Kimia Unsur
Kimia Unsur
GOLONGAN VI A
XII IPA 3
Disusun oleh :
KELOMPOK V
RAMADHATIL MAURATY
RAYI HERISTYARA
SITI HADIJAH
SRI ISNA WARDATI
WAHIDAH
Dengan nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji
dan syukur bagi Allah SWT yang dengan ridha-Nya kita dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan lancar. Shalawat dan salam tetap kami haturkan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW dan untuk para keluarga, sahabat dan pengikut-pengikut beliau yang
setia mendampingi beliau. Terimakasih kepada keluarga, ibu guru, dan teman-teman yang
terlibat dalam pembuatan makalah ini yang dengan do’a dan bimbingannya makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik dan lancar.
Dalam makalah ini, kami membahas tentang “Kimia Unsur” yang kami buat
berdasarkan referensi yang kami ambil dari berbagai sumber, diantaranya buku dan internet.
Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini kita cari.
Kami berharap bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin dan sebaik mungkin.
Tidak ada gading yang tidak retak, demikian pula makalah ini. Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Hormat kami,
Kelompok V
2
DAFTAR ISI
Cover ....................................................................................................................................... 1
3
E. Kegunaan Dan Bahaya Telurium .......................................................................... 21
5. POLONIUM (Po) .......................................................................................................... 22
A. Sejarah Polonium ................................................................................................. 22
B. Keberadaan Di Alam ............................................................................................. 22
C. Sifat-Sifat Polonium .............................................................................................. 22
D. Polonium .............................................................................................................. 23
E. Kegunaan Dan Bahaya Polonium ......................................................................... 24
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 25
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 25
B. Saran .................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTKA ...................................................................................................................... 27
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam semesta ini kaya akan kandungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-
unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan
kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan
golongan B (golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi
unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia.
Berapa unsur logam dan nonlogam, dalam bentuk unsur maupun senyawa,
banyak dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan beberapa unsur logam dan
nonlogam meningkat sesuia dengan berkembang pesatnya industri, baik sebagai alat dasar
maupun sumber energi.
Unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Alam
Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, oleh karena itu perlu penguasaan
teknologi untuk mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak mungkin tidak melepaskan diri dari kimia
unsur. Misalnya saja pada saat gosok gigi, kita menggunakan senyawa dari natrium dan flourin
dalam pasta gigi. Ketika kita meminum es, berarti kita mengkonsumsi senyawa yang
mengandung unsur hidrogen dan oksigen, ketika tidur kita menghirup oksigen dan
mengeluarkan karbon dioksida.
Dengan kata lain unsur kimia sangat dibutuhkan karena menjamin kelangsungan
hidup. Dalam makalah ini akan menjelaskan tentang unsur-unsur kimia golongan VI A.
Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua beda
yang ada di ala mini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya,
senyawanya, atau paduan logamnya. Tidak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat,
beberapa unsur kimia memberikan dampak negative terhadap lingkungan dan kesehatan.
Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak
terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut. Melalui makalah ini kami harapkan
pembaca dapat memahami dan mengetahui kimia unsur lebih spesifik lagi.
5
B. Tujuan
Mengetahui dan memahami keberadaan unsur-unsur kimia golongan VI A di alam
Mengetahui dan memahami pengelompokan dan sifat-sifat unsur kimia golongan VI A
Mengetahui dan memahami kegunaan dan bahaya dari unsur-unsur kimia golongan VI A
Mengetahui dan memahami pembuatan unsur-unsur kimia golongan VI A
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah unsur-unsur kimia golongan VI A ?
2. Seberapa banyak keberadaan unsur-unsur kimia golongan VI A di alam ?
3. Bagaimana sifat unsur-unsur kimia golongan VI A ?
4. Bagaimanakah pembuatan unsur-unsur kimia golongan VI A ?
5. Apakah kegunaan dan bahaya dari unsur-unsur kimia golongan VI A ?
D. Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak yang membacanya umumnya dan khususnya kepada siswa untuk menambah wawasan
dan pemahaman tentang kimia unsur khususnya golongan VI A.
E. Metode Penulisan
Data penulisan makalah ini diperoleh dari telaah pustaka dari buku-buku yang
membahas tentang kimia unsur khususnya golongan VI A. Selain itu pengumpulan data makalah
ini diperoleh dari browsing internet.
