Anda di halaman 1dari 12

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PROGRAM : PROGRAM PENGADAAN, PENINGKATAN DAN PERBAIKAN SARANA DAN


PRASARANA PUSKESMAS / PUSKESMAS PEMBANTU DAN JARINGANNYA
KEGIATAN : PEMBANGUNAN IPAL PUSKESMAS
LOKASI : PUSKESMAS KOWEL KABUPATEN PAMEKASAN
SUMBER DANA : DAU KABUPATEN PAMEKASAN
TAHUN ANGGARAN : 2017

Metode pelaksanaan pekerjaan ini menjelaskan mengenai tahapan


pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan, dengan menggunakan pola
sesuai dengan diagram air kegiatan dengan pengelompokan jenis pekerjaan
dan urutan pelaksanaan dimana ada ketergantungan dan keterkaitan hasil
pekerjaan yang satu dengan yang lainya.

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Pekerjaan Pendahuluan
1. Pembersihan Awal, Pengukuran dan Bouwplank
Tahap Pertama yang akan kami lakukan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini adalah membersihkan areal pekerjaan sesuai dengan volume yang ada
dengan cara membersihkan benda – benda/material yang tidak berguna atau
tanaman semak belukar yang ada disekitar lokasi agar dalam pelaksanaan
pekerjaan nantinya tidak ada kendala.
Kemudian setelah itu kami akan melanjutkan ketahap selanjutnya
adalah kami akan memasang Bouwplank/Pengukuran dari papan dan kayu 5/7,
untuk papan diketam halus atau lurus pada sisi atasnya dan dipasang
Waterpass (timbang air) dengan sudut-sudutnya yang siku. Pekerjaan ini
dilakukan adalah untuk menentukan dimana lokasi pembangunan yang akan
dilaksanakan nantinya dan juga dalam pekerjaan ini akan ditentukan
ketinggian lantai yang akan dilaksanakan. Pemasangan
Bouwplank/Pengukuran ini dilakukan bersama-sama dengan pengawas
lapangan.
2. Papan Nama Kegiatan + Dokumentasi
Papan nama kegiatan akan buat dan dipasang pada awal pelaksanaan
kegiatan. Papan nama kegiatan ini dibuat dari triplek ukurannya
disesuaikan dengan petunjuk direksi, misalnya tebal 6 mm dengan ukuran
100 x 120 cm, ditopang kayu kaso (5/7) kelas 2 (borneo) dengan tinggi
250 cm dari permukaan tanah dan dicat dasar warna yang sesuai dan huruf
cetak berwarna hitam yang berisi informasi mengenai cakupan kegiatan
yang akan dilaksanakan yaitu nama kegiatan, pekerjaan yang harus
dilaksanakan, biaya pekerjaan/ nilai kontrak, sumber dana, jangka waktu
dan nama penyedia jasa. Papan nama kegiatan dipasang pada lokasi yang
mudah dilihat oleh masyarakat serta tidak mengganggu lalu lintas.
Untuk mendukung kelengkapan data administrasi teknik dan sebagai
bukti yang meyakinkan dikemudian hari, maka kami selaku penyedia jasa
akan menyediakan foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dengan
menggunakan kamera.
Cara Pelaksanaan :
 Foto dokumentasi dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan masih
pada posisi 0%, mencapai bobot 50% dan 100% untuk satu titik atau
lokasi pengambilan foto yang sama.
 Foto 0% diambil pada saat pekerjaan belum dimulai untuk mengetahui
kondisi sebenarnya dari lokasi yang akan dikeerjakan oleh penyedia
jasa.
 Foto 50% diambil pada saat pekerjaan sedang berlangsung untuk
melihat kondisi lapangan pada kondisi 50%.
 Foto 100% diambil pada saat pekerjaan sudah terlaksana secara
tuntas untuk melihat kondisi akhir pekerjaan.
