Melamin adalah bahan kimia yang biasa digunakan sebagai campuran dalam pembuatan
plastik.
Enam produk makanan yang mengandung susu asal Cina tersebut adalah susu bubuk full
cream Guozhen, dua jenis Oreo Stick Wafer, dua jenis produk kembang gula, dan biskuit
Snickers.
Adapun sebanyak tiga belas produk lain yang ditengarai terkontaminasi melamin sejauh
ini belum ditemukan di pasaran.
"Karena ini barang-barang impor dari Cina dan mengandung bahan susu, maka kita
melakukan pemeriksaan. Barang-barang ini diimpor dalam bentuk barang jadi dari Cina," kata
Husniah Rubiana Tamrin Akib, Kepala Badan POM kepada BBC.
Menurutnya, produk Oreo yang mengandung melamin itu merupakan produk yang
dimpor dari Cina.
Tetapi sebagian besar produk Oreo yang diproduksi di Indonesia.
"Dan ini tidak menggunakan susu dari Cina tetapi dari tempat lain." tambah Husniah.
BPOM tidak mengetahui sudah berapa lama produk yang mengandung melamin ini
sudah berada di pasar Indonesia.
"Kita hanya mendapatkan pemberitahuan dari Organisasi Kesehatan Dunia, WHO
tanggal 16 September bahwa produk makanan yang mengandung susu dari Cina mengandung
melamin." tambah Husniah.
Menurut BPOM, karena tidak ada standar pemeriksaan terhadap melamin, maka
pemerintah Indonesia sudah meminta keterangan langsung dari Cina mengenai kapan produkproduk itu ditambahi melamin.
Namun diakui oleh Husniah, mereka belum mendapatkan keterangan resmi apapun
langsung dari Cina.
"Kita dapat kabar juga yang masih simpang siur bahwa bahan melamin ini dicampurkan
ke produk susu sejak sebelum Olimpiade. Tetapi kita sudah mengirim surat resmi ke Cina," kata
ketua BPOM ini.
Tidak impor susu bayi
Ketika ditanya mengenai dampak dari produk mengandung melamin ini, Husniah
mengatakan bahwa selama ini Indonesia tidak pernah mengimpor bahan susu ataupun produk
susu bayi dari Cina.
"Susu bayi kita berasal dari bahan di dalam negeri, ataupun kalau diimpor kebanyakan
berasa dari Australia dan Selandia Baru."
Menurutnya, BPOM sedang berusaha mencari sampel-sampel produk dari Cina untuk
diuji, namun mengalami kesulitan guna mencari produk tersebut di pasaran.
Beda dengan perkakas
Melamin yang dipermasalahkan adalah senyawa organik bersifat basa dengan rumus C3H6N6,
kandungan nitrogennya sampai 66 persen, biasa didapat sebagai kristal putih. Melamin biasanya
digunakan untuk membuat plastik, lem, dan pupuk.
Plastik dari melamin, karena sifat tahan panasnya, digunakan luas untuk perkakas dapur. Jadi,
melamin yang kini diributkan berbeda dengan melamin plastik perkakas. Melamin yang
diributkan ini adalah bahan dasar plastik melamin.
Berdasarkan informasi di situs WHO, pencampuran melamin pada susu berawal dari tindakan
pengoplosan susu dengan air. Akibat pengenceran ini, kandungan protein susu turun. Karena
pabrik berbahan baku susu biasanya mengecek kandungan protein melalui penentuan kandungan
nitrogen, penambahan melamin dimaksudkan untuk mengelabui pengecekan agar susu encer tadi
dikategorikan normal kandungan proteinnya.
Berita seputar produk makanan dan minuman yang mengandung melamin akhir-akhir ini
santer diberitakan, baik oleh media cetak maupun elektronik. Produk yang berasal dari negeri
tirai bambu ini telah ditarik peredaraanya dan pemerintah pun telah mengumumkan produkproduk apa saja yang mengandung bahan berbahaya ini.
Masyarakat dalam hal ini konsumen, selayaknya mengetahui apa dan bagaimana suatu
produk yang mengandung melamin. Karena dengan demikian masyarakat akan lebih selektif
untuk mengkonsumsi jenis produk makanan. Berikut sekilas informasi mengenai bahan melamin
ini.
Apa itu melamin?
Melamin adalah basa organik dengan rumus kimia C3H6N6. Zat ini merupakan trimer
dari cyanida. Bersama dengan formaldehyde melamin digunakan untuk memproduksi resin
melamin, plastik yang sangat tahan panas, dan busa melamin, produk polimer pembersih.
Melamin merupakan metabolit dari cyromazine, salah satu senyawa pestisida.
Sejarah Melamin.
Konon awal mula penemuan melamin dimulai tahun 1907. Waktu itu ketika Leo Hendrik,
ilmuwan kimia asal Belgia, Baekeland, berhasil menemukan bahan buatan, tiruan atau sintetis,
yang sekarang dikenal dengan nama plastik. Pada tahun itu hampir semua orang sangat senang
dengan produk sitetis atau bahan plastik, karena bentuknya cantik, tahan pecah dan murah
dibanding bahan gelas. Penemuan plastik merupakan penemuan bersejarah dalam dunia material
sintetis di abad 20.
KARENA ingin menjadikan seolah kandungan proteinnya tinggi, produk susu di China
dicampuri melamin. Tidak tanggung-tanggung, sekurangnya empat bayi meninggal dunia dan
sampai hari ini dilansir sudah lebih dari 13.000 bayi harus dirawat.
Sebenarnya kasus yang mirip pernah terjadi secara luas tahun lalu akibat pengoplosan melamin
ke dalam makanan hewan dari China. Akibatnya, ratusan anjing dan kucing mati serta ribuan
lainnya menderita penyakit gagal ginjal.
Apakah melamin itu? Samakah dengan melamin yang dipakai untuk peralatan makan
kita? Apakah bahayanya? Pelajaran apa yang dapat ditarik dari kasus ini? Tulisan singkat berikut
akan mencoba memberikan jawaban atas hal-hal itu.
Beda dengan perkakas
Melamin yang dipermasalahkan adalah senyawa organik bersifat basa dengan rumus
C3H6N6, kandungan nitrogennya sampai 66 persen, biasa didapat sebagai kristal putih. Melamin
biasanya digunakan untuk membuat plastik, lem, dan pupuk.
Plastik dari melamin, karena sifat tahan panasnya, digunakan luas untuk perkakas dapur. Jadi,
melamin yang kini diributkan berbeda dengan melamin plastik perkakas. Melamin yang
diributkan ini adalah bahan dasar plastik melamin.
Berdasarkan informasi di situs WHO, pencampuran melamin pada susu berawal dari
tindakan pengoplosan susu dengan air. Akibat pengenceran ini, kandungan protein susu turun.
Karena pabrik berbahan baku susu biasanya mengecek kandungan protein melalui penentuan
kandungan nitrogen, penambahan melamin dimaksudkan untuk mengelabui pengecekan agar
susu encer tadi dikategorikan normal kandungan proteinnya.
Data keamanan melamin
Penambahan melamin ke makanan tidak diperbolehkan oleh otoritas pengawas makanan
negara mana pun. Walaupun seperti diberitakan Kompas, studi tentang efek konsumsi melamin
pada manusia belum ada, hasil ekstrapolasi dari studi pada hewan dapat digunakan untuk
memperkirakan efek pada manusia.
Hal itu telah tampak, bila melamin bergabung dengan asam sianurat (yang biasa juga
terdapat sebagai pengotor melamin) akan terbentuk kristal yang dapat menjadi batu ginjal. Batu
ginjal ini telah tampak pada hewan-hewan korban kasus pengoplosan melamin tahun lalu. Batu
ginjal inilah yang dapat menyumbat saluran kecil di ginjal yang kemudian dapat menghentikan
produksi urine, gagal ginjal, bahkan kematian.
Telah diketahui juga bahwa melamin bersifat karsinogen pada hewan. Gejala yang
diamati akibat kontaminasi melamin terdapat pada darah di urine, produksi urine yang sedikit,
atau sama sekali tidak dihasilkan, tanda-tanda infeksi ginjal, dan tekanan darah tinggi.
Melamin memang tidak dapat dimetabolisme oleh tubuh. Data keselamatan menyatakan,
senyawa ini memiliki toksisitas akut rendah LD50 di tikus, yaitu 3.161 mg per kg berat badan.
Pada studi dengan menggunakan hewan memang dikonfirmasi, asupan melamin murni yang
tinggi mengakibatkan inflamasi kandung kemih dan pembentukan batu kandung kemih.
Food and Drugs Administration (Badan Makanan dan Obat) Amerika Serikat
menyatakan, asupan harian yang dapat ditoleransi (tolerable daily intake/TDI) melamin adalah
0,63 mg per kg berat badan. Pada masyarakat Eropa, otoritas pengawas makanannya mengeset
standar yang lebih rendah, yaitu 0,5 mg per kg berat badan.
Seberapa parah kontaminasi yang terjadi? Dari inspeksi yang dilakukan di China, dari
491 batch (kelompok) yang dites, 69 di antaranya positif mengandung melamin, berkisar dari
0,09 mg per kg susu sampai 619 mg per kg susu. Bahkan ada yang mencapai 2.563 mg per kg.
Dengan konsumsi susu formula per kg berat badan bayi sekitar 140 g sehari, kalau bayi
mengonsumsi susu yang terkontaminasi akan menerima asupan melamin 0,013-86,7 mg per kg
berat badannya.Bahkan, kalau mengonsumsi susu yang terkontaminasi 2.563 mg melamin per kg
susu, dapat mencapai asupan 358,8 mg per kg berat badannya. Jauh melampaui batas
toleransinya!
Bayi China yang menderita sakit ginjal karena mengkonsumsi susu bermelamin
(foto bawah). Melamin dalam susu akan mengakibatkan timbulnya batu pada ginjal yang
akan mengganggu fungsi ginjal karena tersumbatnya saluran ginjal oleh batu-batu, lamakelaman akhirnya penderita mengalami gagal ginjal. Penderita gagal ginjal (gambar bayi
2) mau tidak mau harus melakukan cuci darah seumur hidup untuk menetralisir racunracun dalam darah yang tidak bisa lagi dinetralisir oleh ginjal yang telah rusak, atau harus
melakukan transplantasi ginjal.
dan
-
Tidak ada produk susu formula bayi dari China yang didaftarkan di Badan POM
diedarkan
di
Indonesia.
Produk susu formula bayi dan produk susu olahan yang diproduksi di Indonesia
aman
untuk
dikonsumsi.
Dalam mewaspadai kemungkinan adanya impor ilegal susu formula bayi yang
tercemar melamin dari China, Badan POM dan seluruh Balai Besar/Balai POM sejak
tanggal 18 September 2008 sudah melakukan pemeriksaan di sarana distribusi dan
pengecer
di
seluruh
Indonesia
untuk
diamankan.
Untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan mengkonsumsi susu dan produk
susu yang tercemar melamin dari China, Badan POM telah membuat surat edaran kepada
para
-
distributor
dan
pengecer
untuk
1. Segera melakukan pengamanan terhadap produk susu serta produk yang mengandung
susu dari China, dengan cara menariknya dari peredaran, menyegel dan melaporkan
hasilnya
kepada
Badan
Pengawas
Obat
dan
Makanan
RI.
2. Segera melakukan pengamanan terhadap produk-produk di bawah ini sampai ada
penjelasan lebih lanjut dari Badan Pengawas Obat dan Makanan RI.
PRODUK CHINA MENGANDUNG SUSU YANG TERDAFTAR DI BADAN POM
Jenis
Pangan
No
Merk
No Registrasi
Jinwei Yougoo
Susu
ML
Fermentasi 206509001378
Jinwei Yougoo
Susu
ML
Fermentasi 206509002378
Jinwei Yougoo
Susu
ML
Fermentasi 206509003378
Guozhen
Susu Bubuk
ML
Full Cream 805309001478
Es Krim
ML
305509001116
Es Krim
ML
305509002116
Oreo
Stick Wafer
ML
227109001450
Oreo
Stick Wafer
ML
827109002450
Oreo
Chocolate
ML
Sandwich
227109001552
Cookie
10
M&Ms
Kembang
ML
Gula
237409005385
11
M&Ms
Kembang
ML
Gula
237409002385
Biskuit
ML
227109009385
12
Snickers
13
Dove Choc
Kembang
ML
Gula
237409001385
14
Dove Choc
Kembang
ML
Gula
237409003385
15
Dove Choc
Kembang
ML
Gula
237409004385
16
Merry X-mas
Kembang
ML
Gula
238409003311
17
Penguin
Kembang
ML
Gula
238409005311
18
Makanan
Ibu Hamil
ML
dan
862109001322
Menyusui
19
Nestle Milkmaid
Selai Susu
ML
234709002206
Keterangan
Keterangan
1 Natural Choice
Yili Prestige
Chocliz
Nestle dairy
Farm
Yili High
Calcium
Yili High
Calcium
10
Yili (1 L)
11
Dutch Lady
12 White Rabbit
13
Yili Choice
Terhadap sampel produk China mengandung susu yang ditemukan, Badan POM
melakukan pengujian laboratorium terhadap melamin.
Sejak tanggal 18 September 2008 impor produk China mengandung susu sudah
dihentikan. (Sumber: BPOM RI)
( Sumber: http://www.mediakonsumen.com/Artikel13379.html )
-
STOP PRESS !
12 PRODUK MAKANAN ASAL CINA BEREDAR DI INDONESIA POSITIF
MENGANDUNG MELAMIN
Jakarta, Kompas (28-9-2008) Sebanyak 12 produk asal Cina yang
beredar di Indonesia , berdasarkan pengujian Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM), positif mengandung melamin . Dari 12 produk tersebut, 6
produk terdaftar pada BPOM dan 6 produk lainnya masuk secara ilegal ke
Indonesia, tetapi banyak ditemukan di pasaran.
Demikian disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari
dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu (27/9/08). Kepala BPOM Husniah Rubiana
Thamrin Akib juga hadir memberikan keterangan.Menkes menegaskan, baik susu maupun produk makanan mengandung
susu yang diproduksi di dalam negeri tidak ada yang menggunakan susu impor
dari China .
Daftar 6 Merk Produk China Mengandung Melamin
Terdaftar di BPOM
1. Guozhen Pine Pollen Calcium Milk (susu bubuk full cream, dipasarkan lewat
MLM).
2. Oreo Stick Wafer (hanya yang buatan China/impor, produk buatan Indonesia
aman).
3. Oreo Stick Wafer (impor). Jumlah kandungan melamin lebih banyak dari
Oreo (2)
4. M & Ms Peanuts Chocolate Candies (kembang gula, kemasan kuning).
Efek melamin
Melamin
Cikal bakal melamin dimulai tahun 1907 ketika ilmuwan kimia asal Belgia, Leo Hendrik
Baekeland, berhasil menemukan plastik sintesis pertama yang disebut bakelite. Penemuan itu
merupakan salah satu peristiwa bersejarah keberhasilan teknologi kimia awal abad ke-20.
Melamin merupakan suatu polimer, yaitu hasil persenyawaan kimia (polimerisasi) antara
monomer formaldehid dan fenol. Apabila kedua monomer itu bergabung, maka sifat toxic dari
formaldehid akan hilang karena telah terlebur menjadi satu senyawa, yakni melamin.
Pada awalnya bakelite banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan telepon
generasi pertama. Namun, pada perkembangannya kemudian, hasil penemuan Baekeland
dikembangkan dan dimanfaatkan pula dalam industri peralatan rumah tangga. Salah satunya
adalah sebagai bahan dasar peralatan makan, seperti sendok, garpu, piring, gelas, cangkir,
mangkuk, sendok sup, dan tempayan, seperti yang dihasilkan dari melamin.
Peralatan makan yang terbuat dari melamin di satu sisi menawarkan banyak kelebihan.
Selain desain warna yang beragam dan menarik, fungsinya juga lebih unggul dibanding peralatan
makan lain yang terbuat dari keramik, logam, atau kaca. Melamin lebih lebih ringan, kuat, dan
tak mudah pecah serta mudah dibersihkan. Harga peralatan melamin pun relatif lebih murah
dibanding yang terbuat dari keramik misalnya.
Potensi Bahaya Melamin
Sebagaimana saya sebutkan di atas melamin merupakan senyawa polimer yang
merupakan gabungan monomer formaldehide (formalin) dan fenol yang apabila komponen
penyusun melamin tersebut dalam komposisi yang seimbang kelihatan aman tetapi harus
diwaspadai seringkali dalam pembuatan melamin proses pencampurannya sering kali tak
terkontrol. Apabila komposisi antara formaldehide dengan fenol tidak seimbang maka aka terjadi
residu, yaitu monomer formaldehide atau fenol yang tidak bersenyawa sempurna. Sisa monomer
formaldehide inilah yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Selain itu senyawa melamin rentan terhadap panas dan sinar ultravilet yang dapat
mendepolimerisasi melamin menjadi monomer formaldehide dan fenol. Gesekan terhadap
peralatan melamin juga berpotensi melepaskan residu formaldehide yang terperangkap
sebelumnya. Sehingga meskipun kontrol pembuatan peralatan melamin sudah baik masih
menyimpan bahaya bagi kesehatan.
Formaldehide atau yang kita kenal sebagai formalin merupakan desinfektan yang sering
pula digunakan sebagai bahan pengawet mayat yang sangat mudah masuk ke dalam tubuh lewat
jalur oral/mulut, saluran pernafasan dan pembuluh darah. Formaldehid yang masuk ke dalam
tubuh dapat mengganggu fungsi sel, bahkan dapat pula mengakibatkan kematian sel.
Pengaruh akut/segera pada mereka yang teracuni formalin adalah gejala iritasi dan alergi
(mis: mata berair, kemerahan, mual, muntah, diare, kencing campur darah, rasa terbakar, gatal,
pusing bahkan bisa tidak sadarkan diri).
Sedangkan pengaruh kronis dari keracunan formalin dapat mengakibatkan iritasi yang
parah, kerusakan fungsi hati, ginjal, syaraf dan organ lainnya. Pada hewan coba formalin
mempunyai efek karsinogenik (menyebabkan kanker/ keganasan), pada manusia diyakini akan
menimbulkan efek serupa. Sebagai efek kronis, efek ini tidak tampak segera tapi baru muncul
setelah terjadi akumulasi formalin karena konsumsi / terpapar cemaran formalin dalam jangka
lama.
Bagi mereka yang menampakkan gejala akut keracunan formalin berikan pertolongan
pertama dengan pemberian karbon aktif (norit), jangan rangsang untuk muntah karena bisa
menyebabkan iritasi yang berat. Setelah itu segera bawa korban ke rumah sakit.
Pencampuran melamin pada susu atau produk susu sungguh merupakan suatu kejahatan
serius, selain mereka telah mengencerkan kandungan susu (dengan harapan keuntungan yang
berlipat) juga membahayakan kesehatan para konsumen. Mudah-mudahan pemerintah dapat
mengatasi kasus ini dengan tepat dan kiranya masyarakat perlu diberikan penjelasan tentang
kandungan berbahaya dari zat-zat lainnya bila bercampur dengan makanan.
Guozhen dengan nomor pendaftaran ML 805309001478. Karena itu BPOM akan berkoordinasi
dengan Departemen Perdagangan untuk mengamankannya, jelas Menkes Dr. Siti Fadilah Supari.
Tujuan Melamin ditambahkan ke dalam susu adalah untuk membuat seolah-olah
kadar protein dalam susu tinggi.
Hal ini biasa dilakukan pada hewan ruminant (sapi, kerbau, dan lainnya) untuk
meningkatkan asupan nitrogen. Berbeda dengan hewan lainnya, hewan ruminant seperti sapi
memperoleh asupan nitrogen dari proses fermentasi makanan bukan protein (makanan utama
sapi adalah rumput-rumputan) oleh bakteri yang terdapat dalam sistem pencernaan. Nitrogen
hasil fermentasi ini disebut sebagai non-protein nitrogen (NPN). Nah melamin ini dianggap bisa
menjadi sumber non-protein nitrogen (NPN). Meskipun hal ini masih menjadi kotroversi.
Sayangnya, demi mendapat keuntungan lebih, hal ini juga dilakukan pada susu. Melamin
ditambahkan sebagai aditive sumber NPN. Padahal jelas-jelas manusia berbeda dengan sapi dan
ruminant lainnya. Sistem pencernaan manusia tidak memiliki bakteri yang dapat melakukan
fermentasi seperti pada sapi. Alih-alih dapat meningkatkan asupan nitrogen, melamin malah
menyebabkan keracunan seperti yang terjadi di China baru-baru ini.
Ini adalah bukti nyata bahwa yang namanya sintetis buatan manusia pasti suatu saat ada
kesalahannya. ASI adalah pilihan terbaik dibanding dari susu formula. Jadi bila tidak dalam
kondisi darurat (misal: ASI tidak keluar) sebaiknya ASI tetap menjadi pilihan utama bagi bayi.
Selain itu juga, hati-hatilah pada alat makan yang terbuat dari melamin. karena seperti
halnya plastik, alat makan dari melamin juga dapat berbahaya dan menjadi tempat bermigrasinya
zat-zat berbahaya ke dalam makanan
Sumber Jawapos dan Depkes