Anda di halaman 1dari 2

1.

Analisis pendapatan Usaha


Analisis pendapatan usaha pada umumnya digunakan untuk mengukur apakah
kegiatan usaha bertujuan mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dari usaha
yang dilakukan (Djamin, 1984) dengan rumus :

∏ = 𝑇𝑅 − 𝑇𝐶

Keterangan :
∏ : Keuntungan
𝑇𝑅 : Total Penerimaan
𝑇𝐶 : Total Biaya

Dengan kriteria :
a) Jika 𝑇𝑅 > 𝑇𝐶, maka kegiatan usaha mendapatkan keuntungan sehingga layak
untuk dilanjutkan;
b) Jika 𝑇𝑅 > 𝑇𝐶, maka kegiatan usaha mengalami kerugian sehingga usaha
tersebut tidak layak untuk dilanjutkan;
c) Jika 𝑇𝑅 = 𝑇𝐶, maka kegiatan usaha tidak mengalami keuntungan atau kerugian,
dengan kata lain usaha tersebut berada pada titik impas.

2. Analisis Imbang Penerima dan Biaya (Revenue – Cost Ratio)


Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan
usaha (Hemanto, 1989), rumus yang digunakan :

𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑅/𝐶 =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙

Dengan kriteria :
𝑅/𝐶 > 1, Usaha menguntungkan
𝑅/𝐶 < 1, Usaha rugi
𝑅 = 𝐶, Usaha pada titik impas
3. Break Even Point (BER)
Analisis Break Even Point dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jumlah
penjualan dan volume produksi yang tidak memperoleh laba, juga pada jumlah
penjualan dan volume produksi yang dapat mencapai keuntungan tertentu (Djamin,
1984), Analisis Break Even Point (BEP) dihitung dengan rumus, yaitu :
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
𝐵𝐸𝑃 = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 Rp.
1−
𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑥 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
𝐵𝐸𝑃 = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛−𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 Kg

4. Return on Invesment (ROI)


Analisis ROI bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh
dalam setiap rupiah investasi yang ditanamkan dalam suatu usaha (Djamin, 1984),
dapat dihitung dengan rumus :

𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑅𝑂𝐼 = 𝑥100%
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖

5. Payback Period (PP)


Payback Period (PP) merupakan analisis penilaian investasi suatu proyek yang
didasarkan pada pelunasan biaya investasi oleh net benefit dari proyek (Djamin, 1984),
Payback Period dapat dihitung dengan rumus :

𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑃𝑃 = 𝑥(1 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛)
𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛

Anda mungkin juga menyukai