Awal Abad XX
Penulis:
Apria Putra
Chairullah Ahmad
Design sampul
Tim Kreatif SULUAH
Tata letak:
Pengantar Penulis
i
telah membuka pintu selebar-lebarnya untuk penulis dalam
mengakses karya-karya yang mereka warisi tersebut. Ucapan
terima kasih selanjutkan penulis ucapkan kepada Bapak
Dr. Ahmad Taufik Hidayat yang telah menyokong penulis dalam
hal pengumpulan karya-karya tersebut dan telah pula berkenan
memberikan pengantarkan dalam buku ini. Terima kasih kepada
Dr. Danil M. Chaniago, Bapak Drs. Yulizal Yunus, M. Si (Lemlit
IAIN), Dr. Zaim Rais, MA. dan Ibuk Yulfira Riza, M. Hum, atas
support-nya dalam inventarisasi khazanah Ulama Minangkabau.
Selanjutnya kepada tim kecil “Filologia Sastra Arab `07”, meski
telah berlalu, namun pengalaman bersama dalam melanglang
buana menelusuri bukit dan lembah mencari khazanah Ulama
sangat berarti bagi penulis. Ucapan terima kasih selanjutnya
kepada teman-teman dari Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab
angkatan 2007, yang sedang berjuang menyelesaikan studi
di Fakultas Adab. Selanjutnya kepada adik-adik, laskar pemburu
Naskah kuno dari Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab angkatan
2009, terus berjuang, selamatkan warisan Ulama Silam. Terakhir
terimakasih kepada Komunitas Suluah, tempat penulis belajar
berkarya, dan The Indonesian Heritage Centre (IHC), yang telah
menfasilitasi penerbitan buku ini.
Penutup kalam, semua jerih payah ini dipersembahkan
buat orang-orang terdekat yang penulis cintai: Ayahanda dan
Ibunda, guru-guru penulis dalam lembaga formal maupun non
formal, serta rekan seperjuangan Lastri Rafren dan Rizhasca
Samra. Semoga bermanfaat untuk para pembaca umumnya.
Apria Putra
Chairullah Ahmad
ii
Kata Pengantar
Oleh: Dr. Ahmad Taufik Hidayat*
*
Dosen Sastra Arab dan Filologi Fakultas Adab, IAIN Imam
Bonjol Padang.
masa itu yang mungkin tidak pernah tuntas dibicarakan,
barangkali juga didasari atas rasa penasaran bahwa pendataan-
pendataan yang dilakukan sebelumnya masih jauh dari kategori
memadai. Masih banyak karya-karya penting para Ulama yang
tersebar di sejumlah lokasi dan belum terdata dengan baik. Dalam
spirit semacam itu buku ini hadir. Ditulis oleh dua orang
mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Adab jurusan Bahasa dan
Sastra Arab: Khairullah Ahmad dan Apria Putra, buku ini ingin
menjangkau karya-karya yang belum terdata dalam penelitian-
penelitian sebelumnya. Lebih jauh, apa yang dilakukan oleh dua
orang mahasiswa ini tidak hanya sekedar melakukan pendataan.
Di dalam bibliografi ini juga dijelaskan saling keterhubungan
antara satu tulisan dengan tulisan yang muncul sebelumnya,
terutama dalam wacana perdebatan faham dan polemik
keagamaan. Dengan keleluasaan waktu untuk melanglang
berbagai tempat dan semangat untuk membangun intelektualitas,
mereka melakukan pelacakan ke berbagai lokasi di wilayah
Sumatera Barat, dari situs, pusat dokumentasi, informasi dari
individu, laporan-laporan penelitian dan tempat-tempat lain yang
diduga menyimpan koleksi-koleksi karya-karya Ulama dimaksud.
Oleh karena itu, bukanlah pekerjaan mudah merangkum
dan memetakan sejumlah karya tulis Ulama yang lahir pada
rentang abad XX. Medan perjuangan untuk melakukan upaya itu
terlalu sulit terutama dikarenakan kelangkaan sumber informasi.
Pada umumnya, karya-karya Ulama pada masa itu memang telah
dicetak dan bukan lagi berupa manuskrip yang ditulis dengan
tangan. Tetapi dari sisi kelangkaannya, karya-karya ulama dalam
bentuk cetak ini tidak kalah dibanding dengan manuskrip-
manuskrip yang muncul lebih awal, yang ditulis oleh para ulama
generasi sebelumnya. Oleh karenanya, sebagaimana manuskrip,
upaya konservasi, pendataan dan bahkan membuat rangkumannya
dalam bentuk kumpulan bibliografis seperti yang ada di hadapan
pembaca sekarang, merupakan pekerjaan yang bernilai tinggi. Di
lingkungan IAIN Imam Bonjol Padang, kreatifitas yang
ditunjukkan oleh dua orang mahasiswa ini patut diapresiasi dan
didukung secara kelembagaan, dalam upaya meningkatkan kajian
di bidang-bidang sosial keagamaan, menjadikan IAIN sebagai
central of excellence yang berbasis riset serta bank data bagi
studi-studi keislaman di Sumatera Barat.
Akhirnya secara pribadi, sebagai dosen di Fakultas Ilmu
Budaya Adab, saya turut bersuka cita dengan lahirnya buku ini.
Prolog [1]
Bagian I
Ulama, Faham Agama dan Karya Intelektual [5]
Bagian II
Pemetaan Karya-karya Ulama Minangkabau Awal abad XX [21]
1. Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi [22]
2. Syekh Muhammad Sa’ad Mungka [37]
3. Syekh Muhammad Dalil Bayang [44]
4. Syekh Khatib Muhammad Ali al-Fadani [49]
5. Syekh Thayyib Umar Sungayang [60]
6. Syekh Yahya al-Khalidi Magek [63]
7. Syekh Thaher Jalaluddin al-Falaki [66]
8. DR. Abdul Karim Amarullah [70]
9. Syekh Jalaluddin al-Kusai Sungai Landai [91]
10. Syekh Abdul Wahid Tabek Gadang [93]
11. Syekh Hasan Bashri Maninjau [96)
12. Syekh Muhammad Jamil Jaho [98]
13. Syekh Muhammad Jamil Jambek [105]
14. Syekh Sulaiman ar-Rasuli [110]
15. H. Abdullah Ahmad
16. Syekh Muhammad Zein Batusangkar [150]
vii
17. Syekh Muda Abdul Qadim Belubus [152]
18. Syekh Harun Toboh Pariaman [158]
19. Syekh Ibrahim Musa Parabek [160]
20. Syekh Abu Bakar Ali Naqsyabandi Maninjau [165]
21. Syekh Janan Thaib Bukittinggi [168]
22. Syekh Sidi Jamadi Koto Tangah [171]
23. Abdul Jalil Angku Mudo Bonjol Khatulistiwa
24. Haji Jalaluddin [176]
25. Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim [180]
26. Ust. Zainuddin Labay el-Yunusi [182]
27. Buya H. Sirajuddin Abbas [184]
28. Buya Hamka [186]
29. Buya H. Mansur Dt. Nagari Basa [188]
30. Syekh H. Yunus Yahya Magek [91]
Bagian III
Dinamika Intelektual Ulama Minangkabau dalam Karya-karya
awal abad XX [193]
1. Tarikat (Tasawuf) [193]
2. Fiqih (furu’) [209]
3. Tauhid (Akidah) [212]
Epilog [219]
Lampiran:
Transliterasi Tulisan Syekh Sulaiman ar-Rasuli
“Keadaan Minangkabau Dahulu dan Sekarang” [235]
viii
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
Prolog
1
Mengenai ulama-ulama ini dan sepak terjang mereka dalam
dinamika Islam di Minang-kabau dapat dilihat dalam Syekh Abdul Majid Kinali,
Naskah Tarikat Naqsyabandiyah Kinali (Manuskript, 657 halaman) khusus pada
hal. 21-22; H. Abdul Wahid Ketinggian, Nazham Ziarah Kubur (Manuskript. 5
hal) terutama hal. 2-3; Apria Putra, Syekh Muhammad Djamil “Beliau Tungkar”
(Draft buku “Islam dan Ulama-ulama Luak nan Bungsu”); Syekh Khatib
Muhammad ‘Ali, Manaqib Syekh Mushtafa al-Khalidi Sungai Pagu (sebuah
risalah yang belum dapat diakses keberadaannya hingga saat ini). Terakhir
beberapa peneliti dari Universitas Andalas (Unand) telah berhasil menemui
beberapa script tersebut dari beberapa pusat aktifitas ulama silam, seperti
1
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
2
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
4
Percetakan-percetakan itu seperti de Volherding di Padang, al-
Moenir di Padang, Pulo Bomer di Padang, Percetakan orang Alam
Minangkabau/ Sutan Maharaja di Padang, Tandikek di Padangpanjang,
Islamiyah di Bukittinggi, Tsamaratul Ikhwan di Bukittinggi, Syarikatul ihsan di
Maninjau, Limbago di-Payakumbuh, dll.
3
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
Bagian I
Ulama, Faham Agama dan Karya Intelektual
5
Hal ini juga didukung oleh kuatnya hubungan Adat dan Islam, tidak
terpisah, sandar menyandar. Hal ini dapat dilihat dalam karangan-karangan adat,
misalnya dalam sebuah karya sastra lama yang berdedikasi filsafat
Minangkabau, Datoeak Padoeko Alam Koto nan Ampek menutup uraian kaba-
nya dengan ucapan: sabanyak-banyak pengajian, walau bak bintang di atas
langit, atau bak air dalam laut, tidak lain tidak bukan, maksudnyo Iman dan
Islam. Lihat Datoeak Padoeko Alam Payakumbuh, Rancak di Labuah
(Bukittinggi: Tsamaratul Ikhwan, 1919) hal. 61
5
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
6
Untuk lebih lanjut baca misalnya Christine Dobbin, Islamic
Revivalism in a charging Peasant Economy: Central Sumatera 1784-1847
diterjemahkan Lilian D. Tedjasudhana, Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam
dan Gerakan Paderi: Minangkabau 1784-1847 (Depok: Komunitas Bambu,
2008) hal. 198-202; baca juga Syafnir Aboe Nain, Tuanku Imam Bonjol: Sejarah
Intelektual Islam di Minangkabau 1784-1832 (Padang: Esa, 1993) hal. 35-41
7
Sebelum Islam surau dikenal sebagai tempat pengemblengan ajaran
Budha. Pada tahun 1386, Adityawarman mendirikan sebuah biara Budha tempat
belajar adapt yang sakral di Minangkabau, diantaranya yang masih tertulis
dalam prasasti ialah nama Saruaso, yang berarti Surau Aso (surau asal/ utama).
Syafnir Aboe Nain, op. cit., hal. 27
8
Tim Redaksi, Ensiklopedi Minangkabau: Edisi Awal (Padang: Pusat
Pengkajian Islam dan Minangkabau Sumbar, 2005) hal. 384
9
Betapa besar pengaruh paderi tersebut, baca lebih lanjut Irhash A.
Shamad dan Danil M. Chaniago, Islam dan Praksis Kultural Masyarakat
Minangkabau (Jakarta: PKBI dan Tintamas, 2007) hal. 63-85; Muh. Radjab,
Perang Paderi di Sumatera Barat (Jakarta: Kementerian PP dan K, 1954);
jangan lupakan Syekh Jalaluddin Cangkiang, Naskah Faqih Shahir ‘Alamiyah
Tuanku Samiak Syekh Jalaluddin Ahmad Koto Tuo. Terutama hal. 12-20;
Azyumardi Azra, Surau: Pendidikan Islam Tradisional dalam Transisi dan
Modernisasi (Jakarta: Logos, 2003) 72-80
6
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
10
Bagindo Armaidi Tanjung, Mereka yang Terlupakan: Tuanku
Menggugat (Padang: Pusataka Artaz, 2008) hal. 10-11
11
Nama-nama yang dikemukakannya ialah: (1) Surau Syekh Abdullah
Khatib Ladang Lawas Bukittinggi, (2) Surau Syekh Muhammad Jamil Tungkar,
(3) Surau Syekh Tuanku Kolok (Syekh Muhammad Ali) di Sungayang –
Batusangkar, (4) Surau Syekh Abdul Manan (Tuanku Talao) di Padang Gantiang
– Batu Sangkar, (5) Surau Syekh Muhammad Shaleh Padang Kandis – Suliki,
(6) Surau Syekh Abdullah “Beliau Surau Baru” di Padang Japang – Suliki, (7)
Surau Syekh Ahmad Alang Lawas – Padang, (8) Surau Syekh Amarullah –
Maninjau. Mahmud Yunud, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta:
Hidakarya Agung, 1982) hal. 51
7
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
12
Yaitu kitab-kitab tipis yang berisi tentang suatu vak keilmuan secara
global. Kitab-kitab ini biasa ditulis dengan bahasa Arab yang sederhana dan
mudah dipahami, ditulis lengkap dengan syakal.
13
Dalam filologi dikenal dengan istilah scholia
8
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
14
Majelis seperti ini pernah hidup di Jaho, tepatnya di MTI Jaho,
dimasa kepemimpinan Buya H. Muhammad Dalil Dt. Manijun
15
Spesialisasi keilmuan surau-surau awal abad XIX dapat dilihat pada
mukaddimah Naskah Syekh Jalaluddin Faqih Shaghir, diantara yang
dikemukakannya: (1) Surau Ulakan dikenal dengan ilmu Tarikat; (2) Surau
Tuanku Koto Tuo Kamang dikenal dengan ilmu Alat (Nahwu dan Sharaf); (3)
Surau Tuanku Mudik Tampang dikenal dengan ilmu Mantiq dan Ma’ani; (4)
Surau Sumanik dengan ilmu Tafsir, Faraidh dan Hadist; (5) Surau Tuanku di
Talang dalam ilmu Sharaf; (6) Surau Tuanku di Salayo dalam ilmu Nahwu yang
tiga. Selanjutnya ketika surau-surau ini telah berganti dengan Madrasah,
kecendrungan untuk spesialisasi ini masih terasa, terdengar dari ucapan orang
tua-tua kalau MTI Candung dikenal dengan ilmu Fiqih-nya, MTI Jaho dan
Tabek Gadang dengan ilmu Alat-nya, MTI Bayur dan MTI Lampasi dengan
Tasawuf-nya, dan sebagainya.
16
Salah seorang diantaranya ialah Syekh Abdurrahman Kumango (w.
1927)
9
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
17
Tepat pada tahun 1925, Mekah dikuasai oleh tentara Ibnu Sa’ud
dengan ideologi Wahabi-nya. Mulai saat itu mulailah turun intensitas Mekah
sebagai pusat intelektual, yakni ketika ajaran Wahabi menjadi faham resmi
pemerintahan Saudi, sehingga terjadi Wahabism di Mekkah yang banyak
menyingkirkan posisi ulama-ulama sunni yang telah lama berakar.
