Anda di halaman 1dari 19

 EKSI4415/MODUL 4 4.

1 Kerangka Konseptual FASB T elah banyak tulisan mengenai dasar teoretis


atau kerangka konseptual yang mendasari praktik akuntansi. Ada beberapa alasan mengapa
kerangka tersebut menjadi sangat penting. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk memberikan
definisi yang luas mengenai tujuan, peristilahan, serta konsep-konsep yang terdapat dalam praktik
akuntansi. Aspek definisional kerangka tersebut menjelaskan mengenai batas-batas akuntansi dan
pelaporan keuangan. Dasar teoretis yang kuat akan sangat penting agar praktik akuntansi tetap
mendapat tempat yang layak dalam lingkungan usaha yang terus-menerus berubah. Para akuntan
selalu dihadapkan pada situasi baru, kemajuan teknologi, serta penemuan-penemuan baru di bidang
usaha yang menimbulkan isu baru dalam pelaporan dan akuntansi. Isu-isu ini harus dihadapi dengan
cara yang terorganisasi dan konsisten. Jika dampaknya mempengaruhi banyak aspek maka isu
tersebut mungkin akan dipecahkan melalui proses penetapan standar dalam FASB. Kerangka
konseptual memainkan peran yang amat penting dalam pengembangan standar baru dan peninjauan
atas standar yang pernah dikeluarkan. Menyadari pentingnya peranan kerangka ini, FASB
menyatakan bahwa konsep-konsep dasar menuntun badan ini dalam mengembangkan standar
akuntansi dan pelaporan karena konsep-konsep dasar tersebut memberikan dasar umum dan alasan
mendasar untuk mempertimbangkan berbagai alternatif yang ada. Jadi, dalam arti yang
sesungguhnya, FASB sendirilah yang memperoleh manfaat utama dari kerangka konseptual tersebut.
Kerangka konseptual juga menghasilkan tujuan dan dasar-dasar praktik akuntansi maupun pelaporan
keuangan yang ada sekarang. Hal ini membantu para pemakai untuk memahami tujuan, isi, dan
karakteristik informasi yang dihasilkan oleh akuntansi. Kerangka konseptual tidak hanya membantu
di dalam memahami praktik yang ada, tetapi juga memberikan pedoman untuk praktik di kemudian
hari. Jika akuntansi dihadapkan pada perkembanganperkembangan baru yang belum diatur dalam
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP), kerangka konseptual akan memberikan
referensi untuk menganalisis dan memecahkan isu-isu yang timbul. Kerangka konseptual juga
bermanfaat untuk memilih metode yang paling tepat untuk pelaporan aktivitas perusahaan. Sering
untuk transaksi
4.2 Teori Akuntansi  atau peristiwa tertentu, terdapat lebih dari satu alternatif pelaporan yang dapat
dibenarkan atau yang dapat diterima umum, dan dalam hal ini para akuntan harus menggunakan
pertimbangan mereka untuk memilih alternatif yang ada. Konsep-konsep dasar memberikan pedoman
untuk memilih alternatif yang mencerminkan posisi keuangan dan hasil operasi dengan cara yang
paling akurat untuk suatu perusahaan dalam lingkungan tertentu. Jika semua perusahaan dan
aktivitasnya mirip, alternatif pelaporan bisa saja dihapuskan. Akan tetapi, masalahnya bukan terletak
pada kemiripan tersebut melainkan pada cara pengelolaannya. Sebab, dalam satu industri pun,
perusahaan-perusahaan tidak dikelola dengan cara yang benar-benar sama. Perusahaan-
perusahaan tersebut tidak menghasilkan produk atau menyediakan jasa yang sama, dan sistem
akuntansi maupun pelaporan yang dihasilkannya pun tidak seragam. Dalam hal ini, para akuntan
harus mengembangkan pertimbangan profesional mereka untuk menjalankan peran mereka sebagai
pemasok informasi yang berguna untuk para pengambil keputusan. Kerangka konseptual membantu
proses pelaporan agar memberikan hasil yang lebih baik. Jadi, kerangka konseptual akuntansi harus:
1. mendefinisikan batas-batas akuntansi dengan memberikan definisi mengenai tujuan dasar, istilah
penting, serta konsep-konsep dasar; 2. membantu FASB dalam proses penetapan standar dengan
memberikan landasan untuk mengembangkan standar baru dalam pelaporan dan akuntansi maupun
revisinya; 3. memberikan penjelasan mengenai praktik yang ada maupun kerangka referensi untuk
memecahkan masalah-masalah baru yang belum dicakup dalam prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum (GAAP); 4. membantu para akuntan dan pihak-pihak lain untuk memilih alternatif
metode pelaporan yang lebih mewakili realitas situasi ekonomi. Jika maksud-maksud tersebut
tercapai maka hasil keseluruhan akan berupa suatu pelaporan informasi yang sangat bermanfaat
untuk setiap proses pengambilan keputusan yang merupakan tujuan akuntansi.
