Anda di halaman 1dari 15

Tektonik Lempeng

Tektonik lempeng adalah suatu teori yang menerangkan proses dinamika


bumi tentang pembentukan jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur gempa bumi
dan cekungan endapan di muka bumi yang di akibatkan oleh pergerakan Lempeng.

Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu
lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap
yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga
sekarang. Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust)
ataupun kerak samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi
(earth’s mantle). Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel ini
dinamakan litosfer. Kepadatan material pada kerak samudra lebih tinggi dibanding
kepadatan pada kerak benua. Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak
samudra (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua (felsik).
Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer. Karena
suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di lapisan ini
bergerak mengalir seperti cairan (fluid). Litosfer terpecah ke dalam beberapa
lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan lainnya.
Deformasi aktif dan sesar geser ini menyebabkan terbentuknya lempeng-
lempeng pada kulit bumi. Ada tujuh lempeng besar utama yaitu:

- Lempeng Pasifik
- Lempeng Antartika
- Lempeng Amerika Selatan
- Lempeng Amerika Utara
- Lempeng Eurasia
- Lempeng Afrika
- Lempeng Indo-Australia.
Selain lempeng-lempeng besar tapi masih terdapat lempeng-lempeng kecil yang
terbentuk di antara lempeng-lempeng besar tersebut, antara lain lempeng Juan De
Fuca yang terjepit di antara lempeng Pasifik dengan lempeng Amerika Utara.
Lempeng Cocos, lempeng Caribbean dan lempeng Nazca yang terjepit di antara
lempeng Pasifik, lempeng Amerika Utara dan lempeng Amerika Selatan. Lempeng
Scotia yang terjepit di antara lempeng Amerika Selatan, lempeng Afrika dan
lempeng Antartika. Lempeng Arab yang terjepit di antara lempeng Afrika,
lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia. Lempeng Philipina, lempeng
Caroline, lempeng Bismarck dan lempeng Fiji yang terjepit di antara lempeng
Pasifik, lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Aktivitas dari pergerakan
lempeng-lempeng tersebut tentunya akan menimbulkan perubahan struktur geologi
pada batas-batas pertemuan lempeng tersebut tergantung dari jenis pertemuan antar
lempengnya, bisa berupa gempabumi, gunung api, pembentukan pegunungan,
lipatan dan patahan.

Pergerakan Lempeng (Plate Movement)


Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang
satu dengan lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu:

- Menjauhi (Divergen)

- Mendekati (Konvergen)

- Berpapasan (Transform)

Selain itu ada jenis lain yang cukup kompleks namun jarang, yaitu pertemuan
simpang tiga (triple junction) dimana tiga lempeng kerak bertemu.

Pergerakan lempeng saling mendekati akan menyebabkan tumbukan dimana


salah satu dari lempeng akan menunjam ke bawah yang lain. Daerah penunjaman
membentuk suatu palung yang dalam, yang biasanya merupakan jalur gempa bumi
yang kuat. Dibelakang jalur penunjaman akan terbentuk rangkaian kegiatan
magmatik dan gunungapi serta berbagai cekungan pengendapan. Pergerakan
lempeng saling menjauh akan menyebabkan penipisan dan peregangan kerakbumi
dan akhirnya terjadi pengeluaran material baru dari mantel membentuk jalur
magmatik atau gunungapi, sedangkan pergerakan saling berpapasan dicirikan oleh
adanya sesar mendatar yang besar.
1. Pergerakan Lempeng Divergen
Lempeng divergen yaitu area pertemuan antar lempeng yang bergerak saling
menjauhi, sehingga pada model pertemuan ini akan terbentuklapisan asthenosphere
yang baru dan menyebabkan makin meluasnya area dari lempeng tersebut. Terjadi
pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break apart). Ketika
sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah, membentuk
batas divergen.

Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut


(seafloor spreading).Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan
terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua
lempeng yang saling menjauh tersebut. Ada 2 (dua) macam kejadian lempeng
divergen, bisa terjadi antara 2 (dua) lapisan oceanic asthenosphere yang bertemu
pada lantai dasar samudera sehingga terbentuk muka laut yang baru. Tempat
pertemuan dua batas lempeng dengan tipe Lempeng divergen biasa disebut
seafloor spreading atau spreading centre.

2. Pergerakan Lempeng Konvergen


Pergerakan Lempeng kovergen yaitu daerah pertemuan lempeng yang
bergerak saling mendekati sampai akhirnya bertumbukan hingga menyebabkan
salah satu dari lempeng akan tersubduksi ke dalam mantel dan mengakibatkan
berkurangnya area dari lempeng tersebut. Terjadi apabila dua lempeng tektonik
tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak
saling menumpu satu sama lain (one slip beneath another).
Ada 3 model dari tipe lempeng konvergen, yaitu :

- Pertemuan antara lempeng samudera dengan lempeng samudera yang


mengakibatkan salah satu lempeng akan tersubduksi ke arah mantel sehingga pada
daerah pertemuan tersebut akan terbentuk daerah kepulauan yang terdiri dari
gunung-gunung laut dan pertemuan lempeng yang seperti ini biasanya terjadi
daerah laut dalam dengan kedalaman lebih dari 11000 meter.
- Model yang kedua dari tipe lempeng kovergen adalah pertemuan antara
lempeng samudera dengan lempeng benua yang mengakibatkan lempeng samudera
tersubduksi ke arah mantel dan menyebabkan terbentuknya gunung-gunung api
aktif di daratan benua. Pada daerah tipe konvergen seperti ini yang memiliki
aktivitas seismik yang cukup tinggi, bahkan kebanyakan gelombang Tsunami yang
terjadi akibat aktivitas seismik pada tipe ini yang ditimbulkan dari gempa-gempa
besar yang dapat memicu terjadinya Tsunami.
- Model terakhir dari tipe ini adalah pertemuan antara lempeng benua dengan
lempeng benua yang mengakibatkan terjadinya lipatan yang semakin lama areanya
semakin luas dan semakin tinggi.

3. Pergerakan Lempeng Transform

Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each
other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling
memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar
ubahan-bentuk (transform fault).
Tipe pertemuan antara dua lempeng tektonik yang bergerak secara horisontal
dan berlawanan arahnya. Pada tipe ini tidak ada pembentukan lapisan
asthenosphere baru atau terjadinya penyusupan yang dilakukan oleh salah satu
lempeng terhadap lainnya, sedangkan pertemuan antara lempeng benua dengan
lempeng benua untuk tipe ini terjadi akibat pergeseran dua buah lapisan secara
horisontal yang muncul hingga permukaan.

Interaksi Lempeng Antara Kerak Satu Dengan Kerak Lainnya


Interaksi pada pergerakan lempeng terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Divergen
Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh
divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara keselatan di sepanjang
Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika.
Pasifik Timur antara Pasifik dengan Nazca, Pasifik dengan Cocos, Nazca dengan
Antartic, Indo-Australia dengan Antartic.

2. Konvergen
Konvergen terjadi antar alempeng pasifik dengan Amerika Selatan, Pasifik
dengan Amerika Utara, Pasifik dengan Eurasia, Pasifik dengan Indo-Australia,
Indo- Australia dengan Eurasia, India dengan Eurasia membentuk rangkaian Ring
of Fire bumi ( Pegunungan lingkar pasifik).

3. Transform
Interaksi Transform terjadi di atlantik ridges, pasifik timur ridges, antartik –
pasifik ridges, pasifik-nazca ridges, pasifik-cocos ridges.
Sifat Pergerakan Lempeng
Secara garis besar Lempeng di dunia dibagi 2, yaitu :

1. Lempeng Benua
Lempeng benua Terdiri dari lempeng Eurasia, Afrika, India, Arab, Amerika
Selatan.

Sifat dari lempeng benua ini, sebagai berikut :

- Lempeng benua tersusun oleh Si dan Al yang disebut SIAL.


- Ketebalan Lempeng Samudra berkisar antara 5-15 km dengan berat jenis rata-rata
3 gm/cc.
- Lempeng Samudra biasanya disebut lapisan basaltis karena batuan penyusunnya
terutama berkomposisi basalt.

2. Lempeng Samudra
Lempeng Samudra terdiri dari lempeng Pasifik, Antartika, Nazca, Australia,
Karibia, Amerika Utara, Scotia, Cocos, Juan de Fuca, Philipina.

Sifat dari lempeng samudera ini, sebagai berikut :


- Lempeng Samudra, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si, Fe, Mg yang disebut
sima.
- Ketebalan Lempeng Samudra berkisar antara 5-15 km dengan berat jenis rata-rata
3 gm/cc.
- Lempeng Samudra biasanya disebut lapisan basaltis karena batuan penyusunnya
terutama berkomposisi basalt.

Lempeng di bumi dapat terpecah-pecah karena adanya gerakan peristaltic


bumi yang diakibatkan adanya revolusi bumi terhadap matahari dan rotasi bumi.
Gerakan ini menyebabkan adanya gerakan menekan menarik bumi sehingga terjadi
retakan yang terjadi pada kerak bumi, sehingga lempeng bumi terpecah pecah.

Terdapat tiga konsep yang dikemukakan oleh para ilmuwan terkait dengan
mekanisme penggerak lempeng, yaitu:

1. Konsep mengenai arus konveksi yang terdapat di dalam mantel bumi akibat
adanya perbedaan densitas. Arus konveksi tersebut menggerakkan lempeng atau
litosfer diatasnya seperti sabuk konveyor.
2. Konsep yang menjelaskan tentang perbedaan densitas dari lempeng. Lempeng
yang densitasnya relative lebih tinggi akan menghujam ke bawah. Dan juga adanya
gaya-gaya yang dapat mempengaruhi pergerakan lempeng seperti slab pull, ridge
push, dll.
3. Konsep mengenai adanya plume (aliran magma yang membumbung ke atas).
Konsep ini mengemukakan bahwa hanya terdapat beberapa plume yang dapat
menggerakkan arus konveksi.
Pergerakan lempeng di bumi terbagi menjadi tiga, yaitu:

- Divergen
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break
apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfe rmenipis dan
terbelah, membentuk batas divergen.Pada lempeng samudera, proses ini
menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng
benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat
adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.

- Konvergen
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) kearah kerakbumi,
yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip
beneath another). Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong kebawah
lempeng benua atau lempeng samudera lain disebut dengan zona tunjaman
(subduction zones). Di zona tunjaman inilah sering terjadi gempa. Pematang
gunung-api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenches) juga terbentuk
di wilayah ini.

- Transform
Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each
other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling
memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai
sesaru bahan-bentuk (transform fault). Batas transform umumnya berada di dasar
laut, namun ada juga yang berada di daratan.
Terdapat beberapa sifat-sifat lain gerakan lempeng, diantaranya yaitu:

- Antara lempeng Pasifik dengan lempeng Nazca saling menjauh menimbulkan East
Pacific Rise.
- Antara Lempeng Amerika Selatan dengan lempeng Nazca saling mendekat
membentuk palung Peru-Cili dan pegunungan Andes.
- Antara lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia saling mendekat
membentuk palung Jawa.
- Antara lempeng Amerika utara dengan lempeng pasifik saling bergeser
membentuk sesar San Andreas.
Sifat-sifat efek gerakan lempeng, yaitu:

1. Subduksi
Zona subduksi atau penekukan terjadi ketika lempeng samudra bertabrakan
dengan lempeng benua, dan menelusup ke bawah lempeng benua tersebut ke
dalam astenosfer. Lempeng litosfersamudra mengalami subduksi karena memiliki
densitas yang lebih tinggi. Lempeng ini kemudian mencair dan menjadi magma.
Subduksi menyebabkan terbentuknya palung laut, serta menyebabkan terbentuknya
pegunungan. Gunung berapi yang terjadi sepanjang zona perbatasan ini disebut
sebagai gunung berapi zona subduksi.

2. Gesekan Basal Drag


Arus konveksi berskala besar di mantel atas disalurkan melalui astenosfer,
sehingga pergerakan didorong oleh gesekan antara astenosfer dan litosfer.

3. Slab suction
Arus konveksi lokal memberikan tarikan ke bawah pada lempeng di zona
subduksi di palung samudera. Penyerotan lempengan (slab suction) ini bisa terjadi
dalam kondisi geodinamik di mana tarikan basal terus bekerja pada lempeng ini
pada saat ia masuk ke dalam mantel, meskipun sebetulnya tarikan lebih banyak
bekerja pada kedua sisi lempengan, atas dan bawah.

Dampak Pergerakan Lempeng


Pergerakan lempeng divergen, bila lempeng-lempeng bergerak saling
menjauh, sehingga membentuk celah, mengakibatkan material lelehan dari
astenosfer terinjeksi naik ke atas, mendingin, lalu membentuk lantai samudra baru
yang berupa pematang tengah samudra. Kecepatan lempeng yang saling menjauh
ini bergerak antara 2-10 cm per tahun.
Pada pergerakan lempeng Konvergen, bila lempeng bertemu yang
menyebabkan salah satu lempeng menekuk melengkung masuk ke lempeng yang
lain. Pada kesempatan inilah ada lempeng yang dihancurkan di dalam astenosfer,
sehingga lempeng yang padat dan kaku itu menjadi lebur di dalam astenosfer yang
sangat panas.Ini merupakan salah satu hukum keseimbangan, ada lempeng yang
saling menjauh dengan menambah lebarnya, maka harus ada bagian lain dari
kelebihan itu yang harus dihancurkan.
Bila dua lempeng benua dan lempengan samudra saling bertemu, saling
menekan, mendorong, pada umumnya lempeng samudra akan menekuk ke dalam
astenosfer, kemudian meleleh. Bahan lelehan terus ditekan kembali ke atas dengan
kekuatan yang luar biasa, sehingga ada bagian yang mencapai permukaan, dan
terbentuklah gunung api, dan daerah ini pun merupakan pusat gempa. Gempa
bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung
samudera semuanya umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng.
Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan 50-100 mm/a.
Sedangkan pada pergerakan lempeng transform, transform terjadi bila
lempeng saling bergesekan ketika lempeng itu bergerak berlawanan arah, dengan
tidak menyebabkan dampak seperti yang dialami oleh pergerakan divergen ataupun
konvergen. Batas lempengnya berbentuk sesar transform, pada umumnya terjadi di
samudra.