6
BAB II
PEMBAHASAN
1. OKSIGEN (O)
Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang
mempunnyai lambing O dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur golongan kalkogen yang dapat
dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida). Pada
tempratur dan tekanan standar, dua atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa
gas diatomic dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.
A. Sejarah Oksigen
Oksigen ditemukan oleh Carl Wilhelm Scheele, seorang ahli obat dari Uppsala
pada tahun 1772-1773 dan Joseph Priestley di Wiltshire pada tahun 1774. Temuan Priestley
lebih terkenal oleh karena publikasinya merupakan yang pertama kali dicetak.
7
sebuah manuskip yangn berjudul Treatise on Air and Fire, yang kemudian ia kirimkan
kepenerbitnya pada tahun 1775. Namun, dokumen ini tidak dipublikasikan sampai tahun 1777.
Pada saat yang sama, seorang pastor Britania, Joseph Priestley, melakukan
percobaan yang memfokuskan cahaya matahari ke raksa oksida (HgO) dalam tabung gelas pada
tanggal 1 Agustus 1774 dan menghasilkan gas yang ia namakan ‘dephlogisticated air’. Priestley
mempublikasikan penemuannya pada tahun 1775 dalam sebuah laporan yang berjudul An
Account of Further Discoveries in Air. Laporan ini pula dimasukkan ke dalam jilid kedua bukunya
yang berjudul Experiments and Obsevation on Different Kinds of Air.
B. Keberadaan Di Alam
NO KEBERADAAN PERSENTASE
1 Dalam keadaan bebas diudara ± 20 % volume
2 Komposisi udara bersih dan kering 20,94 %
3 Kandungan mineral utama dalam laut 53,7 mol/liter
4 Kelimpahan dikulit bumi 49,20 % (masa)
5 Komponen utama dalam samudera 88,8 % (berdasarkan massa)
6 Penyusun matahari 0,9 %
7 Atmosfir 21,0 % (volume) dan 23,1 % (massa) atau
sekitar 1015 ton atmosfir
C. Sifat-sifat Oksigen
8
Pada tempratur kamar, oksigen merupakan gas yang tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak berasa. 1 molekul terdiri dari 2 atom (molekul diatomic). Oksigen mempunyai
3 buah isotop, yaitu 16O, 17O dan 18O. Afinitas terhadap unsur lain sangat besar, lebih-lebih bila
dipanaskan.
Sifat kimia Oksigen ialah oksigen membentuk senyawa dengan semua unsur,
kecuali gas-gas mulia ringan. Biasanya oksigen bereaksi dengan logam membentuk ikatan yang
bersifat ionic dan bereaksi dengan bukan logam membentuk ikatan yang bersifat kovalen
sehingga akan membentuk oksida.
KMnO4
K 2 MnO4 MnO2 O
Pembuatan
-Dalam teknik :
H 2O
2H 2O O2
Katoda anoda
-Dalam Laboratorium :
2) Pemanasan peroksida
2H 2O 2H 2O O2
3) Pemanasan garam-garam nitrat
9
Cu( NO3 ) 2 CuO NO2 O2
2. BELERANG (S)
Belerang/Sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
S dan nomor atom 16.Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa,tak berbau & multivalent.
Belerang dalam bentuk aslinya adalah sebuah zat padat kristalin kuning.
10
A. Sejarah Belerang
Menurut Genesis,belerang sudah lama dikenal oleh nenek moyang sebagai batu
belerang.
B. Keberadaan Di Alam
Belerang terjadi secara alamiah di sekitar daerah pegunungan dan hutan tropis.
Belerang terdapat secara luas dialam sebagai unsur bebas. Belerang terdapat dalam lapisan
kurang lebih 150 m dibawah batu karang, pasir, atau tanah liat yang keberadaannya dalam
bentuk senyawa H2S,SO2,CaSO4,dan MgSO4. Di alam belerang dapat ditemukan sebagai unsur
murni atau sebagai mineral-mineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting untuk
kehidupan dan ditemukan dalam 2 asam amino. Zat murninya tidak berbau, tidak berasa dan
memiliki struktur yang beragam, tergantung kondisi sekitar. Secara alami banyak terdapat di
gunung berapi. Komponen murninya tidak beracun namun senyawa yang terbentuk
kebanyakan berbahaya bagi manusia. Senyawa belerang yang utama adalah SO2, dan SO3.
C. Sifat-sifat Belerang
Belerang merupakan padatan rapuh yang memiliki warna kuning pucat, tidak
larut dalam air tapi mudah larut dalam karbon disulfida (CS2). Berbagai bentuk dari unsur
belerang baik berupa gas, cair ataupun padat terjadi dalam bentuk alotrop yang lebih dari satu
atau campuran. Bentuk yang berbeda-beda ini menyebabkan sifat dari belerang ini berbeda-
beda juga dan bentuk alotropnya masih belum bisa dipahami.
Energi ionisasi pertama dan kedua dari sulfur dan 999,6 kJ 2252 · mol-1, masing-
masing. Meskipun tingkat tinggi seperti, oksidasi belerang hingga +2 jarang terjadi, sehubungan
dengan negara-negara yang lebih +4 dan +6. Keempat dan keenam ionisasi energi 4556 dan
8495,8 kJ · mol-1, dengan tingginya kadar transfer elektron karena orbital. Negara ini hanya
stabil dengan oksidan kuat seperti fluor, oksigen dan klorin.
Sulfur bentuk molekul poliatomik dengan rumus kimia yang berbeda, dengan
alotrop paling terkenal octasulfur sedang, cyclo-S8. Octasulfur yang lembut, lampu-padat hanya
dengan bau samar kuning, mirip dengan pertandingan. Hal meleleh pada 115,21 ° C, mendidih
pada 444,6 ° C dan menyublim dengan mudah. Pada 95,2 ° C,. Di bawah suhu leleh, perubahan
octasulfur cyclo-octasulfur dari α-untuk β-Polymorph. S8 struktur cincin hampir tidak berubah
oleh perubahan fasa, yang mempengaruhi interaksi antarmolekul.
Fase Solid
Massa (Sekitar Suhu Kamar) (alfa) 2,08 g/cm3
11
Massa (Sekitar Suhu Kamar) (beta) 1,96 g/cm3
Massa (Sekitar Suhu Kamar) (gama) 1,92 g/cm3
Massa (Sekitar Suhu Kamar) 1.819 g/cm3
Titik Lebur 388.36 K (115.21oC, 239.38oF)
Titik Didih 717.8K (444.6oC, 832.3oF)
Titik Kritis 1314 K, 20,7 MPa
Kalor Peleburan (mono) 1.727 kJ/mol
Kalor Penguapan (mono) 45 kJ/mol
Kapasitas Kalor (25oC) 22.75 J/(mol.K)
Belerang juga memiliki sifat-sifat kealotropan. Berikut adalah sifat fisika dan sifat kimianya :
Merupakan unsur bukan logam, padat berwarna kuning pucat, rapuh, tanpa bau
dan rasa. Konduktor panas dan bukan konduktor listrik. Belerang tidak terlarut dalam air, larut
sederhana dalam benzene dan larut dengan baik dalam karbon disulfide.
- Siklooktabelerang (S8)
- Sikloheksabelerang (S6), alotrop ini dapat disintesiskan dengan cara mencampur natrium
triosulfat dan asam klorida pekat
- Siklododekabelerang (S12)
Cara pengolahan belerang tergantung dari jenis endapannya dan hasil yang
diinginkan. Untuk belerang yang berbentuk Kristal dapat langsung dimasukkan ke dalam
autiklat dimasukkan atau ditambahkan solar, air dan NaOH, kemudian dipanaskan dengan
memasukkan uap air panas dengan tekanan 3 atm selama 30-60 menit. Pemisahan akan terjadi
karena belerang mempunyai titik lebur yang lebih rendah dibandingkan dengan mineral-
mineral pengotornya. Hasilya yang berupa belerang cair dialirkan melalui filter dan kemudian
dicetak.
12
meningkatkan kadar belerang dan memisahkan senyawa-senyawa besi sulfat dan silikat dari
larutan. Cara pengolahan lain untuk belerang jenis ini dengan cara pelarutan dan penghabluran
dengan dengan menggunakan pelarut karbon disulfide, dimethyl disulfit atau larutan
hidrokarbon berat lainnya.
