Anda di halaman 1dari 17

Manajemen Perkantoran

“Tentang 4 P Dan 6 M Di Kantor Dinas Perhubungan Kota


Tangerang Selatan”

Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester

Disusun oleh : Fajar Muhamad (2016-21-175)


Buchori (2017-21-252)
Mata Kuliah : Manajemen Perkantoran
Prodi : Administrasi Publik

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JAKARTA
2018/2019
Profile Dinas Perhubungan
Pemerintahan Kota Tangerang Selatan

 Struktur Organisasi

 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan instrumen utama yang perlu dimiliki setiap SKPD dalam
menjalanan roda pembangunan, dengan dimilikinya struktur organisasi maka setiap kegiatan yang
akan dan telah direncanakan dapat berjalan sesuai dengan koridor yang telah ditentukan dalam
struktur organisasi. Pada Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan, struktur organisasi tertinggi
dikepalai oleh seorang Kepala Dinas yang dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh seorang
Sekretaris, 3 (tiga) orang Kepala Bidang sebagaimana terlihat pada Bagan Struktur Organisasi
Dinas sesuai dengan lampiran Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 12 Tahun 2011, yang
terdiri dari:

1. Kepala Dinas : (Drs. H. SUKANTA) (NIP.19620311 198503 1 012)

2. Sekretaris, dibantu 3 (tiga) Sub Bagian : (Aplahunnajat, S.Sos) (NIP.19691126 199001 1 001)
 Sub Bagian Perencanaan; (Amin Kurniadi, S.Sos) (NIP.19681212 199103 1 013)
 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (Cahyana, S.Pd) (NIP.19630614 200112 1 001)
 Sub Bagian Keuangan. (Anisah) (NIP.19661218 200212 2 003)
3. Bidang Angkutan, dibantu 3 (tiga) Seksi : (Drs. Ponco Budi Santoso, AP) (NIP.19730504
199402 1 004)
 Seksi Angkutan Darat dan Udara;(Hikmat Maulana, S.Pd) (NIP. 19640105 198603 1 014)
 Seksi Teknik Sarana;(Muhamad Syaiful) (NIP. 19800108 200212 1 002)
 Seksi Parkir dan Terminal.(Dito Chandra Wiratyo, S.Sos, M.Si) (NIP. 19731206 199503 1 003)

4. Bidang Lalu Lintas, dibantu 3 (tiga) Seksi: (H. Ika, SE, MM) (NIP.19730324 200112 1 001)
 Seksi Manajemen Rekayasa Lalu Lintas;( IKA, SE,MM)(NIP.19730324 200112 1 001)
 Seksi Pengendalian dan Operasi; (BUDI JATMIKO, A.Md LLAJ)(19741122 199703 1 003)
 Seksi Bimbingan Keselamatan dan Analisis Kecelakaan: (HENDRA KURNIAWAN
A.Md.LLAJ) (19740205 199703 1 002)

5. Bidang Keswasdal, dibantu 3 (tiga) Seksi : (DEDI MULYADI, S.Sos, M.Si) (NIP. 19670210
199803 1 002)
 Seksi Komunikasi; (FIRMAN, S.SIT)(NIP. 19730125 199503 1 001)
 Seksi Informatika; (EVA SURYANI S. SiT,MT) (NIP.19770328 199903 2 002)
 Seksi Sarana Komunikasi dan Informatika.( DIAN ANGGRAINI ANNISA, ST, M.Si)
(NIP.19841228 201001 2 011)

 Visi & Misi

Visi Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan

Terwujudnya Tangsel Kota Cerdas , Berkualitas dan Beradaya Saing Berbasis Teknologi
dan Inovasi.

Misi Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan

 Mengembangkan Sumberdaya manusia ynag handal dan berdaya


 Meningkatkan infrastruktur kota yang fungsional.
 Menciptakan kota layak huni yang berwawasan lingkungan.
 Mengmbangkan Ekonomi kerakyatan berbasis inovasi dan produk unggulan
 Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik berbasis teknologi informasi.
BAB 1
PENDAHULUAN

 Ulasan Teori

 Management
Stoner menyatakan bahwa : Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara sederhana, Manajemen
merupakan suatu proses tindakan atau seni perencanaan, mengatur, pengarahan dan pengawasan
yang dinamis yang menggerakan organisasi mencapai tujuannya.
Secara umum, ada empat fungsi manajemen yang sering orang menyebutnya “POAC”,
yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Dua fungsi yang pertama dikategorikan
sebagai kegiatan mental sedangkan dua berikutnya dikategorikan sebagai kegiatan fisik. Suatu
manajemen bisa dikatakan berhasil jika keempat fungsi di atas bisa dijalankan dengan baik.
Kelemahan pada salah satu fungsi manajemen akan mempengaruhi manajemen secara keseluruhan
dan mengakibatkan tidak tercapainya proses yang efektif dan efisien.
A. Planning
Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana untuk mencapai tujuan
tersebut. Planning telah dipertimbangkan sebagai fungsi utama manajemen dan meliputi segala
sesuatu yang manajer kerjakan. Di dalam planning, manajer memperhatikan masa depan,
mengatakan “Ini adalah apa yang ingin kita capai dan bagaimana kita akan melakukannya”.
Membuat keputusan biasanya menjadi bagian dari perencanaan karena setiap pilihan dibuat
berdasarkan proses penyelesaian setiap rencana. Planning penting karena banyak berperan dalam
menggerakan fungsi manajemen yang lain. Contohnya, setiap manajer harus membuat rencana
pekerjaan yang efektif di dalam kepegawaian organisasi. .

Strategi dan taktik dalam fungsi perencanaan dapat ditentukan dengan menggunakan
metode analisis SWOT. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) adalah
metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan
tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT
dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal yang terlibat sebagai inputan
untuk perancangan proses sehingga proses yang dirancang dapat berjalan optimal, efektif, dan
efisien. Namun analisis SWOT bisa sangat subjective. Bisa saja terjadi 2 orang menganalisa 1
perusahaan yang sama menghasilkan SWOT yang berbeda. Dengan demikian, hasil analisa SWOT
hanya boleh digunakan sebagai arahan dan bukan pemecahan masalah. Pembuat analisa harus
sangat realistis dalam menjabarkan kekuatan dan kelemahan internal. Kelemahan yang
disembunyikan atau kekuatan yang tidak terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi tidak
bisa digunakan

B. Organizing
Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan fisik setiap sumber
daya tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuan yang berhubungan dengan
organisasi. Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas, membagi pekerjaan ke dalam
setiap tugas yang spesifik, dan menentukan siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan beberapa
tugas.
Aspek utama lain dari organizing adalah pengelompokan kegiatan ke departemen atau
beberapa subdivisi lainnya. Misalnya kepegawaian, untuk memastikan bahwa sumber daya
manusia diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Memekerjakan orang untuk pekerjaan
merupakan aktifitas kepegawaian yang khas. Kepegawaian adalah suatu aktifitas utama yang
terkadang diklasifikasikan sebagai fungsi yang terpisah dari organizing.
C. Actuating
Actuating adalah peran manajer untuk mengarahkan pekerja yang sesuai dengan tujuan
organisasi. Actuating adalah implementasi rencana, berbeda
dari planning dan organizing. Actuatingmembuat urutan rencana menjadi tindakan dalam dunia
organisasi. Sehingga tanpa tindakan nyata, rencana akan menjadi imajinasi atau impian yang tidak
pernah menjadi kenyataan. Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi antara lain :

• Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada


tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan.
• Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan dan menjelaskan kebijakan yang
ditetapkan.
D. Controlling
Controlling, memastikan bahwa kinerja sesuai dengan rencana. Hal ini membandingkan
antara kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan. Jika terjadi perbedaan yang signifikan
antara kinerja aktual dan yang diharapkan, manajer harus mengambil tindakan yang sifatnya
mengoreksi. Misalnya meningkatkan periklanan untuk meningkatkan penjualan.
Fungsi dari controlling adalah menentukan apakah rencana awal perlu direvisi, melihat
hasil dari kinerja selama ini. Jika dirasa butuh ada perubahan, maka seorang manajer akan kembali
pada proses planning. Di mana ia akan merencanakan sesuatu yang baru, berdasarkan hasil
dari controlling.
Manajemen merupakan koordinasi semua sumber daya melalui proses perencanaan,
pengorganisasian, penetapan tenaga kerja, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Yang diatur adalah semua unsur-unsur manajemen yang
terdiri dari men,money,methods,materials,machine, and market, disingkat dengan 6M dan semua
aktifitas yang ditimbulkannya dalam proses manajemen itu.
1. Man (SDM)
Manusia yaitu orang yang menggerakan dan melakukan aktivitas-aktivitas untuk mencapai
tujuan organisasi, termasuk juga mendayagunakan sumberdaya lainnya. Manusia merupakan
penggerak utama untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen. Sumber daya manusia yaitu
segenap potensi yang dimiliki oleh manusia. Potensi yang dimiliki setiap manusia berbeda satu
sama lain, untuk itu dibutuhkan pengelolaan agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan
pekerjaannya dan dapat mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan efisien.
Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam manajemen, faktor
manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang
melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada
dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-
orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
Manusia atau yang sering disebut dengan sumber daya manusia, termasuk di dalamnya termasuk
sumber daya otak (brain). Di dalam manajemen unsur manusia merupakan yang paling utama.
Sebab semuanya berasal dari manusia. Manusia di dalam manajemen mencakup semua faktor yang
mempengaruhi, mewarnai dan melingkupi. Unsur manusia meliputi beberapa hal yang harus
diperhatikan meliputi:
 Jumlah, harus sesuai dengan formasi dan kebutuhan
 Persyaratan, seperti kemampuan, pendidikan, ketrampilan, pengalaman
 Komposisi, misalnya unsur pimpinan, unsur pelaksana, teknis, unsur administrasi

2. Money (Uang)
Uang adalah factor yang amat penting, bahkan menentukan didalam setiap proses
pencapaian tujuan,tentulah tidak dapat disangkal lagi. Setiap program, setiap kegiatan atau rutin
maupun proyek, besar maupun kecil, semua itu tidak akan terlaksana tanpa adanya penyediaan
uang atau biaya yang cukup.
Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat
tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang
beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk
mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan
berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-
alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat
diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap
orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang
di definisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran
bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk
pembayaran hutang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda
pembayaran.
3. Materials (Materi)
Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha
untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat
menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidak
dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
4. Machines (Mesin)
Machine atau mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan
yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.Machine atau Mesin digunakan ukt memberi
kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
Digunakannya mesin-mesin dalam suatu pekerjaan adalah untuk menghemat tenaga dan fikiran
manusia didalam melakukan tugas-tugasnya baik yang bersifat rutin maupun yang bersifat
insedental, baik untuk pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis industry (engineering) maupun
yang bersifat teknis paperwork.
5. Method (Metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang baik
akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara
pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada
sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha.
Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau
tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan
utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
6. Market (Pasar)
Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatanusaha yang ditunjukkan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang, jasa, ide kepada
pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi.
Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi
tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan
berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan
faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang
harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
Market atau Pasar merupakan faktor yang selalu berubah-ubah sesuai permintaan pasar dan
bukan merupakan kebijakan dari manajemen. Demikian pula dengan Method atau tata kerja yang
merupakan pola cara-cara bagaimana kegiatan dan kerjasama tersebut harus dilaksanakan
sehingga tujuan dari organisasi dapat tecapai secara efektif dan efisien. Maka dapat disimpulkan
bahwa Methods hanyalah cara yang dipergunakan sedangkan Market adalah wahana untuk
memperluas sasaran dari kegiatan tersebut.
BAB 2
PEMBAHASAN

 Hasil Dan Pembahasan mengenai 4P dan 6M Mengenai Pengelolaan Sistem


Transportasi Oleh Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan
1. Perencanaan
A. Perencanaan Pengaturan Trayek Angkutan Oplet dan Bus Kota Dalam hal ini
jalur/trayek-trayek, hingga manajemen angkutan akan di revitalisasi. Namun pada trayek-trayek/
jalur-jalur yang di lintasi angkutan umum akan di buka untuk oplet. Hal ini disesuaikan pada Bus
Trans Metro yang juga melintas, mengingat adanya penambahan untuk bus tersebut yang akan
beroperasi di Kota Tangerang Selatan. Di samping itu, selain program yang dijalankan seperti
penjelasan diatas, Dinas Perhubungan juga akan berencana ke depan memindahkan jalur trayek
untuk angkutan khusus oplet ke jalan-jalan kecil atau difungsikan sebagai angkutan dalam
kompleks perumahan sebagai jalur penghubung antar jalan jalan utama kota. Rencananya semua
angkutan di jalan-jalan utama itu hanya untuk angkutan massal seperti Trans Metro.
Ini sebagai upaya mengatur kendaraan lebih mudah di Tangerang Selatan, serta
mengurangi angkutan di jalan-jalan besar karena mengakibatkan kemacetan. Rencana dengan
mengubah trayek oplet yang dilakukan Dinas Perhubungan ini tidak secara keseluruhan, namun
untuk mengurangi jumlah oplet di jalan protokol yang ada di Kota Tangerang Selatan. Program
diatas bertujuan untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat Tangerang Selatan
dalam menggunakan Sarana Angkutan Umum Massal (SAUM), untuk menciptakan kota
Tangerang Selatan yang nyaman dan tertib angkutan hingga memberikan nilai keuntungan juga
bagi pengusaha oplet, karena oplet masih dapat beroperasi dan tidak mati.
Perencanaan yang dilakukan Dinas Perhubungan ini mengingat trayek pada Oplet, Bus
Kota, dan Trans Metro yang berhimpitan atau saling tumpang tindih sehingga pelayanan pada
angkutan yang diberikan pada masyarakat menjadi tidak terkendali..
B. Perencanaan Pengembangan Koridor Bus Trans Metro Tangerang Selatan
Pengembangan koridor Bus Trans Metro Pekanbaru merupakan salah satu langkah
pengantisipasian kemacetan yang terjadi di Kota Tangerang Selatan sekaligus menghindari agar
trayek pada angkutan lainnya tidak berhimpitan dengan trayek Bus Trans Metro Tangerang
Selatan. Keberadaan Bus Trans Metro di Kota Tangerang Selatan sejak Tahun 2009.
Yang dikelola oleh pihak pemerintah yaitu Dinas Perhubungan berjumlah 59 unit, yang beroperasi
dilapangan hanya 30 unit, sisanya berjumlah 29 unit. Perlu di ketahui, bahwa selain Dinas
Perhubungan yang mengelola Bus Trans Metro, Perusahaan Daerah (PD) Pembangunan juga
mengelola Bus Trans Metro yang sesuai atas dasar hukum Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
2014, yaitu ditegaskan dalam peraturan tersebut bahwa ada 4 unsur yang bisa mengelola Bus Trans
Metro Tangerang Selatan, diantaranya ialah BUMD, BUMN, Koperasi BUMD dan BUMN, serta
Perusahaan berbadan hukum. Dengan demikian, maka Pemerintah Kota Tangerang Selatan
memutuskan bahwa Perusahaan Daerah (PD) Pembangunan juga mengelola Bus Trans Metro yang
Ada di Kota Tangerang Selatan. Dalam pengelolaan Bus Trans Metro ini, yang memiliki
wewenang dalam pengembangan serta mengatur koridor atau trayek-trayek pada Bus adalah tugas
dari Dinas Perhubungan. Dalam hal ini Dinas Perhubungan telah mengembangkan koridor pada
Bus Trans Metro Tangerang Selatan.

