Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

OLEH :

I MADE KANTA KARUNA


NIM. 1802621026

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR, 2018
1. DEFINISI
Vertigo merupakan suatu gejala dengan sensasi diri sendiri atau sekeliling
terasa berputar yang terjadi secara tiba-tiba (Taylor, 2016) dari ringan hingga
berat yang mengambat aktifitas. Serangan vertigo bisa bervariasi, mulai dari
pusing yang ringan dan muncul secara berkala hingga yang parah dan
berlangsung lama (MacGill, 2017). Serangan yang parah dapat terus
berlangsung selama beberapa hari sehingga penderitanya tidak bisa
beraktivitas dengan normal (Alodokter, 2017).

2. ETIOLOGI
Berdasarkan penyebabnya, vertigo dibagi menjadi dua tipe yaitu (MacGill, 2017):
a. Vertigo perifer
Vertigo terjadi karena adanya gangguan dalam organ keseimbangan pada
telinga bagian dalam. Di dalam telinga bagian dalam terdapat organ kecil yang
berfungsi untuk mengantarkan pesan ke otak serta berespon pada grafitasi yang
disebut labirin. Pesan tersebut yang mengatur keseimbangan seseorang saat
berdiri dan jika terganggu, dapat menyebabkan vertigo. Selain itu terdapat
beberapa penyebab yang dapat memicu vertigo, namun tetap tergolong vertigo
perifer, yaitu:
 Labirinitis yaitu inflamasi yang terjadi di labirin dan saraf vestibular (saraf
yang bertanggung jawab dalam mengkode gerakan serta posisi tubuh)
 Neuronitis vestibular yaitu adanya inflamasi pada saraf vestibular
 Penyakit meniere merupakan penumpukan cairan pada bagian dalam telinga
yang dapat menyebabkan vertigo
 Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) merupakan vertigo yang
disebabkan oleh adanya gangguan dari partikel Kristal kalsium karbonat
pada cairan dalam telinga. Kristal ini merangsang saraf sensorik dan saraf
vestibular saat tubuh digerakkan, berubah posisi, serta gerakan yang tiba-
tiba.
b. Vertigo sentral
Vertigo terjadi karena adanya gangguan pada bagian otak atau sistem saraf
pusat. Gangguan yang mungkin terjadi pada batang otak dan cerebellum
dapat menyebabkan gangguan pada pandangan serta keseimbangan, serta
gangguan pada thalamus akan mengganggu pesan yang menuju serta
meninggalkan otak. Biasanya vertigo dapat terjadi karena migraine dan 40
persen pasien dengan migraine memiliki keluhan vertigo. Hal lain yang dapat
memicu vertigo yaitu stroke, tumor otak, neurotoma, serta multiple sclerosis.

3. PATOFISIOLOGI
4. MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang dialami oleh seseorang yang mengalami vertigo dapat berupa
(MacGill, 2017) (Taylor, 2016):
 Lingkungan yang terasa berputar bahkan saat tidak bergerak
 Pusing
 Kehilangan keseimbangan
 Mual dan muntah
 Perasaan penuh pada telinga
 Nystagmus (gerakan bolamata yang tidak normal)
 Telinga yang mendenging.

5. PENATALAKSANAAN
Hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi vertigo yaitu (NHS, 2015)
 Istirahat yang cukup
 Tidur dengan bantal yang ditinggikan sebanyak dua atau lebih bantal
 Bangun dari tempat tidur perlahan-lahan, duduk di pinggir tempat tidur
sekitar 1 menit, kemudia baru berdiri
 Menggerakkan kepala secara hati-hati
 Melakukan latihan dengan gerakan yang dapat memicu vertigo (otak akan
berangsur-angsur menurunkan gejala).
 Modifikasi lingkungan
Menurut Darmojo dan Martono (2004), lingkungan yang aman di dalam
rumah meliputi kamar mandi yang memiliki pegangan dan mudah dicapai
bila diperlukan, permukaan lantai yang tidak licin, pembuangan air secara
baik sehingga mencegah lantai licin. Selain itu, meja di samping tempat
tidur, lantai dapur terbuat dari bahan yang tidak licin, tumpahan-tumpahan
minuman cepat dibersihkan untuk mencegah terpeleset, tempat
penyimpanan dapat dijangkau dengan mudah, tersedia tempat pijakan yang
stabil untuk mencapai barang yang letaknya tinggi, perabotan diletakkan
sedemikian rupa sehingga jalan lalu lalang tidak terhalang, terdapat ril
pegangan yang kuat dikedua sisi anak tangga, lantai anak tangga tidak licin,
serta barang-barang tidak diletakkan sembarangan di lantai. Penggunaan
alas kaki yang tidak licin juga dapat digunakan untuk memperkecil risiko
jatuh.
 Pada vertigo karena BPPV dapat dilakukan teknik Epley, seperti : Jika
vertigo berasal dari telinga bagian kiri, maka yang dilakukan yaitu :
 Duduk dipinggir tempat tidur kemudian menoleh 45 derajat kekiri
 Berbaring dengan kepala tetap menoleh. Berbaring dapat dibantu oleh
anggota keluarga lain selama 30 detik
 Menoleh kearah sebaliknya (kanan) dengan sudut yang sama yaitu 45
derajat dan tunggu 30 detik.
 Miringkan badan kearah kanan sehingga badan mengarah ke kanan dan
kepala mengarah ke bawah. Menunggu 30 detik
 Perlahan-lahan duduk sekitar beberapa menit.

6. KOMPLIKASI
Berikut ini adalah beberapa bahaya vertigo :
a. Mengancam Nyawa
Penderita vertigo menghadapi resiko yang lebih serius. Kondisi ini terjadi
ketika penderita sedang mengendarai kendaraan. Serangan vertigo saat sedang
menyetir atau mengendarai motor akan menyebabkan penderita mengalami
gangguan konsentrasi. Jika kondisi ini diteruskan maka bisa mengancam nyawa
penderita maupun orang lain yang memakai jalan tersebut.
b. Menyebabkan Penyakit Lain
Vertigo memang bukan termasuk dalam salah satu penyakit tertentu, tapi
gangguan yang menyebabkan vertigo biasanya selalu menjadi gejala awal dari
sebuah penyakit tertentu yang berhubungan dengan otak dan telinga. Biasanya
vertigo juga menjadi penyebab serius dari gejala awal tumor otak. Tumbuhnya
tumor otak ini dapat berupa adanya penyebab sakit kepala yang berkelanjutan.
c. Kehilangan Pendengaran
Gangguan vertigo memang menjadi indikasi serius terhadap gangguan pada
telinga atau organ pendengaran. Infeksi yang terjadi pada bagian dalam telinga
bisa menyebabkan kerusakan organ telinga sehingga penderita bisa kehilangan
pendengaran secara permanen. Kondisi inilah yang harus diwaspadai oleh semua
penderita vertigo.

Anda mungkin juga menyukai