Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM LARUTAN

PENYANGGA (BUFFER)

DISUSUN OLEH :

BELA SILFIANA ANGGRAENI

XI MIA 1
I. Judul

Praktikum larutan penyangga (buffer)

II. TUJUAN

1. Mengukur pH suatu larutan


2. Menentukan Larutan Penyangga (buffer)

III. Landasan Teori

Larutan penyangga (buffer) adalah larutan yang dapat mempertahankan PH


ketika diberi sedikit asam, basa, ataupun pengenceran.
Komponen larutan penyangga terbagi menjadi :

1. Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Larutan ini dapat
dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari
asamnya. Cara lainnya untuk menghasilkan larutan ini adalah dengan
mencampurkan suatu asam lemah dengan basa kuat dimana asam lemahnya
dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran tersebut akan menghasilkan
garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah tersebut.

2. Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Larutan ini dapat
dibuat dari basa lemah dan garamnya yang merupakan asam konjugasi dari
basanya. Cara lainnya untuk menghasilkan larutan ini adalah dengan
mencampurkan suatu basa lemah dengan asam kuat dimana basa lemahnya dalam
jumlah berlebih. Campuran tersebut akan mennghasilkan garam yang
mengandung asam konjugasi dari basa lemah tersebut.
IV. Alat & Bahan

No. Alat Jumlah


1 Buret 1
2 Statif 1
3 Labu Takar 1
4 Beker Gelas 2
5 Gelas Ukur 1
6 Pipet tetes 2
7 Erlenmeyer 1
8 Corong 1
9 pH meter 1

No. Bahan Jumlah


1 Aquades -
2 Cuka (CH3COOH) 5 ml
3 NaOH 0,1M 60 ml

V. Langkah Kerja
1. Ambil 5 ml Cuka (CH3COOH), ukur di dalam gelas ukur.
2. Masukan Cuka tersebut ke dalam labu takar, lalu encerkan dengan menambahkan
aquades ke dalamnya sampai batas garis yang ada padalabu takar.
3. Tutup labu takar tersbut dan goyangkan agar larutan tercampur merata.
4. Isi Buret dengan larutan NaOH 0,1M sampai batas atas (60ml).
5. Ambil 25ml hasil pengenceran tersebut dan masukan ke dalam beker gelas untuk
dititrasi.
6. Ukur pH larutan tersebut menggunakan pHmeter.
7. Tunggu sampai angkanya konstan kemudian catat hasilnya.
8. Tetesi 1 ml NaOH pada Buret ke dalam larutan tersebut, kemudian aduk dan ukur
pHnya menggunakan pHmeter.
9. Ulangi langkah ke-8 sampai batas ke 20 ml NaOH yang ada pada Buret.
10. Catatlah hasil pH yang didapat tersebut.
VI. Hasil Pengamatan
No. Cuka (CH3COOH) NaOH 0.1M pH
1 - 3,4
2
3
25 ml + 1 ml
+ 1ml
3,5
4
4 + 1ml 4,2
5 + 1ml 4,5
6 + 1ml 4,7
7 + 1ml 5
8 + 1ml 5,3
9 + 1ml 5,8
10 + 1ml 6,8
11 + 1ml 9,9
12 + 1ml 10,7
13 + 1ml 11,1
14 + 1ml 11,3
15 + 1ml 11,5
16 + 1ml 11,7
17 + 1ml 11,8
18 + 1ml 11,9
19 + 1ml 11,9
20 + 1ml 12
21 + 1ml 12

VII. Pembahasan

Larutan penyangga dapat dibuat dari asam lemah dan basa kuat yang akan terbentuk
garam dan air, basa kuat sebagai pereakasi pembatas. Sehingga larutan penyangga
terdiri atas asam lemah dan garamnya.
Pada percobaan yang dilakukan yaitu penambahan NaOH 0,1 M secara bertahap
kepada larutan CH3COOH akan terbentuk suatu larutan buffer asam dengan
persamaan reaksi :

NaOH (aq) + CH3COOH (aq) CH3COONa (aq) + H2O (l)

Berdasarkan hasil percobaan pencampuran CH3COOH dengan NaOH merupakan


salah satu cara untuk membuat larutan penyangga. Pada pengukuran pH dengan
menggunakan pH meter. Hasil yang diperoleh, larutan mengalami kenaikan harga pH
yang tidak terlalu drastis sampai data ke-10 dengan pH 6,8. Akan tetapi ketika pada
data ke-11 dan seterusnya larutan mengalami kenaikan harga pH yang sangat drastis
dari sebelumnya.

Hal ini mungkin dikarenakan oleh beberapa sebab diantaranya adalah kesalahan
dalam pengenceran larutan, atau dalam pengadukan yang tidak merata pada saat
percobaan sehingga keberadaan NaOH tidak merata dan yang terukur bukan pH
larutan buffer tetapi basa NaOH yang lebih dominan atau mungkin juga karena
sebelum dan sesudah pengukuran pH, elektrode yang digunakan kurang penetralan.

Dan ketika mencapai data ke-18 dan 19 pHnya sama yaitu 11,9. Dan data ke-20 dan
21 juga sama yaitu 12. Ini menunjukan bahwa larutan ketika mencapai data tersebut
adalah larutan buffer, yang ditunjukan dengan pHnya yang tidak berubah atau tetap.

VIII. Kesimpulan
1. Dari hasil percobaan larutan penyangga yang terbentuk adalah larutan penyangga
asam,yaitu yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat.
2. Dari grafik yang kami buat dapat disimpulkan bahwa penambahan larutan NaOH
mempengaruhi keadaan pH dimana pH larutan semakin naik ini dikarenakan NaOH
merupakan Basa kuat sedangkan, CH3COOH adalah asam lemah sehingga
mempengaruhi sifat keasaman larutan CH3COOH yaitu sifat keasamannya semakin
turun dengan naiknya pH larutan..

Anda mungkin juga menyukai