2. Pengorganisasian
A. Pengorganisasian Pengaturan Trayek Angkutan Oplet dan Bus Kota Dinas Perhubungan
dalam perwujudan pengorganisasian dalam perencanaan yang telah dibuat, maka Kepala Bidang
Angkutan memberikan arahan kepada Kepala Seksi Angkutan Jalan untuk melakukan berbagai
upayaupaya dalam pengelolaan sistem-sistem pada transportasi.
pengorganisasian merupakan tugas Kepala Seksi Angkutan Jalan untuk melakukan
pengorganisasian kepada bawahannya dan ia diberi wewenang dalam penyusunan staf Kepala
Seksi Angkutan Jalan memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut:
1. Mewakili pengelola dari pihak Dinas Perhubungan dalam melakukan kerja sama dengan
organisasi atau dinas lain.
2. Melakukan koordinasi kepada pihak Organda (Organisasi Angkutan Darat).
3. Menetepkan rute/trayek dari angkutan Oplet dan Bus Kota yang akan di rubah.
4. Mengkoordinasikan kepada pihak Pengusaha Angkutan tentang perubahan trayek yang
dilakukan oleh Dinas Perhubungan.
Sementara itu para staf Seksi Angkutan Jalan Dan Staf Seksi Wasdal memiliki tugas dan
fungsi, sebagai berikut:
1. Memantau kondisi angkutan umum yang layak beroperasi atau tidak.
2. Melakukan razia di lapangan bagi angkutan yang tidak memiliki kelengkapan surat-surat
sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. (Dalam razia ini, anggota wasdal lalin ikut membantu
dan terlibat).
3. Melaporkan jumlah angkutan oplet yang melanggar aturan yang telah di tetapkan oleh pihak
Dinas Perhubungan sesuai Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas Dan Angkutan Jalan sesuai dengan bidang-bidang dari rencana yang telah dibuat.
B. Pengorganisasian Pengembangan Koridor Bus Trans Metro Tangerang Selatan Menurut
hasil wawancara penulis kepada Aplahunnajat, S.Sos. selaku kepala sub bagian seketaris ia
menyebutkan: “Untuk penentuan zona sendiri, akan memetakan dan mengetahui daerah mana saja
yang selama ini tergolong sebagai daerah perumahan, daerah sentra bisnis, zona sekolah, dan zona
tertentu lainnya yang memudahkan trayek mengetahui alur perjalanan kota. Jika zona-zona
tersebut telah diperbaiki dan ditentukan rute jaringannya, diharapkan pengemudi angkutan umum
dapat meningkatkan penghasilan dalam menyediakan jasa angkutan. Sebab, jika zona telah tertata
dan rute telah dibuat penumpang atau masyarakat pengguna jasa angkutan umum dapat terlayani
dengan baik. Intinya kedua belah pihak sama-sama diuntungkan. Pengemudi juga dapat
penumpang dan setoran yang diperoleh lebih baik dari biasa”. Pada tahap pengorganisasian ini,
Dinas Perhubungan melakukan survey ke beberapa sekolah, khusunya tingkat Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Sebab, anak sekolah merupakan pengguna terbanyak pada angkutan umum Bus Trans
Metro Tangerang Selatan. Setelah melakukan survey ke sekolah-sekolah, target survey selanjutnya
adalah ke angkutan umum untuk penentuan faktor muat. Survey ke setiap angkutan umum ini
bersifat dinamis, sedangkan survey ke daerah-daerah tertentu seperti jalan-jalan yang dilalui
angkutan umum dan diperkirakan sebagai tempat menarik penumpang angkutan umum sifatnya
statis.

3. Pelaksanaan
A.Pelaksanaan Pengaturan Trayek Angkutan Pada Oplet dan Bus Kota Dalam perencanaan
yang dilakukan Dinas Perhubungan, pada pelaksanaan dengan merubah trayek angkutan jenis
Oplet belum bisa sepenuhnya dapat terlaksanakan. Karena terdapat kendala yaitu kurangnya
koordinasi antara pihak Dishub sebagai Pemerintahan dan pihak Organda sebagai pihak swasta.
Namun demikian juga halnya karena terdapat permasalahan mengenai penetapan rute trayek. Hal
ini timbul akibat supir angkot yang banyak melakukan pelanggaran dengan mengoperasikan
kendaraannya tidak sesuai dengan trayek yang telah ditetapkan.
Salah satunya adalah supir angkot yang tidak menjalankan trayeknya sampai akhir pos
tujuan. Penyelenggaraan pelayanan dalam bidang transportasi yang dilakukan Dinas Perhubungan
Kota Tangerang Selatan tentu saja melibatkan kerja dan koordinasi secara internal maupun
eksternal. Kendala yang didapatkan dalam pelaksanaan ini adalah kurangnya kerja sama antar
pihak Dishub dan Organda. Organda merupakan organisasinya para pengusaha angkutan atau
organisasi profesi. Interaksi yang terjalin antar pihak Pemerintah dan Organda menyangkut
permasalahan pelayanan angkutan kota, hanya bersifat incidental yaitu interaksi yang terjalin
hanya saat terjadi suatu kejadian atau hanya saat ada permasalahan tertentu saja. Interaksi yang
terlihat hanya pada program-program yang melibatkan pihak Organda. Namun dalam hal
perumusan kebijakan terkait pelayanan angkutan kota di Kota Tangerang Selatan, para pengusaha
angkutan jarang dilibatkan secara aktif.
B.Pelaksanaan Pengembangan Koridor Bus Trans Metro Tangerang Selatan Dalam
pelaksanaannya terdapat keberhasilan yaitu kegiatan sosialisasi secara efektif oleh aparat yang
bertugas pada staf bidang tersebut, yaitu pada staf Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
Pengelolaan Angkutan Perkotaan yang berada di Dinas Perhubungan yang mengelola Bus Trans
Metro Tangerang Selatan, terbukti dari koridor pada Bus Trans Metro yang bertambah menjadi 8
koridor. Namun dalam pelaksanaan ini terdapat hambatan juga hambatan, dimana masyarakat yang
ingin menggunakan jasa Bus Trans Metro harus naik dan turun melalui halte yang telah ditentukan,
namun terkadang jarak antara halte Bus Trans Metro dengan lokasi masyarakat tersebut sangat
jauh.
Di samping itu permasahan terjadi pada sistem operasi yang ada pada Bus Trans Metro,
frekuensi kedatangan tidak menentu sehingga masyarakat memilih angkutan umum lain dari pada
Bus Trans Metro. Jauhnya Halte yang harus di tempuh dari rumah ke halte menyebabkan
masyarakat lebih cendrung untuk menaiki angkutan umum yang lebih cepat dan dapat
mengantarkan sampai tujuan penumpang tersebut turun. Masih banyaknya beroperasi angkutan
umum dan bus kota lainnya yang memiliki jalur atau rute perjalanan yang sama dengan yang rute
yang dijalankan oleh Bus Trans Metro menjadi salah satu faktor penghambat juga bagi Dinas
Perhubungan. Sekalipun Bus Trans Metro memberikan tingkat kenyamanan dan pelayanan yang
lebih baik dari pada Bus kota dan angkutan lainnya. Namun, masyarakat masih banyak yang lebih
memilih menggunakan angkutan kota dan Bus kota karena lebih cepat dan dapat mengantarkan
penumpangnya sampai kepada tujuan yang diinginkannya.

4. Pengawasan
A.Pengawasan Pengaturan Trayek Pada Angkutan Oplet Dan Bus Kota Dinas
Perhubungan sebagai pembuat aturan atau kebijakan, tentu juga mengawasi dari trayek-trayek
angkutan kota yang ada di Kota Tangerang Selatan. Dalam pengawasan pada trayek angkutan kota
Dinas Perhubungan tidak bekerja secara maksimal. Yang menjadi hambatan dalam mengawasinya,
yaitu Sumber Daya Manusia. Karena masih adanya personel dari Dinas Perhubungan yang kurang
memahami apa yang menjadi tugasnya dilapangan untuk mengawasi angkutan kota.
Halnya permasalahan mengenai penerapan rute trayek masih kerap muncul terjadi. Hal ini
timbul akibat supir angkot yang banyak melakukan pelanggaran dengan mengoperasikan
kendaraannya tidak sesuai dengan trayek yang telah ditetapkan. Salah satunya adalah supir angkot
yang tidak menjalankan trayeknya sampai pos akhir tujuan. Hal ini merugikan para penumpang
angkutan kota khususnya jenis Oplet dan Bus Kota, sebab mereka merasa dirugikan dengan karena
tidak sampai ditempat tujuan yang mereka inginkan.
B. Pengawasan Pengembangan Koridor Trans Metro Tangerang Selatan Di dalam
pelaksanaan yang dilakukan Dinas Perhubungan pada penambahan atau pengembangan Bus
Koridor Bus Trans Metro sudah berjalan secara efektif dan efisien. Pengembangan ini untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat untuk menggunakan jasa transportasi, tetapi terdapat
hambatan dimana kurang optimalnya pengawasan yang dilakukan Dinas Perhubungan sebagai
pengawas (evaluator) dalam upaya-upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini
dapat terjadi, disebabkan karena kemampuan sumber daya dari aparatur yang kurang memadai
serta terbatasnya aparatur umtuk melakukan pengawasan di lapangan, sehingga terdapat hambatan
dalam pelaksanaanya, yaitu sistem operasi dari Trans Metro yang tidak menentu sehingga
pengguna jasa transportasi tersebut memilih angkutan umum yang lain.
Dalam pembahasan ini penulis juga meniliti dan menganalisa tentang konsep 6M yang
berada di kantor dinas perhubunga Kota Tangerang Selatan.seperti yang kita ketahui dalam konsep
ini sangat lah penting dalam suatu perusahaan atau kantor,karena supaya kantor atau perusahaan
yg mempunyai tujuan tertentu bisa tercapai.
Berikut hasil analisa dan pembahasan tentang 6M di kantor dinas perhubungan Kota
Tangerang Selatan.
1. Man (Manusia)
Dalam suatu uasaha, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang
membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada
manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja.Maka dari itu
di kantor dinas perhubungan kota Tangerang Selatan mempunyai struktur organisasi sehingga
memudahkan untuk melakukan masing-masing pekerjaan yang sudah di berikan kepada masing-
masing karyawan yang bekerja dan juga ini factor yang sangat penting dalam suatu kantor atau
perusahaan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2. Money (uang)

Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar
dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang
beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk
mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan
berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja,
alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu
organisasi.Dalam wawancara penulis kepada Sub Bagian Keuangan. (Anisah) (NIP.19661218
200212 2 003) inilah hasil informasi yang diperoleh:

1. Sub Bagian Keuangan dan Aset mempunyai tugas pokok melaksanakan pengendalian
kegiatan Sub Bagian Keuangan dan Aset, membantu Sekretaris Dinas melaksanakan
koordinasi dan penyusunan bahan kebijakan teknis pelayanan administrasi penganggaran,
penatausaahan, pengelolaan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan Dinas.
2. Dalam menyelenggarakan tugas pokok,Sub bagian Keuangan dan Aset mempunyai fungsi:
a. pelaksanaan koordinasi dan penyusunan bahan kebijakan teknis di bidang
penganggaran, penatausahaan serta pengelolaan sistem akuntansi dan pelaporan
keuangan dan aset Dinas;
b. pelaksanaan pengadministrasian keuangan dan aset;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Sub Bagian Keuangan dan Aset; dan
d. pelaksanaan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
3. Rincian Tugas Sub bagian Keuangan :
a. melaksanakan penyusunan program kerja Sub Bagian Keuangan dan Aset;
b. melaksanakan koordinasi dan menghimpun bahan kebijakan teknis keuangan dan
neraca aset;
c. melaksanakan perencanaan anggaran dan penyusunan dokumen anggaran,
d. melaksanakan pelayanan perbendaharaan serta penyusunan neraca aset
e. melaksanakan verifikasi dan pertanggungjawaban keuangan dan aset;
f. melaksanakan penyiapan bahan pembinaan administrasi keuangan dan neraca aset
Dinas serta UPTD;
g. melaksanakan pengendalian kegiatan Sub Bagian Keuangan dan Aset;
h. melaksanakan koordinasi pelaksanaan administrasi keuangan dan aset UPTD;
i. melaksanakan penyusunan bahan laporan keuangan dan aset kegiatan anggaran
pendapatan dan belanja Dinas;
j. melaksanakan koordinasi dan penyusunan bahan Tindak Lanjut Laporan Hasil
Pemeriksaan lingkup Dinas;
k. melaksanakan penyusunan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan
kebijakan Sekretaris Dinas;
l. melaksanakan evaluasi dan pelaporan Sub Bagian Keuangan dan Aset; dan
m. melaksanakan fungsi lain sesuai tugas pokok dan fungsinya.
·3. Materials (bahan-bahan)
Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha
untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat
menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki
dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
Dalam hal ini materials atau bahan – bahan yang dipakai oleh dinas perhubungan kota
tangerang selatan sesuai dengan masing – masing tupoksi atau kebutuhan pekerjaan
tersebut,seperti contohnya: dalam kebutuhan sub bagian keuangan dinas perhubungan kota
tangerang selatan memerlukan 3 unit computer,buku kwitansi,ATK(alat tulis kerja), Dll.
·4. Machines (mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan membawa
kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi
kerja.Mesin yang digunakan oleh dinas perhubungan kota Tangerang Selatan adalah seperti:
Mobil,sepeda motor,alat pembatas jalan Dll.
·5. Methods (metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang baik
akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara
pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada
sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha.
Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau
tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan.
·6. Market (pasar)
Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi
tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan
berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan
faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang
harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
BAB III
PENUTUP

 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan di dalam skripsi ini, maka penulis
dapat menyimpulkan beberapa kesimpulan mengenai Pengelolaan Sistem Transportasi Oleh Dinas
Perhubungan Kota Tangerang selatan, yaitu sebagai berikut:
Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan dalam pengelolaan sistem transportasi
di Tangerang Selatan yang memiliki berbagai perencanaan diantaranya Pengaturan Trayek
Angkutan dengan mengubah jalur trayek pada angkutan kota jenis Oplet dan Bus Kota. Berhubung
dari pihak Pengusaha Angkutan tidak ada peremajaan angkutan, Karena banyaknya kendala yang
di hadapi oleh pihak pengusaha angkutan, yang salah satunya karena mahalnya harga mobil untuk
angkutan kota yang sulit terjangkau.Oleh karena itu Dinas Perhubungan melaksanakan
perencanaan dengan menjadikan Oplet dan Bus Kota sebagai Angkutan Pengumpan dari
permukiman-pemukiman masyarakat, dan mengantarkan penumpang ke halte-halte Bus Trans
Metro Tangerang Selatan yang berada di Jalanan Protokol.
Sedangkan Pengembangan Koridor Bus Trans Metro Tangerang Selatan yang
dilakukan Dinas Perhubungan sudah berjalan secara efektif dan efisien. Hanya saja sistem
pelayanan yang diberikan pada masyarakat belum bekerja secara optimal. Karena sistem operasi
yang diberkan kepada masyarakat tidak menentu. Sementara itu pada pengawasan yang dilakukan
Dinas Perhubungan juga belum optimal terhadap angkutan yang banyak melakukan pelanggaran
seperti tidak laik jalan, atau tidak memiliki bukti lulus uji. Karena masih terdapat angkutan yang
melanggar aturan pada saat waktu razia. Belum optimalnya pengawasan tersebut dikarenakan
lemahnya hukum yang diberikan sehingga tidak membuat mereka jera.
Kemudian dalam Pengaturan Trayek dengan perencanaan merubah keseluruhan
trayek-trayek pada Oplet dan Bus Kota belum dapat terlaksana. Dikarenakan kurang kerja sama
dan koordinasi antar pihak Dishub sebagai Pemerintah dan Organda sebagai pihak Swasta.
Termasuk Pengguna Angkutan yaitu Masyarakat. Sedangkan kemampuan pengawasan untuk
pelanggaran-pelanggaran pada angkutan seperti pelanggaran izin trayek, belum maksimal yaitu
pegawai dari Dishub tidak bisa memberikan efek jera sebab sanksi yang diberikan hanya bersifat
lisan dan tilang buku pengawasan.
Itulah sedikit penjelas mengenai kosep 6M dan 4P dalam suatu lingkup pekerjaan
yang diselenggarakan oleh dinas perhubungan kota Tangerang Selatan.

Anda mungkin juga menyukai