Anda di halaman 1dari 9

Potret Kemiskinan di Afrika Tengah, Penanganan, dan Tanggapan PBB

Kelompok 13,

Aldino Putra
Agham Akhruli
Enggar Pratiwi

Republik Afrika Tengah, Negara Termiskin di Dunia


7/4/2017

Negara paling miskin di dunia saat ini adalah Republik Afrika Tengah, sebuah negara di pedalaman
Afrika yang berbatasan dengan Chad, Sudah, Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo dan
Kamerun.

Dahulu negara ini merupakan kolono Perancis bernama Ubangri-Shari, yang mencapai kemerdekaan
pada 1960. Meskipun termasuk negara yang telah lama merdeka, Republik Afrika Tengah (Central
African Republic) termasuk salah satu negara dunia yang paling tidak berkembang. Negara ini
dibebani kekerasan sektarian bertahun-tahun, juga tata kelola pemerintahan yang amburadul, dan
korupsi yang merajalela menambah buruknya keadaan. Akibatnya, kemiskinan yang semakin meluas
sulit terelakkan, meskipun wilayahnya memiliki cadangan emas, minyak mentah, listrik tenaga air,
uranium, dan intan.

Berdasarkan Human Development Index tahun 2013, tingkat pembangunan manusia di Afrika
Tengah sangat rendah, yaitu menempati peringkat ke-185. Hal ini dikarenakan sistem

1|Perekonomian Indonesia
perekonomiannya yang buruk dan sering mengalami dampak inflasi. Berdasarkan data dari World
Bank dan International Monetary Fund tahun 2016, Republik Afrika Tengah merupakan negara
termiskin di dunia dengan pendapatan per kapitanya hanya di angka US$ 639 (Rp 8,40 juta dengan
estimasi kurs 13.157 per dollar AS). Ini artinya, penduduk yang berpenghasilan hanya mampu
memperoleh income sebesar 710 ribu rupiah per bulan.

Faktor Penghambat Pertumbuhan Ekonomi di Afrika


JANUARY 26, 2017

“Satu setengah dari populasi masyarakat yang tinggal di benua Afrika, hidup di bawah garis
kemiskinan. Saat ini, di sub-Sahara Afrika, GDP (Gross Domestic Product) per-kapita semakin
menurun setiap tahunnya. Jika dibandingkan dengan penurunan yang terjadi pada tahun 1974 lalu,
tahun ini penurunan yang terjadi cukup drastis, yaitu sebesar 11 persen.”

Meskipun pertumbuhan ekonomi di dunia meningkat sebesar 2 % pada tahun 1960-2002, namun
kelihatannya hal ini tidak berlaku untuk Negara Afrika. Pertumbuhan ekonomi di Negara ini
termasuk yang paling suram. Sejak tahun 1974 sampai dengan pertengahan tahun 1990-an,
pertumbuhan ekonomi di Negara ini tidak mengalami peningkatan sama sekali, dan malahan
semakin menurun. Penurunan tersebut mencapai 1,5 persen di tahun 1990.

Akibat dari penurunan tersebut, ratusan juta warga Afrika hidup dengan sengsara sebagai warga
miskin. Sekitar satu setengah warga di Afrika hidup di bawah garis kemiskinan. Di sub-Sahara Afrika,
PDB (Produk Domestik Bruto) per- kapita saat ini semakin menurun, jika dibandingkan dengan tahun
1974 lalu. Penurunan tersebut mencapai 11 persen. Pada tahun 1970, satu dari sepuluh warga
miskin di dunia tinggal di Afrika.

Kemudian pada tahun 2000, jumlah ini bertambah menjadi dua. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah
warga miskin semakin bertambah di tahun 2000, yaitu sebanyak 360 juta jiwa. Sedangkan di tahun
1975, jumlah warga miskin masih berkisar 140 juta jiwa. Peningkatan kemiskinan tersebut membuat
kehidupan warga di sana menjadi jauh dari kata sejahtera atau berkecukupan.

