Langkah Pengerjaan Dengan Excel
Langkah Pengerjaan Dengan Excel
Tabulasi data diperlukan untuk mempermudah kita dalam mengolah data pada Ms.
Excel. Urutkan data seperti gambar berikut:
3. Rf merupakan risk free. Dalam contoh ini, saya menggunakan BI Rate sebagai
pengukur return investasi bebas risiko. Perlu sobat ketahui, kekeliruan sering
terjadi dalam mengambil data BI Rate. Pada penelitian ini
menggunakan return bulanan, maka ambillah data BI Rate setiap bulannya.
Dalam kondisi tertentu, pada satu bulan bisa terdapat 2 atau lebih data BI Rate,
maka data yang sobat masukkan ke dalam tabulasi data adalah rerata dari
BI Rate pada bulan tersebut.
Dimana:
Pt = Close Price pada periode t
Pt-1 = Close Price periode t-1
Hitunglah return individual (setiap emiten) dan Indeks Pasar menggunakan formula
tersebut. Selanjutnya hitung return asset bebas risiko (Rf atau BI Rate) menggunakan
formula berikut:
Dimana:
Rft = Risk Free periode t
BI Rate merupakan tingkat keuntungan investasi aset bebas risiko selama 1 tahun.
Untuk mendapatkan return maka BI Rate dibagi 12 bulan setelah itu di kali 1/100
karena satuan return yang saya gunakan pada return saham dan pasar adalah kali,
maka satuan return BI Rate juga dalam kali (Bukan prosentase).
Perhitungan return individual, pasar, dan asset bebas risiko dapat dilihat pada gambar
berikut:
1. Hitung return individual pada Ms. Excel dengan formula berikut: =(B8-B7)/B7
2. Hitung return pasar pada Ms. Excel dengan formula berikut: =(M8-M7)/M7
Dimana:
E(R) = Expected Return
Ri = Actual return saham i
n = Jumlah Periode actual return saham i
Pada Ms. Excel dihitung menggunakan fungsi average, contoh untuk Expected
return AALI: =average(O8:O139). Lakukan cara ini untuk menghitung Expected
return atau E(R) individual, IHSG, dan Rf.
Dimana:
= Varian dari saham i
Ri = Return saham i
E(R) = Expected return
n = Jumlah periode actual return saham i
Dimana:
βi = Beta Saham i
σim = Kovarian atau standar deviasi saham i dan pasar
σm = Standar deviasi pasar
Pada Ms. Excel 2013, Variance Error Residual dihitung menggunakan fungsi
matematika, contoh Variance Error Residual saham AALI: =O144^2*Z142+O142. Lakukan
cara ini untuk menghitung variance error residual setiap emiten saja. Jika proses
perhitungan benar, maka didapat E(R), Varian, Alpha, Beta, dan Variance error
residual setiap emiten seperti gambar di bawah ini:
Dimana:
= Excess return saham i
= Actual return saham i
= Risk Free atau Return aset bebas risiko
Pada Ms. Excel 2013, Excess return dihitung menggunakan fungsi matematika,
contohnya excess return AALI: =O8-AA8. Lakukan cara ini untuk menghitung excess
return individual setiap emiten. Selanjutnya dihitung rerata excess return setiap emiten
menggunakan formula pada Tahap 3 di atas.
Dimana:
= Excess Return to Beta Individual
= Rerata excess return saham i
= Beta saham i
Excess return to beta pada Ms. Excel 2013 dihitung menggunakan fungsi matematika,
contohnya ERB AALI: =AB140/O144. Lakukan cara ini untuk menghitung ERB setiap
emiten.
Dimana:
= Expected Return saham i
= Rerata risk free
= Beta saham i
= Variance Error Residual saham i
Pada contoh ini, nilai A i dan Bi pada Ms. Excel dapat dihitung menggunakan fungsi
matematika pada Excel. Saya contohkan menghitung A i AALI sebagai
berikut: =AB140*O144/O145. Sedangkan BiAALI sebagai berikut: =O144^2/O145. Lanjutkan cara
ini untuk menghitung Ai dan Bi setiap emiten saja.
Pada contoh di atas, HMSP termasuk dalam portofolio optimal. Fungsi IF yang
digunakan adalah sebagai berikut: =IF(AS6>AU6,”Optimal”,”-“). Setelah itu, lakukan
cara tersebut sampai emiten ISAT. Jika kita cek secara manual, ERB BDMN dan ISAT
lebih kecil daripada C*. Sedangkan ERB emiten lainnya masih lebih besar daripada C *.
Dimana:
= Skala pembobotan tiap-tiap saham
= Beta Saham i
= Variance error residual saham i
= Excess Return to Beta saham i
= Cut-off Point yang merupakan nilai Ci terbesar
= Porsi saham i dalam portofolio
K = Jumlah saham di dalam portofolio optimal
= Alpha saham i dalam portofolio optimal
= Beta saham i dalam portofolio optimal
Pada tahap ke 14, kita telah melakukan tabulasi data dan menentukan saham mana
yang termasuk dalam portofolio optimal. Dari data tersebut, kita dapat langsung
menghitung Zi, Wi, αpi, βpi, dan saham individual dalam portofolio seperti gambar
berikut:
1. Untuk menghitung Zi, Wi, αpi, βpi, dan menggunakan Excel dapat
menggunakan fungsi matematika. Saya contohkan menghitung Z i HMSP dalam
portofolio: =AQ6/AR6*(AS6-AU6). Wi HMPS dalam portofolio dapat dihitung
dengan fungsi berikut: =AW6/AW15. αpiHMSP dalam portofolio dapat dihitung
menggunakan fungsi berikut: =AP6*AX6. βpi HMSP dalam portofolio dapat dihitung
menggunakan fungsi berikut: =AQ6*AX6. HMSP dalam portofolio dapat
dihitung menggunakan fungsi berikut: =AR6*AX6.
2. Merupakan total Zi, Wi, αpi, βpi, dan dalam portofolio optimal. Data tersebut
dihitung menggunakan fungsi SUM pada Excel. Saya contohkan total Z i dihitung
menggunakan fungsi: =SUM(AW6:AW14). Lakukan perhitungan total Wi, αpi, βpi,
dan menggunakan fungsi SUM tersebut.
Pada Ms. Excel, perhitungan Expected return dan variance portofolio cukup mudah,
hanya menggunakan fungsi matematika. Gambar berikut menunjukkan hasil
perhitungan expected return dan variance portofolio menggunakan Ms. Excel 2013:
1. E(Rm) merupakan expected return market yang telah kita hitung pada TAHAP
3. Copy saja E(Rm) tersebut.
3. merupakan variance market yang telah kita hitung pada TAHAP 4. Copy saja
data tersebut.
4. merupakan varian portofolio atau risiko portofolio optimal pada contoh ini yang
dihitung menggunakan fungsi: =AZ15^2*AZ18+BA15
TINGKAT PENGEMBALIAN (RETURN)
Menurut Fahmi (2014:358), Return adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan,
individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya. Sedangkan
Bodie et., all (2005) mendefinisikan return sebagai penjumlahan sederhana pendapatan
yang diperoleh dari setiap dolar yang diinvestasikan. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa return merupakan tingkat pengembalian yang diperoleh atas investasi yang
dilakukan. Sedangkan tingkat pengembalian yang diharapkan dalam investasi disebut
dengan expected return. Selisih antara actual returndengan expected return disebut
juga dengan abnormal return (return tak terduga). Abnormal return bernilai positif
artinya return yang terjadi lebih besar daripada return yang diharapkan.
Sedangkan abnormal return bernilai negatif artinya return yang terjadi lebih kecil
daripada return yang diharapkan.
Baca Juga: