Tugas 1 Hewan Coba
Tugas 1 Hewan Coba
OLEH :
KELOMPOK #4 2
kejadiannya pada manusia. Oleh karena itu, kita dapat dan lebih mudah
menggunakan hewan coba sebagai hewan percobaan.
Peranan hewan percobaan dalam kegiatan penelitian ilmiah telah
berjalan sejak puluhan tahun lalu. Agar mengetahui bagaimana cara kita sebagai
mahasiswa maupun sebagai seorang peneliti dalam hal ini mengetahui tentang
kemampuan obat pada seluruh aspeknya yang berhubungan dengan efek toksiknya
maupun efek sampingnya tentunya kita membutuhkan hewan uji atau hewan
percobaan. Hewan coba adalah hewan yang khusus diternakan untuk keperluan
penelitian biologis. Hewan laboratorium tersebut di gunakan sebagai uji praktik
untuk penelitian pengaruh bahan kimia atau obat pada manusia.dalam praktikum
kali ini menggunakan mencit sebagai hewan percobaan. Mencit merupakan hewan
yang mudah ditangani dan bersifat penakut fotofobik, cenderung berkumpul
sesamanya dan bersembunyi. Sehingga hewan tersebut sering dan banyak
digunakan di dalam laboratorium farmakologi dalam berbagai bentuk percobaan.
KELOMPOK #4 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KELOMPOK #4 4
8. Memperoleh data maksimum untuk keperluan penelitian simulasi,
9. Dapat digunakan untuk uji keamanan, diagnostik dan toksisitas.
1) Exploratory (penyelidikan)
Hewan Uji ini digunakan untuk memahami mekanisme biologis, apakah
termasuk mekanisme dasar yang normal atau mekanisme yang berhubungan
dengan fungsi biologis yang abnormal.
2) Explanatory (penjelasan)
Hewan Uji ini digunakan untuk memahami lebih banyak masalah biologis yang
kompleks.
3) Predictive (perkiraan)
Hewan Uji ini digunakan untuk menentukan dan mengukur akibat dari
perlakuan, apakah sebagai cara untuk pengobatan penyakit atau untuk
memperkirakan tingkat toksisitas suatu senyawa kimia yang diberikan.
KELOMPOK #4 5
5) Apakah hewan yang akan digunakan dalam penelitian memiliki standar yang
tinggi baik secara genetik maupun mikrobiologi.
1) Replacement
Adalah banyaknya hewan percobaan yang perlu digunakan sudah
diperhitungkan secara seksama, baik dari penelitian sejenis yang sebelumnya,
maupun literatur untuk menjawab pertanyaan penelitian dan tidak dapat
digantikan oleh mahluk hidup lain seperti sel atau biakan jaringan. Replacement
terbagi menjadi dua bagian, yaitu
a. Relatif (sebisa mungkin mengganti hewan percobaan dengan memakai
organ/jaringan hewan dari rumah potong atau hewan dari ordo lebih rendah)
b. Absolut (mengganti hewan percobaan dengan kultur sel, jaringan, atau
program komputer)
2) Reduction
KELOMPOK #4 6
pemanfaatan hewan dalam penelitian seminimal mungkin, tetapi tetap
mendapatkan hasil yang optimal. Jumlah minimal biasa dihitung menggunakan
rumus Frederer yaitu (n-1) (t-1) >15, dengan n adalah jumlah hewan yang
diperlukan dan t adalah jumlah kelompok perlakuan. Kelemahan dari rumus ini
adalah semakin sedikit kelompok penelitian, semakin banyak jumlah hewan
yang diperlukan, serta sebaliknya. Untuk mengatasinya, diperlukan penggunaan
desain statistik yang tepat agar didapatkan hasil penelitian yang sahih.
3) Refinement
memperlakukan hewan percobaan secara manusiawi (humane), memelihara
hewan dengan baik, tidak menyakiti hewan, serta meminimalisasi perlakuan
yang menyakitkan sehingga menjamin kesejahteraan hewan coba sampai akhir
penelitian.
KELOMPOK #4 7
Lama produksi ekonomis : 9 bulan
Umur dewasa : 35 hari
Berat dewasa : 20-40 gram (jantan) dan 18-35 gram (betina)
Gambar mencit dan cara membedakan jantan dan betina
1. Tikus Biobreeding
Adalah tikus galur inbred yang berkembang secara spontan autoimun Type 1
Diabetes. Seperti NOD tikus, tikus BB digunakan sebagai hewan model untuk
tipe 1 diabetes. Galur ini telah banyak merekapitulasi-ulang beberapa fitur
diabetes tipe 1, dan telah memberikan kontribusi yang besar kepada penelitian
patogenesis T1D.
KELOMPOK #4 8
gambar biobreeding rat
KELOMPOK #4 9
3. Tikus Putih Galur Sprague Dawley
Tikus Sprague Dawley yang merupakan jenis outbred tikus albino serbaguna
digunakan secara ekstensif dalam riset medis. Tikus ini pertama dihasilkan oleh
peternakan Sprague Dawley(kemudian menjadi Sprague Dawley-Animal
Perusahaan) di Madison, Wisconsin pada tahun 1925.
Keuntungan : ketenangan dan kemudahan penanganan (jinak).
Berat dewasa : antara 250-300 g (betina), dan 450 – 520 g (jantan).
Usia hidup : antara 2,5 – 3,5 tahun.
Ciri : Ekornya lebih panjang daripada tikus galur wistar,
berkembang biak dengan cepat.
Penggunaan : digunakan dalam penelitian – penelitian biomedis seperti
toksikologi, uji efikasi dan keamanan, uji reproduksi, uji
behavior/perilaku, aging, teratogenik, onkologi, nutrisi, dll
Contoh penelitian : Studi infeksi maternal dan fetal, Studi efek diet pre-natal
tinggi garam pada keturunan , studi efek status seks dan
hormonal pada stress yang diinduksi kerusakan memori,
Studi gen ostocalcin spesifik tulang pada tikus, dan Studi
eksitabilitas hippocampus selama siklus estrus pada tikus.
KELOMPOK #4 10
4. Tikus Long-Evans
Long-Evans tikus adalah tikus strain outbred milik spesies Rattus norvegicus.
Jenis galur ini dikembangkan oleh Drs. Long dan Evans pada tahun 1915
dengan menyilangkan beberapa Wistar betina dengan jantan abu-abu liar..
2) Kelinci
KELOMPOK #4 11
1. uji iritasi mata karena kelinci memiliki air mata lebih sedikit daripada hewan
lain dan sedikitnya pigmen dimata karena warna albinonya menjadikan efek
yang dihasilkan mudah untuk diamati.
2. Kelinci juga banyak digunakan untuk menghasilkan antibody poliklonal.
Penelitian ilmiah yang baik dimana digunakan hewan sebagai objek ataupun
model kajian, maka tata kerjanya dievaluasi oleh Komisi Etik Penggunaan Hewan.
Oleh karena itu, penggunaan hewan dalam kegiatan laboratorium pendidikan
(praktikum) perlu selaras tata caranya dan memenuhi kriteria etika penggunaan
hewan percobaan.
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian tetap harus dijaga hak-haknya
yang dikenal sebagai Animal Welfare seperti yang tercantum dalam five of freedom
yang terdiri dari 5 kebebasan yaitu :
KELOMPOK #4 12
penyediaan teman (binatang sejenis) atau bahkan pasangan untuk berinteraksi
sosial maupun melakukan perkawinan.
1) Kondisi bangunan
Terkadang di dalam penelitian hewan uji ditempatkan dalam kandang. Namun
perlu diingat kondisi dan ukuran kandang sangat menentukan kondisi hewan
percobaan, karena bentuk,ukuran serta bahan yang dipakai merupakan elemen
dalam physical environment bagi hewan percobaan. Kandang harus dirancang
sedemikian rupa sehingga hewan dapat hidup dengan tenang, tidak terlalu
lembab, dapat menghasilkan peredaran udara yang baik, suhu cocok, ventilasi
lengkap dengan insect proof screen (kawat nyamuk).
2) Sanitasi
Kandang yang digunakan dalam menempatkan hewan ujii memiliki sistem
sanitasi yang baik, sestim drainase yang baik, dan terjaga kebersihan dengan
baik, misalnya dengan desinfektan (lysol 3-5%). Di samping itu perlunya
mengenakan lab jas (Protective clothing) atau peralatan proteksi lainnya seperti
masker dan sebagainya.
3) Tersedianya makanan
Tersedianya makanan untuk hewan percobaan yang bernutrisi dan dalam
jumlah yang cukup. Penyimpanannya harus baik, terhindar dari lingkungan
yang lembab, diusahakan bebas dari insekta atau hewan penggerek lainnya,
karena dengan adanya ini dapat merupakan petunjuk adanya kerusakan bahan
makanan hewan.
4) Kebutuhan air
KELOMPOK #4 13
Kebutuhan air dapat diperoleh oleh hewan dengan mudah dan lancar dan
usahakan tidak terlalu tinggi kandungan mineralnya serta bersih, dan tidak
membasahi kandang hewan tersebut.
5) Sirkulasi udara
Dengan adanya sistim ventilasi yang baik, sehingga sirkulasi udara dapat diatur,
lebih baik lagi bila dipasang exhaust fan sehingga sirkulasi udara menjadi
terkontrol.
6) Penerangan
Penerangan diperlukan sekali terutama dalam pengaturan proses reproduksi
hewan, perlu diperhatikan siklus terang dan gelap karena pada beberapa hewan
siklus estrus (siklus reproduksinya) sangat tergantung oleh penerangan dan bila
tidak terdapat penerangan akan menyebabkan terhambatnya proses reproduksi.
8) Keamanan
Maksudnya adalah menjaga jangan sampai terjadi infeksi penyakit baik yang
berasal dari hewan maupun manusia. Sehingga sebagai usaha pencegahan tidak
diperkenankan semua orang boleh menyentuh atau mengeluarkan hewan hewan
dari kandang (lebih-lebih bila hewannya adalah bebas kuman atau yang disebut
dengan Germ Free Animals) tanpa suatu keperluan apapun.
KELOMPOK #4 14
2.2.3 Tempat Pemeliharaan Hewan Coba
KELOMPOK #4 15
2.2.3.2 Contoh Kandang Kelinci Laboratorium
KELOMPOK #4 16
2.3 Penanganan Hewan Coba
2.3.1 Cara Memegang Mencit
( video pemberian obat\Penyuntikan SC mencit-tikus.mp4 )
No Keterangan Gambar
b. Letakkan mencit di
permukaan yang kasar,
biarkan mencit menjangkau/
mencengkeram alas yang
kasar (kawat kandang)
KELOMPOK #4 17
No Keterangan Gambar
No Keterangan Gambar
a. Tikus adalah hewan yang
pandai dan responnya baik
bila dipegang dengan baik
pula
b. Tikus tidak akan menyerang
kecuali merasa tertekan/
terprovokasi. Gunakan sarung
tangan utk mengurangi resiko
alergi dan menghindari
paparan feromone & senyawa
kimia lain
KELOMPOK #4 18
No Keterangan Gambar
c. Angkat hewan dg
menempatkan tangan di
sekitar dada bagian atas,
tanpa meremas. Tahan bagian
belakang hewan.
No Keterangan Gambar
KELOMPOK #4 19
No Keterangan Gambar
KELOMPOK #4 20
2.4 Cara Pemberian Obat Pada Hewan Coba
2.4.1 Mencit dan Tikus
No Keterangan Gambar
1. Oral
Cairan obat diberikan dg
menggunakan sonde oral
ditempelkan pd langit-langit
mulut, kemudian perlahan
dimasukkan sampai
esofagus dan cairan obat
dimasukkan.
video pemberian
obat\Penyuntikan Oral pada
mencit.mp4
video pemberian
obat\Penyuntikan Oral
Tikus Putih.mp4
2. Sub Kutan
Kulit di daeran tengkuk
diangkat dan ke bagian
bawah kulit dimasukkan
menggunakan spuit 1 mL &
jarum ukuran 27G/0,4 mm
video pemberian
obat\Penyuntikan SC
mencit-tikus.mp4
video pemberian
obat\Penyuntikan SC
tikus.mp4
3. Intramuskular
Obat disuntikkan pada paha
posoterior dengan jarum
suntik no. 24
video pemberian
obat\Penyuntikan IM
mencit.mp4
KELOMPOK #4 21
No Keterangan Gambar
4. Intra Vena
a. Mencit/tikus dimasukkan
ke dalam kandang
restriksi, dengan ekornya
menjulur keluar.
b. Ekornya dicelupkan ke
dalam air hangat (28º-
30ºC) agar pembuluh
vena ekor mengalami
dilatasi, sehingga
memudahkan pemberian
obat ke dalam pembuluh
vena.
c. Pemberian obat
dilakukan dengan
mengguna kan jarum
suntik no. 24
video pemberian
obat\Penyuntikan IV
mencit.mp4
video pemberian
obat\Penyuntikan tikus
secara intravena.mp4
KELOMPOK #4 22
No Keterangan Gambar
5. Intra Peritoneal
Pada saat penyuntikan,
posisi kepala lebih rendah
dari abdomen. Jarum
disuntikkan dengan sudut
sekitar 100 dari abdomen
pada daerah yang sedikit
menepi dari garis tengah,
agar jarum suntik tidak
mengenai kandung kemih.
Penyuntikan tidak di daerah
video pemberian obat\Penyuntikan IP mencit-
yang terlalu tinggi untuk tikus.mp4
menghindari terjadinya
penyuntikan pada hati.
2.4.2 Kelinci
video pemberian obat\Penyuntikan kelinci.mp4
No Keterangan Gambar
1. Oral
Dilakukan dg menggunakan
alat penahan rahang dan
feeding tube no 6-8.
KELOMPOK #4 23
No Keterangan Gambar
2. Sub Kutan
Dilakukan pada sisi sebelah
pinggang atau tengkuk dengan
cara kulit diangkat dan jarum
(25-26 g) ditusukkan dengan
arah anterior. Dengan volume
pemberian maksimal 1% BB
3. Intra Vena
dilakukan pada vena
marginalis di daerah dekat
ujung telinga. Sebelum
penyuntikan, telinga dibasahi
terlebih dahulu dengan
alkohol atau air hangat.
video pemberian obat\Placing
intravenous catheters in
rabbits.mp4
4. Intra Muskular
dilakukan pada otot paha
belakang. Hindari otot
posterior femur karena risiko
kerusakan saraf siatik.
Gunakan jarum ukuran 25G
dan volume pemberian tidak
lebih 0.5-1.0 ml/tempat
penyuntikan
5. Intra Peritoneal
Posisi diatur sedemikian rupa
sehingga letak kepala lebih
rendah daripada perut.
Penyuntikan dilakukan pada
garis tengah di muka kandung
kencing.
KELOMPOK #4 24
2.5 Cara Menganestesi dan Mengorbankan Hewan Coba
KELOMPOK #4 25