Faktor-Faktor Penghambat Pertumbuhan Ekonomi di Afrika :

Elsa Artadi dan Xavier Sala-i-Martin (NBER), meninjau status ekonomi benua Afrika yang semakin
memburuk, dan melihat cara bagaimana negara-negara kaya di dunia bisa membantu negara miskin,
termasuk negara Afrika untuk keluar dari garis kemiskinan.

1. Dengan menggunakan faktor penentu ekonometrik pertumbuhan ekonomi di bagian lintas


negara, maka dapat ditentukan beberapa faktor yang paling berpengaruh di balik terjadinya tragedi
kemiskinan di negara Afrika tersebut. Dan salah satu faktor yang paling berpengaruh tersebut
disebabkan karena kurangnya investasi. Selama 40 tahun terakhir, tingkat investasi di Afrika semakin
jatuh atau menurun.

2|Perekonomian Indonesia
Sejak tahun 1975, tingkat investasi telah ditolak sebanyak 8.5 % untuk seluruh benua, jika
dibandingkan dengan tingkat investasi untuk performa rata-rata OECD (Organization for Economic
Coorporation and Development), yaitu sekitar 20 dan 25 %, dan untuk ekonomi Asia Tenggara
sebesar 30 %.

Selain itu, penyebab terhambatnya pertumbuhan ekonomi adalah karena sebagian besar investasi
digunakan untuk sektor publik yang tidak penting atau tidak efisien. Akan tetapi kabar baiknya
adalah, reformasi di Afrika beberapa waktu lalu telah berhasil menaikkan tingkat investasi, meskipun
hanya sedikit.

2. Faktor penentu kedua adalah sumber daya manusia, pendidikan dan Kesehatan. Untuk ketiga hal
tersebut, Afrika termasuk yang paling buruk di dunia. Pada tahun 1960-an, jumlah anak yang
melaksanakan pendidikan sekolah dasar secara keseluruhan hanya berkisar 42 %, jumlah ini
merupakan jumlah yang paling kecil, dibandingkan dengan negara-negara OECD atau Asia Timur
yang bisa mencapai 100 %.

Ketika Afrika terdaftar di dalam OECD selama tahun 1960-an, tercatat bahwa tingkat pertumbuhan
dalam bidang kesehatan rata-rata mencapai 0,9 %, dan pertumbuhannya yang paling tinggi
mencapai 2,37 %. Pendapatan per-kapita Negara ini meningkat menjadi dua setengah kali lebih
besar daripada yang sebelumnya. Dan alhasil, saat ini Afrika berhasil meningkatkan pertumbuhan
ekonomi negaranya menjadi lebih baik dibandingkan dengan tahun 1960 lalu.

Pada tahun 1960, diperkirakan bahwa warga Afrika hanya memiliki harapan hidup sampai umur 40
tahun saja. Perhitungan ini sangat kecil jika dibandingkan dengan negara-negara OECD dan Asia
Timur lainnya, yang memiliki harapan hidup masing-masing sampai umur 67 dan 62 tahun. Kalau
saja Afrika memiliki harapan hidup yang sama dengan negara-negara OECD, kemungkinan laju
pertumbuhan tahunan Negara ini akan meningkat menjadi 2,07 %.

Kalau hanya mengharapkan bantuan dari negara lainnya, mungkin tidak akan bisa banyak membantu
Negara ini keluar dari garis kemiskinan. Warga Afrika ini perlu mencoba alternatif lainnya. misalnya
saja, Afrika bisa mencoba melakukan penelitian lanjut, yang berfokus pada masalah kesehatan yang
berpotensi menghancurkan Negara, seperti: mencoba menemukan vaksin, yang bisa mencegah
penyakit Aids atau malaria. Afrika memiliki sumber daya dan keahlian untuk melakukan hal tersebut.

Jika berhasil, berbagai Negara akan berinvestasi untuk hal tersebut. Mengingat saat ini vaksin
tersebut sangat dibutuhkan untuk dunia kesehatan di seluruh dunia. Hal ini mungkin akan
membantu Afrika dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi negaranya. Dan jika pertumbuhan
ekonomi tersebut semakin meningkat, kehidupan warga di Afrika secara berangsur-angsur akan
membaik.

3. Faktor ketiga yang sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Afrika adalah Konflik Militer.
Konflik militer yang melanda benua ini selama setengah abad, ternyata berkontribusi pada
pertumbuhan ekonomi negara, yang meliputi: perkembangan lembaga hukum, investasi pendidikan,
pengurangan distorsi kebijakan yang membuat investasi menjadi lebih mahal, dan jika konflik militer
ini bisa di atasi, maka dapat mengurangi pengeluaran konsumsi yang terlalu boros.

4. Pembukaan ekonomi Afrika di pasar perdagangan dan difusi teknologi juga sangat penting. Selagi
pemerintah Afrika melakukan banyak hal untuk membuka perekonomian mereka, Negara lain

3|Perekonomian Indonesia
seperti Eropa, Jepang dan Amerika Serikat dapat berkontribusi, dengan memfasilitasi akses produk
Afrika ke pasar negara-negara tersebut.

5. Salah satu konsekuensi penting dari stagnasi ekonomi di Afrika adalah karena ketidaksetaraan
pendapatan, dimana para warga miskin diberi pendapatan yang sangat kecil, sedangkan warganya
yang kaya mendapatkan pendapatan yang jauh lebih besar. Tentu saja hal ini akan membuat atau
menciptakan ketidakstabilan di sutu negara.

Melihat kondisi warga Afrika yang begitu mengerikan, hidup dengan serba kekurangan, menderita
banyak penyakit gizi buruk, dan sebagainya, cukup menyayat hati orang-orang yang melihatnya.
Kalau hal kemiskinan ini tidak segera diatasi, maka kehidupan warga negara Afrika ini akan semakin
memburuk, dan parahnya bisa menyebabkan banyak kematian.

4|Perekonomian Indonesia
Atasi Kemiskinan, Afrika Lakukan Pertemuan Untuk Membahas Program
IDDA III
DECEMBER 8, 2017

Seperti yang ada ketahui, Afrika merupakan negara yang kerap dikaitkan dengan kemiskinan,
kelaparan dan perang. Kemiskinan yang dialami oleh negara ini memang terbilang sangat ekstrim
dan tidak dapat diberantas tanpa adanya transformasi struktural ekonomi benua.

Transformasi struktural sendiri merupakan prasyarat dari peningkatan, kesinambungan


pertumbuhan dan penanggulangan kemiskinan, sekaligus mendukung pembangunan yang
berkelanjutan.

Kalau berbicara tentang perekonomian, atau yang lebih spesifiknya lagi tentang pembangunan
ekonomi, tentu tidak akan lepas kaitannya dari apa yang disebut dengan transformasi struktural
perekonomian yang disebutkan di atas tadi.

Peranan Transformasi Struktural Ekonomi Untuk Afrika

Teori ekonomi menyatakan bahwa proses pembangunan ekonomi akan diiringi adanya perubahan
struktur dari perekonomian itu sendiri. Terdapat beberapa teori misalnya dari Arthur Lewis dan
Chennery yang membahas mengenai hal tersebut.

Lantas, apa sebenarnya yang berubah dari struktur perekonomian seiring dengan proses
pembangunan ekonomi? Hal yang paling dapat dilihat adalah dominasi sektor dalam perekonomian.

Jika sebelumnya perekonomian didominasi oleh sektor pertanian, maka seiring dengan
pembangunan ekonomi, sektor industri akan segera menggantikan dominasi sektor pertanian
tersebut.

Nah, untuk mencapai tujuan tersebut, Afrika harus melakukan industrialisasi (suatu proses
perubahan sosial ekonomi yang mengubah sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi
masyarakat industri). Akan tetapi hal itu juga harus dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan.

Pertemuan Untuk Membahas Pengembangan Industri Afrika

Kepala Negara, Pemerintahan Afrika dan beberapa pejabat tinggi lainnya beberapa waktu yang lalu
ambil bagian dalam sebuah acara khusus, yang didedikasikan pada Pengembangan Industri Ketiga
untuk Afrika (IDDA III), yang diadakan di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada bulan
September 2017 yang lalu.

Tujuan Pertemuan

5|Perekonomian Indonesia
Acara tingkat tinggi ini dilakukan secara tertutup, dengan judul pembahasan “Dekade
Pengembangan Industri Ketiga untuk Afrika (2016-2025) : Dari komitmen politik terhadap tindakan
di lapangan“. Pertemuan atau acara ini bertujuan untuk mencapai enam tujuan, antara lain:

 Mendiskusikan dan mendukung fitur utama dari program atau roadmap IDDA III.
 Mencapai prestasi yang telah dicapai sehubungan dengan pelaksanaan IDDA III.
 Memperkuat kemitraan strategis kolektif untuk mendukung transformasi struktural jangka
panjang.
 Disengaja dalam mekanisme pembiayaan yang inovatif untuk mendukung pelaksanaan IDDA
III.
 Mengulangi komitmen masyarakat internasional terhadap pelaksanaan IDDA III.
 Menyoroti peran dan pentingnya revolusi data Afrika dalam mendukung IDDA III.

Sejak tahun 2000 sebenarnya benua Afrika telah mencatat tingkat pertumbuhan ekonomi yang
cukup mengesankan. Bahkan Afrika sempat diprediksi menjadi negara dengan pertumbuhan
ekonomi tercepat kedua di dunia. Kinerja yang luar biasa ini sebagian besar didorong oleh ledakan
komoditas dan bantuan pembangunan yang berkepanjangan.

Sementara benua tersebut menunjukkan keragaman yang besar dalam lintasan sosio-ekonomi
negaranya, tingkat pertumbuhan pada umumnya menutupi kekurangan transformasi struktural,
yang diperlukan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan tentunya juga ramah lingkungan.

Negara-negara di Afrika berusaha mengubah struktur ekonomi negara mereka secara substansial,
dengan cara meningkatkan pangsa industri, terutama dalam bidang manufaktur, investasi nasional,
output nasional dan perdagangan, sebagaimana tercermin dalam Agenda 2063 Afrika dan di dalam
strategi pertumbuhan ekonomi sebagian besar negara Afrika.

Manufaktur merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan, tenaga kerja
dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi yang memiliki nilai
jual yang lebih tinggi.

Istilah ini biasa digunakan untuk aktivitas manusia, mulai dari kerajinan tangan sampai ke produksi
dengan menggunakan teknologi tinggi. Namun meskipun demikian, istilah ini lebih sering digunakan
dalam dunia industri, dimana bahan baku diubah menjadi barang jadi dalam skala yang lebih besar.

Manufaktur ada di dalam segala bidang sistem ekonomi. Dalam ekonomi pasar bebas,
manufakturing biasanya selalu berarti produksi secara massal untuk dijual ke pelanggan untuk
mendapatkan keuntungan.

Upaya sebelumnya yang dilakukan untuk mendorong transformasi ekonomi yang berkelanjutan di
Afrika diketahui telah gagal dan kebutuhan akan pendekatan baru sudah sangat jelas.

Yang dibutuhkan oleh negara Afrika saat ini adalah proses berbasis luas dan berbasis negara yang
memanfaatkan sumber keuangan dan non-keuangan, mempromosikan integrasi regional dan
memobilisasi kerjasama di antara mitra pembangunan Afrika.

Visi untuk implementasi IDDA III yang telah dilaksanakan beberapa waktu lalu oleh Afrika adalah
dengan tegas menunjuk Afrika menuju pembangunan industri yang inklusif dan berkelanjutan.

6|Perekonomian Indonesia
Kerangka dan roadmap untuk implementasi pendekatan baru ini akan disahkan oleh masyarakat
internasional pada acara tingkat tinggi, tepatnya pada Sidang Umum Majelis Umum PBB ke 72.

Keynote speech atau ceramah utama diharapkan akan disampaikan oleh Ketua Komisi Uni Afrika.
Pernyataan singkat dari peserta tingkat tinggi, termasuk African Head of State, juga dibuat. Acara
atau pertemuan ini akan diikuti dengan diskusi interaktif. Acara akan dimoderatori oleh wartawan
CNN, yaitu Zain Asher.

Wartawan juga diundang untuk menghadiri konferensi pers pada hari Kamis 21 September 2017
yang lalu. Informasi lebih lanjut akan dibagikan pada waktunya.

