Anda di halaman 1dari 13

KERACUNAN MELAMIN

setiap hari melihat berita, pemberitahuannya selalu berubah terus.


tidak ada yang bisa memberitahu kita secara jelas
sebenarnya apa yang bisa kita makan? apa yang tidak bisa kita makan?
saat ini harus bagaimana?
pertama mau ucapin maaf
karena masalah susu racun ini bener-bener sangat serius/parah
1.SUSU RACUN ITU SEBENARNYA APA?
bahan melamine

bahan ini sebenarnya digunakan untuk membuat keramik piring-piring seperti gambar2 di
bawah ini.

juga bahan pembuat triplex (perabotan rumah) seperti gambar di bawah ini.

bahan melamine ini digunakan di industry. Sama sekali tidak bisa di makan.
2.kenapa bisa muncul di susu ?

susu bubuk adalah terbuat dari susu sapi , kandungan gizi susu sapi yang terpenting adalah
protein. bahan melamine sangat mirip dengan susu bubuk

dengan memasuki bahan ini ke susu bubuk sehingga bisa mengurangi cost susu sapi.
gambar di bawah ini apa sangat mirip susu bubuk. Ini tidak ada rasa , jadi tidak gampang
diketahui.

3.bagaimana diketahuinya?
thn 2007, kucing america , anjing , makanannya yang made in china ketemu ada
kandungan bahan ini.

mulai thn 2008 , bayi-bayi di china sakit batu ginjal makin banyak.

thn2008 bulan 8, susu merek san lu di test , hasilnya ada kandungan bahan ini.

thn 2008 bulan 9, pemerintah new zealand minta pemerintah china membereskan
masalah ini.
thn2008 bulan 9 tgl 21, taiwan ketemu banyak makanan yang ada kandungan bahan
melamine ini

4.bisa bagaimana kalau ke makan/minum?


akan mengalir dan berhenti di dlm ginjal, menjadi batu, menyumbat saluran ginjal.
sangat sakit , orang yang kena menjadi batu ginjal tidak bisa pipis, ginjal jadi bengkak

walaupun batu itu bisa dioperasi buang, tapi bisa menyebabkan ginjal tidak bisa kembali sehat
dari yang sudah terluka.
sampai akhirnya kehilangan fungsi ginjal, jadi harus cuci ginjal, kalau tidak bisa mati karena
penyakit racun air seni
apa itu cuci ginjal? bisa diungkapkan dengan cuci darah.
yaitu mencuci darah di seluruh tubuh, dengan mengeluarkannya kemudian diproses dengan
alat, kemudian dikembalikan ke tubuh.
contoh

Prosesnya membutuhkan waktu sekitar 4 jam . Pesakit berat , cucinya 3 hari sekali, sampai
meninggal
contoh tempat mencuci ginjal

tangan mesti lubangi agar bisa memasukan selang cuci ginjal, seperti contoh
kenapa bayi bisa lebih parah, karena ginjalnya kecil, juga makanan bayi hanya susu
jadi ginjalnya rusak lebih cepat . contoh gambar bayi lagi cuci ginjal

china saat ini sudah ada 13,000 bayi yang masuk rumah sakit

bahan melamine ini makan banyak bisa meninggal lebih cepat, makan dikit lama-lama akan
menjadi batu .
bahan ini akan mengumpul di dalam tubuh. bukan masalah makan banyak atau sedikit , tetapi
sedikitpun tidak boleh di makan.
5.apa yang tidak boleh dimakan/minum?
kalau ada bahan susu bubuk , bisa terpengaruhi
semua harus ingat , yang ada susu bubuk , tidak boleh makan

7.seterusnya harus gimana?


setidaknya dalam setengah tahun ini jangan makan /minum produk yang tersebut di atas.
kalau rumah ada bayi, ganti minum susu asi , atau cari produk lain mengganti.

28 Produk Makanan Ditarik

Badan POM RI menindaklanjuti pengamanan produk susu yang berasal dari China dengan menyurati
Asosiasi Peritel Indonesia tertanggal 23 September 2008, meminta agar melakukan pengamanan
terhadap produk-produk susu serta produk-produk yang mengandung susu dari China. Dilakukan
dengan cara menariknya dari peredaran, menyegel dan melaporkan hasilnya kepada Badan POM RI.

Produk-produk yang diminta ditarik dari peredaran meliputi 28 item yaitu:


1. Jinwel Yougoo susu fermentasi rasa jeruk
2. Jinwel Yougoo aneka buah
3. Jinwel Yougoo tanpa rasa
4. Guozhen susu bubuk fullcream
5. Meiji Indoeskrim Gold Monas rasa coklat
6. Meiji Indoeskrim Gold Monas rasa vanilla
7. Oreo Stick Wafer
8. Oreo Stick Wafer (disebut dua kali, karena ukuran berbeda)
9. Oreo Coklat Sandwich Cookies
10. M&M's kembang gula coklat susu
11. M&M's coklat susu
12. Snicker's (Biskuit-Nougat lapis coklat)
13. Dove Choc kembang gula coklat
14. Dove Choc
15. Dove Choc
16. Natural Choice yogurt Flavoured Ice Bar
17. Yili Bean Club matcha Red Bean ice bar
18. Yili Bean Club red bean ice bar
19. Yili Prestige Chocliz
20. Yili Chestnut Ice Bar
21. Nestle Dairy Farm UHT pure milk
22. Yili High Calcium low fat Milk Beverage
23. Yili High Calcium Milk Beverage
24. Yili pure milk 205 ml
25. Yili Pure Milk 1 L
26. Dutch Lady Strawberry Flavoured milk
27. White Rabbit creamy candy
28. Yili Choice Dairy Frozen yoghurt bar (kembang gula).

APAKAH MELAMIN ITU


Melamin adalah basa organik dengan rumus kimia C3H6N6. Zat ini merupakan trimer dari cyanida.
Bersama dengan formaldehyde melamin digunakan untuk memproduksi resin melamin, plastik
yang sangat tahan panas, dan busa melamin, produk polimer pembersih. Melamin merupakan
metabolit dari cyromazine, salah satu senyawa pestisida.

Melamin ditambahkan ke dalam susu untuk membuat 'seolah-olah' kadar protein dalam susu tinggi.
Hal ini biasa dilakukan pada hewan ruminant (sapi, kerbau, dan lainnya) untuk meningkatkan
asupan nitrogen. Berbeda dengan hewan lainnya, hewan ruminant seperti sapi memperoleh
asupan nitrogen dari proses fermentasi makanan bukan protein (makanan utama sapi adalah
rumput-rumputan) oleh bakteri yang terdapat dalam sistem pencernaan. Nitrogen hasil fermentasi
ini disebut sebagai non-protein nitrogen (NPN). Nah melamin ini dianggap bisa menjadi sumber
non-protein nitrogen (NPN). Meskipun hal ini masih menjadi kotroversi.

Sayangnya, demi mendapat keuntungan lebih, hal ini juga dilakukan pada susu. Melamin ditambahkan
sebagai aditive sumber NPN. Padahal jelas-jelas manusia berbeda dengan sapi dan ruminant lainnya.
Sistem pencernaan manusia tidak memiliki bakteri yang dapat melakukan fermentasi seperti pada sapi.
Alih-alih dapat meningkatkan asupan nitrogen, melamin malah menyebabkan keracunan seperti yang
terjadi di China baru-baru ini.

Selain itu juga penambahan melamin di 'atas kertas' memang betul-betul dapat menaikkan kandungan
protein. Analisa protein biasanya dilakukan dengan metode kjeldahl, mengukur jumlah nitrogen yang
kemudian dikonversi menjadi jumlah protein dengan suatu tetapan standar. Saat dilakukan uji analisa
kandungan protein, hasil menunjukkan kandungan nitrogen yang besar. Padahal sebenarnya angka
tesebut diperoleh bukan hanya dari protein, namun juga melamin. Karena melamin ini memiliki gugus
nitrogen, maka jumlah nitrogen yang terukur akan semakin bertambah dan otomatis akan membuat
kandungan protein seolah-olah tinggi.

Kandungan protein yang tinggi memang biasa dijadikan parameter untuk menentukan kualitas susu.
Sehingga bila di atas kertas suatu produk susu mempunyai jumlah protein yang besar, dapat dikatakan
ia mempunyai kualitas yang baik. Maka produsen-pun berusaha agar produknya memiliki kandungan
protein yang tinggi.

Lantas dimana bahaya zat melamin ini?

Melamin mempunyai LD50 >3000 mg/kg berdasar data percobaan terhadap tikus. Melamin dapat
membuat iritasi bila terhisap dan bila kontak dengan mata atau kulit. Melamin juga dapat
mengakibatkan kerusakan pada reproduksi, kandung kemih, dan batu ginjal. Juga dapat menyebabkan
kanker.

Ini adalah bukti nyata bahwa yang namanya sintetis buatan manusia pasti suatu saat ada
kesalahannya. ASI jauh lebih baik dari susu formula. Ini yang harus di ingat oleh para ibu. Jadi apabila
tidak dalam kondisi darurat (misal: ASI tidak keluar) sebaiknya ASI menjadi pilihan utama bagi bayi.

Selain itu juga, hati-hatilah pada alat makan yang terbuat dari melamin. karena seperti halnya plastik,
alat makan dari melamin juga dapat berbahaya dan menjadi tempat bermigrasinya zat-zat berbahaya
ke dalam makanan. Baca tentang bahaya alat makan dari melamin di
http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=286&Itemid=3
Bahaya Kanker Di Balik Melamin Murah ! Oleh Kompas Cyber Media

Saat diperkenalkan di Indonesia pada 1970-an, perlengkapan makan dari bahan


melamin segera memikat konsumen. Ringan dan tak mudah pecah. Praktis dibawa
piknik pula.

Namun, penelitian YLKI mengingatkan kita untuk lebih cermat dan bijak. Sebab, ada yang
berharga murah tapi terbuat dari bahan yang membahayakan kesehatan.

Bagaimana tidak tergiur pada perlengkapan makan berbahan melamin kalau harganya sangat
murah? Bayangkan, produk melamin dari segala jenis dan ukuran hanya dihargai Rp 10.000,-
untuk 3-4 buah. Bahkan di sejumlah hypermarket dan pusat grosir ditawarkan kiloan dengan
patokan sekitar Rp 25.000,-/kg. Sebaliknya, melamin lokal (bermerek Golden Dragon,
Hoover, Onyx, Vanda) berupa sendok, gelas, cangkir, piring, pinggan sampai mangkuk besar
kisaran harganya Rp 2.000,- --- Rp 40.000,-.

Tak heran jika produk melamin murah itu makin mudah dijumpai dalam keseharian. Penjaja
bakso, warung makan, sampai usaha jasa boga beranggaran rendah dengan senang hati mulai
mengganti perangkat makan dari beling dan gelas dengan perlengkapan yang mengurangi
risiko rugi karena pecah ini. Produsen makanan siap saji dari kacang kulit sampai biskuit
bubur bayi pun menyertakan perlengkapan makan dari melamin murah itu dalam kemasan
sebagai hadiah, pemikat calon pembeli.

Namun, uji produk melamin yang dilakukan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)
bekerja sama dengan jurusan Kimia FMIPA, Universitas Indonesia terhadap 10 jenis merek
(empat lokal, enam impor) menunjukkan, tak semuanya memenuhi food grade. Artinya, ada
di antara produk-produk tadi yang mengandung zat berbahaya atau beracun dan bisa
berpindah ke makanan akibat proses pengolahan makanan. Misalnya, dipakai untuk
menyimpan sayur panas.

Pencetus kanker

 Zat berbahaya itu formaldehid namanya. Dalam kadar tinggi bahan ini akan
berdampak buruk bagi kesehatan.

Berdasarkan acuan kesehatan di Inggris, paparan maksimumnya 2 ppm atau 2 mg/l.


Sedangkan Amerika Serikat (AS) menetapkan paparan maksimum untuk jangka panjang 1
ppm dan jangka pendek 2 ppm.

Penelitian laboratorium selama dua tahun oleh Chemical Industry Institute of Toxicology
yang dimulal tahun 1979 menunjukkan, kontak dengan formaldehid menyebabkan kanker
hidung pada tikus. Penelitian ini didukung oleh 36 perusahaan kimia di AS. Tahun 1987
Environmental Protection Agency (EPA) AS menggolongkan formaldehid sebagai zat yang
mungkin memicu kanker.

Beberapa penelitian juga membuktikan, pekerja yang terpapar formaldehid berisiko terserang
kanker lebih besar beberapa kali, apalagi jika berlangsung terus-menerus. AS kemudian
secara tegas menyatakan, formaldehid sebagai pencetus kanker bagi manusia. Uap
formaldehid memicu radang pada mata (perih), hidung, saluran pernapasan atas, batuk,
bronkitis, pneumonia, dan asma.
Kulit yang terpapar formaldehid akan perih dan kemerahan seperti terbakar. Bila air yang
terkontaminasi formaldehid terhirup atau tertelan akan menyebabkan sakit mendalam, luka
bernanah, dan pembusukan pada selaput lendir tubuh (misalnya pada pipi bagian dalam dan
bibir). Gejala keracunan dapat ditandai dengan muntah-muntah, pusing, dan hilang
kesadaran. Kematian bisa terjadi bila formaldehid terminum sampai kadar 30 mg/l.

Pertanyaannya, dari mana datangnya formaldehid ?

Untuk menjawabnya mari kita tengok ke belakang ketika pada 1907 ahli kimia Belgia, Leo
Hendrik Baekeland, menemukan plastik buatan (sintetis) pertama yang disebut bakelite.
Inilah cikal bakal melamin yang awalnya digunakan sebagai bahan dasar pesawat telepon
generasi pertama.

Kemudian senyawa ini dikembangkan dan diterapkan untuk industri perlengkapan rumah
tangga, termasuk perangkat makan.

Pada 1930 - 1940-an, perusahaan-perusahaan di AS macam Cyanamid, Ciba, dan Henkel


mengembangkan senyawa ini untuk industri tekstil sebagai bahan pengisi dan perekat.
Keunggulannya berupa kejernihan, stabil terhadap panas, cahaya, bahan kimia, goresan,
bahkan api !

Faktor inilah yang membuat melamin formaldehid makin luas digunakan pada tahun-tahun
awal pasca-Perang Dunia 11. Antara lain digunakan pada industri kayu lapis untuk
memperkuat dan mempercantik produk-produknya.

Lokal asli

Jadi, memang dari sononya formaldehid sudah nebeng di melamin. Menurut Bambang
Ariwahjoedi, pengajar pada FMIPA ITB, melamin merupakan persenyawaan (polimerisasi)
kimia antara monomer formaldehid dan monomer fenol. Bila kedua senyawa bergabung, sifat
racun formaldehid akan hilang karena terlebur menjadi satu senyawa, yaitu melamin.

Formaldehid dalam senyawa melamin dapat muncul kembali karena depolimerisasi. Akibat
proses ini, formaldehid terlepas menjadi monomer yang bersifat racun. Pemicunya bisa
berupa paparan panas, sinar ultraviolet, gesekan, dan tergerusnya permukaan melamin hingga
partikel formaldehid terlepas.

Meski tahan di rentang suhu 120 derajat celcius sampai 30�C di bawah nol, tapi karena
menyerap panas, melamin tak tahan dipapar panas terlalu tinggi. Apalagi terpapar dalam
jangka waktu lama. Oleh sebab itu melamin tak bisa digunakan dalam microwave.

Persoalan lain, dalam persenyawaan yang kurang sempurna dapat terjadi residu. Sisa
formaldehid dan fenol yang tak bersenyawa itu akan terjebak dalam materi melamin.
Formaldehid yang terjebak inilah yang bisa mengancam kesehatan bila masuk ke tubuh
manusia.

Dari uji produk melamin, melamin lokal dan impor dari Cina mempunyai senyawa berbeda.
Melamin lokal terbuat dari melamin asli, sementara yang impor terbuat dari bahan bukan
melamin, salah satunya urea formaldehid. Kedua senyawa ini dibentuk oleh reaksi
polimerisasi yang menghasilkan fenol.
Senyawa melamin dan urea berasal dan hasil reaksi formaldehid dengan senyawa amino yang
mengandung kelompok senyawa NH2. Susunan kimianya sangat berbeda. Melamin punya
struktur rantai lingkaran sehingga lebih stabil. Ikatan kimia urea formaldehid berupa rantai
lurus, makanya pelepasan formaldehid lebih mudah. Urea formaldehid hanya tahan sampai
suhu 62 derajat celcius hingga lebih mudah pecah atau berubah bentuk pada perlakuan suhu
ekstrem. Urea yang dipanaskan akan menghasilkan formaldehid yang kadar pencemarnya
tergantung pada seberapa kuat ikatan bahannya serta tingkat proses yang dijalankan
produsen.

Untuk menguji kadar formaldehid pada beberapa produk berbahan melamin, YLKI
melakukan dengan beberapa cara.

Pertama, uji rebus. Produk melamin direbus dalam 2 l air selama 30 menit dalam panci
tertutup berlubang kecil untuk menghindari tekanan. Ini untuk memperbandingkan dengan
kebiasaan konsumen menggunakan wadah itu bagi air mendidih, misalnya menyeduh teh,
kopi, atau sebagai wadah bakso kuah dan sup panas yang biasa disantap selama 15 - 30
menit. Juga untuk menguji penggunaan berulang dengan air mendidih.

Kedua, uji kadar formaldehid dengan Pharmacopoeia Standard (Baku Mutu Farmakop).
Hasilnya, seperti yang terungkap dalam Warta Konsumen, September 2004, enam merek
melamin impor Cina ternyata berkadar formaldehid tinggi, 4,76 - 9,22 mg/l. Sementara merek
lokal (Onyx, Golden Dragon, Vanda, Hoover) berkadar kurang dan 0,05 mg/l.

Safe yang tidak aman

 Dari pengujian pula, YLKI mewanti-wanti untuk hati-hati dengan melamin impor
dari Cina yang mencantumkan label aman.

Misalnya, pada mug bertutup merek W Melamin CH 13 tercantum label heat safe. Saat diuji
di laboratorium, hasilnya ternyata bertolak belakang.

Hal semacam ini bisa menyesatkan konsumen yang mempunyai bayi dan biasa
menyucihamakan wadah makanan bayi dengan cara direbus. Maunya aman, tapi justru
berbahaya. Kandungan formaldehid dari mug yang direbus 30 menit ini sangat tinggi (8,82
mg/l).

Agar tak waswas, kita bisa melakukan uji sederhana untuk memastikan apakah perangkat
makan melamin kita asli atau tak memenuhi food grade.

Pertama, uji bakar sederhana. Bakarlah ujung melamin dengan lilin selama 20 detik. Jika
tercium gas formaldehid yang menyengat, berarti tidak memenuhi food grade. Pada melamin
asli hanya tampak gosong tanpa bau formaldehid.

Kedua, uji rebus selama 30 menit sampai satu jam. Melamin palsu (dalam hal ini impor dari
Cina) akan berubah bentuk, meliuk, bahkan rapuh dan mencair. Uap rebusannya pun
menyebabkan mata perih, batuk, dan mual.

Walau sekilas sama, secara fisik kita bisa membedakan melamin asli dan palsu. Melamin asli
lebih tebal dan berat dibandingkan dengan melamin palsu yang lebih terkesan sebagai plastik.
Bila sesama melamin asli dibenturkan, bunyi yang terdengar akan lebih "tebal" dibandingkan
dengan pembenturan antarmelamin palsu. Permukaan melamin asli lebih licin dan berkilau,
sedangkan yang palsu mudah ternoda oleh pangan berwarna (misalnya, teh atau kopi) hingga
warnanya lebih gelap. Walau lama-kelamaan akan kusam juga, melamin asli lebih stabil
ketimbang yang palsu.

Dengan perlakuan dan perawatan benar, perlengkapan makan melamin bisa layak digunakan
6 - 10 tahun. �Ini laporan dari salah satu konsumen,� tutur Dedi Cahyadi, asisten manajer
Research and Development Onyx Design yang mulai berproduksi sejak 1988.

Agar perlengkapan melamin awet, cucilah segera setelah dipakai. Tak masalah apakah
menggunakan pembersih sabun cair atau sabun colek. Yang penting, jangan digosok kasar.
Gunakan spons halus dan hindari penggunaan sabut kelapa, abu gosok, apalagi bahan
penggosok dari logam yang mulai ditawarkan di pasaran.

Kapan sebaiknya peralatan makanan dari melamin ini diafkir ?

Perhatikan permukaannya. Bila mulai banyak ternoda, berubah warna karena pengaruh atau
minuman makanan macam teh, kopi, makanan asam yang lebih mudah terserap, juga bila
mulai kusam dan tergores-gores, sebaiknya pensiunkan saja. Selain mempertimbangkan
keamanan bagi kesehatan, tentu tak elok lagi dipandang. Selera makan mungkin ikut
berkurang. Bekas peralatan makan kita ini masih bisa dimanfaatkan sebagai tatakan pot,
misalnya. *

Amankah Bahan Melamin?

Di banyak toko yang menjual perabot rumah tangga, peralatan makan dan minum yang disebut
melamin relatif mudah ditemukan. Kalau sekitar tahun 1970-1980an melamin masih terbatas warna
maupun coraknya, maka kini desain melamin bisa bersaing dengan barang pecah belah lainnya.
Produk pecah belah melamin begitu banyaknya sehingga barang ini tak hanya bisa dibeli di toko
tetentu, tetapi juga di pasar tradisional sampai di pedagang kaki lima.

Cikal bakal melamin dimulai tahun 1907 ketika ilmuwan kimia asal Belgia, Leo Hendrik Baekeland,
berhasil menemukan plastik sintetis pertama yang disebut bakelite. Penemuan itu merupakan salah
satu peristiwa bersejarah keberhasilan teknologi kimia awal abad ke-20. Pada awalnya bakelite
banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan telepon generasi pertama. Namun, pada
perkembangannya kemudian, hasil penemuan Baekeland dikembangkan dan dimanfaatkan pula
dalam industri peralatan rumah tangga. Salah satunya adalah sebagai bahan dasar peralatan makan,
seperti sendok, garpu, piring, gelas, cangkir, mangkuk, sendok sup, dan tempayan, seperti yang
dihasilkan dari melamin.

Peralatan makan yang terbuat dari melamin di satu sisi menawarkan banyak kelebihan. Selain desain
warna yang beragam dan menarik, fungsinya juga lebih unggul dibanding peralatan makan lain yang
terbuat dari keramik, logam, atau kaca. Melamin lebih ringan, kuat, dan tak mudah pecah. Harga
peralatan melamin pun relatif lebih murah dibanding yang terbuat dari keramik misalnya.

Potensi Formalin

Dengan segala kelebihan melamin, tak heran kalau sebagian orang tidak menyadari bahwa melamin
mempunyai potensi membahayakan bagi kesehatan manusia. Menurut pengajar pada Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung, Bambang Ariwahioedi PhD,
MSc, melamin berpotensi menghasilkan monomer beracun yang disebut formaldehid (formalin).
Selain berfungsi sebagai bahan pengawet, formaldehid juga digunakan untuk bahan baku melamin.
Menurut Ariwahioedi, melamin merupakan suatu polimer, yaitu hasil persenyawaan kimia
(polimerisasi) antara monomer formaldehid dan fenol. Apabila kedua monomer itu bergabung, maka
sifat toxic dari formaldehid akan hilang karena terlebur menjadi satu senyawa, yakni melamin.

Berdasarkan kerja sama penelitian antara Universitas Indonesia dan Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia (YLKI), diketahui kandungan formaldehid dalam perkakas melamin mencapai 4,76–9,22
miligram per liter. ”Permasalahannya, dalam polimerisasi yang kurang sempurna dapat terjadi residu,
yaitu sisa monomer formaldehid atau fenol yang tidak bersenyawa sehingga terjebak di dalam materi
melamin. Sisa monomer formaldehid inilah yang berbahaya bagi kesehatan apabila masuk dalam
tubuh manusia,” ujar Ariwahjoedi.

Dalam sistem produksi melamin yang tidak terkontrol, bahan formaldehid yang digunakan cenderung
tidak sebanding dengan jumlah fenol. Maka, kerap terjadi residu. Ini bukan berarti proses produksi
yang sudah menerapkan well controlled dan tidak menghasilkan residu terbebas dari potensi
mengeluarkan racun. Menurut Ariwahjoedi, formaldehid di dalam senyawa melamin dapat muncul
kembali karena adanya peristiwa yang dinamakan depolimerisasi (degradasi). Dalam peristiwa itu,
partikel-partikel formaldehid kembali muncul sebagai monomer, dan otomatis menghasilkan racun.

Ariwahjoedi menjelaskan, senyawa melamin sangat rentan terhadap panas dan sinar ultraviolet.
Keduanya sangat berpotensi memicu terjadinya depolimerisasi. Selain itu, gesekan-gesekan dan
abrasi terhadap permukaan melamin juga berpotensi mengakibatkan lepasnya partikel formaldehid.
Ariwahjoedi menambahkan, formaldehid sangat mudah masuk ke tubuh manusia, terutama secara
oral (mulut). Formaldehid juga dapat masuk melalui saluran pernapasan dan cairan tubuh.

Monomer formaldehid yang masuk ke tubuh manusia berpotensi membahayakan kesehatan.


”Formalin kan berfungsi untuk membunuh bakteri. Kalau bakteri saja tidak bisa hidup, berarti tinggal
selangkah lagi meracuni makhluk yang lain,” ungkapnya berilustrasi. Formaldehid yang masuk ke
dalam tubuh dapat mengganggu fungsi sel, bahkan dapat pula mengakibatkan kematian sel. Dalam
jangka pendek, hal ini bisa mengakibatkan gejala berupa muntah, diare, dan kencing bercampur
darah. Sementara untuk jangka panjang, akumulasi formaldehid yang berlebih dapat mengakibatkan
iritasi lambung, gangguan fungsi otak dan sumsum tulang belakang. Bahkan, fatalnya dapat
mengakibatkan kanker (karsinogenik).

JUMLAH bayi China yang sakit akibat susu yang terkontaminasi senyawa melamin melonjak menjadi
53.000 anak. Produk turunan susu dari China ini, antara lain permen manis yang disukai anak-anak,
beredar luas di Indonesia.

Warta Kota yang mendatangi sejumlah pasar swalayan dan toko di kawasan Kota, Jakarta
Barat, menemukan beragam permen yang diduga mengandung melamin dijual di tempat-
tempat tersebut. ”Dulu memang sempat dipermasalahkan oleh dinas kesehatan karena adanya
bahan melamin. Tetapi hanya sebentar saja karena itu hanya isu yang dibuat-buat,” ujar
seorang pemilik toko di kawasan Kota.

Dia juga mengakui bahwa makanan dan permen tersebut bisa tahan berbulan-bulan apabila
ditaruh di toples yang tertutup rapat dan tidak langsung terkena sinar matahari.

Di Singapura, Brunei, dan Malaysia makanan jenis itu sudah dilarang. Bahkan, Pemerintah
Singapura saat ini tengah menarik 22 produk berbahan susu yang terkontaminasi senyawa
melamin. Melamin adalah bahan sejenis plastik yang bila masuk ke tubuh manusia bisa
menyebabkan gagal ginjal.
Penelusuran Warta Kota, di Jakarta telah lama beredar beberapa merek permen yang
diduga kuat mengandung melamin yakni White Rabbit Creamy, Candy, Kimboy, Classic
Candy, dan Blackcurrant.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), beberapa waktu lalu, mengumumkan bahwa
permen-permen tersebut mengandung formalin. Jika makanan yang mengandung melamin
dan formalin dikonsumsi terus-menerus, dapat menimbulkan penyakit yang membahayakan,
bahkan mematikan.

Seorang karyawan sebuah toko makanan di Pancoran, Jakarta Barat, mengatakan bahwa
barang impor itu sudah beredar luas di Indonesia. Permen tersebut dijual tidak hanya di pasar
swalayan atau toko-toko besar tetapi juga sudah masuk ke warung-warung kecil.

Penambahan melamin pada produk susu sangat berbahaya bagi kesehatan bayi dan anak-
anak. Seperti diberitakan Kompas.com, Hindra Satari, dokter spesialis anak dari Departemen
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo, bayi maupun anak-anak yang mengonsumsi susu yang tercemar melamin
dapat mengalami gangguan metabolisme.

”Organ tubuh yang paling cepat mengalami gangguan metabolisme adalah ginjal yang
berfungsi membuang racun. Jika konsentrasi racun, dalam hal ini melamin, terlalu tinggi, hal
itu akan mengganggu fungsi ginjal. Akibatnya, ginjal pada bayi dan anak-anak gagal
berfungsi dan sulit diobati,” kata Hindra.

Dokter spesialis penyakit dalam dari FKUI-RSCM Ari Fahrial Syam menyatakan,
penggunaan melamin pada susu bisa menimbulkan serangan akut pada saluran pencernaan, di
antaranya muntah dan mencret. ”Efek pertama yang timbul adalah gangguan pencernaan,”
ujarnya. Gangguan berikutnya yang muncul adalah gangguan pada fungsi otak, hati, ginjal,
mata, dan telinga, dan yang paling berbahaya adalah bisa bisa menyebabkan kematian.

Hindra dan Ari menegaskan, BPOM harus memperketat pengawasan atas produksi dan
pemasaran produk pangan secara berkala. BPOM bertanggung jawab terhadap keamanan
produk pangan yang dikonsumsi masyarakat.

Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi berpendapat
serupa. Menurutnya, BPOM harus segera mengadakan uji petik terhadap produk pangan
berbahan dasar susu terutama produk asal China. ”Sebagai lembaga yang kompeten, BPOM
harus melakukan upaya preventif, cek ke lapangan apakah produk impor dari China yang
beredar juga terkontaminasi melamin,” ujarnya saat dihubungi semalam.

Tulus menambahkan, jika memang ditemukan produk yang terkontaminasi melamin,


BPOM harus menarik produk tersebut dari pasaran. ”Kalau memang ada, importirnya harus
diusut. Polisi juga harus turun tangan dan menangkapnya, karena ini adalah tindakan pidana,”
tegasnya.

Korban melamin

Di China, empat bayi tewas dan puluhan ribu bayi jatuh sakit karena mengonsumsi susu
yang tercemar senyawa melamin. Tragedi ini sempat ditutup-tutupi selama sebulan karena
saat itu China tengah menyelenggarakan Olimpiade Beijing. ”Anak-anak dengan gagal ginjal
akut telah mencapai 158,” kata Menteri Kesehatan Chen Zhu dalam sebuah konferensi pers di
Beijing baru-baru ini.

Skandal susu ini membuat Pemerintah China menarik produk turunan susu yang sudah siap
diekspor, dipecatnya para pejabat terkait, dan ditahannya seorang pemimpin perusahaan susu,
serta membuat para petani susu membuang susu karena minimnya permintaan akan susu dan
ditutupnya sejumlah pabrik pengolahan susu.

Sebuah penyidikan yang dilakukan Pemerintah China memperlihatkan, seperlima dari 109
produsen makanan memproduksi susu yang tercemar melamin. Seorang pejabat di China
mengatakan bahwa para pejabat telah menunda laporan keracunan itu selama bulan Agustus.
Laporan tersebut dikhawatirkan mengganggu Olimpiade Beijing bila dipublikasikan pada
saat itu juga.

Ribuan orangtua di China berdatangan ke rumah sakit untuk memeriksakan bayi mereka.
Polisi di Provinsi Hebei menangkap enam penjual senyawa melamin dan 12 pemasok susu
yang dituduh telah menambahkan senyawa kimia itu pada susu yang mereka jual ke pabrik
susu bubuk.

Pemerintah China telah mencoba menenangkan warga akan ekspor susu bubuk tercemar ke
lima negara berkembang. Dikatakan, sejauh ini tidak ada masalah yang dilaporkan.
Pemerintah bekerja keras untuk mengatasi masalah itu. Lima negara, Yaman, Banglades,
Myanmar, Gabon, dan Burundi, telah mengimpor susu bubuk dari dua perusahaan China
yang produknya tercemar.

Anda mungkin juga menyukai