Oleh :
Indah Puspita Arum Sari J3L216212
Globalisasi membawa perubahan besar dibidang ekonomi, politik, sosial budaya dan
ekologi antar negara. Salah satu akibat dari globalisasi diantaranya adalah terbentuknya
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), yaitu suatu integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara.
Seluruh negara-negara di kawasan ini menjadi sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis produksi,
sehingga arus barang, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja menjadi tidak ada hambatan dari satu
negara ke negara lainnya di kawasan ini. Dampak positif globalisasi adalah suatu negara akan
dapat bersaing jika sudah memiliki sistem informasi, barang, jasa, dan tenaga kerja yang lebih baik
dibandingkan negara lain. Kondisi sebaliknya, apabila suatu negara tidak memiliki sistem
informasi yang baik, maka akan sulit bersaing dan tertinggal dari negara lain. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja diantaranya adalah tersedianya
standar kompetensi kerja.
Arus informasi, barang, jasa, dan tenaga kerja tidak terkait secara langsung dengan bidang
analisis kimia, tetapi arus barang bisa dikendalikan melalui terapan analis kimia yang profesional.
Contohnya untuk keperluan ekspor, peningkatan kualitas barang, diversifikasi produk, dan
pengendalian mutu industri sangat bergantung pada aktivitas analisis kimia. Analisis kimia bisa
digunakan untuk mengendalikan komoditi yang masuk ke Indonesia dari bahan beracun,
berbahaya, dan tidak halal untuk keperluan impor. Aktivitas penelitian dan aktivitas pemantauan
proses produksi di industri banyak bertumpu pada analisis kimia. Hasil analisis kimia juga
diperlukan untuk kelengkapan dokumen ekspor alam dunia perdagangan,. Selain itu, data hasil
analisis kimia juga mulai digunakan untuk pembuktian di peradilan seperti pemalsuan produk,
adanya bahan beracun dan berbahaya dalam bahan makanan, dan penggunaan bahan baku yang
diharamkan berdasarkan syariat Islam.
Proses pembuktian memerlukan penguasaan iptek analisis kimia yang didukung oleh
sumber daya analis kimia yang profesional untuk menjalankan instrumen-instrumen analitik
modern. Unsur utama untuk memungkinkan perkembangan dan menyetarakan kemampuan tenaga
analisis kimia Indonesia dengan analisis kimia negara-negara maju adalah peningkatan kualitas
dan tingkatan pendidikan vokasi analis kimia. Tanpa analis kimia yang berkualitas dan profesional,
instrumen analitik ultra-modern yang bisa dibeli dari negara-negara maju tidak akan bisa
memberikan manfaat yang berarti. Tersedianya tenaga-tenaga terdidik dan terampil pada bidang
analisis kimia, bisa diharapkan Indonesia akan mampu mengembangkan teknologi analisis kimia,
minimal terapannya, menjadi mendekati kemampuan analisis kimia negara-negara maju. Di sisi
lain, keberadaan tenaga-tenaga analisis kimia berdaya saing tinggi, tidak hanya akan mampu
menghambat arus masuk tenaga kerja analis kimia asing ke Indonesia, tetapi juga akan bisa
memanfaatkan peluang kerja di luar Indonesia. Di era persaingan global ini, kekayaan ilmu saja
yang dimiliki seorang analis itu masih dinilai kurang, banyaknya pesaing
menimbulkan persaingan juga dalam hal lain. Disinilah pentingnya “attitude” seorang analis.
Bagaimanapun juga, setiap orang memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda, meskipun
pembekalan ilmu yang didapat berbagai orang bisa jadi mirip atau sama. Oleh karena itu, makalah
ini akan membahas tentang kode etik profesi analisis kimia.
Etika profesi adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan
professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam
rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat (Adams 2007). Profesi adalah
suatu hal yang harus dibarengi dengan keahlian dan etika. Sebuah profesi hanya dapat memperoleh
kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat
untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi
kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang dikenal sebagai sebuah
profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah
biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai - nilai idealisme dan ujung - ujungnya
akan berakhir dengan tidak adanya lagi respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada
para elite profesional ini. Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan professional
tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak
baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa
yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Kode etik profesi diperlukan untuk menjaga
martabat serta kehormatan profesi dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk
penyimpangan maupun penyalahgunaan keahlian. (Suriani 2008). Tujuan kode etik yaitu
agar professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan
adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak professional.