Bab Ii: Permeable Lainnya Dalam Batu-Batuan. Kaolin Yang Berasal Dari Proses Pelapukan
Bab Ii: Permeable Lainnya Dalam Batu-Batuan. Kaolin Yang Berasal Dari Proses Pelapukan
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan keramik terdiri dari fasa kompleks yang merupakan senyawa unsure metal
dan non metal yang terikat secara ionic maupun kovalen. Keramik pada umumnya
mempunyai struktur kristalin dan sedikit electron bebasnya. Susunan kimia
keramik sangat bermacam-macam yang terdiri dari senyawa yang sederhana
hingga campuran beberapa fasa kompleks. Hampir semua keramik merupakan
senyawa-senyawa antara unsur elektropositif dan elektronegatif. Keramik
memiliki sifat-sifat antara lain mudah pecah dan getas. Kekuatan dan ikatan
keramik menyebabkan tingginya titik lebur, tahan korosi, rendahnya konduktivitas
termal, dan tingginya kekuatan kompresif dari material tersebut. Secara umum
keramik mempunyai senyawa-senyawa kimia antara lain: SiO2, Al2O3, CaO,
Na2O, TiC, UO2, PbS, MgSiO3, dan lain-lain.
2.2.1. Kaolin
Garis besar deretan reaksi atau perubahan fasa kaolin yang dipanaskan
adalah sebagai berikut :
2.2.2. Feldspar
Dari komposisinya dapat dilihat bahwa struktur feldspar tidak berbeda dengan
struktur tanah liat, merupakan silikat alamiah, berwarna merah jambu
ataukecoklat-coklatan dan merupakan mineral keramik dengan salah satu
komposisinya adalah NaAlSi3O8. Feldspar juga merupakan jaringan silikat dan
satu diantara empat atom silicon digantikan oleh atom aluminium. Diatas
temperature 900oC feldspar umumnya masih dalam keadaan stabil dan tidak
mengalami perubahan fasa.(www.themineralorthoclase.com)
Clay dikenal sebagai tanah liat (argiles), merupakan sejenis mineral halus
berbentuk kepingan, gentian atau hablur yang terbentuk dari batuan sediment
(sediment rock) dengan ukuran butir < 1/256 mm. pada umumnya ada 2 jenis clay
yaitu: ball clay, dan fire clay.
Ball clay digunakan pada keramik karena memiliki plastisitas tinggi dengan
tegangan patah tinggi serta pernah digunakan sendiri. Fire clay terdiri dari tiga
jenis yaitu: flin fire clay yang memiliki struktur kuat, plastic fire clay yang
memiliki workability yang baik, serta high alumina clay yang sering dipergunakan
sebagai refraktori dan bahan tahan api.
Kuarsa adalah salah satu mineral yang berupa kristal sempurna, terdiri dari
Kristal-kristal silica (SiO2). Kuarsa merupakan hasil dari proses pelapukan yang
mengandung mineral utama seperti: Al2O3, Fe2O3, Cr2O3, Na2O3, TiO2, K2O.
Kuarsa berwarna putih bening,memiliki sifat-sifat fisis dan mekanis tertentu.
(www.refractron.com)
Proses pembentukan keramik dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
a. Die pressing:
Pada proses ini bahan keramik dihaluskan hingga mebentuk bubuk, lalu
dicampur dengan pengikat (binder) organic, kemudian dimasukkan
kedalam cetakan dan ditekan hingga mencapai bentuk padat yang cukup
kuat. Metode ini umumnya digunakan dalam pembuatan ubin, keramik
elektronik, atau produksi dengan cukup sederhana karena metode ini
cukup murah.
b. Rubber mold pressing
Metode ini dilakukan untuk menghasilkan bubuk padat yang tidak
seragam dan disebutrubber mold pressing, karena dalam pembuatannya
menggunakan sarung yang terbuat dari karet. Bubuk dimasukkan kedalam
sarung karet, kemudian dibentuk kedalam cetakan hidrostatis.
c. Extrusion Molding.
Pembentukan keramik pada metode ini melalui lobang cetakan. Metode ini
bias digunakan untuk membuat pipa saluran, pipa reaktor, atau material
lain yang memiliki suhu normal untuk penampang lintang tetap.
e. Injection molding
Bahan yang bersifat plastis diinjeksikan dan dicampur dengan bubuk pada
cetakan. Metode ini banyak digunakan untuk memproduksi benda-benda
yang mempunyai bentuk yang kompleks.
Bahan dasar keramik terdiri dari fasa kompleks yang merupakan senyawa
netral dan non netral yang terikat secara ionic maupun kovalen. Keramik pada
umumnya mempunyai struktur kristallin dan sedikit electron bebasnya. Susunan
senyawa kimianya sangat bervariasi, terdiri dari senyawa yang sederhana hingga
campuran dari beberapa fasa kompleks.
a. Bahan Plastis
Bahan ini berupa tanah liat (argiles) dengan kandungan mineral yang
bersifat liat dan mineral tambahannyang berasal dari endapan kotoran.
Mineral berupa silikat, Mg, Fe, bersifat kapur dan alkali.
b. Bahan Pelebur
Bahan ini berupa feldspar dengan kandungan alumino silikat alkalin yang
beraneka ragam terdiri dari :
Bahan ini adalah bahan baku yang mudah di haluskan dan koefisien
penyusutannya sangat rendah. Biasanya bahan ini berfungsi sebagai
penutup kekurangan-kekurangan yang ada karena plastisitas yang eksesif
dari tanah liat, terdiri silica (SiO2) atau kwarsa yang berbeda bentuknya.
e. Bahan pencampur
Bahan penguat selalu digunakan kaolin, bahan ini merupakan bahan baku
utama dalam pembuatan keramik, berfungsi untuk mengontrol tentang
pembahasan dan distorsi selama pembakaran. Kaolin akan membentuk
fasa cair pertama dalam system pada sekitar suhu 9000C. kemudian fasa
kristalisasi utama dan berkutnya Mullite (Relva,C,Buchanan, 1990).
Pembuatan keramik berpori dari bahan limbah juga telah dilakukan oleh
Sasai, dkk (2003) dengan mencampur limbah pabrik kertas, serbuk gergajian kayu
(K2CO3) sebagai activator dan clay sebagai aditif dan dikalsinasi pada suhu 8500
C selama 1 jam pada tekanan 2 atmosfer. (Sasai,dkk. 2003)
Limbah padat pada umumnya merupakan sisa olahan dari suatu industri,
terkadang jumlahnya cukup besar tergantung pada jenis industrinya. Limbah padat
pulp pada dasarnya dapat mengganggu aktivitas maupun lingkungan pabrik itu
sendiri maupun kawasan sekitarnya.
Saat ini pabrik yang beberapa waktu lalu sempat mengalami beberapa kali
penutupan karena masalah lingkungan tersebut baru memproduksi bubur kertas
sebanyak 90 – 100 ribu ton dari kapasitas maksimalnya yaitu 240 ribu ton per
tahun. Sekitar 60 – 70 persen produksinya saat ini ditujukan untuk diekspor
dengan negara tujuan Korea, Jepang, Taiwan dan Hongkong. Untuk ekspor pulp
ini, mereka harus melakukan tes kualitas ke Cina. Bentuk limbah pada dasarnya
cair atau padat, terkadang jumlahnya cukup besar.
Limbah padat pulp terdiri dari gugusan yang merupakan proses-proses sisa olahan
secara bertahap. Gugusan ini terdiri dari : grit, dreg dan bio sludge.
Grit berasal dari proses recousstisizing berupa bahan yang tidak bereaksi
antara green liquoer dan kapur tohor, yang kandungan utamanya adalah
bata dan pasir yang mengandung hidrokarbon
Dreg merupakan bahan endapan dari green liquoer yaitu smelt yang
dilarutkan dengan weak wash dari lime mud washer. Kandungan utamanya
adalah silika dan bahan karbon residu organik yang tidak sempat terbakar
dalam boiler. Bahan ini kaya akan karbon karena tidak bereaksi.
Dengan demikian perlu dilakukan pengamatan dan analisis lebih lanjut tentang
senyawa-senyawa kimianya maupun fasa dominan agar dipadukan dengan bahan
campuran yang ideal, sehingga dapat dilakukan pembuatan keramik berpori yang
tepat guna.
2.7. Absorbsi
2.8. Porositas
(m b − m k )
porositas = × 100% ..........(2.1)
ρ air × Vt
2.9. Densitas
: V = Volume (cm3)
: ρ = Densitas (g/cm3)
2.10. Kekerasan
Nilai kuat tekan sampel didapat melalui tata cara pengujian secara manual
dengan memberikan beban tekan bertingkat dengan peningkatan beban tertentu
atas benda uji.
Suatu bahan mungkin memiliki kekuatan tarik yang tinggi tetapi tidak
memenuhi syarat untuk kondisi pembebanan kejut. Ketahanan impak biasanya
diukur dengan menggunakan metod Izod atau Charpy yang bertakik maupun tidak
bertakik. Pada pengujian ini beban diayun dari ketinggian tertentu untuk memukul
benda uji, kemudian diukur energi yang diserap oleh perpatahan (Smallmann,
1991).
............(2.5.)