 EKSI4415/MODUL 4 4.3 A. KERANGKA KONSEPTUAL FASB (AMERIKA SERIKAT) Setiap usaha
yang sungguh-sungguh untuk mengembangkan landasan teoretis akuntansi dapat ditelusuri ke Tahun
1930-an. Di antara para tokoh yang melakukan usaha tersebut adalah para akuntan pendidik yang
secara perorangan maupun bersama-sama dan sebagai bagian dari AAA (American Accounting
Association). Pada Tahun 1936, Komite Eksekutif AAA mulai mengeluarkan serangkaian publikasi
yang berfokus pada teori akuntansi, dan publikasi terakhir diterbitkan pada Tahun 1965 dan diberi
nama A Statement of Basic Accounting Theory (Ketentuan Mengenai Teori Akuntansi Dasar). Selama
periode dari Tahun 1936 sampai 1973, ada beberapa tambahan publikasi yang dikeluarkan oleh AAA
dan juga oleh AICPA, di mana masing-masing berusaha untuk mengembangkan landasan konseptual
untuk praktik akuntansi. Meskipun publikasi-publikasi ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam
pengembangan pemikiran akuntansi, namun usaha ini tidak menghasilkan struktur teori akuntansi
yang padu. Ketika FASB dibentuk pada Tahun 1973, badan ini langsung tanggap terhadap kebutuhan
akan kerangka teoretis yang bersifat umum dengan melaksanakan suatu proyek besar guna
mengembangkan kerangka konseptual untuk akuntansi keuangan dan pelaporan keuangan. Proyek
ini digambarkan sebagai suatu usaha untuk menetapkan undang-undang dasar bagi akuntansi.
Tujuan FASB adalah untuk menghasilkan sistem yang serasi, yang terdiri dari sejumlah tujuan dan
landasan yang saling berhubungan, yang diharapkan akan mengarah pada terbentuknya standar-
standar yang konsisten dan yang menggariskan sifat, fungsi, dan keterbatasan-keterbatasan
akuntansi keuangan dan pelaporan keuangan (SFAC No. 6). Proyek mengenai kerangka konseptual
ini merupakan salah satu rencana kerja FASB yang pertama. Proyek ini dipandang sebagai proyek
jangka panjang dan berkelanjutan yang akan dikembangkan dalam beberapa tahapan karena
kemungkinan dampaknya terhadap banyak aspek pelaporan keuangan. Dengan demikian pula,
sifatnya yang kontroversial maka pelaksanaannya juga sangat hati-hati. Proyek ini mempunyai
prioritas tinggi dan mendapat anggaran dana FASB yang besar.
Pada Desember 1985, FASB mengumumkan Concepts Statements (Pernyataan tentang Konsep)
keenam yang memberikan dasar untuk kerangka konseptual. Keenam konsep yang dikeluarkan FASB
tersebut adalah: SFAC 1 Nov 1978, SFAC 2 (May 1980), SFAC 3 (Des 1980), SFAC 4 (Des 1980),
SFAC 5 (Des 1984) dan SFAC 6 (Des 1985).
Tujuan-tujuan Akuntansi untuk perusahaan bisnis.
Tujuan dalam pernyataan ini (dan yang ada dalam SFAC 4) sangat berstandar pada daftar tujuan
yang dikembangkan oleh Komite Trueblood. Karakteristik-karakteristik Keuangan. kualitatif Informasi
Definisi unsur-unsur Laporan Keuangan untuk perusahaan bisnis. Pernyataan ini digantikan oleh
SFAC 6, yang menekankan organisasi nirlaba di samping perusahaan bisnis. Tujuan-tujuan Akuntansi
untuk jenis perusahaan bukan perusahaan bisnis. Definisi konsep-konsep, seperti pengakuan,
realisasi, dan pengukuran untuk perusahaan bisnis memberikan pedoman pada apa yang harus
dicakup dalam Laporan Keuangan dan kapan aturan pengukuran yang berhubungan dengan
pertanyaan pengakuan dibahas. SFAC 6 menggantikan SFAC 3 dengan mendefinisikan unsur-unsur
Laporan Keuangan untuk semua perusahaan. Kerangka FASB menggabungkan berbagai konsep dan
prinsip yang diterima secara luas yang telah dikembangkan dalam hasil kerja terdahulu. Di samping
itu, beberapa asumsi lama yang mendasari praktik akuntansi diakui secara eksplisit maupun implisit
di dalam kerangka tersebut. Komponenkomponen utama dari kerangka konseptual FASB, termasuk
asumsi-asumsi yang mendasari tadi disajikan pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 berikut ini.
 EKSI4415/MODUL 4 4.5 Entitas Ekonomi PEDOMAN IMPLEMENTASI Pengakuan Pengukuran
Pelaporan Akuntansi Akrual Going Concern KONSEP-KONSEP DASAR Karakteristik Kualitatif dari
Informasi Unsur-unsur Laporan Keuangan TUJUAN Informasi untuk Pengambilan Keputusan Periode
Akuntansi Unit Moneter yang stabil Transaksi dengan Pihak Lain Gambar 4.1 Kerangka Konseptual
FASB
4.6 Teori Akuntansi  Tujuan–tujuan Dasar Tujuan-tujuan Tambahan Karakteristik Kualitatif
Fundamental Akuntansi dan Pelaporan Standar-standar Akuntansi dan Pelaporan Standar-standar
Interpretasi Informasi yang Dibutuhkan Penerapan Praktik Akuntansi untuk Situasi Tertentu oleh
Manajemen & Auditor Gambar 4.2 Hierarki Unsur-unsur dalam Suatu Kerangka Dasar Konseptual
untuk Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Istilah-istilah dalam hierarki yang ditunjukkan dalam
gambar di atas, didefinisikan oleh FASB dengan cara berikut. 1. Tujuan adalah sesuatu ke arah upaya
yang diarahkan, suatu arahan atau akhir tindakan, suatu sasaran. Tujuan ini adalah subjek dari SFAC
1. 2. Informasi yang dibutuhkan mencakup identifikasi kategori yang luas dari informasi Akuntansi
Keuangan yang dibutuhkan oleh pemakai. 3. Karakteristik Kualitatif adalah ciri-ciri Informasi Akuntansi
yang cenderung untuk menambah kegunaannya. Karakteristik kualitatifnya diharapkan dapat: a.
bertahan terhadap pengujian waktu;
 EKSI4415/MODUL 4 4.7 4. 5. 6. 7. b. perpasif, yaitu berlaku bagi semua satuan usaha akuntansi;
dan c. dapat diterapkan dan peka terhadap pengujian tujuan. Fundamental adalah konsep-konsep
dasar yang mendasari pengukuran transaksi dan kejadian dan mengungkapkannya dalam cara yang
berarti bagi pemakai informasi akuntansi. Fundamental seperti itu mencakup definisi dari suatu satuan
usaha akuntansi, aktiva, kewajiban, laba pendapatan, beban, realisasi, dan lainnya. Standar
merupakan pemecahan umum atas masalah-masalah Akuntansi Keuangan. Interpretasi, yaitu
menjernihkan, menjelaskan, atau menguraikan secara panjang lebar standar akuntansi dan pelaporan
sebagai suatu alat bantu bagi penerapannya dalam praktik akuntansi. Praktik adalah sarana untuk
mencapai tujuan-tujuan dasar dari laporan keuangan. RANGKUMAN Kerangka konseptual bagi FASB
adalah sebagai penuntun badan dalam mengembangkan standar akuntansi dan pelaporan karena
konsepkonsep dasar tersebut memberikan dasar umum dan alasan mendasar untuk
mempertimbangkan berbagai alternatif yang ada. Kerangka konseptual menghasilkan tujuan dan
dasar-dasar praktik akuntansi maupun pelaporan keuangan yang ada sekarang. Kerangka konseptual
juga bermanfaat untuk memilih metode yang paling tepat untuk pelaporan aktivitas perusahaan.
Konsep-konsep dasar memberikan pedoman untuk memilih alternatif yang mencerminkan posisi
keuangan dan hasil operasi dengan cara yang paling akurat untuk suatu perusahaan dalam
lingkungan tertentu. Selain itu kerangka konseptual membantu proses pelaporan agar memberikan
hasil yang lebih baik. Pada akhirnya kerangka FASB menggabungkan berbagai konsep dan prinsip
yang diterima secara luas yang telah dikembangkan dalam hasil kerja terdahulu. Di samping itu,
beberapa asumsi lama yang mendasari praktik akuntansi diakui secara eksplisit maupun implisit di
dalam kerangka tersebut.
Tujuan-tujuan Akuntansi Untuk mendefinisikan tujuan–tujuan akuntansi didasarkan pada penyajian
laba bersih dan perbandingan antarneraca di periode kini ke periode mendatang. Untuk
mendefinisikan tujuan–tujuan akuntansi lebih ditekankan pada proses pengumpulan data dan format
laporan keuangan. Menurut APB statement No. 4 tujuan umum pelaporan keuangan adalah sebagai
ketentuan informasi keuangan yang dapat diandalkan tentang sumber dan kewajiban ekonomi satuan
usaha. Tujuan akuntansi menurut Accounting Research Study No.1 adalah untuk: 1. mengukur
sumber daya yang dimiliki oleh satuan usaha tertentu; 2. menunjukkan tuntutan pada dan kepentingan
dalam satuan usaha tersebut; 3. mengukur perubahan sumber daya, tuntutan dan kepentingan
tersebut; 4. menetapkan perubahan itu pada periode waktu yang dapat ditentukan; dan 5. menyatakan
hal-hal di atas dalam nilai uang sebagai satuan umum. Dari tujuan akuntansi di atas, dapat terlihat
bahwa tujuan-tujuan akuntansi lebih ditekankan pada Neraca dan Laporan Laba Rugi yang digunakan
sebagai ukuran kekayaan dan perubahan dalam kekayaan, sedangkan menurut FASB yang lebih
menggunakan pendekatan pragmatik, tujuan pelaporan keuangan adalah sebagai berikut. 1.
Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dan
pemakai lain yang sekarang dan yang potensial untuk investasi. Informasi tersebut harus dapat
dimengerti dengan pemahaman yang wajar atas kegiatan bisnis dan ekonomi dan bersedia
mempelajari informasi itu dengan cukup tekun. 2. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi
guna membantu investor dan kreditor dan pemakai lain yang sekarang dan yang potensial dalam
menetapkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian penerimaan kas prospektif dari dividen atau bunga
dan hasil dari penjualan, penarikan, atau jatuh tempo surat berharga atau pinjaman. Karena arus kas
investor dan kreditor berkaitan dengan arus kas perusahaan, pelaporan keuangan harus
menyediakan informasi guna membantu investor, kreditor dan pihak lain
menetapkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari arus kas masuk bersih ke perusahaan yang
bersangkutan. 3. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi mengenai sumber daya ekonomi
dari suatu satuan usaha, tuntutan terhadap sumber daya tersebut (kewajiban satuan usaha itu untuk
mentransfer sumber daya lain dan modal pemilik), dan pengaruh transaksi, kejadian, dan situasi yang
mengubah sumber daya dan tuntutan pada sumber daya tersebut. Dari tujuan-tujuan akuntansi
berdasarkan FASB di atas timbul beberapa masalah yang menyebabkan tujuan FASB tersebut tidak
mengarah. Ada beberapa hal yang harus dibenahi dalam tujuan-tujuan tersebut, antara lain: 1.
seharusnya tujuan FASB tersebut tidak menggunakan kata harus sehingga pada akhirnya tujuan
tersebut dapat terlihat lebih wajar dari kenyataan; 2. dalam tujuan FASB tersebut sekilas dapat terlihat
bahwa akuntansi digunakan sebagai senjata ideologis dalam konflik sosial mengenai distribusi
pendapatan dan kesejahteraan. Terlihat bahwa akuntansi hanya memusatkan pada anggota
masyarakat tertentu yang relatif diistimewakan dan mengabaikan kepentingan masyarakat luas; dan
3. fokus pemakai laporan keuangan menjadi kritik yang ketiga. Ini menyangkut pemakai mana yang
harus dipertimbangkan. Apakah ada kesamaan tujuan dari pemakai yang berbeda dan apakah
harapan manajemen harus dipertimbangkan. A. KELOMPOK PEMAKAI Ada beberapa definisi
kelompok pemakai, pemakai laporan keuangan di antaranya adalah manajemen, pekerja, pelanggan
publik, pemegang saham, investor, dan kreditor. FASB lebih menekankan pemakai laporan keuangan
adalah para investor, tetapi dari sini dapat terlihat bahwa investor menggunakan laporan keuangan
untuk memperoleh laba monopoli karena mereka memiliki akses pada informasi rahasia.
B. TUJUAN PEMAKAI Tujuan pemakai laporan keuangan pasti berbeda-beda untuk setiap kelompok.
Setiap informasi yang dimuat dalam laporan keuangan menyajikan informasi yang berbeda untuk
pemakai yang berbeda-beda sehingga mungkin saja setiap informasi yang tertuang tidak relevan bagi
pemakai tertentu, tetapi menurut FASB akuntansi keuangan lebih ditekankan kepada sejumlah besar
pemakai yang membutuhkan informasi yang sama sehingga informasi tidak dimaksudkan untuk
memuaskan kebutuhan khusus dari masing-masing pemakai. C. AKUNTABILITAS Model
akuntabilitas timbul karena adanya pertimbangan bahwa pelaporan keuangan tidak hanya berguna
bagi pemakai, tetapi juga harus dipertimbangkan pemasoknya. Profesor Carnegie, Yuji Ijiri
mengemukakan bahwa dalam suatu kerangka dasar berdasarkan akuntabilitas, tujuan akuntansi
adalah untuk menyediakan suatu sistem arus informasi yang adil di antara akuntor dan akuntee, dan
akuntan. Berdasarkan hubungan Akuntabilitas yang mendasari, akuntee mempunyai hak tertentu
untuk mengetahui, pada saat yang sama kerangka dasar ini mengakui bahwa akuntor juga
mempunyai hak untuk melindungi rahasia. Lebih banyak informasi mengenai akuntor tidak selalu lebih
baik. Mungkin lebih baik dari sudut pandang akuntee, tetapi tidak demikian halnya dari keseluruhan
hubungan akuntabilitas. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Karakteristik kualitatif pada
mulanya didefinisikan sebagai sifat yang penting agar membuatnya berguna. Board menunjukkan
sejumlah karakteritik kualitatif yang berbeda dalam kerangka dasar. Dalam bagan berikut ini
digambarkan bagaimana karakteristik ini berkaitan.
