Notulen Rapat
Notulen Rapat
1. Rapat dibuka oleh Wadir Pelayanan yaitu : dr. Hotma Nauli Hutagalung, M.Kes
2. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Direktur & Wadir Pelayanan
3. Satu episode rawat jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien
dan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang
diberikan pada hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak
dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru.
4. Berkas klaim yang akan diverifikasi meliputi : Surat Eligibilitas Peserta (SEP), serta
bukti pelayanan yang mencantumkan diagnosa dan prosedur serta ditandatangani oleh
Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP).
5. Kondisi kegawatdaruratan tidak memerlukan rujukan, pasien atau keluarga pasien
dapat langsung menuju ke IGD agar segera mendapat penanganan yang sesuai.
6. Diberlakukannya rujukan internal antar setiap poliklinik & pengklaimannya/jasa
pelayanannya dibagi rata terhadap poli yang rujukan internal tersebut.
7. Berdasarkan Surat Edaran Walikota Nomor : 450/ 32 / Tahun 2016 Tentang
Pemanfaatan Sarana Pelayanan Kesehatan RSU Dr. F. L. Tobing (Milik Pemerintah
Kota Sibolga) dalam sistem rujukan pelayanan kesehatan perorangan.
8. RS telah mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan kesehatan diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 340/MENKES/PER/III/2010 tentang
klasifikasi RS & PMK RI Nomor 001 Tahun 2012 tentang sistem rujukan pelayanan
kesehatan perorangan, tidak dapat ditafsirkan sebagai kelas RS.
9. Pelayanan kesehatan FKRTL mencakup pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi
spesialistik serta konsultasi medis dasar hanya berlaku untuk pelayanan kesehatan
pada unit gawat darurat.
10. Tanggapan dr. Patrice Ginting, Sp.PD : Pelayanan di Poli Diabetes Melitus (DM)
dilayani oleh dokter umum (dr. Rivo) dimana dokter tersebut sudah banyak mengikuti
pelatihan/seminar tentang penyakit DM serta memliki sertifikat dan juga
dikarenakandokter spesialis kadang mengikuti kegiatan seminar/workshop diluar kota
sehingga mengandalkan dokter umum yang berkompeten & di poli DM adalah penyakit
seumur hidup. Untuk itu agar dibuatkan Surat Keputusan Direktur tentang surat
penugasan klinis (kewenangan klinis) dr. Rivo Patricia
11. Harus ada RKK, SPK dan SOP bagi setiap dokter, perawat/bidan, staf lainnya yang
bekerja di RSU Dr. F. L. Tobing Sibolga.
12. BPJS Kesehatan tidak dapat memberikan jaminan untuk peserta yang berobat ke
Poliklinik yang dilayani oleh dr. umum, untuk itu BPJS sangat mengharapkan agar
dilayani langsung oleh Dokter Spesialis.
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 755 Tahun 2011 Tentang
Penyelenggaraan Komite Medik
14. Sebaiknya resume medis ditanda tangani oleh DPJP.
15. SIM RS belum diberlakukan oleh karena aplikasi yang dari KeMenkes tidak bisa
difungsikan.
16. Pasien dapat diberikan pelayanan pengobatan dari dokter spesialis atau 2 poli yang
berbeda dihari yang sama tanpa meminta pasien untuk datang kembali dihari lain.
17. Diharapkan RS agar mengadakan AGDA
18. Membuat pemasaran/promosi ke RS lainnya tentang pemeriksaan penunjang yang
ada di RSU Dr. F. L. Tobing Sibolga, hal ini membantu pasien agar tidak terlalu jauh
untuk berobat ke luar kota.
19. Buku Pedoman Sim-RS agar dibagikan disetiap poliklinik
20. Agar setiap poli membuat permintaan barang yang dibutuhkan untuk kelancaran
pelayanan di RS
21. Permintaan Radiologi : kaca, pengeras suara, printer USG
22. Sebaiknya dr.interensif harus didampingi oleh dr. umum atau spesialis dalam melayani
pasien.
23. Rapat dibuka oleh Wadir Pelayanan yaitu : dr. Hotma Nauli Hutagalung, M.Kes
24. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Direktur, Wadir Pelayanan, Komite Medik &
Kepala KSM Kebidanan.
25. Petugas pelayanan kesehatan setiap hari dihadapkan kepada tugas yang berat untuk bekerja
dengan aman dalam lingkungan yang membahayakan adalah kontak dengan darah dan tubuh
sewaktu perawatan rutin pasien.
26. Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di
tempat kerja.
27. Petugas kesehatan yang bekerja di kamar bedah dan kamar bersalin dihadapkan kepada resiko
pemaparan terhadap patogen yang lebih tinggi dari pada bagian – bagian lainnya.
28. Salah satu bentuk pelayanan adalah memelihara dan membersihkan alat-alat kesehatan
seperti melakukan sterilisasi, desinfeksi, aseptik dan antiseptik.
29. Usulan dr. Erniwaty P, Sp.A sebaiknya ada dr. PPDS Anak.
30. Membuat panduan & protap/prosedur (SOP) untuk penanganan kasus infeksius sesuai dengan
tipe rumah sakit yaitu tipe B.
31. Dibentuk tim untuk membuat SOP penanganan kasus infeksius seperti HIV, Hepatitis B,
Hepatitis C diantaranya tim tersebut ada dr. Obgyn, PPI, ponek, CSSD, OK, Anestesi, Bedah
32. Sering terjadi saat sesudah operasi baru diketahui pasien tersebut penyakit HIV, Hepatitis B.
33. Untuk jangka panjang sebaiknya ada ruangan khusus/ kamar bedah emergensi yang tersendiri
untuk penanganan kasus infeksius baik diruangan ponek & VK & kesterilisasi ruangan tersebut
harus diperhatikan
34. Pemeriksaan mikrobiologi dan meja ginekologi khusus kalau bisa diadakan.
35. Agar PPK segera menyediakan pengadaan barang/bahan untuk penanganan kasus infeksius
seperti :
APD (Alat Pelindung Diri) yang terdiri dari :
- Pakaian Astronot
- Handscun ginekologi (ukuran panjang)/sarung tangan,
- Masker
1. Rapat dibuka oleh Wadir Ketua Akreditasi/Wadiryan yaitu : dr. Hotma Nauli Hutagalung, M.Kes
2. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Wakil Ketua Akreditasi/Wadiryan
3. Informed Consent adalah suatu persetujuan yang diberikan setelah mendapat informasi
4. Informed Consent sebagai pernyataan pasien atau yang sah mewakilinya yang isinya berupa
persetujuan atas rencana tindakan kedokteran yang diajukan oleh dokter setelah menerima
informasi yang cukup untuk dapat membuat persetujuan atau penolakan
5. Dasar Hukum
6. Informed Consent Persetujuan tindakan Kedokteran telah diatur dalam Pasal 45 Undang –
undang no. 29 tahun 2004 tentang praktek Kedokteran
7. Tindakan Invasif adalah suatu tindakan medis yang langsung dapat mempengaruhi keutuhan
jaringan tubuh pasien
8. Peraturan Informed Consent apabila dijalankan dengan baik antara Dokter dan pasien akan
sama-sama terlindungi secara Hukum Informed Consent di atur dalam :
- Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
- Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI)
- Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 585/Men.Kes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan
Tindakan Medis.
- Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1419/Men.Kes/Per/X/2005 tentang Penyelanggaraan
Praktik Kedokteran.
9. Yang memerlukan Informed Consent diantaranya : Whole blood, PRC, Albumin, Tindakan
anestesi, Tindakan sedasi dalam, Tindakan invasif seperti : thoeax drain, ETT, X-Ray, Scanning ,
dll, Pemeriksaan HIV/AIDS, Obat beresiko tinggi, dll yang dianggap perlu.
10. RM 33 form Informed Consent
11. Hasil tidak boleh diberitahukan kepada keluarga kecuali siapa-siapa yang boleh tahu keluarga
ttg penyakit pasien (general consent)
12. Informed Consent boeh dilakukan tanpa persetujuan jika pasien tidak sadar & tidak ada
pendamping.
NOTULEN RAPAT
11. Pasien terduga HIV yang datang berkunjung ke RS mengalami peningkatan dari bulan ke bulan,
dimana total keseluruhan kunjungan dari bulan januari s/d juli berjumlah 104 orang (Laki-laki :
54 orang & perempuan : 50 orang)
12. Sudah ada dibuat program penanggulangan HIV/AIDS
13. Tahun 2015 poliklinik VCT masih menjadi satelit RS Balige dan 6 bulan magang.
14. Dari 781 orang pendonor tahun 2015 hasilnya negatif HIV di screening
15. Pasien yang sudah dirujuk keluar agar melapor kembali ke poli CST/PDP guna laporan bagi
kami untuk meminta atau mempertanggungjawabkan obat ke provinsi, karena obat diminta
berdasarkan kunjungan pasien ke poli VCT.
16. APD di obgin belum memadai
17. Kendala dari dr. Obgin (PPDS) :
- Baju astronot, scot, handscoon panjang
- VK juga demikian harus yang disposible
- Harus ada air mengalir
18. Pelatihan TB Dots & HIV akan direncanakan serta pelatihan sosialisasi ARV
19. Ditentukan penetapan hari apa saja buka poliklinik VCT dan harus ada petugasnya
20. Untuk anak yang umur 18 bulan yang dicurigai, maka yang diperiksa ibunya karena tidak dapat
dilakukan viral load bagi anaknya
21. Pelatihan internal narasumbernya dr.ratna dan dr. patrice ginting yang berkaitan dengan HIV
22. TB Dots menuntut pelatihan internal, pengambilan dahak dan dibuat pojok dahak.
23. Laporan HIV/AIDS & TB Dots ke sistem informasi akreditasi.
NOTULEN RAPAT
1. Rapat dibuka oleh Wadir Ketua Akreditasi/Wadiryan yaitu : dr. Hotma Nauli Hutagalung, M.Kes
2. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Wakil Ketua Akreditasi/Wadiryan
3. Alur pendaftaran rawat jalan & rawat inap sudah ada dan disesuaikan dengan RS.
4. IGD harus ada denah biar pasien & keluarga mengetahui letak dari ruangan di RS/petunjuk
ruangan
5. SK transfer sudah diperbaiki dan nama-nama tim transfer sudah ada
6. Pedoman DPJP diminta ke pokja PP (pelayanan pasien)
7. Penundaan pelayanan : laboratorium, radiologi , kamar operasi/OK
8. Membuat SOP kebijakan rujukan tindak lanjut ke puskesmas/merujuk pasien ke FKTP untuk
pengobatan lanjutan
9. Pedoman discharge planning/pemulangan pasien mis : penyakit DHF berapa hari harus pulang
dari RS
10. Kriteria transfer intra RS
11. Form selama memantau pasien di rujuk
12. Dibuat di pedoman kalau PAPS siapa yang dihubungi
13. Pokja MKI : webside masih diproses dan diminta dokumen/program kerja tentang PKRS ke dr.
Mustika
14. Dibuat SK Direktur tentang penerjemah bahasa dan nama-namanya diminta dari pokja APK
15. Pada pokja MKI 4 & 5 dilengkapi dokumen hasil rapat, surat edaran, seluruh SK komite,
notulen rapat, & daftar hadir
16. MKI 9 dibuat pelaporan 10 penyakit terbanyak diminta datanya dari Rina Ananda
17. MKI 21 membuat laporan yang melakukan riset penelitian di RS dan datanya dikoordinasikan
dengan SDM
18. Diharapkan semua pokja untuk melengkapi setiap data/dokumen masing-masing elemen yang
belum siap.
19. Rapat dibuka oleh Direktur, yaitu : dr. Masrip Sarumpaet, M.Kes
20. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Direktur & Ketua Akreditasi.
21. Sudah dilakukan workshop :
1. MPO (Manajemen & Penggunaan Obat)
2. K3RS (Keselamatan & Kesehatan Kerja Rumah Sakit)
3. SKP (Sasaran Keselamatan Pasien)
4. BHD (Bantuan Hidup Dasar)
5. Belum dilakukan pelatihan :
1. PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien)
2. Pelatihan Komunikasi yang Efektif
3. Pelatihan Kode Blue
4. Pelatihan Pencampuran Obat
6. PPK (panduan praktek klinis) yang sudah membuat yaitu Gigi, Kebidanan, Neurologi, Anak.
7. Komite RM sudah melaksanakan evaluasi pemakaian status dan kelengkapan status RM
apakah dokternya sudah mengisi lengkap serta ruangan mana yang kurang lengkap mengisi
statuis RM.
8. Komite Rekam Medik sudah membuat pedoman rekam medik dan evaluasi penilaian
pemakaian status yang baru direncanakan pertengahan bulan oktober.
9. Sebagian pokja akreditasi ada yang belum siap dokumen, SOP, panduan & kebijakan direktur
10. Masing-masing unit kerja belum membuat struktur organisasi dan uraian tugas.
11. Menomori SOP, SK Kebijakan ditugaskan : Kikilina Naibaho
12. Dalam pokja PPK sebaiknya harus ada pelatihan komunikasi yang efektif karena menjadi salah
satu syarat yang harus dipenuhi.
13. Setiap pokja bisa berhubungan dengan pembimbing akreditasi yaitu dr. Lubuk P saing, Sp.A
setiap hari selasa & kamis.
14. Kalau ada pertemuan antar pokja diharapkan anggota sekretariat ada ditempat pertemuan
15. Pokja PP :
- Sosialisasi kode pink (penculikan), kode biru (resusitasi) dan membutuhkan Call Center, I-
Phone yang pake laudspeker serta petugasnya ada agar petugas tersebut yang
memberitahukan ke setiap ruangan tetapi terkendala karena sarana & prasarana belum
lengkap.
- Sudah dilakukan pelatihan nyeri
16. Aplikasi:
- Sim-RS
- Sismadar (sistem manajemen dokumen akreditasi)
17. Akhir bulan november akan direncanakan survei simulasi dan akan membuat surat untuk
menilai dokumen kita & bulan november tersebut belum langsung ujian, disitu lah nanti
ditentukan berapa lama kita nanti ujian.
18. PMKP belum jalan karena struktur organisasi dan uraian tugas, PPK dokter, perawat,
penunjang medik, clinical pathway belum lengkap.
19. Jika da pasien yang decubitus & ada kejadian pasien yang jatuh banyak perawat yang tidak
tahu alurnya jika ada kejadian tersebut.
20. Pokja PPI :
- Sarana yang agak sulit, laundry bangunannya tidak sesuai standar
- Struktur organisasi loundry tidak ada
- Kelengkapan kebersihan tangan kadangkala yang dipesan tidak sesuai dengan yang datang
- Air yang tidak hidup terus menerus
- Wastafel sudah ada di dahlia I
- Tong sampah ada yang rusak, kalau ada sampah infeksius & non infeksius sebaiknya dibuat
apa saja yang termasuk didalamnya.
- Plastiknya berwarna
- Agar diadakan pemeriksaan air, pola kuman
- Tempat nald sampai penuh padahal seharusnya 2/3 isi nald di tempat safeti box
21. Monitor CCTV harus ada yang jaga
22. Pokja HPK :
- Agar ditetapkan jam besuk serta benar-benar difungsikan
- Masuk keluarnya harus 1 pintu diluar jam besuk
- Sejauh mana wewenang satpam pada pengunjung jika ada yang membesuk
keluarganya dan dibuat kebijakn direktur
- Hak & Kewajiban Pasien mana yang dipakai apakah menurut Undang-Undang atau
Permenkes
- Semua pasien wajib menitipkan barangnya dan posisinya direncanakan di admisi
- CCTV mencegah tindak kekerasan dan letaknya CCTV yang rawan diruangan
Dilaporkan oleh :
32. Rapat dibuka oleh Direktur, yaitu : dr. Masrip Sarumpaet, M.Kes
33. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Direktur & Wadir Pelayanan.
34. Dalam meningkatkan pelayanan dan kelancaran pelayanan di RSU Dr. F.L. Tobing diperlukan
proyek perubahan yaitu penambahan jam pelayanan & perbaikan fasilitas pelayanan.
35. Dalam jangka pendek rencana akan memanggil orang aplikasi & jangka awal : Sim-RS
36. Adapun dilakukannya rencana proyek perubahan di RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga adalah :
- Mencegah penumpukan pasien karena masih tingginya waktu tunggu pasien di loket &
apotik
- BOR masih rendah
- Mengurangi beban kerja
- Meningkatkan jumlah kunjungan
37. Dibentuk SK Direktur tentang Pembentukan Tim Efektif Kegiatan Penambahan Jam
Pelayanan & Perbaikan Fasilitas Pelayanan Pada RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga
38. Penataan di ruang tunggu biar lebih nyaman & asri
39. Rencana buka poli sore minggu ke-III tanggal 18 Juli 2016 pada pukul 16.00 – 18.00 Wib
40. Kondisi yang diharapkan :
- Pelayanan yang cepat
- Informasi yang akurat
- Sistem pengarsipan yang tertata rapi
41. Jangka waktu implementasi diharapkan kurang lebih 2 bulan
42. Diharapkan pendaftaran – SEP – Verifikator Obat berjalan dengan efektif dan efisien
43. Masih banyak pasien yang menunggu lama di loket & apotik
44. Direncanakan Poliklinik yang buka yaitu : Poli Paru, Poli Jantung & Pembuluh Darah, Poli
Kulit & Kelamin, Poli THT & Poli Neurologi
45. Laporan Ka. Instalasi Rawat Jalan :
- Sudah mulai ada perbaikan jam pelayanan
- Pelayanan jam 11 disebabkan karena ada operasi bukan karena faktor kesengajaaan
NOTULEN RAPAT
1. Rapat dibuka oleh Wadir Pelayanan , yaitu : dr. Hotma Nauli Hutagalung, M.Kes
2. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Wadir Pelayanan.
3. Rencana buka poli sore minggu ke-III tanggal 18 Juli 2016 pada pukul 16.00 – 18.00 Wib.
4. Jika pasien mau berobat ke poli pada sore hari bisa mendaftar pada pagi hari.
5. Perawat yang bertugas di poliklinik bisa meninggalkan tempat pada pukul 12.00 Wib (perawat
bergantian setiap minggu).
6. Poliklinik yang buka yaitu
- Poli Paru
- Poli Jantung & Pembuluh Darah
- Poli Kulit & Kelamin
- Poli THT
- Poli Neurologi
7. Dibuat Surat Perintah Tugas untuk setiap petugas poliklinik sore (Dokter, Perawat, Loket, BPJS
& Verifikator Obat).
8. Diradiologi agar diperbanyak pengadaan Amplop Foto.
9. Menyurati ke Dinas Kesehatan & setiap Puskesmas kalau poli sore sudah dibuka dan dibuat ke
koran, spanduk & brosur dikasih ke pengunjung saat berobat pada pagi hari.
10. Loket dibuka pukul 15.00 Wib sebelum pelayanan sore.
11. Sebaiknya meningkatkan kenyamanan ruang tunggu di apotik.
12. Ruang tunggu diapotik :
- Lantai berlobang sehingga sangat rawan untuk resiko jatuh
- Kalau hujan basah pasien (kanopi rusak)
- Lantainya biar datar
- Penataan kursi dan bunga
- Paret ditutup
13. Dibuat meja keluhan dan lembaran di isi pasien dan segera keluhan tersebut ditindaklanjuti.
NOTULEN RAPAT
Dengan Hormat ,
Sehubungan dengan adanya perubahan Aplikasi pembuatan SEP Rawat Inap untuk itu
diberitahukan penjaminan Status Rawat Inap dilakukan dalam 3 x 24 jam hari kerja. jika
keterlambatan penjaminan disebabkan oleh kelalaian keluarga pasien maka pasien
menjadi Pasien Umum. Tetapi keterlambatan penjaminan oleh karena kelalaian petugas
RS, maka pembayaran biaya rawat inap menjadi tanggung jawab petugas RS.
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Menindaklanjuti surat dari Ketua Tim Pengelola BPJS-JKN RSU Dr. F. L. Tobing
Perihal Keterlambatan Pemulangan Status Rawat Inap, bersama ini kami laporkan
kepada Bapak bahwa kami telah melaksanakan pertemuan pada tanggal 28 Januari
2016 yang dihadiri oleh Wadir Pelayanan, Kepala Ruangan, Tim JKN, Kepala Bidang
Keperawatan, Kabag Rekam Medik, Kasie Monitoring & Evaluasi serta Peningkatan
Mutu keperawatan & Kasubag Informasi & Pelaporan.
Berdasarkan laporan dari kepala ruangan bahwa keterlambatan pengembalian status
lebih banyak disebabkan oleh keterlambatan dokter dalam menyelesaikan pengisian
status. Maka dari pertemuan tersebut disepakati bahwa pengembalian status pasien
dilakukan paling lambat 2X24 Jam setelah pasien pulang dan kepala ruangan
bertanggungjawab untuk itu.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka kami mohon bantuan Bapak untuk dapat
membuat Surat Edaran kepada para DPJP untuk menyegera kan penyelesaian pengisian
status pasien.
Demikianlah surat ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan
terima kasih.
Sesuai dengan Pertemuan Rutin Bidang di Bawah Wadir Pelayanan pada tanggal
08 Januari 2016 dan Pertemuan Rutin Kepala Ruangan dan Kepala Instalasi beserta Komite
PPI, Komite Keselamatan Pasien dan Tim Farmasi & Terapi pada tanggal 20 Januari 2016,
maka bersama ini kami beritahukan bahwa adanya beberapa alat kesehatan yang belum
tersedia di ruangan (Daftar Terlampir). Untuk ini kami mohon kepada Bapak Plt Direktur
RSU Dr. F.L. Tobing untuk memperbaikinya guna memperlancar pelayanan di RSU Dr.
Ferdinand Lumban Tobing Sibolga.
Demikianlah surat permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan
kerjasamanya diucapkan terima kasih.
1. Ruangan Flamboyan
- Oksigen Central masih belum berfungsi
- Sterilisator tidak ada
- Selang CPAP yang lama belum ada
2. Ruangan Anggrek
- Troli Emergency tidak ada
3. Ruangan Dahlia II
- Alat baca rontgen tidak ada
- GP Set, Comb muntah dan Buli-buli panas tidak ada
4. Ruangan Dahlia I
- Syringe pump tidak ada
- Rostul rusak
5. Ruangan ICU
- Ventilator dan tempat tidur masih ada yang rusak
6. Ruangan IGD
- Sterilisator dan alat hecting bedah minor sudah tumpul
7. Ruangan Ponek
- Troli Emergency
8. Ruangan Raflesia
- Roda tempat tidur rusak
- Troli emergency, Syringe pump dan Nebulizer tidak ada
9. Ruangan Mawar
- Sterilisator, suction dan nebul tidak ada
- Kualitas spuit tidak bagus
- Tranfusi set sebaiknya yang biasa
10. Fisiotherapi
- Perlu penambahan tempat tidur agar pelayanan bisa dipercepat
1. Ruangan Melati
- Perluasan gedung di ruang kebidanan membuat ruang VK makin sempit.
- Mebelain serta peralatan lain untuk mengisi kamar VIP belum ada
- Spuit yang disediakan sebaiknya merk Terumo karena yang tersedia sekarang dengan
merk lain kualitasnya sangat kurang.
- Kabel-kabel listrik masih berantakan
2. Ruangan Flamboyan
- Bila hujan air merembes dari ruangan yang baru
- Oksigen Central masih belum berfungsi
- Sterilisator tidak ada
- Selang CPAP yang lama belum ada
- Kabel-kabel listrik tidak teratur
- Rel Gorden sudah rusak
3. Ruangan Melur
- Kulkas rusak
- Penlight tidak ada
4. Ruangan Anggrek
- Vitrase gorden tidak ada
- Kamar mandi dan jendela di ruang perawat hampir jatuh karena lapuk
- Kualitas selimut jelek
- Troli Emergency tidak ada
- Sebaiknya ada Televisi di Lobby dan diruangan kelas I
- Cat dinding sudah kusam jadi perlu pengecatan ulang
5. Ruangan Dahlia II
- Alat baca rontgen tidak ada
- GP Set, Comb muntah dan Buli-buli panas tidak ada
- Jalan menuju sky way menuju ruangan Dahlia II perlu diperbaiki karena sudah rusak
dan menyulitkan dilalui oleh brankard
- Kaki lima (telatar) ruangan sempiang bila hujan
- Teknisi susah dihubungi bila oksigen habis
- Tempat sampah tidak dipisah
- Sebaiknya ada disediakan ceret listrik untuk memasak air panas untuk mandi pasien
6. Ruangan Dahlia I
- Syringe pump tidak ada
- Washtapel tidak ada
- Air kran dibelakang ruang dahlia I terus mengalir
- Rostul rusak
7. Ruangan ICU
- Obat emergency tidak ada
- Obat sering di kurangi oleh verifikator
- Air tidak 24 jam hidup
- Gudang di depan ICU sebaiknya dipindah agar dapat dimanfaatkan pasien
- Ventilator dan tempat tidur masih ada yang rusak
8. Ruangan IGD
- Pintu dan kosen di ruangan observasi rusak
- Sterilisator dan alat hecting bedah minor sudah tumpul
- AC di ruang tindakan bedah tidak ada
- I Phone bisa diparalelkan ke kamar jaga perawat
- Satpam tidak ada di IGD
9. Ruangan Ponek
- Troli Emergency dan kulkas tidak ada
- Gorden tidak ada
10. Ruangan Raflesia
- Ruang perawat sangat panas
- Kamar III, IX da IV masih bocor
- Kaca jendela raflesia XII jatuh
- Kucing banyak
- Roda tempat tidur rusak
- Lemari pasien rusak
- Siaran TV hilang timbul
- Remote AC tidak ada
- Kabel cok raun bergelantungan tidak teratur
- Troli emergency, Syringe pump dan Nebulizer tidak ada
- Tempat sampah yang terpisah tidak ada
- Dinding sudah kusam perlu pengecatan
11. Ruangan Mawar
- Ruang kelas II 4 bocor
- Kamar mandi di ruang perawat bocor
- Air tidak 24 jam
- Kucing banyak sehingga menimbulkan bau yang tidak enak
- Sterilisator, suction dan nebul tidak ada
- Sebaiknya ruang kelas I ada TV nya banyak pasien mengeluh
- Kualitas spuit tidak bagus
- Tranfusi set sebaiknya yang biasa
12. Ruangan OK
- AC di ruangan penerimaan pasien rusak
- Asbes masih bocor walau sudah diperbaiki
- Air tidak hidup 24 jam
- Ruangan dapat ditambah didepan sesuai sekreasi Tim EMAS
13. Radiologi
- Perda Scanning Contrast tidak ada
- AC diruangan radiologi IGD rusak sehingga alat pun sudah mulai error
- Perlu UPS 60 KVA
- Baju untuk pasien radiologi belum ada
- Perlu Exhansa fan
- Butuh lemari, meja dan kursi
14. Instalasi Farmasi
- Gorden tidak ada diruangan samping apotek
- Perlu ruangan untuk gudang
- AC di gudang masih kurang ditakutkan kualitas obat menurun
- Meja komputer di apotik tidak ada
- Perlu penyediaan I Phone di poliklinik untuk memudahkan komunikasi
15. Fisiotherapi
- Sangat membutuhkan perluasan ruangan karena yang ada sekarang sangat sempit
- I Phone tidak ada sehingga komunikasi ke ruangan terganggu
- Perlu penambahan tempat tidur agar pelayanan bisa dipercepat
- Butuh tenaga laki-laki yang islam
- AC di ruangan rusak
16. Laboratorium
- Ruangan yang dipakai farmasi dapat dikembalikan agar bisa dimanfaatkan tempat alat
laboratorium rutin
- Kekurangan tenaga 2 orang lagi yang islam
- Satpam ada yang jaga di gedung dekat laboratorium
- Perlu jas laboratorium
17. Gizi
- Tenaga gizi klinis kurang
- Bocor diruangan belakang
- Perlu gudang di dapur
9. Ruangan ICU
- Obat emergency tidak ada
- Obat sering di kurangi oleh verifikator
- Air tidak 24 jam hidup
- Gudang di depan ICU sebaiknya dipindah agar dapat dimanfaatkan pasien
- Ventilator dan tempat tidur masih ada yang rusak
10. Ruangan IGD
- Pintu dan kosen di ruangan observasi rusak
- Sterilisator dan alat hecting bedah minor sudah tumpul
- AC di ruang tindakan bedah tidak ada
- I Phone bisa diparalelkan ke kamar jaga perawat
- Satpam tidak ada di IGD
11. Ruangan Ponek
- Troli Emergency dan kulkas tidak ada
- Gorden tidak ada
12. Ruangan Raflesia
- Ruang perawat sangat panas
- Kamar III, IX da IV masih bocor
- Kaca jendela raflesia XII jatuh
- Kucing banyak
- Roda tempat tidur rusak
- Lemari pasien rusak
- Siaran TV hilang timbul
- Remote AC tidak ada
- Kabel cok raun bergelantungan tidak teratur
- Troli emergency, Syringe pump dan Nebulizer tidak ada
- Tempat sampah yang terpisah tidak ada
- Dinding sudah kusam perlu pengecatan
13. Ruangan Mawar
- Ruang kelas II 4 bocor
- Kamar mandi di ruang perawat bocor
- Air tidak 24 jam
- Kucing banyak sehingga menimbulkan bau yang tidak enak
- Sterilisator, suction dan nebul tidak ada
- Sebaiknya ruang kelas I ada TV nya banyak pasien mengeluh
- Kualitas spuit tidak bagus
- Tranfusi set sebaiknya yang biasa
14. Ruangan OK
- AC di ruangan penerimaan pasien rusak
- Asbes masih bocor walau sudah diperbaiki
- Air tidak hidup 24 jam
- Ruangan dapat ditambah didepan sesuai ...............Tim EMAS
15. Radiologi
- Perda Scanning Contrast tidak ada
- AC diruangan radiologi IGD rusak sehingga alat pun sudah mulai error
- Perlu ........UPS 60 KVA
- Baju untuk pasien radiologi belum ada
- Perlu Exhansa fan.........
- Butuh lemari, meja dan kursi
4. Rapat dibuka oleh Wadir Pelayanan, yaitu : dr. Hotma Nauli Hutagalung, M.Kes
5. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Wadir Pelayanan.
6. Dalam meningkatkan pelayanan dan kelancaran pelayanan di Instalasi Gawat Darurat perlu
ada selalu tersedia obat emergency dan sarana & prasarana yang diperlukan di IGD.
7. Memelihara koordinasi dan kerjasama yang baik.
8. Membuat laporan harian dokter jaga setiap pergantian ship.
9. Memelihara dan mencatat alat-alat medis dan inventaris lainnya yang ada di IGD & membuat
format BHP
10. Perlu adanya penambahan dokter jaga di IGD yaitu dokter CPNS yang baru biar dimasukkan
dalam jadwal jaga
11. Jumlah dokter jaga di IGD sebanyak 7 Orang (1 orang sedang cuti bersalin & 1 orang lagi
rencana mau cuti bersalin & berlanjut mengambil dokter spesialis) sehingga jumlah dokter
sebanyak 5 orang.
12. Dokter Interensif datang ke ruangan jika pasien dalam keadaan tidak gawat darurat
13. Sebaiknya perawat bisa juga menelepon dr. Spesialis kalau hanya melanjutkan therapi obat
dan jangan selalu ke dokter jaga.
14. Sering dijumpai ditiap ruangan jika ada pasien yang gawat, alat kesehatan seperti ambubag,
senter, RJP dll tidak ada dan menunggu meminjam keruangan yang lain.
15. Segala yang dipakai di IGD seperti infuset, abocath dll pada pasien yang opname diruangan
agar mengembalikannya ke IGD
16. Satpam sering tidak ada di IGD
17. Protokol therapi sebaiknya tidak usah dipergunakan lagi
18. Sebaiknya neckcollar bisa selalu tersedia di IGD
19. Jika ada pasien yang meminta harus opname tetapi ternyata tidak perlu opname karena 155
diagnosa yang ada di BPJS hanya dapat diklem rawat jalan, maka kita meminta tandatangan
keluarga, apabila tidak diklem oleh BPJS maka pasien bersedia membayar umum.
20. Rapat dibuka oleh direktur, yaitu : dr. Masrip Sarumpaet, M.Kes
21. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Direktur & Wadir Pelayanan.
22. Dalam membentuk Tim Farmasi dan Terapi (TFT) mengacu pada :
- Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
- Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
- Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
- Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan
Alat Kesehatan
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standard Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit.
- Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/IX/2013 tentang
Formularium Nasional
23. Berdasarkan hasil diskusi untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit
perlu membentuk Tim Farmasi dan Terapi (TFT) RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga Tahun 2015- 2017.
24. Ketua TFT dapat diketahui oleh seorang Dokter atau seorang Apoteker, apabila diketuai oleh
dokter maka sekretarisnya adalah Apoteker, namun apabila diketuai oleh Apoteker, maka
sekretarisnya adalah dokter.