Pergerakan lempeng saling mendekati akan menyebabkan tumbukan


(subduksi), dimana salah satu dari lempeng akan menunjam ke bawah yang lain.
Daerah penunjaman membentuk suatu palung yang dalam, yang biasanya
merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Di belakang jalur penunjaman akan
terbentuk rangkaian kegiatan magmatik dan gunungapi serta berbagai cekungan
pengendapan. Secara umum bencana alam yang disebabkan oleh aktivitas tektonik
lempeng dapat berupa gempa bumi maupun letusan gunung berapi. Baik gempa
bumi maupun gunung berapi yang sumber aktivitasnya berada di laut bisa
menyebabkan bencana tsunami pada kekuatan tertentu.
Penunjaman kerak samudera ke bawah kerak benua pada jalur subduksi
dengan gerakan yang lambat tapi cenderung konstan menyebabkan terjadi
tegangan akibat pergesekan sehingga menimbulkan gempa bumi. Pengaruh
aktivitas letusan gunung api, gempa bumi, longsoran maupun meteor yang jatuh ke
laut dengan kekuatan tertentu dapat menyebabkan tsunami.
Selain itu, fenomena tektonik lempeng memberikan sumber kekayaan dan
potensi alam yang dapat bermanfaat untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat,
mulai dari sumberdaya mineral, air, batubara, minyak bumi dan gas, sumber energi
panas bumi, sampai pada potensi keindahan alam. Cekungan-cekungan akibat
tektonik lempeng dapat menjadi medium pengendapan sedimen yang bisa
berpotensi sebagai reservoir air, migas, maupun batubara.

Lempeng di bagian kerak bumi sangatlah banyak dan kerap kali bergeser.
Bergesernya lempeng-lempeng tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan antara
astenosfer yang panas dan padat dengan kerak bumi yang dingin dan cair, selain itu
adanya perbedaan massa jenis antara kerak bumi dan astenosfer, dimana massa
jenis kerak bumi lebih kecil daripada massa jenis astenosfer. Dengan demikian
lempeng selalu bergerak dan dapat menimbulkan dampak-dampak.
Dampak itu diantaranya, yaitu:
1. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi
akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng
bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang
di alami selama periode waktu.
Jenis-jenis gempa bumi:
- Gempa Bumi Vulkanik
Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi
sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan
menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa
bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.

- Gempa Bumi Tektonik


Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran
lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang
sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan
kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu
menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan
tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya
gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh
tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate
(lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan,
sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan
seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan
bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa
tektonik.

- Gempa Bumi Terban/Runtuhan


Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah
pertambangan, gempa bumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
- Gempa Bumi Buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari
manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke
permukaan bumi.

2. Tsunami
Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut
tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan
gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut.
Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung
dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan
kelajuannya. Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja
yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa
manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah,
dan air bersih.
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan
sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun
meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi
bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung
meletus. Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik
atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang
berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang
ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya
tsunami.

3. Tanah Longsor
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi
yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan
jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian
longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu.
Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri,
sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material
tersebut.
Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi
suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut
berpengaruh:
- Gempa Bumi
- Erosi
- Getaran Mesin
- Berat Berlebihan

Penyebab Lempeng Bergerak


Pendapat yang banyak diterima mengenai penyebab lempeng bergerak saat
ini adalah karena adanya arus konveksi di dalam selubung atau mantel. Sebagai
energi dalam hal ini adalah panas bumi. Panas bumi menyebar ke luar pusat bumi
sepanjang waktu. Konveksi di dalam bumi dikendalikan oleh gravitasi dan sifat-
sifat batuan yang mengkerut bila mendingin, hal ini berarti litosfer samudra lebih
berat dari selubung di bawahnya, sedangkan gaya gravitasi yang menarik lempeng
ini cukup kuat untuk menendalikan mantel.
Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu
lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap
yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga
sekarang. Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust)
ataupun kerak samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi
(earth’s mantle).Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel ini
dinamakan litosfer.Kepadatan material pada kerak samudra lebih tinggi dibanding
kepadatan pada kerak benua.Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak
samudra (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua (felsik).
Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer.
Karena suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di
lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan (fluid). Litosfer terpecah ke dalam
beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai