Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KKPMT 1

KODEFIKASI M79

OLEH :
LUTFIATUN NADIBAH HERMAN
G41161205/ GOLONGAN B

PROGRAM STUDI D-IV REKAM MEDIK


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2017
Kode ICD : M79 Other and unspecified soft tissue disorders, not elsewhere classified

M79.0 Rheumatism, unspecified tulang sendi mengalami destruksi dan


deformitas serta menyebabkan jaringan ikat
akan mengalami degenerasi yang akhirnya
semakin lama akan semakin parah.
b. Etiologi : Penyebab dari Reumatik hingga
saat ini masih belum terungkap, namun
beberapa faktor resiko untuk timbulnya
Reumatik antara lain adalah :
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Genetic
4. Suku
5.Kegemukan
a. Definisi : Penyakit sendi yang disebabkan
oleh peradangan pada persendian sehingga

c. Patofisiologi
Umur Jenis Kelamin Genetik Suku Kegemukan

Kerusakan fokal tulang rawan Pembentukan tulang baru pada sendi yang progresif
tulang rawan, sendi dan tepi sendi

Perubahan metabolisme tulang

Peningkatan aktivitas enzim yang merusak makro molekul matriks tulang rawan sendi

Penurunan kadar proteoglikan

Perubahan sifat-sifat kolagen

Berkurangnya kadar air tulang rawan sendi

Permukaan tulang rawan sendi terbelah pecah dengan robekan

Timbul laserasi

Rheumatik

d. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simtomatik. Obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai analgesik dan mengurangi
peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologis
2. Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit.
3. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
4. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
5. Dukungan psikososial
6. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang tepat
7. Diet untuk emnurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan

M79.1 Myalgia
a. Definisi : Menurut Tommy (2013), Myalgia ialah nyeri pada otot atau dalam jaringan otot
yang dapat dialami sesaat (misalnya keram otot), beberapa hari, beberapa bulan, bahkan
menahun terus-menerus dengan intensitas yang berfluktuasi.
b. Etiologi
 cedera langsung atau trauma (keseleo, memar, cedera tekan)
 ketegangan, penggunaan otot yang salah
 kelelahan
 pekerjaan yang berlangsung dalam waktu lama
Namun, myalgia juga bisa disebabkan oleh penyakit, gangguan, obat-obatan, atau sebagai
respons terhadap vaksinasi. Nyeri di otot yang dipicu oleh kelelahan dipercaya akibat kerusakan
mikroskopis di dalam otot (microscopic tears) yang biasanya bisa sembuh dengan sendirinya.
d. Penatalaksanaan
 Penting untuk mencari penyakit yang
menyebabkan gejala myalgia ( mis:
hipertensi, asam urat, ISPA, infeksi
lain ) untuk kemudian diobati
berdasarkan penyakit yang
mendasarinya.
 Posisikan otot secara relaksasi,
c. Patofisiologi misalnya jika otot lengan yang nyeri,
Gejala umum nyeri otot ini, jangan mengangkat tangan melawan
disamping rasa sakit adalah pembengkakan gravitasi
pada otot, setelah latihan yang menyebabkan  Mengistirahatkan otot yang sakit dan
nyeri yang sangat parah, otot tampak lebih banyak minum air putih
besar dari sebelumnya. Namun ini terjadi  Berikan obat-obatan anti nyeri
bukan karena masa otot yang meningkat, sistemik, misalnya
tetapi lebih karena otot mengalami asetamenofen/paracetamol atau
peradangan sebagai respon terhadap golongan NSAID (mis: ibuprofen,
kerusakan mikroskopis pada otot. natrium diklofenak, pirosikam,
aspirin, asam mefenamat, dll)

M79.2 Neuralgia and neuritis, unspecified


b. Etiologi : Sebagian besar kasus
Trigeminal neuralgia merupakan idiopatik
dan sebanyak 15% pasien yang mengalami
tipe simptomatik. Pada Trigeminal
neuralgia, etiologinya tidak diketahui
dengan pasti (idiopatik).

