Anda di halaman 1dari 42

Tugas Makalah

MESIN LISTRIK

Oleh :
A.M. BASKARA JOYO
342 11 025
3B ENERGI

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERS ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN

Genx (2009) mengemukakan bahwa mesin listrik adalah alat listrik yang

berputar dan dapat mengubah energi mekanis menjadi energi listrik (menggunakan

Generator AC/DC) dan dapat mengubah energi listrik menjadi energi mekanis

(menggunakan Motor AC/DC), serta dapat juga mendistribusikan energi listrik dari

satu rangkaian ke rangkaian lain (menggunakan Transformator) dengan tegangan

yang bisa berubah-rubah dan dengan frekuensi yang tetap melalui suatu medium

berupa medan magnet atas dasar prinsip Elektro Magnetis. Transformator itu di

golongkan menjadi mesin listrik statis sedangkan generator dan motor di golongkan

menjadi mesin listrik dinamis.

Menurut Hammer (2013) Pada dasarnya terdapat dua macam generator, yaitu

generator DC dan generator AC. Demikian pula dengan motor, terdapat motor DC

dan motor AC.

Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian

belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC

yaitu generator penguat terpisah, generator shunt, generator kompon. (Hage, 2009).

Berdasarkan system pembangkitannya generator AC atau generator sinkron ini

dibagi menjadi 2 yaitu generator 1-phasa dan generator 3-phasa. (Marlina, 2013).

Pratama (2013) mengemukakan bahwa motor AC di bagi menjadi 2 yaitu

motor sinkron dan motor induksi (asinkron). Sedangkan motor DC berdasarkan

1
pembangkitannya dibagi menjadi 3 yaitu motor DC shunt, motor DC seri, dan motor

DC gabungan.

BAB II

GENERATOR

A. Generator AC

1. Pengertian

Marwan (2007) mengemukakan bahwa generator AC adalah jenis

mesin listrik yang banyak digunakan pada pembangkit tenaga listrik.

Generator AC juga bisa disebut Alternator yang umum digunakan adalah

Mesin sinkron yang juga kadang digunakan sebagai motor listrik untuk

memperbaiki power factor. Keuntungan pada mesin sinkron adalah karena

tidak menggunakan sikat komutasi. Tegangan yang dibangkitkan pada

Alternator adalah sebanding dengan fluks dan putarannya, sedangkan

frekuensinya sebanding dengan putaran dan jumlah kutubnya.

2. Prinsip kerja

Menurut Putra (2013) prinsip kerja Generator AC menggunakan

hukum Faraday yang menyatakan jika sebatang penghantar berada pada

medan magnet yang berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan

terbentuk gaya gerak listrik. Prinsip generator ini secara sederhana dapat

dijelaskan bahwa tegangan akan diinduksikan pada konduktor apabila

konduktor tersebut bergerak pada medan magnet sehingga memotong

2
garis-garis gaya. Hukum tangan kanan berlaku pada generator dimana

menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara penghantar bergerak, arah

medan magnet, dan arah resultan dari aliran arus yang terinduksi. Apabila

ibu jari menunjukkan arah gerakan penghantar, telunjuk menunjukkan

arah fluks, jari tengah menunjukkan arah aliran elektron yang terinduksi.

Hukum ini juga berlaku apabila magnet sebagai pengganti penghantar

yang digerakkan.

3. Klasifikasi

Prasetya (2011) mengemukakan bahwa generator ac ditinjau dari

sumbernya dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Generator ac 1-phasa

Motor AC satu fasa berbeda cara kerjanya dengan motor AC

tiga fasa, dimana pada motor AC tiga fasa untuk belitan statornya

terdapat tiga belitan yang menghasilkan medan putar dan padarotor

sangkar terjadi induksi dan interaksi torsi yang menghasilkan putaran.

Sedangkan padamotor satu fasa memiliki dua belitan stator, yaitu

belitan fasa utama (belitan U1-U2) dan belitanfasa bantu (belitan Z1-

Z2), lihat gambar1.

3
Gambar 1. Prinsip medan magnet utama dan medan magnet bantu
generator satu fasa

Belitan utama menggunakan penampang kawat tembaga lebih besar

sehingga memiliki impedansi lebih kecil. Sedangkan belitan bantu

dibuat dari tembaga berpenampang kecil dan jumlah belitannya lebih

banyak, sehingga impedansinya lebih besar dibanding impedansi

belitan utama.

b. Generator ac 3-phase

Generator 3-fasa memiliki prinsip kerja yang sama dengan

generator 1-fasa. Tiga lilitan konduktor disusun secara melingkar

sehingga jarak antar lilitan adalah sebesar 120 derajat. Medan magnet

yang berputar di tengah-tengah ketiga lilitan konduktor tersebut

menginduksi lilitan-lilitan tersebut sehingga menghasilkan tegangan

listrik pada masing-masing lilitan. Jika digambarkan menjadi sebuah

kurva, maka akan membentuk tiga kurva yang masing-masing

memiliki jarak 120 derajat. (Apriyahanda, 2011).

4
Gambar 2. Prinsip dasar generator ac 3 fasa

4. Konstruksi Generator AC

Menurut Putra (2013) Konstruksi generator arus bolak-balik ini

terdiri dari dua bagian utama, yaitu:

a. Stator, yakni bagian diam yang mengeluarkan tegangan bolak-balik.

Stator terdiri dari badan generator yang terbuat dari baja yang berfungsi

melindungi bagian dalam generator, kotak terminal dan name plate

pada generator. Inti Stator yang terbuat dari bahan ferromagnetik yang

berlapis-lapis dan terdapat alur-alur tempat meletakkan lilitan stator.

Lilitan stator yang merupakan tempat untuk menghasilkan tegangan.

Sedangkan, rotor berbentuk kutub sepatu (salient) atau kutub dengan

celah udara sama rata (rotor silinder).

5
b. Rotor, yakni bagian bergerak yang menghasilkan medan magnit yang

menginduksikan ke stator.

5. Karakteristik generator ac

Karakteristik motor ac Harga lebih murah. Pemeliharaannya lebih

mudah. Ada berbagai bentuk displai untuk berbagai lingkungan

pengoperasian. Kemampuan untuk bertahan pada lingkungan

pengoperasian yang keras. Secara fisik lebih kecil dibandingkan dengan

motor dc dari HP yang sama. Biaya perbaikan lebih murah. Kemampuan

untuk berputar pada kecepatan di atas ukuran kecepatan kerja yang tertera

di nameplate. (Putra, 2013).

B. Generator DC

1. Pengertian

Putra (2013) mengemukakan bahwa Generator DC merupakan

sebuah perangkat Motor listrik yang mengubah energi mekanis menjadi

energi listrik. Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah. Menurut

Marwan (2007) Mesin DC bisa dioperasikan sebagai motor maupun

generator.

Hammers (2013) mengatakan bahwa Terdapat dua jenis motor DC,

yaitu motor penguat terpisah, dan motor penguat sendiri. Motor penguat

sendiri meliputi:motor seri, motor shunt dan motor kompon yang

merupakan kombinasi antara motor seri dan motor shunt. Sedangkan

6
generator pada dasarnya adalah sama, tetapi yang sering digunakan adalah

jenis generator terpisah.

Karakteristik motor penguat Terpisah adalah arus eksitasinya tidak

tergantung dari sumber tegangan yang mencatunya. Putaran jangkar akan

turun jika momen torsinya naik.

2. Konstruksi Generator DC

Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet

permanent dengan 4-kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi

terhadap beban lebih, starter eksitasi, penyearah, bearing dan rumah

generator atau casis, serta bagian rotor. Gambar berikut menunjukkan

gambar potongan melintang konstruksi generator DC.

Gambar 3. Konstruksi generator DC

Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang

diam, dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator

terdiri dari: rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal

7
box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas

rotor dan poros rotor.

Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin

adalah sikat arang yang akan memendek dan harus diganti secara periodic

/ berkala. Komutator harus dibersihkan dari kotoran sisa sikat arang yang

menempel dan serbuk arang yang mengisi celah-celah komutator, gunakan

amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang. (Putra, 2013).

Belitan Generator Terdiri dari:

a. Belitan sangkar

b. Belitan Kutub bantu

c. Belitan eksitansi

Arus beban mengalir melalui dua belitan yang pertama, belitan ini

mempunyai resistensi yang kecil. Sistem pengukuran tahanan belitan

jangkar ini ada beberapa metode pengukuran yang bisa dilakukan antara

lain metode ohm meter, volt, dan ampere meter, metode dinamis dan statis.

(Marwan, 2007).

3. Prinsip kerja

Menurut Sabrina (2013) prinsip kerja generator DC itu sendiri di hasilkan

pembangkit listrik melalui induksi dengan 2 cara yaitu :

a. Dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi

bolak-balik.

b. dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.

8
Jika rotor beruptar pada pada sekeliling medan magnet maka akan

menghasilkan perpotongan medan magnet pada lilitan kawat pada rotor itu

sendiri . rotor pada generator dc akan menghasilkan tegangan bolak balik

dan fungsi sebuah komutator adalah sebagai penyearah tegangan itu sendiri

menjadi AC .

Besarnya tegangan yang di hasilkan dari sebuah generator DC

sebanding dengan perputaran yang di hasilkan rotor. (Sabrina, 2013).

Gambar 4. Prinsip Kerja generator

4. Klasifikasi Generator DC

Menurut Hage (2009) Generator DC dibedakan menjadi beberapa

jenis berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya

terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu:

a. Generator Penguat terpisah

9
Pada generator penguat terpisah, belitan eksitasi (penguat eksitasi)

tidak terhubung menjadi satu dengan rotor. Terdapat dua jenis generator

penguat terpisah, yaitu:

1). Penguat elektromagnetik (a)

Energi listrik yang dihasilkan oleh penguat elektromagnet dapat diatur

melalui pengaturan tegangan eksitasi. Pengaturan dapat dilakukan secara

elektronik atau magnetik. Generator ini bekerja dengan catu daya DC dari

luar yang dimasukkan melalui belitan F1-F2.

2). Magnet permanent / magnet tetap (b)

Penguat dengan magnet permanen menghasilkan tegangan output

generator yang konstan dari terminal rotor A1-A2. Karakteristik tegangan

V relatif konstan dan tegangan akan menurun sedikit ketika arus beban I

dinaikkan mendekati harga nominalnya.

Gambar 5. Generator penguat terpisah.

10
Karakteristik generator penguat terpisah

Gambar 6. Karakteristik generator penguat terpisah

Gambar 6 menunjukkan:

Karakteristik generator penguat terpisah saat eksitasi penuh (Ie

100%) dan saat eksitasi setengah penuh (Ie 50%). Ie adalah arus eksitasi,

I adalah arus beban.Tegangan output generator akan sedikit turun jika

arus beban semakin besar.

Kerugian tegangan akibat reaksi jangkar. Penurunan tegangan akibat

resistansi jangkar dan reaksi jangkar, selanjutnya mengakibatkan

turunnya pasokan arus penguat ke medan magnet, sehingga tegangan

induksi menjadi kecil.

b. Generator Shunt

Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel

dengan rotor (A1-A2). Tegangan awal generator diperoleh dari magnet

sisa yang terdapat pada medan magnet stator. Rotor berputar dalam

medan magnet yang lemah, dihasilkan tegangan yang akan memperkuat

medan magnet stator, sampai dicapai tegangan nominalnya. Pengaturan

11
arus eksitasi yang melewati belitan shunt E1-E2 diatur oleh tahanan geser.

Makin besar arus eksitasi shunt, makin besar medan penguat shunt yang

dihasilkan, dan tegangan terminal meningkat sampai mencapai tegangan

nominalnya. Diagram rangkaian generator shunt dapat dilihat pada

Gambar 7.

Gambar 7. Diagram rangkaian generator shunt

Jika generator shunt tidak mendapatkan arus eksitasi, maka sisa

megnetisasi tidak akan ada, atau jika belitan eksitasi salah sambung atau

jika arah putaran terbalik, atau rotor terhubung-singkat, maka tidak akan

ada tegangan atau energi listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut.

12
Karakteristik Generator Shunt

Gambar 8. Karakteristik generator shunt

Generator shunt mempunyai karakteristik seperti ditunjukkan pada

Gambar 8. Tegangan output akan turun lebih banyak untuk kenaikan arus

beban yang sama, dibandingkan dengan tegangan output pada generator

penguat terpisah.

Sebagai sumber tegangan, karakteristik dari generator penguat

terpisah dan generator shunt tentu kurang baik, karena seharusnya sebuah

generator mempunyai tegangan output yang konstan, namun hal ini dapat

diperbaiki pada generator kompon. (Hage, 2009).

c. Generatot Kompon

Hage (2009) mengemukakan bahwa generator kompon mempunyai

dua penguat eksitasi pada inti kutub utama yang sama. Satu penguat

eksitasi merupakan penguat shunt, dan lainnya merupakan penguat seri.

13
Diagram rangkaian generator kompon ditunjukkan pada Gambar 9.

Pengatur medan magnet (D1-D2) terletak di depan belitan shunt.

Gambar 9. Diagram angkaian generator kompon

Karakteristik generator kompon

Gambar 10. Karakteristik generator kompon

Gambar 10 menunjukkan karakteristik generator kompon. Tegangan

output generator terlihat konstan dengan pertambahan arus beban, baik

pada arus eksitasi penuh maupun eksitasi 50%. Hal ini disebabkan oleh

adanya penguatan lilitan seri, yang cenderung naik tegangannya jika arus

beban bertambah besar. (Hage, 2009).

14
BAB III

MOTOR LISTRIK

A. Motor AC

1. Pengertian

Gede (2013) mengemukakan bahwa Motor AC adalah adalah motor

listrik yang digerakkan oleh arus bolak-balik (Alternating Current). Jadi

perbedaan utama motor AC dan motor DC adalah sumber arusnya. Seperti yang

telah dibahas sebelumnya, motor AC dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu motor

sinkron dan motor induksi/motor asinkron. Motor sinkron didefinisikan sebagai

motor yang memiliki output kecepatan putaran motornya yg sinkron/sebanding

(tanpa slip) dengan frekuensi listrik yg masuk ke statornya. Sedangkan motor

induksi didefinisikan sebagai motor yang bekerja berdasarkan induksi medan

magnet stator ke rotornya. Arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber

tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan

relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang

dihasilkan oleh arus stator.

2. Konstruksi Motor AC

Seperti motor-motor jenis lainnya, menurut Gede (2013) motor induksi

pada dasarnya mempunyai 3 bagian penting sebagai berikut:

a. Stator yaitu bagian yang diam dan mempunyai kumparan yang dapat

menginduksikan medan elektromagnetik kepada kumparan rotornya.

15
b. Celah (air gap) yaitu celah udara antara stator dan rotor. Air gap ini

merupakan tempat berpindahnya energi dari startor ke rotor. Pada celah

udara ini lewat fluks induksi stator yang memotong kumparan rotor

sehingga meyebabkan rotor berputar. Celah udara yang terdapat antara

stator dan rotor diatur sedemikian rupa sehingga didapatkan hasil kerja

motor yang optimum. Bila celah udara antara stator dan rotor terlalu besar

akan mengakibatkan efisiensi motor induksi rendah, sebaliknya bila jarak

antara celah terlalu kecil/sempit akan menimbulkan kesukaran mekanis

pada mesin.

c. Rotor, yaitu bagian yang bergerak akibat adanya induksi magnet dari

kumparan stator yang diinduksikan kepada kumparan rotor.

Menurut Gede (2013) Berdasarkan bentuk konstruksi rotornya, maka

motor induksi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

a. Rotor sangkar (squirrel cage) adalah bagian dari mesin yang berputar bebas

dan letaknya bagian dalam. Terbuat dari besi laminasi yang mempunayi slot

dengan batang alumunium / tembaga yang dihubungkan singkat pada

ujungnya.

b. Rotor kumparan (wound rotor) adalah kumparan yang dihubungkan bintang

dibagian dalam dan ujung yang lain dihubungkan dengan slipring ke

tahanan luar. Kumparan sendiri dapat dikembangkan menjadi pengaturan

kecepatan putaran motor. Pada kerja normal slipring hubung singkat secara

otomatis, sehingga rotor bekerja seperti rotor sangkar.

16
Gambar 11. Bagian-bagian motor ac

3. Klasifikasi Motor AC

Motor AC dibedakan menjadi dua jenis yaitu motor asinkron atau

biasa juga disebut motor induksi dan motor sinkron.

a. Motor asinkron/induksi

Motor induksi didefinisikan sebagai motor yang bekerja berdasarkan

induksi medan magnet stator ke rotornya. Arus rotor motor ini bukan

diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi

sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan

putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator. (Gede,

2013).

1). Prinsip Kerja

Nugraha (2011) mengemukakan bahwa motor induksi bekerja

berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan stator kepada

kumparan rotornya. Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari

17
kumparan stator akan memotong kumparan rotornya sehingga timbul

emf (ggl) atau tegangan induksi dan karena penghantar (kumparan)

rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus

pada kumparan rotor.

Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam

garis gaya fluks yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan

rotor akan mengalami gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang

cenderung menggerakkan rotor sesuai dengan arah pergerakan medan

induksi stator. Pada rangka stator terdapat kumparan stator yang

ditempatkan pada slot-slotnya yang dililitkan pada sejumlah kutup

tertentu. Jumlah kutup ini menentukan kecepatan berputarnya

medanstator yang terjadi yang diinduksikan ke rotornya. Makin besar

jumlah kutup akan mengakibatkan makin kecilnya kecepatan putar

medanstator dan sebaliknya. Kecepatan berputarnya medan putar ini

disebut kecepatan sinkron.

Menurut Azhary (2011) jika dijelaskan secara sistematis maka

prinsip kerja motor induksi itu sebagai berikut:

a). Pada keadaan beban nol ketiga phasa stator yang dihubungkan

dengan sumber tegangan tiga phasa yang setimbang menghasilkan arus

pada tiap belitan phasa.

b). Arus pada tiap phasa menghasilkan fluksi bolak-balik yang berubah-

ubah.

18
c). Amplitudo fluksi yang dihasilkan berubah secara sinusoidal dan

arahnya tegak lurus terhadap belitan phasa.

d). Akibat fluksi yang berputar timbul ggl pada stator motor yang

besarnya adalah e1 = -N d Ф / dt ( Volt ) atau 4,44FN1 Ф

(Volt ).

e). Penjumlahan ketiga fluksi bolak-balik tersebut disebut medan putar

yang berputar dengan kecepatan sinkron ns, besarnya nilai ns

ditentukan oleh jumlah kutub p dan frekuensi stator f yang dirumuskan

dengan Ns = 120 F / P ( rpm ).

f). Fluksi yang berputar tersebut akan memotong batang konduktor

pada rotor. Akibatnya pada kumparan rotor timbul tegangan induksi

(ggl) sebesar E2 yang besarnya 4,44FN2 Ф ( Volt )

dimana :

E2 = Tegangan induksi pada rotor saat rotor dalam keadaan diam

(Volt)

N2 = Jumlah lilitan kumparan rotor

Фm = Fluksi maksimum(Wb)

g). Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka ggl

tersebut akan menghasilkan arus I2.

h). Adanya arus I2 di dalam medan magnet akan menimbulkan gaya F

pada rotor.

i). Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya F cukup besar untuk

memikul kopel beban, rotor akan berputar searah medan putar stator.

19
j). Perputaran rotor akan semakin meningkat hingga mendekati

kecepatan sinkron. Perbedaan kecepatan medan stator (ns) dan

kecepatan rotor (nr) disebut slip (s) dan dinyatakan dengan S = Ns - Nr

/ Ns

k). Pada saat rotor dalam keadaan berputar, besarnya tegangan yang

terinduksi pada kumparan rotor akan bervariasi tergantung besarnya

slip. Tegangan induksi ini dinyatakan dengan E2s yang besarnya E2s =

4,44FN2 Фm ( Volt )

Dimana: E2s = tegangan induksi pada rotor dalam keadaan berputar

(Volt)

f2 = s.f = frekuensi rotor (frekuensi tegangan induksi pada rotor dalam

keadaan berputar)

l). Bila ns = nr, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan

mengalir pada kumparan rotor, karenanya tidak dihasilkan kopel. Kopel

ditimbulkan jika nr < ns.

20
2) Rangkaian Ekivalen Motor Induksi

Gambar 12. Analogi dan rangkaian ekivalen motor induksi

Dari analogi diatas, pengoperasian motor induksi pasti

menghasilkan power loss. Power loss tersebut dapat berasal dari daya

mekanik motor, rugi-rugi tembaga rotor, dan rugi-rugi tembaga stator.

(Gede, 2013).

3) Pengaplikasian Motor Induksi

Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan

sehari-hari baik di industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang

umum dipakai adalah motor induksi 3-fasA dan motor induksi 1-fasA.

Motor induksi 3-fasA dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan banyak

digunakan di dalam berbagai bidang industri, sedangkan motor induksi

1-fase dioperasikan pada sistem tenaga 1-fasA yang banyak digunakan

terutama pada penggunaan untuk peralatan rumah tangga seperti kipas

21
angin, lemari es, pompa air, mesin cuci dan sebagainya karena motor

induksi 1-fasA.

Keuntungan penggunaan motor induksi:

1. Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila rotor dengan

motor sangkar.

2. Harganya relative murah dan kehandalannya tinggi.

3. Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat

sehingga rugi gesekan kecil.

4. Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak

diperlukan.

Kerugian penggunaan motor induksi:

1. Kecepatan tidak mudah dikontrol.

2. Power faktor rendah pada beban ringan.

3. Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal.

b. motor sinkron

Gede (2013) mengemukakan bahwa Synchronous Motor atau motor

sinkron atau motor serempak didefinisikan sebagai motor yang memiliki

output kecepatan putaran motornya yg sinkron/sebanding (tanpa slip)

dengan frekuensi listrik yg masuk ke statornya. Karakteristik dari motor

ini adalah putarannya konstan meskipun beban motor berubah-ubah.Motor

akan melepaskan kondisi sinkronnya apabila beban yang ditanggung

terlalau besar (Torsi Pull-out). Kurangan motor sinkron adalah

22
ketidakmampuannya melakukan start awal. Hal ini dikarenakan motor

sinkron tidak memiliki torsi start awal. Oleh karena itu, motor sinkron

memerlukan beberapa alat bantu untuk membantu proses start awal

sehingga masuk didalam kondisi sinkron. Berbeda dengan motor induksi

dimana rotor memiliki slip terhadap stator. Kecepatan rotor terlambat dari

perputaran fluks stator supaya arus induksi terjadi pada rotor. Jika induksi

rotor motor tersebut itu bertujuan untuk mencapai kecepatan sinkron,

maka tidak ada garis gaya yang memotong melalui rotor, sehingga tidak

ada arus yang akan diinduksikan ke rotor dan tidak ada torsi yang akan

ditimbulkan. Setelah kecepatan motor sinkron mendekati/mencapai

kecepatan sinkron, barulah kemudian eksitasi dimasukan.

Selain digunakan sebagi motor penggerak, motor sinkron sering pula

dipergunakan sebagai perbaikan faktor daya; yaitu dengan jalan memberi

penguatan lebih pada motor tersebut.

1). Konstruksi motor sinkron

Motor sinkron terdiri dari dua bagian penting yaitu:

a) Rotor, yaitu bagian dari motor sinkron yang berputar. Perbedaan

utama antara motor sinkron dan motor induksi adalah bahwa rotor

motor sinkron berjalan pada kecepatan putar yang sama dengan

perputaran medan magnet. Hal ini menyebabkan medan magnet

rotor tidak lagi terinduksi. Rotor pada motor sinkron memiliki

magnet permanen atau arus DC excited, yang dipaksa untuk

mengunci pada posisi tertentu bila di hadapkan pada medan magnet

23
lainnya. Tipe rotor pada motor sinkron terbagi menjadi 2, yaitu

salient pole (menonjol) dan non-salient pole (tidak menonjol).

(Gede, 2013).

b) Stator, yaitu bagian dari motor sinkron yang diam. Stator pada

motor sinkron menghasilkan medan magnet berputar yang

sebanding dengan frekuensi listrik yang dimasuk ke stator. Medan

magnet di stator ini berputar pada kecepatan sinkron yang besarnya

sebesar Ns = 120F/P

Dimana: NS= Kecepatan sinkron , F= Frekuensi, P= Jumlah kutub

Gambar 13. Bagian Motor Sinkron

2). Prinsip Kerja Motor Sinkron

Bila field winding dihubungkan dengan sumber tegangan tiga

fasa maka akan mengalir arus tiga fasa pada kumparan. Arus tiga fasa

pada field winding ini menghasilkan medan putar homogen (Bs).

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, motor sinkron berbeda

dengan motor induksi, yaitu motor sinkron mendapat eksitasi dari

24
sumber DC eksternal yang dihubungkan ke rangkaian rotor melalui slip

ring dan sikat. Arus DC pada rotor ini menghasilkan medan magnet

rotor (Br) yang tetap. Kutub medan rotor mendapat tarikan dari kutub

medan putar stator hingga turut berputar dengan kecepatan yang sama

(sinkron). Torsi yang dihasilkan motor sinkron merupakan fungsi sudut

torsi (δ). Semakin besar sudut antara kedua medan magnet, maka torsi

yang dihasilkan akan semakin besar seperti persamaan berikut :

T = k .Br .Bnet sin δ

Pada beban nol, sumbu kutub medan putar berimpit dengan

sumbu kumparan medan (δ = 0). Setiap penambahan beban membuat

medan motor “tertinggal” dari medan stator, berbentuk sudut kopel (δ);

untuk kemudian berputar dengan kecepatan yang sama lagi. Beban

maksimum tercapai ketika δ = 90. Penambahan beban lebih lanjut

mengakibatkan hilangnya kekuatan torsi dan motor disebut kehilangan

sinkronisasi. Oleh karena pada motor sinkron terdapat dua sumber

pembangkit fluks yaitu arus bolak-balik (AC) pada stator dan arus

searah (DC) pada rotor. Ketika arus medan pada rotor cukup untuk

membangkitkan fluks (ggm) yang diperlukan motor, maka stator tidak

perlu memberikan arus magnetisasi atau daya reaktif dan motor bekerja

pada faktor daya = 1,0. Ketika arus medan pada rotor kurang (penguat

bekurang), maka baru stator akan menarik arus magnetisasi dari jala-

jala, sehingga motor bekerja pada faktor daya terbelakang (lagging).

Sebaliknya bila arus pada medan rotor berlebih (penguat berlebih),

25
kelebihan fluks (ggm) ini harus diimbangi, dan stator akan menarik arus

yang bersifat kapasitif dari jala-jala, dan karenanya motor bekerja pada

faktor daya mendahului (leading). Dengan demikian, faktor daya motor

sinkron dapat diatur dengan mengubah-ubah harga arus medan (IF).

(Gede, 2013).

3). Rangkaian Motor Sinkron

Motor sinkron pada dasarnya adalah sama dengan generator

sinkron, kecuali arah aliran daya pada motor sinkron merupakan

kebalikan dari generator sinkron. Oleh karena arah aliran daya pada

motor sinkron dibalik, maka arah aliran arus pada stator motor sinkron

juga dibalik.

Gambar 14. Rangkaian motor sinkron

Dari rangkaian elektrik motor sikron diatas, persamaan

tegangan rangkaian ekivalen motor sinkron adalah sebagai berikut :

Vθ= Ea + Ia.Ra + j.Ia.XS

Ea = Vθ- Ia.Ra – j.Ia.XS

26
Berikut ini adalah gambaran fasor motor sinkron :

Gambar 15. Diagram Fasor Motor Sinkron

Dimana:

27
4). Pengaplikasian Motor Sinkron

Motor Sinkron biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

juga industry seperti pada generator, conveyor, mesin penggilingan, mesin

penghancur, kompresor, kompa-kompa sentrifugal.

Keuntungan penggunaan motor sinkron:

1. Daya motor sinkron lebih baik sehingga efisiensi energi sangat besar.

2. Putaran tidak berkurang meskipun beban bertambah.

3. Bila terjadi overload, motor akan langsung berhenti sehingga akan lebih

aman.

4. Dapat memperbaiki faktor daya.

5. Dapat beroperasi pada penyetelan arus penguat medan.

Kerugian penggunaan motor sinkron:

1. Motor sinkron lebih mahal dari motor induksi.

2. Tidak mampu menstart sendiri.

3. Tidak praktis bila digunakan sebagai pemutar.

B. MOTOR DC

Hanief (2013) mengemukakan bahwa Motor DC merupakan jenis motor

yang menggunakan tegangan searah sebagai sumber tenaganya. Dengan

memberikan beda tegangan pada kedua terminal tersebut, motor akan berputar pada

satu arah, dan bila polaritas dari tegangan tersebut dibalik maka arah putaran motor

akan terbalik pula. Sebuah motor DC terdiri dari komponen statis atau disebut stator

28
dan komponen yang berputar pada sumbunya yang disebut rotor. Berdasarkan tipe

mesinnya, baik stator maupun rotor mengandung konduktor untuk mengalirkan

arus listrik yang berbentuk lilitan. Biasanya stator dan rotor dibuat dari besi untuk

meperkuat medan magnet.

1. Pengertian

Menurut Fahmizal (2012) Motor DC adalah piranti elektronik yang

mengubah energi listrik menjadi energi mekanik berupa gerak rotasi. Pada motor

DC terdapat jangkar dengan satu atau lebih kumparan terpisah. Tiap kumparan

berujung pada cincin belah (komutator). Dengan adanya insulator antara komutator,

cincin belah dapat berperan sebagai saklar kutub ganda (double pole, double throw

switch). Motor DC bekerja berdasarkan prinsip gaya Lorentz, yang menyatakan

ketika sebuah konduktor beraliran arus diletakkan dalam medan magnet, maka

sebuah gaya (yang dikenal dengan gaya Lorentz) akan tercipta secara ortogonal

diantara arah medan magnet dan arah aliran arus. Mekanisme ini diperlihatkan pada

Gambar berikut ini:

Gambar 16. Mekanisme kerja motor DC

29
2. Konstruksi Motor DC

Menurut Marwan (2007) Belitan motor ini terdiri dari:

1. Belitan jangkar

2. Belitan kutub bantu

3. Belitan Eksitansi/Belitan Medan

Sjatry (2013) Mengemukakan bahwa ada tiga komponen penting dalam

motor DC yaitu:

a. Kutub Medan

Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan

menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan

yang stasioner dan dinamo yang menggerakkan bearing pada ruang di antara

kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan, yaitu kutub

utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan

di antara kutub – kutub dari utara menuju selatan. Untuk motor yang lebih

besar atau lebih kompleks, terdapat satu atau lebih elektromagnet.

Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya luar sebagai penyedia

struktur medan.

b. Rotor

Bila arus masuk menuju kumparan jangkar, maka arus ini akan menjadi

elektromagnet. Rotor yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak

untuk menggerakkan beban. Untuk motor DC yang kecil, rotor berputar

dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub – kutub, sampai kutub utara

30
dan kutub selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arus berbalik

untuk merubah kutub – kutub utara dan selatan rotor.

c. Komutator

Komponen ini terdapat pada motor DC dan berfungsi untuk

membalikkan arah arus listrik dalam kumparan jangkar. Komutator juga

membantu dalam transmisi arus antara kumparan jangkar dan saluran daya.

1) Prinsip Kerja Motor DC

Menurut Sjatry (2013) Sebuah motor DC magnet permanen

biasanya tersusun atas magnet permanen, kumparan jangkar, dan sikat

(brush). Medan magnet yang besarnya konstan dihasilkan oleh magnet

permanen, sedangkan komutator dan sikat berfungsi untuk menyalurkan

arus listrik dari sumber di luar motor ke dalam kumparan jangkar. Letak

sikat di sepanjang sumbu netral dari komutator, yaitu sumbu dimana

medan listrik yang dihasilkan bernilai nol. Hal ini dimaksudkan agar

pada proses perpindahan dari sikat ke komutator tidak terjadi percikan

api.

31
Gambar 17. Prinsip kerja motor DC

Medan stator memproduksi fluks Φ dari kutub U ke kutub S. Sikat

– arang menyentuh terminal kumparan rotor di bawah kutub. Bila sikat –

arang dihubungkan pada satu sumber arus serah di luar dengan tegangan

V, maka satu arus I masuk ke terminal kumparan rotor di bawah kutub

Udan keluar dari terminal di bawah kutub S. Dengan adanya fluks stator

dan arus rotor akan menghasilkan satu gaya F bekerja pada kumparan

yang dikenal dengan gaya Lorentz. Arah Fmenghasilkan torsi yang

memutar rotor ke arah yang berlawanan dengan jarum jam. Kumparan

yang membawa arus bergerak menjauhi sikat – arang dan dilepas dari

sumber suplai luar. Kumparan berikutnya bergerak di bawah sikat –

32
arang dan membawa arus I. Dengan demikian, gaya F terus menerus

diproduksi sehingga rotor berputar secara kontinyu. (Sjatry, 2013).

4. Klasifikasi Motor DC

a. Motor DC Shunt/Parallel

Kumparan medan sama seperti pada penguat terpisah, tetapi

kumparan medan terhubung secara paralel dengan rangkaian rotor. Satu

sumber yang sama digunakan untuk menyuplai kumparan medan dan rotor.

Oleh karena itu, total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan

dan arus jangkar. Kecepatan motor DC jenis ini pada prakteknya konstan,

tidak tergantung pada beban (hingga torsi tertentu setelah kecepatannya

berkurang). Oleh karena itu, motor DC jenis ini cocok untuk penggunaan

komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin. (Sjatry,

2013).

Gambar 18. Motor DC Shunt/Parallel


Menurut Hanief (2013) Karakter kecepatan motor DC tipe shunt adalah :

1. Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban

(hingga torque tertentu setelah kecepatannya berkurang) dan oleh

33
karena itu cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang

rendah, seperti peralatan mesin.

2. Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam

susunan seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan

memasang tahanan pada arus medan (kecepatan bertambah).

b. Motor Seri

Kumparan medan dihubungkan secara seri dengan kumparan jangkar.

Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus jangkar. Pada saat kondisi awal,

arus starting pada motor DC jenis ini akan sangat besar. Untuk itu, pada saat

menjalankan motor harus disertai beban sebab apabila tanpa beban motor akan

mempercepat tanpa terkendali. Kumparan medan terbuat dari sejumlah kecil

kumparan dengan penampang kawat yang besar. Tipe demikian dirancang

untuk mengalirkan arus besar dan terhubung seri/deret dengan kumparan rotor.

Motor DC jenis ini cocok untuk penggunaan yang memerlukan torsi penyalaan

awal yang tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist. (Sjatry, 2013).

Gambar 19. Skematik Motor DC Seri

34
Menurut Hanief (2013) Karakter kecepatan motor DC tipe seri adalah :

1. Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM.

2. Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor

akan mempercepat tanpa terkendali.

c. Motor DC kompon/kombinasi

Konfigurasi motor DC tipe ini menggunakan gabungan dari kumparan

seri danshunt/paralel. Pada motor DC jenis ini, kumparan medan dihubungkan

secara paralel dan seri dengan kumparan jangkar. Dengan demikian, motor DC

jenis ini akan memiliki torsi penyalaan awal yang baik dan kecepatan yang

stabil. Semakin tinggi persentase penggabungan, yaitu persentase kumparan

medan yang dihubungkan secara seri, maka semakin tinggi pula torsi penyalaan

awal yang dapat ditangani. (Sjatry, 2013).

Menurut Hanief (2013) karakter dari motor DC tipe kompon/gabungan

ini adalah, makin tinggi persentase penggabungan (yakni persentase gulungan

medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal

yang dapat ditangani oleh motor ini.

5. Pengaplikasian Motor DC

Motor DC bisa digunakan di bidang robotika, misalnya sebagai roda line

tracer, sebagai aktuator lengan robot. Di bidang persenjataan misalnya aktuator

meriam otomatis, dan lain sebagainya.

35
DAFTAR PUSTAKA

Apriyahanda, Onny. (2011). Generator dan Sistem Eksitasi, (Online), (http://artikel-


teknologi.com/generator-dan-sistem-eksitasi/, diakses 11 Agustus 2014).

Azhary, Arie. (2011). Prinsip Kerja Motor Induksi, (Online),


(http://ariestarlight.blogspot.com/2011/04/perinsip-kerja-motor-induksi.html,
diakses 6 Agustus 2014).

Fahmizal. (2012). Driver Motor DC pada Robot Beroda dengan Konfigurasi H-


BRIDGE MOSFET, (Online), (http://fahmizaleeits.wordpress.com/tag/motor-
dc-adalah/, diakses 11 Agustus 2014).

Gede, I.G.A. (2013). Motor AC, (Online),


(http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211083igustiagunggede/2013/04/29/motor-
ac/, diakses 6 Agustus 2014).

Genx, Dicky. (2009). Definisi Mesin Listrik. (Online).


(http://nationalinks.blogspot.com/2009/07/definisi-mesin-listrik.html, diakses
11 Agustus 2014).

Hage. (2009). Generator DC, (Online), (http://dunia-


listrik.blogspot.com/2009/01/generator-dc.html, diakses 11 Agustus 2014).

Hammers, H. (2013). Pengertian Tentang Mesin-Mesin Listrik. (Online).


(http://handihammers.blogspot.com/2013/05/pengertian-tentang-mesin-
mesin-listrik.html, diakses 11 Agustus 2014).

36
Hanief, I.R. (2013). Pengantar Elektronika. Motor DC, (Online),
(http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211021isnarasyadhanief/2013/04/27/motor
-dc/, diakses 11 Agustus 2014).

Marlina, Dini. (2013). Generator AC, (Online),


(http://dinnim.blogspot.com/2013/02/generator-ac.html, diakses 11 Agustus
2014).

Marwan, (2007). Praktikum Mesin Listrik. Makassar: Fakultas Teknik Politeknik


Negeri Ujung Pandang.

Nugraha, Ican. (2011). Prinsip Kerja Motor induksi, (Online),


(http://icannugraha.blogspot.com/2011/08/prinsip-kerja-motor-induksi.html,
diakses 6 Agustus 2014).