Pengukuran susut massa dilakukan pada sampel uji yang berbentuk pelet
dengan massa awal (sebelum dibakar).
mo − ms ..........(2.6)
Susut massa = x100%
mo
Dimana : mo = massa sebelum dibakar
Pengukuran susut volume dilakukan pada benda uji yang berbentuk pelet
dengan volume awal (sebelum dibakar).
Vo − Vs ..........(2.7)
Susut Volume = x100%
Vo
Apabila suatu kristal dihamburkan dengan berkas sinar-X, maka setiap atom
dalam kristal yang dilalui oleh sinar-X mengabsorbsi energi dan kemudian
memancarkan kembali ke segala arah. Dengan demikian atom-atom itu
merupakan sumber energi sekunder atau dapat dikatakan bahwa sinar x
dihamburkan oleh atom-atom dalam kristal. Sinar sekunder yang berasal dari
berbagai atom saling berinterferensi, ada yang saling menguat dan ada pula yang
saling memusnahkan.
Bidang
Bidang
n = orde difraksi
Perubahan emisi Xo − Xs
= x 100% .......... (2.8)
Xo
Dimana : Xo = banyaknya gas CO, CO2 dan HC sebelum menggunakan filter
Dari 300 kendaraan roda empat pribadi maupun umum yang diuji di setiap
provinsi, rata-rata ada sebanyak 40 kendaraan tidak lulus uji emisi. Hal ini
menandakan cukup tinggi polusi yang dihasilkan kendaraan bermotor. Emisi
kendaraan bermotor juga mengandung dinitro oksida(N2O) dan methane(CH4)
yang merupakan gas rumah kaca yang menghalangi pantulan sinar matahari,
sehingga dapat meningkatkan suhu bumi atau dapat menimbulkan pemanasan
global.
Karbon Monoksida yang dihasilkan dari proses bahan bakar yang tidak
sempurna, karbon monoksida umumnya tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mudah larut dalam air, tidak menyebabkan iritasi, beracun, dan berbahaya.
Kendaraan bermotor merupakan sumber polutan karbon monoksida yang utama,
itulah mengapa di kota yang padat lalu lintasnya terdapat banyak sekali gas
karbon monoksida. Karbon monoksida ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia
melalui pernafasan dan diabsorbsi di dalam peredaran darah. Karbon monoksida
akan berkaitan dengan haemoglobin yang berfungsi untuk mengangkut oksigen ke
Reaksi pertama berlangsung sepuluh kali lebih cepat dari pada reaksi ke dua.
Oleh karena itu karbon monoksida merupakan intermediate pada reaksi
pembakaran tersebut dapat merupakan produk akhir, jika jumlah O2 tidak cukup
untuk melangsungkan reaksi kedua.
Gas karbon monoksida memang sangat berbahaya bagi tubuh kita. Massa
jenisnya sedikit lebih ringan dari udara. Karbon monoksida bersifat tidak stabil
dan membentuk oksigen (O2) untuk mencapai kestabilan gas. Gejala awal yang
dialami penderita yang keracunan gas karbon monoksida adalah: pusing, rileks,
mengantuk, bahkan bisa tidak sadar, fungsi sistem kontrol tubuh menurun, serta
fungsi jantung dan paru-paru menurun. Pencegahan karbon monoksida dapat
dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
Jumlah fluks emisi gas buang kendaraan bermotor dengan bahan bakar
premium /solar menjadi salah satu factor penting yang harus diperhitungkan pada
saat ini. Hal ini berhubungan dengan angka pertambahan atau pertumbuhan
jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya. Untuk itu perlu di cari solusinya
dengan mengupayakan suatu system yang berkaitan dengan tingkat kemampuan
dalam menggunakan suatu bentuk material yang disebut dengan “keramik
berpori” yang dirancang sebagai filter yang berfungsi sebagai penyerap emisi gas
buang yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor. Jumlah fluks ini dapat diukur
dengan menggunakan alat “Emissi Analyzer Gas” dan pengkurannya dilakukan
berdasarkan pertambahan konsentrasi gas buang terhadap waktu saat mesin
kendaraan diaktifkan. Hasil pengamatan ini dapat jelas terlihat bahwa jumlah
emisi gas buang akan berkurang selama filter masih ditempatkan pada posisinya.
Dengan pertambahan waktu pemakaiannya, maka filter sebagai pengabsorb,
hingga batas waktu tertentu harus diganti. Pengukuran fluksi ini dapat dilakukan
terhadap interval jangkauan lintasan (kilometer). Tingkat kelayakan pemakaian
filter dan emisinya akan disesuaikan dengan ketentuan “Baku Mutu” berdasarkan
peraturan Pemerintah No.41 Tahun 1994, tentang pengendalian Lingkungan
Hidup (Departemen Lingkungan Hidup).