c. Patofisiologi : Sampai saat ini,


patofisiologi dari Trigeminal neuralgia
masih diperdebatkan. Hal yang menjadi
perdebatan adalah apakah patofisiologi
a. Definisi : Suatu kumpulan gejala yang Trigeminal neuralgia melibatkan sistem
ditandai dengan serangan sakit yang hebat saraf pusat atau sistem saraf perifer.
secara mendadak disertai spasme wajah Sebagian besar penderita Trigeminal
dalam waktu singkat. (Rose et al, 1997 ; neuralgia menunjukkan adanya external
Sharav, 2002) vascularcompression.
d. Penatalaksanaan
 Terapi Farmakologik.
Dalam guidline EFNS ( European Federation of Neurological Society ) disarankan terapai
neuralgia trigeminal dengan carbamazepin ( 200-1200mg sehari ) dan oxcarbazepin ( 600-
1800mg sehari ) sebagai terapi lini pertama. Sedangkan terapai lini kedua adalah baclofen dan
lamotrigin. Melihat dari tipe nyerinya, dapat pula diberikan gabapentin yang biasanya diberikan
pada nyeri neuropati.
 Terapi non Farmakologik.
Terapi farmakologik umumnya efektif akan tetapi ada juga pasien yang tidak bereaksi atau
timbul efek samping yang tidak diinginkan maka diperlukan terapi pembedahan. Tindakan
operatif yang dapat dilakukan adalah prosedur ganglion gasseri, dan dekompresi mikrovaskuler.
Dekompresi Mikrovaskular dilakukan dengan memberi pemisah (dapat menggunakan tampon
atau pad) antara pembuluh darah dan nervus yang bersentuhan. Adapula tindakan operatif
lainnya yang dikenal dengan sensory rhizotomy. Prinsip operasi ini adalah memutuskan
hubungan impuls antara nervus trigeminus dengan otak. Teknik operasi lain yang dapat
dilakukan contohnya adalah gangliolisis. Gangliolisis dilakukan dengan menggunakan cairan
gliserol yang dimasukkan melaui foramen Ovale untuk menuju ke ganglion gasseri. Teknik
operasi yang dapat pula dilakukan adalah radiofrequency rhyzotomy.

M79.3 Panniculitis, unspecified


a. Definisi : Eritema Nodosum adalah suatu
kondisi yang menyebabkan terbentuknya
benjolan bulat dan berwarna merah (nodul)
yang terjadi di bawah permukaan kulit dan
yang paling sering terjadi pada tulang
kering. Eritema nodosum adalah jenis
panniculitis . Panniculitis terjadi karena
adanya peradangan pada lapisan lemak yang
ada di bawah kulit .

b. Etiologi : Pada sebagian orang, penyebab terjadinya Eritema Nodusom tidak diketahui.
Namun pada sebagian orang secara umum penyebabnya adalah adanya infeksi streptokokus atau
sarcoidosis. Biasanya , benjolan yang tumbuh dibawah kulit akan sembuh dengan sendirinya
dalam enam sampai delapan minggu tanpa pengobatan apa pun. Namun, penting untuk mencari
pemicu yang mendasari terjadinya Eritema Nodusom, karena mungkin saja eritema yang terjadi
merupakan eritema yang memerlukan pengobatan.
c. Penatalaksanaan : Pada sebagian kasus, eritema dapat hilang dengan sendirinya tanpa
memerlukan pengobatan. Akan tetapi pada kasus lainnya, eritema juga memerlukan pengobatan.
Pengobatan yang biasanya dilakukan dalam mengatasi eritema adalah pemberian obat obatan
pereda sakit. Hal ini dilakukan untuk meringankan rasa sakit yang terjadi. Selain itu penderita
biasanya diberikan cairan kalium iodida, cairan ini diminum dapat membantu meringankan rasa
sakit pada nodul dan juga nyeri sendi. Tablet steroid terkadang juga digunakan dalam mengatasi
eritema nodosum. Steroid bekerja dengan mengurangi peradangan .

M79.4 Hypertrophy of (infrapatellar) fat pad


a. Definisi : Peningkatan ukuran sel otot
yang disebabkan karena lemak.

M79.5 Residual foreign body in soft tissue

a. Definisi : Cedera jaringan lunak atau biasa disebut perlukaan jaringan lunak adalah luka pada
kulit, otot, saraf atau pembuluh darah.