25. Sebaiknya TFT harus mengadakan rapat secara teratur sedikitnya 2 (dua) bulan sekali
9. Ruangan ICU
- Obat emergency tidak ada
- Obat sering di kurangi oleh verifikator
- Air tidak 24 jam hidup
- Gudang di depan ICU sebaiknya dipindah agar dapat dimanfaatkan pasien
- Ventilator dan tempat tidur masih ada yang rusak
10. Ruangan IGD
- Pintu dan kosen di ruangan observasi rusak
- Sterilisator dan alat hecting bedah minor sudah tumpul
- AC di ruang tindakan bedah tidak ada
- I Phone bisa diparalelkan ke kamar jaga perawat
- Satpam tidak ada di IGD
11. Ruangan Ponek
- Troli Emergency dan kulkas tidak ada
- Gorden tidak ada
12. Ruangan Raflesia
- Ruang perawat sangat panas
- Kamar III, IX da IV masih bocor
- Kaca jendela raflesia XII jatuh
- Kucing banyak
- Roda tempat tidur rusak
- Lemari pasien rusak
- Siaran TV hilang timbul
- Remote AC tidak ada
- Kabel cok raun bergelantungan tidak teratur
- Troli emergency, Syringe pump dan Nebulizer tidak ada
- Tempat sampah yang terpisah tidak ada
- Dinding sudah kusam perlu pengecatan
13. Ruangan Mawar
- Ruang kelas II 4 bocor
- Kamar mandi di ruang perawat bocor
- Air tidak 24 jam
- Kucing banyak sehingga menimbulkan bau yang tidak enak
- Sterilisator, suction dan nebul tidak ada
- Sebaiknya ruang kelas I ada TV nya banyak pasien mengeluh
- Kualitas spuit tidak bagus
- Tranfusi set sebaiknya yang biasa
14. Ruangan OK
- AC di ruangan penerimaan pasien rusak
- Asbes masih bocor walau sudah diperbaiki
- Air tidak hidup 24 jam
- Ruangan dapat ditambah didepan sesuai ...............Tim EMAS
15. Radiologi
- Perda Scanning Contrast tidak ada
- AC diruangan radiologi IGD rusak sehingga alat pun sudah mulai error
- Perlu ........UPS 60 KVA
- Baju untuk pasien radiologi belum ada
- Perlu Exhansa fan.........
- Butuh lemari, meja dan kursi
Sesuai dengan Pertemuan Rutin Bidang di Bawah Wadir Pelayanan pada tanggal
08 Januari 2016 dan Pertemuan Rutin Kepala Ruangan dan Kepala Instalasi beserta Komite
PPI, Komite Keselamatan Pasien dan Tim Farmasi & Terapi pada tanggal 20 Januari 2016,
maka bersama ini kami beritahukan bahwa adanya beberapa alat kesehatan yang belum
tersedia di ruangan (Daftar Terlampir). Untuk ini kami mohon kepada Bapak Plt Direktur
RSU Dr. F.L. Tobing untuk memperbaikinya guna memperlancar pelayanan di RSU Dr.
Ferdinand Lumban Tobing Sibolga.
Demikianlah surat permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan
kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Diketahui Oleh :
Wadir Pelayanan RSU Dr. F. L. Tobing Notulen Rapat
1. Rapat dibuka oleh Wadir Pelayanan yaitu : dr. Hotma Nauli Hutagalung, M.Kes.
2. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Wadir Pelayanan & dr. Lubuk P Saing, Sp.A
3. Panduan Praktik Klinis untuk Perawat merupakan referensi yang membahas tentang prosedur-
prosedur praktik klinis yang sering diaplikasikan oleh perawat di rumah sakit
4. Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat baik dalam keadaan sakit maupun sehat
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 38 Tahun 2014 tentang keperawatan
6. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
7. PPK merupakan format teknis untuk istilah standar prosedur operasional (SPO) yang terdapat
dalam Undang- undang praktik kedokteran
8. PNPK diperlukan bila suatu penyakit atau kondisi kesehatan tertentu memiliki satu atau lebih
karakteristik berikut :
- Jumlah kasusnya banyak
- Mempunyai risiko tinggi
- Cenderung memerlukan biaya tinggi/banyak sumber daya
9. Permenkes No. 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran, dokter
dan dokter gigi
10. PPK (Pedoman Praktik Klinis), yaitu : SPM (Standar Pelayanan Medis) dan SAK (Standar Asuhan
Keperawatan)
11. PNPK merupakan standar pelayanan kedokteran yang bersifat nasional dan dibuat oleh
organisasi profesi serta disahkan oleh menteri.
12. SPM dibuat dan diterapkan oleh pimpinan pelayanan kesehatan
13. Clinical Pathway adalah perwujudan langkah pelayanan yang lebih detail yang diberikan pada
masing-masing pasien berdasarkan PNPK dan SPM.
14. Clinical Pathway (CP) juga sebagai sebuah pemetaan mengenai tindakan klinis untuk diagnosis
tertentu dalam waktu tertentu yang mendokumentasikan clinical practice terbaik (bukan
hanya clinical practice terbaru)
15. CP yang diterapkan dengan baik dapat menjadi alat kendali mutu pelayanan kesehatan RS.
Disisi lain, dalam era JKN, penerapan CP dapat menjadi salah satu upaya kendali biaya. Biaya
yang dikeluarkan RS dapat dihitung berdasarkan CP dan dibandingkan dengan tarif INA CBG’s,
sehingga jika biaya melebihi tarif INA CBG’s maka RS dapat segera mengupayakan efisiensi
tanpa perlu melakukan Fraud
16. Pelayanan keperawatan harus dilakukan secara bertanggung jawab, bermutu, aman dan
memiliki kompetensi, kewenangan, etik serta moral tinggi
17. Dalam melakukan asuhan keperawatan seorang paramedis/keperawatan harus memiliki uji
kompetensi, sertifikat kompetensi, sertifikat profesi, STR, SIPP
18. Praktik keperawatan berasaskan : perikemanusiaan, nilai ilmiah, etika dan profesionalitas,
manfaat, keadilan, perlindungan serta kesehatan dan keselamatan klien
19. Jenis perawat terdiri atas : perawat profesi (ners dan ners spesialis) dan perawat vokasi
20. Format SOAPIER dalam keperawatan :
- S = Data Subjektif
- O = Data Objektif
- A = Pengkajian
- P = Perencanaan
- I = Intervensi
- R = Revisi/respon pasien
21. Format SPO didalam penyusunan Panduan Praktek Klinis keperawatan meliputi :
- Pengertian, masalah keperawatan, diagnosa Keperawatan, intervensi keperawatan,
observasi, evaluasi, informasi dan edukasi, discharge planning, nasehat pulang,
prognosis, penelaah kritis, indikator serta kepustakaan
22. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) : standar yang bersifat nasional dan hanya
dibuat untuk penyakit atau kondisi klinis dengan syarat-syarat tertentu dan disertai dengan :
- Alur klinis (clinical pathway)
- Algoritme
- Protokol
- Prosedur
- Standing Orders
Diketahui Oleh :
Wadir Pelayanan RSU Dr. F. L. Tobing Notulen Rapat
46. Rapat dibuka oleh Direktur, yaitu : dr. Masrip Sarumpaet, M.Kes
47. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Direktur & Wadir Pelayanan.
48. Dalam meningkatkan pelayanan dan kelancaran pelayanan di RSU Dr. F.L. Tobing diperlukan
proyek perubahan yaitu penambahan jam pelayanan & perbaikan fasilitas pelayanan.
49. Dalam jangka pendek rencana akan memanggil orang aplikasi & jangka awal : Sim-RS
50. Adapun dilakukannya rencana proyek perubahan di RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga adalah :
- Mencegah penumpukan pasien karena masih tingginya waktu tunggu pasien di loket &
apotik
- BOR masih rendah
- Mengurangi beban kerja
- Meningkatkan jumlah kunjungan
51. Dibentuk SK Direktur tentang Pembentukan Tim Efektif Kegiatan Penambahan Jam
Pelayanan & Perbaikan Fasilitas Pelayanan Pada RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga
52. Penataan di ruang tunggu biar lebih nyaman & asri
53. Rencana buka poli sore minggu ke-III tanggal 18 Juli 2016 pada pukul 16.00 – 18.00 Wib
54. Kondisi yang diharapkan :
- Pelayanan yang cepat
- Informasi yang akurat
- Sistem pengarsipan yang tertata rapi
55. Jangka waktu implementasi diharapkan kurang lebih 2 bulan
56. Diharapkan pendaftaran – SEP – Verifikator Obat berjalan dengan efektif dan efisien
57. Masih banyak pasien yang menunggu lama di loket & apotik
58. Direncanakan Poliklinik yang buka yaitu : Poli Paru, Poli Jantung & Pembuluh Darah, Poli
Kulit & Kelamin, Poli THT & Poli Neurologi
59. Laporan Ka. Instalasi Rawat Jalan :
- Sudah mulai ada perbaikan jam pelayanan
- Pelayanan jam 11 disebabkan karena ada operasi bukan karena faktor kesengajaaan
1. Rapat dibuka oleh Wadir Pelayanan, yaitu : dr. Hotma Nauli Hutagalung, M.Kes
2. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Ketua Komite Medik & Ketua Akreditasi.
3. Panduan praktik klinik (PPK) adalah penetapan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan,
kapan, dimana, dan oleh siapa
4. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
5. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
6. Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1438 Tahun 2010 Tentang Standar
Pelayanan Kedokteran.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Komite Keperawatan Rumah Sakit.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Akreditasi
Rumah Sakit
10. Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat,
memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap fenomena yang ada
dalam keperawatan.
11. Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan
sehari – hari secara mandiri.
12. Clinical Pathways bisa digunakan sebagai salah satu alat mekanisme evaluasi penilaian risiko
penilaian risiko untuk mendeteksi kesalahan aktif (active errors) dan laten (latent / system
errors) maupun nyaris terjadi (near miss) dalam Manajemen Risiko Klinis (Clinical Risk
Management) dalam rangka menjaga dan meningkatkan keamanan dan keselamatan pasien
(patient safety).
13. Clinical Pathways (CP) dapat meningkatkan kualitas asuhan, menampilkan best practice &
mengurangi biaya
14. Buku Diagnosa Keperawatan terbaru :
NANDA (The North American Nursing Diagnosis Association )
NOC (Nursing Outcome Classification)
NIC (Nursing Intervention Classification)
15. NANDA didirikan sebagai badan formal untuk meningkatkan, mengkaji kembali dengan
mengesahkan daftar terbaru dari diagnosis keperawatan yang digunakan oleh perawat
praktisi.
16. NOC adalah proses memberitahukan status klien setelah dilakukan intervensi keperawatan
dan NIC adalah suatu daftar lis intervensi diagnosa keperawatan yang menyeluruh dan
dikelompokkan berdasarkan label dan digunakan perawat pada semua spesialis dan semua
area keperawatan.
17. Alur Pedoman Penyusunan PPK :
Pengertian
Asesmen Keperawatan
Diagnosis Keperawatan
Kriteria Evaluasi/Nursing Outcome
Intervensi Keperawatan
Informasi dan Edukasi
Evaluasi
Penelaah Kritis
Kepustakaan
18. PPK merupakan format teknis untuk istilah standar prosedur operasional (SPO).
41. Rapat dibuka oleh Wadir Pelayanan, yaitu : dr. Hotma Nauli Hutagalung, M.Kes
42. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Direktur & Ketua Akreditasi.
43. DPJP utama diruang ICU adalah sebaiknya dr. Anestesi
44. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1778 Tahun 2010 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensif di Rumah Sakit.
45. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519 Tahun 2011 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit
46. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
47. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
48. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
49. ICU adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri dengan staf yang khusus dan
perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-
pasien yang menderita penyakit.
50. Bidang kerja ICU meliputi pengelolaan pasien langsung, administrasi unit, pendidikan dan
penelitian.
51. Pasien yang dirawat di ICU adalah :
Pasien yang memerlukan intervensi medis segera oleh tim intensive care
Pasien yang memerlukan pengelolaan fungsi sistem organ tubuh secara terkoordinasi
dan berkelanjutan sehingga dapat dilakukan pengawasan yang konstan dan metode
terapi titrasi
Pasien sakit kritis yang memerlukan pemantauan kontinyu dan tindakan segera untuk
mencegah timbulnya dekompensasi fisiologis
Harus ada AGDA dan APACHE II
52. Kebutuhan pasien ICU adalah tindakan resusitasi yang meliputi dukungan hidup untuk fungsi-
fungsi vital seperti Airway, Breathing, Circulation, Brain, dan fungsi organ lain.
53. Indikasi pasien sakit kritis yaitu pasien - pasien yang secara fisiologis tidak stabil serta dalam
bahaya mengalami dekompensasi fisiologis
54. Sebelum pasien dimasukkan ke ICU, pasien dan atau keluarganya harus mendapatkan
penjelasan secara lengkap mengenai dasar pertimbangan mengapa pasien harus mendapatkan
perawatan di ICU.
55. Usulan dr. Patrice Ginting, Sp.PD sebaiknya dr. PPDS Anestesi yang dikirimkan ke RS yang
sudah semester akhir dan jika dokter DPJP visite sebaiknya dr. Anestesi ada kecuali jika ada
operasi
56. Kalau ada pasien yang exit sebaiknya diserahkan ke kamar jenazah karena bisa di klem oleh
BPJS.
57. Membuat panduan kriteria keluar dan masuk ICU
58. Kalau ICU penuh dibuat lembar penundaan atau dirujuk ke RS lain
59. Jika pasien dirujuk mau ke medan dan keluarga tidak mau maka pasien kembali keruangan
60. Humas harus jalan di rumah sakit
61. Skala resiko jatuh pada anak memakai Humpty Dumpty
62. Setiap ICU hendaknya membuat peraturan dan prosedur-prosedur masuk dan keluar, standar
perawatan pasien, dan kriteria yang spesifik
1. Rapat dibuka oleh Wadir Pelayanan, yaitu : dr. Hotma Nauli Hutagalung, M.Kes
2. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh dr. Lubuk P. Saing, Sp.A & Ketua Akreditasi.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 Tahun 2008 Tentang Rekam
Medik.
4. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
5. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
6. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
7. Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
8. Rekam Medis adalah berkas yang berisikanb catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
9. Rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau secara elektronik.
10. Merubah status yang lama jadi yang baru (nasional).
11. Status RM : status rawat inap & status rawat jalan.
12. Diharapkan disetiap ruangan memiliki waktu (jam) yang sama agar sewaktu pasien datang
waktunya tidak berbeda.
13. Menko yang bertanggungjawab menghubungi jika ada pasien mau dirujuk.
14. Jika ada pelimpahan tugas (DPJP) maka harus yang punya izin praktek dan keluarga diberitahu
tentang pelimpahan tugas itu apakah setuju atau tidak.
15. Jika ada penundaan pelayanan mis : operasi agar diinformasikan kepada pasien & keluarganya
apakah pasien mau menunggu atau tidak dan dicari alternatifnya.
16. Isi Rekam Medik Rawat Inap : Ringkasan riwayat masuk & keluar pasien, resume medis,
pengkajian awal pasien rawat inap(riwayat datang & pengkajian umum), pengkajian medis
(rawat inap penyakit dalam), catatan perkembangan pasien terintegrasi, catatan edukasi
pasien & keluarga terintegrasi, riwayat kesehatan/penyakit/ pemeriksaan fisik, grafik dan
suhu, balans cairan harian, catatan keperawatan, lembar konsultasi rawat inap/jawaban
konsulen, resume pasien pulang rawat inap, lembar bukti pemberian edukasi, ringkasan
pulang(discharge summary), hasil pemeriksaan laboratorium, hasil pemeriksaan radiologi &
diagnosa, hasil pemeriksaan USG, copy resep.
17. Isi rekam Medik Rawat Jalan : Pernyataan persetujuan informasi general consent, data sosial
pasien dan ringkasan riwayat klinik (orang admisi yang mengisi), Ringkasan riwayat klinik di
TTD dokter, pengkajian awal pasien rawat jalan, pengkajian keperawatan, pengkajian medis
rawat jalan penyakit dalam, lembaran poliklinik, lembar konsultasi rawat jalan, jawaban
konsulen rawat jalan, hasil pemeriksaan radiologi dan diagnostik, hasil pemeriksaan
laboratorim (darah, urin, tinja, otak, dll), copy resep.
13. Rapat dibuka oleh Wadir Ketua Akreditasi/Wadiryan yaitu : dr. Hotma Nauli Hutagalung, M.Kes
14. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Wakil Ketua Akreditasi/Wadiryan
15. Agar diperbaiki pintu keluar OK & ruangan RR tempat tidurnya diperbaiki serta monitor yang
ada hanya 1 unit
16. PMK 519/Menkes/Per/III/2011 tentang pedoman penyelenggaraan pelayanan anestesiologi
dan terapi intensif di RS.
17. Dibutuhkan tenaga di ruangan RR sebanyak 4 orang petugas
18. Agar ada penanggungjawab diruangan OK yaitu dr. anestesi
19. MOU dengan RS Pandan tentang tenaga dokter anestesi
20. Dibentuk ketua tim anestesi/perawat anestesi
21. Dibuat struktur organisasi anestesi & OK
22. Untuk sekarang ini dari mulai bulan oktober kuret sudah dilakukan di OK
23. Informent consent harus selalu dibuat & SIO.
24. Direncanakan akan dibuat tentang penilaian pasien jika di ruangan RR dalam bentuk benner
serta kriteria untuk pemulihan dari sedasi.
25. Di PAB 7 dimana pasien berhak meminta penjelasan ulang tentang informasi yang telah
disampaikan petugas sebelumnya.
26. Dilengkapi SOP dan kebijakan pelayanan anestesi, panduan pelayanan anestesi, daftar PPK
/kompetensi dan uraian tugas serta wewenang/UTW.
27. Dibuat form biar bukti ada pencatatan asesmen praanestesi dan prainduksi dalam RM,
formulir persetujuan penolakan tindakan, pemberian informasi dan persetujuan tindakan
kedokteran.
28. Dibuat tim pelayanan anestesi dan diketuai oleh dr.anestesi
29. Ruangan RR tersendiri dan tidak dibawahi oleh OK.
30. Diruangan Ok 1 sering terjadi spt : cauter sering mengalami gangguan kerusakan alat.
31. Ruangan CSSD tidak memadai
1. Rapat dibuka oleh Wadir Pelayanan yaitu : dr. Hotma Nauli Hutagalung, M.Kes
2. Bimbingan dan arahan telah disampaikan oleh Wadir Pelayanan
3. Bagian Pelayanan :
Oksigen central masih ada yang berisi air padahal pasien tidak ada
Operan jaga agar diperbaiki
Format pemberian obat masih ada yang salah
Brosur/leaflet belum terpenuhi
Bagi setiap dr. PPDS yang baru datang harus langsung dibuat RKK nya dan
format kredensial
Diberikan sanksi bagi pegawai RS yang merokok dilingkungan RS
General Consent yang distatus masih ada yang belum diisi oleh orang admisi
SK komite keperawatan agar direvisi kembali
Resume post opname masih ada perawat yang tidak mengingatkan pasien
untuk membawanya pada saat kontrol ulang kembali
SEP biar dijaminkan 3 x 24 jam
SEP tidak boleh ditandatangani oleh dr.umum
Alkes yang rusak sebaiknya melalui seksi pemantauan & pengawasan fasilitas
pelayanan medis & penunjang medis atau bagian pelayanan jangan langsung
ke teknisi
4. Fisioterapi : dinding bocor & I-Phone diperlukan di fisioterapi
5. SDM :
MOU PLN Tapteng/Pandan, BPJS Internal, ATM sudah ada dan sebagian
masih dalam proses
Dianjurkan agar dr. interensif agar selalu ikut apel pagi
Masih ada dr.interensif kalau izin tidak ada pemberitahuan
Disurati dr. toni kalau absen dikembalikan ke SDM
Pelatihan peracikan obat & pelatihan pemadam kebakaran akan direncanakan
Kalau ada yang pelatihan diberitahukan ke pelayanan dan SDM
Tiap unit membuat kuesioner IKM, di format SPM ada contoh kuesioner
6. Keperawatan :
Sebaiknya setiap siklus harus ada yang sudah pelatihan
NICU : seharusnya wajib semua mengikuti pelatihan
HD : seharusnya semua yang pelatihan
Alur masuk surat biar tepat
Case Manajer biasanya masuk pagi
Permintaan dari ruangan biar dilakukan rooling antar ruangan/penyegaran
kecuali pelatihan
Di status pasien sering orang admisi tidak mengisi lengkap general consent
Umur diatas 50 tahun tidak dimasukkan lagi menko
Sebaiknya surat edaran tentang baju dinas dibagikan ke setiap ruangan karena
sering dijumpai perawat memakai baju tidak sama pada saat bertugas
Struktur organisasi masih dibuat
7. Gizi :
Kabel
Eksouspen, label/identitas nama pasien
Tutup rambut kalau mengantar nasi
CS sering tidak ada minggu pagi
8. Farmasi :
Daftar harga obat masih dalam perbaikan
Butuh MOU terhadap rekanan contohnya apotik segar
Jika dibuka apotik untuk umum agar disediakan semua obat yang diperlukan
Lemari narkotika sebaiknya kuncinya 2 (dua) dibuat
9. Radiologi :
Sebaiknya kaca dibuat di radiologi
Ruangan di Cat
Dibuat ganti baju pasien/schreem
Kunci pintu susah dibuka
Jika ada permintaan foto klinisnya tidak ada dibuat