CONSEPTUAL FRAMEWORK
&
MEASUREMENT THEORY
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
KELAS 10D KURIKULUM
KHUSUS
Arief Mukhlas Prasetya
(04)
Febrian Dika Pratama
(12)
Nugroho Adi
(20)
BAB 4
KERANGKA KONSEPTUAL
keputusanserupa.
Tujuan
inidianggap
mudah
didapatkan
denganmelaporkaninformasiyang:
1. bergunadalam pengambilan keputusanekonomi
2. bergunadalam menilaiprospekarus kas
3. memuat tentangsumber daya perusahaan, klaimterhadap sumber daya
tersebutdan perubahandidalamnya
Dalam
rangka
memberikaninformasi
keuanganyang
berguna,
akuntanharus memilihinformasi mana yang akan digunakan. Oleh karena
itusangatlah perlu bagi seorang akuntan untuk mengembangkankualitas
dalam membuatinformasi yang berguna.
FASB menerbitkan tujuh laporan konsep yang mencakup topik-topik
berikut:
1. Tujuan pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis dan organisasi nonprofit
2. Karakteristik kualitatif informasi akuntansi yang berguna
3. Elemen laporan keuangan
4. Kriteria pengakuan dan pengukuran unsur-unsur
5. Penggunaan arus kas dan informasi nilai sekarang dalam pengukuran
akuntansi
Sedangkan KomiteStandarAkuntansi Internasional(IASC) menyatakan
bahwaKerangkaDasar
Penyusunan
danPenyajian
Laporan
Keuangan
seharusnya:
1. Mendefinisikantujuanlaporan keuangan
2. Mengidentifikasikarakteristik kualitatifyang membuatinformasi dalam
laporan keuanganberguna
3. Mendefinisikanelemen dasarlaporan keuangandankonsepdasar pengakuan
dan pengukurandalamlaporan keuangan.
Kerangka
kerja
inimengakui
bahwaberbagaipengukurandigunakan
dalamlaporankeuangan(misalnya, biaya historis, biaya saat ini, nilai realisasi
bersih, dannilai sekarang) tetapitidak termasukprinsip pemilihandasar
pengukuran.
IAS8, paragraf10, mensyaratkan bahwadalam ketiadaanstandarIASBatau
penafsiranyangsecara
spesifikberlaku
untuktransaksi,
peristiwa
ataukondisilainnya,
manajemenharus
menggunakan
penilaiandalam
mengembangkan
dan
menerapkansuatu
kebijakan
akuntansiyang
menghasilkaninformasi yang:
1. Relevan dengan pengambilan keputusan ekonomi kebutuhan pengguna;
dan
2. Andal, bahwa laporan keuangan harus:
a. Mewakili posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang
sesungguhnya
Pronouncement
datang. Penyedia modal ini adalah investor, peminjam dana (lenders), atau
kreditur lainnya dari suatu perusahaan. Namun perlu dicatat bahwa terdapat
banyak sekali pengguna laporan keuangan dan usaha simplifikasi kelompok
utama pengguna laporan utama akan menimbulkan masalah baru.
Simplifikasi hubungan antara entitas dengan pengguna individu ini akan
menghilangkan karakter unik yang dimiliki oleh masing-masing pihak. Hal
lain yang menjadi perhatian adalah dengan adanya fokus pada pengguna
utama maka timbul kebutuhan untuk pihak lain, yaitu yayasan (foundation)
dan kelompok pengawas corporate governance.
Decision Usefulness and Stewardship
Pelaporan keuangan memiliki kegunaan yang beragam dalam
pengambilan keputusan mulai dari keputusan alokasi sumber daya hingga
keputusan untuk melindungi dan meningkatkan investasinya. Pelaporan
keuangan juga berguna dalam hal evaluasi kepengurusan (stewardship).
Beberapa pihak menganggap bahwa tujuan terkait kepengurusan
(stewardship) tidak memperoleh perhatian yang sama apabila dibandingkan
dengan tujuan pengambilan keputusan. Selain itu, muncul juga pandangan
bahwa peran laporan keuangan dalam menyediakan informasi yang
memungkinkan pengguna (user) untuk meramalkan future cash flow
terlalu ditekankan atau berlebihan. Para ahli berpendapat bahwa
akuntabilitas dan tujuan stewardship yang terkait dengan evaluasi dan
pemantauan kinerja perusahaan di masa lalu sama pentingnya dengan
kemampuan laporan keuangan sebagai penyedia informasi dalam
pengambilan keputusan. Oleh karena itu, tujuan stewardship tidak lagi boleh
dikesampingkan dan tetapi disejajarkan dengan fungsi laporan keuangan
dalam pengambilan keputusan.
Qualitative Characteristic
Kerangka kerja IASB meiliki empat karakteristik kualitatif yaitu dapat
dimengerti (understandability), relevan (relevance), dapat diandalkan
(reliability), dan dapat dibandingkan (comparability). Draft exposure yang
diajukan oleh dewan IASB mengusulkan bahwa karakteristik kualitatif yang
membuat informasi berguna adalah relevan, penyajian yang meyakinkan,
dapat dibandingkan, dapat diverifikasi, tepat waktu, dan dapat dipahami.
Dewan juga menyatakan bahwa hambatan dalam pelaporan keuangan
adalah materialitas dan biaya. Karakteristik kualitatif dibedakan menjadi
karakteristik dasar seperti relevan dan penyajian yang meyakinkan serta
karakteristik tambahan seperti dapat dibandingkan, dapat diverifikasi, tepat
waktu, dan dapat dipahami.
Semua pihak setuju dengan proposal yang diajukan dewan dalam
exposure draft bahwa relevan adalah karakteristik dasar namun terjadi
Kerangka konseptual sangat cocok diterapkan pada sektor publik karena dia
adalah pendekatan konseptual.
Penelitian FASB juga menyatakan bahwa praktik saat ini cenderung
menunjukkan bahwa proses politiklah yang menentukan perkembangan
kerangka. Miller berpendapat bahwa FASB beserta kerangka konseptualnya
hanya bisa bertahan dengan mempertahankan posisinya dalam memberikan
manfaat kepada pasar modal.
Nilai profesional dan pembelaan-diri
Penjelasan mengenai kerangka konseptual dalam hal pembelaan diri dan
nilai profesional sekilas nampak saling bertentangan. Pembelaan diri
berakibat pada penmenuhan keinginan pribadi, sedangkan nilai profesional
berfokus pada idealisme. Namun, penilaian profesional dapat mengandung
banyak makna. Organisasi profesional merupakan pertumbuhan secara
sadar atas sekelompok profesi.
Gerboth berpendapat bahwa unsur tanggung jawab pribadi inilah yang
menyebabkan keputusan akuntan menjadi obyektif. Kunci obyektivitas
terletak pada mereka yang melakukan akuntansi. Akuntansi harus dilarang
membentuk konsepnya sendiri atau membangun struktur intelektual, tetapi
harus berperilaku secara profesional.
Telah dinyatakan sebelumnya bahwa kerangka konseptual tidak dapat
berjalan dalam kondisi vakum sosial. Ketika campur tangan manusia yang
kompleks terlibat, sangatlah sulit mengembangkan kerangka dan model
yang lengkap. Kemustahilan dalam kesepatan atas standar akuntansi
normatif didukung oleh Demski. Demski bahkan memberikan bukti
matematis bahwa tidak ada standar yang dapat membantu menentukan
alternatif akuntansi tanpa melibatkan kepercayaan dan pandangan individu.
Kepercayaan ini bisa jadi merupakan campuran antara nilai pribadi dan
profesional. Oleh karena itu, Bromwich berpendapat bahwa solusi atas
penyusunan standar akuntansi adalah dengan mengeluarkan serangkaian
bagian standar yang memuat masalah-masalah akuntansi.
