Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu
lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap
yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga
sekarang. Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust)
ataupun kerak samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi
(earth’s mantle). Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel ini
dinamakan litosfer. Kepadatan material pada kerak samudra lebih tinggi dibanding
kepadatan pada kerak benua. Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak
samudra (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua (felsik).
Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer. Karena
suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di lapisan ini
bergerak mengalir seperti cairan (fluid). Litosfer terpecah ke dalam beberapa
lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan lainnya.
Deformasi aktif dan sesar geser ini menyebabkan terbentuknya lempeng-
lempeng pada kulit bumi. Ada tujuh lempeng besar utama yaitu:
- Lempeng Pasifik
- Lempeng Antartika
- Lempeng Amerika Selatan
- Lempeng Amerika Utara
- Lempeng Eurasia
- Lempeng Afrika
- Lempeng Indo-Australia.
Selain lempeng-lempeng besar tapi masih terdapat lempeng-lempeng kecil yang
terbentuk di antara lempeng-lempeng besar tersebut, antara lain lempeng Juan De
Fuca yang terjepit di antara lempeng Pasifik dengan lempeng Amerika Utara.
Lempeng Cocos, lempeng Caribbean dan lempeng Nazca yang terjepit di antara
lempeng Pasifik, lempeng Amerika Utara dan lempeng Amerika Selatan. Lempeng
Scotia yang terjepit di antara lempeng Amerika Selatan, lempeng Afrika dan
lempeng Antartika. Lempeng Arab yang terjepit di antara lempeng Afrika,
lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia. Lempeng Philipina, lempeng
Caroline, lempeng Bismarck dan lempeng Fiji yang terjepit di antara lempeng
Pasifik, lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Aktivitas dari pergerakan
lempeng-lempeng tersebut tentunya akan menimbulkan perubahan struktur geologi
pada batas-batas pertemuan lempeng tersebut tergantung dari jenis pertemuan antar
lempengnya, bisa berupa gempabumi, gunung api, pembentukan pegunungan,
lipatan dan patahan.
- Menjauhi (Divergen)
- Mendekati (Konvergen)
- Berpapasan (Transform)
Selain itu ada jenis lain yang cukup kompleks namun jarang, yaitu pertemuan
simpang tiga (triple junction) dimana tiga lempeng kerak bertemu.
Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each
other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling
memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar
ubahan-bentuk (transform fault).
Tipe pertemuan antara dua lempeng tektonik yang bergerak secara horisontal
dan berlawanan arahnya. Pada tipe ini tidak ada pembentukan lapisan
asthenosphere baru atau terjadinya penyusupan yang dilakukan oleh salah satu
lempeng terhadap lainnya, sedangkan pertemuan antara lempeng benua dengan
lempeng benua untuk tipe ini terjadi akibat pergeseran dua buah lapisan secara
horisontal yang muncul hingga permukaan.
2. Konvergen
Konvergen terjadi antar alempeng pasifik dengan Amerika Selatan, Pasifik
dengan Amerika Utara, Pasifik dengan Eurasia, Pasifik dengan Indo-Australia,
Indo- Australia dengan Eurasia, India dengan Eurasia membentuk rangkaian Ring
of Fire bumi ( Pegunungan lingkar pasifik).
3. Transform
Interaksi Transform terjadi di atlantik ridges, pasifik timur ridges, antartik –
pasifik ridges, pasifik-nazca ridges, pasifik-cocos ridges.
Sifat Pergerakan Lempeng
Secara garis besar Lempeng di dunia dibagi 2, yaitu :
1. Lempeng Benua
Lempeng benua Terdiri dari lempeng Eurasia, Afrika, India, Arab, Amerika
Selatan.
2. Lempeng Samudra
Lempeng Samudra terdiri dari lempeng Pasifik, Antartika, Nazca, Australia,
Karibia, Amerika Utara, Scotia, Cocos, Juan de Fuca, Philipina.
Terdapat tiga konsep yang dikemukakan oleh para ilmuwan terkait dengan
mekanisme penggerak lempeng, yaitu:
1. Konsep mengenai arus konveksi yang terdapat di dalam mantel bumi akibat
adanya perbedaan densitas. Arus konveksi tersebut menggerakkan lempeng atau
litosfer diatasnya seperti sabuk konveyor.
2. Konsep yang menjelaskan tentang perbedaan densitas dari lempeng. Lempeng
yang densitasnya relative lebih tinggi akan menghujam ke bawah. Dan juga adanya
gaya-gaya yang dapat mempengaruhi pergerakan lempeng seperti slab pull, ridge
push, dll.
3. Konsep mengenai adanya plume (aliran magma yang membumbung ke atas).
Konsep ini mengemukakan bahwa hanya terdapat beberapa plume yang dapat
menggerakkan arus konveksi.
Pergerakan lempeng di bumi terbagi menjadi tiga, yaitu:
- Divergen
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break
apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfe rmenipis dan
terbelah, membentuk batas divergen.Pada lempeng samudera, proses ini
menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng
benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat
adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.
- Konvergen
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) kearah kerakbumi,
yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip
beneath another). Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong kebawah
lempeng benua atau lempeng samudera lain disebut dengan zona tunjaman
(subduction zones). Di zona tunjaman inilah sering terjadi gempa. Pematang
gunung-api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenches) juga terbentuk
di wilayah ini.
- Transform
Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each
other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling
memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai
sesaru bahan-bentuk (transform fault). Batas transform umumnya berada di dasar
laut, namun ada juga yang berada di daratan.
Terdapat beberapa sifat-sifat lain gerakan lempeng, diantaranya yaitu:
- Antara lempeng Pasifik dengan lempeng Nazca saling menjauh menimbulkan East
Pacific Rise.
- Antara Lempeng Amerika Selatan dengan lempeng Nazca saling mendekat
membentuk palung Peru-Cili dan pegunungan Andes.
- Antara lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia saling mendekat
membentuk palung Jawa.
- Antara lempeng Amerika utara dengan lempeng pasifik saling bergeser
membentuk sesar San Andreas.
Sifat-sifat efek gerakan lempeng, yaitu:
1. Subduksi
Zona subduksi atau penekukan terjadi ketika lempeng samudra bertabrakan
dengan lempeng benua, dan menelusup ke bawah lempeng benua tersebut ke
dalam astenosfer. Lempeng litosfersamudra mengalami subduksi karena memiliki
densitas yang lebih tinggi. Lempeng ini kemudian mencair dan menjadi magma.
Subduksi menyebabkan terbentuknya palung laut, serta menyebabkan terbentuknya
pegunungan. Gunung berapi yang terjadi sepanjang zona perbatasan ini disebut
sebagai gunung berapi zona subduksi.
3. Slab suction
Arus konveksi lokal memberikan tarikan ke bawah pada lempeng di zona
subduksi di palung samudera. Penyerotan lempengan (slab suction) ini bisa terjadi
dalam kondisi geodinamik di mana tarikan basal terus bekerja pada lempeng ini
pada saat ia masuk ke dalam mantel, meskipun sebetulnya tarikan lebih banyak
bekerja pada kedua sisi lempengan, atas dan bawah.
Lempeng di bagian kerak bumi sangatlah banyak dan kerap kali bergeser.
Bergesernya lempeng-lempeng tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan antara
astenosfer yang panas dan padat dengan kerak bumi yang dingin dan cair, selain itu
adanya perbedaan massa jenis antara kerak bumi dan astenosfer, dimana massa
jenis kerak bumi lebih kecil daripada massa jenis astenosfer. Dengan demikian
lempeng selalu bergerak dan dapat menimbulkan dampak-dampak.
Dampak itu diantaranya, yaitu:
1. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi
akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng
bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang
di alami selama periode waktu.
Jenis-jenis gempa bumi:
- Gempa Bumi Vulkanik
Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi
sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan
menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa
bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
2. Tsunami
Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut
tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan
gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut.
Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung
dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan
kelajuannya. Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja
yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa
manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah,
dan air bersih.
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan
sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun
meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi
bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung
meletus. Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik
atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang
berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang
ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya
tsunami.
3. Tanah Longsor
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi
yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan
jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian
longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu.
Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri,
sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material
tersebut.
Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi
suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut
berpengaruh:
- Gempa Bumi
- Erosi
- Getaran Mesin
- Berat Berlebihan