Prasetya, H.D. (2011). Generator Ac dan Dc, (Online),


(http://www.scribd.com/doc/46409085/generator-AC-DC, diakses 11 Agustus
2014).

Pratama, M.A. (2013). Motor AC, (Online),


(http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211033muhammadarfanpratama/2013/04/2
9/motor-ac/, diakses 11 Agustus 2014).

--------------------------. (2013). Motor DC, (Online),


(http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211033muhammadarfanpratama/2013/04/2
9/motor-dc/, diakses 11 Agustus 2014).

Putra, A.S. (2013). Generator Ac And Dc, Miscellaneous Subjects, & Preparing
Equipments Specifications, (Online),
(http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211029ardinathasanjayaputra/, diakses 11
Agustus 2014).

37
Sabrina. (2013). Sabrina News. Prinsip Kerja generator DC, (Online), (http://sabrina-
brinasworld.blogspot.com/2013/11/prinsip-kerja-generator-dc.html, diakses
11 Agustus 2014).

Sjatry, M.R. (2013). Pengenalan Tentang Motor DC, (Online),


(http://rasydinsjatry.blogspot.com/2013/04/pengenalan-tentang-motor-
dc.html, diakses 11 Agustus 2014).

38
SOAL
A. Asinkron

1. Motor induksi rotor lilit 60cps, 6 kutub, 3 phase, 220 v. lilit stator disambung

segitiga, sedangkan rotor dalam bintang. Jumlah lilitan rotor setengah jumlah

lilitan stator. Pada kecepatan 1110 rpm, Hitunglah:

a. Slip (s)

b. GGL induksi pada saat rotor ditahan (EBR) per-phase

c. GGL induksi rotor saat motor berputar dengan slip s (E2S)

d. Tegangan antar terminal rotor

e. Frekuensi rotor

2. Suatu motor induksi tiga phase berkutub 6,50 Hz, tahanan lilitan rotor per phase

0,4 ohm, reaktansi lilitan rotor per phase pada saat diam (s=1) 12 ohm,

tegangan rotornya 80 volt. Putaran motor 935 rpm. Tentukan:

a. Slip motor

b. Arus rotor saat n = 935 rpm

c. Torsi motor

3. Suatu motor 3 phase, masing-masing lilitan phase mempunyai tahanan murni

50 ohm dan induktansi ( L ) 0,3 Henry, sumbernya adalah 415 V, 50 cps.

Hitunglah daya total motor dalam keadaan tanpa beban jika motor dalam

sambungan bintang dan segitiga.

4. Sebuah motor asinkron tiga phase hubungan segitiga jika dihubungkan

langsung pada sumber 415 volt, 50 Hz mengambil arus start 120 A pada

masing-masing phase nya. Tentukan:


a. Arus line untuk starting langsung disambung sumber.

b. Arus line dan arus phase pada saat start menggunakan:

- Saklar Y – Δ

- Autotransformator dengan pengaturan saat start 70%

5. Sebuah motor 3 phase, 50 kVA, terhubung Y Cosø=0,8. Tegangan Sumber

Line- Line 660 Volt. Tentukan:

a. Berapa Tegangan Phasa(Vp)

b. Berapa Arus Line (IL)

c. Berapa Arus Phasa (Ip)

d. Daya Aktif`dan Daya Reaktif Motor

B. Sinkron

1. Suatu generator serempak 3 fase, 16 kutub mempunyai 144 alur dan tiap alur

berisi 4 penghantar. Kecepatan 375 rpm, fluks 5 x 102 Wb perkutub. Gawang

lilitan 150 derajat listrik. Hitung EMF perfase dan antara fase!

2. Motor Sinkron 3Φ, 12 kutub, mempunyai impedansi jangkar 100 ohm, dan

reaktansi 0.5 ohm/fasa. Beroperasi dengan 2000 V, 3Φ, 25 Hz. Bila pengaturan

80% dari kemampuan, hitunglah daya maksimum dan torsi dalam Nm sebelum

mesin keluar dari sinkronisasi!

3. Generator Sinkron memiliki data name plate 3 phasa, 2 HP, 50 Hz, 400 V. 4

kutub. Hitungkan putaran Sinkron permenit!

4. Suatu generator serempak 3Φ, 1200 KVA, 6600 volt, hubungan bintang dengan
resistans jangkar 0,4 ohm perfase dan reaktans sinkronsnya 5,8 ohm perfase,

hitung EMF antara fase yang harus dibangkitkan!

5. Generator 2KW, 220V/50Hz digerakkan dengan mesin diesel, listrik yang

dihasilkan dipakai untuk memberikan listrik untuk sejumlah rumah.

Bagaimana cara agar generator tersebut menghasilkan tegangan 220V dan

frekuensinya 50Hz.

C. Pertanyaan tampungan

1. Apa perbedaan antara motor asinkron dan motor sinkron?

Beberapa perbedaan antara motor sinkron dan asinkron :

1. Untuk Frekuensi tertentu motor sinkron bekerja pada putaran konstan --

--- ns = f x 60 / P sedangkan motor asinkron bila dibebani n ( putaran )

akan turun.

2. Motor sinkron dapat bekerja pada power factor yang berbeda, lagging

atau leading. Motor asinkron selalu lagging

3. Motor sinkron kopel startnya kecil.

4. Pada motor sinkron perubahan tegangan input tidak terlalu

mempengaruhi torsi, tidak seperti motor asinkron.

5. Motor sinkron memerlukan eksitasi DC.

6. Motor sinkron lebih kompleks dan lebih mahal dibanding motor

asinkron.

Anda mungkin juga menyukai