Anda di halaman 1dari 13

PT.

TASPEN (PERSERO) JAMBI

Pengelolaan Asuransi/ Jaminan


Kecelakaan Kerja
Kepala Cabang Taspen Jambi : (Endang Lestariningsih)

Jambi, 12 Oktober 2017


Asuransi/ jaminan kecelakaan kerja adalah
perlindungan atas risiko kecelakaan kerja atau
penyakit akibat kerja berupa perawatan, santunan,
dan tunjangan cacat (PP no 70 tahun 2015)

Cakupan manfaat JKK meliputi; perawatan


(pelayanan kesehatan), santunan (kompensasi
kehilangan nilai ekonomi), dan tunjangan
kecacatan (kehilangan kemampuan bekerja)

Kecelakaan kerja juga dapat menyebabkan kematian,


sehingga keluarga/ ahli waris akan kehilangan nilai
ekonomis peserta yang meninggal, maka keluarga/ ahli
waris yang tidak mandiri, berhak mendapatkan santunan
kematian dan biaya perawatan jika ada

Korban kecelakaan juga dapat mengalami cacat pasca


perawatan, sehingga tidak dapat kembali bekerja di
posisi/ kedudukan semula, maka diperlukan santunan
sebagai kompensasi kehilangan nilai keekonomian ybs
Pengelolaan Asuransi/ Jaminan Kecelakaan Kerja

Prinsip Utama pengelolaan JKK adalah:


1. Bersifat wajib bagi seluruh ASN
2. Risiko spesifik, yaitu kecelakaan (sesuatu yang tidak diharapkan)
3. Karakteristik risiko sesuai dengan bidang kerja peserta
4. Harus ada cidera dan diketahui penyebabnya adalah unsur
ketidaksengajaan

Kedudukan PT. Taspen (persero) adalah:


Penanggung Risiko (risk taker)
Asuradur (insurer)
Pengelola program (risk manager)
Pemerintah adalah:
Pemberi Kerja
Pemegang Kontrak/ Polis (policy Holder)
Aparatur Sipil Negara
Penerima Manfaat
Peserta
Pengelola Risiko/ Risk Taker
✤ Risiko sepenuhnya ditanggung oleh PT. Taspen (persero)

✤ Diperlukan pedoman pelaksanaan untuk menerjemahkan pengertian


yang telah diatur dalam PP sebagai acuan petugas pelaksana,
misalnya:

✤ pengertian perawatan sampai sembuh

✤ batasan cacat fisik dan mental yang mengganggu pekerjaan

✤ definisi dan kriteria penyakit akibat kerja (akibat langsung dari


pekerjaan)

✤ Pedoman teknis sangat diperlukan untuk menjaga akuntabilitas, dan


objektivitas program yang diamanahkan ke PT. Taspen (persero)
Pengelola Risiko/ Risk Taker
✤ Sebagai Penanggung Risiko, PT. Taspen (Persero) wajib mengusahakan agar kesehatan
perusahaan tidak terganggu, namun manfaat peserta sesuai peraturan perundangan yang
berlaku

✤ Prinsip-prinsip manajemen risiko seperti:

✤ avoid the risk

✤ minimized/ modified the risk

✤ transfer the risk (reasuransi)

✤ Risiko yang harus diperhatikan adalah risiko murni (pure risk) dan risiko tidak alamiah (non pure
risk):

✤ risiko murni (pure risk):

✤ katastrofik

✤ musibah kecelakaan massal

✤ Risiko tidak murni (non pure risk):

✤ inflasi biaya kesehatan

✤ back up dari reasuransi


Pengelola Risiko/ Risk Taker
✤ Regulasi PT. Taspen (persero) sebagai risk taker:

✤ PP no 70 tahun 2015 pasal 18 ayat 2

✤ Penetapan tewas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) sesuai
dengan kriteria yang ditentukan

✤ Perka BKN No 51 tahun 2016 tentang:

✤ Pedoman Penetapan Kriteria Kecelakaan Kerja, Cacat, Dan


Penyakit Akibat Kerja, Serta Kriteria Penetapan Tewas Bagi
Aparatur Sipil Negara
Asuradur
✤ JKK dan JKM menggunakan prinsip asuransi sosial,
karena:

✤ Population rating

✤ Gotong Royong

✤ Pooling Risk

✤ Tidak menggunakan Polis, karena bekerja menurut


regulasi Pemerintah
Asuradur
✤ Analogi:

✤ Pemberi Kerja: Pemerintah

✤ Pemegang Polis: Pemerintah/ Pemberi Kerja

✤ Tertanggung: Aparatur Sipil Negara (ASN)

✤ Penerima Manfaat:

✤ ASN

✤ Ahli Waris ASN


Risk Manager
✤ Pengelolaan risiko memerlukan risk management/
pengendalian risiko

✤ Prinsip pengendalian risiko:

✤ Avoid The Risk

✤ Minimized the risk

✤ accepted the risk

✤ transfer the risk


Risk Manager
✤ Avoid the risk:

✤ menghindari risiko

✤ Tidak mungkin dihindari

✤ Minimized the Risk:

✤ Identifikasi jenis-jenis risiko

✤ Accepted the risk:

✤ SOP pelayanan

✤ Standard tarif

✤ Verifikasi klaim

✤ Transfer the Risk:

✤ Reasuransi
Pengelolaan Program JKK dan JKM
✤ Produk baru PT. Taspen (persero)

✤ Pola pengelolaan dan pelayanan sangat berbeda dengan Jaminan Hari Tua
(JHT)

✤ JKK dan JKM lebih sulit, karena:

✤ ragam manfaat (perawatan, santunan, dan tunjangan cacat)

✤ diperlukan sarana dan prasarana yang memadai untuk pengelolaan


program tersebut

✤ Wajib memiliki SDM yang memahami seluk beluk pelayanan kesehatan


yang terkait dengan manfaat perawatan untuk kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja
Pengelolaan Program JKK dan JKM
✤ Tantangan Pengelolaan:

✤ Pengenalan jenis risiko dan potensi risiko

✤ Rancangan pengendalian risiko

✤ Pengendalian risiko

✤ profilling risiko

✤ Peningkatan kompetensi SDM pada pengelolaan risiko


JKK dan JKM
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai