Anda di halaman 1dari 4

Tugas Manajamen Operasional

Resume : Lean Operations At Toyota Motor Corporations

Disusun Oleh :
Nama : Nikko Fahmi Syahputra
NIM : 22808141017
Kelas : Manajamen / A20

DEPARTEMEN MANAJAMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2023
A. Pengertian TPS (Toyota Production System)
Toyota Production System atau dapat disebut TPS merupakan sistem produksi yang bertujuan
untuk menghapuskan selurus limbah dalam mencapai efisiensi. Pengendalian produksi ini
adalah membuat kendaraan secara cepat dan efisien dan menghasilkan kendaraan satu per
satu yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secepat mungkin.

B. Tujuan TPS (Toyota Production System)


Toyota Production System (TPS) suatu aktivitas seluruh perusahaan yang didasarkan pada
kesadaran akan penghapusan pemborosan secara menyeluruh, pencarian rasionalitas dalam
metode produksi dan pengembangan teknik manufaktur yang lebih baik. Bebarapa tujuan
penerapan TPS dalam memproduksi kendaraan Toyota adalah,
- Berkontibusi lebih baik kepada pelanggan.
- Berkontribusi lebih baik pada masyarakat melalui perusahaan.
- Mensejahterakan kehidupan para karyawan perusahaan.

C. Konsep TPS (Toyota Production System)


Pengendalian produksi ini dibuat berdasarkan 2 konsep yaitu:
1. Just-in-time, “membuat hanya apa yang dibutuhkan, hanya jika diperlukan, dan
hanya dalam jumlah yang diperlukan”. Ini adalah sebuah konsep di mana produksi
baru dimulai hanya ketika ada pesanan dari pelanggan, dan proses tersebut
menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan secara tepat waktu sesuai dengan jumlah
yang diminta oleh pelanggan.
2. Jidoka, “otomatisasi dengan sentuhan manusia”. Penggunaan mesin dalam
mendeteksi kesalahan atau kerusakan dan menghentikan proses produksi secara
otomatis ketika terjadi kesalahan atau kerusakan merupakan suatu metode untuk
menjaga kualitas produk yang dihasilkan oleh produksi agar tetap baik dan bebas dari
kecacatan.

D. 3 M Dalam Sistem Produksi TPS (Toyota Production System)


Sistem Produksi Toyota adalah metode yang digunakan untuk mengurangi Takt Time,
mengurangi kecacatan dan biaya, meningkatkan kepuasan pelanggan, mematuhi
jadwal pengiriman, dan meningkatkan nilai produk yang dihasilkan. Menurut prinsip
Sistem Produksi Toyota, ada tiga jenis ketidakefisienan yang harus dihindari atau
dikurangi guna mencapai tujuan yang disebutkan sebelumnya. Ketiga jenis
ketidakefisienan tersebut adalah Muda (pemborosan), Mura (ketidakseimbangan), dan
Muri (beban yang berlebihan). Ketiga hal ini sering disebut sebagai 3M.
Muda adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kegiatan atau proses yang tidak
memberikan nilai tambah atau sering disebut sebagai pemborosan. Menurut Taiichi Ohno,
pendiri Sistem Produksi Toyota, terdapat tujuh jenis pemborosan atau muda yang harus
dihindari dalam proses produksi. Ketujuh pemborosan tersebut meliputi pemborosan dalam
produksi berlebih, pemborosan dalam persediaan, pemborosan akibat cacat produk,
pemborosan dalam transportasi, pemborosan gerakan yang tidak efisien, pemborosan akibat
menunggu, dan pemborosan dalam proses pengolahan berlebihan. Untuk informasi lebih rinci
mengenai tujuh pemborosan ini, Anda dapat merujuk ke artikel yang berjudul "Pengertian 7
Waste dalam Lean Manufacturing".
Mura merupakan istilah yang menggambarkan ketidakmerataan atau ketidakkonsistenan
yang dapat menyebabkan terjadinya pemborosan atau muda. Contohnya termasuk fluktuasi
permintaan pelanggan yang tidak stabil, ketidakseimbangan dalam proses produksi di mana
beberapa proses berjalan dengan cepat sedangkan proses lainnya berjalan sangat lambat, serta
variasi siklus waktu dalam pembuatan produk.
Muri mengacu pada beban yang berlebihan atau melebihi batas kemampuan sumber daya
seperti tenaga kerja, mesin, atau proses. Muri menjadi salah satu penyebab terjadinya
ketidakmerataan (Mura). Beban berlebihan ini bisa disebabkan oleh penggunaan alat atau
mesin yang tidak tepat, kekurangan pelatihan bagi tenaga kerja, atau ketidakjelasan dalam
prosedur kerja yang harus diikuti oleh tenaga kerja.
E. Konsep Dasar Toyota Production System (TPS)
Tujuan dari TPS sendiri untuk menghadirkan komponen dengan kualitas yang lebih
baik, lebih murah, dan lebih tepat waktu kepada lebih banyak orang. Berdasarkan
tujuan tersebut, diperlukan suatu sistem untuk meningkatkan kendaraan, membuatnya
lebih murah dan menciptakan kesejahteraan sosial. Konsep dasar TPS adalah 5S
(Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) dan Visual Management. Berikut penjelasan
konsep-konsep tersebut :
1. Seiri/Ringkas
– Hanya barang/alat yang dibutuhkan di area kerja
– Singkirkan barang yang tidak dibutuhkan
2. Seiton/Rapi
– Setiap barang/alat harus ada identitasnya
– Setiap barang/alat harus berada di tempatnya
– Setiap barang/alat harus ada minimum-maksimalnya
3. Seiso/Resik
– Membuat penjadwalan untuk mebersihkan area kerja
– Menjaga barang/alat di area kerja agar tetap bersih
4. Seiketsu/Rawat
– Membuat standardisasi untuk visual management di area kerja
– Ketika terjadi abnormal di area kerja segera diperbaiki dan cari root
cause-nya
– Membuat checkseet periodical untuk menge-check standard dengan
aktual di area kerja
5. Shitsuke/Rajin
– Berikan refreshment terkait standar yang telah di-setting
– Berikan sistem award and punishment untuk menjaga moral
member di area kerja agar tercipta rasa mempertahankan
dibandingkan
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, Muchammad. (2020, Mei). Konsep Dasar Toyota Production System Pada
Logistik. Supply Chain Indonesia. Diakses dari :
https://supplychainindonesia.com/konsep-dasar-toyota-
production-system-pada-logistik/ (Diakses pada 6 Juni 2023)

Anda mungkin juga menyukai