Disusun oleh :
Kelompok II
- David Orlando (2015240007)
- Miftahul Rojiqin (2015240008)
- Istiana Ari Pradina (2015240010)
- Khairina Sabilla (2015240028)
A. Pendahuluan
Toyota Motor Corporation yang merupakan perusahaan terbesar di Jepang
dan perusahaan mobil kedua terkemuka di dunia dikenal sebagai Knowledge
Corporation yang terpenting di dunia. Sampai sekarang, perusahaan ini telah tiga kali,
memenangkan Global Most Admired Knowledge Enterprises Survey 4 serta
merupakan pemenang lima kali dari MAKE Japan Survey. Penghargaan ini diberikan
untuk praktek yang unik di bidang Manajemen Pengetahuan. Penghargaan ini diberikan
atas dasar langkah-langkah seperti budaya berbasis pengetahuan dan produk, berbagi
pengetahuan dan kerjasama dan pembelajaran organisasi. Semua aspek tersebut
dikelola secara efektif tapi perusahaan masih perlu mengambil upaya ekstra karena
kurang dalam beberapa aspek manajemen pengetahuan. Aspek yang paling substansial
yang perlu ditingkatkan adalah berbagi pengetahuan dan hal itu dapat dilakukan hanya
jika manajemen pengetahuan digunakan sebagai alat manajemen.
Intervensi Knowledge Management paling besar yang dapat digunakan oleh
Toyota Motor Corporation adalah penggunaan KM sebagai alat manajemen. Dengan
memanfaatkan manajemen pengetahuan sebagai alat manajemen, perusahaan secara
efektif dapat meningkatkan semua kekurangan yang ada dari KM dalam hal kegiatan
usahanya. Selain itu dengan memahami konsep modal intelektual juga perusahaan
dapat meningkatkan praktek KM nya. Manajemen perusahaan perlu memahami bahwa
KM adalah bagian penting dari modal intelektual konsep yang luas karena KM itu
sendiri adalah tentang pengelolaan modal intelektual. modal intelektual dapat dipahami
dengan bantuan strategi dua istilah dan pengukuran. Strategi berkaitan dengan
pembentukan dan pemanfaatan pengetahuan dan juga pada hubungan antara
pengetahuan dan penciptaan nilai
Menurut analis, keberhasilan Toyota Motor Corporation baik di pasar lokal dan
global didasarkan pada yang memperoleh keunggulan kompetitif melalui penerapan
ide-ide inovatif dan unik di lantai produksi. Toyota Production System (TPS) bekerja
pada ide dasar mempertahankan aliran produk terus-menerus di pabrik-pabrik untuk
beradaptasi secara fleksibel dengan perubahan permintaan. TPS menghubungkan
semua kegiatan produksi dengan permintaan agen riil melalui penerapan Kanban, JIT
(Just-In-Time) dan langkah-langkah berkualitas lainnya.
F. Customer Relations
Customers 1st Promotion Group di Toyota didirikan pada tahun 2012,
tujuannya untuk menghubungkan para pelanggan dengan divisi internal. Toyota
memanfaatkan saran & informasi dari para pelanggan, yang dikumpulkan oleh dealer
dan Customer Assistance Center yang nantinya informasi tersebut akan digunakan
untuk perkembangan produk Toyota yang lebih baik lagi kedepannya.
G. SECI Model
Ikujiro Nonaka dan Hirakata Takeuchi (1995), menganggap bahwa pengetahuan
merupakan suatu hal yang dinamis dan dapat berubah bentuk antara Tacit dan Explicit.
Mereka kemudian mengusulkan suatu model dalam proses penciptaan pengetahuan,
yang kemudian memungkinan organisasi untuk mengelola proses tersebut secara
efektif. Mereka mengajukan empat langkah penciptaan pengetahuan disebut model
SECI atau Socialization, Externalization, Combination, dan Internalization.
- Socialization : Transfer knowledge dari satu individu ke individu lainnya dalam
bentuk tacit knowledge. Disebutkan bahwa Socialization muncul dari aktivitas
“berbagi dan menciptakan pengetahuan tacit melalui pengalaman langsung”.
- Externalization : Transformasi knowledge dari bentuk Tacit ke bentuk Explicit.
Dengan externalization, pengetahuan tacit yang ada dalam diri individu
dikeluarkan dan diformulasikan ke dalam media lain yang dapat dengan mudah
dipelajari oleh individu lain.
- Combination : Mengorganisasi kumpulan Explicit knowledge ke dalam satu
bentuk media yang lebis sistematis, melalui proses penambahan knowledge
baru, kombinasi dan kategorisasi pengetahuan yang telah terkumpul.
- Internalization : Tranformasi knowledge dari bentuk Explicit ke bentuk Tacit.
Contohnya dengan proses belajar yang kemudian diikuti dengan ‘learning by
doing‘ yang lambat laun membentuk pengetahuan baru dalam diri individu.
Satu hal yang perlu diingat, bahwa model SECI yang diusulkan Nonaka-Takeuchi ini
juga dapat dianggap sebagai siklus transformasi bentuk pengetahuan yang ada di
organisasi.
SECI Model Toyota Motor Corporation