P ak em ai In rm fo asi A u tan k n si K d en ala P asif erv K alitas u Ku s h su P ak em ai Pem u K u
san d b at ep tu an K terist arak ik M faat >B a an iay D at d en erti ap im g K u aan K eg n ep tu u san
K alitas u K u s -K u san h su ep tu U a tam U su n r U su n r K alitas u U a tam K alitas u S ud ek n er
In terak tif A b g m an P g u en ak an d an R an elev K d ean alan K at etep N ilai P eram alan N ilai U
p B m an ali an W tu ak D at ap Dip sa erik K ju eju ran P y en ajian k D a ay (T asu erm k Ban in d g
Kn o sisten si) N etralitas M aterialitas Bagan Hierarki Kualitas Akuntansi Board membedakan antara
kualitas khusus pemakai dan khusus keputusan. Klasifikasi yang pertama memfokuskan pada
kualitas-kualitas yang berhubungan dengan pemakai dan sifat pemakai sebagai penentu kunci dalam
memutuskan informasi yang akan diberikan. Hal ini disebabkan karena intelektualitas atau dapat
dimengertinya informasi yang diajukan tergantung pada sifat pemakai dan karakteristik ini
diklasifikasikan sebagai kualitas khusus pemakai. Informasi lain bersifat khusus bagi keputusan
tertentu. Kenyataannya sebagai suatu pernyataan umum relevan secara definisi berhubungan dengan
keputusan. Keandalan juga merupakan karakteristik khusus keputusan. Relevansi, keduanya
berkaitan dengan daya banding dan ketiganya merupakan pokok dari dapat dimengerti dan dari
kriteria dasar bahwa manfaat harus melebihi biaya. D. MANFAAT DAN BIAYA Informasi harus
bermanfaat-biaya, yaitu manfaatnya harus melebihi biayanya. Meskipun kelihatannya sederhana,
analisis manfaat-biaya informasi akuntansi sangat sulit dilakukan bahkan mungkin tidak dapat
dilakukan.
Relevansi telah didefinisikan secara beraneka ragam. Pada dasarnya, informasi yang relevan adalah
informasi yang mempunyai hubungan dengan masalah yang dihadapi. Informasi dapat mempunyai
suatu hubungan dan sedikitnya dalam tiga cara, yaitu dengan mempengaruhi tujuan, pemahaman,
dan keputusan. Setiap cara menyediakan suatu definisi relevansi. Tujuan Relevansi: Tercapai bila
Informasi memungkinkan tujuan dari pengguna dapat dicapai. Sulit untuk menentukan kapan
tercapainya karena tujuan bersifat subjektif. Tercapai bila penerima informasi memahami arti
sesungguhnya dari informasi yang dilaporkan. Pada intinya ini merupakan syarat mutlak. Akan tetapi,
bukan merupakan tujuan akhir. Tercapai bila fasilitas keputusan informasi dibuat untuk pemakai. Hal
ini adalah tujuan akhir dari FASB. Relevansi Semantik: Relevansi Keputusan: Dua peran informasi ini
telah disebutkan sebagai nilai peramalan dan nilai umpan balik dari informasi agar informasi berguna
harus tepat waktu maka kita memperoleh relevansi sebagai fungsi dari nilai persediaan, nilai umpan
balik, dan ketepatan waktu. 1. Nilai Peramalan Konsep nilai peramalan diturunkan model penilaian
investasi yang didefinisikan oleh FASB dalam daftar istilah SFAC 2 sebagai berikut. “Kualitas
Informasi membantu pemakai untuk meningkatkan kemungkinan peramalan dengan benar hasil
kejadian masa lalu dan sekarang”. Accounting Association Committee Of Cooperate Financial
Reporting 1969-1971 menyatakan ada 4 cara data akuntansi dapat dihubungkan dengan masukan
model keputusan, yaitu dengan peramalan langsung, peramalan tidak langsung, penggunaan
indikator penuntun, dan sebagai bukti pendukung. Peran masing-masing, yaitu sebagai berikut.
Langsung: Tidak Langsung: Indikator Penting: Pendukung: Ketentuan ramalan oleh manajemen,
misalnya arus kas yang diproyeksikan. Kemungkinan salah penggunaan dan kewajiban, dalam kasus
peramalan yang tidak akurat, membatasi penggunaannya. Ketentuan data masa lalu. Contohnya arus
kas masa lalu yang memungkinkan pemakai untuk meramalkan arus kas masa datang.
