Anda di halaman 1dari 23

STUDI PERENCANAAN SPILLWAY BENDUNGAN LOEA

KABUPATEN KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI


TENGGARA
Muhammad Satia Jalaludin1, Mohammad Taufiq2, Pitojo Tri Juwono2
1
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya
2
Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia
satiajalal@gmail.com

ABSTRAK
Perencanaan pelimpah Bendungan Loea adalah salah satu dari kajian terpenting
perencanaan Bendungan Loea. Inti dari studi ini adalah merencanakan pelimpah
berdasarkan pertimbangan topografi, hidrologi dan hidrolika yang sesuai. Kemudian dalam
setudi perencanaan ini ada dua bagian terpenting yang dianalisis keamanannya yakni
mercu pelimpah dan dinding penahan yang ditinjau dari keamanan terhadap gaya geser,
gaya guling dan daya dukung tanah. Perencanaan penulangan dan pembetonan konstruksi
juga tak kalah penting dalam studi perencanaan ini demi mewujudkan kesempurnaan
perencanaan konstruksi. Dari analisis hidrologi dan hidrolika hasil studi didapatkan sebuah
desain pelimpah bertipe pelimpah samping dengan bentuk mercu pelimpah USBR Ogee
tipe I serta kolam olakan USBR tipe II yang telah memenuhi untuk kondisi banjir
rancangan Q100th, Q1000th dan QPMF. Untuk desain dinding penahan yang direncanakan
dalam studi ini ialah dinding penahan tipe kantilever. Dari analisis faktor keamanan
bangunan didapatkan nilai yang memenuhi kriteria standar yang berlaku pada sebuah
bangunan yang tahan terhadap gaya geser, gaya guling dan daya dukung tanah. Adapun
untuk perencanaan pembetonan dan penulangan pada konstruksi mercu pelimpah dan
dinding penahan direncanakan dengan mutu beton f’c = 30 MPa dan fy = 300 MPa.

Kata Kunci: Pelimpah Samping, Kantilever,Dinding Penahan, Beton bertulang

ABSTRACT
Planning of the Loea Dam is one of the most important studies of the Loea Dam design.
The
core of this study is to plan the spillway based on topographic, hydrological and hydraulic
appropriate considerations. Then in this set of planning there are two most important parts
that are analyzed for safety, they are spillway weir and retaining walls viewed from safety
against shear forces, slipping forces and soil bearing capacity. Planning of reinforcement
and construction of concrete is also important in this planning study in order to realize the
perfection of construction planning. From hydrological and hydraulic analysis, the result
of the study was obtained a side-channel spillway design with Ogee type I nappe-shape
crest weir and a type II of USBR basin that has been fulfilled for Q100th, Q1000th and QPMF
flood design condition. For the design of the retaining wall planned in this study is a
cantilever type wall. From the analysis of building safety factors obtained values that meet
the standard criteria applicable to a building that is resistant to shear forces, slipping
forces and soil bearing capacity. As for the planning of concretion and reinforcement on
the construction of spillway and retaining wall is planned with the quality of concrete f'c =
30 MPa and fy =
300 MPa.

Keywords: Side channel Spillway, Cantilever,Retaining Wall, Reinforced Concrete


PENDAHULUAN
Perencanaan Pelimpah bendungan
Loea merupakan bagian dari kajian penting
perencanaan bendungan loea. Bilamana
aliran air sungai yang masuk ke dalam
waduk Loea melebihi kebutuhan aliran air
ke luar waduk, maka tampungan waduk
Loea semakin lama akan penuh dan dapat
melampaui batas daya tampung waduk
Loea, sehingga permukaan air dalam
waduk akan terus naik dan pada akhirnya
akan melimpas diatas tubuh bendungan Gambar 2. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Loea (overtopping). Loea
Oleh karena itu untuk mencegah
terjadinya limpasan air pada bendungan Data-data yang dibutuhkan
Loea, maka kelebihan air atau limpasan air Data-data digunakan dalam studi
dilokaliasi dengan bangunan pelimpah Perencanaan Spillway ini meliputi:
(spillway) yang lokasinya dipilih menurut 1. Peta Topografi Lokasi Studi
kondisi topografi dan geologi yang terbaik. 2. Data luas DAS Lokasi Studi
Bendungan Loea direncanakan pada alur
METODE PERENCANAAN Sungai DAS Konawe, pada koordinat
Kondisi Geografis Kabupaten Kolaka posisi
Timur 121°51'47.40"E dan 4° 4'22.69"S. dimana
Secara geografis terletak pada bagian berdasarkan hasil perhitungan konsultan
barat Propinsi Sulawesi Tenggara rencana Bendungan Loea tersebut memiliki
memanjang dari utara ke selatan berada Karakteristik sebagai berikut :
diantara 2o00’ – 5o00’ Lintang Selatan dan  Luas DPS (A) : 35.24 km2
membentang dari barat ke timur diantara  Panjang sungai utama (L):11.96 km
120o45’ – 124o06’ Bujur Timur. Batas  Panjang sungai dari bagian hilir ke
daerah Kabupaten Kolaka Timur adalah titik berat (Lc) : 6.490 km
sebagai berikut: 3. Data Curah Hujan
• Sebelah utara : Kabupaten Kolaka Utara Curah hujan Selama 20 tahun dari tahun
• Sebelah barat : Kabupaten Kolaka. 1995 sampai dengan tahun 2014 yang
• Sebelah selatan : Kabupaten Bombana. diambil dari 3 stasiun hujan terdekat yaitu
• Sebelah Timur : Kabupaten Konawe dan Lambuya, Motaha dan Mowewe.
Konawe Selatan. Tabel 1. Data Curah Hujan Harian
Maksimum Tahunan Tiap Stasiun

Gambar 1. Peta Lokasi Studi


4. Data Geologi Lokasi Bendungan PEMBAHASAN
Dari hasil pengujian dan pengamatan Hujan Maksimum Rerata Daerah
lapangan oleh konsultan (Pemetaan Metode Polygon Thiessen
Geologi Permukaan), untuk data geologi Dari hasil perhitungan Polygon
lokasi pelimpah digunakan 3 titik uji tanah Thiessen didapatkan stasiun hujan yang
yaitu pemboran inti BHT-5 (40 m), BHT-6 sangat berpengaruh dalam curah hujan
(40 m) dan BHT-7 (30 m), batuan yang wilayah dengan persentase 100% diwakili
akan dijadikan sebagai dasar pondasi oleh stasiun penakar hujan Lambuya.
bangunan pelimpah berupa slate dari
Satuan Batuan Kompleks Pompangeo Hujan Rancangan Metode Log Pearson
(sekis mikaan). Tipe III
Tabel 2. Rekapan Hasil Uji Lubang Bor Data curah hujan maksimum yang telah
BHT-5 (40m) dihitung sebelumnya, akan digunakan
untuk memperkirakan besarnya debit banjir
rancangan untuk perencanaan pelimpah
bendungan Loea. Hasil perhitungan sebagai
berikut :
Tabel 3. Perhitungan Hujan Rancangan
Metode Log Pearson Tipe III
P
Mul
H

H
D Dat Data Topografi dan Geologi

Tahapan Perencanaan
a a
t Tek
a nis

Flowchart perencanaan Pelimpah C


u
r
As
Ben
dun

(Spillway) Bendungan Loea di Kabupaten a


h
H Analisa
gan
Dan
Tam

Kolaka Timur Propinsi Sulawesi Tenggara u

a
j
Frekuens
i
Distribus
pun
gan

n i Log
H Pearson
a III
ri
a
n
( Ya
R
)

Uji
Kesesu
aian tida
Distrib k
usi
An (Chi-
alis Kuadr
is at &
Cur .. R.1
Smirn
ah ov)
Huj
an
Rer
ata
Da
P
era
h en
el
Met
ode us
ur
Pol
yg an
B T
on
Thi an i
jir d
ess
(fl A
en
o m
o a
d
ro
ut .
in .
g
P d
e a
r n
h P
it er
u hit
n u
g n
a g
n a
H n
u Di
j m
a e
n ns
J i
a P
m eli
- m
j p
a a
m h)
a
n R
M .
e 2
t
o .
d .
e
P
S
A Analis
0
Aman Stabi
0 as
7
Pelimp
ah
Penggambaran
spillway
Pr ( e na g o a
ob Pn nt u Tab g
ab M e in n l 4. r
le Pn ya a Nilai a
M ) t ha k Par m
ax Pu sil a mete
i hitu
k da n r A
m na ri PMP l
u nn an s i
m PP ali e r
Pr PM si b
ec yF s a P
ip g, in g e
it dic
y i a n
at ria ak i g
io unt
n an e
n ukg di k r
m j
a
a
n
untuk lama S
S pencatatan k
e
Keteran
gan :
R.1 :
l
hujan 24 r
Menjawa
b
Rumusa
jam, maka i
n
Masalah
No. 1
diperoleh p
R.2 :
Menjawa faktor s
b
Rumusa
n koreksi i
Masalah
No. 2
R.3 : sebesar
Menjawa
b
Rumusa
100%.
PMPterkoreksi =
n
Masalah
No. 3

535,74 .
96,10% .
100%
=
5
1
4.
8
4
9
m
m
G
a
m
b
a
r

3
.