Aspek yang kurang ideal dalam nilai profesional adalah konsep
kekuasaan pribadi dan monopoli. Konsep ini sejalan dengan pendekatan
konstitusional oleh Buckley. Pengajuan proposal standar berhubungan
dengan naluri monopoli oleh para profesional. Hal ini diwujudkan dengan
memperumit standar dan konsep. Dengan demikian publik akan sangat
bergantung pada akuntan dan auditor dalam menyiapkan laporan keuangan
dan menginterpretasikannya. Hal inilah yang disebut monopoli profesional.
Hal ini juga tidak konsisten dengan pernyataan bahwa kerangka konseptual
bertujuan untuk memberikan informasi yang obyektif, relevan dan dapat
dipercaya.
BAB 5
MEASUREMENT THEORY
A. PENTINGNYA PENGUKURAN
Campbell mendefiniskan pengukuran adalah the assignment of numerals
to represent properties of material systems other thannumbers, in virtue of
the laws governing these properties. Sedangkan menurut Stevens,
pengukuran adalah assignment of numerals to objects or events according
to the rules
Dalam pengertian Campbell, The System sama dengan object or
events
dalam
pengertian
Steven. Dalam hal ini contohnya adalah
meja, manusia, aset, atau jarak perjalanan.
Properties yaitu spesifikasi atau karakteristik dari
The System
dalam
pengertian
Campbell.
Dalam
hal ini maka Teori Pengukuran menurut 'ampbell lebih tepat.
Ketika kita melihat hubungan antara pernyataan secara matematika yang
berkolerasi dengan
hubungan
dari objek
atau kejadian, maka
pengukuran atas objek atau kejadian tersebut telah terjadi. Dalam akuntansi,
kita mengukur laba dengan langkah pertama yaitu menghitung/menilai
modal dan kemudian mengkalkulasikan laba sebagai pertukaran dalam
modal selama periode akuntansi untuk semua kejadian ekonomi
yangmempengaruhi perusahaan
Pengukuran adalah proses pemberian angka - angka atau label kepada
unit analisis untuk merepresentasikan atribut atribut. konsep atribut adalah
sesuatu yang melekat pada suatu objek yang menggambarkan sifat atau ciri
yang dikandung objek tersebut
Dalam setiap aktivitas manusia, pengukuran senantiasa terjadi. Dapat
berupa penilaian subyektif, seperti persepsi seseorang tentang orang lain,
yang dapat menentukan bentuk hubungan antar keduanya pada masa
mendatang, dapat pula berupa pengukuran yang lebih obyektif ataupun
data statistik. Saat transaksi jual - beli, merupakan situasi yang tepat
sebagai contoh tentang pengukuran. Sekantung gula yang kita beli, mungkin
berukuran satu kilogram, atau setengah kilogram, itulah pengukuran yang
nyata sehari - hari. Sedangkan dalam akuntansi contoh pengukuran yang
dilakukan adalah ketika kita mengukur keuntungan dengan terlebih dahulu
menetapkan nilai terhadap modal dan kemudian menghitung keuntungan
sebagai perubahan modal selama periode setelah memperhitungkan semua
peristiwa ekonomi yang mempengaruhi kekayaan perusahaan.
Seluruh pengukuran dalam kehidupan itu memiliki tujuan - tujuan khusus
untuk menentukan langkah berikutnya. Pengukuran sangat penting dilakukan
karena dengan mengukur suatu objek, maka kita dapat mengetahui nilai
suatu objek sehingga dapat menjadi acuan untuk dapat menentukan
kebijakan yang berkaitan dengan objek tersebut. Untuk memudahkan kita
melakukan suatu pengukuran sehingga memperoleh suatu hasil yang akurat
dan dapat diandalkan maka kita dapat menggunakan skala dan memilih tipe
pengukuran yang sesuai dengan karakteristik objek yang kita ukur.
B. SKALA PENGUKURAN
Setiap pengukuran dibuat berdasarkan sebuah skala. Sebuah skala dibuat
ketika aturan semantik digunakan untuk menghubungkan pernyataan
matematika kepada objek atau kejadian. Skala menunjukkan informasi apa
yang diwakili oleh angka, sehingga memberikan arti kepada angka tersebut.
jenis skala yang dibuat tergantung kepada aturan semantik yang digunakan.
Menurut Steven, skala dapat dibagi menjadi nominal, ordinal, interval atau
rasio.
1. Skala Nominal
Dalam skala nominal, nomor hanya diigunakan sebagai sebuah label.
Contohnya adalah penomoran pemain sepak bola. Banyak teori yang
tidak sependapat dengan skala nominal. Torgerson menyatakan, Dalam
pengukuran, nomor yang digunakan menunjuk kepada jumlah atau
tingkat kepemilikan dari suatu objek, dan bukan menunjukkan kepada
objek itu sendiri, Sedangkan dalam skala nominal, nomor menunjukkan
kepada objek atau kelompok dari objek
2. Skala Ordinal
Skala ordinal dibuat ketika suatu operasi memeringkat objeknya
sehubungan dengan properti yang diberikan. Contohnya, investor melihat
satu kemungkinan jenis investasi untuk uangnya. Investasi tersebut
diperingkat 1,2,3 berdasarkan nilai bersihnya saat ini. Kelemahan skala
ordinal adalah interval antar nomor tidak memberitahukan apa - apa
tentang perbedaan kuantitas kepemilikan yang diwakilinya.
3. Skala Interval
Skala interval memberikan informasi yang lebih daripada skala orginal.
Tidak hanya memberi peringkat kepada objeknya, tetapi juga jarak antara
interval skalanya diketahui dan sama. Contohnya adalah pengukuran
suhu ruangan dengan menggunakan thermometer Celsius. Jika kita
mengukur suhu dua buah ruangan, misal ruangan A dan B, dimana suhu
ruangan A 22 derajat celsius dan ruangan B 30 derajat celsius, maka
selain kita dapat mengatakan bahwa suhu di ruangan B lebih panas, kita
juga mengetahui bahwa ruangan B lebih panas 3 derajat daripada
ruangan A. Kelemahan skala interval adalah titik nolnya dibuat dengan
bebas.
4. Skala Rasio
Skala rasio adalah skala yang :
memberikan peringkat kepada objek atau kejadian
interval antar objek diketahui dan sama
Asal yang unik, titik nol yang alami, dimana jaraknya dengan objek
terakhir diketahui
varian dalam skala berarti bahwa apapun metode pengukuran yang
digunakan, maka sistem pengukuran akan menghasilkan format yang
sama dari variabel - variabel yang digunakan dan pengambil keputusan
akan membuat keputusan yang sama juga. Tapi hal ini tidak berlaku
dalam akuntansi, setiap sistem yang berbeda akan berbeda juga variabel
- variabelnya. Pengukuran pendapatan dengan cara yang berbeda akan
menghasilkan keputusan yang berbeda juga. Metode - metode
pengukuran yang berbeda tersebut tidak memberikan informasi yang
sama
C. OPERASI YANG DIIJINKAN DALAM PENGUKURAN
Salah satu alasan untuk mendiskusikan pengukuran adalah penerapan
ilmu matematika tertentu hanya dapat menggunakan pengukuran tertentu.
Skala rasio dapat digunakan untuk semua operasi aritmatik yang
fundamental, yaitu penjumlahan, pengurangan, pengkalian, dan pembagian.
Begitu juga dengan algebra, analisis geometri, kalkulus, dan metode
metode statistikal. Skala rasio akan tetap bagaimanapun transformasi
penggunaannya
Kestabilan dari pengukuran membuat kita paham sampai dimana teori
atau peraturan pada dasarnya akan tetap sama, walaupun pengukuran
digunakan pada ukuran berbeda, seperti sentimeter ke meter.
Tanpa kestabilan, bisa saja X dua kali lebih panjang daripada Y apabila
diukur dalam sentimeter, namun tiga kali lebih panjang apabila diukur dalam
meter. Dalam akuntansi, pengukuran dari current cost adalah varian dari
historical cost. Karena atribut dari yang dihitung berbeda, bisa saja mesin A
yang dihitung berdasarkan historical cost seharga $90.000, namun menjadi
seharga $110.000 apabila dihitung berdasarkan current cost.
Tidak semua operasi aritmatik dapat digunakan dengan skala interval.
Penjumlahan dan pengurangan masih bisa digunakan dengan skala interval,
namun pengkalian dan pembagian tidak.
Tidak ada operasi aritmatik yang dapat digunakan dengan menggunakan
skala ordinal. Kita tidak dapat menjumlah, mengurangi, mengkali, dan
membagi nomor atau interval dengan mengunakan skala ini. Oleh karena itu,
skala ordinal hanya dapat memberikan informasi yang terbatas
D. TIPE TIPE PENGUKURAN
kebanyakan orang, yang mempunyai nilai tes yang tinggi juga akan
berprestasi dalam kuliah matematika
E. KEANDALAN DAN AKURASI
Apa yang dimaksud dengan keandalan dari sebuah pengukuran atau
akurasi dari sebuah pengukuran? Untuk menjawab pertanyaan ini, pertamatama kita perlu menekankan bahwa tidak ada pengukuran yang bebas dari
kesalahan kecuali perhitungan.
Sumber-sumber Kesalahan
1. Operasi pengukuran ditetapkan dengan kurang tepat.
Aturan untuk menetapkan angka untuk suatu properti biasanya terdiri dari
`seperangkat operasi`. Seperangkat operasi mungkin tidak dinyatakan
dengan tepat dan karena itu mungkin dapat ditafsirkan dengan kurang
tepat oleh orang yang mengukur.
2. Pengukur.
Pengukur mungkin saja salah mengartikan aturan, berat sebelah, atau
menerapkan atau membaca instrumennya secara tidak benar.
3. Instrumen.
Banyak operasi yang membutuhkan digunakannya instrumen fisik, seperti
penggaris atau termometer atau barometer, yang mungkin saja rusak.
4. Lingkungan.
Tempat dilaksanakannya operasi pengukuran dapat mempengaruhi
hasilnya.
5. Atribut tidak jelas.
Apa yang akan diukur mungkin tidak jelas, terutama apabila
pengukurannya melibatkan sebuah konsep yang tidak dapat diukur secara
langsung.
Apabila semua pengukuran kecuali perhitungan sudah pasti memiliki
kesalahan, lalu bagaimana bisa suatu laporan yang mengandung
pengukuran tersebut dapat dianggap benar? Masalahnya adalah kebanyakan
orang mengharapkan kesempurnaan sementara hal itu tidak mungkin. Apa
yang perlu kita lakukan adalah membuat batasan dari kesalahan yang dapat
diterima. Apabila suatu pengukuran masih dalam batasan ini maka
pengukuran tersebut dapat dianggap benar.
Pengukuran yang Dapat Diandalkan
Seringkali diharuskan untuk unsur-unsur seperti aset, kewajiban,
pendapatan dan beban diakui di laporan keuangan, unsur tersebut
seharusnya dapat diukur secara handal. Apa yang dimaksud dengan
pengukuran yang dapat diandalkan? Keandalan merujuk pada konsistensi
yang terbukti dari baik suatu operasi untuk menghasilkan hasil yang
membanggakan maupun dari hasil itu sendiri dalam penggunaan tertentu.
fair value aset dan kewajiban sehingga kita harus mengukur nilai awal
kapital, nilai pendapatan yang diterima, penggunaan kapital, perubahan
pada fair value pada aset bersih. Penambahan kapital selama periode
tersebut akan mengukur laba pada periode tersebut, yang datang dari
berbagai sumber, seperti operasi dan pengukuran-kembali.
Bandingkan pendekatan pengukuran ini dengan pendekatan yang diambil
sebelum pengenalan standar akuntansi internasional. Pendapatan yang
diterima dibandingkan dengan penggunaan aset bersih dalam suatu periode
dan jika pemasukan lebih besar dari penggunaan kapital bersih, kita memiliki
tambahan pada kapital.