M79.6 Pain in limb

a. Definisi
Nyeri neuropatik adalah nyeri yang disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf.
b. Etiologi
1. Kelainan kongenital/kelainan perkembangan: spondilosis dan spondilolistesis, kiposkoliosis,
spina bifida,
gangguan korda spinalis.
2.Trauma minor: regangan, cedera whiplash.
3.Fraktur: traumatik -jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, atraumatik osteoporosis, infiltrasi
neoplastik, steroid eksogen.
4.Herniasi diskus intervertebral
c. Penatalaksanaan
 Farmakologis
analgesik adjuvan adalah obat yang pada dasaryna tidak diindikasikan untuk menghilankan rasa
nyeri namun bermanfaat untuk nyeri neuropatik.
Jenis analgesik adjuvan antara lain:
1. antikonvulsan: pregabalin, gabapentin, karbamasepin, okskarbasepin, fenitoin, asam valproat,
lamotrigin.
2 antidepresan trisiklik: amitriptilin, imipramin, doksepin, nortriptilin.
3 antidepresan baru: a. SNI: duloksetin venlafaksin ; b. SSI: maprotilin, paroksetin, fluoksetin,
sertralin trazodon
4. anestesi okal: lidokain.
 Non-farmakologis
1. edukasi pasien
2. rehabilitasi
3. terapi bedah

M79.7 Fibromyalgia
dengan pencetus stresor lingkungan. Diduga
terdapat hubungan antara FM dengan
fenomena polimorfi sme genetik pada
monoamine related genes. Gen-gen ini
meliputi serotonin-2A receptor gene
(HTR2A), serotonin transporter gene
(HTTLPR) regulatory region, dan
dopamine-D4 related gene. Proses timbulnya
nyeri dan penghantaran informasi sensorik
di otak dan medula spinalis dikendalikan
oleh volume control settingyang diturunkan
a. Definisi : kondisi kronis yang secara genetik dan dipengaruhi oleh
menyebabkan nyeri, kekauan, dan kepekaan lingkungan; makin tinggi volume control
dari otot-otot, tendon- tendondan sendi- setting, nyeri akan makin mudah dialami
sendi. tanpa perlu rangsang nosiseptif perifer.
b. Etiologi : Etiologi FM tidak diketahui
pasti, tetapi diduga ada predisposisi genetik
c. Patofisiologi : Semula FM diduga sebagai penyakit infl amasi otot, tetapi ternyata tidak
ditemukan kelainan pada biopsi otot maupun anatomi sistem saraf sehingga FM digolongkan ke
dalam nyeri fungsional. Patofi siologi FM belum sepenuhnya jelas. Banyak teori yang diajukan
oleh para ahli, antara lain: 1. Amplifikasi/sensitisasi sentral, 2. Neurotransmitter, 3. Stress
response system, 4. Komorbid psikiatri

M79.8 Other specified soft tissue disorders


a. Definisi : gangguan jaringan lunak tertentu.

M79.9 Soft tissue disorder, unspecified


a. Definisi : gangguan jaringan lunak tertentu yang tidak terklasifikasikan dari kode-kode
sebelumnya.
Referensi

1. “Diagnosis dan manajemen fibromialgia”


http://www.kalbemed.com/Portals/6/05_216CME_Diagnosis%20dan%20Manajemen%20Fibro
mialgia.pdf (diunduh pada tgl 02/06/17 jam 19.25 WIB)
2. http://eprints.ung.ac.id/5184/5/2013-1-14201-841409078-bab2-25072013090802.pdf
3. “Rematik”
https://stikeskabmalang.files.wordpress.com/2009/06/rematik.doc (diunduh pada tgl 02/06/17
jam 19.25 WIB)
4. “Myalgia”
http://documents.tips/documents/myalgia-56e0d1dee453b.html (diunduh pada tgl 02/06/17 jam
19.25 WIB)
5. http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/Isi2416346819746.pdf
6. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/48696/Chapter%20II.pdf?sequence=3
7. “Bahan ajar neuralgia trigeminal”
http://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/09/Bahan-Ajar-3_-Neuralgia-
Trigeminal.pdf (diunduh pada tgl 02/06/17 jam 19.25 WIB)
8. “gejala penyebab mengatasi eritema nodosum”
http://www.referensisehat.com/2015/04/gejala-penyebab-mengatasi-eritema-nodosum.pdf.html
(diunduh pada tgl 02/06/17 jam 19.25 WIB)
9. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/43850/Chapter%20II.pdf?sequence=3

Anda mungkin juga menyukai