 Sebelum pengambilan foto-foto, maka dibuat rencana/denah yang
menunjukkan lokasi, posisi dari kamera dan arah bidikan yang
kemudian diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
 Foto dokumentasi tersebut di atas dicetak dengan ukuran sesuai
petunjuk direksi dan berisi :
o Nama Kontrak
o Nama Bangunan
o Tahap/Progress Pekerjaan 0%, 50% atau 100%
o Penyedia Jasa menyerahkan foto dokumentasi tersebut kepada
direksi.
o Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi
pengambilan harus dari arah yang sama yang sudah ditentukan
sebelumnya.
b. Pekerjaan Pondasi, Atap dan Pagar (IPAL)
1. Atap Rangka Hollow 1x40,40,2mm modul 60x60, Sinc Callium
Langkah-langkah pemasangannya :
 Pembuatan sketsa (marking ) pada slab beton yang nantinya
digunakan sebagai patokan dalam penentuan letak kawat penggantung
(suspension rod ).
 Tentukan ketinggian akhir plafond /ceilling dari data yang telah
direncanakan sesuai ukuran gambar.
 Ukur ketinggian akhir plafond /ceilling dari data yang telah
direncanakan sesuai ukuran di gambar.
 Pindahkan pada ketinggian dari siku metal (wall angle) untuk
ditambahkan diatas tanda garis dari ketinggian plafond.
 Tempatkan bagian atas siku metal (wall angle) pada tanda garis
dengan jarak perkuatan (sekrup atau paku rivet) pada jarak
maksimum 600 mm untuk posisi jarak penggantung dan gelagar rangka.
 Tempatkan siku penggantung (bracket ) harus berjarak 300 mm dari
permukaan dinding kawat penggantung.
 Kawat penggantung (suspension rod ) yang pertama pada rangka utama
harus berjarak 300 mm dar tepi dinding, kemudian jarak selanjutnya
maksimum pada setiap 1200 mm. Ketika melakukan penyambungan diatur
secara menyilang.
 Rangka untuk panel (metal furing , terletak di bawah rangka utama)
dipasang berlawanan arah dengan rangka utama, penyambungan diatur
secara menyilang.
 Penempatan jarak penunjang maksimum berjarak 600 mm.
 Setelah semua rangka plafond / ceiling terpasang, lakukan
perataaan (leveling ) plafond sebelum pemasangan papan gypsum dan
matikan adjusting (steel).
 Semua pekerjaan rangka atap hollow dilakukan sesuai petunjuk
direksi.
2. Beton Plat Lantai t =15cm
Pekerjaan beton plat lantai merupakan Pekerjaan pengadaan dan
pengecoran rabat beton sesuai dengan Spesifikasi Teknik yang
dipersayaratkan. Pekerjaan beton yang dimaksud disini adalah pekerjaan
beton tanpa penulangan dan untuk pelapisan permukaan lantai kerja atau
rabat dipermukaan lantai atau sesuai dengan dokumen lelang. Pekerjaan
ini dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia. Pekerjaan beton ini
menggunakan material pokok yaitu Semen (PC), kerikil dan Pasir. Semua
bahan sebelum digunakan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari
Direksi. Untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini kami akan
menggunakan tenaga kerja yaitu ; Pekerja, Tukang, Kepala Tukang dan
Mandor. Sedangkan peralatan yang akan kami gunakan yaitu Mollen (alat
untuk membuat campuran beton). Pekerjaan beton plat lantai dikerjakan
sesuai petunjuk direksi.
3. Beton Plat t = 15cm
Diawali dengan pekerjaan pembesian beton plat. Besi dipotong dan
dirakit. Pemotongan besi harus tepat, agar setelah ditekuk (jangkar,
radius tekuk), bentuk dan panjang jadi sesuai BBS (Bar Bending
Schedule). Penekukan/ embengkokan (radius tekuk) besi harus menggunakan
piringan tekuk/ roller sesuai kelompok/ jenis diameter besi. Periksa
pemasangan kawat bendrat. (jika menggunakan metode sangkar). Besi yang
belum & sudah dipotong harus diletakkan dan diproteksi dari tanah dan
hujan.
Besi yang digunakan harus sesuai jumlah dan ukurannnya dengan
gambar kerja. Setelah itu besi disetting di posisi masing-masing beton
plat dengan menyambung tulangan stek yang terdapat pada sloof. Buat
garis sipatan batas beton kolom pada lantai beton tempat bekisting
kolom akan didirikan. Pastikan semua pembesian berada di dalam garis
sipatan dan memiliki selimut beton, sesuai spesifikasi struktur, serta
sudah terpasang “beton decking” yang memadai.
Semua bidang dalam plywood bekisting dinding (kolom harus diolesi
minyak bekisting/mould oil sebelum didirikan. Jangan lupa dilakukan
pengecekan kembali terhadap instalasi yang masuk dalam struktur kolom.
Baik itu instalasi pembuangan ataupun instalasi elektrikal. Setelah
bekisting kolom ditutup, semua sarana perkuatan bekisting seperti Tie
rod, Form Tie, Steel wale dan Adjustad support dipasang. Kelurusan
bidang bekisting dinding/kolom dicek dengan bantuan unting-unting,
waterpas dan alat ukur. Setelah bekisting terpasang baik, buat sipatan
(atau tanda dari paku) untuk batas/level pengecoran di sisi atas
bekisting dinding/kolom.
Setelah bekisting beton plat dan tulangannya telah siap,
dilanjutkan dengan pencampuran beton sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan.
Pencampuran beton dengan menggunakan concrete mixer. Terlebih
dahulu pasir dengan kualitas baik yang rendah kadar lumpurnya dicampur
dengan kerikil. Setelah itu ditambahkan semen dan dicampur rata lalu
terakhir ditambahkan air. Bila campuran telah rata lalu dituang ke bak
pencampuran dan diisi ke ember campuran untuk diangkut dan dituang ke
dalam bekisting kolom.
Dibutuhkan waktu paling kurang 2 minggu sebelum beton mengering
dan bekisting kolom bisa dilepas .
4. Beton Sloof 20 x 30 cm
Adapun beberapa langkah yang harus dikerjakan pada Pekerjaan
Sloof :
 Besi sloof yang telah dipotong dan dirakit selanjutnya dipasang di
atas pondasi.
 Buat stek besi untuk sambungan besi kolom di sloof.
 Bekisting sloof dipasang dengan skor kayu bekisting tiap 30 cm.
 Sebelum pengecoran sloof, semua jarak dan ukuran dicek kembali
oleh pengawas. Baik itu jumlah dan jarak tulangan maupun ukuran
sloof lantai.
 Sloof lantai dicor dengan campuran semen pasir dan kerikil.
Pencampuran dilakukan dengan menggunakan alat concrete mixer.
Terlebih dahulu pasir dengan kualitas baik yang rendah kadar
lumpurnya dicampur dengan kerikil. Setelah itu ditambahkan semen
dan dicampur rata lalu terakhir ditambahkan air. Bila campuran
telah rata lalu dituang ke bak pencampuran dan diisi ke ember
campuran untuk diangkut dan dituang ke bekisting sloof lantai.
 Rencana pengecoran sloof lantai hinga bekistingnya dilepas adalah
selama 2 minggu.
Adapun tahapannya sebagai berikut :
 Perakitan tulangan
o Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat
diketahui dari ukuran pondasi setempat.
o Mendesain bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat,
dengan memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada
pondasi setempat tersebut.
o Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan
kawat pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas.
o Untuk penggambaran perakitan penulangan dapat dilihat pada
lampiran.
 Pemasangan Tulangan
o Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan
diletakkan tegak turus permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
o Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan
dasar tanah, jarak antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm,
yaitu dengan menggunakan pengganjal yang di buat dari batu kali
disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah agar ada jarak antara
tulangan dan permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi
tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi
karat.
o Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka
dapat langsung melakukan pengecoran.
 Bekisting
o Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya
untuk penyambungan kolom sedangkan untuk pondasinya hanya
diratakan dengan cetok (sendok spesi).
o Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu
membuat bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus
memenuhi persaratan tertentu.
o Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang
akan di cor.
o Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang
agar tegak lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
o Papan cetakan tidak boleh bocor. Papan-papan disambung dengan
klem / penguat / penjepit.
o Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris
agar tidak terjadi retak.
 Pengecoran
o Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat
dari kayu atau seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang
adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm dapat juga dibuat dari pelat baja
dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
o Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran
seperti: semen, pasir, split, serta air dan juga peralatan yang
akan digunakan untuk pengecoran.
o Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan
perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2
volume pasir berbanding 3 volune split serta air secukupnya.
o Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan:
pertama masukan pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan
biarkan tercampur kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan
air secukupnya.
o Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih
selama 4-10 menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan
kedalam kotak spesi.
o Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang
galian tanah yang sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat
sendok spesi centong/ dan dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit
demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan
kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk
kecelah-celah tulangan.
o Pekerjaan dilaksanakan sesuai petunjuk direksi.
5. Urugan Pasir 30cm
Urugan pasir berfungsi menstabilkan permukaan tanah asli dan
menyebarkan beban, sehingga beban yang dipikul permukaan tanah merata.
Uruganpasir bawah fondasi adalah pengurugan yang ditempatkan
dipermukaan lobang fondasi yang digali, sedangkan pengurugan bawah
lantai adalah pengurugan permukaan tanah asli sebelum pemasangan
keramik lantai. Ketebalan urugan pasir yang dipadatkan sesuai dengan
kondisi tanah. Satuan perhitungan urugan pasir adalah m3. Pekerjaan ini
disesuaikan dengan petunjuk direksi.
6. Galian Tanah
Adapun metode pelaksanaan pekerjaan galian pondasi adalah sebagai
berikut :
 Menyiapkan lahan yang akan digali dengan memberi patok dan
bowplank pada area tanah asli yang akan digali dan diberi tanda
berwarna / dicat.
 Menentukan lebar & kedalaman galian tanah yang akan digali yang
mengacu pada bowplank.
 Membuat garis bantu dengan tali yang diikatkan pada bowplank untuk
kerapian dan kelurusan galian tanah agar dimensi pondasi
terpenuhi.
 Menyiapkan bak ukur yang standar untuk mengukur kedalaman dari
galian tanah.
 Bagian tanah yang digali adalah Pondasi beton yang dilakukan
dengan menggunakan tenaga manusia (Man Power).
 Galian pondasi digali dengan ketentuan ukuran sesuai kebutuhan
pas. pondasi kearah memenjang /sejajar arah lajur memanjang dan
melintang bangunan. Galian ditempatkan sementara disisi lubang
galian dan kemudian diangkut keluar pekerjaan.
7. Pasangan Keramik Lantai 20 x 20 cm dan Acian
Adapun langkah – langkah dalam pemasangan keramik lantai sebagai
berikut :
 Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air selama 1 jam.
 Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan
/tatakan keramik, setelah proses perendaman.
 Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan
peil ini untuk seluruh kesatuan.
 Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai
elevasi pada shop drawing. Kedudukan benang harus datar dan siku,
apabila dinding yang ada adalah dinding keramik, maka kedudukan
nad lantai harus disesuaikan dengan yang ada pada dinding.
 Pasang keramik sebagai pasangan kepalaan,sepanjang garis dasar
yang telah terpasang.
 Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik
dengan waterpass.
 Isi bagian / daerah permukaan lantai yang lainnya dengan adukan /
spesi.
 Setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai posisinya sampai
selesai, usahakan supaya tidak ada laslasan.
 Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk permukaan keramik dengan
palu karet untuk mendatarkan / meratakan permukaan keramik supaya
tidak rusak / cacat.
 Setelah itu cek kerataan elevasi keramik dengan waterpass.
 Bersihkan permukaan pasangan keramik yang telah terpasang dengan
kain / lap basah sampai bersih.
8. Acian
Untuk menghindari naiknya lantai ( menggelembungnya lantai ) maka
buatlah delatasi. Kemudian siapkan isian (acian)/bahan cor nad pada bak
air (ember) dan aduklah hingga rata. Setelah adukan rata,isi sela sela
nad dengan bahan cor nad dengan menggunakan sendok spesi ( sekop ).
Pengisian nad dilakukan apabila kedudukan keramik telah kuat atau spesi
telah kering. Kemudian rapikan nad tersebut dengan cape.Diamkan dan
tunggu sampai nad tersebut benar -benar kering. Setelah kering,
bersihkan permukaan pasangan keramik yang sudah dipasang nad dari sisa-
sisa bahan cor nad dengan menggunakan kain / lap basah sampai bersih.
9. Pagar BRC Ø6mm
Berikut kami akan menjelaskan langkah memasang pagar brc :
 Persiapan Lokasi / lahan
Persiapan lokasi atau lahan di sini yakni: mengukur lokasi
yang akan dipasang pagar. Hitung menjadi beberapa titik
menyesuaikan dengan ukuran pagar. Kemudian kami akan membagi
panjang lahan dengan menentukan titik-titik yang akan dipasang
pagar brc dan tiang. Jadi jarak tiap titik adalah lebar pagar
ditambah lebar/diameter tiang.
 Penanda untuk penggalian
Tancapkan kayu gelam sebagai penanda titik yang akan digali
lubang untuk penegak tiang/pipa besi. Yang harus diperhatikan
adalah dalamnya lubang galian minimal 25cm dari permukaan tanah
datar atau disesuaikan dengan kondisi tanah setempat dan tinggi
tiang yang akan dipasang, apabila tiang lebih tinggi lagi misal
mencapai 300cm maka lebih baik dan kuat yang tertanam di dalam
tanah adalah 50cm.
 Lebar galian kurang lebih 20cm.
Jika galian telah siap, maka Anda harus meluruskan tiang
dengan waterpass dan disangga dengan kayu reng supaya tiang tidak
bergerak. Tegakkan beberapa tiang, lalu lakukan pengecoran di
setiap galian dan tiang dengan cor beton bertulang.
 Kaitkan Pagar BRC
Selang satu sampai beberapa hari selesai pengecoran, lakukan
pemasangan pagar BRC dengan mengaitkan pada tiang yang sudah
disediakan. Kaitkan dan kunci menggunakan mur, baut, uclip/klem
(aksesoris tiang yang juga kami sertakan, termasuk juga tutup
tiang). Hal ini bertujuan selain supaya pagar tidak mudah lepas
namun juga supaya aman dari kehilangan dan tindak kejahatan
lainnya.
 Pemasangan Pagar BRC Pada Pilar Beton
Jika Anda membuat tiang sendiri, maka pagar BRC harus
ditanamkan pada tiang/pilar, minimal 3cm. Dan Anda harus
menggunakan besi behel untuk penguat tiang dengan kedalaman galian
minimal 40cm. Kemudian Anda dapat melapisi tiang/pilar beton tsb
dengan aluminium composite panel / alcopan, atau batu alam untuk
mempercantik tampilan eksterior bangunan Anda. Untuk meningkatkan
keamanan lahan / lokasi properti Anda bisa juga ditambahkan kawat
duri atau kawat silet pada pagar BRC Anda.
10. Cat Dinding (1 plamir, 1 cat dasar, 2 cat penutup)
Permukaan yang akan dicat terlebih dahulu harus
dibersihkan dan digosok dengan a m p e l a s d i n d i n g a t a u k a i n
y a n g b a s a h k e m u d i a n d i n d i n g d i p l a m u r d e n g a n menggunakan
plamir tembok yang berkualitas baik dan setelah kering baru digosok dan
diampelas halus sehingga permukaan menjadi licin dan rata,
kemudian baru dilabur dengan cat dinding, paling sedikit 3 kali
dengan roolyang lebarnya minimal 25cm. Begitupun untuk mengecat
kolom-kolom betondan plafond, digunakan dengan cara tersebut
diatas.
c. Pekerjaan Bak Equalisasi / Penampung / Sumppit
1. Galian tanah
Adapun metode pelaksanaan pekerjaan galian pondasi adalah sebagai
berikut :
 Menyiapkan lahan yang akan digali dengan memberi patok dan
bowplank pada area tanah asli yang akan digali dan diberi tanda
berwarna / dicat.
 Menentukan lebar & kedalaman galian tanah yang akan digali yang
mengacu pada bowplank.
 Membuat garis bantu dengan tali yang diikatkan pada bowplank untuk
kerapian dan kelurusan galian tanah agar dimensi pondasi
terpenuhi.
 Menyiapkan bak ukur yang standar untuk mengukur kedalaman dari
galian tanah.
 Bagian tanah yang digali adalah Pondasi beton yang dilakukan
dengan menggunakan tenaga manusia (Man Power).
 Galian pondasi digali dengan ketentuan ukuran sesuai kebutuhan
pas. pondasi kearah memenjang /sejajar arah lajur memanjang dan
melintang bangunan. Galian ditempatkan sementara disisi lubang
galian dan kemudian diangkut keluar pekerjaan.
2. Beton Lantai Kerja + sekeliling
- Beton
Langkah kerja sebagai berikut :
 Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai
rencana.
 Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr :
5Krl atau B-0.
 Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah
terdapat urugan pasir dengan ketebalan yang sesuai rencana dan
telah diratakan.
 Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau
kotoran.
 Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai
acuan untuk menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu
dibuat kepalaan dengan jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
 Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau
ember.
 Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun
sendok adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan
dengan cara melakukan tarikan benang dari patok level satu dengan
yang lainnya.
3. Pemasangan titik kontrol / cloging monitoring
Pada tahapan ini, pemasangan titik kontrol agar tidak terjadi
kesalahan pada pemasangannya maka kami selaku penyedia jasa sepenuhnya
akan melaksanakan sesuai perintah pengawas lapangan dan melalui
persetujuan direksi. Begitu juga dengan peralatan dan hal-hal yang
dibutuhkan dalam pemasangan ini. Setelah pemasangan titik kontrol
selesai, maka kami akan melanjutkan ketahap selanjutnya.
4. Pembuatan Kolam Pantau
- Rabat beton 15cm
Pekerjaan Rabat Beton adalah : Pekerjaan pengadaan dan pengecoran
rabat beton sesuai dengan SpesifikasiTeknik yang dipersayaratkan.
Pekerjaan beton yang dimaksud disini adalah pekerjaan beton tanpa
penulangan danuntuk pelapisan permukaan lantai kerja atau rabat
dipermukaan lantai ata sesuai dengan dokumen lelang.Pekerjaan ini
dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia. Pekerjaan beton ini
menggunakan materialpokok yaitu Semen (PC), kerikil dan Pasir. Semua
bahan sebelum digunakan terlebih dahulu harus mendapatpersetujuan dari
Direksi. Untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini kami akan
menggunakan tenagakerja yaitu ; Pekerja, Tukang, Kepala Tukang dan
Mandor. Sedangkan peralatan yang akan kami gunakan yaituMollen (alat
untuk membuat campuran beton)
- Pasangan 1/2 Bata 1 : 6
Pelaksanaan pekerjaan pasang dinding bata ½ bata :
 Sebelum bata dipasang terlebih dahulu direndam dalam air jenuh,
agar air semen adukan tidak terserap dalam bata yang mana akan
mengakibatkan adukan mudah rontok dan dan pasangan batu bata cukup
kuat.
 Buat adukan untuk pasangan dinding bata.
 Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan
dinding bata.
 Pasang dan susun bata pada area yang telah diberi tanda marking
dengan menggunakan perekat adukan.
 Pemasangan bata diikuti dengan pengecoran kolom praktis.
 Cek dan periksa kesikuan/kerataan pasangan bata pada setiap
ketinggian 1 m.
 Pekerjaan pasangan bata dihentikan pada ketinggian 1 m, setelah
kolom praktis dicor dan pasangan bata /kuat baru pekerjaan
pemasangan bata dapat dilanjutkan kembali.
- Plesteran 1 : 6
Pelaksanaan pekerjaan Plesteran :
 Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta
tegak lurus terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata
tidak bergelombang.
 Tentukan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan
elektrikal.
 Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada
permukaan dinding bata untuk menghindarkan keretakan.
 Buat adukan untuk plesteran dinding bata.
 Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm,
dengan alat bantu unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar
alumunium.
 Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekityarnya,
kemudian ratakan dengan raskam dan jidar.
 Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.
 Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering
(cukup umur).
 Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air.
 Untuk memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi
lapisan acian semen, permukaan acian sebelum mengering digosok
dengan menggunakan kertas gosok.
- Acian
Setelah pekerjaan plesteran selesai lakukan penyiraman secukupnya
agar tidak terjadi keretakan pada permukaan. Siapkan peralatan acian
dan mortar acian yaiutu mixing antara adukan kering MU-200 dengan air.
Sebelum mengaci usapkan air pada permukaan plesteran agar permukaan
plesteran dapat menyerap air semen dengan baik.Lalu laburkan mortar
acian di permukaan plesteran usapkan dengan rata dengan peralatan.
Haluskan permukaan acian yang sudah kering dengan mengamplas
menggunakan kertas semen hingga rata dan halus.
- Pengecatan
Permukaan yang akan dicat terlebih dahulu harus
dibersihkan dan digosok dengan a m p e l a s d i n d i n g a t a u k a i n
y a n g b a s a h k e m u d i a n d i n d i n g d i p l a m u r d e n g a n menggunakan
plamir tembok yang berkualitas baik dan setelah ker ing baru digosok
dan diampelas halus sehingga permukaan menjadi licin dan rata,
kemudian baru di labur dengan cat dinding, paling sedikit 3 kali
dengan roolyang lebarnya minimal 25cm. Begitupun untuk mengecat
kolom-kolom betondan plafond, digunakan dengan cara tersebut
diatas.
d. Pekerjaan Perpipaan
1. Galian Tanah
Adapun metode pelaksanaan pekerjaan galian pondasi adalah sebagai
berikut :
 Menyiapkan lahan yang akan digali dengan memberi patok dan
bowplank pada area tanah asli yang akan digali dan diberi tanda
berwarna / dicat.
 Menentukan lebar & kedalaman galian tanah yang akan digali yang
mengacu pada bowplank.
 Membuat garis bantu dengan tali yang diikatkan pada bowplank untuk
kerapian dan kelurusan galian tanah agar dimensi pondasi
terpenuhi.
 Menyiapkan bak ukur yang standar untuk mengukur kedalaman dari
galian tanah.
 Bagian tanah yang digali adalah Pondasi beton yang dilakukan
dengan menggunakan tenaga manusia (Man Power).
 Galian pondasi digali dengan ketentuan ukuran sesuai kebutuhan
pas. pondasi kearah memenjang /sejajar arah lajur memanjang dan
melintang bangunan. Galian ditempatkan sementara disisi lubang
galian dan kemudian diangkut keluar pekerjaan.
2. Urugan Tanah Kembali
Urugan kembali yang dimaksud adalah sisa galian tanah pada
pekerjaan tersebut dengan catatan hasil tanah galian tersebut dipisah
dari material yang tidak berguna. Tebarkan pada bagian lubang yang
dibutuhkan tanah urug dan diratakan sesuai petunjuk direksi.
Cara kerja urugan tanah sebagai berikut :
 Membersihkan lokasi yang akan diurug terhadap kayu, semak-semak
atau sampah lainnya.
 Menyediakan tanah urugan dengan kualitas yang baik.
 Membuat batas-batas, patok-patok, menarik benang dari 1 patok ke
patok yang lainnya, agar diperoleh permukaan tanah rata-rata
sesuai dengan level yang diharapkan.
 Lokasi yang akan diurug/ ditinggikan dipersiapkan terlebih dahulu
supaya terdapat hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah
urugan nantinya.
 Jika diperlukan/ disyaratkan tanah bahan urugan diambil di
beberapa tempat sebagai sampel untuk pemeriksaan pemadatan di
laboratorium.
 Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi
(misalnya tiap 30 cm) dan setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
 Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya
(Stamper, Baby roller atau alat berat pemadatan).
 Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi.
 Memperhatikan kekuatan penahan tanah disekeliling urugan.
3. Perpipaan Pipa PVC Type SNI S 12.5 Ø 4"
Adapun beberapa hal yang harus dilaksanakan ketika kami akan
melakukan pemasangan pipa, yaitu :
 Pipa PVC type SNI S 12.5 Ø 4 yang tahan terhadap tekanan,
penyambungan pipa menggunakan lem PVC yang kuat sehingga tidak
mudah bocor.
 Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
 Pasang pipa PVC (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate valve,
fitting dan accessories lainnya sesuai dengan tanda yang sudah
dibuat.
 Pasangan clean out dan accessories lainnya.
 Pipa PVC yang horizontal digantung pada plat lantai beton
menggunakan besi siku dan pipa diikat pada besi siku supaya tidak
bergerak saat menerima beban air.
 Pipa vertikal ditanam pada dinding, dikerjakan pada saat dinding
belum diplester + aci. Pipa yang ditanam didinding harus dilem
supaya tidak bergerak saat menerima beban air.
 Untuk pipa yang melintasi lantai terutama lantai dasar,
maka kedalaman pipa harus cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah
pecah.
 Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan
dengan ampelas supaya sambungan dapat lengket dengan kuat.
 Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi bantalan yang cukup kuat
agar sambungan tidak kendor akibat beban air hujan yang dapat
menyebabkan kebocoran.
 Semua pemasangan melalui petunjuk pengawas lapangan.
e. Pekerjaan Instalasi Listrik
1. Instalasi Listrik Lampu
2. Penyambungan listrik terdekat
3. Pompa Submersible model F-05AP Power Motor 1.1 Kw 1 Phase 220 Volt
50 Hz, 2450 Rpm head 8 m + kabel dan acesoriesnya
Beberapa langkah kerja yang akan dilakukan pada pemasangan
instalasi listrik dan dilakukan setelah pekerjaan bangunan
dilaksanakan. Adapun langkah langkah pemasangan instalasi listrik
sebagai berikut :
 Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus
diusahakan tidak tampak dari luar (tertanam).
 Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran.
 Pemasangan sparing-sparing listrik yang melintas di plat, balok,
kolom beton harus dipasang terlebih dahulu sebelum pengecoran,
kabel diusahakan dimasukkan bersamaan dengan pemasangan sparing.
 Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan
plesteran dan acian dikerjakan.
 Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang
mudah dicapai untuk perbaikan (perawatan).
 Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung
dengan baik sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan
ditempatkan pada Te Dos.
 Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan
harus rata (untuk memudahkan penarikan kabel).
 Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan arde
penangkal petir.
– tidak boleh ada sambungan
– dihubungkan dengan elektroda pentanahan
– ditanam sampai minimal mencapai air tanah
 Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian
bawah plat / balok atau pada balok kayu rangka langit-langit.
 Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada
shaft harus diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan
terlalu rumit (banyak).
 Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm
dari lantai, saklar dipasang setinggi 150 cm dari lantai (bila
tidak ditentukan spesifikasinya). Pemasangan stop kontak dan
saklar harus rata dengan dinding.
 Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya
arus.
 Pemasangan Pompa Submersible model F-05AP Power Motor 1.1 Kw 1
Phase 220 Volt 50 Hz, 2450 Rpm head 8 m + kabel dan acesoriesnya,
Semua pemasangan dilaksanakan sesuai petunjuk direksi.
4. Pasang Panel Listrik 1 Phase
 Kabel SR 4x16 mm milik PLN memiliki ciri atau kode khusus sebagai
penentu RST dan N. Jika di raba dengan jari kabel SR memiliki
sirip atau garis halus di sepanjang kabel. Kabel SR dengan satu
garis adalah R, Kabel SR dengan ciri dua sirip/garis pada kulit
kabel adalah S, Kabel SR dengan ciri tiga garis adalah T dan N di
tandai dengan kabel SR polos tanpa ada garis pada kulit kabel.
 Pasangkan sepatu kabel pada ke empat ujung kabel SR dan bautkan ke
masing masing Plat Konduktor pada Panel Listrik 1 phase.
 Pasangkan juga kabel RSTN dari plat konduktor sebagai Input arus
listrik tiga phase ke stand meter atau meteran listrik.
 Lubang nomer satu pada kwh 1 phase adalah Input kabel R dan lubang
dua adalah Output kabel R, Lubang 1 Input kabel S dan Lubang 4
Output kabel S. Begitu seterus nya sampai kabel N (Netral) jika
anda bingung saya akan pakai bahasa lain "Lubang Ganjil adalah
Input (Arus Masuk) dan Lubang Genap adalah Output (Arus Keluar).
Perhatikan contoh diagram panel listrik 3 phase diatas dan ikuti
sesuai pada gambar.
 Kabel Output RST dari kwh di hubungkan pada MCB 1 Phase sebelum
akhirnya di aplikasikan ke instalasi gedung/Panel Listrik dalam
Gedung.
 Output N (Netral) di hubungkan ke Plat Konduktor sebelum di
hubungkan ke panel dalam gedung.
 Plate konduktor itu sendiri di fungsikan sebagai penghantar arus
listrik yang aman dan tahan terhadap panas.
 Terakhir Pasangkan Modem kwh 1 phase sesuai petujuk gambar yang
tertera pada kotak pembungkus modem. Jenis modem yang berbeda
biasanya juga berbeda cara koneksinya. Rangkaian modem kwh di atas
hanya sebagi contoh saja. Modem itu sendiri di fungsikan sebagai
pembaca dan pengirim data kinerja kwh ke kantor PLN.

II. PEKERJAAN IPAL


a. Pengadaan dan Pemasangan Reaktor / IPAL / Sumppit
Kapasitas : 10 - 15 Bed
Sistem : Biofilter
Operasi : Semi Otomatis
Konstruksi : Movable
Material Utama : Fiberglass SNI 7504 : 2011 t= 7 - 10 mm
Model Biofilter : MDV
Pada tahapan ini, kami selaku penyedia jasa akan mendatangkan
Reaktor dan tenaga ahli serta alat bantu untuk melakukan pemasangan
sesuai dengan petunjuk direksi.

Pamekasan, 14 September 2017


CV. LAPASTE

MARLIANSYAH
Direktur

Anda mungkin juga menyukai