Kemitraan dan penciptaan sinergi untuk implementasi efektif IDDA III ini diharapkan dapat
ditingkatkan melalui acara ini, serta peningkatan kesadaran akan model kemitraan yang ada, untuk
mempercepat pengembangan industri yang inklusif dan berkelanjutan, seperti Program Kemitraan
Negara UNIDO.

Itulah tadi sedikit informasi mengenai pertemuan tingkat tinggi yang membahas tentang
pengembangan industri ketiga negara Afrika untuk periode 2016-2025. Semoga pertemuan ini bisa
menemukan atau menghasilkan keputusan yang bijaksana untuk membantu afrika keluar dari
kemiskinan. Dan untuk anda, terima kasih sudah membaca artikel ini.

7|Perekonomian Indonesia
Republik Afrika Tengah Butuh Bantuan Internasional
29/11/2016

JENEWA, SWISS — Pejabat bantuan PBB mengatakan, mereka optimis dengan prospek Republik
Afrika Tengah menjadi negara yang stabil dan damai; tetapi mereka mengakui bahwa ini akan
menjadi tantangan yang akan memerlukan dukungan berkelanjutan dari masyarakat internasional.

Republik Afrika Tengah menyerempet dari krisis yang satu ke krisis lainnya selama dua dasawarsa
terakhir. Negara ini merupakan salah satu negara yang termiskin di dunia dengan statistik sosial
ekonomi yang menduduki peringkat paling bawah dalam setiap studi internasional.

Sebagai contoh, data PBB menunjukkan satu dari lima anak akan meninggal sebelum usia lima tahun,
satu dari setiap 10 perempuan akan meninggal pada waktu melahirkan dan hampir setengah dari
semua anak-anak yang tumbuh dewasa akan menderita kekurangan gizi yang kronis, sebuah petaka
yang berdampak pada kesehatan fisik dan mental jangka panjang.

Meskipun dijumpai statistik yang buruk ini, koordinator kemanusiaan PBB di Republik Afrika Tengah,
Fabrizio Hochschild mengatakan, PBB yakin Republik Afrika Tengah adalah negara yang bisa berubah
ke arah yang lebih baik dan negara ini telah melakukan beberapa langkah yang sangat penting ke
arah itu.

"Negara ini telah berhasil memiliki pemerintahan yang terpilih secara demokratis, sebuah
pemerintahan terbuka yang sadar dengan tantangan yang dihadapinya, sebuah pemerintah yang
siap bekerja sama dengan masyarakat internasional. Di sana ada misi internasional terbesar,
MINUSCA, yang bekerja di sana bermitra dengan Uni Afrika," ungkapnya.

Hochschild mengatakan, masyarakat internasional setuju dengan apa yang perlu dilakukan guna
membuat Republik Afrika Tengah menjadi sebuah negara yang mandiri. Dia mencatat unsur-unsur
itu tercermin dalam rencana pemulihan dan stabilisasi nasional lima tahun yang diluncurkan di
Brussels pada 17 November dan berhasil menggalang dana sebesar $ 2,2 miliar.

Sementara perkembangan ini menggembirakan, Hochschild memperingatkan tidak ada perbaikan


yang secara cepat dapat dirasakan hasilnya, tetapi ada kesempatan untuk menangani akar penyebab
dari masalah yang dihadapi negara ini. Dia mengatakan Republik Afrika Tengah dapat menjadi mercu
suar perdamaian di wilayah tersebut, asalkan masyarakat internasional tetap berkomitmen untuk
bekerja sama dan mendukung negara itu dalam jangka panjangnya. [ps/jm]

8|Perekonomian Indonesia
Daftar Pustaka
http://beligede.weebly.com/beligede-blog/republik-afrika-tengah-negara-termiskin-di-dunia

http://www.african-union.org/faktor-penghambat-pertumbuhan-ekonomi-di-afrika/

http://www.african-union.org/atasi-kemiskinan-afrika-lakukan-pertemuan-untuk-membahas-
program-idda-iii/

https://www.voaindonesia.com/a/afrika-tengah-butuh-bantuan-internasional-/3615024.html

9|Perekonomian Indonesia

Anda mungkin juga menyukai