RHEMATOID ARTHRITIS
Disusun Oleh :
I. DEFINISI
Rhematoid Arthritis merupakan penyakit autoimun sistemik kronik
yang menyebabkan inflamasi jaringan ikat, terutama di sendi.
Rhematoid Arthritis adalah penyakit yang banyak diderita seiring
dengan bertambahnya usia yang disebabkan oleh adanya pengapuran
sendi, sehingga orang dengan jenis penyakit ini akan mengalami nyeri
sendi dan keterbatasan gerak (Meliny, 2018).
Rhematoid Arthritis adalah penyakit autoimun yang disebabkan
karena danya peradangan atau inflamasi yang dapat menyebabkan
kerusakan sendi dan nyeri. Nyeri dapat muncul apabila adanya suatu
rangsangan yang mengenai reseptor nyeri. Penyebab terjadinya
Rhematoid sendiri beum diketahui secara pasti , tetapi biasanya hanya
kombinasi dari genetik, lingkungan, hormonal, dan faktor sistem
reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi
seperti bakteri, mikroplasma, dan virus (Nugraha, 2017).
Rhematoid Arthritis adalah adanya abnormalitas anggota tubuh,
seperti : benjol-benjol, sendi kaku, sulit berjalan, dan akan
mengganggu aktivitas atau kegiatan sehari-hari akibat timbulnya rasa
sakit (Terdampa, 2016).
II. ETIOLOGI
Penyebab Rhematoid Arthritis masih belum diketshui, tetapi terdapat
hipotesis yang dapat dijadikan sebagai betunjuk terjadinya Rhematoid
Arthritis, yaitu :
a. Genetik
Terbukti bahwa seorang individu yang menderita Rhematoid
Arthritis, memiliki riwayat keluarga Rhematoid Arthritis, 2-3
kali lebih banyak dari populasi normal.
b. Kompleks imun (autoimun)
IV. PATOFISIOLOGI
Sistem imun merupakan bagian pertahanan tubuh yang dapat
meberdakan komponen self dan non-self. Pada kasus RA system imun
tidak mampu lagi membedakan keduanya dan menyerang jaringan
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
1) Tanda peradangan, seperti LED dan CRP, berhubungan dengan
aktivitas penyakit. Selain itu, nilai CRP dari waktu ke waktu
berkolerasi dengan kemajuan radiografi.
2) Parameter hematologi termasuk jumlah CBC dan analisis
cairan synovial
a. Profil sel darah lengkap anemia, trombositosis,
trombositopenia, leukositosis dan leukopenia.
b. Analisis cairan synovial : inflamasi cairan synovial, dan
dominasi neutrofil (60-80%).
c. WBC Count (>2000/uL) hadir dengan sejumlah WBC
umumnya dari 5000-50000/uL.
d. Parameter imunologi : faktor Rhematoid hadir pada sekitar 60-
80%.
2. Fitur Imaging
1) Radiografi
2) MRI : digunakan terutama pada pasien dengan kelainan tulang
belakang leher, pengenalan awal erosi berdasarkan citra MRI
telah cukup divalidasi.
3) Ultrasonografi : pengakuan evolusi pada sendi yang tidak
mudah diakses (mis. Sendi pinggul dan sendi bahu pada pasien
obesitas) dan kista (baker).
4) Bone scanning : membantu membedakan inflamasi dari
perubahan yang bisa menyebabklan peradangabn pada pasien
dengan minimal pembengkakan.
5) Densitometri : membantu mendiagnosis perubahan dalam
kepadatan mineral tulang mengindikasikan Osteoporosis.
RHEMATOID ARTHRITIS
I. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Meliputi : Nama, Alamat, Jenis kelamin,Umur, Agama, Riwayat
pendidikan, Pekerjaan, dan Penanggung jawab (Wahid, 2013).
2. Keluhan utama
Pada RA biasanya mengeluh nyeri pada persendian yang terkena
yaitu, sendi pergelangan tangan, lutut, kaki (sendi diartrosis), siku,
bahu, sterno klavikula, panggul, dan pergelangan kaki. Keluhan
sering berupa kaku sendi dipagi hari, pembengkakan, dan nyeri
sendi (Putra dkk, 2013).
3. Riwayat kesehatan sekarang
Uraian menegenai penyakit yang diderita dari mulai timbulnya
keluhan yang dirasakan sampai dibawa ke RS, dan apakah pernah
memeriksakan diri ke tempat lain selain RS umum serta pengobatan
apa yang pernah diberikan dan bagaimana perubahananya.
4. Riwayat penyakit dahulu
Seperti riwayat penyakit muskuloskeletal sebelumnya, riwayat
penggunaan obat-obatan, riwayat mengkonsumsi alkohol dan
merokok.
5. Pola fungsi kesehatan
a. Pola nutrisi
Pada penyakit RA biasanya dianjurkan untuk melakukan pola
diet mediteranian yang dapat memperbaiki inflamasi pada RA.
b. Pola eliminasi
Umunya pada RA tidak mengalami gangguan eliminasi. Teetapi
tetap perlu dikaji.
c. Pola tidur dan istirahat
Menggambarkan pola tidur, istirahat, dan persepsi terhadap
energi, jumlah jam tidur siang dan malam, masalah tidur.
Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau
fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan
konstan.
Ekspektasi Menurun
Kriteria Hasil
Kemampuan 1 2 3 4 5
menuntaska
n aktivitas
Keluhan 1 2 3 4 5
nyeri
Meringis 1 2 3 4 5
Sikap 1 2 3 4 5
protektif
Gelisah 1 2 3 4 5
Kesulitan 1 2 3 4 5
tidur
Menarik diri 1 2 3 4 5
Berfokus 1 2 3 4 5
pada diri
sendiri
Diaforesis 1 2 3 4 5
Perasaan 1 2 3 4 5
depresi
Perasaan 1 2 3 4 5
takut
mengalamai
cedera
berulang
Anoreksia 1 2 3 4 5
Perineum 1 2 3 4 5
terasa
tertekan
Uterus 1 2 3 4 5
teraba
membulat
Ketegangan 1 2 3 4 5
otot
Pupil dilatasi 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Frekuensi 1 2 3 4 5
nadi
Pola napas 1 2 3 4 5
Tekanan 1 2 3 4 5
darah
Proses 1 2 3 4 5
berpikir
Fokus 1 2 3 4 5
Fungsi 1 2 3 4 5
berkemih
Perilaku 1 2 3 4 5
Nafsu 1 2 3 4 5
makan
Pola tidur 1 2 3 4 5
Defisini
Kemampuan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri.
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Pergerakan 1 2 3 4 5
ekstremitas
Kekuatan 1 2 3 4 5
otot
Rentang 1 2 3 4 5
gerak
(ROM)
Nyeri 1 2 3 4 5
Kecemasan 1 2 3 4 5
Kaku sendi 1 2 3 4 5
Gerakan 1 2 3 4 5
tidak
terkoordinas
i
Gerakan 1 2 3 4 5
terbatas
Kelemahan 1 2 3 4 5
fisik
Definisi
Kemampuan melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Kemampuan 1 2 3 4 5
mandi
Kemampuan 1 2 3 4 5
mengenakan
pakaian
Kemampuan 1 2 3 4 5
makan
Kemampuan ke 1 2 3 4 5
toilet
(BAB/BAK)
Verbalisasi 1 2 3 4 5
keinginan
melakukan
perawatan diri
Minat 1 2 3 4 5
melakukan
perawatan diri
Mempertahankan 1 2 3 4 5
kebersihan diri
Mempertahankan 1 2 3 4 5
kebersihan mulut