dua cara, yaitu:
 Pengecekan validitas dilakukan dengan menggunakan data
referensi yang ada dalam file.
 Pengecekan validitas dilakukan dengan menggunakan
program-program yang berisi nilai-nilai tertentu.

iii. On-Line Entry/On-Line Processing


Pada metode on-line entry/on-line processing data transaksi
yang terjadi langsung dimasukan melalui terminal untuk langsung
di proses. Terminal tidak hanya merupakan alat input data, tetapi
juga merupakan alat output data. Terminal merupakan alat output
data karena hasil pengolahan data transaksi yang dimasukkan,
dapat segera tampak pada layar komputer. Begitu data
dimasukkan melalui terminal, validitas transaksi akan langsung
diverifikasi. Apabila data tersebut valid maka data langsung
diproses. Apabila data tersebut tidak valid, maka data tidak
diproses, dan kesalahan yang terjadi akan disampaikan melalui
tampilan layar komputer

e. Bukti Elektronis
Dalam sistem akuntansi yang sudah terkomputerisasi, bukti-bukti yang
dihasilkan mempunyai karateristik yang berbeda dengan akuntansi
tradisional atau manual. Bukti elektronis dapat berisi 4 bentuk dasar
informasi, yaitu teks, data, video, dan suara seperti halnya bukti-bukti
tradisional, bukti elektronis dapat meningkatkan masalah yang berkaitan
dengan keandalan, kelengkapan maupun integritas bukti dan juga menutut
lebih banyak pengendalian dibandingkan dengan bukti tradisional.

15
Auditor seharusnya mempertimbangkan masalah kunci yang berkaitan
dengan penilaian, yaitu:
1) Informasi elektronis sebagai bukti yang kompeten
2) Penyajian bukti elektronis
3) Kompetensi alat atau media yang digunakan untuk mengakses bukti
elektronis
4) Definisi kesalahan
5) Pengendalian kinerja terpasang

7. Kelebihan Dan Kekurangan Sistem PDE Dibanding Sistem Manual


Metode pengelolaan data dengan sistem PDE mempunyai beberapa kelebihan
dan juga mempunyai beberapa kelemahan antara lain:
Kelebihan sistem PDE yang berkaitan dengan auditing:
b. Sistem PDE dapat memberikan konsistensi yang lebih baik dalam
pemrosesan data daripada sistem manual.
c. Sistem ODE dapat memberikan laporan akuntansi yang lebih tepat
waktu dan lebih efektif untuk pengawasan dan penelaahan operasi
daripada sistem manual.
d. Sistem PDE dapat mencegah kesalahan perhitungan dan penulisan data
transaksi yang sering terjadi pada sistem manual.
e. Pada sistem PDE ada fungsi pengendalian yang dimasukan secara built
up ke dalam komputer. Misalkan adanya password. Hal ini tidak
terdapat pada sistem manual.

Kelemahan Sistem PDE:


a. Sistem PDE menghasilakan jejak transaksi yang terbatas dibandingkan sistem
manual. Jejak transaksi untuk keparluan audit hanya tersedia untuk jangka
waktu yang pendek.
b. Lebih sedikit bukti dokumenter mengenai kinerja prosedur pengendalian pada
sistem PDE daripada sistem manual.
c. Informasi pada sistem PDE kurang Visible atau sulit dilihat daripada sistem
manual.

16
d. Pengurangan campur tangan manusia dalam sistem PDE dapat mengakibatkan
tersembunyinya kesalahan yang sebenarnya dapat diamati dalam sistem
manual.
e. Informasi dalam sistem PDE lebih rawan terhadap kerusakan fisik
dibandingkan sistem manual.
f. Berbagai fungsi dapat terkonsentrasikan dalam sistem PDE sehingga
mengurangi pemisahan tugas dan wewenang. Hal ini dapat berakibat sistem
PDE lebih rentan dari sisi pengendalian dinbandingkan sistem manual.
g. Pengubahan sistem dalam sistem PDE lebih sulit diimplementasikan dalam
dikendalikan daripada sistem manual.
h. Pada sistem PDE, lebih banyak orang yang dapat mengakses sistem daripada
sistem manual.

8. Perbedaan antara sistem EDP dan sistem manual


Suatu organisasi dalam menjalankan kegiatannya perlu melakukan mekanisme
pelaporan keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan baik untuk internal
perusahaan maupun kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Suatu oraganisasi juga
perlu memastikan efektifitas dan efisiensi kegiatan-kegiatan operasionalnya.
Organisasi juga wajib mematuhi segala peraturan atau ketentuan yang mengikat
aktivitas organisasi tersebut. Usaha untuk menilai keandalan laporan keuangan,
efektifitas dan efisiensi kegiatan, serta kepatuhan terhadap peraturan inilah area-
area yang menjadi cakupan auditing. Dari berbagai area auditing itulah akhirnya
muncul istilah-istilah seperti financial audit, operational audit, dancompliance
audit.
Kegiatan ekonomi sutu entitas tersebut mengalami perubahan seiring dengan
kamajuan teknologi. Perubahan-perubahan juga terjadi dalam pengolahan data
yang dilakukan organisasi. Menurut Gore dan Stubbe (1979) tahap awal
pengolahan data dilakukan melalui sistem manual dengan menggunakan pena atau
tinta, selanjutnya pengolahan data dilakukan secara mekanik dengan alat bantu
semacam kalkulator dan register kas, tahap berikutnya adalah sistem pengolahan
data secara elektro mekanis dengan menggunakan listrik pada berbagai macamm
mesin penghitungan dan mesin pembukuan termasuk mesin-mesin pelubang kartu,
tahap terakhir adalah sistem pengolahan data secara elektronik dengan bantuan
komputer. Tahap terakhir inilah yang sering disebut dengan Pengolahan Data

17
Elektronik (PDE) atauElectronic Data Processing (EDP). Basalamah (2008)
mengartikan PDE sebagai serangkaian kegiatan dengan menggunakan komputer
untuk mengubah informasi yang masih mentah (data) menjadi informasi yang
berguna yang sesuai dengan tujuannya. Rangkaian kegiatan pengolahan data
tersebut terdiri dari lima bagian yaitu: inputting, storing, processing, outputting,
dan controlling.
Lingkup pengertian auditing PDE ditafsirkan berbeda oleh beberapa penulis.
Weber menyatakan bahwa auditing PDE sama dengan auditing sistem
informasi yaitu suatu proses pengumpulan dan penilaian bukti untuk menentukan
apakah suatu sistem komputer melindungi aktiva, mempertahankan integritas data,
serta memungkinkan bagi tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan
penggunaan sumber daya secara efisien. Pengertian auditing sistem informasi di
atas lebih memokuskan pada pemeriksaan terhadap aktivitas komputer atau PDE
sehingga cenderung kepada audit operasional. Sedangkan Basalamah (2008)
mengartikan auditing PDE sebagai audit terhadap informasi yang dihasilkan dari
lingkungan yang terkomputerisasi. Dari pengertian auditing PDE yang terakhir ini
(yang selanjutnya dijadikan dasar pembahasan) sebenarnya ada kesamaan antara
auditing PDE dengan audit terhadap organisasi yang tidak mengolah datanya
dengan menggunakan komputer atau sering disebut dengan audit konvensional.
Definisi auditing, auditor, dan jenis audit tidak dibedakan antara auditing PDE
dengan auditing konvensional. Demikian juga mengenai tujuan audit, opini
auditor, dan standar yang digunakan adalah sama di antara kedua jenis auditing
tersebut. Tetapi ada karakteristik khusus yang membedakan antara auditing PDE
dengan konvensional. Tahap-tahap yang dijalankan dalam audit juga mempunyai
sedikit perbedaan.
Secara ringkas dijelaskan dalam tabel berikut:

18
D. PENGENDALIAN INTERN PADA SISTEM PDE
Pengendalian umum merupakan pengendalian menyeluruh yang berdampak terhadap
lingkungan PDE. Pengendalain Umum berhubungan dengan keseluruhan bagian sistem
PDE. Ada empat (4) jenis pengendalian umum dalam sistem PDE, yaitu:
1. Pengendalian Organisasi dan Operasi
Pada sistem PDE komputerlah yang melakukan penjualan, dan melaksanakan
posting. Oleh karena itu, perlu pengendalaian khusus pada sistem PDE. Fungsi –
fungsi pada departemen PDE meliputi:
 Manajer departemen PDE
 Analisis system
 Pemrogram
 Operator computer
 Pustakawan (librarian)
 Kelompok pengendalian data
 Administratur database

19
2. Pengendalian Perancangan Sistem dan Dokumentasi
Pengendalian ini merupakan bagian integral dari metode pemisahan otoritas
dan tanggung jawab yang memadai. Pengendalian pengembangan sistem berkaitan
dengan pengevaluasian sistem baru, pengendalian pengubahan program, dan
prosedur dokumentasi. Hal–hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan sistem
adalah:
 Pengembangan sistem harus melibatkan departemen lain seperti pemakai sistem
PDE, departemen akuntansi, dan auditeo intern.
 Setiap tahap pengembangan sistem harus ditelaah dan disetujui oleh departemen
pemakai dan manajemen.
 Pegujian sistem yang dikembangkan, harus melibatkan kerja sama antara
departemen PDE, dan departemen pemakai.
 Sistem yang baru harus disetujui oleh manajer PDE, administrator database,
pemakai dan manajemen, sebelum diimplementasikan pada operasi normal.
 Perubahan–perubahan program harus disetujui sebelum diimplementasikan
untuk menentukan apakah perubahan–perubahan program tersebuttelah
diauntorisasi, di uji, dan didokumentasikan.
Auditor menggunakan dokumentasi untuk menghasilkan sumber informasi untuk
mengenai menghasilkan sumber informasi utama mengenai aliran transaksi melalui
sistem dan pengendalian akuntansi terkait. Dokumentasi meliputi:
 Deskripsi dan diagram alur dari sistem dan program.
 Instruksi operasi bagi operator komputer.
 Prosedur pengendalian yang telah dijalankan dengan lebih baik oleh operator
dan pemakai sistem.
 Deskripsi dan sampel input data dan output yang diperlukan.
 Pengendalian hardware dan software sistem.

3. Pengendalian Akses Untuk Mencegah Penggunaan Peralatan Pde, File Data, Dan
Program Komputer Tanpa Autoritasi
Ada tiga katagori pengendalian yang terkait erat dengan penjagan peralatan PDE,
data dan program. Ketiga katagori pengendalian tersebut, meliputi:

20
a. Pengendalian fisik
Pengendalian fisik berkaitan dengan perlindungan fasilitas komputer.
Pengendalian ini dilakukan dalam bentuk:
 Pemberian kunci pada pintu ruang.
 Pemberian kunci pada terminal komputer.
 Penyimpanan file data dan software pada tempat yang aman agar tidak rusak
atau hilang.

b. Pengendalian akses
Pengendalian akses dilakukan untuk memastikan bahwa hanya orang yang
berhak dan berwewenamg saja yang dapt menggunakan peralatan komputer, dan
mengakses data atau program. Pengendalian ini dapat dilakukan dalam bentuk
pemberian password pada komputer.

c. Prosedur backup dan pemulihan


Pengendalian backup dan pemulihan dapat dilakukan perusahan untuk mencegah
hilangnya data atau program. Backup merupakan salinan suatu file data atau
program. Backup sebaiknya disimpan ditempat terpisah dari file asli. Dengan
demikian apabila terjadi kebakaran yang menghanguskan file asli, maka file
backup tetap ada.

4. Pengendalian Aplikasi
Pengendalian aplikasi merupakan pengendalian khusus atas aplikasi akuntansi,
seperti pemrosesan penjualan atau penerimaan kas, pemrosesan gaji dan upah
karyawan dan sebagainya. Pengendalian aplikasi berkaitan erat dengan tugas–tugas
khusus yang dilaksanakan oleh sistem PDE. Ada tiga jenis pengendalian aplikasi
dalam sistem PDE, yaitu:
a. Pengendalian Input
Pengendalian ini merupakan pengendalian prosedural yang perlu untuk
menangani data dari luar komputer atau data input. Pengendalian input meliputi
pengendalian terhadap:
 Autorisasi.
 Pelaksanaan konversi data masukan.

21
 Koreksi kesalahan.

b. Pengendalian Pemrosesan
Pengendalian pemrosesan dirancang untuk memberikan keyakinan memadai
bahwa pemrosesan bukti kas keluar yang salah dihentikan dan tidak dilakukan
koreksi, maka akun kas akan overstated. Pengendalian pemrosesan meliputi:
 Batch control
 Pengujian urutan
 Pengujian batas kewajaran
 Laporan master file
 Pengujian penjumlahan mendatar

c. Pengendalian Output
Pengendalian output bertujuan untuk memastikan ketepatan dan kebenaran
hasil pemrosesan, dan hanya personel yang mempunyai otoritas yang menerima
outputnya. Pengendalian keluaran dapat dilaksanakan dengan:
 Rekonsilisasi antara total output yang dihasilkan program komputer, dengan
total input dan pemrosesan yang dihasilkan departemen yang memberikan
data input bagi PDE.
 Perbandingan mendetail antara data output dengan dokumen sumber
 Penelahaan visual.
Pengendalian distribusi output dapat dilakukan dengan mengadakan password
sehingga hanya yang berwenang saja yang dapat mengetahui dan mengakses
suatu output PDE.

5. Penerapan Standar Auditing Pada Sistem PDE


Standar umum pertama menyatakan bahwa audit harus dilakukan oleh seorang
individu yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang memadai sebagai auditor.
Oleh karena itu, pengetahuan dan kemampuan auditor yang diperlukan tergantung
pada kompleksitas sistem PDE, dan tanggung jawab auditor yang ditentukan.
Auditor harus mempertimbangkan:
 Luas penggunaan komputer dalam setiap aplikasi akuntansi.
 Kompleksitas operasi komputer klien

22
 Organisasi kegiatan pemrosesan komputer.
 Ketersediaan data dalam hard copy dan computer-readable form.
 Penggunaan TABK (Teknik Audit Berbantuan Komputer) untuk
meningkatkan efisiensi pelaksanaan prosedur auditing.

E. METODOLOGI UNTUK MEMENUHI STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN


KEDUA
Standar pekerjaan lapangan kedua mengharuskan auditor untuk menghimpun
pemahaman struktur pengendalian intern klien. Metodologi yang digunakan dalam
sistem PDE secara konseptual sama dengan sistem manual.
1. Penghimpunan Pemahaman Struktur Pengendalian Intern
Pemahaman struktur pengendalian intern tersebut harus mencakup tiag elemen
yaitu: struktur pengendalian intern, pengendalian umum, dan pengendalian
aplikasi. Auditor harus menilai rancangan pengedalian PDE dan menguji apakah
sudah dijalankan dalam operasi.
Prosedur untuk menghimpun pemahaman semakin ekstensif bila auditor
menggunakan strategi audit dengan pendekatan lower assessed level of control
risk. Auditor harus menghimpun pemahaman yang cukup untuk memahami:
a. Kelompok transaksi operasi entitas yang di prosese dengan sistem PDE dan
yang signifikan unutk laporan keuangan.
b. Catatan akuntansi, dokumen pendukung, mesin readable information dan
akun khusus dalam laporan keuangan yang mencakup pemrosesan dan
laporan sistem PDE.
c. Bagaimana computer digunakan dalam memproses data.
d. Jenis salah saji potensial yang dapat terjadi
Pemahaman yang dihimpun tersebut harus di dokumentasikan dalam kertas kerja.

23
BAGIAN IV
PENUTUP

A. RANGKUMAN
Komputerisasi mempunyai dampak yang besar terhadap prosedur dan teknik auditing.
Pelaksanaan semua audit dilandasi standar yang menyangkut profesionalisme yang
dibutuhkan. Oleh karena itu, pelaksanaan audit PDE tidak dapat menghilangkan
kebutuhan akan pengalaman dan penilaian profesional auditor.
Tiga pendekatan kunci metode auditing berdasarkan komputer ( EDP Auditing ) adalah
auditing di sekitar komputer, auditing melalui komputer dan auditing dengan komputer.
Cara yang digunakan dalam EDP auditing adalah data uji, pengujian terpadu, simulasi
paralel, teknik modul audit terpasang dan audit dengan bantuan mikrokomputer.
Proses audit PDE terdiri dari tahap – tahap mulai dari tahap pemeriksaan pendahuluan,
tahap pemeriksaan rinci, tahap pengujian kesesuaian, tahap pengujian kebenaran bukti,
dan tahap penilaian secara umum atas hasil pengujian.
Audit PDE melibatkan software audit untuk membantu pengujian serta evaluasi record
dan file perusahaan. Penggunaan software audit memerlukan pertimbangan antara biaya
dan manfaat.
Auditor atau stafnya dalam melaksanakan audit di lingkungan PDE harus mempunyai
keahlian minimum tentang sistem berkomputer ( PDE ).

B. LATIHAN
1. Sebut dan jelaskan 3 pendekatan teknik audit berbantuan computer !
Jawab :
a. Auditing Arround The Computer
Dalam pendekatan audit disekitar komputer, auditor dapat melangkah kepada
perumusan pendapat dengan hanya menelaah struktur pengendalian dan melaksanakan
pengujian transaksi dan prosedur verifikasi saldo perkiraan dengan cara yang sama
seperti dalam sistem bukan PDE.
b. Auditing Through The Computer
Auditor menggunakan komputer untuk menguji fungsi dan pengendalian yang ada
dalam komputer dan catatan yang dihasilkan oleh komputer. Besar kecilnya

24
penggunaan (peranan) komputer dalam audit tergantung pada kompleksitas dari
sistem komputer perusahaan yang diaudit. Penggunaannya dapat sederhana atau
lebih rumit.
c. Auditing With Computer
Pada pendekatan ini audit dilakukan dengan menggunakan komputer dan
software untuk mengotomatisasi prosedur pelaksana audit. Pendekatan ini dapat
menggunakan beberapa Computer Assisted AudirtTechniques sebagai berikut :
Sistem Control Audit Reviw File (SCARF), snapshot ( pemotretan cepat).
2. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang SPAP seksi 327!
Jawab :
SPAP Seksi 327 (PSA No. 59) mengatur tentang Teknik Audit Berbantuan
Komputer (TABK) atau Computer Assisted Audit Techniques (CAAT’s)
Seksi ini adalah untuk memberikan panduan bagi auditor dalam menggunakan
TABK yang melibatkan penggunaan komputer segala tipe maupun ukuran.
Secara umum, tujuan dan lingkup keseluruhan suatu audit tidak berubah bila audit
dilaksanakan dalam suatu lingkungan sistem informasi komputer. Namun, penerapan
prosedur audit mungkin mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan teknik-
teknik yang menggunakan komputer sebagai suatu alat audit.
3. Jelaskan hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan software audit PDE!
Jawab :
Perangkat lunak audit terdiri dari program komputer yang digunakan oleh
auditor, sebagai bagian prosedur auditnya, untuk mengolah data audit yang
signifikan dari sistem akuntansi perusahaan.
Sebelum menggunakan program untuk tujuan auditnya, auditor harus meyakini
validitas program yang akan ia gunakan. Perangkat lunak audit dapat terdiri dari
program paket, program yang dibuat dengan tujuan khusus (purpose-written
program), dan program utilitas (utility programs). Penggunaan software audit juga
memerlukan pertimbangan antara biaya dan manfaat.

4. Sebutkan satu jenis software audit PDE yang anda kenal dan keunggulan dari
software tersebut! (software yang dipilih tergantung dari yang anda ketahui)
Jawab :

25
a. ACL (Audit Command Language)
Audit Command Language (ACL) merupakan audit software khusus didesain
untuk melakukan analisa data elektronik suatu perusahaan dan membantu
menyiapkan laporan audit secara mudah dan interaktif. Biasanya audit terhadap
data keuangan/operasi hanya secara sampling, namun dengan bantuan audit audit
software ini keseluruhan database dapat dianalisis sehingga audit yang dilakukan
bersifat komprehensif.
Keunggulan ACL:
Mudah dalam penggunaan.
ACL for Windows, sesuai dengan namanya, adalah perangkat lunak (software)
berbasis Windows, di mana sistem operasi Windows telah dikenal bersifat mudah
digunakan (user friendly). Kemudahan ini ditunjukkan dengan pengguna hanya
meng-click pada gambar-gambar tertentu (icon) untuk melakukan suatu
pekerjaan, dan didukung pula dengan fasilitas Wizard untuk mendefinisikan data
yang akan dianalisis.
Built-in audit dan analisis data secara fungsional.
ACL for Windows didukung dengan kemampuan analisis untuk keperluan
audit/pemeriksaan seperti: analisis statistik, menghitung total, stratifikasi, sortir,
index, dan lain-lain.
Kemampuan menangani ukuran file yang tidak terbatas.
ACL for Windows mampu menangani berbagai jenis file dengan ukuran file
yang tidak terbatas. Kemampuan untuk membaca berbagai macam tipe data.
ACL for Windows dapat membaca file yang berasal dari berbagai format antara
lain: Flat sequential, dBase (DBF), Text (TXT), Delimited, Print, ODBC
(Microsoft Access database, Oracle), Tape ( ½ inch 9 - track tapes, IBM 3480
cartridges, 8 mm tape dan 4 mm DAT).
Kemampuan mengekspor hasil audit
ACL mempunyai kemampuan untuk mengekspor hasil audit ke berbagai
macam format data antara lain: Plain Text (TXT), dBase III (DBF), Delimit
(DEL), Excel (XLS), Lotus (WKS), Word (DOC), dan WordPerfect (WP).
Pembuatan Laporan berkualitas tinggi.
ACL for Windows memiliki fasilitas lengkap untuk keperluan pembuatan
laporan. ACL for Windows dapat bekerja menggunakan database relasional
modern, di samping tentu saja menggunakan sistem penyimpanan data secara

26
tradisional. Pada sistem legacy, untuk membuat dan memproses data tanpa
menggunakan program, sedangkan ACL for Windows memiliki kemampuan
untuk mengakses data.

C. UMPAN BALIK
Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban benar : 4) x 100 %
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 – 100 %
Baik = 80 – 89 %
Cukup = 70 – 79 %
Kurang = 0 – 69 %

27
DAFTAR PUSTAKA

Puradireja, Kanaka dan Mulyadi. Auditing, Edisi 5, Cetakan ke 1. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat, 1997.
http://www.bambanghariyanto.com/2012/09/pengertian-edp-electronic-data.html (Ditelusuri
tanggal 20 November 2016)
http://zetzu.blogspot.co.id/2010/10/standar-dan-metode-auditing-pada-sistem.html (Ditelusuri
tanggal 20 November 2016)
http://merliastarina.blogspot.co.id/2012/05/audit-pengolahan-data-elektronik.html (Ditelusuri
tanggal 20 November 2016)

28

Anda mungkin juga menyukai