D
i
Distribusi Hujan Jam-Jaman Metode = 3,723 + 0,5
PSA007 = 4,223 jam
Berdasarkan tabel intensitas hujan = 4 jam
yang  Untuk te < tr maka menggunakan
disarankan PSA007, dibuat intensitas hujan persamaan (2-24) :
untuk masing-masing periode ulang. dalam Tp = tp + 0,5 tr
studi ini digunakan durasi hujan 4 jam-an. = 3,801 + 0,5 . 1
dengan pertimbangan durasi hujan ini yang = 4,301 jam
menghasilkan debit banjir terbesar. = 4 jam
Tabel 5. Distribusi Curah Hujan  Untuk te = tr maka menggunakan
Efektif persamaan (2-25) :
Tp = tp
= 3,801 jam
= 4 jam
4. Menentukan puncak hidrograf satuan
menggunakan persamaan :
Snyder �� 0,278 .
Analisis Hidrograf Satuan Sintetis Dat
a
yan
g
dike
tah
ui :
 Luas
DAS
(A) =
35,24
km2
a = 0,278 .
3
�� r
,
perhitungan adalah k
 Panjang a 8
sebagai berikut : 0
sungai utama n
1. Menghitung
= 11,962 km p 1
waktu dari
 e = 30,066
titik berat m /detik/km2
Panjan r
hujan ke debit 5.
g s
puncak (tp)
sungai a
berdasarkan Menghitun
dari m
per samaan : g debit
bagian a
t maksimum
hilir ke a
p hidrograf
titik n satuan (Qp)
berat= :
= mengguna
6,49 ���
km kan
C persamaan
 Koefisien
waktu puncak
t :
( Qp = qp . A
. = 0,066 .
C
t
35,24
( =
L
=
. 2
0 ,
, L 3
7 c 2
5 ) 0
0
,
– m
3 3

3 = 1,03 . /
, (11,962 . d
0 16,49)0,3 e
0 = t
) 6.
3 Menghitung
= , waktu dasar
8 hidrograf (Tb)
1 0 m
, 1 e
0 n
3 j g
 a g
m u
Koefi
2. Menghitung n
sien curah hujan efektif a
Cp (te) k
(0,9 b a
– e n
1,4) r
= 0,9 d p
Langkah- a e
langkah s r
s � Grafik Unit
a Tb = Hidrograf
2
m 4 Metode
a S
7
a 2 n
n y
+
d
: 3 Gambar 4. e
7 . r
2 4
+
,
3
2
. 2
3
� =
2

4
= 3,528
te =
5,5
3,801
=
5
,5
= dan (2-
23) :
0 tp’ = tp +
, 0,25 . (te -
6
9 tr)
= 3,801
j + 0,25 .
a (0,691 -
m 1)
3. = 3,723
jam
Menghitun Tp = tp’ +
g waktu 0,5
yang
diperlukan
dari awal
sampai
puncak
hidrograf
(Tp)
dengan tr =
1 jam
sebagai
berikut :
 Untuk
te >
tr
mengg
unaka
n
persa
maan
(2-22)
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai C dan Hd
Setiap Kala Ulang

Tabel 7. Rekapan Hasil Penelusuran Banjir

Gambar 5. Hidrograf Banjir masing-


masing Kala ulang

Penelusuran Banjir Pada Pelimpah


Langakah awal penentuan koefisien
debit pelimpah adalah dengan cara
melakukan perhitungan coba-coba nilai Penentuan Mercu Pelimpah Metode US
koefisien. Army
L = L′ - 2 (N . ��� + ��� ) . Dalam perencaan ini dipilih mercu
bentuk Ogee tipe I
Hd
Hd ) Cd = 2,200 – 0,0416 (
= 50 - 2 (0 + 0,1176) . Hd 1671
=
= 50 – 0,2352 Hd 5 �

Pada saat H = Hd atau C = Cd maka (C 2
awal dicoba sebesar 2,1) P
, 0,99
Q = C . L . H 3/2 0,6 + 0,0416 ( )
377,079 = 2,1.(50 – 0,2352 Hd).(Hd) 3/2 a = Gambar
Didapatkan Hd sebesar 2,363 m 𝑃
6.
Cek nilai C = 2,1 dengan rumus iwasaki : ��
0,99 Ben
0,99
1 tuk
+ Mer
0 cu
,
0
4 Oge
1
6 e
( tipe
)𝑃
I
Sum
ber :
Cho
w,
199
3:30
3
2,363 0 untuk
, perencanaan
profil
mercu
0,6 pelimpah
+ menggunakan
0,0 Q outflow
maksimum
41
6(
)
= 0
3 pada kala ulang
1000 tahun
2,363
1 + 0,0416 dengan
= 0,455data
Sedangkan harga
( ) C pada saat h = Hd
3
1 sebagai berikut :
+  Tipe Pelimpah :
Side Channel
2 Spillway
*  Bentuk
Pelimpah : USBR
0 Ogee Type I
,  Q1000
(Outflow) :
4
334.724 m3/det
5  Hd : 2.152 m
5  Elevasi Crest
Pelimpah : 123.00
 Tinggi Pelimpah
( (P) : 3.0 m
 Lebar
Pelimpah
h
(L) :
50 m
Hasil
) perhitung
H an
d
C = 1,60 sebagai
1
+ berikut :
0 R1 =
, 0,2 Hd
4 = 0,430 m
5 Jarak
5
( R1 =
h
0,282
Hd =
0,607
) Hd m R2
C = 2,10034 = 0,5
Karena ketika h = Hd
Hd maka Cd = C =
maka 1,076
2,16715 > nilai m
Casumsi (Casumsi = Jarak
2,1) Untuk itu R2 =
perlu dicoba lagi 0,175
nilai C sampai Hd =
nilai Casumsi = 0,377
Chitung. m
Perhitungan lengkung Harold: penyesuaian harus diturunkan 2,291 m
X1,85 = 2 . Hd0,85 . Y sesuai dengan kebutuhan dan perhitungan
Maka Y = 0,20 . X1,85 perencanaan.
Y' = 0,37 . X0,85 Tabel 8. Elevasi Dasar Saluran Samping
Kemiringan tubuh pelimpah : 0,7 Setelah Penurunan
� 𝑣

Perhitungan Hidrolika Saluran dengan debit Q1000 didapatka nilai


Samping k
Perhitungan hidrolika untuk saluran o
samping pada bangunan pelimpah samping m
ini digunakan rumus J. Hinds : b
�𝑥 = � . � i
𝑣 =�.� n
� + 1� a
� = ℎ s
i

d
a
n

y
a
n
g

p
a
l
i
n
g

e
k
o
n
m
i
s

y
a
i
t
u

=
0 m
, p
3 i
n
d g
a Pada
n perhitungan
saluran
n Gambar 7. samping ini
Penurunan perhitungan akan
= Dasar dimulai dari hilir
Saluran yakni titik
0 S kontrol hidrolis
, a pada saluran
6 m transisi kearah
5 p hulu karena
i untuk
n mendapatkan
Penyesuaian Interval antar
g tinggi Muka air
Slope Dasar pias Δl = 5m
Saluran Jumlah pias (N) yang sama pada
Samping = Δx / Δl = 35 / Perhitungan titik tersebut,
Penyesuaian 5=7 Profil Muka adapun rumus
dasar Interval antar Air Saluran yang digunakan
saluran ini pias vertical : S sebagai berikut :
dilakukan dengan = a
Q 1 (v 1 + v 2 ) v2
menjadikan dasar Δy ∗(Q
saluran yang /N 2−
mana dari = Q1 )

perhitungan 1,8 = Δy=


g(Q1 ] Q1
117 +Q
2)
[(v2 +
sebelumnya 24 −
v1)
+
berbentuk /7 ,76 hf
lengkungan = Slope 1dasar
+
dijadikan garis 0,2 penyesuaian : dasar saluran
lurus. 61 (S) = [ elevasi
Perhitungan Elevasi titik 9/10 titik 0 – elevasi
penyesuaian L: titik L ] / L
Dasar saluran : = = [ 120,366
Titik (1/3 s/d elev – 117,761 ] /
1/10 L) yang asi 50
dipilih adalah titik = 0,052
pada 3/10L = L+ Karena di
3/10 * 50 = 15m inte sisi lain saluran
Beda jarak titik rval samping harus
L dan 3/10L ant mampu
Δx = 50 - ar mengalirkan
15 = 35 pias debit banjir PMF
m vert dan menghindari
Beda elevasi titik terjadinya aliran
ical
L dan 3/10L tenggelam yang
Δy = mana nilainya
119,58 ditaksir senilai
5– dengan 2/3H0 =
117,76 2/3(3,895) =
1= 2,597 m diatas
1,824 pelimpah, maka
nilaicoba
coba
Δy Δy dicoba-
sampai nilai
= Δy hitung. dengan
mempertimbangk
Perhitungan an topografi
Hidrolika sehingga
Saluran direncanakan
Transisi Saluran dengan panjang
Transisi pada 50 m dan lebar
studi ini 25 m dengan
direncanakan slope
datar.
pemilihan kala ulang banjir rancangan
untuk perancangan komponen bendungan
khususnya Peredam Energi (stilling basin)
digunakan kala ulang 100 tahun sebagai
desain.
 Debit persatuan lebar (q) = 10,997
m3/det/m
 Tinggi muka air di akhir saluran
Gambar 8. Desain Saluran Transisi peluncur (y1) = 0,527 m
Perhitungan hidrolika pada saluran  Kecepatan (v) = 20,854 m/det
transisi ini mengggunakan Persamaan  Bilangan Froude (Fr) = 9,169
Bernoulli dengan titik awal perhitungan Berdasarkan hasil perhitungan desain
dimulai dari titik akhir saluran tansisi ke kolam yang cocok adalah kolam olakan
arah hulu sampai pada titik akhir saluran datar tipe III, akan tetapi pada pelaksanaan
samping. Persamaan Bernoulli : di lapangan serta pengalaman yang cukup
𝑣 − memadai dari
� �
2 dosen, yang

paling sering
� + + digunakan dalam
� � 2� ℎ kasus yang
= � + 2 � seperti ini
� �
adalah kolam
+� olakan tipe II,
2�
maka
berdasarkan
Perhitungan
pertimbangan
Hidrolika
tersebut
Saluran
perencana
Peluncur
menggunakan
Saluran
kolam olakan
peluncur
pada studi datar tipe II.
ini
direncanakan
lurus dengan
panjang
horizontal
149,95m dengan
kemiringan ¼
atau 0,25
dimulai dengan
elevasi dasar
+115,680 dan
elevasi akhir
+78,180 (pada
peredam energi).
Rumus yang
digunakan
Persamaan
Kekekalan
Energi :
�1 � � 2�𝑟����2 2 2

ℎ 1 − 4
− �3
� = 2

� ∆� da n Ambang Ujung (W2) = 0,15.d2 =
(endsill) 0,987 m
 Tinggi endsill  Jarak antar
ℎ �2 = (h2) = 0,2.d2 = endsill (S2) =
0,2 .6,577 0,15.d2 =
Gambar 10. = 1,315 m 0,987 m
�1 + Desain Kolam  Lebar endsill
Olak tipe III
�� Perhitungan
Komponen
Kolam Olak
tan
tipe II Blok
muka (chute
− �2 block)
 Tinggi blok
muka (h1) = d1
= 0.530 m
 Lebar blok
muka (W1) =
d1 = 0,530 m
dengan  Jarak antar
blok muka (S1)
kontrol = 0,530 m
 Tinggi
ℎ�1 = Konjugasi (d2)
(√1+8� 𝑟 1
ℎ�2 �2 −1)∗

d2 = =
2 6,577
m
Gambar 9. perhitungan
Skema hidrolika saluran
Penampang peluncur,
Memanjang berdasarkan
Alir
kriteria
an
pad
a
Sal
ura
n
Pel
unc
ur

Perhitungan
Peredam
Energi Tipe
Olakkan
Untuk
merencanakan
kolam olakan
ini
mengacu pada
 Lebar permukaan atas endsill = 0,02.d2
= 0,132 m
 Panjang Kolam Olak (L)
Bilangan Froude Fr = 9,169
Tinggi konjugasi d2 = 6,577 = 6,6 m
dari Grafik didapatkan L/d2 = 4,27
Maka Panjang Kolam Olakan adalah
L = 4,27 .d2 = 4,27 . 6,6 = 28.082 m

Gambar 12. Grafik Perhitungan TWL


Tabel 10. Rekapitulasi Hasil interpolasi y3
Pada Saluran Pelepasan

Gambar 11. Desain Kolam Olak Rencana


Sumber : Perhitungan
Perhitungan Tinggi Jagaan
Perhitungan Tail Water Level (TWL) Tinggi jagaan pada bangunan pelimpah
Perhitungan twl di gunakan untuk
direncanakan untuk dapat menghindarkan
mengetahui tinggi muka air (y3) pada
terjadinya limpasan, pada kemungkinan
saluran pelepasan agar kontrol tinggi elevasi permukaan aliran yang paling
loncatan pada kolam olakan untuk debit tinggi. Tinggi jagaan direncankan
Q1000th diharapkan mempunyai elevasi berdasarkan pada kala ulang Q1000 tahun
yang sama pada saluran pelepasan. dan dikontrol dengan QPMF
Data : Tabel 11. Perhitungan Tinggi Jagaan
 Koefisien Kekasaran Manning : 0,029
(0.025-0,033)
 Slope Dasar Saluran Pelepasan : +82,38
 Bentuk Saluran : Trapesium , m :1
 Lebar Saluran : 25 m
Tabel 9. Perhitungan TWL

Perhitungan Uplift
Untuk menghitung gaya tekan keatas
pada dasar bangunan digunakan metode
angka rembesan lane, persamaan :

� = 𝐻 − 𝑥 ∆𝐻
� � �
 Perhitungan Uplift Ambang Pelimpah / Tabel 15.Perhitungan Uplift Dinding
Mercu Penahan Kolam Olak Kondisi Banjir
Diketahui saat kondisi penuh :
∆H = 7.53 m
Jarak dari titik A-B = 1,0 m
Jarak total L = 9,39 m
Maka :
Lx = 1,0 m
Lx/L = 0,11
Hx = tinggi muka air bagian hulu + Lx
= 3+1 = 4 m Perhitungan Koefisien Respon Seismik
Px = Hx - (Lx/L)*ΔH (Cs)
= 4- (0,11)*7,53 Untuk perhitungan koefisien seismic
= 3,20 penulis berpedoman pada SNI 1726:2012
tentang tata cara perencanaan ketahanan
Tabel 13.Perhitungan Uplift Dinding gempa untuk struktur bangunan gedung dan
Penahan Transisi Kondisi Banjir non gedung ini. penulis menggunakan
bantuan aplikasi yang telah diterbitkan oleh
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Permukiman (Puskim) PU PR yang diberi
nama desain spectra. berikut hasilnya :

Tabel 14.Perhitungan Uplift Dinding


Penahan Peluncur Kondisi Banjir

Gambar 13. Nilai Spektral Percepatan

G
a
m
b
a
r

1
4
.

D
e
n
a
h

U
t
a
m
a

P
e
l
i
m
p
a
h
B
e
n
d
u
n
g
a
n

L
o
e
a
Dipermukaan Daerah Studi, kemudian � . �+ ∑ � ����
dengan rumus berikut didapatkan :
Fgs = ≥ 1,5

(
C

∑𝐻 s� ≥
1
= ,
2

F =
d a)
e M
n a
g k
a
n a
: di
SD d
S = a
0,4 p
38 at
R k
=5 a
I n
e ni
= la
1, i:
2
5
(f
a
kt
o
r
k
e
ut
a
m
a
a
n
g
e
m
p
-
Bangu tengah � fsi at p
nan akan panjang en na e
N
stabil apabila pondasi. ge as r
i
arah resultan Sehingga mp n s
l
gaya terletak perlu a. T a
a
di dalam dihitungan se m
i
batas 1/6 B ke eksentrisitasny P tr a
kanan a e ah a
k ba
maupun ke menggunakan r n
o id
kiri titik persamaan h
0 e la
sebagai i :
C� , 4 = f ip
s � berikut t
=� 3 0 i t
, (Sosrodarso u K
8 1 no s aG
= 1 n o
2000:89) : i su
= g n
e ko l
1 a d
1 n nst i
% n i
( (1,2 � ru n
5 e= r s
) S ksi g i

� e pel
s t
a im : N
p pa Fa
o b o
i h kt r
n da or
l m
i n a a
s din m
i t l
a di an ∑ �𝑣
s ng ter
m s ∑� 2
pe ha �
i na da Bil
k K a≤ e
o ha p 6
n n pe �
( dit ng 6�
C s σ(1=
t inj gu ±)
s au lin �
) r
u dar ga �
i n �
= k Bil
s tig (F a> e
i a 6
0 gl) 2. �
P fa d σ
, kto i m
e a
k=
1 r h
r 3 (� −
1 yai i
h 2�)
i tu t De
k : u ng
t an
e 1 n :
u
m . g σ
n
u =
g
d a S te
i d ka
n t e
a a na
n n n
k b g
e i ak
a a ib
a l n
k m i at
. 6
beban struktur jumlah gaya-gaya T 1 9

(ton/m2) V = vertical r
a
1 .
5
A 8
Fgl = ≥ B
n
s M
A 9
e i
s N .
Kondisi 1, 3 i
4
7
4
Gempa 5 P K
o
.
2 7
s 6 .
1
Fgl = o
n A 5
g M T


A r
1 N a
. n
∑ �ℎ 1, 5 0
.
s

∑ �𝑣 2 5 4
i
s
. 2 i
∑ �ℎ 7
6 0 B
2. Stabilitas Untuk lebar B ≤ A
.
7
a
n
Terhadap Geser : 1,2 m M
A
5 j
i
Faktor aman qa = 20 . N S
E
r

terhadap geser N . Kd 6
.
N
T
T
e
(Fgs) dihitung Untuk lebar B > 1
2
R
I
r
j
dengan persamaan 1,2m A
S a
d
: �+ M
A
6
9
i

Kondisi Normal N .
5
G
0,3 0 8
e
m
2 .
2 1
p
a
Tabaebl 4e.9l1. qa = 12,5 . 5 9

N(
. 1
1Re6ka.paRn 0 0

) Kd
.
. 8 2
Setabkiliataspitul 7
5 3 3
asi � .
6
.
S 8
Stabilitas E 5 7
N T
KONDISI SF GULING SF T r A
GESER Nilai eksentrisitas R a M
2 I n A
Daya Dukung Tanah (ton/m ) SF SF
S s N
Hit. Status SF Hit. Status i
e B/6 Status q ijin 6 s 4
q max SF 9 i .
Mercu . B 1
5 a 3
Mercu Kosong 1.5 67.69
8 n
AMAN 88.20 AMAN 0.81 1.60
j A
SENTRIS 52.44 17.31 3.03
1 i M
Mercu Kosong Terjadi Gempa 1.2 11.88 6 r A
AMAN 7.86 AMAN 0.41 1.60 . 1 N
SENTRIS 52.44 14.47 3.62 3 .
Mercu Penuh 1.5 10.67 2 5 0
AMAN 17.02 AMAN 0.28 1.60 .
SENTRIS 52.44 10.38 5.05 4 1 4
Mercu Penuh Terjadi Gempa 1.2 7.82 . 1 0
AMAN 6.31 AMAN 0.33 1.60 2 .
SENTRIS 52.44 11.02 4.76 6 1 0
Mercu Banjir PMF 1.5 4.26 T 1 .
AMAN 135.74 AMAN 0.14 1.60 r 7
SENTRIS 52.44 8.24 6.37 a A 5
n M
Mercu Banjir PMF Terjadi Gempa 1.2 7.44
s A S
AMAN 5.92 AMAN 0.47 1.60
i N E
SENTRIS 52.44 9.82 5.34
s N
D 7
i T
i . R
n 2
K I
d 9
o S
i
s
n A
o 6
g M
n 9
g A .
P N 5
e
T 8
n 0
e
a .
r 1
h 0
j 4
a 2
a .
n
d 5
i 0 9
S .
a 7
G 4
l 5
e .
u
m 7
r S
p 7
a E
a Dinding Penahan S
n N
T P
1
T R e
.
r I l
2
a S u
n n
4
cur Kosong 1.5 5.80
AMAN 6.79 AMAN 0.04 0.42
SENTRIS 75.95 7.36 10.32
Peluncur Kosong Terjadi Gempa 1.2 4.02
AMAN 4.56 AMAN 0.15 0.42
SENTRIS 75.95 9.16 8.29
Peluncur Banjir 1.5 48.53
AMAN 23.85 AMAN 0.20 0.42
SENTRIS 75.95 3.41 22.30
Peluncur Banjir Terjadi Gempa 1.2 3.60
AMAN 4.42 AMAN 0.18 0.42
SENTRIS 75.95 7.63 9.96
D
i
n
d
i
n
g

P
e
n
a
h
a
n

K
o
l
a
m

O
l
a
k
Kolam Olak Kosong 1.5 5.62
AMAN 5.64 AMAN 0.90 1.58
SENTRIS 65.50 45.28 1.45
Kolam Olak Kosong Terjadi Gempa 1.2 5.04
AMAN 5.27 AMAN 1.01 1.58
SENTRIS 65.50 47.56 1.38
Kolam Olak Banjir 1.5 9.91
AMAN 6.36 AMAN 0.52 1.58
SENTRIS 65.50 29.49 2.22
Kolam Olak Banjir Terjadi Gempa 1.2 4.80
AMAN 5.10 AMAN 0.96 1.58
SENTRIS 65.50 35.66 1.84