Pada tahun-tahun pertama masehi, tujuan akuntansi adalah menghitung
dan mengamankan aset dengan menggunakan akuntansi satu-entri. Dengan
sistem ini kapital diukur dengan melihat luas tanah, ternak, produk
agrikultur. Kapital dihitung bukan dengan alasan finansial, melainkan hanya
dihitung dan dirinci.
Setelah perang salib, pada abad kesebelas, pembukaan rute perdagangan
Timur Tengah dan Asia menciptakan permintaan barang jual beli (sutra,
rempah, karpet, dan sebagainya). Kota perdagangan di Italia memainkan
peran penting dalam transportasi krusader ke Tanah Suci dan kembali
dengan barang-barang. Aktivitas ini mensyaratkan adanya laba usaha. Laba
didasarkan pada kembalinya dari (biasanya) perjalanan satu tujuan pulang.
yang biasanya dibiayai rekanan-rekanan dan diperhitungkan setelah
memperhitungkan kapital awal. Sehingga kapital akhir diukur sebagai
akumulasi kekayaan dari perdagangan individual ditambah kapital awal. Dari
sisi pemangku kepentingan usaha, laba disajikan sebagai pertambahan
kekayaan. Lebih lanjut lagi, penggunaan sistem angka Arab bersamaan
dengan konsep kapital yang dikembalikan membawa kita kepada evolusi
akuntansi dobel-entri. Sistem ini digunakan secara luas oleh pedagang Italia
dari abad ke-12 sampai ke-16 dan pertama kali didokumentasikan oleh Luca
Pacioli sebagai Sistem Venice pada 1494.
Pada abad ke-18 di Inggris terjadi perkembangan dalam bentuk
perusahaan joint stock dengan kewajiban terbatas, kelas manajemen yang
terpisah, dan saham yang dapat ditransfer. Banyak perusahaan jenis ini
bankrut, mengakibatkan kerugian besar bagi kreditor, yang membawa
kepada Undang-undang Pendaftaran dan Pengaturan Perusahaan Joint Stock.
Undang-undang ini menekankan pada perlindungan terhadap kreditor dan
penilaian akuntansi yang konservatif. Sehingga definisi kapital turunan
bergerak menuju kapital kreditor dan menghasilkan penerimaan nilai yang
lebih rendah dari biaya dan harga pasar sebagai prinsip pengukuran. Pada
abad ke-19, konsep kapital lain muncul, mengikuti ekspansi kereta api di US.
Konsep kapital ini berkisar pada mempertahankan keutuhan dari aset yang
ada lebih dari satu periode (going concern) seperti mesin dan jalur kereta api
agar melanjutkan kemampuan persahaan kereta untuk menyediakan jasa
transportasi dengan level yang sama. Hal ini menghasilkan konsep
depresiasi sebagai metode untuk memelihara dana (kapital) untuk
mengganti aset, dan konsep going concern dari pemeliharaan kapital.
Hingga titik ini di sejarah, teori kapital dan pemeliharaan kapital masih
sedikit dikembangkan, hanya kumpulan konsep yang kabur. Tetapi, pada
1940 Paton dan Littleton memproduksi pernyataan definitif pertama tentang
konsep kapital dan laba. Mereka mendefinisikan laba sebagai turunan dari
penyandingan dan alokasi biaya historis dengan pendapatan yang
dihasilkan. Konsep dan prinsip Paton dan Littleton membentuk dasar sistem
akuntansi biaya historis konvensional yang adalah sistem dominan sebelum
perkenalan standar akuntansi internasional pada 2005.
Pada periode normatif pada 1960-an muncul banyak tantangan pada
prinsip penilaian biaya historis dan pemeliharaan kapital. Kritikus secara
deduktif berargumen bahwa penilaian perusahaan berdasarkan biaya historis
yang usang tidak berguna bagi pengambilan keputusan ekonomis dan laba
urunan tidak mengukur penggunaan kontemporer sumber daya. Laba
diturunkan dari menggunakan nilai kapital berharga pasar dan melihat
penambahan sebenarnya dari daya beli atau kemampuan untuk
mempertahankan suplai barang dan jasa.
Konsekuensinya, kita memiliki beberapa sistem pengukuran akuntansi.
Perbedaan perspektif ini merefleksikan bermacam-macam batas pada
akuntansi dan kurangnya kesamaan pendapat tentang prinsip pengukuran,
tetapi dengan sistem alokasi biaya historis sebagai sistem yang konvensional
dan dominan. Belakangan ini IASB (International Accounting Standard Board)
telah memberikan pandangan bahwa globalisasi bisnis memberikan
dukungan yang meningkat terhadap kebutuhan untuk adanya satu standar
akuntansi yang digunakan di seluruh dunia untuk menghasilkan informasi
keuangan yang dapat dibandingkan.
Hal ini menghasilkan dua perkembangan yang penting untuk dicatat pada
pengaturan standar akuntansi internasional oleh IASB yang disinyalir melalui
standar akuntansi seperti IAS 39/AASB 139 Instrumen Keuangan: Pengakuan
dan Pengukuran dan Agenda Proyek IASB: Melaporkan Pendapatkan
Komprehensif (Pelaporan Performa)(1) bahwa pengukuran laba dan
pengakuan pendapatan harus terhubung dengan pengakuan tepat waktu,
dan (2) bahwa pendekatan fair vale harus diadopsi sebagai prinsip
pengukuran kerja. Sehingga, pada 2005 kita memiliki prinsip pengukuran
yang fokus pada perubahan pada nilai aset dan kewajiban daripada
pelengkapan proses penghasilan. Singkatnya, ini berarti bahwa perubahan
pada fair value aset dan kewajiban dapat diakui sesegera mungkin setelah
mereka muncul dan dilaporkan sebagai komponen pendapatan. Lebih jauh
lagi, fokus telah berpindah menuju konsep penilaian dengan neraca sebagai
gudang utama dari informasi terkait nilai dan pengguna utama informasi
akuntansi adalah pemegang saham dan investor. Meskipun, tentu saja,
konsep ini tidak berjalan tanpa kontroversi.
Beberapa perusahaan berargumen bahwa akuntansi fair value dari IASB
secara fundamental mengubah fokus manajemen risiko. Perusahaan akan
menurunkan aktivitas hedging mereka karena mereka khawatir dengan
akibat akuntansi dengan IAS 39/AASB 139. Salah satu konsekuensinya
adalah dana pensiun perusahaan akan muncul sebagai kewajiban pada
neraca (IAS 19/AASB 119 Benefit Pegawai) dan ini perlu untuk dilindungi
nilainya.
Rangkuman Agenda Proyek IASB: Pelaporan Pendapatan Komprehensif
(Pelaporan Performa) menyoroti pemikiran IASB tentang pengukuran
pendapatan dan aset khususnya aplikasi pengukuran fair value. IASB
belakangan ini telah memulai kembali proyek pelaporan performa, tetapi
beberapa isu yang baru-baru ini dibahas adalah:
1.
Informasi akuntasi semestinya mengarah kepada pengambil keputusan
yang membuat keputusan ekonomi sebuah entitas.
2.
Entitas harus menyajikan pernyataan tunggal tentang semua item
pendapatan dan beban yang diakui sebagai kumpulan lengkap pernyataan
finansial.
3.
Pernyataan tersebut harus sepenuhnya inklusif:
a. Pernyataan itu harus juga berisi efek dari semua perubahan pada aset
dan kewajiban bersih pada suatu periode, selain transaksi dengan
pemilik.
b. Aset dan kewajiban harus dinilai dengan fair value yang mengira-ngira
harga pasar tetapi pengganti-pengganti seperti arus kas masa depan
discounted. harga pasar terdepresiasi, atau model kalkulasi harga aset
yang dapat digunakan pada ketiadaan pasar likuid.
c. Penentuan pendapatan seharusnya dibagi antara profit sebelum
pengukuran kembali dan efek pengukuran kembali.
4.