Makalah Audit Sektor Publik
Makalah Audit Sektor Publik
PENDAHULUAN
Selama ini sektor publik tidak luput dari tudingan sebagai sarang korupsi, kolusi,
nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara. Keluhan “birokrat tidak mampu
berbisnis” ditujukan untuk mengkritik buruknya kinerja perusahaan-perusahaan sektor
publik. Pemerintah sebagai salah satu organisasi sektor publik pun tidak luput dari
tudingan ini. Organisasi sektor publik pemerintah merupakan lembaga yang menjalankan
roda pemerintahan yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu,
kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada penyelenggara pemerintahan
haruslah diimbangi dengan adanya pemerintahan yang bersih.
Pemerintahan yang bersih atau good govermance ditandai dengan tiga pilar utama yang
merupakan elemen dasar yang saling berkaitan. Ketiga elemen dasar tersebut adalah
partisipasi, transparansi dan akuntabilitas. Suatu pemerintahan yang baik harus membuka
pintu yang seluas-luasnya agar semua pihak yang terkait dalam pemerintahan tersebut
dapat berperan serta atau berpartisipasi secara aktif, Jalannya pemerintahan harus
diselenggarakan secara transparan dan pelaksanaan pemerintahan tersebut harus dapat
dipertanggungjawabkan. Dalam bahasa akuntansi, akuntabilitas (kemampuan
memberikan pertanggungjawaban) merupakan dasar dari pelaporan keuangan. Pelaporan
keuangan pemerintah tersebut memegang peran yang penting agar dapat memenuhi tugas
pemerintahan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dalam suatu
masyarakat yang demokratis.
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh organisasi sektor publik pemerintah merupakan
instrumen utama untuk menciptakan akuntabilitas sektor publik. Akuntabilitas mengacu
pada kewajiban perseorangan, suatu kelompok atau suatu organisasi yang diasumsikan
harus melaksanakan kewenangan dan/atau pemenuhan tanggung jawab. Kewajiban
tersebut meliputi :
Answering, usaha untuk memberikan penjelasan atau justifikasi untuk
pelaksanaan dan/atau pemenuhan tanggung jawab.
Reporting, pelaporan hasil atas pelaksanaan dan/atau pemenuhan.
Producing, asumsi kewajiban atas hasil yang dicapai.
Seiring dengan munculnya tuntutan dari masyarakat agar organisasi sektor publik
mempertahankan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas publik serta value for money
dalam menjalankan aktivitasnya serta untuk menjamin dilakukannya
pertanggungjawaban publik oleh organisasi sektor publik, maka diperlukan audit
terhadap organisasi sektor publik tersebut. Audit yang dilakukan tidak hanya terbatas
pada audit keuangan dan kepatuhan, namun perlu diperluas dengan melakukan audit
terhadap kinerja organisasi sektor publik tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
“Suatu proses sistematik yang secara objektif terkait evaluasi bukti-bukti berkenaan
dengan asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi guna memastikan derajat atau
tingkat hubungan anatara asersi tersebut dengan kriteria yang ada, serta
mengomunikasikan hasil yang diperoleh kepada pihak-pihak yang berkepentingan.”
Pengertian audit sektor publik menurut Indra Bastian adalah “jasa penyelidikan bagi
masyarakat atas organisasi publik dan politikus yang sudah mereka danai.”
Sedangkan pengertian audit sektor publik menurut I Gusti Agung Rai adalah sebagai
berikut: “Audit sektor publik adalah kegiatan yang ditujukan terhadap entitas yang
menyediakan pelayanan dan penyediaan barang yang pembiayaannya berasal dari
penerimaan pajak dan penerimaan negara lainnya dengan tujuan untuk
membandingkan antara kondisi yang ditemukan dengan kriteria yang ditetapkan.”
Dari pengertian di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa audit sektor
publik adalah pemeriksaan terhadap pemerintah yang dilakukan untuk mengetahui
pertanggungjawaban (akuntabilitas) atas pengelolaan dana masyarakat (public money)
yang bertujuan untuk membandingkan hasil pencapaian program, fungsi atau kegiatan
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Audit sektor publik di Indonesia dikenal sebagai audit keuangan negara. Audit keuangan
negara ini diatur dalam UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung jawab Keuangan Negara. Undang-undang ini merupakan pengganti ketentuan
warisan Belanda, yaitu Indische Comptabiliteitswet (ICW) dan Instructie en verdere
bepalingen voor de Algemene Rekenkamer (IAR), yang mengatur prosedur audit atas
akuntabilitas pengelolaan keuangan oleh pemerintah.
2) Objektivitas – Hal ini berkaitan dengan kualitas informasi yang disediakan serta
kualitas orang yang melakukan audit.
3) Penyediaan dan evaluasi bukti – Hal ini berkaitan dengan pengujian yang
mendasari dukungan terhadap asersi ataupun representasi.
4) Asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi – Hal ini merupakan deskripsi yang
luas tentang subyek permasalahn yang diaudit.
5) Derajat hubungan kriteria yang ada – Hal ini berarti suatu audit memberikan
kecocokan antara asersi dan kriteria yang ada.
Keuangan negara wajib dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan rasa keadilan serta kepatuhan.
Audit sektor publik dan audit sektor bisnis berbeda atau sektor swasta. Audit sektor
publik dilakukan pada organisasi pemerintahan yang bersifat niralaba seperti Pemda,
BUMN, BUMD, instan lain yang berkaitan dengan pengelolaan aset kekayaan negara,
dan organisasi sektor publik lainnya seperti yayasan, LSM, serta partai politik.
Sedangkan audit sektor bisnis dilakukan pada perusahaan milik swasta yang berorientasi
laba. Audit sektor publik dan sektor bisnis sama-sama terdiri dari audit keuangan, audit
kinerja, dan audit untuk tujuan tertentu.
3) Perbedaan sifat dan karakteristik organisasi sektor publik dengan sektor swasta
Jenis-jenis audit sektor publik yang dilaksanakan atas kegiatan yang tercermin
dalam APBN, APBD, kegiatan BUMD/BUMN, serta kegiatan yayasan, LSM, atau partai
politik. Penetapan tujuan untuk menentukan jenis audit yang akan dilaksanakan, serta
standar audit yang harus diikuti oleh auditor merupakan awal.
Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2004 dan SPKN, terdapat tiga jenis audit keuangan
negara, yaitu:
1) Audit keuangan, merupakan audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk
memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance), apakah laporan keuangan
telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Audit keuangan adalah audit yang
menjamin bahwa sistem akuntansi dan pengendalian keuangan berjalan secara efisien dan
tepat serta transaksi keuangan diotorisasi serta dicatat secara benar.
2) Audit kinerja, meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, pada dasarnya
merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Audit
kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian
ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang diaudit. audit kinerja
merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Audit
kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian
ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang diaudit. Audit kinerja
merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara obyektif, agar dapat melakukan penilaian secara independen atas ekonomi dan
efisiensi operasi, efektifitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan dan kepatuhan
terhadap kebijakan, peraturan dan hukum yang berlaku, menentukan kesesuaian antara
kinerja yang telah dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut.
Perbandingan antara audit kinerja dengan audit keuangan adalah sebagai berikut:
3) Audit dengan tujuan tertentu, merupakan audit khusus di luar audit keuangan dan
audit kinerja yang bertujuan untuk memberikan simpulan atas hal yang diaudit. Audit
dengan tujuan tertentu dapat bersifat eksaminasi (examination), reviu (review), atau
prosedur yang disepakati (agrees-upon procedures). Audit dengan tujuan tertentu
mencakup audit atas hal-hal lain di bidang keuangan, audit investigatif, dan audit atas
sistem pengendalian internal.
Secara spesifikasi pendefinisian audit atas laporan keuangan dapat ditemukan sbb:
Tujuan penguji atas laporan keuangan oleh auditor adalah
Laporan auditor merupakan media mengepresikan opini auditor atau dalam kindisi
tertentu dalam mrnyangkal opini.
Perbandingan antara definis audit laporan keuangan tersebut dengan definis audit
secara umum dapat mengungkapkan aspek esensial audit keuagan sbb:
4) Hasil audit atas laporan keuangan dikomunikasikan dalam suatu pelaporan audit.
2) Pengendalian internal
Tujuan audit siklus pendapatan adalah untuk mengungkapkan ada tidaknya salah saji
yang material dalam proses Pendapatan Daerah/Organisasi, Dana Perimbangan, dan
Pendapatan Lain-lain yang sah.
Jenis koreksi pembukuan yang harus dilakukan atas pendapatan adalah sebagai
berikut:
Tujuan audit siklus belanja adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing-masing
asersi yang signifikan, yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus belanja.
1. Berbagai proses dan keputusan untuk memperoleh barang dan jasa yang
diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan organisasi sektor publik. Dua kelompok
transaksi utama dalam siklus ini adalah transaksi pembelian dan pengeluaran kas.
Kedua transaksi tersebut mempengaruhi berbagai akun berikut:
Kas,
Persediaan barang habis pakai,
Aktiva tetap,
Aktiva lain-lain,
Utang.
1. Risiko bawaan pos belanja organisasi sektor publik pada banyak organisasi
sangatlah tinggi. Ada berbagai faktor yang menyebabkan tingginya risiko bawaan
siklus belanja ini, yaitu:
Aktiva tetap merupakan aset/harta yang dimiliki oleh organisasi sektor publik yang
digunakan dalam kegiatan operasi organisasi. Tujuan audit aktiva tetap adalah untuk
memperoleh bukti tentang setiap asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan
saldo aktiva tetap. Audit atas aktiva tetap sangat penting karena biasanya aktiva tetap
merupakan aset/kekayaan terbesar yang dimiliki oleh suatu organisasi sektor publik.
Siklus jasa personalia sangat penting karena masalah gaji, pajak penghasilan pegawai,
dan biaya ketenagakerjaan lainnya merupakan komponen biaya utama di hampir semua
entitas.
Investasi ini pada umumnya merupakan bagian dari strategi jangka panjang suatu
organisasi sektor publik. Jangka waktu investasi sementara tidak lebih dari satu periode
akuntansi. Risiko salah saji pada transaksi investasi organisasi sektor publik umumnya
rendah karena jarangnya transaksi yang terjadi.
Saldo kas berasal dari pengaruh kumulatif siklus belanja, siklus investasi, dan siklus jasa
personalia. Tujian audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-masing
asersi yang signifikan, ynag berkaitan dengan transaksi dan saldo kas. Tujuan audi
ditentukan berdasarkan kelima kategori asersi laporan keuangan:
Standar pertama dari GAAS (General Accepted Auditing Standard) di Indonesia SPAP
untuk audit lapangan adalah perencanaan yang memadai. Berikut adalah tiga alasan
utama mengapa seorang auditor harus mempersiapkan rencana kontrak kerja yang tepat
sehingga (1) auditor dapat memperoleh cukup bukti kompeten untuk kondisi yang ada,
(2) membantu menjaga agar biaya audit yang dikeluarkan tetap wajar, (3) serta
menghindari kesalah pahaman dengan klien.
Perencanaan audit awal melibatkan empat hal, yang semuanya harus dilakukan terlebih
dahulu dalam audit. Keempatnya adalah sebagai berikut: (1) Auditor harus memutuskan
apakah akan menerima seorang klien baru atau melanjutkan pelayanan untuk klien yang
telah ada sekarang, (2) Auditor harus mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau
membutuhkan audit, informasi ini akan mempengaruhi bagian lain dari proses
perencanaan, (3) Auditor memperoleh pemahaman klien tentang cara-cara penugasan
untuk menghindari kesalahpahaman. (4) Dipilihnya staf untuk penugasan, termasuk bila
dibutuhkannya spesialis audit.
4) Menetapkan meterialitas, dan menilai resiko akseptabilitas audit serta resiko inhern,
Tahap selanjutnya dalam suatu laporan keuangan adalah melaksanakan pengujian audit.
Tahap ini sering disebut juga sebagai pelaksanaan pekerjaan lapangan. Tahap terakhir dari
suatu audit adalah laporan temuan. Pada tahap ini harus dilaksanakan standar umum dan
standar pelaporan dari standar auditing.
Hal ini sangat penting karena saat ini audit sektor publik tidak lagi berfokus pada laporan
realisasi anggaran saja tetapi juga laporan keuangan lainnya.
Dalam menentukan tujuan dan ruang lingkup, auditor harus memastikan bahwa tujuan
dan ruang lingkup audit yang ditetapkan telah sesuai dengan mandat serta wewenang
lembaga audit dan pengawas yang bersangkutan.
3) Penilaian resiko
Suatu rencana audit harus disusun berdasarkan tahapan kegiatan perencanaan audit.
Bagian ini penting dalam proses audit karena dibutuhkan aturan untuk
memberikan arahan yang jelas, dan sebagai kontrol agar pelaksanaan audit laporan
keuangan bisa memberikan opini yang tepat.
Regulasi yang ditetapkan dalam tahap ini menyangkut tim atau personel yang
akan melakukan audit terhadap organisasi sektor publik maupun regulasi dalam
menjalankan proses audit.
Kemudian regulasi yang telah diterbitkan tersebut akan diterima oleh lembaga
pemeriksa sehingga bisa melakukan proses audit di lembaga atau organisasi sektor
publik.
Tahapan selanjutnya dalam siklus audit audit sektor publik ini adalah survei awal
terhadap karakter industri/organisai yang akan diaudit.
Pihak organisasi sektor publik segera mengeluarkan surat tugas kepada lembaga
pemeriksa untuk melaksanakan audit.
Suatu proses yang dijalankan oleh eksekutif didesain untuk memberikan keyakinan yang
memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut:
Oleh karena itu, dibutuhkan sistem yang dirancang oleh organisasi sektor publik untuk
menjaga aset yang dimiliki agar terbebas dari kecurangan dan penyalahgunaan. Hal inilah
yang disebut sebagai pengendalian internal.
1. Organisasi
Penyerahan wewenang dan tanggung jawab, termasuk jalur pelaporan untuk semua
aspek operasi dan pengendaliannya, harus disebutkan secara rinci dan jelas.
1. Pemisahan tugas
Salah satu fungsi utama pengendalian adalah pemisahan tugas dan tanggung jawab.
Apabila kedua hal tersebut digabungkan, maka seseorang dapat saja mencatat dan
memproses sebuah transaksi secara lengkap.
1. Fisik
Pengendalian ini berhubungan dengan supervisi aset. Prosedur dan keamanan yang
memadai harus dirancang untuk memberi keyakinan bahwa akses langsung maupun tidak
langsung melalui dokumentasi aset terbatas pada personel yang berwenang.
Seluruh transaksi harus diotorisasi atau disetujui oleh orang yang tepat. Batas
wewenang juga harus dijelaskan.
1. Akuntansi
1. Personalia
1. Supervisi
Setiap sistem pengendalian internal harus mencakup supervisi oleh atasan yang
bertanggung jawab terhadap transaksi dan pencatatannya sehari-hari.
1. Manajemen
Ini adalah pengendalian yang dilakukan oleh manajemen diluar tugas rutinnya, yang
meliputi pengendalian secara keseluruhan oleh fungsi pengendalian internal dan prosedur
review khusus lainnya.
Ada enam langkah yang harus dilakukan auditor dalam melakukan prosedur analitis,
yaitu:
Setelah hasil temuan hasil auditor di bicarakan atau melakukan cross-check dengan
pejabat organisasi sektor publik, auditor kemudian menyusun draft laporan hasil
pemeriksaan.
Dalam tahapan ini, auditor memastikan apa yang telah di susun di dalam draft laporan
hasil pemeriksaan sudah selesai dengan fakta yang terjadi di lapangan.
Berdasarkan temuan-temuan yang ada di lapangan, auditor melakukan tindak lanjut atau
dengan kata lain, memberikan rekomendasi perbaikan kepada organisasi sektor publik.
Prosedur analitis terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan diantra data.
Prosedur ini meliputi perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana, analisis
vertikal, atau laporan persentase, perbandingan jumlah yang sederhana dengan data
historis atau anggaran, serta penggunaan model matematis dan statistik, seperti analisis
regresi.
2) Inspeksi (Inspecting)
Inspeksi meliputi pemeriksaan yang rinci terhadap dokumen dan catatan serta
pemeriksaan sumber daya berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas dalam auditing.
Inspeksi seringkali digunakan dalam mengumpulkan dan mengevalusai bukti, baik
bottom-up mapun top-down. Dengan melakukan inspeksi atas dokumen, auditor dapat
menentukan ketepatan persyaratan dalam faktur atau kontrak yang memerlukan
pengujian bottom –up atas akuntansi transaksi tersebut. Pada saat yang sama, auditor
seringkali mempertimbagkan implikasi bukti dalam konteks pemahaman faktor-faktor
ekonomi dan persaingan entitas.
3) Konfirmasi (Confirming)
Kegiatan ini meliputi permintaan keterangan secara lisan maupun tertulis oleh auditor.
Permintaan keterangan tersebut biasanya ditunjukan kepada manajemen atau karyawan
organisasi sektor publik, yang umumnya berupa pernyataan-pernyataan yang timbul
setelah dilaksanakannya prosedur analitis. Auditor juga dapat secara langsung meminta
keterangan kepada pihak external.
5) Perhitungan (Counting)
Dua aplikasi yang paling umum adalah perhitungan (counting) adalah (1) perhitungan
fisik sumber daya berwujud, seperti jumlah kas dan persediaan yang ada dan (2)
akuntansi seluruh dokumen, dengan nomor urut yang telah dicetak (prenumbered). Hal
pertama menyediakan cara untuk mengevaluasi bukti fisik tentang jumlah yang ada.
sementara yang ke dua dapat dipandang sebagai penyediaan cara untuk mengevaluasi
pengendalian internal organisasi melalui bukti yang objektif tentang kelengkapan catatan
akuntansi.
Contoh kegiatan perhitungan adalah auditor menghitung asset yang telah dibeli
bagian pengadaan berdasarkan bukti transaksi yang ada.
6) Penelusuran (Tracing)
Dalam penelusuran seringkali disebut penelusuran ulang, auditor (1) memilih dokumen
yang dibuat pada saat transaksi dilaksanakan, dan (2) menentukan bahwa informasi yang
diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi
(jurnal dan buku besar). Arah pengujian prosedur ini berawal dari dokumen menuju ke
catatan akuntansi, sehingga menelusuri kembali asal-usul aliran data melalui sistem
akuntansi.
Contoh kegiatan penelusuran adalah auditor membandingkan antara angka yang tertera
dalam kwitansi transaksi yang telah dilakukan dan jumlah angka yang tertera dalam
jurnal. Hal ini menunjukan apakah ada kesesuaian penyajian, yaitu penyajian yang lebih
rendah atau yang lebih tinggi.
Pemeriksaan bukti pendukung meliputi (1) pemilihan ayat jurnal dalam catatan
akuntansi, dan (2) mendapatkan serta memeriksa dokumen yang digunakan sebagai dasar
ayat jurnal tersebut untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi.
