Anda di halaman 1dari 60

NOTULEN RAPAT

Hari / Tanggal : Kamis / 23 Februari 2017


Pukul : 08.30 Wib s/d Selesai
Tempat : Ruangan Direktur
Topik : Rapat Evaluasi Pelayanan

1. Rapat dibuka oleh Wadir Pelayanan yaitu : dr. Hotma Nauli Hutagalung, M.Kes
2. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Direktur & Wadir Pelayanan
3. Satu episode rawat jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien
dan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang
diberikan pada hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak
dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru.
4. Berkas klaim yang akan diverifikasi meliputi : Surat Eligibilitas Peserta (SEP), serta
bukti pelayanan yang mencantumkan diagnosa dan prosedur serta ditandatangani oleh
Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP).
5. Kondisi kegawatdaruratan tidak memerlukan rujukan, pasien atau keluarga pasien
dapat langsung menuju ke IGD agar segera mendapat penanganan yang sesuai.
6. Diberlakukannya rujukan internal antar setiap poliklinik & pengklaimannya/jasa
pelayanannya dibagi rata terhadap poli yang rujukan internal tersebut.
7. Berdasarkan Surat Edaran Walikota Nomor : 450/ 32 / Tahun 2016 Tentang
Pemanfaatan Sarana Pelayanan Kesehatan RSU Dr. F. L. Tobing (Milik Pemerintah
Kota Sibolga) dalam sistem rujukan pelayanan kesehatan perorangan.
8. RS telah mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan kesehatan diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 340/MENKES/PER/III/2010 tentang
klasifikasi RS & PMK RI Nomor 001 Tahun 2012 tentang sistem rujukan pelayanan
kesehatan perorangan, tidak dapat ditafsirkan sebagai kelas RS.
9. Pelayanan kesehatan FKRTL mencakup pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi
spesialistik serta konsultasi medis dasar hanya berlaku untuk pelayanan kesehatan
pada unit gawat darurat.
10. Tanggapan dr. Patrice Ginting, Sp.PD : Pelayanan di Poli Diabetes Melitus (DM)
dilayani oleh dokter umum (dr. Rivo) dimana dokter tersebut sudah banyak mengikuti
pelatihan/seminar tentang penyakit DM serta memliki sertifikat dan juga
dikarenakandokter spesialis kadang mengikuti kegiatan seminar/workshop diluar kota
sehingga mengandalkan dokter umum yang berkompeten & di poli DM adalah penyakit
seumur hidup. Untuk itu agar dibuatkan Surat Keputusan Direktur tentang surat
penugasan klinis (kewenangan klinis) dr. Rivo Patricia
11. Harus ada RKK, SPK dan SOP bagi setiap dokter, perawat/bidan, staf lainnya yang
bekerja di RSU Dr. F. L. Tobing Sibolga.
12. BPJS Kesehatan tidak dapat memberikan jaminan untuk peserta yang berobat ke
Poliklinik yang dilayani oleh dr. umum, untuk itu BPJS sangat mengharapkan agar
dilayani langsung oleh Dokter Spesialis.
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 755 Tahun 2011 Tentang
Penyelenggaraan Komite Medik
14. Sebaiknya resume medis ditanda tangani oleh DPJP.
15. SIM RS belum diberlakukan oleh karena aplikasi yang dari KeMenkes tidak bisa
difungsikan.
16. Pasien dapat diberikan pelayanan pengobatan dari dokter spesialis atau 2 poli yang
berbeda dihari yang sama tanpa meminta pasien untuk datang kembali dihari lain.
17. Diharapkan RS agar mengadakan AGDA
18. Membuat pemasaran/promosi ke RS lainnya tentang pemeriksaan penunjang yang
ada di RSU Dr. F. L. Tobing Sibolga, hal ini membantu pasien agar tidak terlalu jauh
untuk berobat ke luar kota.
19. Buku Pedoman Sim-RS agar dibagikan disetiap poliklinik
20. Agar setiap poli membuat permintaan barang yang dibutuhkan untuk kelancaran
pelayanan di RS
21. Permintaan Radiologi : kaca, pengeras suara, printer USG
22. Sebaiknya dr.interensif harus didampingi oleh dr. umum atau spesialis dalam melayani
pasien.

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Pembina
NIP. 19770129 200502 2 001
NOTULEN RAPAT

Hari / Tanggal : Kamis/09 Desember 2016


Pukul : 08.30 Wib s/d Selesai
Tempat : Ruangan Komite Medik
Topik : Pertemuan Pembahasan Pertolongan Persalinan Pada
Kasus Hepatitis B

23. Rapat dibuka oleh Wadir Pelayanan yaitu : dr. Hotma Nauli Hutagalung, M.Kes
24. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Direktur, Wadir Pelayanan, Komite Medik &
Kepala KSM Kebidanan.
25. Petugas pelayanan kesehatan setiap hari dihadapkan kepada tugas yang berat untuk bekerja
dengan aman dalam lingkungan yang membahayakan adalah kontak dengan darah dan tubuh
sewaktu perawatan rutin pasien.
26. Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di
tempat kerja.
27. Petugas kesehatan yang bekerja di kamar bedah dan kamar bersalin dihadapkan kepada resiko
pemaparan terhadap patogen yang lebih tinggi dari pada bagian – bagian lainnya.
28. Salah satu bentuk pelayanan adalah memelihara dan membersihkan alat-alat kesehatan
seperti melakukan sterilisasi, desinfeksi, aseptik dan antiseptik.
29. Usulan dr. Erniwaty P, Sp.A sebaiknya ada dr. PPDS Anak.
30. Membuat panduan & protap/prosedur (SOP) untuk penanganan kasus infeksius sesuai dengan
tipe rumah sakit yaitu tipe B.
31. Dibentuk tim untuk membuat SOP penanganan kasus infeksius seperti HIV, Hepatitis B,
Hepatitis C diantaranya tim tersebut ada dr. Obgyn, PPI, ponek, CSSD, OK, Anestesi, Bedah
32. Sering terjadi saat sesudah operasi baru diketahui pasien tersebut penyakit HIV, Hepatitis B.
33. Untuk jangka panjang sebaiknya ada ruangan khusus/ kamar bedah emergensi yang tersendiri
untuk penanganan kasus infeksius baik diruangan ponek & VK & kesterilisasi ruangan tersebut
harus diperhatikan
34. Pemeriksaan mikrobiologi dan meja ginekologi khusus kalau bisa diadakan.
35. Agar PPK segera menyediakan pengadaan barang/bahan untuk penanganan kasus infeksius
seperti :
 APD (Alat Pelindung Diri) yang terdiri dari :
- Pakaian Astronot
- Handscun ginekologi (ukuran panjang)/sarung tangan,
- Masker

- Isolatip untuk pengikat tangan


- Alas meja yang disposible yang berbahan plastik
- Alas dilantai yang mudah menyerap seperti koran, plastik
- Kacamata/pelindung mata (goggles)
- Duk yang disposible
- Sepatu Bot/sepatu tertutup
- Apron
- Topi Pengaman
 Menyediakan BHP untuk sterilisasi alat (desinfektan seperti klorin dll)
36. Akan dilakukan imunisasi/vaksin kepada petugas yang bisa terkena kasus infeksius.
37. APD untuk kasus infeksius tersebut akan disimpan diapotik dan apabila ada kasus tersebut
petugas OK akan mengamprah ke apotik.
38. Diharapkan agar ka. Instalasi farmasi untuk membuat stok APD, dan membuat permintaan
kepada PPK jika APD sudah mulai habis.
39. Dalam melakukan operasi jumlah petugas minimal sebanyak 7 orang.
40. Saat ini untuk operasi seksio belum bisa dilakukan sementara karena APD belum memadai
seperti DUK dll, tetapi untuk kasus normal bisa dilaksanakan.

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Pembina
NIP. 19770129 200502 2 001
NOTULEN RAPAT

Hari / Tanggal : Selasa/ 08 November 2016


Tempat : Ruangan Direktur
Topik : - Pertemuan penetapan daftar tindakan yang memerlukan
informed consent
- Sosialisasi informed consent
- Pelatihan pemberian informed consent

1. Rapat dibuka oleh Wadir Ketua Akreditasi/Wadiryan yaitu : dr. Hotma Nauli Hutagalung, M.Kes
2. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Wakil Ketua Akreditasi/Wadiryan
3. Informed Consent adalah suatu persetujuan yang diberikan setelah mendapat informasi
4. Informed Consent sebagai pernyataan pasien atau yang sah mewakilinya yang isinya berupa
persetujuan atas rencana tindakan kedokteran yang diajukan oleh dokter setelah menerima
informasi yang cukup untuk dapat membuat persetujuan atau penolakan
5. Dasar Hukum
6. Informed Consent Persetujuan tindakan Kedokteran telah diatur dalam Pasal 45 Undang –
undang no. 29 tahun 2004 tentang praktek Kedokteran
7. Tindakan Invasif adalah suatu tindakan medis yang langsung dapat mempengaruhi keutuhan
jaringan tubuh pasien
8. Peraturan Informed Consent apabila dijalankan dengan baik antara Dokter dan pasien akan
sama-sama terlindungi secara Hukum Informed Consent di atur dalam :
- Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
- Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI)
- Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 585/Men.Kes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan
Tindakan Medis.
- Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1419/Men.Kes/Per/X/2005 tentang Penyelanggaraan
Praktik Kedokteran.
9. Yang memerlukan Informed Consent diantaranya : Whole blood, PRC, Albumin, Tindakan
anestesi, Tindakan sedasi dalam, Tindakan invasif seperti : thoeax drain, ETT, X-Ray, Scanning ,
dll, Pemeriksaan HIV/AIDS, Obat beresiko tinggi, dll yang dianggap perlu.
10. RM 33 form Informed Consent
11. Hasil tidak boleh diberitahukan kepada keluarga kecuali siapa-siapa yang boleh tahu keluarga
ttg penyakit pasien (general consent)
12. Informed Consent boeh dilakukan tanpa persetujuan jika pasien tidak sadar & tidak ada
pendamping.

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga


dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes
Pembina
NIP. 19770129 200502 2 001

Sibolga, 01 November 2016


Nomor : 445/20/YAN/XI/2016 Kepada Yth :
Lamp : 1 (satu) berkas Plt. Direktur RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga
Perihal : Permintaan Penyediaan Isi Troli di-
Emergency di Ruangan Tempat

Dalam rangka melengkapi troli emergency di ruangan rawat inap (8 troli),


bersama ini kami mohon bantuan Bapak untuk dapat membantu penyediaan isi dari troli
tersebut (daftar terlampir).
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Penata Tk.I
NIP. 19770129 200502 2 001
Lampiran :

DAFTAR PERMOHONAN PENYEDIAAN ISI TROLI EMERGENCY DI RUANGAN

NO ISI TROLI EMERGENCY JUMLAH KET


1 Monitor Portable
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Penata Tk.I
NIP. 19770129 200502 2 001

NOTULEN RAPAT

Hari / Tanggal : Kamis/ 27 Oktober 2016


Tempat : Ruangan Komite Medik
Topik : Rapat Evaluasi Pelayanan HIV/AIDS

1. Rapat dibuka oleh Direktur, yaitu : dr. Masrip Sarumpaet, M.Kes


2. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Direktur & Ketua Tim Pengendali HIV/AIDS
3. VCT (VOLUNTARY COUNSELLING DAN TESTING) adalah suatu proses interaksi antara konselor
dan konseling yang datang dengan sukarela untuk mendapatkan bantuan dan akses ke semua
layanan kesehatan, baik informasi, edukasi, pemecahan masalah, testing, terapi, perawatan
dan dukungan psikososial yang berhubungan dengan HIV & AIDS.
4. Dengan meningkatnya jumlah kasus infeksi HIV pada saat ini, maka kemungkinan terjadinya
risiko penyebaran infeksi HIV ke masyarakat umum tidak dapat diabaikan. Kebanyakan dari
mereka yang berisiko tertular HIV tidak mengetahui akan status HIV mereka, apakah sudah
terinfeksi atau belum.
5. Dengan adanya poliklinik VCT akan menurunkan angka kesakitan HIV/AIDS melalui
peningkatan mutu pelayanan konseling dan testing HIV/AIDS.
6. Konseling dalam VCT adalah kegiatan konseling yang menyediakan dukuangan psikologi,
informasi dan pengetahuan HIV/AIDS mencegah penularan HIV, mempromosikan perubahan
perilaku yang bertanggungjawab, pengobatan ARV dan memastikan pemecahan berbagai
masalah terkait dengan HIV/AIDS.
7. Memantapkan pengembangan diri melalui pelatihan peningkatan keterampilan dan
pengetahuan HIV/AIDS
8. MOU dengan RS Balige sudah terlaksana dengan baik dan Harus ada kerjasama dengan
puskesmas dan pemerintah dan Revisi SK VCT
9. Anjuran agar diadakan APD (alat pelindung diri) untuk melindungi petugas kesehatan setiap
akan melakukan tindakan
10. APD mencakup :
- Sarung tangan
- Masker
- Alat pelindung mata (pelindung wajah dan kacamata pengaman)
- Topi
- Gaun pelindung/Apron
- Pelindung kaki (sepatu boot karet)

11. Pasien terduga HIV yang datang berkunjung ke RS mengalami peningkatan dari bulan ke bulan,
dimana total keseluruhan kunjungan dari bulan januari s/d juli berjumlah 104 orang (Laki-laki :
54 orang & perempuan : 50 orang)
12. Sudah ada dibuat program penanggulangan HIV/AIDS
13. Tahun 2015 poliklinik VCT masih menjadi satelit RS Balige dan 6 bulan magang.
14. Dari 781 orang pendonor tahun 2015 hasilnya negatif HIV di screening
15. Pasien yang sudah dirujuk keluar agar melapor kembali ke poli CST/PDP guna laporan bagi
kami untuk meminta atau mempertanggungjawabkan obat ke provinsi, karena obat diminta
berdasarkan kunjungan pasien ke poli VCT.
16. APD di obgin belum memadai
17. Kendala dari dr. Obgin (PPDS) :
- Baju astronot, scot, handscoon panjang
- VK juga demikian harus yang disposible
- Harus ada air mengalir
18. Pelatihan TB Dots & HIV akan direncanakan serta pelatihan sosialisasi ARV
19. Ditentukan penetapan hari apa saja buka poliklinik VCT dan harus ada petugasnya
20. Untuk anak yang umur 18 bulan yang dicurigai, maka yang diperiksa ibunya karena tidak dapat
dilakukan viral load bagi anaknya
21. Pelatihan internal narasumbernya dr.ratna dan dr. patrice ginting yang berkaitan dengan HIV
22. TB Dots menuntut pelatihan internal, pengambilan dahak dan dibuat pojok dahak.
23. Laporan HIV/AIDS & TB Dots ke sistem informasi akreditasi.

NOTULEN RAPAT

Hari / Tanggal : Senin/ 31 Oktober 2016


Tempat : Ruangan Komite Medik
Topik : Pertemuan Pokja Akreditasi MKI & APK

1. Rapat dibuka oleh Wadir Ketua Akreditasi/Wadiryan yaitu : dr. Hotma Nauli Hutagalung, M.Kes
2. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Wakil Ketua Akreditasi/Wadiryan
3. Alur pendaftaran rawat jalan & rawat inap sudah ada dan disesuaikan dengan RS.
4. IGD harus ada denah biar pasien & keluarga mengetahui letak dari ruangan di RS/petunjuk
ruangan
5. SK transfer sudah diperbaiki dan nama-nama tim transfer sudah ada
6. Pedoman DPJP diminta ke pokja PP (pelayanan pasien)
7. Penundaan pelayanan : laboratorium, radiologi , kamar operasi/OK
8. Membuat SOP kebijakan rujukan tindak lanjut ke puskesmas/merujuk pasien ke FKTP untuk
pengobatan lanjutan
9. Pedoman discharge planning/pemulangan pasien mis : penyakit DHF berapa hari harus pulang
dari RS
10. Kriteria transfer intra RS
11. Form selama memantau pasien di rujuk
12. Dibuat di pedoman kalau PAPS siapa yang dihubungi
13. Pokja MKI : webside masih diproses dan diminta dokumen/program kerja tentang PKRS ke dr.
Mustika
14. Dibuat SK Direktur tentang penerjemah bahasa dan nama-namanya diminta dari pokja APK
15. Pada pokja MKI 4 & 5 dilengkapi dokumen hasil rapat, surat edaran, seluruh SK komite,
notulen rapat, & daftar hadir
16. MKI 9 dibuat pelaporan 10 penyakit terbanyak diminta datanya dari Rina Ananda
17. MKI 21 membuat laporan yang melakukan riset penelitian di RS dan datanya dikoordinasikan
dengan SDM
18. Diharapkan semua pokja untuk melengkapi setiap data/dokumen masing-masing elemen yang
belum siap.

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Pembina
NIP. 19770129 200502 2 001
NOTULEN RAPAT

Hari / Tanggal : Senin/10 Oktober 2016


Tempat : Ruang Direktur
Topik : Rapat evaluasi persiapan akreditasi &
Evaluasi program komite dan tim

19. Rapat dibuka oleh Direktur, yaitu : dr. Masrip Sarumpaet, M.Kes
20. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Direktur & Ketua Akreditasi.
21. Sudah dilakukan workshop :
1. MPO (Manajemen & Penggunaan Obat)
2. K3RS (Keselamatan & Kesehatan Kerja Rumah Sakit)
3. SKP (Sasaran Keselamatan Pasien)
4. BHD (Bantuan Hidup Dasar)
5. Belum dilakukan pelatihan :
1. PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien)
2. Pelatihan Komunikasi yang Efektif
3. Pelatihan Kode Blue
4. Pelatihan Pencampuran Obat
6. PPK (panduan praktek klinis) yang sudah membuat yaitu Gigi, Kebidanan, Neurologi, Anak.
7. Komite RM sudah melaksanakan evaluasi pemakaian status dan kelengkapan status RM
apakah dokternya sudah mengisi lengkap serta ruangan mana yang kurang lengkap mengisi
statuis RM.
8. Komite Rekam Medik sudah membuat pedoman rekam medik dan evaluasi penilaian
pemakaian status yang baru direncanakan pertengahan bulan oktober.
9. Sebagian pokja akreditasi ada yang belum siap dokumen, SOP, panduan & kebijakan direktur
10. Masing-masing unit kerja belum membuat struktur organisasi dan uraian tugas.
11. Menomori SOP, SK Kebijakan ditugaskan : Kikilina Naibaho
12. Dalam pokja PPK sebaiknya harus ada pelatihan komunikasi yang efektif karena menjadi salah
satu syarat yang harus dipenuhi.
13. Setiap pokja bisa berhubungan dengan pembimbing akreditasi yaitu dr. Lubuk P saing, Sp.A
setiap hari selasa & kamis.
14. Kalau ada pertemuan antar pokja diharapkan anggota sekretariat ada ditempat pertemuan
15. Pokja PP :
- Sosialisasi kode pink (penculikan), kode biru (resusitasi) dan membutuhkan Call Center, I-
Phone yang pake laudspeker serta petugasnya ada agar petugas tersebut yang
memberitahukan ke setiap ruangan tetapi terkendala karena sarana & prasarana belum
lengkap.
- Sudah dilakukan pelatihan nyeri
16. Aplikasi:
- Sim-RS
- Sismadar (sistem manajemen dokumen akreditasi)
17. Akhir bulan november akan direncanakan survei simulasi dan akan membuat surat untuk
menilai dokumen kita & bulan november tersebut belum langsung ujian, disitu lah nanti
ditentukan berapa lama kita nanti ujian.
18. PMKP belum jalan karena struktur organisasi dan uraian tugas, PPK dokter, perawat,
penunjang medik, clinical pathway belum lengkap.
19. Jika da pasien yang decubitus & ada kejadian pasien yang jatuh banyak perawat yang tidak
tahu alurnya jika ada kejadian tersebut.
20. Pokja PPI :
- Sarana yang agak sulit, laundry bangunannya tidak sesuai standar
- Struktur organisasi loundry tidak ada
- Kelengkapan kebersihan tangan kadangkala yang dipesan tidak sesuai dengan yang datang
- Air yang tidak hidup terus menerus
- Wastafel sudah ada di dahlia I
- Tong sampah ada yang rusak, kalau ada sampah infeksius & non infeksius sebaiknya dibuat
apa saja yang termasuk didalamnya.
- Plastiknya berwarna
- Agar diadakan pemeriksaan air, pola kuman
- Tempat nald sampai penuh padahal seharusnya 2/3 isi nald di tempat safeti box
21. Monitor CCTV harus ada yang jaga
22. Pokja HPK :
- Agar ditetapkan jam besuk serta benar-benar difungsikan
- Masuk keluarnya harus 1 pintu diluar jam besuk
- Sejauh mana wewenang satpam pada pengunjung jika ada yang membesuk
keluarganya dan dibuat kebijakn direktur
- Hak & Kewajiban Pasien mana yang dipakai apakah menurut Undang-Undang atau
Permenkes
- Semua pasien wajib menitipkan barangnya dan posisinya direncanakan di admisi
- CCTV mencegah tindak kekerasan dan letaknya CCTV yang rawan diruangan

23. Pokja MFK : AC diruang radiologi agar diperbaiki


24. Website untuk promosi RS
25. Pokja MDGs : pojok dahak
26. Tugas Kesling yang memantau sampah bukan PPI
27. BHP, obat sering tidak datang sesuai dengan jumlah yang dipesan
28. Dibentuk SK Direktur tentang kebijakan, SOP dll untuk setiap pokja sesuai dengan standar
& elemen yang ada di pokja masing-masing serta disesuaikan dengan keadaan rumah sakit
29. Pokja APK :
- Pelatihan transfer rujukan, kriteria ICU, pelatihan triase, skrining & transpor.
30. Pembentukan Pokja Glue Kode : kode blue lokal & center
31. Tim kode blue dibawah direktur dengan timnya anestesi & bedah dan pokja PP yang
membuat SK serta SOP nya

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Pembina
NIP. 19770129 200502 2 001
Sibolga, 29 September 2016
Nomor : 445/08/YAN/IX/2016 Kepada Yth :
Lamp : 1 (satu) Lembar Plt. Direktur RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga
Perihal : Penyampaian Hasil Rapat di-
(Penggantian BHP) Sibolga

Sehubungan dengan banyaknya keluhan dari petugas di ruangan mengenai


kualitas Bahan Habis Pakai (BHP) yang sekarang digunakan di RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga,
bersama ini kami mohon bantuan Bapak untuk mengadakan BHP yang lebih berkualitas.
Berikut kami lampirkan daftar BHP, keluhan dan rekomendasi untuk pengganti.
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Pembina
NIP. 19770129 200502 2 001
Lampiran :

No Nama BHP yang tersedia sekarang Keluhan Rekomendasi Merk Pengganti


1 Abbocath Merk Gea Sering emboli udara & Terumo
gampang keriting (rusak)
2 Infus set Pengendali tetesan tidak Terumo
berfungsi
3 Spuit Merk Zontic Begitu ditarik terlepas Terumo
nald nya & jarumnya
terlalu besar
4 Plester Merk Polifix Tidak menempel dengan Hypafix
baik
5 Three way Darah menempel di Terumo
pengunci

Dilaporkan oleh :

1. Ka. Ruangan/Instalasi (Flamboyan) :........................................


2. Ka. Ruangan/Instalasi (Melati) :........................................
3. Ka. Ruangan/Instalasi (Melur) :........................................
4. Ka. Ruangan/Instalasi (Anggrek) :........................................
5. Ka. Ruangan/Instalasi (Raflesia) :........................................
6. Ka. Ruangan/Instalasi (Dahlia I) :........................................
7. Ka. Ruangan/Instalasi (Dahlia II) :........................................
8. Ka. Ruangan/Instalasi (Mawar) :........................................
9. Ka. Ruangan/Instalasi (ICU) :........................................
10. Ka. Ruangan/Instalasi (Ponek) :........................................
11. Ka. Ruangan/Instalasi (OK) :........................................
12. Ka. Ruangan/Instalasi (IGD) :........................................
Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Pembina
NIP. 19770129 200502 2 001
NOTULEN RAPAT

Hari / Tanggal : Senin/13 Juni 2016


Tempat : Ruang Aula Dahlia Lantai III
Topik : Sosialisasi Penambahan Jam Pelayanan & Perbaikan Fasilitas
Pelayanan Pada RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

32. Rapat dibuka oleh Direktur, yaitu : dr. Masrip Sarumpaet, M.Kes
33. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Direktur & Wadir Pelayanan.
34. Dalam meningkatkan pelayanan dan kelancaran pelayanan di RSU Dr. F.L. Tobing diperlukan
proyek perubahan yaitu penambahan jam pelayanan & perbaikan fasilitas pelayanan.
35. Dalam jangka pendek rencana akan memanggil orang aplikasi & jangka awal : Sim-RS
36. Adapun dilakukannya rencana proyek perubahan di RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga adalah :
- Mencegah penumpukan pasien karena masih tingginya waktu tunggu pasien di loket &
apotik
- BOR masih rendah
- Mengurangi beban kerja
- Meningkatkan jumlah kunjungan
37. Dibentuk SK Direktur tentang Pembentukan Tim Efektif Kegiatan Penambahan Jam
Pelayanan & Perbaikan Fasilitas Pelayanan Pada RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga
38. Penataan di ruang tunggu biar lebih nyaman & asri
39. Rencana buka poli sore minggu ke-III tanggal 18 Juli 2016 pada pukul 16.00 – 18.00 Wib
40. Kondisi yang diharapkan :
- Pelayanan yang cepat
- Informasi yang akurat
- Sistem pengarsipan yang tertata rapi
41. Jangka waktu implementasi diharapkan kurang lebih 2 bulan
42. Diharapkan pendaftaran – SEP – Verifikator Obat berjalan dengan efektif dan efisien
43. Masih banyak pasien yang menunggu lama di loket & apotik
44. Direncanakan Poliklinik yang buka yaitu : Poli Paru, Poli Jantung & Pembuluh Darah, Poli
Kulit & Kelamin, Poli THT & Poli Neurologi
45. Laporan Ka. Instalasi Rawat Jalan :
- Sudah mulai ada perbaikan jam pelayanan
- Pelayanan jam 11 disebabkan karena ada operasi bukan karena faktor kesengajaaan

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Penata Tk.I
NIP. 19770129 200502 2 001

NOTULEN RAPAT

Hari / Tanggal : Rabu/22 Juni 2016


Tempat : Ruang Aula Dahlia Lantai III
Topik : Pertemuan Tim Efektif Dalam Rangka Persiapan Penambahan Jam
Pelayanan & Perbaikan Fasilitas Pelayanan di RSU Dr. F.L. Tobing
Sibolga

1. Rapat dibuka oleh Wadir Pelayanan , yaitu : dr. Hotma Nauli Hutagalung, M.Kes
2. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Wadir Pelayanan.
3. Rencana buka poli sore minggu ke-III tanggal 18 Juli 2016 pada pukul 16.00 – 18.00 Wib.
4. Jika pasien mau berobat ke poli pada sore hari bisa mendaftar pada pagi hari.
5. Perawat yang bertugas di poliklinik bisa meninggalkan tempat pada pukul 12.00 Wib (perawat
bergantian setiap minggu).
6. Poliklinik yang buka yaitu
- Poli Paru
- Poli Jantung & Pembuluh Darah
- Poli Kulit & Kelamin
- Poli THT
- Poli Neurologi
7. Dibuat Surat Perintah Tugas untuk setiap petugas poliklinik sore (Dokter, Perawat, Loket, BPJS
& Verifikator Obat).
8. Diradiologi agar diperbanyak pengadaan Amplop Foto.
9. Menyurati ke Dinas Kesehatan & setiap Puskesmas kalau poli sore sudah dibuka dan dibuat ke
koran, spanduk & brosur dikasih ke pengunjung saat berobat pada pagi hari.
10. Loket dibuka pukul 15.00 Wib sebelum pelayanan sore.
11. Sebaiknya meningkatkan kenyamanan ruang tunggu di apotik.
12. Ruang tunggu diapotik :
- Lantai berlobang sehingga sangat rawan untuk resiko jatuh
- Kalau hujan basah pasien (kanopi rusak)
- Lantainya biar datar
- Penataan kursi dan bunga
- Paret ditutup
13. Dibuat meja keluhan dan lembaran di isi pasien dan segera keluhan tersebut ditindaklanjuti.

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Penata Tk.I
NIP. 19770129 200502 2 001

NOTULEN RAPAT

Hari / Tanggal : Jumat/ 05 Agustus 2016


Tempat : Ruang ICU
Topik : Rapat Penetapan Kriteria Masuk ICU

1. Rapat dibuka oleh Direktur, yaitu : dr. Masrip Sarumpaet, M.Kes


2. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Direktur, Wadir Pelayanan & Ketua Akreditasi
3.

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Penata Tk.I
NIP. 19770129 200502 2 001
Sibolga, 13 Mei 2016
Nomor : 445/ /JKN/V/2016 Kepada Yth :
Lamp :- Ka. Ru ...........................
Perihal : Penjaminan Status Rawat Inap RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga
di-
Tempat

Dengan Hormat ,
Sehubungan dengan adanya perubahan Aplikasi pembuatan SEP Rawat Inap untuk itu
diberitahukan penjaminan Status Rawat Inap dilakukan dalam 3 x 24 jam hari kerja. jika
keterlambatan penjaminan disebabkan oleh kelalaian keluarga pasien maka pasien
menjadi Pasien Umum. Tetapi keterlambatan penjaminan oleh karena kelalaian petugas
RS, maka pembayaran biaya rawat inap menjadi tanggung jawab petugas RS.
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Plt. Direktur RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga


Pelaksana

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Penata Tk.I
NIP. 19770129 200502 2 001

NB. Bila petugas Pengendali BPJS tidak ditempat


Hubungi Ibu Elida Samosir (Hp.0813 7089 0957)
Sibolga, 03 Maret 2016
Nomor : 445/04/YAN/III/2016 Kepada Yth :
Lamp :- Direktur RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga
Perihal : Permintaan Alat Kesehatan di-
Di Ruangan Tempat

Sesuai dengan permintaan pengadaan beberapa Alat Kesehatan Tahun


Anggaran 2015, bersama ini kami mohon bantuan Bapak agar Alat Kesehatan yang
tersebut dibawah ini dapat didistribusikan kepada yang membutuhkan.
Adapun Alat Kesehatan tersebut adalah :
1. Laryngoscopy yang diminta oleh Ruang Melati (Kebidanan), Ruang Flamboyan
(Perinatologi), Ruang OK dan Ruang Ponek.
2. Alat Pembaca Rontgen yang diminta oleh Ruang Dahlia II
3. GP Set yang diminta oleh Ruang Melur dan Ruang Dahlia II
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Penata Tk.I
NIP. 19770129 200502 2 001
Sibolga, 03 Maret 2016
Nomor : 445/05/YAN/III/2016 Kepada Yth :
Lamp :- Direktur RSU Dr. Ferdinand Lumbantobing
Perihal : Permintaan Alat Kesehatan di-
Tempat

Menindaklanjuti hasil pertemuan dengan Dokter Umum IGD pada tanggal 03


Maret 2016, bersama ini kami sampaikan permohonan penyediaan beberapa kebutuhan
di IGD. Adapun kebutuhan tersebut adalah :
1. Pengadaan telepon genggam (handphone) atau telepon di IGD untuk memudahkan
hubungan komunikasi ke luar (konsultasi dengan dokter spesialis atau ke RS lain)
2. Pengadaan baju seragam jaga untuk dokter IGD.
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Penata Tk.I
NIP. 19770129 200502 2 001
Sibolga, 29 Januari 2016

Nomor : 445/ /I/2016 Kepada Yth :


Lamp :- Direktur RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga
Perihal : Penyampaian Hasil Rapat Keterlambatan Di-
Pemulangan Status Pasien Rawat Inap Tempat

Menindaklanjuti surat dari Ketua Tim Pengelola BPJS-JKN RSU Dr. F. L. Tobing
Perihal Keterlambatan Pemulangan Status Rawat Inap, bersama ini kami laporkan
kepada Bapak bahwa kami telah melaksanakan pertemuan pada tanggal 28 Januari
2016 yang dihadiri oleh Wadir Pelayanan, Kepala Ruangan, Tim JKN, Kepala Bidang
Keperawatan, Kabag Rekam Medik, Kasie Monitoring & Evaluasi serta Peningkatan
Mutu keperawatan & Kasubag Informasi & Pelaporan.
Berdasarkan laporan dari kepala ruangan bahwa keterlambatan pengembalian status
lebih banyak disebabkan oleh keterlambatan dokter dalam menyelesaikan pengisian
status. Maka dari pertemuan tersebut disepakati bahwa pengembalian status pasien
dilakukan paling lambat 2X24 Jam setelah pasien pulang dan kepala ruangan
bertanggungjawab untuk itu.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka kami mohon bantuan Bapak untuk dapat
membuat Surat Edaran kepada para DPJP untuk menyegera kan penyelesaian pengisian
status pasien.
Demikianlah surat ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan
terima kasih.

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Penata Tk.I
NIP. 19770129 200502 2 001
Sibolga, 21 Januari 2016
Nomor : 445/03/YAN/I/2015 Kepada Yth :
Lamp : 1 (satu) Lembar Plt. Direktur RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga
Perihal : Permohonan Penyediaan Alat di-
Kesehatan di Ruangan SIBOLGA

Sesuai dengan Pertemuan Rutin Bidang di Bawah Wadir Pelayanan pada tanggal
08 Januari 2016 dan Pertemuan Rutin Kepala Ruangan dan Kepala Instalasi beserta Komite
PPI, Komite Keselamatan Pasien dan Tim Farmasi & Terapi pada tanggal 20 Januari 2016,
maka bersama ini kami beritahukan bahwa adanya beberapa alat kesehatan yang belum
tersedia di ruangan (Daftar Terlampir). Untuk ini kami mohon kepada Bapak Plt Direktur
RSU Dr. F.L. Tobing untuk memperbaikinya guna memperlancar pelayanan di RSU Dr.
Ferdinand Lumban Tobing Sibolga.
Demikianlah surat permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan
kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Penata Tk.I
NIP. 19770129 200502 2 001
DAFTAR PERMOHONAN PENYEDIAAN ALAT KESEHATAN DI RUANGAN

1. Ruangan Flamboyan
- Oksigen Central masih belum berfungsi
- Sterilisator tidak ada
- Selang CPAP yang lama belum ada
2. Ruangan Anggrek
- Troli Emergency tidak ada
3. Ruangan Dahlia II
- Alat baca rontgen tidak ada
- GP Set, Comb muntah dan Buli-buli panas tidak ada
4. Ruangan Dahlia I
- Syringe pump tidak ada
- Rostul rusak
5. Ruangan ICU
- Ventilator dan tempat tidur masih ada yang rusak
6. Ruangan IGD
- Sterilisator dan alat hecting bedah minor sudah tumpul
7. Ruangan Ponek
- Troli Emergency
8. Ruangan Raflesia
- Roda tempat tidur rusak
- Troli emergency, Syringe pump dan Nebulizer tidak ada
9. Ruangan Mawar
- Sterilisator, suction dan nebul tidak ada
- Kualitas spuit tidak bagus
- Tranfusi set sebaiknya yang biasa
10. Fisiotherapi
- Perlu penambahan tempat tidur agar pelayanan bisa dipercepat

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Penata Tk.I
NIP. 19770129 200502 2 001
Sibolga, 21 Januari 2016
Nomor : 445/02/YAN/I/2015 Kepada Yth :
Lamp : 3 (tiga) Lembar Plt. Direktur RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga
Perihal : Penyampaian Hasil Rapat Evaluasi di-
di Bawah Wadir Pelayanan SIBOLGA

Menindaklanjuti Pertemuan Rutin Bidang di Bawah Wadir Pelayanan pada


tanggal 08 Januari 2016 dan Pertemuan Rutin Kepala Ruangan dan Kepala Instalasi
beserta Komite PPI, Komite Keselamatan Pasien dan Tim Farmasi & Terapi pada tanggal
20 Januari 2016, maka bersama ini kami sampaikan beberapa permasalahan yang timbul
dalam pelayanan (daftar terlampir). Berkaitan dengan hal tersebut maka kami mohon
bantuan Bapak untuk dapat membantu menyelesaikan permasalahan tersebut.
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima
kasih.

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Penata Tk.I
NIP. 19770129 200502 2 001
DAFTAR PERMASALAHAN/KENDALA YANG TERJADI DI RUANGAN

1. Ruangan Melati
- Perluasan gedung di ruang kebidanan membuat ruang VK makin sempit.
- Mebelain serta peralatan lain untuk mengisi kamar VIP belum ada
- Spuit yang disediakan sebaiknya merk Terumo karena yang tersedia sekarang dengan
merk lain kualitasnya sangat kurang.
- Kabel-kabel listrik masih berantakan
2. Ruangan Flamboyan
- Bila hujan air merembes dari ruangan yang baru
- Oksigen Central masih belum berfungsi
- Sterilisator tidak ada
- Selang CPAP yang lama belum ada
- Kabel-kabel listrik tidak teratur
- Rel Gorden sudah rusak
3. Ruangan Melur
- Kulkas rusak
- Penlight tidak ada
4. Ruangan Anggrek
- Vitrase gorden tidak ada
- Kamar mandi dan jendela di ruang perawat hampir jatuh karena lapuk
- Kualitas selimut jelek
- Troli Emergency tidak ada
- Sebaiknya ada Televisi di Lobby dan diruangan kelas I
- Cat dinding sudah kusam jadi perlu pengecatan ulang
5. Ruangan Dahlia II
- Alat baca rontgen tidak ada
- GP Set, Comb muntah dan Buli-buli panas tidak ada
- Jalan menuju sky way menuju ruangan Dahlia II perlu diperbaiki karena sudah rusak
dan menyulitkan dilalui oleh brankard
- Kaki lima (telatar) ruangan sempiang bila hujan
- Teknisi susah dihubungi bila oksigen habis
- Tempat sampah tidak dipisah
- Sebaiknya ada disediakan ceret listrik untuk memasak air panas untuk mandi pasien
6. Ruangan Dahlia I
- Syringe pump tidak ada
- Washtapel tidak ada
- Air kran dibelakang ruang dahlia I terus mengalir
- Rostul rusak
7. Ruangan ICU
- Obat emergency tidak ada
- Obat sering di kurangi oleh verifikator
- Air tidak 24 jam hidup
- Gudang di depan ICU sebaiknya dipindah agar dapat dimanfaatkan pasien
- Ventilator dan tempat tidur masih ada yang rusak
8. Ruangan IGD
- Pintu dan kosen di ruangan observasi rusak
- Sterilisator dan alat hecting bedah minor sudah tumpul
- AC di ruang tindakan bedah tidak ada
- I Phone bisa diparalelkan ke kamar jaga perawat
- Satpam tidak ada di IGD

9. Ruangan Ponek
- Troli Emergency dan kulkas tidak ada
- Gorden tidak ada
10. Ruangan Raflesia
- Ruang perawat sangat panas
- Kamar III, IX da IV masih bocor
- Kaca jendela raflesia XII jatuh
- Kucing banyak
- Roda tempat tidur rusak
- Lemari pasien rusak
- Siaran TV hilang timbul
- Remote AC tidak ada
- Kabel cok raun bergelantungan tidak teratur
- Troli emergency, Syringe pump dan Nebulizer tidak ada
- Tempat sampah yang terpisah tidak ada
- Dinding sudah kusam perlu pengecatan
11. Ruangan Mawar
- Ruang kelas II 4 bocor
- Kamar mandi di ruang perawat bocor
- Air tidak 24 jam
- Kucing banyak sehingga menimbulkan bau yang tidak enak
- Sterilisator, suction dan nebul tidak ada
- Sebaiknya ruang kelas I ada TV nya banyak pasien mengeluh
- Kualitas spuit tidak bagus
- Tranfusi set sebaiknya yang biasa
12. Ruangan OK
- AC di ruangan penerimaan pasien rusak
- Asbes masih bocor walau sudah diperbaiki
- Air tidak hidup 24 jam
- Ruangan dapat ditambah didepan sesuai sekreasi Tim EMAS
13. Radiologi
- Perda Scanning Contrast tidak ada
- AC diruangan radiologi IGD rusak sehingga alat pun sudah mulai error
- Perlu UPS 60 KVA
- Baju untuk pasien radiologi belum ada
- Perlu Exhansa fan
- Butuh lemari, meja dan kursi
14. Instalasi Farmasi
- Gorden tidak ada diruangan samping apotek
- Perlu ruangan untuk gudang
- AC di gudang masih kurang ditakutkan kualitas obat menurun
- Meja komputer di apotik tidak ada
- Perlu penyediaan I Phone di poliklinik untuk memudahkan komunikasi
15. Fisiotherapi
- Sangat membutuhkan perluasan ruangan karena yang ada sekarang sangat sempit
- I Phone tidak ada sehingga komunikasi ke ruangan terganggu
- Perlu penambahan tempat tidur agar pelayanan bisa dipercepat
- Butuh tenaga laki-laki yang islam
- AC di ruangan rusak

16. Laboratorium
- Ruangan yang dipakai farmasi dapat dikembalikan agar bisa dimanfaatkan tempat alat
laboratorium rutin
- Kekurangan tenaga 2 orang lagi yang islam
- Satpam ada yang jaga di gedung dekat laboratorium
- Perlu jas laboratorium
17. Gizi
- Tenaga gizi klinis kurang
- Bocor diruangan belakang
- Perlu gudang di dapur

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Penata Tk.I
NIP. 19770129 200502 2 001
NOTULEN RAPAT

Hari / Tanggal : Rabu/20 Januari 2016


Tempat : Ruang Dahlia III
Topik : Evaluasi Dan Program Kerja dibawah Wadir Pelayanan

1. Rapat dibuka oleh Wadir Pelayanan


2. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Wadir Pelayanan.
3. Ruangan Melati
- Perluasan gedung di ruang kebidanan membuat ruang VK makin sempit.
- Mebelain serta peralatan lain untuk mengisi kamar VIP belum ada
- Spuit yang disediakan sebaiknya merk Terumo karena yang tersedia sekarang dengan
merk lain kualitasnya sangat kurang.
- Kabel-kabel listrik masih berantakan
4. Ruangan Flamboyan
- Bila hujan air merembes dari ruangan yang baru
- Oksigen Central masih belum berfungsi
- Sterilisator tidak ada
- Selang CPAP yang lama belum ada
- Kabel-kabel listrik tidak teratur
- Rel Gorden sudah rusak
5. Ruangan Melur
- Kulkas rusak
- Penlight tidak ada
6. Ruangan Anggrek
- Vitrate gorden tidak ada
- Kamar mandi dan jendela di ruang perawat hampir jatuh karena lapuk
- Kualitas selimut jelek
- Troli Emergency tidak ada
- Sebaiknya ada Televisi di Lobby dan diruangan kelas I
- Cat dinding sudah kusam jadi perlu pengecatan ulang
7. Ruangan Dahlia II
- Alat baca rontgen tidak ada
- GP Set, Comb muntah dan Buli-buli panas tidak ada
- Jalan menuju sky way menuju ruangan Dahlia II perlu diperbaiki karena sudah rusak
dan menyulitkan dilalui oleh brankard
- Kaki lima (telatar) ruangan................bila hujan
- Teknisi susah dihubungi bila oksigen habis
- Tempat sampah tidak dipisah
- Sebaiknya ada disediakan ceret listrik untuk memasak air panas untuk mandi pasien
8. Ruangan Dahlia I
- Syringe pump tidak ada
- Washtapel tidak ada
- Air kran dibelakang ruang dahlia I terus mengalir
- Rostul rusak

9. Ruangan ICU
- Obat emergency tidak ada
- Obat sering di kurangi oleh verifikator
- Air tidak 24 jam hidup
- Gudang di depan ICU sebaiknya dipindah agar dapat dimanfaatkan pasien
- Ventilator dan tempat tidur masih ada yang rusak
10. Ruangan IGD
- Pintu dan kosen di ruangan observasi rusak
- Sterilisator dan alat hecting bedah minor sudah tumpul
- AC di ruang tindakan bedah tidak ada
- I Phone bisa diparalelkan ke kamar jaga perawat
- Satpam tidak ada di IGD
11. Ruangan Ponek
- Troli Emergency dan kulkas tidak ada
- Gorden tidak ada
12. Ruangan Raflesia
- Ruang perawat sangat panas
- Kamar III, IX da IV masih bocor
- Kaca jendela raflesia XII jatuh
- Kucing banyak
- Roda tempat tidur rusak
- Lemari pasien rusak
- Siaran TV hilang timbul
- Remote AC tidak ada
- Kabel cok raun bergelantungan tidak teratur
- Troli emergency, Syringe pump dan Nebulizer tidak ada
- Tempat sampah yang terpisah tidak ada
- Dinding sudah kusam perlu pengecatan
13. Ruangan Mawar
- Ruang kelas II 4 bocor
- Kamar mandi di ruang perawat bocor
- Air tidak 24 jam
- Kucing banyak sehingga menimbulkan bau yang tidak enak
- Sterilisator, suction dan nebul tidak ada
- Sebaiknya ruang kelas I ada TV nya banyak pasien mengeluh
- Kualitas spuit tidak bagus
- Tranfusi set sebaiknya yang biasa
14. Ruangan OK
- AC di ruangan penerimaan pasien rusak
- Asbes masih bocor walau sudah diperbaiki
- Air tidak hidup 24 jam
- Ruangan dapat ditambah didepan sesuai ...............Tim EMAS
15. Radiologi
- Perda Scanning Contrast tidak ada
- AC diruangan radiologi IGD rusak sehingga alat pun sudah mulai error
- Perlu ........UPS 60 KVA
- Baju untuk pasien radiologi belum ada
- Perlu Exhansa fan.........
- Butuh lemari, meja dan kursi

16. Instalasi Farmasi


- Gorden tidak ada diruangan samping apotek
- Perlu ruangan untuk gudang
- AC di gudang masih kurang ditakutkan kualitas obat menurun
- Meja komputer di apotik tidak ada
- Perlu penyediaan I Phone di poliklinik untuk memudahkan komunikasi
17. Fisiotherapi
- Sangat membutuhkan perluasan ruangan karena yang ada sekarang sangat sempit
- I Phone tidak ada sehingga komunikasi ke ruangan terganggu
- Perlu penambahan tempat tidur agar pelayanan bisa dipercepat
- Butuh tenaga laki-laki yang islam
- AC di ruangan rusak
18. Laboratorium
- Ruangan yang dipakai farmasi dapat dikembalikan agar bisa dimanfaatkan tempat alat
laboratorium rutin
- Kekurangan tenaga 2 orang lagi yang islam
- Satpam ada yang jaga di gedung dekat laboratorium
- Perlu jas laboratorium
19. Gizi
- Tenaga gizi klinis kurang
- Bocor diruangan belakang
- Perlu gudang di dapur

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Penata Tk.I
NIP. 19770129 200502 2 001
NOTULEN RAPAT

Hari / Tanggal : Senin/01 Februari 2016


Tempat : Ruang Direktur
Topik : Evaluasi Kinerja Dokter Jaga IGD

4. Rapat dibuka oleh Wadir Pelayanan, yaitu : dr. Hotma Nauli Hutagalung, M.Kes
5. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Wadir Pelayanan.
6. Dalam meningkatkan pelayanan dan kelancaran pelayanan di Instalasi Gawat Darurat perlu
ada selalu tersedia obat emergency dan sarana & prasarana yang diperlukan di IGD.
7. Memelihara koordinasi dan kerjasama yang baik.
8. Membuat laporan harian dokter jaga setiap pergantian ship.
9. Memelihara dan mencatat alat-alat medis dan inventaris lainnya yang ada di IGD & membuat
format BHP
10. Perlu adanya penambahan dokter jaga di IGD yaitu dokter CPNS yang baru biar dimasukkan
dalam jadwal jaga
11. Jumlah dokter jaga di IGD sebanyak 7 Orang (1 orang sedang cuti bersalin & 1 orang lagi
rencana mau cuti bersalin & berlanjut mengambil dokter spesialis) sehingga jumlah dokter
sebanyak 5 orang.
12. Dokter Interensif datang ke ruangan jika pasien dalam keadaan tidak gawat darurat
13. Sebaiknya perawat bisa juga menelepon dr. Spesialis kalau hanya melanjutkan therapi obat
dan jangan selalu ke dokter jaga.
14. Sering dijumpai ditiap ruangan jika ada pasien yang gawat, alat kesehatan seperti ambubag,
senter, RJP dll tidak ada dan menunggu meminjam keruangan yang lain.
15. Segala yang dipakai di IGD seperti infuset, abocath dll pada pasien yang opname diruangan
agar mengembalikannya ke IGD
16. Satpam sering tidak ada di IGD
17. Protokol therapi sebaiknya tidak usah dipergunakan lagi
18. Sebaiknya neckcollar bisa selalu tersedia di IGD
19. Jika ada pasien yang meminta harus opname tetapi ternyata tidak perlu opname karena 155
diagnosa yang ada di BPJS hanya dapat diklem rawat jalan, maka kita meminta tandatangan
keluarga, apabila tidak diklem oleh BPJS maka pasien bersedia membayar umum.

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Penata Tk.I
NIP. 19770129 200502 2 001
NOTULEN RAPAT
Hari / Tanggal : Jumat/25 September 2015
Tempat : Ruang Direktur
Topik : Rapat Pertemuan Komite Farmasi & Terapi

20. Rapat dibuka oleh direktur, yaitu : dr. Masrip Sarumpaet, M.Kes
21. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Direktur & Wadir Pelayanan.
22. Dalam membentuk Tim Farmasi dan Terapi (TFT) mengacu pada :
- Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
- Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
- Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
- Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan
Alat Kesehatan
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standard Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit.
- Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/IX/2013 tentang
Formularium Nasional
23. Berdasarkan hasil diskusi untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit
perlu membentuk Tim Farmasi dan Terapi (TFT) RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2015- 2017.
24. Ketua TFT dapat diketahui oleh seorang Dokter atau seorang Apoteker, apabila diketuai oleh
dokter maka sekretarisnya adalah Apoteker, namun apabila diketuai oleh Apoteker, maka
sekretarisnya adalah dokter.
25. Sebaiknya TFT harus mengadakan rapat secara teratur sedikitnya 2 (dua) bulan sekali

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Penata Tk.I
NIP. 19770129 200502 2 001
NOTULEN RAPAT

Hari / Tanggal : Senin/01 Februari 2016


Tempat : Ruang Direktur
Topik : Evaluasi Kinerja Dokter Jaga IGD

1. Rapat dibuka oleh Wadir Pelayanan


2. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Wadir Pelayanan
3. Ruangan Melati
- Perluasan gedung di ruang kebidanan membuat ruang VK makin sempit.
- Mebelain serta peralatan lain untuk mengisi kamar VIP belum ada
- Spuit yang disediakan sebaiknya merk Terumo karena yang tersedia sekarang dengan
merk lain kualitasnya sangat kurang.
- Kabel-kabel listrik masih berantakan
4. Ruangan Flamboyan
- Bila hujan air merembes dari ruangan yang baru
- Oksigen Central masih belum berfungsi
- Sterilisator tidak ada
- Selang CPAP yang lama belum ada
- Kabel-kabel listrik tidak teratur
- Rel Gorden sudah rusak
5. Ruangan Melur
- Kulkas rusak
- Penlight tidak ada
6. Ruangan Anggrek
- Vitrate gorden tidak ada
- Kamar mandi dan jendela di ruang perawat hampir jatuh karena lapuk
- Kualitas selimut jelek
- Troli Emergency tidak ada
- Sebaiknya ada Televisi di Lobby dan diruangan kelas I
- Cat dinding sudah kusam jadi perlu pengecatan ulang
7. Ruangan Dahlia II
- Alat baca rontgen tidak ada
- GP Set, Comb muntah dan Buli-buli panas tidak ada
- Jalan menuju sky way menuju ruangan Dahlia II perlu diperbaiki karena sudah rusak
dan menyulitkan dilalui oleh brankard
- Kaki lima (telatar) ruangan................bila hujan
- Teknisi susah dihubungi bila oksigen habis
- Tempat sampah tidak dipisah
- Sebaiknya ada disediakan ceret listrik untuk memasak air panas untuk mandi pasien
8. Ruangan Dahlia I
- Syringe pump tidak ada
- Washtapel tidak ada
- Air kran dibelakang ruang dahlia I terus mengalir
- Rostul rusak

9. Ruangan ICU
- Obat emergency tidak ada
- Obat sering di kurangi oleh verifikator
- Air tidak 24 jam hidup
- Gudang di depan ICU sebaiknya dipindah agar dapat dimanfaatkan pasien
- Ventilator dan tempat tidur masih ada yang rusak
10. Ruangan IGD
- Pintu dan kosen di ruangan observasi rusak
- Sterilisator dan alat hecting bedah minor sudah tumpul
- AC di ruang tindakan bedah tidak ada
- I Phone bisa diparalelkan ke kamar jaga perawat
- Satpam tidak ada di IGD
11. Ruangan Ponek
- Troli Emergency dan kulkas tidak ada
- Gorden tidak ada
12. Ruangan Raflesia
- Ruang perawat sangat panas
- Kamar III, IX da IV masih bocor
- Kaca jendela raflesia XII jatuh
- Kucing banyak
- Roda tempat tidur rusak
- Lemari pasien rusak
- Siaran TV hilang timbul
- Remote AC tidak ada
- Kabel cok raun bergelantungan tidak teratur
- Troli emergency, Syringe pump dan Nebulizer tidak ada
- Tempat sampah yang terpisah tidak ada
- Dinding sudah kusam perlu pengecatan
13. Ruangan Mawar
- Ruang kelas II 4 bocor
- Kamar mandi di ruang perawat bocor
- Air tidak 24 jam
- Kucing banyak sehingga menimbulkan bau yang tidak enak
- Sterilisator, suction dan nebul tidak ada
- Sebaiknya ruang kelas I ada TV nya banyak pasien mengeluh
- Kualitas spuit tidak bagus
- Tranfusi set sebaiknya yang biasa
14. Ruangan OK
- AC di ruangan penerimaan pasien rusak
- Asbes masih bocor walau sudah diperbaiki
- Air tidak hidup 24 jam
- Ruangan dapat ditambah didepan sesuai ...............Tim EMAS
15. Radiologi
- Perda Scanning Contrast tidak ada
- AC diruangan radiologi IGD rusak sehingga alat pun sudah mulai error
- Perlu ........UPS 60 KVA
- Baju untuk pasien radiologi belum ada
- Perlu Exhansa fan.........
- Butuh lemari, meja dan kursi

16. Instalasi Farmasi


- Gorden tidak ada diruangan samping apotek
- Perlu ruangan untuk gudang
- AC di gudang masih kurang ditakutkan kualitas obat menurun
- Meja komputer di apotik tidak ada
- Perlu penyediaan I Phone di poliklinik untuk memudahkan komunikasi
17. Fisiotherapi
- Sangat membutuhkan perluasan ruangan karena yang ada sekarang sangat sempit
- I Phone tidak ada sehingga komunikasi ke ruangan terganggu
- Perlu penambahan tempat tidur agar pelayanan bisa dipercepat
- Butuh tenaga laki-laki yang islam
- AC di ruangan rusak
18. Laboratorium
- Ruangan yang dipakai farmasi dapat dikembalikan agar bisa dimanfaatkan tempat alat
laboratorium rutin
- Kekurangan tenaga 2 orang lagi yang islam
- Satpam ada yang jaga di gedung dekat laboratorium
- Perlu jas laboratorium
19. Gizi
- Tenaga gizi klinis kurang
- Bocor diruangan belakang
- Perlu gudang di dapur

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Penata Tk.I
NIP. 19770129 200502 2 001
Sibolga, 03 Maret 2016
Nomor : 445/05/YAN/III/2016 Kepada Yth :
Lamp : 1 (satu) Lembar Plt. Direktur RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga
Perihal : Penyampaian Hasil Rapat di-
Di Bawah Wadir Pelayanan Tempat

Sesuai dengan Pertemuan Rutin Bidang di Bawah Wadir Pelayanan pada tanggal
08 Januari 2016 dan Pertemuan Rutin Kepala Ruangan dan Kepala Instalasi beserta Komite
PPI, Komite Keselamatan Pasien dan Tim Farmasi & Terapi pada tanggal 20 Januari 2016,
maka bersama ini kami beritahukan bahwa adanya beberapa alat kesehatan yang belum
tersedia di ruangan (Daftar Terlampir). Untuk ini kami mohon kepada Bapak Plt Direktur
RSU Dr. F.L. Tobing untuk memperbaikinya guna memperlancar pelayanan di RSU Dr.
Ferdinand Lumban Tobing Sibolga.
Demikianlah surat permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan
kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Penata Tk.I
NIP. 19770129 200502 2 001
DAFTAR PERMOHONAN PENYEDIAAN ALAT KESEHATAN DI RUANGAN

11. Ruangan Flamboyan


- Oksigen Central masih belum berfungsi
- Sterilisator tidak ada
- Selang CPAP yang lama belum ada
12. Ruangan Anggrek
- Troli Emergency tidak ada
13. Ruangan Dahlia II
- Alat baca rontgen tidak ada
- GP Set, Comb muntah dan Buli-buli panas tidak ada
14. Ruangan Dahlia I
- Syringe pump tidak ada
- Rostul rusak
15. Ruangan ICU
- Ventilator dan tempat tidur masih ada yang rusak
16. Ruangan IGD
- Sterilisator dan alat hecting bedah minor sudah tumpul
17. Ruangan Ponek
- Troli Emergency
18. Ruangan Raflesia
- Roda tempat tidur rusak
- Troli emergency, Syringe pump dan Nebulizer tidak ada
19. Ruangan Mawar
- Sterilisator, suction dan nebul tidak ada
- Kualitas spuit tidak bagus
- Tranfusi set sebaiknya yang biasa
20. Fisiotherapi
- Perlu penambahan tempat tidur agar pelayanan bisa dipercepat

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Penata Tk.I
NIP. 19770129 200502 2 001
NOTULEN RAPAT

Hari / Tanggal : Jumat/ 29 April 2016


Tempat : Ruang Direktur
Topik : Sosialisasi Pembuatan PPK & Clinical Pathway

1. Rapat dibuka oleh Direktur , yaitu : dr. Masrip Sarumpaet, M.Kes


2. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Direktur & dr. Lubuk P Saing, Sp.A
3. Pedoman praktek klinis dan Clinical pathway atau protokol klinis digunakan sebagai pedoman
dalam memberikan asuhan klinis
4. Standar pelayanan kedokteran meliputi pedoman nasional pelayanan kedokteran (PNPK) dan
SPO
5. SPO harus dijadikan panduan bagi seluruh tenaga kesehatan difasilitas pelayanan kesehatan
dalam melaksanakan pelayanan kesehatan
6. PNPK harus dijadikan acuan pada penyusunan SPO di fasilitas pelayanan kesehatan
7. PPK suatu alat bukti apa yang kita kerjakan dan dasar hukum panduan PPK dan Clinical
Pathway adalah Permenkes 1438/2010 (Standar Pelayanan Kedokteran meliputi PNPK dan
SPO)
8. UU No 29/2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 44 (Standar Pelayanan Kedokteran) & pasal
50 & 51 (Standar Profesi/Standar Prosedur Operasional).
9. UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan dan UU No 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
10. PNPK (pedoman nasional pelayanan kedokteran) disusun oleh sekelompok pakar yang dapat
melibatkan profesi kedokteran, kedokteran gigi, atau profesi kesehatan lainnya, atau pihak lain
yang dianggap perlu dan disahkan oleh menteri
11. Pasien cedera : tuduhan malpraktek :
- Bantuan hukum
- Ganti rugi
- Tanggung jawab RS
12. Diupayakan jangan ada lagi pasien mengambil obat ke apotik segar
13. Permintaan obat dokter agar direkap setiap bulan
14. Case manajer belum ditentukan lagi
15. Case manajer ini adalah profesional di RS yang melaksanakan manajemen pelayanan pasien
yang menghubungkan antara pasien, keluarga dan para dokter serta mengerti tentang kondisi
pasien dalam hal pengobatannya sehingga memberikan hasil asuhan pasien yang bermutu.
16. PNPK disusun oleh sekelompok pakar yang dapat melibatkan profesi kedokteran, kedokteran
gigi atau profesi kesehatan lainnya atau pihak lainyang dianggap perlu dan disahlan oleh
menteri.
17. SPO disusun dalam bentuk Panduan Praktek Klinis (PPK) yang dapat dilengkapi dengan alur
klinis (clinical pathway) dan disusun oleh staf medis pada fasilitas pelayanan kesehatan yang
dikoordinasi oleh komite medis dan ditetapkan oleh pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan
dan SPO harus ditinjau selalu.
18. Beberapa contoh buku pedoman nasional pelayanan kedokteran dari kementerian kesehatan
RI :
- Penanganan trauma
- Tata laksana tuberkulosis
- Tatalaksana HIV/AIDS
- Tatalaksana bayi berat lahir rendah
- Penyakit ginjal tahap akhir
- Diabetes melitus
- Dll
19. Clinical Pathway adalah pelayanan terpadu yang diberikan kepada pasien yang berdasarkan
standar pelayanan medis, standar pelayanan keperawatan, dan standar pelayanan lainnya
dengan hasil terukur pada jangka waktu tertentu selama pasien dirawat di RS

Wadir Pelayanan RSU Dr. F. L. Tobing Notulen Rapat


Pelaksana

(dr. Louise H Hutapea) (Betty Supera Sihotang)


NOTULEN RAPAT

Hari / Tanggal : Rabu/ 11 Mei 2016


Tempat : Ruangan Direktur
Topik : Evaluasi Pelayanan Rawat Jalan

1. Rapat dibuka oleh Direktur , yaitu : dr. Masrip Sarumpaet, M.Kes.


2. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Direktur & Wadir Pelayanan.
3. Pelayanan rawat jalan adalah satu bentuk dari pelayanan kedokteran yang disediakan untuk
pasien tidak dalam bentuk rawat inap dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan.
4. Permenkes Nomor 74a tahun 1989 menyebutkan bahwa setiap sarana pelayanan kesehatan
wajib menyelenggarakan rekam medis.
5. Pelayanan rawat jalan meliputi mulai pasien mendaftar di loket rawat jalan, pasien menunggu
panggilan pada poliklinik yang ditujunya, pasien menunggu ruang periksa pelayanan rawat
jalan, pasien memerlukan pemeriksaan penunjang diagnostik, pasien menunggu obat di apotik
dan sampai pasien meninggalkan poli.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 tentang standar pelayanan
minimal Rumah sakit
7. Standar minimal rawat jalan yaitu :
- Dokter yang melayani pada poliklinik spesialis harus 100% dokter spesialis
- Rumah sakit setidaknya harus menyediakan pelayanan klinik anak, Penyakit dalam,
klinik kebidanan dan bedah
- Jam buka pelayanan adalah pukul 08.00 – 13.00 setiap hari kerja kecuali hari jumat
pukul 08.00 – 11.00 WIB
- Waktu tunggu untuk rawat jalan tidak lebih dari 60 menit
- Kepuasan pelanggan lebih dari 90%
- Kegiatan pencatatan dan pelaporan tuberculosis yang erobat jalan di rumah sakit 60 %
- Waktu tunggu hasil pelayanan radiologi mis : foto thorax sampai dengan hasil yang
sudah diexpertisi ≤ 3 jam dan hasilnya 100%
- Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium mulai pasien diambil sampel sampai
menerima hasil ≤ 140 menit
- Waktu tunggu pelayanan obat mulai pasien menyerahkan resep sampai menerima obat
≤ 60 menit dan tidak adanya kesalahan dalam memberikan jenis obat, dosisi, salah
orang dan salah jumlah dan standarnya harus 100%
- Kelengkapan pengisian rekam medik oleh dokter ≤ 24 Jam setelah selesai pelayanan
rawat jalan dan standarnya 100%
- Pentingnya kelengkapan informed consent yang jelas yang diberikan pada
pasien/keluarga pasien dan standarnya 100%
- Waktu penyediaan dokumen rekam medik mulai dari pasien mendaftar sampai rekam
medis disediakan oleh petugas dan standarnya ≤ 10 menit
8. RSU Dr. Ferdinand Lumbantobing memiliki 14 Poliklinik dan poliklinik yang memiliki jumlah
kunjungan rawat jalan paling banyak mulai dari urutan tertinggi sampai yang terendah
diantaranya dalah :
1. Poliklinik DM & Hipertensi
2. Poliklinik Penyakit Dalam
3. Poliklinik Jantung
4. Poliklinik Neurologi
5. Poliklinik Mata
6. Poliklinik Paru
7. Poliklinik Bedah
8. Poliklinik Anak
9. Poliklinik Obgyn
10. Poliklinik THT
11. Poliklinik Jiwa
12. Poliklinik Khusus
13. Poliklinik Gigi
14. Poliklinik Kulit Kelamin
9. Masalah yang ada :
- Pencapaian indikator kinerja SPM di rawat jalan masih ada yang belum mencapai
standar
- Hal yang sangat dikeluhkan pasien adalah waktu tunggu di rekam medis, dipoliklinik
dan di apotik
- Obat yang tidak tersedia lengkap (pasien harus mengambil obat ke apotik segar)
10. Pelayanan rawat jalan direncanakan dibuka pada sore hari dengan harapan mengurangi
penumpukan pasien pada pagi hari, memperpanjang jam pelayanan sehingga lebih
meningkatkan akses pelayanan kepada masyarakat, menambah jumlah kunjungan rawat jalan
dan rawat inap serta menambah kesejahteraan pegawai.

Diketahui Oleh :
Wadir Pelayanan RSU Dr. F. L. Tobing Notulen Rapat

(dr. Hotma Nauli Hutagalung, M.Kes) (Betty Supera Sihotang)


NOTULEN RAPAT

Hari / Tanggal : Kamis/ 12 Mei 2016


Tempat : Ruangan Direktur
Topik : Pembuatan PPK untuk Paramedis &
Paramedis Non Keperawatan

1. Rapat dibuka oleh Wadir Pelayanan yaitu : dr. Hotma Nauli Hutagalung, M.Kes.
2. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Wadir Pelayanan & dr. Lubuk P Saing, Sp.A
3. Panduan Praktik Klinis untuk Perawat merupakan referensi yang membahas tentang prosedur-
prosedur praktik klinis yang sering diaplikasikan oleh perawat di rumah sakit
4. Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat baik dalam keadaan sakit maupun sehat
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 38 Tahun 2014 tentang keperawatan
6. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
7. PPK merupakan format teknis untuk istilah standar prosedur operasional (SPO) yang terdapat
dalam Undang- undang praktik kedokteran
8. PNPK diperlukan bila suatu penyakit atau kondisi kesehatan tertentu memiliki satu atau lebih
karakteristik berikut :
- Jumlah kasusnya banyak
- Mempunyai risiko tinggi
- Cenderung memerlukan biaya tinggi/banyak sumber daya
9. Permenkes No. 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran, dokter
dan dokter gigi
10. PPK (Pedoman Praktik Klinis), yaitu : SPM (Standar Pelayanan Medis) dan SAK (Standar Asuhan
Keperawatan)
11. PNPK merupakan standar pelayanan kedokteran yang bersifat nasional dan dibuat oleh
organisasi profesi serta disahkan oleh menteri.
12. SPM dibuat dan diterapkan oleh pimpinan pelayanan kesehatan
13. Clinical Pathway adalah perwujudan langkah pelayanan yang lebih detail yang diberikan pada
masing-masing pasien berdasarkan PNPK dan SPM.
14. Clinical Pathway (CP) juga sebagai sebuah pemetaan mengenai tindakan klinis untuk diagnosis
tertentu dalam waktu tertentu yang mendokumentasikan clinical practice terbaik (bukan
hanya clinical practice terbaru)
15. CP yang diterapkan dengan baik dapat menjadi alat kendali mutu pelayanan kesehatan RS.
Disisi lain, dalam era JKN, penerapan CP dapat menjadi salah satu upaya kendali biaya. Biaya
yang dikeluarkan RS dapat dihitung berdasarkan CP dan dibandingkan dengan tarif INA CBG’s,
sehingga jika biaya melebihi tarif INA CBG’s maka RS dapat segera mengupayakan efisiensi
tanpa perlu melakukan Fraud
16. Pelayanan keperawatan harus dilakukan secara bertanggung jawab, bermutu, aman dan
memiliki kompetensi, kewenangan, etik serta moral tinggi
17. Dalam melakukan asuhan keperawatan seorang paramedis/keperawatan harus memiliki uji
kompetensi, sertifikat kompetensi, sertifikat profesi, STR, SIPP
18. Praktik keperawatan berasaskan : perikemanusiaan, nilai ilmiah, etika dan profesionalitas,
manfaat, keadilan, perlindungan serta kesehatan dan keselamatan klien
19. Jenis perawat terdiri atas : perawat profesi (ners dan ners spesialis) dan perawat vokasi
20. Format SOAPIER dalam keperawatan :
- S = Data Subjektif
- O = Data Objektif
- A = Pengkajian
- P = Perencanaan
- I = Intervensi
- R = Revisi/respon pasien
21. Format SPO didalam penyusunan Panduan Praktek Klinis keperawatan meliputi :
- Pengertian, masalah keperawatan, diagnosa Keperawatan, intervensi keperawatan,
observasi, evaluasi, informasi dan edukasi, discharge planning, nasehat pulang,
prognosis, penelaah kritis, indikator serta kepustakaan
22. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) : standar yang bersifat nasional dan hanya
dibuat untuk penyakit atau kondisi klinis dengan syarat-syarat tertentu dan disertai dengan :
- Alur klinis (clinical pathway)
- Algoritme
- Protokol
- Prosedur
- Standing Orders

Diketahui Oleh :
Wadir Pelayanan RSU Dr. F. L. Tobing Notulen Rapat

(dr. Hotma Nauli Hutagalung, M.Kes) (Betty Supera Sihotang)


NOTULEN RAPAT

Hari / Tanggal : Senin/13 Juni 2016


Tempat : Ruang Aula Dahlia Lantai III
Topik : Sosialisasi Clinical Pathway

46. Rapat dibuka oleh Direktur, yaitu : dr. Masrip Sarumpaet, M.Kes
47. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Direktur & Wadir Pelayanan.
48. Dalam meningkatkan pelayanan dan kelancaran pelayanan di RSU Dr. F.L. Tobing diperlukan
proyek perubahan yaitu penambahan jam pelayanan & perbaikan fasilitas pelayanan.
49. Dalam jangka pendek rencana akan memanggil orang aplikasi & jangka awal : Sim-RS
50. Adapun dilakukannya rencana proyek perubahan di RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga adalah :
- Mencegah penumpukan pasien karena masih tingginya waktu tunggu pasien di loket &
apotik
- BOR masih rendah
- Mengurangi beban kerja
- Meningkatkan jumlah kunjungan
51. Dibentuk SK Direktur tentang Pembentukan Tim Efektif Kegiatan Penambahan Jam
Pelayanan & Perbaikan Fasilitas Pelayanan Pada RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga
52. Penataan di ruang tunggu biar lebih nyaman & asri
53. Rencana buka poli sore minggu ke-III tanggal 18 Juli 2016 pada pukul 16.00 – 18.00 Wib
54. Kondisi yang diharapkan :
- Pelayanan yang cepat
- Informasi yang akurat
- Sistem pengarsipan yang tertata rapi
55. Jangka waktu implementasi diharapkan kurang lebih 2 bulan
56. Diharapkan pendaftaran – SEP – Verifikator Obat berjalan dengan efektif dan efisien
57. Masih banyak pasien yang menunggu lama di loket & apotik
58. Direncanakan Poliklinik yang buka yaitu : Poli Paru, Poli Jantung & Pembuluh Darah, Poli
Kulit & Kelamin, Poli THT & Poli Neurologi
59. Laporan Ka. Instalasi Rawat Jalan :
- Sudah mulai ada perbaikan jam pelayanan
- Pelayanan jam 11 disebabkan karena ada operasi bukan karena faktor kesengajaaan

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Penata Tk.I
NIP. 19770129 200502 2 001
NOTULEN RAPAT

Hari / Tanggal : Sabtu/13 Agustus 2016


Pukul : 10.00 Wib s/d Selesai
Tempat : Ruang Direktur
Topik : Rapat Sosialisasi Clinical Pathway

1. Rapat dibuka oleh Direktur, yaitu : dr. Masrip Sarumpaet, M.Kes


2. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Direktur & Ketua Komite Medik
3. Clinical pathway merupakan suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum
setiap langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar pelayanan medis dan
asuhan keperawatan yang berbasis bukti dengan hasil yang terukur dan dalam jangka waktu
tertentu selama di rumah sakit.
4. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran
5. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
6. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1438 Tahun 2010 Tentang Standar
Pelayanan Kedokteran
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Akreditasi
Rumah Sakit
9. Kepmenkes No 440/2012 tentang Penetapan Tarif Rumah Sakit
10. Clinical Pathways bisa digunakan sebagai salah satu alat mekanisme evaluasi penilaian risiko
penilaian risiko untuk mendeteksi kesalahan aktif (active errors) dan laten (latent / system
errors) maupun nyaris terjadi (near miss) dalam Manajemen Risiko Klinis (Clinical Risk
Management) dalam rangka menjaga dan meningkatkan keamanan dan keselamatan pasien
(patient safety).
11. Dalam meningkatkan kualitas pelayanan di RSU Dr. F.L. Tobing perlu dibentuk Case Manajer
(manajer pelayanan pasien) di setiap ruang rawat inap RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga.
12. Dibentuk SK Direktur tentang Manajer Pelayanan Pasien di RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga.
13. Standar Pelayanan Kedokteran sebagai acuan dalam menyusun CP yaitu PNPK (pedoman
nasional pelayanan kedokteran) yang berisi pernyataan yang sistematis, mutakhir, yang
membantu dokter, pemberi jasa pelayanan lain dalam menangani pasien dengan kondisi
tertentu.
14. PNPK disusun oleh :
 Panel Pakar (dari organisasi profesi, akedemisi, klinis, pakar lain) dibawah koordinasi
KeMenkes dan hasilnya disahkan oleh Menkes
 Staf medis fasyankes, dengan mengacu pada PNPK (bila ada) atau sumber pustaka lain.
15. PNPK harus diterjemahkan menjadi panduan praktek klinis (PPK) oleh masing-masing fasilitas
pelayanan kesehatan sesuai dengan keadaan setempat.
16. Alur Klinis dan Penunjang PPK :
 Alur Klinis (clinical pathway)
 Algoritme
 Protokol
 Prosedur
 Standing Orders
17. Penerapan tarif Paket INA-CBGs ini menuntut Manajemen rumah sakit mampu
mengefisiensikan biaya dan mengoptimalkan pengelolaan keuangan rumah sakit, serta
melakukan kendali mutu, kendali biaya dan akses melalui perhitungan biaya pelayanan (cost of
care) dari masing-masing Clinical PAtway berdasarkan perhitungan unit cost yang telah dimiliki
rumah sakit.
18. Penyusunan Clinical pathway dan perhitungan cost of care untuk kasus kasus yang sering
terjadi sangat diperlukan untuk pengendalian mutu dan biaya
19. Clinical pathway, juga dikenal sebagai jalur perawatan, jalur kritis, jalur perawatan terpadu,
atau peta perawatan, adalah salah satu alat utama yang digunakan untuk mengelola kualitas
dalam perawatan kesehatan mengenai standarisasi proses perawatan.
20. PPK merupakan format teknis untuk istilah standar prosedur operasional (SPO).

Kabid Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Louise Helena Hutapea


Penata Tk.I
NIP. 19730625 200502 2 001
NOTULEN RAPAT

Hari / Tanggal : Selasa/16 Agustus 2016


Pukul : 10.00 Wib s/d Selesai
Tempat : Ruang Direktur
Topik : Rapat Sosialisasi PPK Keperawatan

1. Rapat dibuka oleh Wadir Pelayanan, yaitu : dr. Hotma Nauli Hutagalung, M.Kes
2. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Ketua Komite Medik & Ketua Akreditasi.
3. Panduan praktik klinik (PPK) adalah penetapan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan,
kapan, dimana, dan oleh siapa
4. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
5. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
6. Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1438 Tahun 2010 Tentang Standar
Pelayanan Kedokteran.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Komite Keperawatan Rumah Sakit.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Akreditasi
Rumah Sakit
10. Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat,
memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap fenomena yang ada
dalam keperawatan.
11. Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan
sehari – hari secara mandiri.
12. Clinical Pathways bisa digunakan sebagai salah satu alat mekanisme evaluasi penilaian risiko
penilaian risiko untuk mendeteksi kesalahan aktif (active errors) dan laten (latent / system
errors) maupun nyaris terjadi (near miss) dalam Manajemen Risiko Klinis (Clinical Risk
Management) dalam rangka menjaga dan meningkatkan keamanan dan keselamatan pasien
(patient safety).
13. Clinical Pathways (CP) dapat meningkatkan kualitas asuhan, menampilkan best practice &
mengurangi biaya
14. Buku Diagnosa Keperawatan terbaru :
 NANDA (The North American Nursing Diagnosis Association )
 NOC (Nursing Outcome Classification)
 NIC (Nursing Intervention Classification)
15. NANDA didirikan sebagai badan formal untuk meningkatkan, mengkaji kembali dengan
mengesahkan daftar terbaru dari diagnosis keperawatan yang digunakan oleh perawat
praktisi.
16. NOC adalah proses memberitahukan status klien setelah dilakukan intervensi keperawatan
dan NIC adalah suatu daftar lis intervensi diagnosa keperawatan yang menyeluruh dan
dikelompokkan berdasarkan label dan digunakan perawat pada semua spesialis dan semua
area keperawatan.
17. Alur Pedoman Penyusunan PPK :
 Pengertian
 Asesmen Keperawatan
 Diagnosis Keperawatan
 Kriteria Evaluasi/Nursing Outcome
 Intervensi Keperawatan
 Informasi dan Edukasi
 Evaluasi
 Penelaah Kritis
 Kepustakaan
18. PPK merupakan format teknis untuk istilah standar prosedur operasional (SPO).

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Pembina
NIP. 19770129 200502 2 001
NOTULEN RAPAT

Hari / Tanggal : Jumat/05 Agustus 2016


Pukul : 08.30 Wib s/d Selesai
Tempat : Ruangan ICU
Topik : Rapat Penetapan Kriteria Masuk ICU

41. Rapat dibuka oleh Wadir Pelayanan, yaitu : dr. Hotma Nauli Hutagalung, M.Kes
42. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Direktur & Ketua Akreditasi.
43. DPJP utama diruang ICU adalah sebaiknya dr. Anestesi
44. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1778 Tahun 2010 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensif di Rumah Sakit.
45. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519 Tahun 2011 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit
46. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
47. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
48. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
49. ICU adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri dengan staf yang khusus dan
perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-
pasien yang menderita penyakit.
50. Bidang kerja ICU meliputi pengelolaan pasien langsung, administrasi unit, pendidikan dan
penelitian.
51. Pasien yang dirawat di ICU adalah :
 Pasien yang memerlukan intervensi medis segera oleh tim intensive care
 Pasien yang memerlukan pengelolaan fungsi sistem organ tubuh secara terkoordinasi
dan berkelanjutan sehingga dapat dilakukan pengawasan yang konstan dan metode
terapi titrasi
 Pasien sakit kritis yang memerlukan pemantauan kontinyu dan tindakan segera untuk
mencegah timbulnya dekompensasi fisiologis
 Harus ada AGDA dan APACHE II
52. Kebutuhan pasien ICU adalah tindakan resusitasi yang meliputi dukungan hidup untuk fungsi-
fungsi vital seperti Airway, Breathing, Circulation, Brain, dan fungsi organ lain.
53. Indikasi pasien sakit kritis yaitu pasien - pasien yang secara fisiologis tidak stabil serta dalam
bahaya mengalami dekompensasi fisiologis
54. Sebelum pasien dimasukkan ke ICU, pasien dan atau keluarganya harus mendapatkan
penjelasan secara lengkap mengenai dasar pertimbangan mengapa pasien harus mendapatkan
perawatan di ICU.
55. Usulan dr. Patrice Ginting, Sp.PD sebaiknya dr. PPDS Anestesi yang dikirimkan ke RS yang
sudah semester akhir dan jika dokter DPJP visite sebaiknya dr. Anestesi ada kecuali jika ada
operasi
56. Kalau ada pasien yang exit sebaiknya diserahkan ke kamar jenazah karena bisa di klem oleh
BPJS.
57. Membuat panduan kriteria keluar dan masuk ICU
58. Kalau ICU penuh dibuat lembar penundaan atau dirujuk ke RS lain
59. Jika pasien dirujuk mau ke medan dan keluarga tidak mau maka pasien kembali keruangan
60. Humas harus jalan di rumah sakit
61. Skala resiko jatuh pada anak memakai Humpty Dumpty
62. Setiap ICU hendaknya membuat peraturan dan prosedur-prosedur masuk dan keluar, standar
perawatan pasien, dan kriteria yang spesifik

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Pembina
NIP. 19770129 200502 2 001
NOTULEN RAPAT

Hari / Tanggal : Rabu/14 September 2016


Pukul : 13.00 Wib s/d Selesai
Tempat : Ruangan Direktur
Topik : Rapat Sosialisasi Pengisian Status Rekam Medik

1. Rapat dibuka oleh Wadir Pelayanan, yaitu : dr. Hotma Nauli Hutagalung, M.Kes
2. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh dr. Lubuk P. Saing, Sp.A & Ketua Akreditasi.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 Tahun 2008 Tentang Rekam
Medik.
4. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
5. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
6. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
7. Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
8. Rekam Medis adalah berkas yang berisikanb catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
9. Rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau secara elektronik.
10. Merubah status yang lama jadi yang baru (nasional).
11. Status RM : status rawat inap & status rawat jalan.
12. Diharapkan disetiap ruangan memiliki waktu (jam) yang sama agar sewaktu pasien datang
waktunya tidak berbeda.
13. Menko yang bertanggungjawab menghubungi jika ada pasien mau dirujuk.
14. Jika ada pelimpahan tugas (DPJP) maka harus yang punya izin praktek dan keluarga diberitahu
tentang pelimpahan tugas itu apakah setuju atau tidak.
15. Jika ada penundaan pelayanan mis : operasi agar diinformasikan kepada pasien & keluarganya
apakah pasien mau menunggu atau tidak dan dicari alternatifnya.
16. Isi Rekam Medik Rawat Inap : Ringkasan riwayat masuk & keluar pasien, resume medis,
pengkajian awal pasien rawat inap(riwayat datang & pengkajian umum), pengkajian medis
(rawat inap penyakit dalam), catatan perkembangan pasien terintegrasi, catatan edukasi
pasien & keluarga terintegrasi, riwayat kesehatan/penyakit/ pemeriksaan fisik, grafik dan
suhu, balans cairan harian, catatan keperawatan, lembar konsultasi rawat inap/jawaban
konsulen, resume pasien pulang rawat inap, lembar bukti pemberian edukasi, ringkasan
pulang(discharge summary), hasil pemeriksaan laboratorium, hasil pemeriksaan radiologi &
diagnosa, hasil pemeriksaan USG, copy resep.
17. Isi rekam Medik Rawat Jalan : Pernyataan persetujuan informasi general consent, data sosial
pasien dan ringkasan riwayat klinik (orang admisi yang mengisi), Ringkasan riwayat klinik di
TTD dokter, pengkajian awal pasien rawat jalan, pengkajian keperawatan, pengkajian medis
rawat jalan penyakit dalam, lembaran poliklinik, lembar konsultasi rawat jalan, jawaban
konsulen rawat jalan, hasil pemeriksaan radiologi dan diagnostik, hasil pemeriksaan
laboratorim (darah, urin, tinja, otak, dll), copy resep.

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Pembina
NIP. 19770129 200502 2 001
NOTULEN RAPAT

Hari / Tanggal : Rabu/ 02 November 2016


Tempat : Ruangan Komite Medik
Topik : Pertemuan Pokja Akreditasi PAB

13. Rapat dibuka oleh Wadir Ketua Akreditasi/Wadiryan yaitu : dr. Hotma Nauli Hutagalung, M.Kes
14. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Wakil Ketua Akreditasi/Wadiryan
15. Agar diperbaiki pintu keluar OK & ruangan RR tempat tidurnya diperbaiki serta monitor yang
ada hanya 1 unit
16. PMK 519/Menkes/Per/III/2011 tentang pedoman penyelenggaraan pelayanan anestesiologi
dan terapi intensif di RS.
17. Dibutuhkan tenaga di ruangan RR sebanyak 4 orang petugas
18. Agar ada penanggungjawab diruangan OK yaitu dr. anestesi
19. MOU dengan RS Pandan tentang tenaga dokter anestesi
20. Dibentuk ketua tim anestesi/perawat anestesi
21. Dibuat struktur organisasi anestesi & OK
22. Untuk sekarang ini dari mulai bulan oktober kuret sudah dilakukan di OK
23. Informent consent harus selalu dibuat & SIO.
24. Direncanakan akan dibuat tentang penilaian pasien jika di ruangan RR dalam bentuk benner
serta kriteria untuk pemulihan dari sedasi.
25. Di PAB 7 dimana pasien berhak meminta penjelasan ulang tentang informasi yang telah
disampaikan petugas sebelumnya.
26. Dilengkapi SOP dan kebijakan pelayanan anestesi, panduan pelayanan anestesi, daftar PPK
/kompetensi dan uraian tugas serta wewenang/UTW.
27. Dibuat form biar bukti ada pencatatan asesmen praanestesi dan prainduksi dalam RM,
formulir persetujuan penolakan tindakan, pemberian informasi dan persetujuan tindakan
kedokteran.
28. Dibuat tim pelayanan anestesi dan diketuai oleh dr.anestesi
29. Ruangan RR tersendiri dan tidak dibawahi oleh OK.
30. Diruangan Ok 1 sering terjadi spt : cauter sering mengalami gangguan kerusakan alat.
31. Ruangan CSSD tidak memadai

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Pembina
NIP. 19770129 200502 2 001
NOTULEN RAPAT

Hari / Tanggal : Rabu / 01 Maret 2017


Pukul : 14.00 Wib s/d Selesai
Tempat : Ruangan Dahlia III
Topik : Rapat Evaluasi Dibawah Wadiryan

1. Rapat dibuka oleh Wadir Pelayanan yaitu : dr. Hotma Nauli Hutagalung, M.Kes
2. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Wadir Pelayanan
3. Bagian Pelayanan :
 Oksigen central masih ada yang berisi air padahal pasien tidak ada
 Operan jaga agar diperbaiki
 Format pemberian obat masih ada yang salah
 Brosur/leaflet belum terpenuhi
 Bagi setiap dr. PPDS yang baru datang harus langsung dibuat RKK nya dan
format kredensial
 Diberikan sanksi bagi pegawai RS yang merokok dilingkungan RS
 General Consent yang distatus masih ada yang belum diisi oleh orang admisi
 SK komite keperawatan agar direvisi kembali
 Resume post opname masih ada perawat yang tidak mengingatkan pasien
untuk membawanya pada saat kontrol ulang kembali
 SEP biar dijaminkan 3 x 24 jam
 SEP tidak boleh ditandatangani oleh dr.umum
 Alkes yang rusak sebaiknya melalui seksi pemantauan & pengawasan fasilitas
pelayanan medis & penunjang medis atau bagian pelayanan jangan langsung
ke teknisi
4. Fisioterapi : dinding bocor & I-Phone diperlukan di fisioterapi
5. SDM :
 MOU PLN Tapteng/Pandan, BPJS Internal, ATM sudah ada dan sebagian
masih dalam proses
 Dianjurkan agar dr. interensif agar selalu ikut apel pagi
 Masih ada dr.interensif kalau izin tidak ada pemberitahuan
 Disurati dr. toni kalau absen dikembalikan ke SDM
 Pelatihan peracikan obat & pelatihan pemadam kebakaran akan direncanakan
 Kalau ada yang pelatihan diberitahukan ke pelayanan dan SDM
 Tiap unit membuat kuesioner IKM, di format SPM ada contoh kuesioner
6. Keperawatan :
 Sebaiknya setiap siklus harus ada yang sudah pelatihan
 NICU : seharusnya wajib semua mengikuti pelatihan
 HD : seharusnya semua yang pelatihan
 Alur masuk surat biar tepat
 Case Manajer biasanya masuk pagi
 Permintaan dari ruangan biar dilakukan rooling antar ruangan/penyegaran
kecuali pelatihan
 Di status pasien sering orang admisi tidak mengisi lengkap general consent
 Umur diatas 50 tahun tidak dimasukkan lagi menko
 Sebaiknya surat edaran tentang baju dinas dibagikan ke setiap ruangan karena
sering dijumpai perawat memakai baju tidak sama pada saat bertugas
 Struktur organisasi masih dibuat
7. Gizi :
 Kabel
 Eksouspen, label/identitas nama pasien
 Tutup rambut kalau mengantar nasi
 CS sering tidak ada minggu pagi
8. Farmasi :
 Daftar harga obat masih dalam perbaikan
 Butuh MOU terhadap rekanan contohnya apotik segar
 Jika dibuka apotik untuk umum agar disediakan semua obat yang diperlukan
 Lemari narkotika sebaiknya kuncinya 2 (dua) dibuat
9. Radiologi :
 Sebaiknya kaca dibuat di radiologi
 Ruangan di Cat
 Dibuat ganti baju pasien/schreem
 Kunci pintu susah dibuka
 Jika ada permintaan foto klinisnya tidak ada dibuat

Wadir Pelayanan RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga

dr. Hotma N. Hutagalung M.Kes


Pembina
NIP. 19770129 200502 2 001

Anda mungkin juga menyukai