Anda di halaman 1dari 44

KERUGIAN & BAHAYA

SUSU FORMULA BAGI BAYI


Retno Kusumastuti
KERUGIAN SUSU FORMULA

• Komposisi tidak sesuai


• Tidak praktis
• Tidak ekonomis
• Mudah terkontaminasi
• Mudah terjadi salah pengenceran
• Dapat dipalsukan
• Dapat ditambahkan zat berbahaya
• Menambah polusi

Retno Kusumastuti 2
SUMBER BAHAYA SUSU
FORMULA
• Kandungan susu formula
(komposisi, kontaminasi)
• Perlengkapan (botol, dot)
• Sanitasi / akses air
• Pemeliharaan ternak sapi
• Pembiayaan  tidak
ekonomis

Retno Kusumastuti 3
Kandungan susu formula

• Asal : susu sapi yg komposisinya


diubah sehingga “menyerupai” ASI
• Saat ini, sufor di (+) taurin,
nukleotida,Fe, DHA, AA, sfingomielin,
alfa-lactalbumin,dll  BUKTI bahwa
dalam susu sapi banyak zat ASI yg
tidak ada/kurang.
• Komposisi dalam sufor tidak berubah
sesuai kebutuhan bayi.

Retno Kusumastuti 4
Perbedaan komposisi protein
ASI dan susu sapi

Susu sapi
Kandungan ASI (g/L)
(g/L)
Protein total 8.9 33.1
- Casein 2.5 27.3
- Whey 6.4 5.8
- alfa-lactalbumin 2.6 1.1
- beta-lactoglobulin - 3.6

Retno Kusumastuti 5
Perbedaan komposisi mineral
ASI dan susu sapi
Mineral ASI Susu sapi
Natrium (mg) 15 58
Kalium 57 145
Beban
Calsium 35 130 ginjal
Fosfor 15 120
Ferrum (mcg) 100 70
Mangan (mcg) 4-8 40-160

Menghambat serotonin otak 


gangguan perilaku s/d psikosis
Retno Kusumastuti 6
Kasus kontaminasi

USFDA pada April 2002 memperingatkan :


 Infeksi Enterobacter sakazaki pd susu
bubuk bayi
 Satu penelitian menemukan bakteri pd
14% sampel
 Menyebabkan : sepsis, meningitis, NEC
 Angka kematian 33%

Retno Kusumastuti 7
Kasus kontaminasi

 FDA berpendapat : susu bubuk


BUKAN produk komersil yg steril
 Susu formula bubuk TIDAK
dianjurkan untuk bayi prematur,
anak dengan gangguan sistem
imun, anak dari ibu HIV+

Retno Kusumastuti 8
Kasus kontaminasi

Penelitian di IPB th 2003 (liputan 26


Februari 2008) :
 Sampel 22 kaleng susu formula
bayi, 14 bubur susu
 Hasil : terkontaminasi bakteri
E.sakazaki 20% pd susu formula
bayi, 40% pada bubur susu.

Retno Kusumastuti 9
Contoh pemberian makanan pd BBL
(prelaktal) di sebuah kab tertinggal di
Indonesia
• Makanan diberikan dlm 3 hari pertama setelah
lahir (29%)
• Makanan yg diberikan : 72.5% susu formula,
17% madu. Sisanya : air tajin, air nira, nasi
papak (<5%)
• Bidan desa dilaporkan sebagai penganjur
utama pemberian makanan prelaktal (43%).
• Alasan pemberian makanan prelaktal : ASI
tidak/belum keluar (70.5%), bayi menangis
terus (17%), dan merasa ASI tidak cukup
(10%) Retno Kusumastuti 10
Jakarta ?

• < 50% bayi baru lahir yang


langsung disusui
• Bayi < 6 bulan : ASI Ekslusif 28%
• Durasi ASI eksklusif : 18 hari !!!
• Penyakit utama : ISPA, diare, BP

(survei pengetahuan, perilaku dan


cakupan thn 2006)
Retno Kusumastuti 11
Penelitian Mercy Corps-UI
tahun 2007 di Jakarta Utara

• Penolong persalinan : 94.2% petugas


kesehatan (Dr, bidan, perawat)
• Penganjur prelakteal : 64% petugas
kesehatan (BPS 26.2%, perawat 15.5%,
bidan PKM 12.6%, bidan RS 9.7%)
• Menyusui dalam 1 jam pertama : 17.9%

Retno Kusumastuti 12
...penelitian thn 2007

• Diberi botol 24 jam pertama : 53.9%


• Diberi prelakteal 3 hari pertama : 64.2%
(66% sufor; sisanya madu, susu kental
manis, susu sapi segar)
• Sebab diberi susu prelakteal : ASI tidak
keluar 51.5%, bayi menangis terus
23.5%

Retno Kusumastuti 13
Kerugian pemakaian BOTOL

• Higiene botol ??
• Plastik  apakah food grade ?
(6 kelompok plastik + 4
tambahan = 10 jenis)
• Mudah aspirasi
• Memerlukan BBM & air untuk
mensterilkan

Retno Kusumastuti 14
JENIS PLASTIK

1. PET = Polyethylene  wadah air mineral,


sekali pakai, bukan utk air panas/hangat,
dapat kelaurkan zat karsinogenik
2. HDPE = High Density Polyethylene 
buram, tahan panas, sekali pakai, melepas
anti mono-trioksida
3. PVC = Polyvinyl Chloride  sulit didaur
ulang (500 thn?), plastik
pembungkus/botol, toksik bagi ginjal/hati

Retno Kusumastuti 15
...JENIS PLASTIK

4. LDPE = Low Density Polyethylene 


dari minyak bumi, wadah
makanan/plastik kemasan/botol
lembek, kuat, tembus cahaya, dapat
didaur ulang, sulit bereaksi kimia dg
makanan.
5. PP = Polypropylene  botol transparan
berawan, stabil terhadap suhu tinggi,
terbaik untuk simpan makanan/botol
minum bayi
Retno Kusumastuti 16
...JENIS PLASTIK

6. PS = Polystyrene  tempat makan


styrofoam, dihindari karena styrene bisa
bereaksi dg makanan, sulit didaur ulang,
bahaya utk otak/sistem syaraf,
mengganggu produksi estrogen.
7. Other (lainnya), ada 4 jenis :
- SAN = Styrene Acrylo Nitrile
- ABS = Acrylonitrile Butadiene Styrene
- PC = Polycarbonate
- Nylon
Retno Kusumastuti 17
...JENIS PLASTIK

• Jenis “Other” dipakai untuk alat rumah


tangga, onderdil mobil, komputer,
elektronik BUKAN utk makanan.
• PC  sering dipakai utk gelas, botol
susu, kaleng kemasan, kaleng sufor 
mengeluarkan bisphenol-AA  merusak
hormon, kromosom ovarium, me<
produksi sperma
• Hati2 pada pemanasan/microwave

Retno Kusumastuti 18
• Lebih aman :
 Stainless steel
 Kaca
 Keramik
 Kayu
 Batok kelapa

Retno Kusumastuti 19
• Dianjurkan :
 botol susu bayi : kaca, plastik jenis 5
atau 4
 cangkir bayi : stainless, silikon, plastik
jenis 5 atau 4
 dot : silikon, karena tidak
karsinogenik seperti latex
 botol susu/cangkir bayi berpenghisap
: jangan jenis 7 (PC), bila PC 
JANGAN panas !
 alat makan : jangan plastik
Retno Kusumastuti 20
Kerugian DOT

• Sebabkan bingung puting


• Maloklusi gigi
• Aspirasi
• Karena pendek, susu
tergenang di rongga mulut 
Karies dentis (nursing bottle
caries), tonsilitis, otitis media.

Retno Kusumastuti 21
Akses ke AIR
• BPS 2006 : 40% penduduk Indonesia BAB
di kali/sawah/kebun
• Jakarta : <50% punya akses ke pipa air
 90% air sumur dangkal terkontaminasi
bakteri coli
 Jakarta Utara : cuci botol dan dot tiap 3
hari

DAPATKAH BOTOL DAN DOT HIGIENIS ?


Retno Kusumastuti 22
Fasilitas sanitasi di Asia Tenggara

1. Singapura 100%
2. Thailand 96%
3. Filipina 83.06%
4. Malaysia 74.70%
5. Myanmar 64.48%
6. Indonesia 55.43%

(Data Bappenas thn 2005)


Retno Kusumastuti 23
Peternakan sapi

• Peternakan menyumbang :
18 % pemanasan global (transportasi
hanya 13%)
9% CO2, 65% NO, 37% gas metana

 NO yang dihasilkan oleh kotoran


ternak, 296 kali lebih berpotensi
menimbulkan efek rumah kaca daripada
CO2 (FAO, November 2006)

Retno Kusumastuti 24
...peternakan sapi

• India : diperlukan 135 juta sapi betina perah


untuk menggantikan ASI  sapi tsb
membutuhkan lahan 43% dari seluruh
daratan India.
• Meksiko : 1 kg susu bubuk dihasilkan dari
12.5m2 hutan tropis
• Mengorbankan tanah produksi makanan
pokok / hutan  pengurangan hutan 
erosi dan kerusakan lapisan ozon.

Retno Kusumastuti 25
TIDAK EKONOMIS !

• AS : bila semua ibu tidak menyusui


 dlm 1 tahun membutuhkan 86
ribu ton timah utk membuat 550
juta kaleng susu bayi dan 1230 ton
label kertas.
• Inggris : bila semua ibu menyusui
 hemat 3000 ton/tahun utk kertas

Retno Kusumastuti 26
Produksi susu formula bayi

• Indonesia : semua produsen susu


formula adalah Perusahaan Modal
Asing, bahan baku susu sapi 70%
diimpor (Selandia Baru & Australia).
Pakan ternak sapi berupa
konsentrat, masih diimpor.

Retno Kusumastuti 27
Ketahanan pangan di Indonesia

• Beberapa komoditas masih impor :


Gandum 100%
Garam 50%
Bawang putih 90%
Susu 70-80%
Daging sapi 35%
Beras, gula, kedelai, jagung 30%

Retno Kusumastuti 28
Susu formula MEMISKINKAN
keluarga miskin
Penghasilan rata-rata penduduk
Indonesia :
 97 juta orang (> 42%) : < 2 US$ per
hari (Rp 600.000,- / bulan)
 38.5 juta orang (16.7%) : < 1.55 US$
(di bawah garis kemiskinan)
 Keperluan seorang bayi, minimal 7
kaleng/bulan x Rp 60.000=Rp 420.000
Retno Kusumastuti 29
Jumlah penduduk Indonesia

Tahun 1990 40 juta


1930 60 juta
1960 65 juta
1990 180 juta
2000 210 juta
2040 400 juta
 Pasar dalam negeri besar 
diincar produsen luar negeri.

Retno Kusumastuti 30
Hutang Luar Negeri
Indonesia (dalam miliar US$)

• Maret 2009 (IEI,BPK)  bayi


baru lahir menanggung
hutang luar negeri Rp 7.5 juta

Retno Kusumastuti 31
Produksi & harga susu

• Produksi dalam negeri : 1.2 juta liter/tahun


(memenuhi 20% kebutuhan susu nasional).
• Industri pengolah susu menyerap >90%
produksi susu peternak, 5% langsung
diserap masyarakat.
• Harga jual susu dr peternak ke industri Rp
3.300/liter  konsumen membeli susu di
pasaran harga Rp 12.000/liter.

Retno Kusumastuti 32
Program kerjasama produsen
sufor dg tenaga kesehatan
• Program kemitraan eksklusif
tujuan : meningkatkan kualitas peserta
program, komunitas eksklusif, meningkatkan
loyalitas peserta program
• Program sahabat baruku
tujuan : meningkatkan jumlah peserta
potensial baru, menarik peserta kemitraan
eksklusif, kaderisasi BPS potensial (minimal 5
partus/bulan
Retno Kusumastuti 33
Kerjasama dg produsen
sufor...
• Program tumbuh kembang
sasaran : puskesmas (KIA), poli
anak  apresiasi jasa rekomendasi
& sarana penunjang (TV, alkes,dll)

Retno Kusumastuti 34
Contoh kemitraan eksklusif
“Srikandi”
• Syarat :
1. Partus rata-rata per bulan memenuhi persyaratan
2. Mempunyai no rek bank (a/n sendiri)
3. Eksklusif menggunakan produk SF X
4. Memenuhi persyaratan pembelian produk SF x
setiap bulannya
5. Eksklusif mendisplay produk SF X
6. Tidak bekerja sama dg pihak lain dalam bentuk
apapun,selama mengikuti program
7. Rutin melaporkan data partus/bulan, disertai
alamat & keterangan pelengkap lainnya
Retno Kusumastuti 35
contoh kemitraan...
8. Mengisi & menandatangani formulir kepesertaan.
9. Bersedia mengikuti semua ketentuan s/d program
berakhir.
KEWAJIBAN :
1. Memenuhi persyaratan kepesertaan program.
2. Bila terjadi/ditemukan penyimpangan yang
dilakukan ybs, kepesertaan BPS tsb dihentikan.
3. Setiap 3 bulan dievaluasi oleh tim PT. SF X. Bila
ternyata partus/pembelian produk (kumulatif
per 3 bln) tidak memenuhi persyaratan, maka
peserta akan ditinjau kembali kelas kepesertaannya.

Retno Kusumastuti 36
Contoh kemitraan...

• Syarat pembelian produk :


Susu bayi < 3 bulan : wajib pada setiap
partus.
Susu bumil buteki : 25% dari jumlah pasien
Susu rendah laktosa : minimal 10% partus
Susu BBLR : minimal 10% partus
Sereal : 25% dari pasien imunisasi
Susu lanjutan : 25% dari pasien imunisasi
Susu > 1 tahun : 15% dari pasien imunisasi
Retno Kusumastuti 37
Contoh kemitraan...
REWARD
Kategori Jasa srikandi
wisata
partus XG XSH XV
11-15 750.000 1.000.000 1.250.000 DN
16-20 1.000.000 1.250.000 1.500.000 DN
21-25 1.250.000 1.500.000 1.750.000 DN
26-30 1.500.000 1.750.000 2.000.000 LN
31-35 1.750.000 2.000.000 2.250.000 LN
36-40 2.000.000 2.250.000 2.500.000 LN
41-45 2.250.000 2.500.000 2.750.000 LN
46-50 2.500.000 2.750.000 3.000.000 LN
51-55 2.750.000 3.000.000 3.250.000 LN
56-60 3.000.000 3.250.000 3.500.000 LN
Retno Kusumastuti 38
Retno Kusumastuti 39
Retno Kusumastuti 40
Retno Kusumastuti 41
Retno Kusumastuti 42
Retno Kusumastuti 43
Retno Kusumastuti 44

Anda mungkin juga menyukai