Dalam melakukan vouching, arah pengujian berlawanan dengan yang digunakan dalam
penelusuran. Prosedur pemeriksaan bukti pendukung digunakan secara luas untuk
mendeteksi salah saji berupa penyajian yang lebih tinggi dari yang sebenarnya dalam
pencatatan akuntansi.
Contoh kegiatan pemeriksaan bukti pendukung adalah auditor memilih ayat jurnal
“Pembelian ATK” dijurnal, kemudian membandingkanya dengan kwitansi pembelian
ATK tersebut atau tanda pembelianya.
8) Pengamatan (observing)
Salah satu prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang perhitungan dan
rekonsiliasi ynag dilakukan oleh organissasi sektor publik yang di audit. Contohnya
adalah menghitung ulang total jurnal, beban penyusutan, dan lain-lain. Auditor juga dapat
melakukan ulang beberapa aspek pemrosesan transaksi tertentu untuk menentukan bahwa
pemrosesan awal sudah sesuai dengan pengendaliaan internal yang sudah dirumuskan.
1) Pemerintah Pusat
Audit atas pemerintah pusat ditujukan pada perolehan bukti audit yang cukup dan tepat.
2) Pemerintah Daerah
Audit yang diselenggarakan atas kegiatan pemerintah daerah dapat dibagi menjadi audit
keuangan dan audit kinerja. Audit dapat mempunyai gabungan tujuan audit keuangan dan
audit kinerja, atau dapat juga mempunyai tujuan yang terbatas pada beberapa aspek dari
masing-masing jenis audit tersebut.
Sebagai contoh, pelaksanaan audit atas kontrak pemborongan pekerjaan atau atas bantuan
Pemerintah kepada yayasan atau badan hukum lainnya. Tujuan audit semacam itu sering
kali mencakup baik tujuan audit keuangan maupun tujuan audit kerja.
3) Di Indonesia ada dua jenis LSM. Pertama, LSM yang melakukan fungsi kontrol
masyarakat. Kedua, LSM yang melaksanakan program entitas. Menjamurnya LSM
terutama dipicu oleh persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh lembaga-lembaga
keuangan internasional.
Sebagai contoh, bank dunia yang mensyaratkan perlunya entitas bekerja sama dengan
LSM dalam proyek yang akan dikucurkan dananya.
4) Yayasan
Contohnya pelaksanaa audit atas kontrak pemborongan pekerjaan atau atas bantuan
pemerintah kepada yayasan atau badan hukum lainnya. Tujuan audit semacam ini sering
kali mencakup baik tujuan keuangan maupun tujuan audit kinerja. Audit semacam ini
umunya disebut audit kontrak.
5) Partai Politik
Sama seperti organisasi-organisasi sektor publik lainnya, audit dalam organisasi partai
politik juga dibedakan menjadi dua, yaitu audit kinerja keuangan dan audit kinerja
nonkeuangan.
BAB III
KESIMPULAN
Selama ini sektor publik/pemerintah tidak luput dari tudingan sebagai sarang
korupsi, kolusi, nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara, padahal sektor
publik merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintahan yang sumber
legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan yang diberikan oleh
masyarakat kepada penyelenggara pemerintahan haruslah diimbangi dengan adanya
pemerintahan yang bersih.
Seiring dengan munculnya tuntutan dari masyarakat agar organisasi sektor publik
mempertahankan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas publik serta value for money
dalam menjalankan aktivitasnya, diperlukan audit terhadap organisasi sektor publik
tersebut. Akan tetapi, audit yang dilakukan tidak hanya terbatas pada audit keuangan dan
kepatuhan saja, namun perlu diperluas dengan melakukan audit terhadap kinerja
organisasi sektor publik tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Penerbit
Erlangga
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta.
http://www.google.com
http://id-jurnal.blogspot.com
http://suhardi.uap.ac.id