Belerang dihasilkan secara komersial dari sumber mata air hingga endapan
garam yang melengkung sepanjang Lembah Gulf di Amerika Serikat. Menggunakan proses
Frasch, air yang dipanaskan masuk ke dalam sumber mata air untuk mencairkan belerang, yang
kemudian terbawa ke permukaan. Belerang juga terdapat pada gas alam dan minyak mentah,
namun belerang harus dihilangkan dari keduanya. Awalnya hal ini dilakukan secara kimiawi,
yang akhinya membuang belerang. Namun sekarang, proses yang baru memungkinkan untuk
mengambil kembali belerang yang terbuang. Sejumlah besar belerang diambil dari ladang gas
Alberta.
1. Proses Frasch. Cadangan bawah tanah belerang biasanya terdapat pada kedalaman
antara 150-750 m dan tebalnya kira-kira 30 m. Pipa berdiameter 20 cm dimasukkan hingga ke
dasar endapan belerang. Pipa lain yang lebih kecil, berdiameter 10 cm dan lebih pendek
dimasukkan dalam pipa pertama. Pipa terakhir, bediameter 2,5 cm dimasukkan ke dalam pipa
kedua. Pipa terakhir mempunyai panjang setengah dari pipa pertama (lihat gambar di bawah
ini).Mula-mula air bersuhu 165oC dialirkan ke bawah melalui pipa pertama. Air panas ini akan
melelehkan belerang di sekitarnya dan mendorong cairan belerang naik melalui pipa. Air
bertekanan tinggi dipompa melalui pipa yang paling kecil, menghasilkan buih bermassa jenis
kecil yang akan naik ke permukaan tanah melewati pipa berukuran sedang. Buih ini
mengandung belerang, udara, dan air. Di permukaan tanah, campuran ini didinginkan dan
menghasilkan kristal belerang berwarna kuning dari cairannya yang berwarna ungu. Kristal
belerang dihancurkan dengan dinamit menjadi pecahan yang berukuran lebih kecil sehingga
mudah diangkut ke tempat lain.
13
2. Proses Claus. Pada proses Claus, mula-mula gas alam dialirkan dalam etanol amin,
HOCH2CH2NH2 dan terjadi reaksi: HOCH2CH2NH2(l) + H2S(g) ⇆ HOCH2CH2NH3+ + HS- Setelah
dipisahkan, campuran kemudian dipanaskan sehingga H2S dilepaskan sebagai gas. Gas ini
kemudian dicampur dengan gas oksigen untuk membakar sepertiga H2S menjadi gas SO2 dan
air. Gas SO2 bereaksi dengan H2S sisa membentuk belerang dan air.
2H 2 S 3O2
2SO2 2H 2 O4 H 2 S
6S 4H 2 O
3. Pemanasan Pirit. Pirit dipanaskan tanpa udara akan menyebabkan dekomposisi S22-
Pada tanaman, sulfur dapat berfungsi sebagai pembentukan asam amino dan
pertumbuhan tunas serta membantu pembentukan bintil akar tanaman, Pertumbuhan anakan
pada tanaman, berperan dalam pembentukan klorofil serta meningkatkan ketahanan terhadap
jamur. Pada beberapa jenis tanaman antara lain berfungsi membentuk senyawa minyak yang
14
menghasilkan aroma dan juga aktifator enzim membentuk papain. Gejala kekurangan sulfur
pada tanaman pada umumnya mirip kekurangan unsur nitrogen. misalnya daun berwarna hijau
mudah pucat hingga berwarna kuning, tanaman kurus dan kerdil, perkembangannya lambat.
Sulfur dioksida (SO2) adalah gas tidak berwarna. Berbau khas memerihkan mata
dan dapat merusak saluran pernapasan, sebab apabila terisap oleh pernapasan secara
berlebihan akan bereaksi dengan air dalam saluran pernapasan dan membentuk asam sulfit
yang akan merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Sulfur dioksida dapat terbentuk pada
pembakaran batu bara yang mengandung belerang, dan pemanggangan bijih sulfida. Sulfur
dioksida dapat melarut dengan baik dalam air. SO2(g) + H2O(l) → H2SO3 (aq).