Sumber : Perhitungan
dengan :
qa = kapasitas dukung ijin netto (ton/m2)
Kd = (1 + 0,33(D/B))
= faktor kedalaman fondasi, dengan nilai
maksimum Kd = 1,33
B = lebar fondasi (m)
D = kedalaman fondasi (m)

Perhitungan Pembetonan dan


Penulangan Konstruksi
Untuk perhitungan pembetonan dan
penulangan, konstruksi yang di tinjau
adalah bagunan pelimpah dan dinding
penahan tipe kantilever, adapun mutu beton
yang digunakan yaitu f’c = 30 MPa fy = Gambar 16. Desain Tulangan Dinding
300 MPa dengan tebal selimut beton p = Penahan Transisi
100 mm. adapun untuk diameter tulangan
minimal yang digunakan dalam perencanan
ini yaitu baja polos P10 dan baja
ulir/deform D13.
Tabel 17.Rekapitulasi Penulangan

Gambar 17. Desain Tulangan Dinding


Penahan Peluncur

Gambar 15. Desain Tulangan Mercu Gambar 18. Desain Tulangan Dinding
Penahan Peluncur
Kesimpulan  Dinding Saluran Peluncur : Aman
Berdasarkan Perhitungan dan analisa terhadap guling, geser dan analisis
yang dilakukan pada studi ini, maka dapat eksentrisitas memenuhi syarat yang
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : ditetapkan.
 Besar debit rancangan (Inflow)  Dinding Kolam Olak : Aman terhadap
Bendungan Loea : guling, geser dan analisis eksentrisitas
Q100 th = 312,165 m3/det memenuhi syarat yang ditetapkan
Q1000 th = 377,083 m3/det
QPMF = 879,810 m3/det DAFTAR PUSTAKA
 Besar debit rancangan (Outflow) di Badan Standarisasi Nasional. 2013. Tata
Bendungan Loea : Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
Q100 th = 274,759 m3/det Untuk Struktur Bangunan Gedung Dan
Q1000 th = 334,724 m3/det Non Gedung.Jakarta: Badan Standarisasi
QPMF = 820,647 m3/det Nasional
 Desain bangunan pelimpah yang sesuai Bureau of reclamation. 1987. Design of
secara hidrolis adalah sebagai berikut : small Dams. Washington: Water
Tipe Pelimpah : Side Channel Spillway Resources Technical Publication
Tipe Ogee I Braja, M. Das. 1993. Mekanika Tanah
Lebar Pelimpah = 50 m (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis)
Tinggi Ambang Pelimpah = 3 m Jilid 2. Surabaya: Institut Tekologi 10
Elevasi Crest Pelimpah = +123,000 November.
Elevasi Banjir PMF = +126,895 Chow, Ven Te. 1985. Hidrolika Saluran
Elevasi Banjir Q1000 th = +125,152 Terbuka (Open Channel Hidraulics)
 Saluran Transisi Jakarta: Erlangga
Lebar saluran = 25 m Hardiyatmo, Hary Christady. 2014.
Panjang Saluran = 50 m Analisis dan Perancangan
Slope = 0 (Datar) Fondasi I Edisi ketiga.Yogyakarta:
 Saluran Peluncur Gajah Mada University Press.
Panjang saluran peluncur = 150 m Masrevaniah, Aniek. 2012. Konstruksi
Lebar saluran = 25 m Bendungan Urugan PELIMPAH Vol. 2.
Kemiringan saluran = 0,25 Malang: CV. Asrori Malang
Elevasi dasar hulu = +115,680 Sosrodarsono S., Takeda K.,1981.
Elevasi dasar hilir = +78,180 Bendungan Type Urugan. Jakarta: PT.
 Peredam Energi Pradnya Paramita
USBR Tipe II Triatmodjo, Bambang. 2008. HIDROLOGI
Eleavasi dasar kolam olak = +78,180 TERAPAN. Yogyakarta: Beta Offset
Lebar kolam olak = 25 m Yogyakarta.
Panjang kolam olak = 28 m Vis, Ir. W.C. 1993. Dasar-dasar
Dari perhitungan stabilitas pelimpah Perencanaan Beton Bertulang
dan dinding penahan untuk tinjauan dalam berdasarkan SKSNI T15-1991-03.
keadaan normal dan gempa diperoleh hasl Jakarta :Erlangga
berikut :
 Ambang Pelimpah : Aman terhadap
guling, geser dan analisis eksentrisitas
memenuhi syarat yang ditetapkan.
 Dinding Saluran Transisi : Aman
terhadap guling, geser dan analisis
eksentrisitas memenuhi syarat yang
ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai