Anda di halaman 1dari 9

TUGAS U.A.

S
ANALISIS KEBERSIHAN KAMAR MANDI
(Studi kasus : Kamar Mandi di Rusun Utsman Bin Affan)
Disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah:
Participatory Action Research
Dosen Pengampu:
Al-Ustadz Syamsuri, M. Sh

Ditulis Oleh:
Hafizul Ilmi
362015410749
Arta Zulian Effendi
362015410730

Fakultas Ekonomi dan Manajemen


Ekonomi Islam
Universitas Darussalam Gontor
Siman, Ponorogo 2018/1439
ANALISIS KEBERSIHAN KAMAR MANDI

(Studi kasus : Kamar Mandi di Rusun Utsman Bin Affan)

1. Latar Belakang

Islam sangat memandang berat kebersihan. Bahkan Rasulullah Sallallahu


Alaihi Wasallam bersabda1 “Kebersihan adalah sebagian dari Iman”. Ini sudah
menandakan kalau dalam kehidupan dan juga dalam beragama, kebersihan
mendapat tempat yang istimewa. Maka, kita selayaknya sebagai penganut
beragama yang taat, haruslah menjaga kebersihan dengan sebaik-baiknya.

Mahasiswa selain sebagai penuntut ilmu juga dihadapkan dengan


pengabdian masyarakat, termasuk bagaimana mahasiswa berkontribusi menjaga
kebersihan di dalam masyarakat. Universitas Darussalam Gontor mendidik
mahasiswanya dengan cara yang sebaik mungkin melalui sistem asrama. Mereka
dididik bukan hanya di kelas, tetapi mereka diajarkan berorganisasi, memiliki rasa
tanggung jawab yang besar, termasuk dengan cara membersihkan asrama

Namun, pada kenyataannya yang terjadi di lapangan adalah masih banyak


mahasiswa yang tidak sadar akan kebersihan asrama. Hal ini bisa dilihat dari
banyaknya toilet yang masih kotor, penuh dengan lumut dan sarang laba-laba.
Dengan adanya pembersih yang digaji UNIDA, ternyata belum cukup berpengaruh
terhadap kebersihan toilet jika mahasiswanya masih belum terketuk pintu hatinya
untuk membersihkan toilet. Inilah yang mendasari kami untuk melakukan observasi
dalam mengetahui kebersihan toilet Unida di rusun Utsman bin Affan. Apakah
gerangan faktor yang menyebabkan kotornya toilet Utsman Bin Afffan dan
bagaimana mengatasinya?

1 Hadis ini tercantum dalam kitab-kitab hadis. Al-‘Iraqi dalam takhrij Ahadits al-
Ihya’ 1/73 menginformasikan hadis dengan lafadz semacam di atas diriwayatkan
oleh Imam at-Thobrany dalam Al-Ausath dengan sanad yang dho’if jiddan (sanagt
lemah) dari jalur periwayatan melalui Ibnu Mas’ud ra.
2. Participant

Dalam penelitian kali ini kami akan terpusat pada 1 biro dan 2 organisasi
yaitu Biro Administrasi Penunjang Akademik Kemahasiswaan (BAPAK), Dean
Mahasiswa (DEMA) dan Dewan Pengurus Asrama (DESMA) Utsman Bin Affan.
Dan objek penelitian lainnya adalah kamar mandi yang berada di rusun Utsman bin
Affan.

1 biro dan 2 organisasi diatas adalah penangungjawab mahasiswa dari


beberapa sektor. BAPAK adalah biro yang mengatasi permasalahan mahasiswa dari
bidang non-akademik. Tugas utamanya mengurus mahasiswa dalam kegiatannya di
luar kelas, seperti dari segi ibadah, kehidupan berasrama dan organisasi mahasiswa.
DEMA adalah organisasi mahasiswa tertinggi di kampus. Tugas utamanya adalah
menggerakkan mahasiswa dalam berorganisasi sehingga mahasiswa dapat
meningkatkan kreativitas di dalam kampus. DESMA adalah organisasi mahasiswa
yang mengurusi kegiatan asrama. Tugas utamanya adalah penyambung lidah
tentang keasramaan antara mahasiswa dan BAPAK.

3. Perencanaan Tahap I

Dalam penellitian ini diperlukan definisi tentang bagaimana perencanaan


yang dilakukan melihat berbagai macam aspek yang dilihat mendukung dalam
menunjang penelitian ini.

a. Kondisi Wilayah

Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor merupakan universitas


Islam berbasis pesantren yang berada di Kecamatan Siman Desa Sawuh
Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. UNIDA Gontor berada di pinggir jalan
raya Siman dengan dikelilingi sawah-sawah yang luas. UNIDA Gontor
memiliki banyak bangunan yang menjadi tempat untuk beristirahat
mahasiswa ataupun menjadi tempat kelas untuk mahasiswa, dan menjadi
tempat umum lainnya.

Salah satu gedung yang dimiliki oleh UNIDA Gontor adalah gedung
yang difokuskan untuk tidur dan bangun, yaitu asrama. Didalam asrama
terdapat fasilitas mahasiswa yaitu toilet. Toilet adalah sarana umum untuk
mandi, buang air besar dan kegiatan untuk membersihkan diri. Namun entah
apa yang terjadi, toilet yang ada belum layak untuk dipakai karena masih
banyak sampah-sampah yang merajalela. Hal ini mungkin disebabkan oleh
faktor mahasiswa yang kurang peduli akan kebersihannya.

Banyaknya kegiatan mahasiswa yang acuh tak acuh terhadap


kebersihan toilet asrama. Banyak toilet yang didalamnya sampah-sampah
mahasiswa setelah selesai menggunakan toilet. Karena kegiatan inilah,
toilet menjadi kotor dipenuhi sampah shampoo, sabun dan sebagainya Hal
inilah yang mendasari UNIDA untuk mempekerjakan pembersih UNIDA
untuk membersihkan toilet, walau dalam kenyataannya masih kurang
efektif.

b. Permasalahan

Seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya, masalah merupakan


sesuatu yang harus di selesaikan demi menaikkan derajat kemanusiaan kita.
Maka dari itu kita sebaiknya tidak lari dari masalah tersebut tapi harus
menghadapi masalah tersebut untuk kebaikan diri kita sendiri. Dalam hal ini
masalah yang dihadapi oleh lembaga jasa laundry pakaian UNIDA Gontor
kampus Siman adalah masih banyaknya sampah-sampah yang berada di
dalam toilet asrama Utsman bin Affan.

c. Dampak Masalah

Dari permasalahan yang dirasakan oleh mahasiswa, banyak sekali


yang resah terhadap penggunaan toilet. Banyak mahasiswa yang akhirnya
mencari alternatif kamar mandi yang lain. Ini menyebabkan toilet asrama
sendiri tidak terfasilitas dengan baik karena kurangnya kepedulian dari
mahasiswa.
4. Problem Solving

Melihat banyaknya toilet yang kotor diasrama Utsman Bin Affan, maka
yang paling penting adalah efektivitas yang baik untuk akhirnya bisa mengubah
kebiasaan mahasiswa agar dapat peduli dalam membersihkan toilet. Daripada itu
maka BAPAK, DEMA dan DESMA bekerja sama dengan mahasiswa untuk
berdiskusi dan mencukupi serta saling menjaga kebersihan toilet asrama. Kerja
sama yang diberikan adalah :

1. Pengarahan BAPAK kepada Dema dan Desma

BAPAK sebagai biro dan fasilitator yang mengurusi mahasiswa diluar


kelas memiliki peran tertinggi di antara 2 organisasi lainnya. Bapak
haruslah mengarahkan DEMA dan DESMA agar lebih giat untuk
menggerakkan kebersihan asrama terutama kamar mandi. BAPAK juga
mendengarkan apresiasi mahasiswa seperti penyebab kotornya kamar
mandi adalah tidak memiliki tong sampah, kurang berdiskusi antara DEMA
dan DESMA dengan mahasiswa dan sebagainya.

2. Mengadakan Agenda kebersihan melalui DEMA

Dewan Mahasiswa melalui Departemen Peduli Lingkungan


haruslah mengadakan agenda kebersihan untuk mahasiswa, terutama
kebersihan asrama dan toilet. Tujuannya bukan hanya untuk membersihkan
asrama, tetapi juga menyadarkan mahasiswa tentang pentingnya
membersihkan asrama. Kegiatan yang bisa diusung adalah pembersihan
umum seminggu sekali setiap hari Jumat, lomba kebersihan toilet asrama
setiap bulan dan sosialisasi kebersihan melalui seminar untuk asrama
Utsman bin Affan.

3. Mengadakan pengecekan rutin oleh DESMA

Dewan Pengurus Asrama sebagai organisasi paling dekat dengan


mahasiswa haruslah aktif dalam berdiskusi dengan mahasiswa, terutama
terkait pembersihan toilet asrama. Desma haruslah memeriksa kebersihan
setiap kamar mandi lalu membuang sampahnya sebagai contoh buat
mahasiswa lainnya. Desma juga harus menegur kepada mahasiswa yang
suka membuang sampah di kamar mandi yang awalnya bersih lalu kotor
karena mahasiswa yang mandi setelahnya. Desma juga bekerja sama dengan
Dema untuk kegiatan pembersihan rutin. Desma sebagai fasilitator asrama
mahasiswa juga harus peka terhadap alat yang diperlukan terutama untuk
pembersihan kamar mandi seperti tong sampah di setiap toilet, tulisan
himbauan untuk menjaga kebersihan kamar mandi, dan juga menyediakan
sikat dan likuid hcl atau pembersih lantai setiap asrama.

5. Data Lapangan

Data yang diusahakan dalam penelitian ini adalah data berdasarkan


wawancara kepada Desma Utsman bin Affan. Berdasarkan hasil wawancara
tersebut didapatkan hasil berupa penjelasan deskriptif mengenai kebersihan toilet
Utsman bin Afan. Menurutnya, sampah yang ada pada toilet Utsman lumayan
banyak.

Dalam asrama Utsman bin Affan, jumlah mahasiwanya adalah 236 orang.
Jumlah toilet asramanya adalah 72, terdiri dari 24 di setiap lantainya berupa 12
kamar mandi dan 12 WC. Maka setiap kamar mandi bisa di antre lebih kurang 20
orang setiap harinya untuk mandi dan buang hajat.

Bayangkan saja jika seluruh mahasiswa mandi dari jam 4 sore hingga 6 sore,
mahasiswa ada yang mandi dengan jarak rata-rata 6 menit setiap kegiatannya. Dari
sini DESMA dapat meneliti berapa jumlah sampah setiap 30 menitnya untuk
menilai seberapa kesadaran mahasiswa terhadap kebersihan sekaligus dapat
menegur mahasiswa seusai menggunakan kamar mandi atau WC

6. Penerapan Konsep Lapangan (doing action)

a. Berdiskusi dengan BAPAK


BAPAK dengan terbuka dapat mendengar apresiasi kami untuk
pembersihan asrama. Bapak juga mengarahkan Dema dan Desma agar
lebih aktif untuk melakukan pembersihan terkait toilet yang kotor.
b. Kegiatan pembersihan umum setiap minggunya
DEMA (Dewan Mahasiswa) melalui Departemen Peduli Lingkungan
akhirnya dapat melaksanakan pembersihan umum setiap minggunya,
atau terkadang dwi mingguan. Pembersihan dilaksanakan setiap hari
Jumat dari jam 6 pagi hingga jam 8.

c. Pengecekan Rutin Kamar Mandi mahasiswa


DESMA mengadakan pengecekan rutin terutama terkait fasilitas
asrama. Mereka melakukan pembersihan rutin dengan melaporkan
kepada pembersih asrama serta membelikan fasilitas asrama dengan
melaporkan kepada bendahara Biro Administrasi Urusan Keuangan.

7. Evaluasi Penerapan Konsep Lapangan

a. Pengecekan Rutin Kamar Mandi mahasiswa dari DESMA


 Masih belum adanya tong sampah dalam kamar mandi dari DESMA
 DESMA masih belum tegas dalam menegur mahasiswa untuk
melakukan pembersihan umum.
b. Berdiskusi dengan BAPAK
 Belum terlaksananya sosialisasi terhadap mahasiswa untuk
kebersihan berupa seminar

Dari evaluasi di atas dapat kita ambil aspek-aspek yang masih kurang dalam
pembersihan toilet kamar mandi Utsman berupa:

 Belum lengkapnya fasilitas pembersihan asrama


 Masih kurangnya kontribusi Desma terhadap pembersihan asrama
 Belum terlaksananya seminar pembersihan untuk kesadaran
mahasiswa

8. Perencanaan Penyelesaian Evaluasi

Pada evaluasi dalam penerapan konsep sebelumnya terdapat berbagai


macam masalah yang masih belum bisa untuk terselesaikan. Maka dari itu untuk
menyelesaikan masalah tersebut di atas haruslah dibuat sebuah perencanaan yang
bisa di praktekkan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Memang dalam sebuah
organisasi; perencanaan, evaluasi dan action merupakan sebuah kegiatan rutin agar
usaha yang diusung dapat berkembang dengan pesat. Jika organisasi berkembang
dengan pesat maka selain universitas dan organisasi, ada pihak lain yang juga
terdorong untuk sama-sama mengikuti kegiatan pembersihan. Pihak tersebut adalah
para masyarakat yang mendapat dampak positif jika mahasiswa UNIDA mencintai
kebersihan jika sudah turun di masyarakat.