Sifat SO2 yang mudah larut dan menghasilkan asam seperti dijelaskan di atas
mengakibatkan persoalan lingkungan seperti misalnya hujan asam.Terjadinya hujan asam yaitu
dari pembakaran bahan bakar posil seperti minyak dan batu bara akan di hasilkan NOx dan SOx
juga partikel lain.Polutan akan tinggal beberapa lama di udara dan kemudian musnah
terdeposisi kepermukaan bumi , selama polutan diudara, kualitas udara menurun yang dapat
berakibat langsung pada kesehatan manusia seperti sesak napas / gatal-gatal di kulit. Polutan
seperti oksida sulfur (SO2) dan dioksida nitrogen (NO2) melalui reaksi oksidasi dengan ozon
akan berubah menjadi (SO3) dan NO3 selanjutnya berubah menjadi senyawa sulfat dan
senyawa nitrat. Senyawa-senyawa tersebut akan berpindah dari atmosfer kepermukaan bumi
melalui hujan dan deposisi langsung sehingga di kenal dengan deposisi basah dan deposisi
kering. Proses deposisi basah terjadi dengan pembentukan awan dan akhirnya turun sebagai
hujan salju atau kabut yang mengandung asam. Deposisi asam yang terkandung dalam hujan
15
dapat menggambarkan kondisi keasaman air hujan dalam angka pH. Kategori angka pH
mengindikasikan hujan basa atau asam. Bila air hujan mempunyai nilai pH di bawah 5,6 di
katakan telah terjadi hujan asam di daerah tersebut.
Kerugian utama dari adanya sulfur adalah resiko korosi oleh asam sulfat yang
terbentuk selama dan sesudah pembakaran, dan pengembunan di cerobong asap, pemanas
awal udara dan economizer.
3. SELENIUM (Se)
Selenium merupakan suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Se dan nomor atom 34. Selenium sendiri adalah zat padat alami yang banyak tetapi
tidak merata dalam kerak bumi.
A. Sejarah Selenium
B. Keberadaan Di Alam
16
Selenium ditemukan dalam beberapa mineral yang cukup langka seperti kruksit
dan klausthalit. Penyebaran selenium dikerak bumi tidaklah merata. Hal ini juga umumnya
ditemukan dibebatuan dan tanah. Selenium tidak sering ditemukan di lingkungan dalam bentuk
mendasar, tetapi biasanya dikombinasikan dengan zat lain.
C. Sifat-sifat Selenium
Symbol Se
Fase Solid
Radius Atom 1,4 A
Volume Atom 16,5 Cm3/Mol
Massa Atom 78,96
Titik Didih 958 K
Radius Kovalensi 1,16 A
Struktur Kristal Heksagonal
Massa Jenis 4,79 G/Cm3
(Gray) 4,81 G/Cm3
(Alpha) 4,39 G/Cm3
(Vitreous) 4,28 G/Cm3
Konduktivitas Listrik 8x106 Ohm-1cmcm-1
Elektronegativitas 2,55
Konfigurasi Electron [Ar]3d10 4s2p4
Formasi Entalpi 5,54 Kj/Mol
Konduktivitas Panas 2,04 Wm-1k-1
Potensial Ionisasi 9,752 V
Titik Lebur 494 K
Bilangan Oksidasi -2, 4, 6
Kapasitas Panas 0,32 Jg-1K-1
Kapasitas Kalor (25ºC) 25,363 J
Entalpi Penguapan 26,32 Kj/Mol
Kalor Peleburan (Gray) 6,69 Kj/Mol
Kalor Penguapan 95,48 Kj/Mol
Titik Kritis 1766 K. 27,2 Mpa
17
bentuk seperti kaca). Selenium Kristal monoklinik berwarna merah tua, sedangkan selenium
Kristal heksagonal, yang merupakan jenis paling stabil berwarna abu-abu metalik.
Selenium telah dikatakan non toksik, dan menjadi kebutuhan unsur yang penting
dalam jumlah sedikit. Namun asam selenida dan senyawa selenium lainnya adalah racun dan
reaksi fisiologisnya menyerupai arsen.
D. Pembuatan Selenium
Namun, dari sumber lainnya dikatakan bahwa selenium terjadi secara alami di
lingkungan. Sebagai salah satu elemen, selenium tidak dapat diciptakan ataupun dihancurkan,
meskipun selenium dapat berubah bentuk dalam lingkungan.
Orang terpapar kadar rendah selenium setiap harinya melalui makanan, air, dan
udara. Selenium merupakan elemen esensial bagi manusia dan hewan. Namun, selenium dapat
berbahaya bila diambil secara teratur dalam jumlah yang lebih tinggi daripada jumlah yang
dibutuhkan untuk kesehatan yang baik. Asam selenida pada konsentrasi 1,5 ppm tidak boleh
ada dalam tubuh manusia. Selenium dalam keadaan padat, dalam jumlah yang cukup dalam
tanah dapat memberikan dampak yang fatal pada tanaman pakan hewan. Terpapar dengan
senyawa selenium di udara tidak boleh melebihi kadar 0,2 mg/m3 (selama 8 jam kerja perhari-
40 jam seminggu).
18
Meskipun selenium trace elemen penting, sangat beracun jika diambil secara
berlebihan. Melebihi tingkat asupan atas ditoleransi 400 mikrogram per hari dapat
menyebabkan selenosis.
4. TELURIUM (Te)
A. Sejarah Telurium
Telurium ditemukan oleh Muller von Reichenstein pada tahun 1782 dan diberi
nama oleh Klaproth, yang telah mengisolasinya pada tahun 1798.
B. Keberadaan Di Alam
19
C. Sifat-sifat Telurium
Daya hantarnya bertambah sedikit ketika unsur ini terpapar dengan sinar
matahari. Telurium bisa diberi dopan perak, tembaga, emas, timah atau unsur lainnya. Di
udara, telurium terbakar dengan nyala biru kehijau-hijauan, membentuk senyawa dioksida.
Telurium cair mengkorosi besi, tembaga dan baja tahan karat.
Ketika kristal, telurium adalah putih keperakan dan ketika dalam keadaan murni
memiliki kilau metalik. Hal ini rapuh dan mudah dilumatkan metalloid. Amorf telurium
ditemukan oleh pengendapan dari larutan atau asam tellurous telurik (Te (OH) 6). Telurium
adalah semikonduktor tipe-p yang menunjukkan konduktivitas listrik yang lebih besar dalam
arah tertentu tergantung pada penyelarasan atom; konduktivitas sedikit meningkat ketika
terkena cahaya (fotokonduktivitas). Ketika dalam keadaan cair nya, telurium adalah korosif
terhadap tembaga, besi dan stainless steel.
Telurium mengadopsi struktur polimer, yang terdiri dari zig-zag rantai atom Te.
Bahan ini tahan oksidasi abu-abu dengan udara dan terbang.
Fase Solid
Massa jenis 6,24 g/cm3
Massa jenis (dalam cairan) 1,96 g/cm3
Titik lebur 722.66 K (448,51ºC)
Titik didih 1261 (998ºC)
Kalor peleburan (mono) 17,48 kJ/mol
Kalor penguapan (mono) 114,1 kJ/mol
Kapasitas kalor (25oC)25.73 J/(mol.K)
D. Pembuatan Telurium
Sumber utama telurium adalah dari lumpur anoda dihasilkan selama pemurnian
secara elektrolisa tembaga dari lecet. Ini adalah komponen dari debu ledakan tungku dari
pemurnian timah. 500 ton bijih tembaga pengobatan biasanya memproduksi satu pon (0,45 kg)
telurium. Telurium diproduksi terutama di Amerika Serikat, Peru, Jepang, dan Kanada. Untuk
20
tahun 2006, British Geological Survey memberikan nomor-nomor berikut: Amerika Serikat 50 t,
37 t Peru, Jepang dan Kanada 11 24 t.
Deposisi anoda berisi selenides dan tellurides dari logam mulia dalam senyawa
dengan rumus M2Se atau M2Te (M = Cu, Ag, Au). Pada suhu 500 ° C anoda lumpur
dipanggang dengan karbonat natrium di bawah udara. Ion logam direduksi menjadi logam,
sementara Telluride diubah menjadi tellurite natrium.
M 2Te O2 Na 2 CO3
Na 2TeO3 2M CO2
Tellurites bisa kehabisan campuran dengan air dan biasanya hadir sebagai
hydrotellurites HTeO3-dalam larutan. Selenites juga terbentuk selama proses ini, tetapi
mereka dapat dipisahkan dengan menambahkan asam sulfat. Telurium hydrotellurites
dioksida dikonversi menjadi larut sementara selenites tinggal dalam larutan.
HTeO3 OH H 2 SO4
TeO2 2SO42 2 H 2 O
Pengurangan dengan logam dilakukan baik oleh elektrolisis atau dengan reaksi
dioksida telurium dengan belerang dioksida dalam asam sulfat.
Te SO42 4H
TeO2 2SO2 2H 2 O
Telurium digunakan dalam tellurida kadmium (CdTe) sebagai panel surya. Panel
surya CdTe ini digunakan untuk mencapai beberapa efisiensi sel tertinggi dalam pembangkit
listrik tenaga surya. Produksi panel surya CdTe untuk komersial dilakukan oleh Perusahaan First
Solar.
Telurium memperbaiki kemampuan tembaga dan baja agar tahan terhadap karat
untuk digunakan dalam permesinan. Penambahan telurium pada timbal dapat mengurangi
reaksi korosi timbal oleh asam sulfat, dan juga memperbaiki kekuatan dan kekerasannya.
Telurium dapat digunakan untuk mengvulkanisir karet. Karet yang dihasilkan dengan cara ini
mengalami peningkatan ketahanan panas.
21
Telurium digunakan sebagai komponen utama sumbat peleburan, dan
ditambahkan pada besi pelapisan pada menara pendingin. Telurium juga digunakan dalam
kramik. Bismut tellurida telah digunakan dalam perakitan termoelektrik.
5. POLONIUM (Po)
Polonium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
Po dan nomor atom 84. Unsur radioaktif yang langka ini termasuk kelompok metaloid yang
memiliki sifat kimia yang mirip dengan telurium dan bismut. Polonium merupakan unsur
radioaktif yang terbentuk secara alami di kerak bumi dan merupakan elemen pertama yang
ditemukan berdasarkan sifat radioaktifnya. Polonium adalah salah satu elemen dari uranium-
radium dan merupakan anggota dari uranium-238.
A. Sejarah Polonium
Polonium ditemukan di Pithblende pada 1989 oleh ahli kimia Prancis yaitu Marie
Curie, dinamakan berdasarkan Negara asalnya Polandia.
B. Keberaadaan Di Alam
Polonium adalah unsur yang sangat jarang di alam. Jumlah elemen ini terjadi
dalam batuan yang mengandung radium.
C. Sifat-sifat Polonium
22
Polonium 210 memiliki titik cair yang rendah, logam yang mudah menguap,
dengan 50% polonium menguap di udara dalam 45 jam pada suhu 55oC. Merupakan pemancar
alpha dengan masa paruh waktu 138.39 hari. Satu milligram memancarkan partikel alfa seperti
5 gram radium. Energi yang dilepaskan dengan pancarannya sangat besar (140 W/gram);
dengan sebuah kapsul yang mengandung setengah gram polonium mencapai suhu di atas
500oC. Kapsul ini juga menghasilkan sinar gamma dengan kecepatan dosisnya 0.012 Gy/jam.
Sejumlah curie (1 curie = 3.7 x 1010Bq) polonium mengeluarkan kilau biru yang disebabkan
eksitasi di sekitar gas. Polonium mudah larut dalam asam encer, tapi hanya sedikit larut dalam
basa. Garam polonium dari asam organik terbakar dengan cepat; halida amina dapat mereduksi
nya menjadi logam. Sifat kimia polonium adalah mirip dengan telurium dan bismut. Polonium
mudah larut dalam asam encer, tetapi hanya sedikit larut dalam alkali . Senyawa hidrogen Poh
2 adalah cair pada suhu kamar ( titik lebur -36,1 ° C, titik didih 35,3 ° C). struktur Halida yang
dikenal Cacar 2, cacar 4 dan 6 Cacar. Kedua oksida Poo Poo 2 dan 3 adalah produk dari oksidasi
polonium. Telah dilaporkan bahwa beberapa mikroba dapat membentuk senyawa methylate
polonium oleh aksi methylcobalamin . Hal ini mirip dengan cara di mana merkuri , selenium dan
telurium merupakan alkohol pada makhluk hidup untuk menciptakan senyawa organologam.
Sebagai hasil ketika mempertimbangkan pembentukan senyawa biokimia dari polonium harus
mempertimbangkan kemungkinan bahwa polonium akan mengikuti jalur biokimia yang sama
seperti selenium dan telurium.
D. Pembuatan Polonium
Bijih uranium hanya mengandung sekitar 100 mikrogram unsur polonium per
tonnya. Ketersediaan polonium hanya 0.2% dari radium. Pada tahun 1934, para ahli
menemukan bahwa ketika mereka menembak bismut alam (209Bi) dengan neutron, diperoleh
210Bi yang merupakan induk polonium. Sejumlah milligram polonium kini didapatkan dengan
cara seperti ini, dengan menggunakan tembakan neutron berintensitas tinggi dalam reaktor
nuklir. Polonium-210 adalah yang paling banyak tersedia. Isotop dengan massa 209 (masa
paruh waktu 103 tahun) dan massa 208(masa paruh waktu 2.9 tahun) bisa didapatkan dengan
menembakkan alfa, proton, atau deutron pada timbal atau bismut dalam siklotron, tapi proses
ini terlalu mahal. Logam polonium telah dibuat dari polonium hidroksida dan senyawa
polonium dengan adanya ammonia cair anhidrat atau ammonia cair pekat. Diketahui ada dua
modifikasi alotrop. Polonium-210 meluruh dengan memancarkan partikel alpha. 1mg polonium
210 memancarkan partikel alpha sebagai radium-226 sebanyak 5 g. energy yang dilepaskan
23
sangatlah besar yaitu 140 watt/g. Peluruhan isotop Radon -222 (Rn-222), memancarkan partikel
alfa. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
86 Rn 222
84 Po218 2 He 4 86 Bi 214
84 Po214 2e
Kehadiran polonium dalam asap rokok telah dikenal sejak 1960-an. Beberapa
perusahaan terbesar di dunia tembakau diteliti cara menghapus substansi-untuk tidak
menggunakan- selama 40 tahun tetapi tidak pernah dipublikasikan hasilnya. Radioaktif
polonium-210 yang terkandung dalam pupuk fosfat diserap oleh akar tanaman (seperti
tembakau) dan disimpan dalam jaringan. Tembakau tanaman yang dipupuk dengan fosfat alam
yang mengandung polonium,-210 yang memancarkan radiasi alpha diperkirakan menyebabkan
kematian sekitar 11.700 kanker paru-paru setiap tahun di seluruh dunia. Polonium juga
ditemukan dalam rantai makanan, terutama di laut.
24
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas kami dapat disimpulkan bahwa golongan VI A atau kalkogen
dalam tabel periodik unsur terdiri atas unsur Oksigen (O), belerang (S), selenium (Se), telurium
(Te) dan polonium (Po).
Sifat fisika unsur-unsur golongan VI A secara singkat dapat dijelaskan dengan table berikut ini :
25
Kecenderungan sifat fisika dan sifat kimia dari golongan VI A secara umum dapat disimpulkan
sebagai berikut :
B. SARAN
Saran yang dapat kami berikan bagi pembaca yang ingin membuat makalah
tentang ‘Kimia Unsur’ ini, untuk dapat lebih baik lagi dari makalah yang kami buat ini ialah
dengan mencari lebih banyak referensi dari berbagai sumber, baik dari buku maupun dari
internet, sehingga makalah anda akan dapat lebih baik dari makalah ini.
Apabila ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini baik yang kami sengaja
maupun tidak, kami mohon kritik dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif agar kami
tidak melakukan kesalahan yang sama dalam penyusunan makalah dikemudian hari. Mungkin
hanya ini saran yang dapat kami sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Terimakasih.
26
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun. 2006. KIMIA untuk Kelas XII. Yogyakarta : Intan Pariwara
www.wikipedia.org
www.chem-is-try.org
http://resti-susilawati.blogspot.com/2011/10/germanium-arse—dan-selenium.html?m=1
www.news-medical.net
http://erwantoindonesia.wordpress.com/2012/03/28/makalah-oksigen-belerang-dan-selenida/
http://annisaprajna.blogspot.com/2011/08/unsur-golongan-vi.html?m=1
http://rudyanshory.blogspot.com/2011/11/makalah-kimia-unsur.html?m=1
http://asrianinoniblogspotcom.blogspot.com
http://makalah-unsur-unsur-golongan-via.html
27