Anda di halaman 1dari 25

1

PENILAIAN CACAT DAN


KOMPENSASI AKIBAT
KECELAKAAN KERJA
RATNA SETYANINGRUM
BAGIAN K3 PSKM FK UNLAM
2
KOMPETENSI KHUSUS
SETELAH MENGIKUTI PERKULIAHAN INI
MAHASISWA AKAN MAMPU MENJELASKAN
PENILAIAN CACAT AKIBAT KECELAKAAN KERJA,
DAN MENGHITUNG PERHITUNGAN KOMPENSASI
AKIBAT KECELAKAAN KERJA.
KLASIFIKASI 3

KECELAKAAN KERJA
Kecelakaan industri (industrial accident), kecelakaan di
tempat kerja karena hazard.

Kecelakaan dalam perjalanan (commuting accident), kecelakaan di


luar tempat kerja yang berkaitan dengan hubungan kerja.
4
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 64 TAHUN 2005
TENTANG
PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN
PEMERINTAH
NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG
PENYELENGGARAAN
PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
5

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 24 TAHUN 2011
TENTANG
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

1 JANUARI 2014, BPJS KETENAGAKERJAAN


6

UU 24/11 Dibentuk BPJS

Ps. 5 BPJS KESEHATAN


BPJS KETENAGAKERJAAN

jaminan kecelakaan kerja

TDD jaminan hari tua


jaminan pensiun
jaminan kematian
7
PASAL 68

Pada saat berubahnya PT Jamsostek (Persero) menjadi BPJS


Ketenagakerjaan ,
Ketentuan Pasal 8 sampai dengan Pasal 15 Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 14,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3468)
dinyatakan tetap berlaku sampai dengan beroperasinya BPJS
Ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64.
8

pengusaha memiliki kewajiban untuk membayar iuran jaminan


kecelakaan kerja yang berkisar antara 0,24% - 1,74% sesuai
kelompok jenis usaha.
jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan kompensasi dan
rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada
saat dimulai berangkat bekerja sampai tiba kembali dirumah atau
menderita penyakit akibat hubungan kerja.
Iuran untuk program JKK ini sepenuhnya dibayarkan oleh
perusahaan.
Perincian besarnya iuran berdasarkan kelompok jenis usaha
sebagaimana tercantum pada iuran.
Pasal 22 9
(1) Jaminan kematian dibayar sekaligus kepada janda atau
duda atau anak, yang meliputi:
a. santunan kematian diberikan sebesar 60% x80 bulan upah
b. santunan berkala sebesar Rp200.000,- (dua ratus ribu rupiah)
diberikan selama 24 (dua puluh empat) bulan;
c. biaya pemakaman sebesar Rp2.000.000,- (dua juta rupiah).
(2) Dalam hal janda atau duda atau anak tidak ada, maka
jaminan kematian dibayar sekaligus kepada keturunan
sedarah yang ada dari tenaga kerja, menurut garis lurus ke
bawah dan garis lurus ke atas dihitung sampai derajat kedua.
Lanjutan
10
(3) Dalam hal tenaga kerja tidak mempunyai keturunan sedarah
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), maka jaminan
kematian dibayarkan sekaligus kepada pihak yang ditunjuk
oleh tenaga kerja dalam wasiatnya.

(4) Dalam hal tidak ada wasiat, biaya pemakaman dibayarkan


kepada pengusaha atau pihak lain guna pengurusan
pemakaman.

(5) Dalam hal magang atau murid, dan mereka yang


memborong pekerjaan, serta narapidana meninggal dunia
bukan karena akibat kecelakaan kerja, maka keluarga yang
ditinggalkan tidak berhak atas jaminan kematian.
LAMPIRAN II 11
I. BESARNYA JAMINAN KECELAKAAN KERJA.

A. Santunan.

1. Santunan Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB)


a. 4 bulan pertama 100%x upah sebulan,
b. 4 bulan kedua 75% x upah sebulan dan
c. bulan seterusnya 50% x upah sebulan.
Lanjutan
2. Santunan cacat: 12
a. santunan cacat sebagian untuk selama-lamanya dibayarkan secara
sekaligus (lumpsum) dengan besarnya %sesuai tabel x 80 bulan
upah;Slide 17

b. santunan cacat total untuk selama-lamanya dibayarkan secara


sekaligus (lumpsum) dan secara berkala dengan besarnya santunan
adalah:
1. santunan sekaligus sebesar 70% x 80 bulan upah;
2. santunan berkala sebesar Rp200.000, - (dua ratus ribu rupiah)
selama 24 (dua puluh empat) bulan;

c. santunan cacat kekurangan fungsi dibayarkan secara sekaligus


(lumpsum) dengan besarnya santunan adalah:
% berkurangnya fungsi x % sesuai tabel x 80 bulan upah.
3. Santunan kematian 13
Santunan kematian dibayarkan secara sekaligus (lumpsum) dan
secara berkala dengan besarnya santunan ad/:
a. santunan sekaligus sebesar 60% x 80 bulan upah, sekurang-
kurangnya sebesar santunan kematian;

b. santunan berkala sebesar Rp200.000,- (dua ratus ribu rupiah)


selama 24 (dua puluh empat) bulan;

c. biaya pemakaman sebesar Rp2.000.000,- (dua juta rupiah).


B. Pengobatan dan perawatan sesuai dengan biaya yang
14
dikeluarkan:
1. Dokter;
2. Obat;
3. Operasi;
4. rontgen, laboratorium;
5. perawatan Puskesmas, Rumah Sakit Umum Kelas I;
6. Gigi;
7. Mata;
8. jasa tabib/sinshe/tradisional yang telah mendapatkan ijin resmi dari
instansi yang berwenang.

Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk satu peristiwa kecelakaan


tersebut pada B1 sampai dengan B8 dibayarkan maksimum
Rp20.000.000,- (dua puluh juta rupiah).
dan Pergantian Gigi tiruan Rp. 2.000.000,- (Maksimum)
C. Biaya rehabilitasi 15

Biaya Rehabilitasi diberikan satu kali untuk setiap kasus dengan patokan harga yang
ditetapkan oleh Pusat Rehabilitasi RS Umum Pemerintah dan ditambah 40% dari
harga tersebut, serta biaya rehabilitasi medik maksimum sebesar Rp 2.000.000,-
Prothese/alat penganti anggota badan
Alat bantu/orthose (kursi roda)
E. Ongkos pengangkutan TK dr t4 kejadian KK ke RS16
diberikan penggantian biaya sbb:

1. Bilamana hanya menggunakan jasa angkutan darat/sungai/danau maksimum


sebesar Rp750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).
2. Bilamana hanya menggunakan jasa angkutan laut maksimal sebesar Rp1.000.000,-
(satu juta rupiah).
3. Bilamana hanya menggunakan jasa angkutan udara maksimal sebesar
Rp2.000.000.- (dua juta rupiah).
D. Penyakit yang timbul karena 17
hubungan kerja
Besarnya santunan dan biaya pengobatan/perawatan sama dengan
A dan B.
18
19
KASUS 20
Seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja pada kegiatan
pembangunan jembatan. Akibat kejadian itu, ia menderita
cacat pada lengan kiri dari siku ke bawah. Upah pekerja
Rp3.000.000,- per bulan. Semua bentuk laporan disampaikan
pada Badan penyelenggara sejak pekerja mengalami
kecelakaan. Pekerja tersebut dirawat di RS dan harus beristirahat
selama 2 bulan. Biaya2 P3K & RS sebesar Rp12.300.000,- sudah
dibayar oleh pengusaha. Bagaimana hak tenaga kerja tersebut?
Santunan cacat ; 30% x 3.000.000 x 80 bulan = 72.000.000
STMBSementara : 2x 3.000.000 = 6.000.000
21
Biaya RS = 12.300.000
Transport = 700.000
Total = Rp 91.000.000,00
22

Gaji: Rp.3.000.000,-
cacat pada lengan kiri dari siku ke bawah (30%)
Dirawat di RS biaya Rp.12.300.000,-
Istirahat 2 bulan
Hak?
23

STMB:
2X Rp.3.000.000,- = Rp.6.000.000,-
Cacat sebagian selama-lamanya
30% (80xRp.3.000.000,-)= Rp.72.000.000,-
Perawatan RS=Rp.12.300.000,-
Transportasi= Rp.750.000,-
Rp. 91.050.000,-
24
25

Cacat total dan permanen adalah keadaan yang


disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan yang
menyebabkan seseorang:
Tidak mampu melakukan pekerjaan, mengisi jabatan atau
melaksanakan profesi, atau tak mampu mencari nafkah
selamanya; atau
Kehilangan bagian dari tubuh atau fungsi totalnya, dengan
minimum dua anggota tubuh seperti di bawah ini:
- Kedua anggota gerak atas
- Kedua anggota gerak bawah
- Kedua mata

Anda mungkin juga menyukai