18
Catatan yang paling otoritatif hingga saat ini ialah Azra. Lihat
Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara
Abad XVII dan XVIII (Jakarta: Prenada Media Group, 2005) terutama hal. 51-78;
lihat juga Martin van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat:
Tradisi-tradisi Islam di Indonesia oleh Martin van Bruinessen (Bandung: Mizan,
1995), terutama bagian judul Mencari Ilmu dan Pahala di Tanah Suci: Orang
nusantara naik Haji.
10
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
19
Banyak nash yang menjelaskan tentang sikap menghormati ulama,
diantaranya disebutkan dalam kitab Irsyadul Ibad, hadist marfu’:
Terjemahannya:
Muliakanlah ulama karena mereka sebagai pewaris para Nabi. Maka siapa
yang memuliakan mereka berarti telah memuliakan Allah dan Rasul-Nya. (HR.
Ibnu Asakir) lihat lebih lanjut Syekh Zainuddin al-Malibari, Irsyadul Ibad ila
Sabilir Rasyad (Semarang: Thaha Putra, t. th) hal. 7-8; Imam Abi Hamid al-
Ghazali, Ihya Ulumiddin (Surabaya: Dar an-Nasyr al-Mishriyah, t. th) Juz-I hal.
5-9
20
Mengenai Ziarah makam Ulama, lihat misalnya Syekh Zainuddin al-
Fathani, Kasyful Ghaibiyah (t. tp: Maktabah Dar as-Salam, t. th) hal. 39-41; lihat
juga Syekh Yusuf bin Ismail an-Nabhani, Syawahidul Haq fil Istighatsah bi
Sayyidil Khalaq (Beirut: Dar Fikr, 1983) hal.59-74
11
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
21
Lihat misalnya Hamka, Mazhab Syafi’I di Indonesia dalam Antara
Fakta dan Khayal Tuanku Rao (Jakarta: Bulan Bintang, 1974) hal. 320-325;
Martin van Bruinessen, op. cit., terutama hal. 18-20 dan 112-130; KH.
Sirajuddin Abbas, I’tiqat Ahlussunnah wal Jama’ah (Jakarta: Pustaka Tarbiyah,
2000) hal. 34-35; KH. Sirajuddin Abbas, Sejarah dan Keagungan Mazhab
Syafi’I (Jakarta: Pustaka Tarbijah, 1972) hal. 218-267; Azyumardi Azra,
Jaringan…, op. cit., dalam karya ini Azra menjelaskan jaringan Ulama yang
notabenenya bermazhab Syafi’I dan bertasawuf Sunni di Nusantara; Imam
Maulana Abdul Manaf Amin al-Khatib, Kitab Menerangkan Perkembangan
Agama Islam Semenjak Dahulu dari Syekh Burhanuddin sampai ke zaman kita
sekarang (manuscript) terutama bagian mukaddimah; Imam Maulana Abdul
Manaf Amin al-Khatib, Risalah Mizan al-Qalb (Manuskript) hal. 71-76
22
Dapat kita telusuri, misalnya dalam Edwar Djamaris, Tambo
Minangkabau: Suntingan Teks disertai Analisis Struktur (Jakarta: Balai Pustaka,
1991) terutama bagian uraian naskah dan suntingan teks; Zuriati, Undang-
undang Minangkabau dalam Perspektif Ulama Sufi (Padang: Universitas Sastra
Universitas Andalas, 2007) hal. 106-129 dan 161-269; Datoek Toeah, Tambo
Alam Minangkabau (Bukittinggi: Pustaka Indonesia, 1985); lihat pula M.
Nasroen, Dasar Falsafah Adat Minangkabau (Jakarta: Bulan Bintang, 1957) hal.
23 dst…
12
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
23
Lihat perbandingannya dalam KH. Sirajuddin Abbas, Sejarah…, op.
cit., hal. 92-104
24
Baca Mohammad Nor, dkk, Visi Kebangsaan Religius: Refleksi
pemikiran dan Perjuangan Tuan Guru Kyai Haji Zainuddin Abdul Majid 1904-
1997 (Jakarta: Logos, 2004) hal. 213-214. Sehingga Imam Suyuthi, seorang
Ulama besar dan pengarang masyhur, mengubah sebuah Sya’ir sebagai berikut:
Terjemahannya:
Sesungguhnya Ibnu Idris (Imam Syafi’i) sangat tepat dan meyakinkan,
Ilmunya bersih tidak diragukan,
Dia keturunan bangsa Quraisy
Tuan rumah lebih mengetahui (isi rumahnya).
25
Syekh Khatib Ali, Burhanul Haq Radd ‘ala Tsamaniyah Masa’il al-
Jawab min Su’alis Sa’il alQathi’ah al-Waqi’ah Ghayatut Taqrib (Padang: Pulo
Bomer, 1918) terutama bagian I’lan
26
Baharuddin Rusli, Ayah Kita (Stensilan, 1978) hal. 30-31. Ada
beberapa versi pendapat mengenai Sumpah Bukik Marapalam ini. Namun
keterangan Syekh Sulaiman nampak jarang dibicarakan, padahal beliau memiliki
cacatan tertulis mengenai kejadian Sumpah Satie tersebut. Wasiat inyiak
Canduang itu bertahun 1964 (sebelum beliau wafat, dalam usia 99 tahun),
dimana beliau menerima riwayat Sumpah Satie itu dari tiga orang terkemuka
13
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
diabad XIX, yaitu: (1) Tuanku Lareh Kapau nan Tuo; (2) Nenek dari mertua
beliau di Ampang Gadang dan (3) Angku Canduang nan Tuo. Copy teks tersebut
dapat dilihat dalam Hamdan Izmi, Pertalian Adat dan Syara’ (Jakarta: Ciputat
Press, 2000) halaman terakhir; transliterasinya dalam Duski Samad, op. cit., hal.
87-89
27
Baca Hamka, Islam dan Adat Minangkabau (Jakarta: Pustaka
Panjimas, 1984) hal. 150 dan 156-158; Burhanuddin daya, Gerakan
Pembaharuan Pemikiran Islam: Kasus Sumatera Thawalib (Yogyakarta: Tiara
Wacana, 1995) hal. 49-58; Irhash A. Shamad dan Danil M.Chaniago, op. cit.,
hal. 63, dst…
28
Lihat Irhash M.Shamad, op.cit., hal. 70-72; Haedar Nashir,
Menyibak Purifikasi Islam Tuanku Imam Bonjol dan Tuanku Rao (Makalah
Seminar Tuanku Rao) dalam Marjohan, op. cit., hal. 39-52. Mengenai sejarah
dan faham keagamaan Wahabi, lihat misalnya KH. Sirajuddin Abbas, I’tikad…,
op. cit., hal. 309-332, lihat juga Syekh Yusuf an-Nabhani, op. cit., hal. 29-48
29
Karel A. Steenbrink, Beberapa Aspek tentang Islam di Indonesia
Abad ke-XIX (Jakarta: Bulan Bintang, 1984) hal. 35
14
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
30
Baca ibid., 33-36; Schrieke, op. cit., 17-18
31
Lihat Hamka, Antara Fakta…, op. cit., hal. 37-41
32
Schrieke, op. cit., 18; lihat pula Mestika Zed, Tuanku Rao: Riwayat
Hidup Tokoh Paderi di Kawasan Utara Minangkabau dalam Marjohan, op. cit.,
hal. 137-143
33
Seperti Maulana Syekh Ibrahim al-Khalidi Kumpulan (w. 1914),
guru besar Tarikat Naqsyabandiyah di Sumatera Tengah. Diusia mudanya
merupakan salah satu pasukan Paderi, padahal beliau telah jadi Syekh
Naqsyabandi yang diterimanya dari Syekh Muhammad Sa’id Padang Bubus.
Beliau wafat awal abad XX dalam usia yang sangat tua, 150 tahun. Lihat Syekh
Sulaiman Tuanku Saidina Ibrahim, Sejarah Ringkas Maulana Syekh Ibrahim al-
Khalidi Kumpulan (cetakan stensilan, Kumpulan – 2006)
34
Hal ini terlihat jelas dalam Naskah Faqih Shaghir
35
Misalnya Makam Tuanku nan Garang di Pandai Sikek, Haji Piobang
di Payakumbuh dan Tuanku nan Garang di Harau, mereka dikenal masyarakat
sebagai tokoh-tokoh Tasawwuf. Bahkan dikabarkan bahwa dimasa Tuanku nan
Renceh inilah populernya mantera-mantera berbahasa Minang yang kental unsur
Islamnya.
36
KH. Sirajuddin Abbas, I’tiqat…, op.cit., hal. 313
15
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
wahabi menuai kecaman dari para ulama masa itu akibat faham
yang dibawanya bertentangan dengan amalan sunni yang telah
lama berakar, sudah pula puluhan bahkan ratusan buku yang
ditulis buat memberantas faham ini. diantaranya yang populer
ialah karangan Sayyid Ahmad Dahlan, mufti Syafi’i kala itu, guru
dari Syekh Ahmad Khatib Minangkabawi dan Syekh Sa’ad
Mungka, menulis ad-Durarus Saniyyah fi Raddi ‘alal
Wahhabiyah.37 Kemudian Wahabi dapat dipukul mundur dari
Mekah, pengikutnya lari ke Nejd. Kemudian Mekkah kembali
dikuasai oleh para ulama sunni seperti sediakala. Disaat itulah
mulai berbondong-bondong orang-orang Melayu, diantaranya
Minang, belajar ke Mekah.
Di awal abad XX, mulailah muncul pergolakan dengan
apa yang dinamai dengan gelombang pembaharuan ke-2.
Hadirnya istilah Kaum Tua dan Kaum Muda 38 di awal Abad ke-
XX membawa warna tersendiri terhadap corak keislaman di
Nusantara, Minangkabau Khususnya. Perdebatan panjang tersebut
dimulai ketika munculnya kecaman para pembaharu39 terhadap
37
Lihat Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, ad-Durarus Saniyyah fi Raddi
‘alal Wahhabiyah (Turki: Hakikat Kitabevi, 2002). Didalamnya dibeberkan
segala faham ganjil-ganjil Wahabi disertai komentar beliau. Sayyid Ahmad
Zaini juga mengarang satu scrip yang sama. Lihat Sayyid Ahmad Zaini Dahlan,
Fitnatul Wahhabiyyah (Turki: Hakikat Kitabevi, 2001)
38
Penamaan ini sesuai dengan faktor usia diantara dua kelompok ini.
Dikatakan Kaum Tua karena diantara tokoh-tokohnya kebanyakan ialah yang
sudah berusia lanjut. Dinamai kaum muda karena usia bereka umumnya masih
muda belia. Lihat Imam Maulana Abdul Manaf Amin al-Khatib , Mizan…, op.
cit., hal. 77-95
39
Para pembaharu tersebut merupakan ulama-ulama muda yang
terpengaruh oleh ide-ide pembaharuan ala Rasyid Ridho, Muhammad Abduh,
Ibn Taimiyah dan lainnya. Mereka gencar melakukan perubahan terhadap sistem
lama dengan menyerap berbagai ide modern, apakah dibidang pendidikan,
politik, sosial dan sebagainya. Mereka juga berupaya merubah tradisi dan
amalan yang tidak sesuai dengan pendirian mereka, bahkan sekali-kali juga
dengan cara radikal. Maka terkenallah nama-nama pelopor pembaharuan
tersebut seperti DR. Abdul Karim Amrullah (Inyiak Rasul, ayah Hamka) dan
DR. Abdullah Ahmad, keduanya dihadiahi gelar Doktor Honaris Causa oleh
Universitas al-Azhar. Juga masyhur nama-nama seperti Zainuddin Labay el-
Yunusiah, Syekh Muhammad Jamil Jambek, Inyiak Adam Balai-balai, Syekh
16
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
Abbas Abdullah Padang Japang, Syekh Muhammad Thaib Umar Sungayang dan
lainnya.
40
Risalah tersebut merupakan tulisan pertama yang meragukan
kreadibilitas Tarekat Naqsyabandiyah, yang ditulis sebagai Jawaban terhadap
pertanyaan tentang Tarekat Naqsyabandiyah.
41
M. Sanusi Latief, op. cit., hal. 135
17
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
42
Baharuddin Rusli, op. cit., hal. 49; M. Sanusi Latief, op. cit., hal,
131; lihat pula Mhd. Nur, Gerakan Kaum Sufi di Minangkabau (Thesis, PPS
Universitas Gajah Mada Yogyakarta, 1991) hal. 49 dst…
43
Lihat Schieke, op. cit., 57
18
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
44
Ibid., hal. 79. lihat juga Yulizal Yunus, Sastra Islam: Kajian Sya’ir
Apologetik Pembela Tarekat Naqsyabandiyah Syekh Bayang (Padang: IAIN-IB
Press, 1999) hal. 60
19
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
Bagian II
Pemetaan Karya-karya Ulama Minangkabau
Awal abad XX
45
Pernah sebahagian karya-karya ini dikumpulkan oleh Tim Islamic
Centre Sumatera Barat yang saat itu dipimpin oleh Prof. Sanusi Latief. Namun
suatu hal tragis terjadi, kitab-kitab itu kecurian. Konon ada yang membawa kitab
itu dengan mobil besar.
21
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
46
M. Sanusi Latief, op. cit., hal. 300-301; DDP Perti, Perjuangan
PERTI dan Pribadi KH. Rusli Abdul Wahid (Jakarta: DDP PERTI, 1992) hal.
140-141
22
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
23
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
47
Untuk sastra jenis ini, baca lebih lanjut V.I. Braginsky, Yang Indah,
Berfaedah dan Kamal: Sejarah Sastra Melayu dalam Abad 7 – 19 (Jakarta:
INIS, 1998) terutama hal. 225 dst…
24
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
48
Ulama ini jangan dicampurkan dengan ulama lain yang namanya
serupa yaitu Syekh Ahmad Khatib Sambas, pendiri Tarikat Qadariyah wa
Naqsyabandiyah, penulis kitab Fathul ‘Arifin.
49
Hamka, Ayahku: Riwayat Hidup DR. Abdul Karim Amrullah dan
Perjuangan Kaum Agama di Sumatera (Jakarta: Umminda, 1982) hal. 272; Tim
Islamic Centre, Riwayat Hidup dan Perjuangan 20 Sumatera Barat (Padang:
Islamic Centre Sumatera Barat, 1981) hal. 16
50
Namun kita tidak mempunyai satu catatan agak lengkap mengenai
guru-gurunya di Mekah. Keadaan seperti ini membuat sebahagian orang
beranggapan miring padanya, seperti Snouck Hurgronje. Sehingga Snouck
menyebutkan, dengan nada sinis, bahwa Syekh Ahmad Khatib mendapat
kedudukan karena mertuanya yang kaya, Shaleh Kurdi. Mertuanya ini juga
mempunyai took kitab besar di Mekah, memungkinkan Ahmad Khatib untuk
banyak membaca di Toko ini, lihat Karel A. Steenbrink, op. cit., hal. 140-141
25
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
51
Baca lebih lanjut Masduki HS, dkk, Intelektualisme Pesantren
(Jakarta: Diva Pustaka, 2004) jilid 2, hal. 85-91; Hamka, op. cit., hal. 271-274;
Tim Islamic Centre, op. cit., hal. 15-19; lihat pula perdebatan mengenai sosok
beliau dalam Karel A. Steenbrink, op. cit., hal. 139-149
52
Lihat Schrieke, op. cit., hal. 30-31
53
Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, Izhharuz Zaghlil Kazibin fi
Tasyabbuhihim bis Shadiqin (Mesir: at-Taqdumul Ilmiyah bi Darbid Dalil,
1908) hal. 3-4
26
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
asal pada syara’; (4) Suluk tidak diperbuat oleh Nabi dan
Sahabat; (5) Rabithah tidak ada asal pada Syara’. 54 Diakhir
risalah ini dicantumkan fatwa beberapa ulama di Mekah
mengenai Tarikat Naqsyabandiyah.55
Naskah kitab ini dikirim ke Padang pada tanggal 4 zulkaedah
1905, dicetak tahun 1906. Kemudian ini beredar dengan cepat
ke tengah-tengah masyarakat. Sontak saja kitab ini membuat
kehebohan yang besar di tengah masyarakat, karena Tarikat
Naqsyabandiyah telah menjadi pakaian ulama-ulama di
Minangkabau. Timbul selang sengketa, bahkan ada yang
saling mengkafirkan.
54
Lihat ringkasannya dalam M. Sanusi Latief, op. cit., hal. 395-411;
kitab ini kemudian dialih aksarakan oleh MA. Arief di era 70-an, disertai dengan
alih aksara kitab Tablighul Amanah yang mengecam H. Jalaluddin, lihat MA.
Arief, Fatwa Tentang Tarikat Naqsyabandiyah (Medan: Firma Islamyah, 1978).
55
Lihat Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, op. cit., hal. 139-141
27
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
56
Lihat ringkasannya dalam M. Sanusi Latief, op. cit., hal. 422-427
57
Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, al-Ayat al-Bayyinat lil
Munshifin fi Izalati Khurafat Ba’dh Muta’ashisibin (Mesir: at-Taqdum al-
Ilmiyah bi Darbil dalil, 1908) hal. 2-6
28
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
58
Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, as-Saiful Battar fi Mahqi
Kalimati Ba’dhil Ahlil Ightirar (Mesir at-Taqdum Ilmiyah bi Bardid Dalil, 1908)
hal. 2
29
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
59
Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, Fathul Mubin fima
yata’allaqu bi umurid Din (Mekah: Mathba’ah al-Miriyah, 1901) hal. 17
30
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
60
Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, Ad-Da’il Masmu’ fir Radd
‘ala man Yuwarits al-Ikhwn wal Aulad akhwat ma’a wujudil Ushul wal
Furu’(Mesir: Mathba’ah al-Maimuniyah, 1889) terutama bagian muqaddimah
31
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
6) Al-Manhajul Masyru’
Karya ini ialah versi terjemahan dari risalah ad-Da’il
Masmu’. Penerjemahan kitab ad-Da’il Masmu’ ini
berdasarkan permintaan beberapa orang minang kepada
Syekh Ahmad Khatib supaya menulis dalam jawi (arab
melayu) mengenai warisan tersebut. Kitab ini bukan semata-
mata terjemahan dari karyanya itu, namun Syekh Ahmad
Khatib juga menambahkan dalam kitab ini beberapa kajian
yang berkaitan dengan waris, diantaranya ilmu Hisab dan
Munasakhah. Dalam muqaddimah-nya Syekh Ahmad Khatib
menegaskan bahwa penulisan ini dengan maksud untuk
menasehati kaum kerabatnya orang Minang yang yang
menyalahi syari’at dalam harta pusaka.61 Terjemahan ini
lantas menjadi bacaan orang-orang Minang, sehingga menjadi
topik hangat pula diawal abad XX tersebut.
61
Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, al-Minhajul Masyru’
terjemah Kitab ad-Da’il Masmu’ pada Hukum Orang yang Menyalahi Syari’at
pada Pusaka dan pada ilmu Fara’idh (Mekah: Syekh Shaleh Kurdi, 1891) hal. 3
32
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
62
Lihat Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, Khuttatul
Mardhiyyah fi Radd Syubhah man Qala bibid’atin Talaffuzh bin Niyyah (Mekah:
Mathba’ah Tarqil Majdiyah, 1906) hal. 2-3
34
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
63
Lihat Ahmad Khatib al-Minangkabawi, Inilah Kitab Ar-Riyadhul
Wardhiyyah fil Ushulit Tauhidiyyah wal Furu’il Fiqhiyyah (Mesir: Mahmud
35
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
Taufiq, 1891). Bagian yang membahas Tauhid yaitu dari hal. 3-20, Fiqih hal. 21-
159 dan Tanya Jawab 159-tamat.
36
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
64
Lihat Apria Putra, Ulama-ulama Luak nan Bungsu: Catatan
Biografi Ulama Luak Limapuluah dan Perjuangannya (dalam proses terbit) hal.
82-114; lihat pula M. Sanusi Latief, op. cit., hal. 414
65
H. Halim Sa’adi, Mengenal Riwayat Hidup dan Perjuangan Syekh
Muhammad Sa’ad al-Khalidi: Ulama Besar di Sumatera Barat dipermulaan
Abad XX (tidak diterbitkan, 1988) hal. 2-4; Apria Putra, op. cit., hal. 82-86; Tim
Islamic Centre, Riwayat Hidup Ulama Sumatera Barat dan Perjuangannya
(Padang: ICSM dan Angkasa Raya, 2001) hal. 55-56; KH. Sirajuddin Abbas,
Tabaqathus Syafi’iyah: Ulama Syafi’I dan Kitabnya dari Abad ke-abad (Jakarta:
Pustaka Tarbiyah, 1975) hal. 460-462; KH. Sirajuddin Abbas, Sejarah…, hal.
178-180; M. Sanusi Latief, loc. cit.,; Tim Penulis, Beberapa Ulama di Sumatera
Barat (Padang: Museum Adityawarman, 2008) hal. 67-76
37
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
66
Keterangan ini berdasarkan keterangan ulama terkemuka Aceh, al-
Marhum Syekh Muda Wali al-Khalidi, pimpinan Dayah Labuhan Haji
67
Lihat misalnya H. Abdul Wahid Ketinggian, Sejarah Ringkas Syekh
Muhammad Sa’ad Mungkar (manuskrip); lihat pula perjuangan-perjuangan
beliau dalam Sjarif Thahir, Sjech Moehammad Sa’ad Mungka (stensilan, 1957)
68
Lihat Majalah al-Mizan, Th. 1916 No. 25 (Syarikat al-Ihsan) hal.
12-13. Secara lengkap susunan Bestuur dan Adviseur “Ittihad Ulama Sumatera”
1916 itu ialah: Presiden: Syekh Abbas Ladang Laweh; Vicepresident: H.
Abdul Majid Maninjau; Sekretaris I: Labai Abdul Jail Padang Lua; Sekretaris
II: Labai Jama’in Sungai Puar; Penningmester: H. Burhanuddin Maninjau;
Komisaris: (1) Syekh Sulaiman ar-Rasuli, (2) Syekh Muhammad Jamil Jaho;
(3) Syekh Tuanku Mudo Sicincin Payakumbuh, (4) Syekh Hasan Bashri
Maninjau, (5) Syekh Sutan Abdul Karim Pariaman, (6) Faqih Makhudum
Tanjuang Bingkuang Solok, (7) Syekh Zakaria Sungai Limau, (8) Syekh Abdul
Malik Gobah, (9) Syekh Abdul Majid Taluak, (10) Syekh Amran Limbukan,
38
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
(11) Tuanku nan Elok Suliki, (12) Syekh Muhammad Nur Bayur, (13) Syekh
Muhammad Karim Sumpur, (14) Syekh Muhammad Shaleh Ampek Angkek,
(15) Syekh Muhammad Rasyid Koto Tuo, (16) Syekh Abdul Hamid Matur, (17)
Qadhi Koto Salain, (18) Syekh Muhammad Jamil Lubuk Basung; Adviseur: (1)
Syekh Bayang Padang, (2) Syekh Khatib ‘Ali Padang, (3) Syekh Abdul Manaf
Lantai Batu, (4) Syekh Abdullah Halaban, (5) Syekh Muhammad Jamil
Pariaman, (6) Syekh Sutan Ibrahim Parabek, (7) Syekh Sutan Kisa’I Sungai
Landai, (8) Syekh Sutan Banten Bukittinggi; dan Hoofadviseur: Syekh
Muhammad Sa’ad Mungka Payakumbuh
69
H. Halim Sa’adi, op. cit., hal. 15
39
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
isinya dapat kita lihat dalam karya Syekh Ahmad Khatib, al-
Ayatul Bayyinat.70
Diawal Risalah ini, Syekh Mungka menjelaskan betapa
Risalah Syekh Ahmad Khatib telah membuat gaduh dan telah
memecah hati kaum muslimin dalam beramal Tarikat, sebagai
berikut:
(Setelah Basmallah dan Hamdalah serta shalawat)
Tatakala di thaba’ orang kitab izhar Zaghlil Kazibin dan
masyhurlah sikatib negeri Minangkabau, gaduhlah orang
awam dan caci mencaci mereka itu, hingga mengkafirkan
setengah mereka itu mereka yang lain orang yang
ditetapkan oleh Allah hatinya atas yang haq. Dan demikian
itu dengan sebab tersebut di dalam kitab izhar tersebut
menyerupakan orang yang pakai rabithah dengan orang
yang menyembah berhala dan di datangkan beberapa dalil
dari pada al-Qur’an dan hadist dan kalam sahabat dan
ulama sufiyah. Maka dengan sebab itu memintalah dari
pada al-haqir Muhammad Sa’ad bin Tanta’ Mungka Tuo
setengah dari pada ikhwan dari pada ahlus shalah bahwa
menyebutkan al-Haqir akan wajah bagi penguatkan segala
dalil rabithah dan bagi penolakkan segala wajah
membatalkan rabithah dan pemasukkan amalan Tarikat
Naqsyabandiyah kepada syari’at, supaya jangan
terlonsong dan terkecuh orang-orang yang tiada kuasa
menfahamkan dalil. Maka oleh itulah terbukalah hati
hamba bagi menyuratkan beberapa wajah mengambil dalil
dengan beberapa ayat dan hadist bagi menetapkan
Rabithah, dan beberapa wajah bagi penolakan mengambil
dalil dengan beberapa ayat dan hadist atas batil rabithah
dan lainnya. Dan memudakan hamba dengan kadar yang
sedikit atas sekira-kira faham hamba yang lemah dan
hamba namai akan dia dengan Irgham Unufil Muta’annitin
fi Inkarihin Rabithathal Washilin. Dan harap hamba
daripada Allah Ta’ala akan bahwa dijadikannya akan dia
akan tulus ikhlas bagi wajahnya yang karim dan akan jadi
sebab bagi me[ng]hela do’a ikhwan yang shaleh-shaleh
70
Lihat pula kutipannya dalam M. Sanusi Latief, op. cit., hal. 412-427;
lihat pula Tim Islamic Centre, Riwayat Hidup…, op. cit., hal. 56-60
40
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
71
Lihat Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, al-Ayat …, op. cit.,
hal. 13-14
72
Lihat Apria Putra, op. cit., hal. 101; Tim ICSB, Riwayat Hidup…,
op. cit., hal. 57; untuk ringkasannya, lihat M. Sanusi Latief, op. cit., hal. 428-438
41
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
73
Syekh Muhammad Sa’ad Mungka, Tanbihul Awam ‘ala Taghrirat
Ba’dhil Anam (Padang: de Voltherding, 1910) hal. 4
42
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
74
Ibid., hal. 14
75
Lihat Ibid., hal. 84-87
43
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
44
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
77
Lihat Yulizal Yunus, op. cit., hal. 43-47; Tim Islamic Centre,
Riwayat Hidup…, op. cit., hal. 68-71
78
Schieke, op. cit., hal. 82; Yulizal Yunus, op. cit., hal. 56
45
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
79
Lihat Syekh Muhammad Dalil Bayang, Targhub ila Rahmatillah
(Padang: Derekrij Orang Alam Minangkabau, 1914) hal. 2-3
80
Lihat kajian Nazham ini dalam Yulizal Yunus, op. cit., hal. 100-127
46
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
………
Nama nazham ini Darul Mau’izhah
Artinya pengajaran yang amat indah
Karena pemutusan hajat fitnah
Kepada ahli naqsyabandiyah (bait 1-2)
………
Ambillah nazham coba muthala’ah
Supaya nafsu jangan melengah
Nazham tarekat Naqsyabandiyah
Nyatalah suci sempurna jelah (bait 11-12)
………
Fasal tarekat Naqsyabandiyah
Asal mulanya dari Allah
Jibril membawa kepada Rasulullah
Dengan wahyunya azzal jalalah (bait 21-22)
81
Syekh Muhammad Dalil Bayang, Darul Mau’izhah/ Miftahul Haq
dalam Majmu’ Musta’mal (Padang: Soetan Maharadja, t. th) hal. 149-150
47
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
82
Lihat Syekh Muhammad Dalil Bayang, Majmu’ Musta’mal yang
menyatakan rukun syarat yang terkandung dalam agama Islam (Bukittingi:
HMS Sulaiman, t. th) cetakan ke sepuluh. Hal. 2-3
48
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
49
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
83
Baca lebih lanjut Tim Islamic Centre, Riwayat Hidup 20…, op. cit.,
hal. 25-27; Tim Penulis, op. cit., hal. 78-79; KH. Sirajuddin Abbas, Tabaqat…,
op. cit., hal. 468
84
Untuk copy ijazah itu bisa dilihat dalam Mhd. Nur, op. cit., hal. 160-
163
85
Schrieke, op. cit., hal. 80
50
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
86
Hamka, Ayahku…, op. cit., hal. 292
87
Lihat perkembangan Madrasah Irsyadiyah ini dalam Abdul Mun’in
Khatib Ali, Sya’ir Irsyadiyah (diterbitkan sendiri, Tarandam)
88
Lihat Tim Penulis, op. cit., hal. 80
51
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
89
Syekh Khatib Ali al-Minangkabawi, op.cit., bagian pembuka Sya’ir
90
Ulama-ulama itu ialah Syekh Khatib Saidina Padang, Syekh
Muhammad Thaib Padang, Syekh Muhammad Dalil Bayang, Syekh Abdullatif
Bengkulu, Syekh ‘Aisy Hafiz Qur’an Palembayan, Syekh Arsyad Batuhampar,
Syekh Abdul Hamid Matur, Syekh Muhammad Haris Banten, Syekh Husein
Alahan Panjang, Syekh Abdurrahman Sungaipagu, Syekh Ja’far Lolo, Syekh
Abdullah Surian, Syekh Ismail Lolo, Syekh Abu Bakar Tanjuangalam, Syekh
Abdul Ghani Kuala Lumpur, Syekh Muhammad Jamil Pariaman, Syekh
Muhammad Samah Binjai, Syekh Muhammad Nur Qadhi Langkat, Syekh
Muhammad Sa’ad Mungka, Syekh Sulaiman ar-Rasuli, Syekh Mukhtar
(Mekah), Syekh Husein Qadhi Muara Aman, H. Ahmad (President SI Padang),
Faqih Shaleh Padang, Faqih Makhudum Solok, Syekh Isma’il Maninjau, Syekh
Salim Bayur dan Syekh Muhammad Adam Maninjau.
52
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
91
Lihat Syekh Khatib Muhammad ‘Ali al-Minangkabawi, Miftahus
Shadiqiyyah fi Ishtilahin Naqsyabandiyah Raddu fi Zhannil Kadzibah (Padang:
Polo Bomer, 1905) hal. 6
53
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
54
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
92
BJO. Schrieke, op. cit., hal. 80
55
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
93
Syekh Khatib Muhammad Ali al-Minangkabawi, Risalah at-
Mau’izhah wat Tazkirah: Pengajaran dan Peringatan, keputusan rapat di
Padang 15 juli 1919 (Padang, Derukrij Orang Alam Minangkabau, 1919) hal. 4
dan 11
56
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
57
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
94
Syekh Khatib Muhammad Ali al-Minangkabawi, Intisharul I’tisham
fit Taqlidi ‘alal Awam Raddu Tamyiz al-Taqlid minal Ittiba’ (Padang: de
Volherding, t.th) hal. 1
58
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
95
Mastudi HS, dkk, op. cit., jilid II. Hal. 221; Tim Islamic Centre, op.
cit., hal. 39-40
59
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
96
Baca Mahmud Yunus, op. cit., hal. 141; Hamka, op. cit., hal. 282;
Tim Islamic Centre, Riwayat 20, op. cit., hal. 88; Masduki HS, dkk, op. cit., jilid
II, hal. 197-198
97
Sya’ir Syekh Thaib Umar Sungayang dalam al-Moenir, 1 ramadhan
1330/ 14 Agustus 1912, Juz ke-11, Padang. hal. 7
61
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
Aqidatul Iman
Karya ini, seperti tertera pada judulnya berbicara mengenai
akidah, bahasan yang utama di dalamnya ialah mengenai sifat dua
puluh yang wajib bagi Allah, dilanjutkan dengan dalil naql dan
aql sifat-sifat tersebut. Mengenai Sifat Dua Puluh, Syekh Thaib
Umar menjelaskan bahwa setiap mukallaf wajib mengetahuinya
secara tafsil (terperinci) berikut dengan dalil-dalilnya.98
Risalah ini dicetak bersamaan dengan risalah Irsyadul Awam
karangan Syekh Muhammad Zain Simabur. Perihal tahun dan
penerbit tidak diketahui, sebab naskah yang ada pada kami,
halaman awal dan akhirnya telah rusak.
98
Lihat Syekh Thaib Umar Sungayang, Aqidatul Iman di dalam kitab
Irsyadul Awam ilal Islam (penerbit, tahun terbit dan tempat terbit tidak
terdeteksi, halaman awal dan akhir risalah ini telah hilang) hal. 138
62
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
99
Riwayat beliau dapat dilihat dalam KH. Sirajuddin Abbas,
Thabaqatus Syafi’iyah: Riwayat Hidup Ulama-ulama Syafi’iyah (Jakarta:
Pusataka Tarbiyah, 1975); H. Abdul Wahid Ketinggian, Riwayat Ringkas Syekh
Yahya al-Khalidi Magek (Manuskript)
100
Baca Syekh H. Yunus Yahya Magek, Riwayat Hidup Ulama Syafi’I
(Magek: Persatuan murid-murid Tarbiyah Islamiyah Magek, 1976) hal. 19
63
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
101
Syekh Yunus Yahya Magek, Jalan Kebahagiaan (Fort de Kock:
Islamiyah, t. th)
64
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
65
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
102
Ibu Syekh Thaher (Gandam Urai) dan Ibu Syekh Ahmad Khatib
(Limbak Urai) kakak beradik. Lihat Hamka, Islam dan Adat…, op. cit., hal. 153-
154
103
Tim Penulis, Beberapa Ulama…op. cit., hal. 126; Hamka,
Ayahku…, op. cit., hal. 274-275; Hamka, Islam dan Adat…, op. cit., hal. 169-
170; Tim Islamic Centre, Riwayat Hidup…, op. cit., hal. 94-95
104
Burhanuddin Daya, op. cit., hal. 12
105
Syekh Thaher dalam usaha penerbitan ini bertindak sebagai
pemimpin redaksi, nama-nama lain yaitu Sayyid Ahmad al-Hadi sebagai
penyumbang tulisan, H. Abbas bin Muhammad Thaha sebagai pemimpin
redaksi, Muhammad Salim al-Kalali sebagai direktur. Baca Azyumardi Azra,
Islam Nusantara: Jaringan Global dan Lokal (Bandung: MIZAN, 2002) hal.
187. untuk mengetahui sepak terjang majalah al-Imam ini, baca hal. 186-197
66
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
106
Hamka, Ayahku…, op. cit., hal. 137-141
67
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
Pada masa ini bangkit pula ribut taufan fitnah kesesatan, dan
bertaburan seruan kekarutan, dan berhamburan karang-
karangan dalam surat-surat kabar hari-harian disebelah tanah
air yang sangat dikasihi pada perkara al-Qadiyani yang
sangat menyalahi nash agama dan aqa’id ahli Iman. 107
107
Syekh Thaher Jalaluddin al-Minangkabawi, Ini Perisai Orang
Beriman, Pengisai Mazhab Orang Qadiyan (Singapura: Setia Press, 1930) hal. 3
68
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
69
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
110
Baca lebih lanjut perjuangan beliau itu dalam Murni Djamal, Dr. H.
Abdul Karim Amrullah: Pengaruhnya dalam Gerakan pembaharuan Islam di
Minangkabau pada awal abad ke-XX (Jakarta: INIS, 2002) terutama pada bab
III dan bab IV
70
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
111
Lihat Dr. Abdul Karim Amrullah, al-Burhan: Mentafsirkan dua
puluh dua puluh dari pada al-Baqarah (Ford de Kock: Derekrij Baroe, 1928)
hal. 1; Hamka, Ayahku…, op. cit., hal. 56; Tim Islamic Centre, op. cit., hal. 125
112
Manuskrip ini ditemui oleh Penulis, berikut Bpk Ahmad Taufik
Hidayat dan beberapa peneliti UNAND di Kutubkhannah Inyiak Rasul
Maninjau, Desember 2010. catatan konon belum pernah dibuka-buka sama
sekali, tertumpuk di lemari tanpa disentuh-sentuh orang sebelumnya.
71
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
72
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
114
DR. H. Abdul Karim Amrullah, Qati’u Riqal al-Mulhidin fi
Aqa’idil Mufsidin (Pondok, Padang: Direkrij al-Moenir, 1916) pada halaman
sampul
73
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
115
DR. H. Abdul Karim Amrullah, ‘Umdatul Anam fi Ilmil Kalam
(Padang: Snellpress al-Moenir, 1916) hal. 54
74
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
75
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
116
DR. H. Abdul Karim Amrullah, Al-Fawa’id al-‘Aliyah fi Ikhtilafil
Ulama’ fi Hukmi Talafuzh bin Niyyah (Padang Panjang: Tandikek, 1908) hal.
73-74
76
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
77
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
117
DR. H. Abdul Karim Amrullah, Pedoman Guru: Pembetul Kiblat
Faham Keliru (Payakumbuh: Limbago, 1922) hal. 3
78
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
118
DR. H. Abdul Karim Amrullah, Aiqazhun Niyam Fima Ibtida’ min
Umuril Qiyam (Padang: Durekrij al-Moenir, 1911) hal. 53
79
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
80
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
119
DR. H. Abdul Karim Amrullah, Sendi Aman Tiang Selamat
(Padang: al-Moenir, t.th) jilid I. hal. 136
81
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
120
DR. H. Abdul Karim Amrullah, Pembuka Mata: Menerangkan
Nikah bercina Buta (Fort de Kock: Drukkerij Baroe, 1923) halaman sampul
82
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
121
DR. H. Abdul Karim Amrullah, Sullamul Wushul Yarqi bihi
Sama’u ilmil Ushul (Padang: Durekrij al-Moenir, 1915) hal. 202, bagian tanbih
83
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
9) Al-Qaulus Shahih
Hangat-hangat perkara Ahmadiyah yang menghebohkan awal
abad XX, ketika gurunya Syekh Thahir mengarang Perisai
menyatakan kesesatan Ahmadiyah, Inyiak Rasul juga tidak
ketinggalan untuk masuk arena. Beliau membantah pendirian
Ahmadiyah berikut segala syubhat yang dilontarkan pengikut
Qadiyan dengan bukunya al-Qaulus Shahih ini. setelah
mebahas dengan jitu dan cukup alasan, Inyiak Rasul didalam
kaya ini menyimpulkan bahwa Mirza Ghulam Ahmad,
sebagai pendiri Ahmadiyah itu telah sangat berati memutar
balikkan ayat dan hadist untuk keperluannya, melakukan
kebohongan untuk menjual agama barunya,123 dikemukakan
pula bahwa Dajjal yang diriwayatkan serupa dengan laku
Mirza ini.
Kitab ini mulanya ditulis dalam Arab Melayu, dan dicetak
Tsamaratul Ikhwan Bukittinggi, 1926. kemudian dilatinkan
oleh Hamka, dan dicetak di Yogya, pada Persatuan
Muhammadiyah.
122
Ibid., hal pembuka
123
Lihat DR. H. Abdul Karim Amrullah, al-Qawloesh Shahih
(Yogyakarta: Durekrij Persatuan Muhammadiyah, t. th) hal. 60 dst…
84
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
124
DR. H. Abdul Karim Amrullah, Al-Mishbah li Tanwiri Qulubiz
Za’imin (Padang Panjang: Badezt, 1940) 36 halaman
85
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
12) al-Burhan: Mentafsirkan dua puluh dua puluh dari pada al-
Qur’an
layaknya ulama-ulama zamannya yang multidisipliner, Inyiak
Rasul juga menuangkan waktu untuk menulis Tafsir al-
Qur’an sederhana, namun menarik. Dalam kitab ini, Inyiak
Rasul menafsirkan 22 surat, mulai dari ad-Dhuha sampai an-
Nass. Dalam pengantarnya, beliau mengemukakan bahwa
keinginan menulis tafsir ini didasarkan kuliah-kuliah beliau di
Surau Jembatan Besi dalam Tafsir al-Qur’an.127 Meski
sederhana, lebih dari itu Tafsir ini telah tersebar dan dibaca
hingga luar pulau Sumatera.
Tafsir ini dicetak pada Percetakan Baroe, Fort de Kock, 1927.
125
Kitab ini ada tersimpan di Kutubkhannah, Maninjau.
126
DR.H. Abdul Karim Amrullah, al-Kawakib ad-Durriyah li Bayan
adam istirath khutbah bil ‘Arabiyah (Medan: t.tp., 1940) hal. 40
127
DR.H. Abdul Karim Amrullah, al-Burhan…, op. cit., hal. 16
86
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
13) al-Faraidh
Risalah ini berisi tentang petunjuk mengenai cara pembagian
harta warisan menurut aturan Islam. Penulisannya tampak
dimotivasi dengan keinginan untuk memberi pengetahuan
pada masyarakat dalam bidang fara’idh. Sebagaimana
diketahui bahwa diawal abad XX terjadi pula perdebatan
mengenai hukum pewarisan di Minangkabau dan kedudukan
harta pusaka. Para ulama tampak menggalakkan menerapan
fara’idh, diantaranya dengan mengajarkan ilmu faraidh
secara langsung, dan ada pula dengan menulis buku-buku
berkenaan dengan warisan.
Risalah ini selesai ditulis pada tahun 1935, di Kutubkhannah
Maninjau. Kemudian diterbitkan oleh pengarang sendiri
ditahun itu juga.
87
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
88
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
128
DR. H. Abdul Karim Amrullah, al-Basha’ir: Dalil-dalil yang kuat,
pemandangan yang hebat, penolak segala kesamaran dan Syubhat (Fort de
Kock: Islamiyah, 1357 H) halaman sampul
89
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
5) Mursyidut Tujjar
6) Pertimbangan Adat Limbago Minangkabau
7) Dinullah
8) Al-Ifsah
9) Kitabur Rahmah
10) Cermin Terus
11) An-Nida
12) Asy-Syir’ah
13) Hanya Allah
14) Al-Ihsan
90
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
129
Syekh Jalaluddin al-Kusai Sungai Landai, Risalah syarat
Sembahyang dan Rukun Iman serta dengan Akidah Iman (Fort de Kock:
Mathba’ah Islamiyah, t. th) hal. 31
91
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
130
Lihat Apria Putra, Ulama-ulama Luak nan Bungsu…, op. cit; Tim
Islamic Centre, Riwayat Ulama…, op. cit., hal. 111-119
92
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
93
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
131
Syekh Abdul Wahid Tabek Gadang, Kitab Aqa’idul Iman
(Pajakoemboeh: Limbago, 1906)
94
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
132
Syekh Hasan Bashri Maninjau, Mursyidut Thullab: Pencerdikkan
segala si-Penuntut (Fort de Kock: H. Ahmad Chalidi, t. th) hal. 17
95
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
96
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
133
Lihat Tim Islamic Centre, op. cit., hal. 99-105
134
Sedang dimasa itu, kitab Alfiyah dengan Syarah-nya merupakan
kitab tinggi dengan tingkat kemusykilan yang cukup padat.
97
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
135
Keterangan Buya H. Ahmad Zaini (Mantan Dekan Adab IAIN
Padang), dalam wawancara tak resmi ketika menuntut kaji kepada beliau
136
Hamka, Ayahku…, op. cit., hal. 294
137
Keterangan Bpk. Murkilim, MA (Dosen STAIN Bengkulu). Salah
seorang murid Buya H. Muhammad Dalil Dt. Manijun. Januari 2011.
98
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
138
Dalam Syekh Sulaiman ar-Rasuli, Tsamaratul Ihsan fi Wiladati
Sayyidil Insan (Bukittinggi: Derikrij Agam, 1923) hal. 90
99
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
139
Syekh Muhammad Jamil Jaho, Tazkiratul Qulub fi Muraqabati
Alamal Ghuyub (Bukittinggi: Nusantara, 1956) hal. 54
140
Hamka, dengan nada pembelaan, mengoreksi tulisan Syekh Jamil
mengenai riwayat Abduh ini. Sebagai seorang yang mengelu-elukan Abduh
berikut Rasyid Ridha dan al-Afgani, Hamka menyebutkan Syekh Jamil tidak
teliti terhadap hal ini, “Beliau (Syekh Jamil) hanya mengutip saja keterangan
Syekh Yusuf an-Nabhani, tanpa membanding-bandingkan” (lihat dalam Ayahku
hal. 297-298). Bandingkan dengan Syekh Yusuf an-Nabhani, Syawahidul
Haq…
100
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
141
Syekh Muhammad Jamil Jaho, Kasyafatul Awishah fi Syarh Matn
al-Ajurumiyah (Padang Panjang: Tandikek, 1940) jilid I, hal. 2
101
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
102
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
142
Tim Islamic Centre, Riwayat 20, …op. cit., hal. 57-58
103
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
143
M. Sanusi Latief, op.cit., pada note hal. 512
104
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
144
Syekh Muhammad Jamil Jambek, Penerangan Tentang Asal Usul
Tarikat Naqsyabandiyah dan Segala yang berhubungan dengan dia
(Bukittinggi: Tsamaratul Ikhwan, 1941) hal. 2
105
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
106
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
107
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
145
Muhammad Rusli Kapau, Khulashah Tarikh Maulana Syekh
Sulaiman ar-Rasuli di dalam pertalian adat dan syara’ (1926) hal. 62
108
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
146
Ibid., hal. 66-68; KH. Baharuddin Rusli, op. cit., hal. 6-13; Tim
Islamic Centre, Riwayat 20…, op. cit., hal. 77-78
109
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
147
Keterangan Buya H. Sya’rani Khalil Dt. Majo reno, pimpinan
Madrasah al-Manar Batu Hampar, cucu dari Tuan Syekh Arsyad bin Maulana
Syekh Abdurrahman al-Khalidi Batu Hampar. Wawancara Februari 2010.
148
Muhammad Rusli Kapau, op. cit., hal. 72; Syekh H. Yunus Yahya,
Surat Terbuka Untuk H. Jalaluddin dalam Tablighul Amanah fi Izalati Khurafat
was Syubhah (Bukittinggi: Nusantara, 1954) hal. 42
110
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
149
Muqaddimah dalam kitab Enam Risalah (Bukittinggi: Direkrij
Agam, 1920) hal. 3
111
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
150
Penutup pada Sya’ir Nabi Wafat dalam kitab Enam Risalah
(Bukittinggi: Direkrij Agam, 1920) hal. 102
112
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
113
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
151
Syekh Sulaiman ar-Rasuli, al-Qaulul Kasyif fi Radd ‘ala man
i’tiradh ‘ala Akabir di -dalam Kitab Enam Risalah (Bukittinggi: Durekrij Agam,
1920) hal. 104
114
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
115
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
152
Muqaddimah kitab Ibthal Hazzhi Ahlil ‘Ashbiyah fi Tahrim
Qira’atil Qur’an bi ‘Ajamiyah dalam kitab Enam Risalah (Bukittinggi: Direkrij
Agam, 1920) hal. 109
116
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
153
Muqaddimah kitab Izalatul Dhalal fi Tahrim Iza’ was Su’al dalam
kitab Enam Risalah (Bukittinggi: Direkrij Agam, 1920) hal. 117
117
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
154
Syekh Sulaiman ar-Rasuli, Tsamaratul Ihsan fi Wiladati Sayyidil
Insan (Bukittinggi: Direkrij Agam, 1923) halaman awal
118
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
155
Ibid., hal. 5
156
Ibid., hal. 8
157
Ibid., hal. 10-14
119
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
158
Syekh Sulaiman ar-Rasuli, Sya’ir Perdirian Maulud dalam Ibid.,
hal. 77
159
Ibid., hal 92
120
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
160
Ibid., hal. 98
121
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
161
Lihat KH. Baharuddin Rusli, op. cit., hal. 17. Rancak di Labuah ini
menjadi satu karya sastra berdedikasi filsafat Minangkabau yang sangat popular
di awal abad XX tersebut. Ada beberapa versi tentang cerita ini, satunya yang
ditulis oleh Dt. Paduko Alam Payakumbuh.
122
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
162
Syekh Sulaiman ar-Rasuli, Kisah Muhammad Arif: Pedoman
Hidup di Alam Minangkabau Menurut Gurisan Adat dan Syara’ (Bukittinggi:
Tsamaratul Ikhwan, 1939) hal. 3-4
123
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
163
Ibid., hal. 60-61
124
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
………
Wahai saudaro sekalian teman
Patut dipakai buku pedoman
Siang dan malam jadi idaman
Cerita puteri Siti Budiman
164
Ibid., hal. 67
125
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
126
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
165
Syekh Sulaiman ar-Rasuli, Dawa’ul Qulub fi Qishah Yusuf wa
Ya’qub (Fort de Kock: Maktabah Islamiyah, 1924) hal. 2
127
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
166
Ibid., hal. 29
128
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
167
Syekh Sulaiman ar-Rasuli, Pertalian Adat dan Syara’ yang
terpakai di Alam Minangkabau Lareh nan Duo Luhak nan Tigo (bukittinggi:
tt.p, 1927) hal. 31
129
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
168
Ibid., hal. 32
130
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
169
Syekh Sulaiman ar-Rasuli, Pertalian Adat dan Syara’ yang
terpakai di Alam Minangkabau Lareh nan Duo Luhak nan Tigo (bukittinggi:
tt.p, 1927) hal. 31
170
Ibid., hal. Terakhir (tanpa penomoran)
131
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
132
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
171
Syekh Sulaiman ar-Rasuli, Sya’ir Mi’raj di dalam Kitab Enam
Risalah (Bukittinggi: Derekrij Agam, 1920) hal. 5
172
Dikemudian banyak banyak pula polemic perihal Mi’raj ini. Hal
yang diperdebatkan ialah Mi’raj apakah Tubuh saja atau Ruh dan Tubuh
sekalian. Lihat KH. SIrajuddin Abbas, 40 Masalah Agama (Jakarta: Pustaka
Tarbijah, 1970) jilid. I
133
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
………173
Setelah menguraikan ilmu tauhid sekedar hajat, Syekh
Sulaiman ar-Rasuli lalu masuk dalam cerita Mi’raj, diawali
dengan sebab-sebab terjadinya Mi’raj. Diceritakan pada
mulanya langit dan bumi saling berbantahan, saling
mengegokan diri. Langit berkata bahwa dia merupakan
tempat yang paling indah, sebab dihiasi bulan dan bintang-
bintang. Kemegahan langit dijawab oleh bumi, bahwa di
bumi ada Baitullah yaitu Ka’bah tempat mulia. Langitpun
menyahut kemudian, dilangitpun ada tempat mulia yaitu
Baitul Ma’mur, ada pula syorga dan neraka. Tak mau kalah,
bumi menyahuti, di bumi ada seorang manusia yang menjadi
penghulu sekalian alam, yaitu Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam. Mendengar perkataan bumi, langitpun
diam membisu, tak dapat lagi membantah bumi. Kemudian
langit meminta kepada Allah supaya manusia mulia (Nabi
Muhammad) dinaikkan pula ke atas langit ini. Keinginan
langit ini kemudian diijabah oleh Allah.174 Cerita ini
dilanjutkan dengan riwayat pembelahan dada Nabi oleh Jibril.
Setelah itu perjalanan Nabi menuju Baitul Maqdis, naik ke
langit hingga Sidratul Muntaha, melihat syorga dan neraka,
menerima perintah shalat, turun ke Bumi dan diakhiri dengan
riwayat kaum kafir yang mendustakan peristiwa Isra’ Mi’raj.
Risalah ini ditulis dalam bentu nazhm (sya’ir) yang cukup
panjang, menarik dengan ungkapan yang mudah dicerna
sehingga tidak membuat jemu pembaca. Risalah ini dicetak
dalam satu bundel karangan Syekh Sulaiman ar-Rasuli, Kitab
Enam Risalah, dicetak pada Derekrij Agam, 1920.
11) Kisah Mu’az dan Nabi wafat
Mu’az adalah salah satu sahabat Nabi yang utama. Beliau
telah menerima perintah dari Nabi untuk menjadi juru
dakwah di Yaman, beberapa lama, bahkan sampai wafatnya
173
Ibid., hal. 5-6
174
Ibid., hal. 8-9
134
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
135
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
175
Syekh Sulaiman ar-Rasuli, Kisah Mu’az dan Nabi wafat dalam
Kitab Enam Risalah (Bukittinggi: Derekrij Agam, 1920) hal. 66
176
Ibid., hal. 74
136
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
177
Ibid., hal. 75
137
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
178
Ibid., hal. 101
138
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
179
Syekh Sulaiman ar-Rasuli, Kitab Pedoman Puasa (Fort de Kock:
Bukhandel Tsamaratul Ikhwan, 1936) hal. 20-21
139
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
140
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
180
Syekh Sulaiman ar-Rasuli, Risalah al-Qaulul Bayan fi Tafsiril
Qur’an (Fort de Kock: Mathba’at Islamiyah, 1928) hal. 1
181
loc. cit., lihat note
182
Syekh Sulaiman ar-Rasuli, Kitab Pedoman Puasa (Fort de Kock:
Bukhandel Tsamaratul Ikhwan, 1936) hal. 20-21
141
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
183
Ibid., hal. 129-130
142
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
184
Syekh H. Yunus Yahya, op. cit., dalam Syekh Sulaiman ar-Rasuli,
Tablighul Amanah…, op. cit., hal. 35. diantara ulama-ulama besar yang hadir
ialah: Syekh Abdul Ghani Batu Basurek, Syekh Sulaiman ar-Rasuli Candung,
Syekh Muhammad Sa’id al-Khalidi – Bonjol, Syekh Mudo Abdul Qadim
Belubus, Syekh Adam Palembayan – Agam, Syekh Ibrahim Harun Tiakar
Payakumbuh, Syekh Abdul Majid Koto nan Gadang – Payakumbuh, Syekh
Darwisy Arsyadi Batu Hampar Payakumbuh, Syekh Muhammad Zain
Kumpulan – Lubuk Sikaping, Syekh Abdussalam Bangkinang – Kampar, Syekh
Mansur Kamang Bukittinggi, Syekh Ma’shum Penampungan – Bukittinggi,
Syekh Muhammad Yunus Tuanku Sasak, Syekh Yunus Yahya Magek –
Bukittinggi, Syekh Husen Amini al-Khalidi Pasia – Bukittinggi, Syekh Yahya
al-Khalidi Malalo – Tanah Datar, Syekh Umar Lubuk Sikaping, Syekh Hasyim
al-Khalidi Pariaman, Syekh Abdurrahman al-Khalidi Simalanggang –
Payakumbuh, Syekh Dzulqarnain al-Khalidi Situjuh – Payakumbuh, Syekh Abu
Bakar al-Khalidi, Syekh Abdurrahman Kuran-kuran, Lubuk Sikaping, Syekh
Abdul Wahab al-Khalidi Pelangi PSK, Syekh Muhammad Rasyad Koto
Marapak, Syekh Muhammad Syafi’i al-Khalidi Pandai Sikek, Syekh Abu
Syamah al-Khalidi Tigo Baleh, Syekh Sulaiman al-Khalidi Malampah, Lubuk
Sikaping, Syekh Zakaria Labai Sati Malalo, Syekh Sulaiman al-Khalidi Magek,
Syekh Qulan al-Khalidi Painan, Syekh Mahmud Abdullah “Beliau Tarantang”,
Syekh Arifin Jamil “Tuanku Solok” Kamang, Bukittinggi dan Syekh Jamaluddin
al-Khalidi Padang Luar Kota
185
Baca M. Sanusi Latief, op. cit., hal. 370 dst…
143
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
186
Syekh Sulaiman ar-Rasuli, Tablighul Amanah…, op. cit., hal. 32
144
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
187
Muhammad Rusli Kapau, op. cit., hal. 78
145
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
188
Tim Islamic Centre, Riwayat Hidup dan Perjuangan 20…,
op. cit., hal. 108
146
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
147
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
148
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
3. Titian ke Syorga
Buku ini terbilang kecil. Terdiri dari beberapa masalah yang
bersangkut dengan keimanan. Dicetak dengan menggunakan
aksara latin oleh sebuah percetakan di Padang Panjang.
189
Hamka, Ayahku…, op. cit., hal. 293-294
149
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
150
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
190
M. Sanusi Latief, op. cit., hal. 654
151
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
191
Martin van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia:
Survei Historis, Geografis dan Sosiologis (Bandung: Mizan, 1992) hal. 147
192
Lihat Apria Putra, Ulama-ulama Luak nan Bungsu…, op. cit., hal.
. keterangan pengembaraan keilmuan Syekh Mudo dari sebuah manuskrip
bertuliskan tangan yang berisi Autobiografi Syekh Mudo sendiri.
152
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
153
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
193
Syekh Mudo Abdul Qadim Belubus, as-Sa’adatul Abdiyah fima
Ja’a Bihin Naqsyabandiyah menyatakan Wirid Amalan Tarikat Naqsyabandiyah
(Bukittinggi: as-Sa’adiyah, t. th)
194
Syekh Mudo Abdul Qadim Belubus, as-Sa’adatul Abdiyah fima
Ja’a bihin Naqsyabandiyah Bahagian Natijah (Tapanuli: Syarikah Islamiyah,
1950)
154
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
155
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
195
Lihat Syekh Mudo Abdul Qadim Belubus, Risalah Tsabitul Qulub
(Bukittinggi: as-Sa’adiyah, t. th) jilid I. cetakan ke-VI.
156
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
[Kedua] Tsabitul Qulub jilid II, Kajian dalam kitab ini tak
kalah menariknya. Kitab ini baru dijumpai penulis dalam
bentuk manuskrip, salinan tangan oleh Marnis Dt. Bangso
Dirajo. Di antara isi kitab ini ialah:
1) Himpunan akidah lima puluh
2) Sebab zikir la ilaha illallahu tidak pakai muhammadur
rasulullah
3) Masalah Nur Muhammad dan Nur Allah
4) Kelebihan manusia dari pada segala alam
5) Masalah Najis dan hadast
6) Pembahasan Muqarinah Niat
7) Tentang martabat Ahadiyah, wahdah dan wahidiyah
8) Menyatakan syari’at dan tharikat di dalam sembahyang
9) Rabithah dalam sembahyang
10) Asal suluk 40 hari, dan lainnya banyak lagi
[Ketiga] Tsabitul Qulub jilid III, pada jilid ini termuat
pengajaran Tharikat yang cukup istimewa, yakni
membicarakan perhubungan shalat dengan Tharikat. Di mana
di dalamnya ada tertulis:
Maka dari itu nyatalah bagi kita bahwa ilmu Tharikat itu
bersuanya di dalam sembahyang. Sepatutnya kita mahir ilmu
tharikat itu dengan beberapa martabatnya.
………………
Maka apabila hilang hamba dan hilang kalimat dan tinggal
nur, maka nur itulah yang dinamakan dengan zikir Hakikat.
Maka apabila hilang hamba hilang kulimah hilanglah pula
nur maka pulanglah hak kepada yang mepunyai, dan
kembalilah hamba kepada Tuhannya. (Tsabitul Qulub jilid
ke-III)
Kemudian kitab ini disambung dengan pembahasan mengenai
“nafsu yang tujuh”, dijabarkan dengan kalimat jelas dan
ringkas. Kemudian kitab ini disudahi dengan wirid-wirid
dalam tharikat Saman.
Asal naskah kopiannya masih ada tersimpan di surau
Belubus, yakni cetakan Islamiyah – Medan.
157
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
196
H. Abdul Malik bin Syech Mudo, al-Manak: Mempusakai dari
Ayah, Syech Mudo Abdul Qadim Belubus (Bukittinggi: as-Sa’adiyah, t. th)
158
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
197
BJO. Schrieke, op. cit., hal. 83
198
loc. cit.,
159
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
160
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
199
Meski beberapa kali Syekh Ibrahim juga terlibat dengan masalah-
masalah yang diperdebatkan kaum Muda, seperti soal meniga hari kematian
hingga menyeratus hari. Pernah satu kali beliau dijalang oleh seorang ulama
besar di Pariaman, Syekh Sidi Talua Ampalu Tinggi, untuk bermutharahah
dalam masalah ini. Keterangan dari Buya Muhammad nur Angku Panjang
Kiambang, 26 April 2011.
161
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
200
Tim Islamic Centre, Riwayat Hidup 20 Ulama, …, op. cit., hal.
157-158
162
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
201
Syekh Ibrahim Musa Parabek, Hidayatus Shibyan ‘ala Risalah
Syekh Syuyukhina Sayyid Ahmad Zaini Dahlan (Fort de Kock: Drukkerij Baroe,
t. th) halaman sampul
163
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
164
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
202
Lihat Syekh Ibrahim Musa Parabek, Ijabatus Suul fi Syarh
Hushulul Ma’mul (Padang Panjang: Drukkerij Bandezt, 1934)
165
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
203
M. Sanusi Latief, gerakan…, op. cit., hal. 157
166
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
204
Syekh Aboe Bakar Ali Naqsyabandi, Rahsia Sjari’at dan Thariqat
(Fort de Kock: Boekhandel Soearti, 1938) halaman pertama
205
Ibid., hal. 27
167
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
168
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
169
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
206
Syekh Janan Thaib Bukittinggi, al-Muqmatus Shakhram fi Raddi
‘ala Man Ankara ilmal Kalam (Mesir: Mathba’ah Taufiq al-Adabiyah, 1910)
hal. 3
170
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
1) Tahqiq Syathari
Kitab ini, sebagaimana disebutkan oleh pengarangnya pada
bagian penutup, merupakan salinan beberapa bagian dari
171
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
207
Syekh Sidi Jumadi, Tahqiq Syathari (Padang Panjang: Tandikek,
1929) hal. 51
172
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
173
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
…………
Rupa dahulu rupanya bayan
Undang (Adat) dan syara’ sama sejalan
Adat memegang dengan pedoman
Dusun negeri berupa aman
…………
Pada pikiran hamba yang hina
Kalau dibuang agama lama
Jo pangkal adat sama sekata
Jo undang Kompeni demikian juga
208
Syekh Sidi Jamadi, Sya’ir Ihwal Jalan (Padang Panjang: Tandikek,
1955) hal. 4-5
174
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
3) Sya’ir Siriah
Karya ini merupakan serangkaian sya’ir yang berisi tentang
pengajian “Nur Muhammad”. Karya ini tampat menarik
untuk dikaji, disamping ditulis dengan sastra gaya lama,
isinya termasuk padat dengan menguraikan hal ilwal Hakikat
Muhammad dengan segala seluk beluknya. Dalam kajian
Tarikat Syathariyah dan Tasawwuf muntahi (tingkat tinggi),
kaji Nur Muhammad termasuk pelajaran yang sering
dirahasiakan dan hanya diberikan kepada murid-murid
pilihan, sebab bila diumbar kedepan khalayak ramai tentu ada
yang belum bisa memahaminya lantas membatalkannya.
Kutipan pembukaan sya’ir ini sebagai berikut:
Bismillahirrahmanirrahim
175
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
209
Syekh Sidi Jamadi, Sya’ir Siriah di dalam Sya’ir Ihwal Jalan. hal.
38
176
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
177
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
1. Libasul Iman
Kitab ini berbicara tentang masalah fiqih yang terdiri dari 14
fasal, dimulai dengan berbicara tentang air, apa-apa saja macam
nya. Setelah iu berpindah kepada pembicaraan tentang najis,
hadas, berwudhu’, mandi, syarat sebelum masuk shalat beserta
hukumnya. Semua masalah ini dikaitkan dengan air yang menjadi
dasar pembicaraan pada kitab ini. Karya ini dicetak pada Direkri
Kahamy Bukit Tinggi tanpa menyebutkan tahun terbit.
178
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
2. Syamsul Bayan
Kitab ini berbicara mengenai kajian Tauhid, mencakup sifat dua
puluh berikut akidah keimanan lainnya. Menarik dari kitab ini
bahwa pada bagian-bagian tertentu diberi penjelasan yang
mendalam, sehingga jadilah karya ini menjadi kajian yang padat
dalam berbicara Tauhid, misalnya mengenai permasalah wahdatul
wujud yang kontroversial tersebut, diberinya pandangan yang
cukup tajam. Karya ini dicetak pada percetakan Kahamy
Bukittinggi tanpa menyertakan tahun.
179
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
180
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
181
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
212
M. Sanusi Latief, op. cit., hal. 329
213
Ibid., hal. 369
182
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
214
H. Jalaluddin, Majalah Sinar Keemasan no. 73-74 (th. 1964) hal.
30-31
215
M. Sanusi Latief, op. cit., hal. 373-374
183
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
216
Majalah Sinar Keemasan (th. 1964), hal. 34-35
184
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
217
Riwayat hidupnya dapat dilihat dalam Tim Islamic Centre, Riwayat
20…, op. cit hal. 199-207
185
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
218
Karangan-karangan beliau yang umumnya didedikasikan sebagai
buku pelajaran Madrasah itu mendapat apresiasi baik dari Faqih Usman,
Menteri Agama masa itu
219
Lihat Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim, Tahzibul Akhlaq
(Bukittinggi: Nusantara, 1955) jilid I, hal. 21-24
220
Ibid., hal. 21
186
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
187
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
188
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
189
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
190
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
191
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
192
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
222
Lihat Tim Islamic Centre, Riwayat Hidup Ulama, …op. cit., hal.
199-201
193
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
1) Kitab al-Faraidh
Risalah ini merupakan uraian ringkas mengenai tata cara
pembagian harta warisan. Tujuan penulisan karya ini tampak
dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa Syari’ah
terhadap buku pedoman dalam pelajaran Faraidh. Kitab ini
disebarkan dalam bentuk stensil dilingkungan Fakultas
Syari’ah Bukittinggi.
2) Hidayatut Thalibin fi Bayan Ahadist Sayyidil Mursalin
Kitab ini merupakan himpunan hadist-hadist pilihan dalam
berbagai bidang, serta dilengkapi dengan penjelasan ringkas
terhadap hadis tersebut. Diantara hadist-hadist yang dihimpun
dalam karya ini ialah mengenai ilmu dan keutamaannya,
hadist tentang permulaan wahyu turun kepada Nabi
Muhammad, hadist keutamaan Iman dan Islam dan lainnya.
Kitab ini dikemudian mendapat apresiasi dari Syekh
Sulaiman ar-Rasuli dalam kata pengantarnya.
194
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
195
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
196
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
Bagian III
Dinamika Intelektual Ulama Minangkabau
dalam Karya-karya awal abad XX
1. Tarikat (Tasawuf)
Tarikat ialah masalah pertama yang diperbincangkan dimasa ini.
Perdebatan mengenai masalah ini dimulai dari keraguan Ulama-
ulama Muda terhadap keabsahan Tarikat. Keraguan yang timbul
sepertinya kuat dipengaruhi oleh Majalah-majalah kaum pembaru
di Mesir, seperti ‘Urwatul Wustqa dan al-Manar, dimana kedua
193
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
1
Istilah Tasawuf sendiri muncul pada abad ke-II Hijriyah, lihat Ibnu
Khaldun, Syifa’us Sa’il wa Tahzibul Masa’il (Beirut: Dar Fikr al-Mu’ashir,
1996) hal. 44-dst; menganai lahirnya nama-nama Tarikat baru lahir sekitar abad
ke-7 hijriyah, lihat M. Sanusi Latief, op. cit., hal. 82
2
Lihat misalnya Imam Maulana Abdul Manaf Amin al-Khatib, Kitab
Menerangkan Perkembangan agama Islam semenjak dahulu dari Syekh
Burhanuddin sampai ke zaman kita sekarang (manuskrip) terutama hal. 4-9;
lihat pula Oman Fathurrahman, Tarekat Syathariyah di Minangkabau: Teks dan
Konteks (Jakarta: Prenada Media Group, 2008) hal. 43
3
BJO. Schrieke, op. cit., hal, 28; Christine Dobbin, op. cit., hal. 196
4
Lihat H. Abdul Wahid Ketinggian, Nazham Ziarah Kubur
(manuskrip)
194
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
195
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
8
Lihat Syekh Muhammad Amin Kurdi al-Irbili an-Naqsyabandi,
Tanwirul Qulub fi Muamalati Alamal Ghuyub (Singapura: al-Haramain, t. th)
hal. 501-502; Syekh Muhammad Amin Kurdi al-Irbili an-Naqsyabandi, al-
Mawahib as-Sarmadiyah fi Ajla’ as-Saadat an-naqsyabandiyah (Damsyiq: Dar
Hira’, 1996); Syekh Abdul Majid bin Muhammad al-Khani, al-Hada’iq al-
Wardiyyah fi Haqa’iq Ajla’ an-Naqsyabandiyah (Arbelia: Mathba’ah Waziratul
Tarbiyah, 2002); mengenai Maulana Syekh Khalid Kurdi lihat Nazhar Abazhah,
Syekh Khalid an-Naqsyabandi al-‘Alimu al-Mujaddid: Hayatuhu wa Ahammu
Muallafihi (Libanon: Dar Fikr al-Mu’ashir, 1994); jangan lupa lihat Syekh
Abdul Majid al-Khani, as-Sa’adatul Abdiyah fima Ja’a bihin Naqsyabandiyah
(Damsyiq: Maktabah Ishlah, t. th) hal. 26-27
196
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
9
Diantara perdebatan yang dapat dicatat yaitu (1) Syekh Muhammad
Sa’ad Mungka yang mempertahankan Tarikat Naqsyabandiyah dalam pertemuan
besar Ulama-ulama Minangkabau di Mesjid Bonjol Alam (Ampat Angkek) di
tahun 1334 H, yang ketika itu dihadiri juga oleh Dr. Abdul Karim Amarullah
dan Syekh Jamil Jambek; (2) kisah perdebatan Syekh Sulaiman ar-Rasuli,
pemimpin Kaum Tua, dengan Syekh Muhammad Thahir al-Azhari tentang
masalah Rabithah dalam Tarekat Naqsyabandiyah pada tahun 1349 H. Dimana
ketika itu Syekh Sulaiman ar-Rasuli sebagai Pembela Tarekat bermuzakarah
dengan Syekh Muhammad Thahir al-Azhari sebagai penentangnya Banyak
orang yang hadir menyangka bahwa Syekh Sulaiman ar-Rasuli akan mengikut
pendapat Syekh Muhammad Thahir. Tapi kenyataannya setelah berlangsung
muzakarah, Syekh Muhammad Thahir tidak mampu membatalkan dalil-dalil
Syekh Sulaiman ar-Rasuli walaupun beliau telah berganti-ganti dengan teman-
temannya untuk mendebat Syekh Sulaiman ar-Rasuli, sedang Syekh Sulaiman
ar-Rasuli sendiri, tidak dibantu oleh siapa-siapa. baca H. Yunus Yahya dalam
Tablighul Amanah. Hal. 42-43; Muhammad Rusli Kapau, Khulasah Tarikh
Maulana Syekh Sulaiman ar-Rasuli. Hal. 71
197
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
198
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
13
Lihat Syekh Abdurra’uf, Tanbihul Masyi al-Mansub ila Tariqil
Qusyasi as-Syatari (Manuskrip, salinan Imam Maulana Abdul Manaf Amin al-
Khatib) hal. 4-6
14
Baca Oman Fathurrahman, op. cit., hal. 128-129
199
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
15
Didalam Nahjatus Salikin, yang ditulis dalam Arab Melayu,
dijelaskan pokok-pokok penting Tarikat Naqsyababdiyah. Lihat Syekh
Abdusshamad Kajai, Nahjatus Salikin (Manuskrip). Selesai ditulis di Mekah al-
Mukarramah.
200
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
201
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
202
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
203
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
204
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
205
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
206
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
207
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
2. Fiqih (Furu’)
Furu’ Fiqih merupakan salah satu topik yang cukup hangat
dibicarakan pada awal abad XX. Sebagaimana ditulis didepan
bahwa di nusantara, khususnya Minangkabau, dikenal erat
memegang Mazhab Syafi’i dalam furu’ syari’at. Lahirnya paham
pemabaharuan yang mempertanyakan Mazhab-mazhab fiqih yang
17
Anonim, Sya’ir Tharikat Nuraniyah Rabbaniyyah Khalawatiyah
Muhammadiyah dan Samaniyah (Manuskrip, salinan dari Buya Muhammad
Ridhwan Dt. Tanbijo); Anonim, Syair Saman (Manuskrip Simpang Tonang,
Pasaman)
208
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
209
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
210
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
211
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
3. Tauhid (Aqidah)
Aspek Tauhid menjadi perdebatan pula di awal abad XX, meski
perbincangan mengenai masalah yang satu ini tidak meluas
sehebat perkara Tarikat. Perkara yang pernah menjadi perdebatan
ialah masalah mengaji “Sifat Dua Puluh”. Pemicu perdebatan itu
hanya dilontarkan oleh segelintir, yang namanya tidak pula
dikenal dari dikalangan ulama-ulama Muda. Sebagaimana
diketahui, bahwa antara kaum Tua dan kaum Muda tidak berbeda
dalam so’al i’tiqat, mereka sama-sama memegang Ahlussunnah
wal Jama’ah (kecuali dalam satu dua masalah furu’-nya), sama-
sama mengaji dan mengajar Sifat Dua Puluh sebagai ciri khas
Mazhab Asy’ary. hal ini dapat kita cermati dari karangan-
karangan dua kelompok ini, dinama ulama-ulama tersebut
212
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
18
Lihat misalnya H. Abdul Karim Amarullah, ‘Umdatul Anam…, op.
cit.,; Syekh Sulaiman ar-Rasuli, al-Aqwalul Mardiyah…, op. cit., ; dan banyak
kitab-kitab lainnya
213
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
19
Muhammad Dahid Malin Bonso, Kitab Ushul Diyanah (tt.p, t. th)
hal. 17
214
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
215
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
20
Hamka, Ayahku…, op. cit., hal. 137-141
216
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
Epilog
219
Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX
220
Daftar Kepustakaan
I. Manuskrip
Amrullah, Abdul Karim, Qathi’u Riqab al-Mulhidin. Manuskrip
Batuhampar, Muhammad Arsyad, Min Makah ila Mishr. Manuskrip
Bonjol, Abdul Jalil, Kisah Nabi Yusuf. Manuskrip (2 jilid)
Jabal Qubais (Mekah), Ijazah Tarikat Naqsyabandiyah Maulana Syekh
Muhammad Bashir Lubuk Landur dari Syekh Ali Ridha Jabal
Abi Qubais. Manuskrip
Jambek, Muhammad Jamil, Muqaddimah fi Hisabil Falakiyah
Mukhtashar Mathla' as-sa'id fi hisabat al-Kawakib. Manuskrip
Kajai, Abdusshamad, Nahjatus Salikin (Manuskrip)
Ketinggian, Abdul Wahid, Nazham Ziarah Kubur. Manuskrip
Ketinggian, Abdul Wahid, Sejarah Ringkas Syekh Muhammad Sa’ad
Mungka. Manuskrip
Ketinggian, Abdul Wahid, Riwayat Ringkas Syekh Yahya al-Khalidi
Magek (Manuskrip)
Koto Tangah, Sidi Jamadi, Sya’ir Riwayat Hidup. Manuskrip
al-Khatib, Imam Maulana Abdul Manaf Amin, Kitab Menerangkan
Perkembangan Agama Islam Semenjak Dahulu dari Syekh
Burhanuddin sampai ke zaman kita sekarang. manuskrip
al-Khatib, Imam Maulana Abdul Manaf Amin, Risalah Mizan al-Qalb.
Manuskrip
Kinali, Abdul Majid, Naskah Tarikat Naqsyabandiyah. Manuskrip
al-Minangkabawi, Isma’il bin Abdullah, Mawahil Rabbil Falaq Syarh
Qashidah bintil Mailiq. Manuskrip
Sikabu-kabu, Muhammad Salim, Naskah Tarikat Naqsyabandiyah.
Manuskrip
Singkel, Abdurrauf, Bayan Tajalli. Manuskrip
Singkel, Abdurrauf, Daqa’iqul Huruf. Manuskrip
221
Singkel, Abdurrauf, Tanbihul Masyi al-Mansub ila Tariqil Qusyasi as-
Syatari (Manuskrip, salinan Imam Maulana Abdul Manaf
Amin al-Khatib)
[anonim], (Pengajian Martabat Tujuh). Manuskrip
[anonim], Risalat Lubuak Ipuah (manuskrip)
[anonim], Sya’ir Tharikat Nuraniyah Rabbaniyyah Khalawatiyah
Muhammadiyah dan Samaniyah. (manuskrip, salinan Buya
Muhammad Ridhwan Dt. Tanbijo Sungai Pagu)
[anonim], Naskah Shalawat; Sya’ir Perahu; Sya’ir Tarikat Saman;
Sya’ir Nabi Wafat; Sya’ir Fathimah (satu bundel manuskrip,
Simpang Tonang, Pasaman Barat)
222
Amrullah, Abdul Karim, Sendi Aman Tiang Selamat. Padang: al-Moenir
[t.th]
Amrullah, Abdul Karim, Pembuka Mata: Menerangkan Nikah bercina
Buta. Fort de Kock: Drukkerij Baroe [1923]
Amrullah, Abdul Karim, Sullamul Wushul Yarqi bihi Sama’u ilmil
Ushul. Padang: Durekrij al-Moenir [1915]
Amrullah, Abdul Karim, al-Qawloesh Shahih. Yogyakarta: Durekrij
Persatuan Muhammadiyah [t. th]
Amrullah, Abdul Karim, Al-Mishbah li Tanwiri Qulubiz Za’imin.
Padang Panjang: Badezt [1940]
Amrullah, Abdul Karim, al-Kawakib ad-Durriyah li Bayan adam
istirath khutbah bil ‘Arabiyah. Medan: t.tp. [1940]
Amrullah, Abdul Karim, Kitab al-Faraidh. Maninjau [1935]
Amrullah, Abdul Karim, al-Basha’ir: Dalil-dalil yang kuat,
pemandangan yang hebat, penolak segala kesamaran dan
Syubhat. Fort de Kock: Islamiyah [1357 H]
Amarullah, Abdul Malik Karim (Hamka), Teguran Suci dan Jujur untuk
Mufti Johor Sayyid Alwi bin Thahir al-Hadad. Singapura:
Sarikat Muhammadiyah [1958]
Bayang, Muhammad Dalil, Targhub ila Rahmatillah. Padang: Derekrij
Orang Alam Minangkabau [1914]
Bayang, Muhammad Dalil, Darul Mau’izhah/ Miftahul Haq dalam
Majmu’ Musta’mal. Padang: Soetan Maharadja [t. th]
Bayang, Muhammad Dalil, Majmu’ Musta’mal yang menyatakan rukun
syarat yang terkandung dalam agama Islam. Bukittingi: HMS
Sulaiman [t. th]
Belubus, Abdul Qadim, as-Sa’adatul Abdiyah fima Ja’a Bihin
Naqsyabandiyah menyatakan Wirid Amalan Tarikat
Naqsyabandiyah. Bukittinggi: as-Sa’adiyah [t. th]
Belubus, Abdul Qadim, as-Sa’adatul Abdiyah fima Ja’a bihin
Naqsyabandiyah Bahagian Natijah. Tapanuli: Syarikah
Islamiyah [1950]
223
Belubus, Abdul Qadim, Risalah Tsabitul Qulub. Bukittinggi: as-
Sa’adiyah [t. th] 3 jilid
Belubus, Abdul Malik bin Syech Mudo, al-Manak: Mempusakai dari
Ayah, Syech Mudo Abdul Qadim Belubus. Bukittinggi: as-
Sa’adiyah [t. th]
Bukittinggi, Janan Thaib, al-Muqmatus Shakhram fi Raddi ‘ala Man
Ankara ilmal Kalam. Mesir: Mathba’ah Taufiq al-Adabiyah
[1910]
Bonjol, Abdul Jalil, Libasul Iman. Bukittinggi: Kahami [t.th]
Bonjol, Abdul Jalil, Sirajul Mubtadi: Membicarakan Hukum-hukum
Islam. Bukittinggi: Kahami [1373 H]
Bonjol, Abdul Jalil, Syamsul Bayan. Bukittinggi: Kahami [t.th]
al-Fadani, Muhammad Khatib Ali, Miftahus Shadiqiyyah fi Ishtilahin
Naqsyabandiyah Raddu fi Zhannil Kadzibah. Padang: Polo
Bomer [1905]
al-Fadani, Muhammad Khatib Ali, Burhanul Haq Radd ‘ala
Tsamaniyah Masa’il al-Jawab min Su’alis Sa’il alQathi’ah al-
Waqi’ah Ghayatut Taqrib. Padang: Pulo Bomer [1918]
al-Fadani, Muhammad Khatib Ali, Risalah at-Mau’izhah wat Tazkirah:
Pengajaran dan Peringatan, keputusan rapat di Padang 15 juli
1919. Padang, Derukrij Orang Alam Minangkabau [1919]
al-Fadani, Muhammad Khatib Ali, Intisharul I’tisham fit Taqlidi ‘alal
Awam Raddu Tamyiz al-Taqlid minal Ittiba’. Padang: de
Volherding [t.th]
al-Falaki, Thaher Jalaluddin, Ini Perisai Orang Beriman, Pengisai
Mazhab Orang Qadiyan. Singapura: Setia Press [1930]
al-Falaki, Thaher Jalaluddin, Natijatul Umur: Pendapatan kira-kira
Pada Taqwim Tarikh Hijri dan Miladi, Hala Qiblat dan Waktu
Sembahyang yang Boleh digunakan selama Hidup. t. tp. : t. p.
[1936]
Guguk Tinggi, Angku Mudo bin Syekh Abdul Ghani, Kitab Empat
Risalah [(1) Permulaian I’tiqat kepada Allah; (2) Anwarul
Iman; (3) Mau’izhah; (4) Nurul Hidayah]. Fort de kock:
Derukrij Islamiyah [1931]
224
Hakim, Abdul Hamid, Tahzibul Akhlaq. Bukittinggi: Nusantara [1955]
Hakim, Abdul Hamid, al-Mu’inul Mubin. Bukittinggi: Nusantara [t. th]
4 jilid
Jaho, Muhammad Jamil, Tazkiratul Qulub fi Muraqabati Alamal
Ghuyub. Bukittinggi: Nusantara [1956]
Jaho, Muhammad Jamil, Kasyafatul Awishah fi Syarh Matn al-
Ajurumiyah. Padang Panjang: Tandikek [1940]
Jalaluddin, Majalah Sinar Keemasan no. 73-74 [1964]
Jalaluddin, Pertahanan Tarikat Naqsyasyabandiyah. Bukittinggi:
Tsamaratul Ikhwan [1950] 4 jilid
Jalaluddin, Rahasia Mutiara Tarikat Naqsyabandiyah. Bukittinggi:
Tsamaratul Ikhwan [t. th]
Jambek, Muhammad Jamil, Penerangan Tentang Asal Usul Tarikat
Naqsyabandiyah dan Segala yang berhubungan dengan dia.
Bukittinggi: Tsamaratul Ikhwan [1941] 2 jilid
Kapau, Muhammad Rusli, Khulashah Tarikh Maulana Syekh Sulaiman
ar-Rasuli di dalam pertalian adat dan syara’ [1926]
Koto Tangah, Muhammad Dahid Malin Bonso, Kitab Ushulud Diyanah
(Sya’ir). t. tp. [t. th]
Koto Tangah, Sidi Jumadi, Tahqiq Syathari. Padang Panjang: Tandikek
[1929]
Koto Tangah, Sidi Jamadi, Sya’ir Ihwal Jalan. Padang Panjang:
Tandikek [1955]
Koto Tangah, Sidi Jamadi, Sya’ir Siriah di dalam Sya’ir Ihwal Jalan
[1955]
Lubuk Sikaping, Abdullah Kari bin Muhammad Hasyim Mudik
Tampang Rao, Tanbihul Manam. Bukittinggi: Tsamaratul
Ikhwan [1933]
Maninjau, Hasan Bashri, Mursyidut Thullab: Pencerdikkan segala si-
Penuntut. Fort de Kock: H. Ahmad Chalidi [t. th]
Maninjau, Aboe Bakar Ali Naqsyabandi, Rahsia Sjari’at dan Thariqat.
Fort de Kock: Boekhandel Soearti [1938]
225
Magek, Yahya al-Khalidi, Jalan Kebahagiaan. Fort de Kock: Islamiyah
[t. th]
Magek, Yunus Yahya, Surat Terbuka Untuk H. Jalaluddin dalam
Tablighul Amanah fi Izalati Khurafat was Syubhah
(Bukittinggi: Nusantara, 1954)
Mansur Dt. Nagari Basa, Hidayatut Thalibin fi Bayan Ahadist Sayyidil
Mursalin. t.p: as-Sa’adiyah [1938]
Mansur Dt. Nagari Basa. Kitab Faraidh[stensil]
al-Minangkabawi, Ahmad Khatib bin Abdullathif, Izhar Zaghlil Kazibin
fi Tasyabbuhihim bis Shadiqin. Mesir: at-Taqdum al-Ilmiyah
[1908]
al-Minangkabawi, Ahmad Khatib bin Abdullathif, al-Ayat al-Bayyinat
lil Munshifin fi Izalati Khurafat Ba’dh Muta’ashisibin. Mesir:
at-Taqdum al-Ilmiyah bi Darbil dalil [1908]
al-Minangkabawi, Ahmad Khatib bin Abdullathif, as-Saiful Battar fi
Mahqi Kalimati Ba’dhil Ahlil Ightirar. Mesir at-Taqdum
Ilmiyah bi Bardid Dalil [1908]
al-Minangkabawi, Ahmad Khatib bin Abdullathif, Fathul Mubin fima
yata’allaqu bi umurid Din. Mekah: Mathba’ah al-Miriyah
[1901]
al-Minangkabawi, Ahmad Khatib bin Abdullathif, Ad-Da’il Masmu’ fir
Radd ‘ala man Yuwarits al-Ikhwn wal Aulad akhwat ma’a
wujudil Ushul wal Furu’. Mesir: Mathba’ah al-Maimuniyah
[1889]
al-Minangkabawi, Ahmad Khatib bin Abdullathif,, al-Minhajul Masyru’
terjemah Kitab ad-Da’il Masmu’ pada Hukum Orang yang
Menyalahi Syari’at pada Pusaka dan pada ilmu Fara’idh.
Mekah: Shaleh Kurdi [1891]
al-Minangkabawi, Ahmad Khatib bin Abdullathif, Inilah Kitab Ar-
Riyadhul Wardhiyyah fil Ushulit Tauhidiyyah wal Furu’il
Fiqhiyyah. Mesir: Mahmud Taufiq [1891]
al-Minangkabawi, Ahmad Khatib bin Abdullathif, Khuttatul
Mardhiyyah fi Radd Syubhah man Qala bibid’atin Talaffuzh
bin Niyyah. Mekah: Mathba’ah Tarqil Majdiyah [1906]
226
Al-Minangkabawi, Isma’il bin Abdullah, Mawahib Rabbil Falaq Syarh
Qashidah binti al-Mailiq. Fort de Kock: Islamiyah (HMS.
Sulaiman) [1928]
Mungka, Muhammad Sa’ad, Tanbihul Awam ‘ala Taghrirat Ba’dhil
Anam. Padang: de Voltherding [1910]
Payakumbuh, Datoeak Padoeko Alam, Rancak di Labuah. Bukittinggi:
Tsamaratul Ikhwan [1919]
Parabek, Ibrahim Musa, Hidayatus Shibyan ‘ala Risalah Syekh
Syuyukhina Sayyid Ahmad Zaini Dahlan. Fort de Kock:
Drukkerij Baroe [t. th]
Parabek, Ibrahim Musa, Ijabatus Suul fi Syarh Hushulul Ma’mul.
Padang Panjang: Drukkerij Bandezt [1934]
ar-Rasuli, Sulaiman, al-Aqwalul Mardiyah fi al-‘Aqaid ad-Diniyyah.
Bukittinggi: Maktabah Islamiyah [1957]
ar-Rasuli, Sulaiman, al-Qaulul Kasyif fi Radd ‘ala man i’tiradh ‘ala
Akabir di -dalam Kitab Enam Risalah. Bukittinggi: Durekrij
Agam [1920]
ar-Rasuli, Sulaiman, Ibthal Hazzhi Ahlil ‘Ashbiyah fi Tahrim Qira’atil
Qur’an bi ‘Ajamiyah dalam kitab Enam Risalah. Bukittinggi:
Direkrij Agam [1920]
ar-Rasuli, Sulaiman, kitab Izalatul Dhalal fi Tahrim Iza’ was Su’al
dalam kitab Enam Risalah. Bukittinggi: Direkrij Agam [1920]
ar-Rasuli, Sulaiman, Tsamaratul Ihsan fi Wiladati Sayyidil Insan.
Bukittinggi: Direkrij Agam [1923]
ar-Rasuli, Sulaiman, Kisah Muhammad Arif: Pedoman Hidup di Alam
Minangkabau Menurut Gurisan Adat dan Syara’. Bukittinggi:
Tsamaratul Ikhwan [1939]
ar-Rasuli, Sulaiman, Dawa’ul Qulub fi Qishah Yusuf wa Ya’qub. Fort de
Kock: Maktabah Islamiyah [1924]
ar-Rasuli, Sulaiman, Pertalian Adat dan Syara’ yang terpakai di Alam
Minangkabau Lareh nan Duo Luhak nan Tigo. Bukittinggi: tt.p
[1927]
227
ar-Rasuli, Sulaiman, Sya’ir Mi’raj di dalam Kitab Enam Risalah.
Bukittinggi: Derekrij Agam [1920]
ar-Rasuli, Sulaiman, Kisah Mu’az dan Nabi wafat dalam Kitab Enam
Risalah. Bukittinggi: Derekrij Agam [1920]
ar-Rasuli, Sulaiman, Kitab Pedoman Puasa. Fort de Kock: Bukhandel
Tsamaratul Ikhwan [1936]
ar-Rasuli, Sulaiman, Risalah al-Qaulul Bayan fi Tafsiril Qur’an. Fort de
Kock: Mathba’at Islamiyah [1928]
ar-Rasuli, Sulaiman, Kitab Pedoman Puasa. Fort de Kock: Bukhandel
Tsamaratul Ikhwan [1936]
Sungayang, Thaib Umar, Aqidatul Iman di dalam kitab Irsyadul Awam
ilal Islam [penerbit, tahun terbit dan tempat terbit tidak
terdeteksi, halaman awal dan akhir risalah ini telah hilang]
Sungai Landai, Jalaluddin al-Kusai, Risalah syarat Sembahyang dan
Rukun Iman serta dengan Akidah Iman. Fort de Kock:
Mathba’ah Islamiyah [t. th]
Tabek Gadang, Abdul Wahid, Kitab Aqa’idul Iman. Pajakoemboeh:
Limbago [1906]
Toboh, Harun ar-Rasyidi, Mafatihul Fikriyyah fil ‘Ilmil Mantiqiyyah.
Bukittinggi: Tsamaratul Ikhwan [1928]
el-Yunusi, Zainuddin Labai, al-‘Aqa’id al-Diniyyah. Padang Panjang:
Bandezt [1953]
el-Yunusi, Zainuddin Labai, Adabul Fatah [t. th]
III. Kitab-kitab
Zainuddin al-Malibari, Irsyadul Ibad ila Sabilir Rasyad. Semarang:
Toha Putra [t. th]
Abi Hamid al-Ghazali, Ihya Ulumiddin. Surabaya: Dar an-Nasyr al-
Mishriyah [t. th]
al-Fathani, Zainuddin, Kasyful Ghaibiyah. t. tp: Maktabah Dar as-Salam
[t. th]
228
Ibnu Khaldun, Syifa’us Sa’il wa Tahzibul Masa’il (Beirut: Dar Fikr al-
Mu’ashir [1996]
an-Nabhani, Yusuf bin Ismail, Syawahidul Haq fil Istighatsah bi
Sayyidil Khalaq. Beirut: Dar Fikr [1983]
Muhammad Arsyad al-Banjari, Tuhfatur Raghibin fi Bayan Haqiqat
Iman al-mukmin wa ma yafsuduhu min riddatil muridin.
Jeddah: al-Haramain [t. th]
an-Naqsyabandi, Muhammad Amin Kurdi al-Irbili, Tanwirul Qulub fi
Muamalati Alamal Ghuyub. Singapura: al-Haramain [t. th]
an-Naqsyabandi, Muhammad Amin Kurdi al-Irbili, al-Mawahib as-
Sarmadiyah fi Ajla’ as-Saadat an-naqsyabandiyah. Damsyiq:
Dar Hira’ [1996]
al-Khani, Abdul Majid bin Muhammad, al-Hada’iq al-Wardiyyah fi
Haqa’iq Ajla’ an-Naqsyabandiyah. Arbelia: Mathba’ah
Waziratul Tarbiyah [2002]
al-Khani, Abdul Majid bin Muhammad, as-Sa’adatul Abdiyah fima Ja’a
bihin Naqsyabandiyah [Damsyiq: Maktabah Ishlah, 1893]
al-Khani, Muhammad, al-Bahjatus Saniyyah fi Adabit Tariqatil Aliyah
an-Naqsyabandiyah. Turki: Hakikatkitabevi [2001]
Abazhah, Nazhar, Syekh Khalid an-Naqsyabandi al-‘Alimu al-
Mujaddid: Hayatuhu wa Ahammu Muallafihi. Libanon: Dar
Fikr al-Mu’ashir [1994]
Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, ad-Durarus Saniyyah fi Raddi ‘alal
Wahhabiyah. Turki: Hakikat Kitabevi [2002]
Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, Fitnatul Wahhabiyyah. Turki: Hakikat
Kitabevi [2001]
ad-Dausari, Husen, ar-Rahmatul Habithah fidz Dzikrismizzat war
Rabithah. Mekah: Mathaba’ah Makah al-Muhammiyah [1886]
al-Khani, Muhammad bin Abdullah, al-Bahjatus Saniyyah fi Adabit
Tariqatin Naqsyabandiyah al-‘Aliyah. Istanbul:
Hakikatkitabevi [2001]
al-Khalidi, Sulaiman Zuhdi an-Naqsyabandi, Majmu’atur Rasa’il ‘an
Ushulil Khalidiyyah ad-Dhiya’iyah al-Mujaddidiyah an-
229
Naqsyabandiyah (=kumpulan 18 Risalah penting dan surat-
surat Syekh Sulaiman Zuhdi mengenai asas-asas pokok Tarikat
Naqsyabandiyah). Mekah: t. tp. [t. th]
IV. Buku-buku
Abbas, Sirajuddin, Tabaqath as-Syafi’iyah: Ulama Syafi’I dan Kitabnya
dari Abad ke-abad. Jakarta: Pustaka Tarbiyah [1975]
Abbas, Sirajuddin, I’tiqat Ahlussunnah wal Jama’ah. Jakarta: Pustaka
Tarbiyah [2000]
Abbas, Sirajuddin, Sejarah dan Keagungan Mazhab Syafi’I. Jakarta:
Pustaka Tarbijah [1972]
Abbas, Sirajuddin, 40 Masalah Agama. Jakarta: Pustaka Tarbiyah
[2005] 4 jilid
Amarullah, Abdul Malik Karim (Hamka), Ayahku: Riwayat Hidup DR.
Abdul Karim Amrullah dan Perjuangan Kaum Agama di
Sumatera. Jakarta: Umminda [1982]
Amarullah, Abdul Malik Karim (Hamka), Islam dan Adat Minangkabau.
Jakarta: Pustaka Panjimas [1984]
Amarullah, Abdul Malik Karim (Hamka), Antara Fakta dan Khayal
Tuanku Rao. Jakarta: Bulan Bintang [1974]
Amarullah, Abdul Malik Karim (Hamka), Mazhab Syafi’I di Indonesia
dalam Antara Fakta dan Khayal Tuanku Rao. Jakarta: Bulan
Bintang [1974]
Azra, Azyumardi, Surau: Pendidikan Islam Tradisional dalam Transisi
dan Modernisasi. Jakarta: Logos [2003]
Azra, Azyumardi, Islam Nusantara: Jaringan Global dan Lokal.
Bandung: MIZAN [2002]
Azra, Azyumardi, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan
Nusantara Abad XVII dan XVIII. Jakarta: Prenada Media
Group [2005]
BJO. Schrieke, Pergolakan Agama di Sumatera Barat: Sebuah
Sumbangan Bibliografi. Jakarta: Bhratara [1973]
230
Bagindo Armaidi Tanjung, Mereka yang Terlupakan: Tuanku
Menggugat. Padang: Pusataka Artaz [2008]
Bruinessen, Martin van, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat: Tradisi-
tradisi Islam di Indonesia oleh Martin van Bruinessen.
Bandung: Mizan [1995]
Bruinessen, Martin van, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia: Survei
Historis, Geografis dan Sosiologis. Bandung: Mizan [1992]
Burhanuddin daya, Gerakan Pembaharuan Pemikiran Islam: Kasus
Sumatera Thawalib (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1995)
Dobbin, Christine, Islamic Revivalism in a charging Peasant Economy:
Central Sumatera 1784-1847 diterjemahkan Lilian D.
Tedjasudhana, Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam dan
Gerakan Paderi: Minangkabau 1784-1847. Depok: Komunitas
Bambu [2008]
Duski Samad, Syekh Burhanuddin dan Islamisasi Minangkabau: Syarak
Mandaki Adat Menurun. Jakarta: The Minangkabau Foundation
[2002]
Fathurrahman, Oman, Tarekat Syathariyah di Minangkabau: Teks dan
Konteks. Jakarta: Prenada Media Group [2008]
Nain, Syafnir Aboe, Tuanku Imam Bonjol: Sejarah Intelektual Islam di
Minangkabau 1784-1832. Padang: Esa [1993]
Tim Redaksi, Ensiklopedi Minangkabau: Edisi Awal. Padang: Pusat
Pengkajian Islam dan Minangkabau Sumbar [2005]
Irhash A. Shamad dan Danil M. Chaniago, Islam dan Praksis Kultural
Masyarakat Minangkabau. Jakarta: PKBI dan Tintamas [2007]
Radjab, Muh., Perang Paderi di Sumatera Barat. Jakarta: Kementerian
PP dan K [1954]
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta:
Hidakarya Agung [1982]
Edwar Djamaris, Tambo Minangkabau: Suntingan Teks disertai Analisis
Struktur. Jakarta: Balai Pustaka [1991]
Datoek Toeah, Tambo Alam Minangkabau. Bukittinggi: Pustaka
Indonesia [1985]
231
M. Nasroen, Dasar Falsafah Adat Minangkabau. Jakarta: Bulan Bintang
[1957]
MD. Mansur, dkk, Sedjarah Minangkabau. Jakarta: Bhratara [1970]
Marjohan (ed), Gerakan Paderi, Pahlawan dan Dendam Sejarah.
Yoyakarta: PP Muhammadiyah dan Pemkab Pasaman [2009]
Murni Djamal, Dr. H. Abdul Karim Amrullah: Pengaruhnya dalam
Gerakan pembaharuan Islam di Minangkabau pada awal abad
ke-XX. Jakarta: INIS [2002]
Mohammad Nor, dkk, Visi Kebangsaan Religius: Refleksi pemikiran
dan Perjuangan Tuan Guru Kyai Haji Zainuddin Abdul Majid
1904-1997. Jakarta: Logos [2004]
Karel A. Steenbrink, Beberapa Aspek tentang Islam di Indonesia Abad
ke-XIX. Jakarta: Bulan Bintang [1984]
DDP Perti, Perjuangan PERTI dan Pribadi KH. Rusli Abdul Wahid.
Jakarta: DDP PERTI [1992]
V.I. Braginsky, Yang Indah, Berfaedah dan Kamal: Sejarah Sastra
Melayu dalam Abad 7 – 19. Jakarta: INIS [1998]
Tim Islamic Centre, Riwayat Hidup dan Perjuangan 20 Sumatera Barat
(Padang: Islamic Centre Sumatera Barat, 1981)
Tim Islamic Centre, Riwayat Hidup Ulama Sumatera Barat dan
Perjuangannya. Padang: ICSM dan Angkasa Raya [2001]
Tim Penulis, Beberapa Ulama di Sumatera Barat. Padang: Museum
Adityawarman[ 2008]
Mastuqi HS, dkk, Intelektualisme Pesantren: Potret Tokoh dan
Cakrawala Pemikiran di Era Keemasan Pesantren (Jakarta:
Diva Pustaka, 2004)
MA. Arief, Fatwa Tentang Tarikat Naqsyabandiyah. Medan: Firma
Islamyah [1978]
Yunus, Yulizal, Sastra Islam: Kajian Sya’ir Apologetik Pembela
Tarekat Naqsyabandiyah Syekh Bayang. Padang: IAIN-IB
Press [1999]
Zed, Mestika, Tuanku Rao: Riwayat Hidup Tokoh Paderi di Kawasan
232
Zuriati, Undang-undang Minangkabau dalam Perspektif Ulama Sufi.
Padang: Universitas Sastra Universitas Andalas [2007]
233
Barat dipermulaan Abad XX. Diterbitkan untuk kalangan
sendiri [1988]
Yunus Yahya Magek, Riwayat Hidup Ulama Syafi’I (Stensilan) Magek:
Persatuan murid-murid Tarbiyah Islamiyah Magek [1976]
234
Transliterasi
Tulisan Maulana Syekh Sulaiman ar-Rasuli:
“Keadaan Minangkabau dahulu dan sekarang”
Pengantar:
Tulisan Syekh Sulaiman ar-Rasuli dibawah ini merupakan satu
cacatan yang cukup penting dan menarik mengenai kehidupan
keagamaan di Minangkabau sebelum dan sesudah datangnya arus
pembaruan. Syekh Sulaiman ar-Rasuli sebagai seorang ulama
pejuang sekaligus pelaku sejarah itu, merasai benar kehidupan di
abad XIX hingga abad XX, kemudian memberikan uraian yang
cukup langka perihal jalan agama Islam di tanah Andalas ini.
Setidaknya ada beberapa informasi penting yang dapat kita
peroleh dari tulisan ini: (1) Pengamalan agama Islam di masa
silam di Minangkabau; (2) Perihal posisi ulama-ulama di
Minangkabau; (3) Fatwa agama dan pengaruhnya di tengah
masyarakat; (4) Kitab-kitab yang dipelajari di Surau pada abad
XIX; dan (5) Perubahan yang terjadi pada masa modern (awal
abad XX).
Tulisan ini dikutip dan ditransliterasi dari Majalah al-Mizan
(bertuliskan Arab Melayu), No. 1, 15 Muharram 1357/ 16 Maret
1938 (Majelis Tarjih Ittihad Ulama Tarbiyah Islamiyah, Taloeak
78, Fort de Kock) hal. 6-9 .
Transliterasi:
Keadaan Minangkabau dahulu dan sekarang
Oleh yang mulia Syekh Sulaiman ar-Rasuli
Wassalam.