Anda di halaman 1dari 1

Bukti Terverifikasi dan Objektif

Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat


kebermanfaatan dan tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan
didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya. Objektivitas harus
dievaluasi atas dasar kondisi yang meliputi penciptaan, pengukuran, dan penangkapan atau
pengakuan data akuntansi.
Setiap transaksi keuangan harus didukung oleh bukti transaksi yang kuat dan sah. Bukti
transaksi dapat timbul karena adanya transaksi pertukaran antara kesatuan usaha dengan pihak
luar atau karena diciptakan oleh pihak internal perusahaan atas asar kebijakan.

Arti Penting Untuk Pengauditan


Disamping penting karena membantu pencapaian karakteristik kualitatif informasi yang tinggi,
konsep bukti yang dapat diuji kebenarannya dan objektif itu menjadi penting dalam kaitannya
dengan pengauditan untuk menentukan kewajaran statemen keuangan. Salah satu kriteria
kewajaran adalah bahwa pos-pos statemen keuangan didefinisi, diukur, dinilai, diakui, dan
disajikan sesuai dengan PABU.

Objektivitas Bukti
Bukti hendaknya diartikan dalam arti luas dan substantif tidak sekedar bukti formal dan material.
Memverifikasi berarti membuktikan kebenaran, menguji ketelitian suatu fakta, atau
menguat/menyangkal suatu pernyataan. Bukti adalah sarana untuk memastikan kebenaran atau
memberikan pembuktian.

Objektitas Relatif
Akuntansi bukan ilmu pasti sehingga objektivitas bukti dalam akuntansi bersifat relatif. Konsep
objektivitas dalam penciptaan data akuntansi adalah objektivitas yang disesuaikan dengan
keadaan yang ada pada saat penentuan fakta bukan objektivitas mutlak. Dengan konsep
relativitas bukti, fakta yang paling objektif akan mendapat bobot paling tinggi untuk dipilih.
Relativitas yang sama juga berlaku untuk keterverifikasian bukti.

Objektivitas dan Keterverifikasian Jangka Panjang


Bukti yang paling kuat dan paling diinginkan adalah bukti yang sepenuhnya objektif.
Akan tetapi, bila persyaratan objektivitas semacam ini harus diikuti secara mutlak dalam
segala hal maka akuntansi akan menjadi berpandangan jangka pendek dan bertentangan
dengan konsep kontinuitas usaha. Bukti akntansi juga tidak harus mendasarkan pada bukti juga
tiak harus mendasarkan pada bukti yuridis. Itulah sebabnya, untuk dapat dinyatakan sebagai asset
yang harus dilaporkan oleh kesatuan usaha, suatu asset tidak harus dimilki kesatuan usaha tetapi
cukup dikuasai.

Dapat disimpulkan bahwa konsep dasar bukti terverifikasi dan objektif dalam akuntansi
mengandung elemen variabilitas sehingga tiap bukti mempunyai tingkat objektivitas. Tingkat
objektivitas bukti yang paling tinggi pada saat yang keadaan tertentu adalah yang terbaik
assalkan tujuan untuk memperoleh tingkat objektivitas yang tinggi tersebut tidak
bertentangan dengan konsep kepentingan usaha.

Anda mungkin juga menyukai