Mengasumsikan korelasi yang tinggi antara kejadian masa lalu dan masa datang yang mungkin tidak
dapat dibenarkan. Ketentuan data yang pergerakannya mendahului pergerakan dalam objek atau
kejadian yang diprediksi. Contohnya, peningkatan rasio UtangModal dapat mendahului kemerosotan
dalam arus kas. Mengasumsikan indikator yang mengarah pada titik balik di masa lalu akan
melakukan hal yang sama di masa datang. Informasi ketentuan data akuntansi yang dapat digunakan
untuk meramalkan data yang lain. Contohnya, kenaikan imbalan atas aktiva dapat berarti efisiensi
manajerial meningkat yang dapat menyebabkan arus kas meningkat. Mengasumsikan hubungan
antara data Akuntansi dan data lainnya. Konsep kemampuan peramalan sangat potensial untuk
pengembangan pelaporan Keuangan yang relevan di masa yang akan datang. Akan tetapi, beberapa
rintangan utama pada saat ini, terutama rintangan dalam langkah model keputusan investor normatif
yang teruji dengan deskripsi masukan model yang mencukupi. Rintangan kedua adalah langkanya
pengertian atas hubungan antara data akuntansi dan objek atau kejadian relevan yang dapat
dimasukkan ke dalam model keputusan. 2. Nilai Umpan Balik Informasi yang memiliki peran penting
dalam menguatkan atau mengoreksi harapan- harapan sebelumnya. Informasi mengenai hasil dari
satu keputusan sering merupakan masukan kunci dalam pengambilan
keputusan sebelumnya. Informasi jenis ini sering disebut Informasi Umpan Balik. 3. Ketepatan Waktu
Informasi tidak dapat relevan jika tidak tepat waktu, yaitu hal itu harus tersedia bagi pengambilan
keputusan sebelum kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan. 4. Relevansi Informasi
dan Data Konsep relevansi memungkinkan seseorang untuk membuat perbedaan yang berguna
antara informasi dan data. Titik awal pemilihan data untuk penyajian adalah untuk menjamin bahwa
data itu sedikitnya merupakan informasi jika tidak, data itu tidak relevan. Kesesuaian persetujuan
antara suatu ukuran atau deskripsi dan fenomena yang dimaksudkan untuk digambarkan (beberapa
menyebutnya keabsahan). Kesulitan dengan definisi ini, bahwa banyak pengukur yang digunakan
dalam akuntansi tidak mempunyai interpretasi ekonomi. Kata verify (menguji atau membuktikan)
diturunkan dari kata latin verus yang artinya kebenaran. Menguji sesuatu berarti menetapkan
kebenarannya. Dalam pendekatan ini pengukuran-pengukuran dapat diuji. Jika hal dapat didukung
oleh konsensus intersubjektif dari para pakar yang memenuhi syarat-syarat yang ada. Dapat diuji
dalam daftar istilah untuk SFAC adalah kemampuan melebihi konsensus di antara para pengukur
untuk menjamin bahwa informasi itu menyajikan apa yang dimaksud untuk dinyatakan atau bahwa
metode pengukuran yang dipilih telah digunakan tanpa kekeliruan atau bias. 5. Kenetralan Istilah
kenetralan sangat berhubungan, tetapi tidak identik dengan istilah bebas dari bias kenetralan berarti
bahwa seseorang tidak memihak pada suatu hasil yang ditentukan lebih dulu. Bebas dari bias berarti
kemampuan untuk memberikan suatu deskripsi akurat dari atribut yang dipertimbangkan itu.
6. Daya Banding Daya banding didefinisikan sebagai kualitas informasi yang memungkinkan pemakai
untuk mengidentifikasikan kesamaan dan perbedaan antara dua set fenomena ekonomi. Hal ini
tergantung pada berikut ini. a. b. Keseragaman Istilah keseragaman (uniformity) menyiratkan bahwa
kejadian yang serupa diperhi-tungkan kesamaannnya. Menurut ahli teori akuntansi Harry Wolk, Jere
Francis, dan Michael Teaney membedakan antara: 1) keseragaman terbatas (finite); dan 2)
keseragaman kaku (rigid). Didefinisikan sebagai penetapan suatu metode untuk transaksi yang umum
serupa, sekalipun mungkin ada situasi-situasi yang relevan. Keseragaman di antara perusahaan
dalam pelaporan keuangan sering dianggap untuk menyajikan tujuan yang diinginkan untuk
kepentingan mereka. Tujuan utama daya banding harus memudahkan pengambilan keputusan
peramalan dan keuangan oleh kreditor, investor dan lainnya ini dapat didefinisikan sebagai kualitas
atau keadaan yang cukup mempunyai karakteristik serupa untuk membuat perbandingan yang tepat.
Penentang utama dari keseragaman ini didasarkan pada pernyataan bahwa hal ini akan: 1) melanggar
hak-hak dan kebebasan dasar manajemen; 2) menempatkan akuntansi dalam pengikat aturan dan
prosedur yang membuat laporan keuangan kurang dapat dibandingkan; 3) menghambat kemajuan
dan mencegah perubahan-perubahan yang diinginkan. Konsistensi Istilah konsistensi digunakan
sehubungan dengan penggunaan prosedur akuntansi yang sama oleh satu satuan akuntansi atau
perusahaan dari periode ke periode, penggunaan konsep dan prosedur pengukuran yang sama untuk
unsur-unsur yang berhubungan dalam laporan suatu perusahaan untuk satu periode, dan
penggunaan prosedur yang sama oleh perusahaan yang berbeda. Menurut Opini APB No. 20, suatu
perubahan dalam prinsip akuntansi, estimasi akuntansi atau dalam satuan usaha yang melaporkan.
Ini lebih
jauh menyatakan bahwa sekali dilaksanakan maka suatu prinsip akuntansi seharusnya tidak diubah,
kecuali jika metode baru dapat dibenarkan sebagai yang lebih baik. Perubahan harus diungkapkan
pada periode saat perubahan tersebut dilakukan. Konsistensi dapat dan harus diinterpretasikan lebih
luas yang berarti pengungkapan, setiap periode, dari semua informasi relevan yang penting bagi
pemakai untuk memprediksi. 7. Materialitas Menurut FASB Materialitas sebagai karakteristik pervasif,
sangat mirip dengan konsep relevansi dalam banyak hal. Konsep relevansi menyiratkan bahwa
semua informasi harus disajikan dan dapat membantu dalam memprediksi jenis informasi yang
dibutuhkan dalam proses keputusan. Informasi dikatakan material (sehingga pengungkapan
diperlukan) jika pengetahuan dari informasi ini berarti penting bagi pemakai laporan akuntansi.
Menurut SFAC 2, sifat dasar dari materialitas adalah mungkin bahwa penilaian dari orang rasional
yang mengandalkan pada laporan itu akan diubah atau dipengaruhi oleh pemasukan atau koreksi dari
pos itu. Jenis usaha di mana materialitas dapat terlibat dalam keputusan mengungkapkan atau tidak
mengungkapkan mencakup yang berikut ini. a. Data kuantitatif, seperti unsur-unsur yang
mempengaruhi laba bersih dan penilaian aktiva. b. Luas penggabungan atau perincian data kuantitatif
dalam laporan formal. c. Data kuantitatif yang tidak dapat diestimasi secara cukup akurat yang harus
dimasukkan dalam laporan. d. Segi-segi kuantitatif yang harus diungkapkan oleh frasa atau kalimat
deskriptif. e. Hubungan kasus antara perusahaan dan individu atau kelompok tertentu yang
mempengaruhi hak dan kepentingan individu atau kelompok lain. f. Rencana dan harapan manajemen
yang relevan. 7. Konsep Fundamental
Konsep fundamental yang menyokong akuntansi mencakup gagasan satuan usaha, kelangsungan
hidup usaha, periodisitas, konservatisme dan unit moneter sebagai dasar pengukuran. a. Satuan
Usaha Definisi satuan usaha akuntansi penting karena ia mendefinisikan bidang kepentingan
sehingga mempersempit kemungkinan objek dan kegiatan, serta karakteristik yang bisa dipilih untuk
dimasukkan dalam laporan keuangan. Pendekatan dalam satuan usaha, antara lain: 1) pendekatan
dengan menentukan unit ekonomi yang mempunyai kendali atas sumber daya menerima tanggung
jawab untuk membuat dan melaksanakan komitmen dan melaksanakan kegiatan ekonomi; 2)
Pendekatan alternatif dengan mendefinisikan satuan usaha dalam pengertian bidang kepentingan
ekonomi dari individu kelompok atau lembaga tertentu, sedangkan batasan-batasannya adalah: a)
dengan menentukan individu atas kelompok yang berkepentingan; dan b) dengan menentukan sifat
kepentingan individu atas kelompok tersebut. Jadi, pendekatan ini berorientasi pada kepentingan
pemakai laporan keuangan, di samping itu pendekatan pemakai dapat memperluas batasan-batasan
satuan usaha dengan mencakup beberapa kegiatan lingkungan, seperti usaha-usaha untuk
memperbaiki hubungan sosiologis dalam perusahaan atau dalam masyarakat dan informasi
mengenai tanggung jawab sosial perusahaan. b. Kelangsungan Hidup Usaha Alasan memasukkan
konsep kelangsungan hidup dalam konsep fundamental umumnya adalah untuk mendukung teori
manfaat dari penilaian atau dalam beberapa kasus untuk mendukung penggunaan biaya historis
sebagai lawan nilai likuidasi. Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk memungkinkan investor dan
lainnya untuk membuat penilaian mengenai masa depan perusahaan dan untuk membuat peramalan
dalam kegiatan operasi masa yang akan datang. Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar
asumsi kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya di masa depan
(berkesinambungan). c. Periodisitas
d. Konsep periodisitas menunjuk pada kenyataan bahwa akuntan mengukur laba sepanjang periode
kalender yang biasa, seperti satu tahun, satu triwulan, atau satu bulan. Pentingnya konsep ini
berdasar pada kenyataan bahwa laba relatif mudah diukur sepanjang seluruh masa hidup suatu
proyek (secara umum), laba seumur hidup proyek sama dengan kas yang diperoleh sepanjang masa
hidup proyek. Sangat sulit untuk menentukan laba sebelum akhir proyek. Ketidakpastian dan
konservatisme Ketidakpastian dalam akuntansi timbul dari dua sumber utama, yaitu: 1) akuntansi
umumnya berhubungan dengan satuan usaha yang diharapkan mempunyai kelangsungan hidup di
masa yang akan datang. Karena alokasi kerap kali dibuat berdasarkan harapan masa datang; 2)
Pengakuan akuntansi sering diasumsikan merupakan pernyataan moneter mengenai kekayaan yang
mensyaratkan taksiran jumlah masa datang yang tidak pasti. Keandalan taksiran-taksiran ini bisa
sangat bervariasi. Tidak ada kuantifikasi moneter dari kekayaan dapat diketahui dengan pasti. Istilah
konservatisme umumnya digunakan untuk mengartikan bahwa akuntan harus melaporkan yang
terendah dari beberapa nilai yang mungkin untuk aktiva dan pendapatan dan yang tertinggi dari
beberapa nilai yang mungkin untuk kewajiban dan beban. Ini menyiratkan bahwa beban harus diakui
segera dan pendapatan harus diakui nanti, bukan segera. Oleh karena itu, aktiva bersih lebih
cenderung dinilai di bawah harga pertukaran kini dari pada di atasnya dan perhitungan laba mungkin
menghasilkan yang terendah dari beberapa jumlah alternatif. Jadi, pesimisme diasumsikan lebih baik
dari pada optimisme dalam pelaporan keuangan. Argumen-argumen konservatisme. 1) Bahwa
kecenderungan akuntan terhadap pesimisme dianggap penting untuk mengimbangi optimisme yang
berlebihan dari manajer dan pemilik. 2) Bahwa lebih saji laba dan penilaian lebih berbahaya untuk
bisnis dan pemiliknya daripada kurang saji. 3) Asumsi bahwa akuntan mempunyai akses lebih banyak
informasi daripada yang dapat dikomunikasikan kepada investor dan kreditur,
e. serta akuntan dihadapkan pada dua jenis risiko dalam melaksanakan audit. Moneter Meskipun data
akuntansi tidak terbatas pada pengukuran dalam satuan unit moneter, laporan akuntansi secara
tradisional mencakup terutama informasi keuangan. Sebenarnya informasi moneter menyediakan unit
pengukuran terbaik. Akan tetapi, unit moneter mempunyai kendalanya sendiri sebagai suatu metode
mengkomunikasikan informasi. Batasan atau kendala yang paling serius karena kenyataan unit
moneter tidak stabil sepanjang waktu. Tidak adanya unit moneter yang stabil berarti bahwa data
akuntansi yang didasarkan pada harga pertukaran masa lalu harus dijabarkan ke dalam nilai moneter
kini agar relevan dan dapat diandalkan untuk membuat peramalan dan mengambil keputusan tepat.
RANGKUMAN Masalah yang timbul dan sekaligus sebagai sorotan atas tujuan yang dikeluarkan
FASB adalah bias pada tiga (3) hal pokok, yaitu tujuan pemakai, kelompok pemakai dan akuntabilitas.
Dari hal itulah FASB mencoba memperbaiki dengan menampilkan karakteristik kualitatif laporan
akuntansi yang disusun dalam suatu hierarki kualitas akuntansi, meliputi manfaat dan biaya, relevansi,
nilai umpan balik, ketetapan waktu, relevansi informasi dan data, kenetralan, daya banding
(tergantung pada keseragaman dan konsistensi), materirialitas, dan konsep fundamental yang
mencakup satuan usaha, kelangsungan hidup usaha, periodisitas, ketidakpastian dan konservatisme,
dan moneter. Daftar Pustaka Belkaoui, Ahmed Riahi. (2001). Teori Akuntansi. Edisi Keempat. Jakarta:
Salemba Empat. Hendriksen. (2000). Accounting Theory. 9th Edition.

Anda mungkin juga menyukai