Penyusun:
Kata Pengantar
Bagi saya membaca novel merupakan hal yang baik. Karena dari sanalah kita
akan melatih ketertarikan kita tentang hal membaca. Membaca adalah hal yang baik.
Menurut saya kegemaran membaca dapat dimulai dari membaca novel. Dengan
membaca dari hal yang menyenangkan kemudian membiasakan diri dengan
membaca, itu akan melatih kita untuk terus membaca, membaca yang berat sekalipun.
Membaca mendatangkan banyak manfaat salah satunya adalah memberikan suatu
pelajaran. Dan mungkin dari sana juga akan mendatangkan suatu inspirasi atau
sebuah semangat hidup. Dan juga bsa menggali kreativitas.
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena saya dapat
menyelesaikan tugas ini. Terima kasih juga saya ucapkan kepada Ibu Selvi selaku
guru bidang studi yang memberikan tugas ini. Sehingga saya dapat belajar bagaimana
harus menganalisis suatu novel dan benar benar menerapkan apa yang selama ini saya
pelajari. Terima kasih juga karena beliau sudah membimbing saya untuk
menyelesaikan analisis novel ini.
1
Tangerang, 1 Februari 2011
Penulis
Daftar Isi
Kata pengantar……………………………………………………………2
Penulis Novel……………………………………………………………18
Analisis Struktural………………………………………………………22
Kesimpulan……………………………………………………………...26
2
Daftar Pustaka…………………………………………………………..27
Sinopsis
Untuk Pelita hidup tersusun dari keping kepingan warna yang berwarna warni.
Setiap babak kehidupannya memiliki warna masing masing. Bagi dirinya Efraim lah
pemberi warna dalam hidupnya, tetapi Efraim jugalah yang menjebak dirinya dalam
suatu warna abu abu kelabu. Warna yang menggambarkan suatu duka
berkepanjangan, dan selama itulah Pelita terus terjebak dalam warna itu, warna duka
yang begitu kental sehingga sakit karena duka tidak lagi terasa. Sampai akhirnya ia
sebagai reporter. Dan dari hari itulah kehidupan Pelita yang baru akan di mulai. Di
Santa Monica Pelita bertemu dengan seorang pengamen yang cantik. Ia berambut
merah dan bermata biru yang sangat indah, biru yang tidak pernah Pelita lihat
sebelumnya. Mata itu membuat Pelita terpesona. Konon orang orang disana
3
memanggil pengamen cantik itu dengan sebutan Bidadari Santa Monica. Setiap
harinya selama seminggu Pelita terus datang ke tempat itu, ia mengamati pengamen
cantik itu dari kejauhan. Pengamen itu memainkan suatu alunan music menggunakan
harpa miliknya. Pelita mendengarkan music itu dengan deraian air mata, ia tidak
mengerti megapa tetapi tiap ia mendengar alunan music itu seperti ada rasa yang
berbeda di dalam hatinya. Sampai pada hari ketujuh saat hari terakhir Pelita
melaksanakan tugas liputan terakhir, hari itu sebelum Pelita pergi meninggalkan Santa
pengamen cantik itu kemudian kembali ke hotel dan merapikan semua barang barang
nya kemudian ke airport dan kembali ke Jakarta. Setelah pengamen cantik itu selesai
mengalunkan music dari harpanya Pelita kemudian langsung berbalik dan berniat
untuk pergi meskipun entah mengapa ia merasakan hal yang sangat berat untuk
panggil oleh seseorang. Ia kaget dan kebingunan karena ia sama sekali tidak memiliki
teman yang tinggal di Santa Monica hanya kru kru yang sama sama dari Jakarta lah
yang mengenal namanya. Tetapi semua kru berada di didekatnya semua dan tidak
satupun yang memanggil dirinya. Ketika Pelita menoleh ia sangat terkejut karena
ternyata yang memanggilnya adalah Bidadari Santa Monica itu, pengamen cantik itu
mengucapkan namanya dengan fasih yang merupakan suatu hal yang tidak mungkin
di ucapkan oleh seorang yang tinggal di luar sana dan dengan kebiasaan berbahasa
inggris. Bidadari itu menyapa Pelita dan Pelita masih terheran heran, kemudian Pelita
mengatakan bahwa dirinya mengetahui nama Pelita dari seorang temannya, Pelita
heran karena mengingat ia sama sekali tidak memiliki teman di Santa Monica. Ketika
ia menanyakan lagi siapa itu temannya pengamen cantik itu hanya mengatakan tidak
4
perlu dipikirkan dengan logika karena pengamen cantik itu di luar logika. Pada
akhirnya Pelita harus meninggalkan Santa Monica dengan penuh rasa bingung di
hatinya, pikirannya tidak berhenti memikirkan tentang hal terakhir yang ia alami
dengan bidadari itu. Pesawat dengan tujuan Jakarta sudah siap di landasan, seluruh
20b ia meletakan barang nya di kabin yang berada di atas tempat duduknya, kemudian
ia duduk dengan rapi kemudian memakai safety belt. Beberapa saat setelah ia duduk
dengan tenang ada yang memanggil namanya, betapa terkejutnya ia melihat teman
duduk sebelah, rambut nya merah, Pelita merasa sangat kenal sekali dengan rambut
ini, dia adalah Bidadari Santa Monica itu. Bidadari Santa Monica itu mengatakan ia
juga akan ke Jakarta untuk menjenguk teman yang memberitahukan nama Pelita.
Ketika semuanya siap kapten pesawat berbicara dan Pelita mulai memejamkan
matanya. Tak lama saat ia memejamkan matanya tiba tiba pengamen cantik itu
menyentuh salah satu barang di tangan Pelita. Sebuah jam tangan mungil di tanga
Pelita yang berwarna merah mudah. Bidadari itu mengatakan warna nya sangat indah,
tetapi kemudian Pelita mengatakan itu dulu warna kesukaannya, tetapi sekarang sudah
tidak, setelah sekarang ia hanya mengenal warna abu abu. Bidadari it uterus bertanya
apa alas an Pelita mengenai hal itu, ia terus memaksa Pelita untuk menceritakan
semuanya. Dan Pelita dengan sangat terpaksa harus menceritakan semuanya karena
bidadari it uterus merengek dan menggangu dirinya. Dan satu hal lagi, ia terpaksa
harus membuka kembali luka hati yang selama ini sudah berusaha ia kubur sedalam
bahwa cerita ini akan sangat membosankan karena semuanya tidak akan terjadi
seperti apa yang diharapkan. Tetapi bidadari itu terus memaksa dirinya.
5
Dan ia kembali membuka luka 7 tahun lalu. Yang sebenarnya hal yang begitu
indah. Pelita bekerja sebagai illustrator di salah satu majalah. Suatu kali ia diminta
untuk menjadi reporter oleh atasanny Pak Ian dan mewawancarai seorang artis. Tetapi
karena artis itu terlalu sombong dan sulit untuk di temui, Pelita mencari alternative
lain. Yaitu mewawancarai artis lain, seorang artis pria yang saat itu sedang naik daun.
Pria itu dikenal dengan wajah tampannya, setelah ia menanyakan dimana pria itu ia
pun segera bergegas mencari pria itu, petunjuknya pria itu sedang meroko di trotoar
depan villa tempat syuting ini berlangsung. Singkat cerita, inilah pertemuan
pertamanya dengan orang yang sangat dicintainya, Efraim. Saat itu ada sebuah mobil
audi hitam melintas dan turunlah seorang pria tampan dari dalam mobil itu. Tanpa
berpikir panjang Pelita pun langsung menghampiri mobil itu dan mewawancara pria
itu. Ia memberikan kartu namanya yang masih bertuliskan illustrator. Orang yang di
wawancarai itu pun heran, kemudian Pelita langsung mengatakan bahwa kartu
namanya salah cetak. Ia terus menanyakan semua hal hal yang ada di kertas
wawancara nya sampai akhirnya seorang kru memanggil nama artis yang seharusnya
bukanlah artis yang ia cari. Ia malu dan kemudian berlari, kertas wawancara nya
terlepas tetapi ia terus berlari. Ia berpikir betapa bodohnya dirinya jelas jelas diberi
klu bahwa artis itu sedang merokok bukan turun dari sebuah mobil.
kenal. Ia pria yang kemarin! Jerit pelita dalam hatinya. Ketika sampai di lantai yang
itu tuju, ia segera bergegas keluar, tetapi pria itu mengikuti nya dari belakang. Pelita
berlari dari pria itu, kejadian kemarin cukup membuat nya sangat malu. Ia berlari kea
rah pintu masuk belakang. Yang sebenarnya pintu itu dilarang digunakan pada saat
6
biasa. Itu hanya lah pintu darurat, tapi itu lah satu satunya jalan untuk menyelamatkan
karena harus berlari menghindari pria tadi. Dan saat ia menolah ia melihat pria itu
telah ada di ruangan atasannya, Pak Ian. Pak Ian adalah kepala yang mengatur segala
pekerjaan yang bersangkutan dengan apa isi majalah, kapan majalah harus terbit dan
kapan tanggal terakhir segala tugas harus selesai atau deadline. Pak Ian menyerukan
seorang artis wanita yang ia lakukan kemarin. Pelita dengan sigap menjawab bahwa
laporan nya akan segera selesai sebentar lagi. Sebenarnya ia sama sekali tidak
mendapatkan informasi apapun kemarin. Ia hanya mencari semua data artis itu dari
internet, ide yang cemerlang menurut dirinya sendiri. Tanpa memandang pria yang
kemarin ia temui, pria itu terus memandang Pelita, Pelita benar benar tahu apa yang
ada di pikiran pria itu, ia tahu bahwa pria itu mengetahui bahwa dirinya berbohong
dengan Pak Ian. Pak Ian terlihat sudah sangat dekat dengan pria itu, terlihat sekali dari
bagaimana ia berbicara dan bagaimana sebuah senyuman bahagia terus tersirat darui
wajah Pak Ian, padahal ia jarang sekali seperti ini, biasanya ia akan marah marah
terus apabila deadline sudah dekat. Setelah selesai bercakap cakap pria itu keluar dari
ruangan Pak Ian, tetapi anehnya ia tidak berjalan menuju arah keluar tetapi
dengan segala sesuatu yang ada di meja nya. Pria itu kemudian memberikan selembar
kertas, kertas yang kemarin ia jatuhkan, betapa malunya dirinya, kemudian pria itu
pergi dari meja Pelita. Betapa terkejutnya ketika ia melihat kertas itu telah terisi
jawaban dari artis yang sulit ia temui itu, yang begitu sombong, semuanya lengkap
berikut tanda tangannya. Betapa senangnya dirinya, dan ia sangat merasa berhutang
budi pada pria itu. Setelah hari itu pria itu sering sekali datang ke kantor Pelita,
7
hamper setiap hari. Banyak teman Pelita yang mengatakan bahwa ia adalah teman
kecil yang sangat disayangi Pak Ian. Untuk diketahui Pak Ian merupakan pria yang
pesolek, dan di percaya bahwa ia penyuka sesama jenis. Suatu hari Pelita kembali
diminta untuk meliput pembukaan suatu butik di Kemang. Pelita merasa sangat
terpaksa dengan tugas itu karena ia merasa sangat terbebani dengan tugas ganda yaitu
sebagai illustrator dan sebagai reporter. Dan dengan tugas ganda itu ia sama sekali
tidak mendapatkan tambahan gaji. Sebelum pergi meliput Pelita memutuskan untuk
minuman ice caramel latte, sesaat kemudian terdengar hot caramel latte, barista di
kedai itu meneriakannama minuman itu, Pelita segera bergegas mengambil minuman
itu seketika ada tangan seorang pria menyambar minuman itu juga. Tangan Efraim
pria yang salah ia wawancarai dan sekarang ia adalah pemilik butik yang harus ia
wawancarai. Pelita merebut minuman itu dari tangan Efraim, tapi Efraim juga tidak
mau kalah, akhirnya terjadilah perebutan singkat sebuah kopi sampai akhirnya kopi
itu tumpah dan mengenai kemeja putih yang sangat kelihatan mahal milik Efraim.
Efraim kelihatan kesal, sampai saat itu Pelita masih ngoto bahwa itu minuman
bahwa minuman Pelita baru keliar saat itu, sambil menyodorkan iced caramel latte.
Yang tadi itu hot caramel latte seru Efraim kesal. Pelita merasa sangat bersalah,
kemudia meminta maaf dan berusaha membersihkan kemeja Efraim denga tissue
tetapi sama sekali tidak berpengaruh. Kemudian singkat cerita tiba tiba terjadi hujan
deras. Dan berita buruknya tak seorangpun membawa paying, Pelita menatap Efraim
berharap bahwa Efraim membawa mobil dan mereka bisa menyebrang ke butik
Efraim tanpa basah kuyup. Tetapi buruknya efraim memandang ke sebrang jalan dan
memperlihatkan bahwa mobil audi nya terparkir di seberang sana. Untung nya ada
8
ojek paying disana, Efraim kemudian memanggil salah satu anak kecil disana untuk
meminjam paying dan menyebrang jalan. Mereka sepayung berdua, tanpa sebab tiba
tiba Pelita menjauh dari Efraim dan otomatis dirinya terkena hujan yang deras. Efraim
sehingga beberapa menit kemudian mereka sudah basah kuyup di karenakn mereka
“berkelahi” di bawah hujan. Efraim tampak kesal dengan Pelita atas apa yang terjadi,
setelah ia menumpahkan kopi kemudian membuatnya basah kuyup. Saat Efraim dan
Pelita masuk ke dalam butik semua tamu sudah siap dan semua memandang ke arah
mereka berdua, mereka basah kuyup. Efraim segera berganti pakaian kemudian ia
memanggil salah satu pegawainya dan menugaskan untuk memberikan pakaian ganti
untuk Pelita. Karyawan Efraim memberikan pakaian kepada Pelita, pakaian itu
terlihat bagus terlihat dari serat serat benang nya, tetapi ketika dibuka ia terkejut,
sepasang setelan pria, kemeja berwarna maroon dan celana bahan pria. Dan
kebesaran, tetapi ia terpaksa memakai kemeja dan celana itu karena ttidak mungkin ia
meliput pembukaan butik itu dengan pakaian basah kuyupnya dan didukung dengan
kondisi butik Efraim yang ac nya sangat dingin, itu sangat tidak memungkinkan bagi
Pelita untuk bertahan dalam bajunya yang basah kuyup. Ia kemudian keluar dari
kamar ganti dan menyadari bahwa dirinya terlihat bodoh diantara para tamu yang
berpakaian sangat elit. Dari kejauhan Pelita melihat Efraim yang sangat sibuk
meladeni para tamu, Pelita tidak dapat membohongi dirinya sendiri bahwa Efraim
begitu mempesona ia tampan dan pintar. Seketika Pelita tersadar ketika mendapati
dirinya sedang di tertawakan Efraim. Kemudian Pelita marah dan kesal atas perlakuan
itu. Ia marah kepada Efraim, Efraim kemudian menjadi kesal juga dengan Pelita
dari butik Pelita menelpon sahabatnya yang sangat ia sayangi, Niki. Ia menceritakan
9
semuanya pada Niki, ia juga menceritakan tentang ketertarikannya pada Efraim.
Tetapi di kantor beredar suatu berita yang tidak enak bahwa Efraim adalah pacar Pak
Ian atau kasarnya homoan Pak Ian. Pelita merasa yakin bahwa Efraim adalah cowok
normal tetapi Niki meragukan hal itu. Dari saat itu ia sering kali mendapatkan tugas
untuk meliput tentang barang barang terbaru di butik Efraim ataupun meliput
pembukaan terbaru milik Efraim. Semakin hari ia pun semakin dekat dengan Efraim,
Efraim sering kali menjemput Pelita untuk mengantarnya pulang atau sekedar makan
siang bersama. Entah mengapa sejak kedaangan Efraim dan sejak Pelita dekat dengan
Efraim pak Ian menjadi lebih jutek kepada dirinya, ia seperti berusaha untuk
memaksa Pelita untuk tinggal di kantor lebih lama agar ia tidak dapat pulang bersama
Efraim. Pelita memiliki seorang teman akrab di kantornya bernama Ovie. Ovie sangat
menyukai Pak Ian, ia sering kali curhat tentang Pak Ian kepada Pelita. Tapi
belakangan ini Ovie merasa cemburu kepada Pelita, entah mengaa Ovie berpikir
bahwa Pak Ian menyukai dirinya, jelas jelas Pak Ian lebih menunjukan seperti hal
kebencian. Hari ini Pelita harus menemani Niki untuk pergi ke gereja, Niki harus
mengurus surat untuk pemberkatan nya di gereja. Niki sahabat baik yang amat ia
cintai akan segera menikah dengan seorang pria bernama Joshua. Saat Niki sibuk
mengurus segala surat, Pelita memeperhatikan beberapa tempelan yang ada di soft
board gereja. Ternyata gereja ini tidak seperti gereja gereja biasa. Gereja ini melayani
berbagai hal seperti masalah tumbuh kembang anak, psikologis dan masalah rumah
tangga. Ia kemudian berjalan jalan dan tertarik dengan suatu pintu di pojok gereja.
Bertuliskan pelayanan gay!, dan apa yang ia lihat di dalam sana, terdapat efraim dan
Pak Ian. Betapa terpukulnya dirinya, Niki yang sudah selesai segera menghampiri
sahabatnya yang sudah terlihat pucat, ia sangat terpukul atas apa yang ia lihat.
Kemudian Pelita pulang dengan uraian air mata, sepanjang jalan ia tidak berkata kata
10
sedikitpun. Keesokan harinya Pelita harus kembali meliput barang barang baru yang
ada di butik Efraim, ia benar benar malas, hatinya benar benar terpukul atas apa yang
telah ia lihat kemarin siang. Saat sedang melihat lihat barang disana muncul sosok
wanita yang sepertinya ia kenal, sosok sombong, sosok yang sempurna. Mentari, ia
adalah kaka Pelita yang selama ini mengejak segala apa yang berhubungan dengan
bahwa Pelita tidak mungkin berada di butik mahal seperti itu karena gajinya tidak
akan mencukupi untuk membeli barang disana. Kemudian Efraim tiba tiba muncul,
tentang kakaknya itu kepada Efraim dan Efraim tau bagaimana perilaku kakaknya
Pelita itu dari cerita Pelita. Kemudian Efraim membisikan kepada Pelita bahwa ia
akan membantu Pelita untuk membalas apa yang telah kakaknya selama ini lakukan
kepada Pelita. Singkatnya kemudian Efraim memberkan diskon kepada Mentari dan
sejak itu Mentari berusaha terus baik kepada Pelita agar bisa mendapatkan diskon.
Suatu hari segala yang selama ini menjadi pertanyaan bagi Pelita terjawab, Efraim
menyatakan cinta nya kepada Pelita. Betapa leganya dirinya mengetahui itu semua.
Dan Efraim menjelaskan kepada dirinya betapa Pelita sangat tidak peka atas segala
usaha Efraim. Semua nya begitu berwarna bagi Pelita sampai saat ini, hidupnya
begitu indah. Ia melewati hari harinya bersama Efraim dengan bahagia nya. Pak Ian
yang pernah ia dapati mencium Efraim sekarang sudah berusaha ia jadikan sahabat
baik. Pak Ian pun berniat baik. Ia berusaha menunjukan sisi ke macho an nya kepada
semua orang kantor saat ia mendengar gossip tentang dirinya yang gay. Dan
kemudian terdengar kabar bahwa Ovie dan Pak Ian berpacaran. Ovie dan Pelita
sekarang menjadi jauh, entah mengapa Ovie seperti menyimpan suatu kebencian.
11
Ovie membagikan cerita pada teman teman sekantornya bahwa ia telah di kenalkan
kepada orang tua Pak Ian. Kemudian salah seorang dari teman Pelita menanyakan
apakah Pelita sudah di kenalkan pada orang tua Efraim, karena menurut temannya itu
untuk mengukur keseriusan seorang pria dalam suatu hubungan adalah dari hal seperti
mengenalkan ke orang tua. Setelah hal itu kemudian Pelita terus memikirkan hal itu
dan akhirnya karena tidak tahan dengan rasa penasaran mengapa ia tidak kunjung
dikenalkan dengan orang tua Efraim ia pun bertanya kepada Efraim. Kemudian
Efraim mengatakan kepada Pelita bahwa keseriusan seorang pria tidak bisa dinilai
dari itu semua, setiap pria memiliki cara nya masing masing. Akhirnya Efraim
menyusun suatu rencana untuk melamar Pelita. Pelita sama sekali tidak mengetahui
satu hal pun, ia ke salon, kemudian memakai gaun indah dan samapi di sebuah café.
Semuanya ramai banyak tamu yang datang, Pelita kebingungan dan menanyakan
semua nya kepada Niki. Kemudian Niki mengakui bahwa ini semuanya rencana
Efraim. Sebenarnya dari siang hari tadi Pelita ditipu, Niki bilang bahwa malam mini
adalah acara lamaran Niki yang ke dua meskipun tidak masuk akal Pelita percaya
karena itu sahabatnya yang berbicara. Mereka menudian berdiri di pinggiran kolam,
Pelita masih bingung ada acara apa ini, mengapa ada Mentari mengapa ada mama dan
dalam kolam, posisi nya benar benar pas, karena kaget Pelita tidak mungkin untuk
meyelamatkan dirinya. Pelita berpikir jadi ini mengapa daritadi Niki menegaskan
orang salon untuk membuat make up nya water proof atau tahan air. Ketika ia sudah
di dalam air tiba tiba ada tangan hangat menyentuh tangannya, tanga yang ia kenal,
tanga Efraim, menarik dia ke sudut kolam, dari kejauhan Pelita melihat sebuah cincin,
mereka pun kembali ke permukaan. Pelita memukul Efraim dan marah apa maksud
12
dari semua nya. Semua tamu bertepuk tangan tetapi Pelita tetap cemberut meskipun ia
seorang pria bukan hanya dengan mengenalkan ke orang tua, sikap dia hari ini pun
tertawa Efraim berkata bahwa mereka sudah tunangan, Pelita mengamuk sambil
berkata bahwa ia sama sekali belom bilang iya, tetapi Efraim melanjutkan kata
katanya, kalau cincin sudah di pakai yah sudah tunangan, Efraim sengaja memilih
konsep itu karena dengan di dalam air Pelita tidak dapat menolak dirinya, karena
tidak dapat berbicara. Stelah hari itu semuanya berjalan makin baik mereka semakin
dekat dan Pelita pun semakin merasa yakin dengan Efraim. Tetapi Pelita tidak
kunjung di kenalkan dengan mama Efraim. Papa Efraim sudah meninggal lama
sebelum Efraim dewasa. Sampai akhirnya karena Pelita terus memaksa akhirnya
Efraim mengenalkan dirinya pada mamanya. Hari itu ia akan di kenalkan dengan
mama Efraim yang begitu ia ingin kenal, tetapi rasa nya begitu gugup. Pada pukul 7
malam akhirnya Efraim menjemput Pelita, perjalanan terasa begitu panjang entah
mengapa mungkin karenaPelita begitu gugup. Ternyata mama Efraim tidak hanya
sedingin di foto, sebelumnya Pelita pernah melihat mama Efraim, tetapi hanya
melalui foto yang ada di ruang keliarga rumah Efraim. Mama nya jauh lebih kelihatan
angkuh dari yang ada di foto. Pertama-tama mamanya begitu ramah tetapi lama
kelamaan mamanya seperti menyerang Pelita hingga Pelita seperti tidak tahan lagi
dan akhirnya Efraim mengantar mereka pulang. Sebelum mereka kembali mama
Efraim bilang bahwa mamanya akan segra ulang tahun dekat dekat ini dan Pelita di
undang untuk datang. Sebelumnya Pelita pernah memberikan Efraim sebuah lukisan
dan Efraim pasang di atas tempat tidurnya, 2 hari lalu mamanya melihat lukisan itu
dan sangat bagus, tetapi mamanya tidak mengetahui siapa pelukisnya karena
13
menggunakan nama inisial. Beruntung setelah serangan bertubi tubi yang Pelita
terima ia merasa bahagia karena akhirnya ada satu pujian keluar dari mulut mamanya.
Kemudian Efraim mengatakan bahwa Pelita sangat mahir dalam melukis, Pelita hanya
bisa tersenyum karena Efraim begitu lancang nya berkata seperti itu. Kemudian mama
Efraim memaksa Pelita untuk memberikan lukisan kepada nya pada hari ulang
tahunnya. Pelita hanya bisa menganga sehabis itu mereka pulang. Hari demi hari di
lewati Pelita dengan stress, sudah banyak sekali kanvas yang ia sia siakan, setiap
harinya Efraim menjenguk Pelita ke kos annya. Sampai akhirnya Pelita memutuskan
untuk menyerah, ia tidak mau melanjutkan semuanya. Ia mau menyerah. Semua nya
sudah berantakan, ia sudah tidak karu karuan lagi. Akhirnya ia memutuskan untuk
bertemu Efraim dan bilang bahwa ia tidak jadi memberikan lukisannya dan tidak akan
datang juga. Bilang saja ke mamanya bahwa dia sakit dan mendadak tidak bisa
datang. Dan dari sini lah semuanya akan bermula, warna abu abu itu. Efraim bertanya
apa alasannya Pelita mau menyerah secepat itu ternyata alasannya mudah karena
Pelita kehabisan cat biru. Kemudian Efraim tertawa sambil berkata kalau begitu ayo
beli cat nya kemudian ia mengajak Pelita pergi. Semua nya terasa begitu berat,
meskipun itu hal kecil itu terasa berat oleh Pelita karena ia sedang di lingkupi oleh
berbagai macam perasaan, gugup stress dan takut dan lainnya. Sebelum pergi ke
tempat untuk membeli cat, Efraim memutuskan untuk berhenti dulu ke pom bensin.
Ketika Efraim sedang turun, hp Efraim berbunyi tanda ada sms masuk. Pelita yang
biasanya tidak pernah ingin tahu maslah mengenai Efraim tiba tiba menjadi ingin tahu
segalanya, ia segera meraih hp Efraim dan membuka sms yang baru masuk itu. Dari
mama Efraim, isinya bahwa pada hari ulang tahun mama nya, mama nya juga akan
mendapatkan sebuah lukisan. Tetapi bedanya dia adaah seorang pelukis terkenal,
Pelita tau siapa pelukis itu, dia pelukis yang sangat hebat. Pelita merasa tidak tahan
14
lagi, ia merasa bahwa ia akan di permalukan. Tepat saat Efraim mebuka pintu mobil,
Pelita segera membuka pintu nya dan berlari pergi. Hari sudah gelap Efraim
memberhentikan ,mobil nya di sisian jalan. Karena Efraim terus mengejar dirinya
Pelita berusaha mencari jalan sampai ia melihat suatu gang dan ia berlari kesana.
Karena sudah gelap tanpa sengaja ia menabrak seorang pria yang sangat besar,
tubuhnya begitu bau, bau bir, muka nya terdapat sebuah bekas luka, giginya kuning,
lega sekali karena sesudah meminta maaf pria itu mebiarkan elita pergi sampai
akhirnya dia mendengar suara perkelahian. Suara efraim dan pria itu. Ternyata pria itu
mau menodong Pelita dari belakang dan Efraim berusaha melindungi nya. Tetapi
tidak lama suara Efraim menghilang dan pria itu berlari. Di dada kiri Efraim tertancap
sebuah pisau. Pisau itu menembus dirinya, dan pada saat itu Pelita juga merasakan
sebuah pisau menusuk hatinya, menghancurkan hati nya. Pelita berteriak meminta
tolong, darah tidak kunjung berhenti dari dada Efraim. Akhirnya warga yang
sakit. Pelita terus menangis, sebelum akhirnya sampai di rumah sakit Efraim harus
Efraim sempat menggambar sebuah bentuk hati di telapak tangan Pelita dengan darah
nya sendiri. Bentuknya sudah tidak karuan karena ia jugabharus menahan rasa sakit di
dadanya. Saat sampai di rumah sakit para petugas berpakaian putih segera merebut
Efraim dari dirinya seketika semua nya seperti berhenti. Dan tanpa tersadar semuanya
sudah berubah, tidak ada lagi Efraim yang membuat nya tertawa, Efraim yang selalu
menenangkan dirinya, Efraim yang selalu melindungi nya. Efraim di kuburkan, tepat
muka nya. Ia menampar Pelita, tapi Pelita tidak sedikitpun marah atas itu karena ia
merasa pantas mendapatkan itu semua. Niki shabat terbaiknya mengantar kan Pelita
15
kembali ke kos an nya, ia memenita tolong kepada Niki untuk membuang semua hal
yang akan mengingatkan dirinya pada Efraim, tetapi Niki tidak ingin membuang itu
semua, ia berjanji akan menyimpan semua barang itu di tempat yang Pelita tidak
dapat lihat. Betapa beruntungnya Pelita memiliki teman seperti Niki. Keesokan
harinya Pelita bangun, dan ia sangat benci untuk bangun, Ia benci senyuman karena
hanya Efraim yang bisa membuatnya tersenyum, ia benci sinar matahari karena sinar
matahari membangunkannya di hari baru. Di hari yang ia harus hadapi bahwa tidak
ada lagi Efraim yang akan menemani dirinya. Dan sampai akhirnya ia terus
terperangkap dalam kesedihan. Dan sampai hari ini saat ia berada disamping bidadari
cantik itu. Bidadari itu tampak sedih mendengar semua cerita Pelita. Pelita berkata
kepada bidadari itu, tidak seperti yang di harapkan, semua orang yang aku ceritakan
juga akan merasakan prihatin seperti kamu. Sampai akhirnya mereka tiba di Jakarta,
Pelita mengambil bagasi nya dan ia berpisah dengan bidadari cantik itu. Sebelum
akhirnya ia naik ke taksi Bidadari Santa Monica itu memanggil dirinya. Dan memeluk
dirinya begitu erat, sangat hangat, pelukan yang sangat nyaman bagi Pelita. Kemudian
pengamen cantik itu mengeluarkan sesuatu dari tas nya. Katanya “ini ada titipan dari
teman ku, teman yang memberi tahu nama kamu, tapi bukanya di rumah saja yah”.
Kemudian mereka berpisah, karena begitu penasaran ia pun membuka nya di taksi.
Dan betapa terkejutkan ternyata isinya satu tube cat biru. Cat biru yang membuat nya
membongkar semua lukisan yang telah di simpan Niki. Beruntung lukisan lukisan itu
tidak jadi di buang. Dan ia menemukan sebuah lukisan. Seorang wanita cantik
berambut merah yang sedang mengalunkan lagu dengan harpanya. Tetapi ada yang
kurang, mata nya belum sempat di warnai karena waktu itu cat warna biru Pelita
habis. Dan saat itu pun ia tersadar akan kejadian 7 tahun lalu, saat ia dan Efraim
16
melayat teman Pelita yang istrinya meninggal saat itu Pelita mengatakan bahwa setiap
orang yang di tinggal meninggal pasti lebih sedih sedangka yang meninggal sudah
tidak akan memikirkan apapun. Tetapi Efraim berkata kalau ia yang meninggal
duluan ia akan mengirimkan seorang malaikat untuk menjaga Pelita dan it benar,
malaikat itu Bidadari Santa Monica. Dari hari itu ia tersadar dan ia pun berjanji keluar
dari warna kelam warna abu abu yang selam ini telah menjebak dirinya. Dan dari hari
itu Pelita berjanji pada Efraim bahwa dirinya akan memulai hidup baru dengan hati
yang akan terus mencintai dirinya. Semuanya di mulai dari warna putih “ betapa
Tentang Penulis
Alexandra Leirissa Yunadi adalah seorang penulis lepas yang hampir saja hilang
karena terseret oleh kesibukan. Namun melalui Bidadari Santa Monica ini, dia
Alexandra pernah menulis novel Teenlit berjudul Dua Pasang Mata, Dua Belas
Saat ini Alexandra tinggal di Jakarta bersama suaminya tercinta dan seorang
17
putri.Kebiasaan mengarang Alexandra sudah dimulai sejak kecil, yeitu dengan
memaksa gentian mendongengi maminya sbelum tidur. Menulis novel dia lakukan
pertama kali saat duduk di kelas 6 SD. Novel – novelnya itu beredar secara gratisdi
sekolahnya dan sekolah lain. Berawal dari rasa kesalnya karena sebuah cerpen yang
ditulisnya untuk majalah sekolah gagal dipublikasi lantaran majalah tersebut gagal
remaja pada saat dia duduk di kelas 1 SMU. Sejak saat itu dia sempat menjadi penulis
cerpen yang cukup aktif di berbagai media, terutama remaja. Dia juga pernah meraih
penghargaan dalam menulis. Antara lain juara 1 dan Harapan Lomba Cerpen Majalah
Anita tahun 1996, Juara Harapan Lomba Cerita Misteri Majalah Bobo 1997, Juara 2
Pendekatan Struktural
berbagai unsur-unsur intrinsik novel dan ekstrinsik novel. Unsur unsur intrinsik dan
ekstrinsik meliputi:
Intrinsik
Tema
Alur
Latar
Amanat
18
Sudut Pandang
Gaya Bahasa
Ekstrinsik
Ekonomi
Sejarah
Politik
Pendidikan penulis
Kepercayaan
Budaya
19
Unsur Intrinsik
Tema
Tema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari jalan cerita novel (Drs.
Setting
Setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan cerita, setting ini meliputi
waktu, tempat, social budaya (Drs, Rustamaji, M.Pd, Agus Priantoro, S.Pd)
Sudut Pandang
Sudut pandang dibagi menjadi 4, sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang ketiga,
Alur / Plot
Alur / plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur dibedakan menjadi 2 bagian,
yaitu alur maju (progresif) yaitu apabila peristwa bergerak secara bertahap berdasarkan
urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan alur mundur (flash back progresif) yaitu
terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung (Paulus Tukan, S.Pd) tetapi
Penokohan
20
Penokohan menggambarkan karakter untuk pelaku. Pelaku bisa diketahu karakternya dari
cara bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat tinggal. (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro,
S.Pd)
Gaya Bahasa
Merupakan gaya yang dominant dalam sebuah novel (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro,
S.Pd)
Unsur Ekstrinsik
Pendidikan Penulis
Pendidikan adalah salah satu faktor penggunaan gaya bahasa, istilah-istilah khusus, dan
penyusunan kata-kata dalam novel, semakin tinggi dan baik pendidikan sangat penulis maka
Kebudayaan
Biasanya unsur kebudayaan bisa berupa bahasa, sistem teknologi, sistem mata pencaharian,
organisasi sosial, sistem pengetahuan, religi, dan kesenian. Unsur kemungkinan akan
Kepercayaan
Keyakinan seseorang dalam sesuatu akan punya pengaruh besar dalam pembentukan sebuah
Latar Belakang
21
Merupakan gabungan dari pengalaman dan pengetahuan, latar belakang penulis sangat
Analisis Struktural
Tema
Tema di cerita Bidadari Santa Monica ini adalah tentang suatu cinta yang begitu kuat dan
suatu penepatan janji, seorang wanita terus terperangkap di dalam duka karena pacarnya
meninggal. Ia juga merasa menyesal karena ia berpikir bahwa ia lah penyebab dari segala
kematian pacarnya itu. Tetapi sampai suatu saat pacarnya mengirimkan dirinya seorang
Alur
Alur yang dipakai oleh pengarang bidadari Santa Monica adalah alur maju mundur atau
campuran, terlihat dari urutan cerita Pelita di Santa Monica kemudian mengulang masa lalu
Latar
Novel Bidadari Santa Monica mengambil latar tempat di Santa Monica, Amerika kemudian
Jakarta seperti ti Kemang, kos an Pelita, butik Efraim, kedai kopi, tempat pemakaman
maupun pom bensin. Untuk latar waktu yaitu pagi hari, siang hari dan malam hari. Latar di
buku Bidadari Santa Monica ini sangat detail sehingga pembaca seperti terbawa dalam
suasana itu.
1. Pelita
2. Efraim
22
3. Bidadari Santa Monica
4. Pak Ian
5. Niki
6. Ovie
7. Joshua
8. Mentari
9. Mama Efraim
Pak Ian, Niki, Ovie, Joshua, Mentari dan mama Efraim merupakan tokoh pendukung. Tokoh
Pelita
Seorang illustrator yang bekerja di sebuah majalah. Mencintai lukisan dan menggambar.
Seorang yang mudah mereka reka ataupun menebak sesuatu tanpa bukti yang kuat. Mudah
Efraim
Seorang pria yang sukses, memiliki kehidupan yang terlihat begitu sempurna. Ia memiliki
segalanya. Berkecukupan, pintar, memiliki orang yang ia cintai sampai akhirnya maut
memisahkan. Seorang yang santai, memiliki banyak akal tetapi terkadang kurang peka.
Seorang pengamen cantik di Santa Monica, Amerika. Memainkan alunan music dengan
harpa. Rambutnya merah cerah, sangat indah dengan mata yang biru kehijau hijauan. Ia
begitu tertarik dengan apa yang di ceritakan Pelita. Orang nya begitu penuh dengan rasa
23
Pak Ian
Orang yang sangat melankolis, perfeksionis dan sangat sensitive. Ia adalah atasan Pelita dan
juga sahabat masa kecil Efraim. Sebenarnya Pak Ian adalah seorang gay yang telah
menyimpan rasa kepada Efraim sejak mereka bersahabat sewaktu kecil. Pak Ian berusaha
Niki
Ia merupakan sahabat terbaik Pelita. Ia selalu ada di saat saat Pelita sedih. Niki adalah orang
yang sangat pengertian dan baik. Ia berusaha menenangkan Pelita setiap Pelita menghadapi
Ovie
Ia merupakan sahabat Pelita di kantor. Mereka merupakan sahabat yang sangat dekat sampai
akhirnya terjadi suatu kesalahpahaman diantara mereka. Sampai akhirnya Ovie memeutuskan
untuk keluar kantor karena sakit hatinya juga terhadap Pak Ian. Ovie merupakan orang yang
Joshua
Ia sebenernya tidak begitu jelas karakteristiknya dalam novel ini karena ia hanya muncul
sekali sekali saja. Tetapi disini tergambarkan sifatnya yang begitu pengertian dan baik.
Karena di saat Pelita membutuhkan Niki ia memaklumi segalanya meskipun semua acara nya
Mentari
24
Ia adalah kaka kandung Pelita. Ia sangat sombong dan suka memamerkan apa yang ia miliki.
Tetapi ketika adiknya bisa memberikan suatu keuntungan ia akan bersikap baik kepada
adiknya.
Mama Efraim
Ia adalah orang yang sangat perfeksionis, angkuh, sombong dan suka menyindir. Mama
Efraim orang yang sangat over protective kepada Efraim sejak papa Efraim meninggal karena
Sudut pandang
Pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama, sudut pandang ini biasanya
menggunakan kata ganti aku atau saya. Dalam hal ini pengarang seakan-akan terlibat dalam
Amanat
Terdapat amanat dari penulis bahwa kita tidak seharusnya terus terperangkap dalam suatu
kesedihan, dan mengajarkan kita bahwa kita harus menghadapi hari baru setiap hari nya,
Gaya Bahasa
Gaya bahasa di novel ini bahasa nya cukup mudah di mengerti. Pengarang menggunakan
bahasa sehari hari agar lebih mudah di cerna. Pengarang menggunakan bahasa bahasa asing
sedikit dalam suatu istilah model sebuah pakaian dan menyebutkan beberapa merk merk
25
Kesimpulan
Novel ini sangatlah mendetail sehingga pembaca bisamerasakan apa yang terjadi
disana, seperti menjadi pelaku disana. Tidak di ketahui jelas tentang pendidikan akhir dari
pengarang novel Bidadari Santa Monica, saya mencari di berbagai sumber tetapi kunjung
tidak menemukan tentang pendidikan akhirnya. Tetapi dari apa yang sudah say abaca, bahasa
yang ia gunakan cukup menggambarkan bahwa ia orang yang cukup berpendidikan tinggi.
Novel ini merupakan novel yang sangat bagus, gaya bahasa nya baik mudah di mengerti
tetapi tetap menggunakan beberapa bahasa yang bisa memebrikan suatu pelajaran baru bagi
kita. Terdapat juga beberapa pengalaman hidup yang dapat membuat kita semua bisa belajar
untuk lebih kuat. Novel yang sangat berbobot meskipun hanya fiksi dan sedikit tidak masuk
akal. Ending nya sangat tidak terduga. Ini sangat baik. Penulis sepertinya mencampurkan
antara kebudayaan timur dan barat. Dan menggunakan keyakinan nya sendiri sebagai
26
Daftar Pustaka
Leirissa Yunadi, Alexandra. Bidadari Santa Monica.Indonesia: Gramedia
http://sobatbaru.blogspot.com/2008/04/pengertian-novel.html
http://www.bukabuku.com/authorscorner/detail/743/alexandra-leirissa-yunadi.html
http://www.goodreads.com/review/show/103927412
http://www.bukukita.com/Cerita-Fiksi/Metropop/72901-Bidadari-Santa-Monica.html
http://book.store.co.id/Bidadari_Santa_Monica__buku_13313.html
27