Perencanaan yang di susun setelah melihat evaluasi penerapan konsep


sebelumnya adalah sebagai berikut :

1) Melengkapi fasilitas pembersihan asrama


Desma haruslah mengajukan anggaran untuk membeli alat-alat untuk
pembersihan asrama. Dalam hal ini, DESMA haruslah membeli tong
sampah di setiap kamar mandi agar mahasiswa langsung membuang
sampah di tempatnya
2) DESMA menegur kesalahan mahasiswa
Sebagai Universitas bersistemkan pesantren, pendidikan termasuk yang
utama di UNIDA. Maka dalam rangka mendidik mahasiswa, Desma
harus siap menegur mahasiswa jika ada mahasiswa yang mengotori
toilet.
3) Mengadakan sosialisasi kebersihan oleh BAPAK
BAPAK juga harus lebih giat dalam mensosialisasikan kebersihan toilet
untuk para mahasiswa agar mereka sadar dalam pembersihan toilet
asrama. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan cara melakukan seminar
atau workshop untuk menggerakkan mahasiswa dalam pembersihan
toilet.

9. Target Pencapaian Pembersihan toilet

Dalam perjalanannya, mahasiswa diharapkan sudah bisa lebih sadar dalam


membersihkan toilet. Mahasiswa dapat langsung memasukkan sampah ke
tempatnya dan bukan hanya membuang sampah sesuka mereka. Target jangka
panjangnya adalah mahasiswa tidak lagi terlalu memerlukan pembersih karena
mahasiswa sendiri dapat melakukannya sebisa mungkin untuk membesihkan toilet,
disamping DESMA, DEMA dan BAPAK yang juga tanggap dalam menjalankan
tugasnya sebagai fasilitator agar kegiatan pembersihan toilet ini dapat tercapai
sepanjang masa.

10. Kesimpulan

Dari penelitian tentang kotornya kamar mandi di Asrama Utsman bin Affan
ini kita dapat mengetahui bahwasanya Asrama yang di luarnya terlihat indah, belum
tentu di dalamnya juga bersih. Bagaikan sampul buku yang memperlihatkan lukisan
yang bagus, tapi isinya biasa saja atau bahkan jelek. Maka di sini, diperlukan
langkah-langkah agar cantiknya asrama ini diikuti juga dengan bersih di dalamya.

Dari masalah yang diterima yaitu kotornya toilet asrama Utsman Bin Affan,
maka ada 1 biro dan 2 organisasi yang menjadi penangungjawab mahasiswa untuk
pembersihan toilet asrama yaitu BAPAK, DEMA dan DESMA. BAPAK sebagai
biro tertinggi adalah mengarahkan DEMA dan DESMA agar lebih giat untuk
menggerakkan kebersihan asrama terutama kamar mandi. DEMA sebagai
organisasi tertinggi mengadakan acara untuk pembersihan asrama setiap
minggunya. Dan DESMA sebagai organisasi yang paling dekat dengan mahasiswa
terkait asrama bertugas memberikan fasilitas asrama yang baik untuk mahasiswa

Namun apalah daya kita sebagai manusia yang tidak bisa sempurna pasti
memiliki evaluasi dalam setiap kegiatannya. Dari penerapan tadi timbul sebuah
evaluasi yang harus di perhatikan oleh mahasiswa bersama BAPAK,DEMA dan
DESMA untuk membersihkan toilet Utsman bin Affan. Dari evaluasi tersebut
DEMA, BAPAk dan DESMA juga haru lebih giat lagi dalam mengerjakan program
kerjanya. Meskipun pada akhirnya akan ada saja sesuatu yang bisa dievaluasi dalam
setiap apa yang kita lakukan.

Maka dari itu penulis memberikan pesan kepada pembaca agar selalu
berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam setiap kegiatan kita. Dan kita
sebagai manusia haruslah saling tolong menolong dalam urusan dunia dan juga
akhirat, terutama dalam masalah kebersihan, karena ia sebagian daripada iman

Anda mungkin juga menyukai